Anda di halaman 1dari 2

9-18 menit

Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan internasional tersibuk di indonesia, dalam 1


tahun lebih dari 17.000 kapal berlabuh dan 3 juta kontainer melakukan bongkar muat.
Kesibukan Pelabuhan Tanjung Periok
Untuk dapat berlabuh di dermaga sebuah kapal besar harus di bantu dengan seorang pandu
yang mengarahkan nahkoda kapal agar kapal tidak melewati jalur yang salah, selain itu kapal
juga di bantu dengan kapal kecil yang di sebut kapal pandu dan kapal tunda agar dapat
menepi dengan aman. Di pelabuhan tanjung priok terdapat setiknya 65% lalu lintas ekspor
dan impor sisanya barulah lalulintas antar pulau di indonesia. Tanjung periok sendiri
terletak di pantai utara pulau jawa tepatnya di teluk jakarta.
Pendaratan kapal dilakukan tahapan sebagai berikut:
1. Melaporkan kedatangan nya.
Pelaporan kedatangan kapal oleh agen dilakukan selambat-lambatnya 24 jam
sebelum kedatangannya. Pelaporan kepada pihak otoritas pelabuhan maupun instasi
pemerintah terkait seperti bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan PT. Pelindo
II cabang Priok. Agen wajib melaporkan rencana kedatangan kapalnya ke kantor
perencanaan pelayanan satu atap. Beberapa hal yang wajib dilaporakan seperti jenis
kapal, waktu kedatangan, dan di terminal mana kapal itu hendak berlabuh sesuai
jenis muatannya.

2. Badan usaha pelabuhan menyiapkn lokasi penempatan kapal, pelaksanaan


pemanduan dan penundan kapal.
Setelah semua urusan administrasi selesai dan pihak badan usaha pelabuhan
merespon permohonan agen untuk pelayanan jasa.

3. Pihak syahbandar mengeluarkan surat persetujuan olah gerak kapal dari perairan
luar ke kolam pelabuhan.
Dilakukan selambat-lambatnya 1 jam setelah penetapan waktu pemanduan dan
penundaan kapal serta penetapan lokasi sandaran kapal.

Tahapan bongkar muat kapal dilakukan sebagai berikut :


1. Stevedoring, yaitu aktivitas kapal menurunkan muatannya ke dermaga.
Kegiatan bongkar muat dibantu oleh crane.
2. Corgodoring, yaitu muatan kapal dikumpulkan di Gudang atau lapangan
penumpukan. Menggunkan alat bantu Forklift dan Top Loader. Forklift digunakan
untuk mengangkut muatan yang tidak terlalu berat, sedangkan Top Loader untuk
mengangkat dan memindahkan container-kontainer besar.
3. Receiving, yaitu aktivitas mengangkut muatan kapal ke luar pelabuhan.
Muatan kapal diangkut menggunakan truk untuk kemudian diserahkan kepada
pemiliknya.
Stevedoring, corgodoring dan receiving harus dilakukan berurutan dan tepat waktu. Kapal
tidak bisa berlama-lama di pelabuhan untuk melakukan bongkar muat karena dapat
menimbulkan pembengkakan biaya, mengingat semua kegiatan di pelabuhan membutuhkan
biaya termasuk pengisian bahan bakar kapal. Oleh sebab itu setiap kapal yang datang tidak
pernah pulang dengan mutan kosong.
Untuk mengisi kembali muatan kapal, kegiatan bongkar muat barang dilakukan dengan
urutan sebaliknya, yaitu 1. Receiving, 2. Corgodoring dan 3. Stevedoring.

Anda mungkin juga menyukai