DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : I ( SATU )
ANGGOTA : 1. ANDRIATI FITRIA WATI
2. APRILLA WINDI NASUTION
3. ELVINA YULISTIA ERWAN
4. FAUZAN YAN HAWARI
5. FEBRI ANDINI PUTRI
6. LAURA DWI RHAHAYU
7. WAHYUNITA WULANDARI
DOSEN : HARY SANJAYA, S.Si, M.Si
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang
lain juga sangat membutuhkan air. Kekurangan air pada tubuh manusia bisa menyebabkan
dehidrasi karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air
sedangkan tubuh manusia belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai
sistem penyimpanan lemak. Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan
manusia. Menurut Kodoatie (2008) “air merupakan sumber kehidupan Semua makhluk
membutuhkan air, untuk kepentingannya.
Ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di
Indonesia sangat melimpah, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan
tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya,
masyarakat kebanyakan menyalah gunakan kelebihan ini dengan mencemarinya. Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara lain seperti danau,
sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci, dan keperluan lainnya.
Pencemaran air merupakan masuknya suatu bahan-bahan kimia maupun biologis yang
dapat mengganggu kestabilan air tersebut . Kualitas suatu air minum dapat ditentukan oleh
parameter seperti PH, BOD, COD,DO , ammonia dan nitrat nitrit.
Air juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna, berbau, dan beracun). dalam
kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan berbau
serta bercampur dengan benda-benda sampah antara lain seperti kaleng, plastik, dan sampah
organik. Sumber-sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana.
Contohnya limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya
bermura di sungai dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila mengkonsumsi
air ini.
Kami mengamati pencemaran air di satu lokasi yang berada di pertengahan kota
padang, yaitu Sungai Jembatan Simpang Kalumpang dan Sungai Banjir Kanal (kurao).
Secara berurut, tempat ini kami pilih karena daerahnya dekat dari pasar dan pabrik karet, da n
karena dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga. Kami mencurigai air sungai
tersebut telah tercemar. Air sungai inilah yang kemudian kami amati, dan akan dibahas pada
laporan observasi ini. Topik yang kami bahas dalam laporan ini meliputi Tipe-tipe
Pencemaran Air, Penanggulangan serta Pencegahan. Metode yang kami gunakan adalah
kualitatif, yaitu dengan mengamati ada atau tidaknya air sungai yang tercemar berdasarkan
sifat asam atau basa dari air sungai tersebut, dengan menggunakan kertas Ph sebagai alat
ukurnya. Proses yang kami lakukan dalam melakukan observasi ini adalah pertama, kami
mengambil sampel air sungai di lokasi, kemudian, mengukur Ph dengan kertas Ph, dan
mengamati faktor-faktor yang mengakibatkan air sungai tersebut bisa tercemar.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang
menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat
cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu
tertentu untuk peruntukan air.
Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung
makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas
maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No.
146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter
kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan
mikrobiologi, ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).
2.2 Penyebab dan Akibat Pencemaran Air
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan
hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali
(eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air
tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan
akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.
1) Parameter Fisika
Paremeter ini digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran air. Salah satu
indikator yang dapat diamati adalah warna air, bau, rasa, dan kekeruhan.
2) Parameter Kimia
Dalam hal ini parameter yang diamati adalah pH, zat organik dan jumlah logam berat
dalam air.
3) Parameter Bakteriologi
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kandungan bakteri dalam air. Parameter yang
diamati antara lain adalah jumlah coliform, puristik, dan patogenik yang ada di air.
4) Parameter Suhu
Suhu dapat dijadikan indikator untuk membuktikan bahwa suatu perairan itu
tercemar. Hal ini dikarenakan beberapa organisme seperti bakteri yang sangat peka
terhadap perubahan suhu pada air. Oleh karena itu, jumlah populasi bakteri di suatu
lingkungan perairan dapat menjadi indikator pencemaran air.
Salah satu indikator pencemaran air adalah terjadinya perubahan rasa dan bau. Air
yang jernih pada umumnya tidak memiliki rasa dan bau atau biasa dikenal memiliki
pH netral. Air yang tercemar biasanya berbau busuk, bau gas, terasa pahit dan asam.
6) Parameter Warna.
Air yang bersih dan jernih berwarna transparan dan tidak berbau.
7) Parameter kekeruhan
Kekeruhan juga dapat menjadi salah satu indikator bahwa air itu tercemar Kekeruhan
pada air dapat disebabkan oleh adanya tanah liat, lempung, air bercampur dengan
limbah seperti limbah rumah tangga, limbah industri dan meningkatnya jumlah
mikroorganisme di dalam air.
1) Limbah rumah tangga seperti air sabun dan sampah yang banyak orang
membuangnya secara sembarangan di sungai.
2) Limbah industri. Banyak sekali limbah pabrik yang langsung dibuang ke sungai. Hal
ini jika dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan pencemaran air di sungai.
3) Limbah Pertanian. Limbah ini berasal dari pupuk kimia dan pestisida yang digunakan
untuk memelihara tanaman. Hal ini dapat mencemari air yang terkandung di dalam
tanah.
4) Peternakan. Dalam peternakan sering memotong hewan baik itu ayam, bebek, sapi
maupun kambing. Darah dari penyembelihan hewan tersebut dapat mencemari air
jika dibuang ke sungai atau dibuang sembarangan.
6) Sampah yang dibuang sembarangan juga dapat mencemari air, terutama air sungai.
Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang membuang sampah di sungai. Selain
dapat mencemari air, membuang sampah di sungai juga dapat menimbulkan penyakit
jika tidak diatasi dengan baik.
7) Penggundulan hutan juga dapat mencemari air. Hal ini dikarenakan tidak ada lagi
pohon yang mengikat air tanah sehingga jumlah air akan berkurang.
8) Di area pertambangan juga dapat memicu terjadinya pencemaran air dan mengurangi
jumlah air bersih.
Berwarna dan tidak jernih, berbau dan berasa. Air yang bagus untuk digunakan adalah
berwarna jernih. Air yang berwarna pada umumnya berasal dari limbah baik limbah
rumah tangga maupun limbah pabrik.
Air yang berbau juga disarankan untuk tidak digunakan karena bisa jadi air tersebut
telah tercemar oleh bahan kimia maupun dari aktivitas organisme di dalam air. Selain
itu, air yang berasa juga harus dihindari agar tidak digunakan karena sudah tercemar.
Pencemaran air juga dapat disebabkan oleh adanya logam berat yang berasal dari
limbah industri. Diantaranya adalah berasal dari industri tekstil, cat, bahan – bahan
kimia yang digunakan untuk pupuk, pestisida dan lain – lain. Selain itu, adanya
limbah logam berat dapat berpengaruh terhadap keseimbangan mikroorganisme di
lingkungan perairan.
Faktor – faktor penyebab pencemaran air adalah sebagai berikut:
Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga
membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal
yang rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomenakejadian alam
“biasa” yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk
Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar
2. Meledaknya hama
Salah satu dampak pencemaran lingkungan adalah memutus rantai makanan pada
suatu ekosistem. Contohnya adalah penggunaan pestisida yang berlebihan dapat
menyebabkan banyak predator yang mati sehingga jumlah hama akan meledak.
3. Punahnya spesies
Pencemaran air dapat membuat banyak spesies ikan dan biota lain yang ada di
lingkungan perairan punah. Hal ini sangat merugikan karena dapat menurunkan jumlah
keanekaragaman dalam ekosistem air.
6. Pada pH di bawah bawah 4 dapat menyebabkan tumbuhan air mati karena sebagian besar
dari tumbuhan tersebut tidak toleran terhadap kondisi air dengan pH asam.Pencemaran air
ekosistem perairan. Berikut ini adalah daftar dari pengaruh perubahan pH terhadap biota
di perairan:
a) Pada pH 6-6,5 dapat menurunkan keanekaragaman plankton dan bentos. Pada pH 5,5
– 6 terjadi penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin jelas. Pada
pH 5 – 5,5 penurunan keanekaragaman semakin besar sehingga berpengaruh terhadap
penurunan jenis plankton, perifilton dan bentos.
b) Pada pH 5 – 5,5 juga menyebabkan semakin banyaknya jumlah alga hijau dan proses
nitrifikasi mulai terhambat. Pada pH 4,5 – 5 terjadi banyak penurunan
keanekaragaman plankton dan bentos semakin besar.
Pencemaran air tidak dapat disepelekan hal ini karena menyangkut kelestarian alam
dan kebersihan lingkungan di sekeliling kita. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan
dampak dari pencemaran air dibidang kesehatan:
1. Air menjadi sarana untuk membawa penyakit karena air dapat berfungsi sebagai
media tempat hidup mikroorganisme patogen, sebagai sarang serangga penyebab
penyakit salah satunya adalah nyamuk.
2. Adanya pencemaran air tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, melainkan juga
berpengaruh terhadap nilai estetika di lingkungan sekitar kita.
Limbah pabrik yang dibuang ke sungai tanpa melalui pengolahan. Hal ini sangat
berbahaya karena senyawa toksik pada limbah tersebut dapat mengganggu ekosistem
sungai.
Membuang sampah ke sungai. Salah satu cara mencegah terjadinya pencemaran
adalah membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, anda juga harus memisahkan
antara sampah organik dan anorganik. Dengan adanya pengelolaan sampah maka
anda telah berkontribusi dalam mencegah timbulnya pencemaran khususnya
pencemaran air.
Penggunaan bahan peledak untuk menangkap air. Hal ini dapat mengganggu
keseimbangan biota dan ekosistem di laut. Bahkan parahnya dapat mematikan dan
merusak banyak jenis hewan dan ikan serta terumbu karang.
Limbah nuklir, limbah rumah tangga dan tumpahan minyak di laut juga merupakan
beberapa contoh pencemaran air.
Pencemaran air atau polusi air dapat terjadi dimana- mana, yaitu di sungai, di sumur,
di macam- macam danau, di macam- macam laut dan lain sebagainya. Pencemaran air tidak
hanya disebabkan oleh zat- zat yang berbau kimia sana, namun juga zat- zat alamiah. Oleh
karena jenis- jenis pencemaran air ini lebih dari satu, maka pencemaran air dapat digolongkan
menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
1. Pencemaran mikroorganisme
Mikroorganisme ini sebenarnya memiliki peranan bagi air untuk menjernihkan air dan
sebagainya. Namun adakalanya mikroorganisme ini juga bersifat merugikan atau mencemari.
Misalnya ketika jumlah mikroorganisme ini terlalu banyak justru akan bisam mencemari.
Jenis pencemaran ini ditandai dengan warna air yang keruh karena kekurangan kandungan
oksigen yang ada di dalamnya.
Jenis pencemaran air yang sekanjutnya adalah pencemaran air yang disebabkan oleh
anorganik nutrisi tanaman. Hal ini sangat berkaitan erat dengan bidang pertanian.
Penggunaan pupuk nitrogen dan juga fosfat pada bidang pertanian memang telah dilakukan
sejak zaman dulu dan semakin meluas. Banyak petani yang beralih menggunakan pupuk
kimia daripada pupuk alami. Alasannya, selain praktis ternyata pupuk kimia ini memang
lebih ampuh berkali- kali lipat daripada pupuk alami. Tanaman yang dihasilkan dari pupuk
kimia lebih subur, lebih bagus kualitasnya dan tentu hal ini akan sangat menguntungkan bagi
petani.
Namun ternyata penggunaan pupuk ini memiliki dampak yang negatif bagi
lingkungan, khususnya air. Bahan- bahan kimia tersebut ternyata sangat membahayakan bagi
kemurnian air dan juga bagi kelnagsungan hidup binatang- binatang dan juga
mikroorganisme air. Hal ini tentu akan berdampak pada manusia sebagai pengguna air
tersebut. Air yang telah terkontaminasi oleh bahan kimia menjadi tidak bagus untuk
dikonsumsi.
Selain pencemaran air anorganik nutrisi tanaman, pencemaran air juga dilakukan oleh
bahan kimia anorganik. Hal ini sangat berkaitan dengan aktifitas manusia sehari- hari.
Banyak sekali bahan kimia yang digunakan oleh manusia, seperti garam, asam dan juga
bahan toksik logam seperti timbal, cadmium, merkuri dengan kadar yang tinggi yang pada
akhirnya akan menyebabkan efek pencemaran yang sangat tinggi.
Bahan kimia ternyata ada pula yang sifatnya organik . Bahan- bahan kimia organik ini
contohnya plastik, minyak, pestisida. Larutan pembersih, detergen dan lain sebagainya.
Bahan kimia organik lebih banyak digunakan manusia dalam aktivitasnya sehari- hari.
Penggunaan dalam skala kecil namun sering lama kelamaan akan menyebabkan pencemaran
lingkungan secara bertahap, tak terkecuali pencemaran air ini.
Pencemaran air oleh bahan- bahan organik bisa menyebabkan kematian beberapa
tanaman dan juga binatang air, seperti ikan, udang dan lain sebagainya. Apabila tanaman dan
binatang air mati, maka sifat air menjadi jelek dan kurang sehat. Maka dari itulah sekarang
ini banyak beredar alternatif bahan yang tidak terlalu mengandung unsur- unsur kimia.
1. Menempatkan industri pabrik di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini
untuk mencegah pencemaran lingkungan baik pencemaran udara, air dan darat.
2. Mengawasi penggunaan zat kimia dan pestisida
3. Mencegah penggundulan hutan dan melakukan program reboisasi agar menjaga
keseimbangan air. Hal ini dikarenakan pohon dapat membantu mengikat air di dalam
tanah sehingga dapat menjaga keseimbangan air di dalam tanah.
4. Membuang sampah pada tempatnya. Hal ini dapat mengurangi pencemaran air. Salah
satu caranya adalah dengan memisahkan antara sampah plastik, sampah organik dan
lain – lain.
5. Cara menanggulangi pencemaran dapat dilakukan dari diri kita sendiri dengan
membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya, memisahkan antara sampah
organik dan sampah anorganik, melakukan daur ulang sampah plastik dan botol
plastik untuk dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan.
6. Selain itu, palstik bekas detergen dan sabun juga dapat anda jadikan bahan untuk tas
atau dompet dan lain – lain. Dengan demikian anda akan menginspirasi masyarakat di
sekitar anda untuk lebih peduli terhadap lingkungan sehingga dapat mengurangi
pencemaran air. Untuk limbah industri alangkah baiknya dilakukan pengolahan
terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan perairan.
7. Pembuatan kolam stabliisasi. Di kolam stabilisasi ini air limbah diolah secara alami.
Ini dilakukan untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum dialirkan ke sungai.
8. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah. Pengolahan air limbah dengan IPAL ini
menggunakan alat-alat khusus dan menggunakan tiga tahapan, yakni primary
treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary
treatment (pengolahan lanjutan)
HASIL OBSERVASI
3.1 Lampiran Dokumentasi
Dari
observasi yang
dilakukan di Sungai
jembatan
kalumpang Lubuk Buaya Padang, Sumatera Barat tentang observasi terhadap pencemaran air
di daerah tersebut didapat bahwa Ph air sungai tersebut diperoleh sebeasar 8 dengan
menggunakan indikator PH universal( kertas Indikator) .
Dari observasi tersebut dapat diketahui bahwa sumber dari pencemaran air sungai di
area tersebut disebabkan oleh : Buangan dari limbah pabrik karet dan limbah pasar . Dimana
area sungai ini dekat dengan pasar , sehingga kebanyakan dari limbah pasar tersebut berupa
limbah plastik, limbah organik berupa sisa-sisa sayuran , buah-buahan dan sampah lainnya.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa warna dari air sungai didaerah lubuk buaya
tersebut berwarna cokelat , hal ini dapat dikatakan bahwa sungai ini telah tercemar , karena
syarat dari sungai yang tidak tercemar adalah berwarna jernih dan pH nya berkisaran sekitar
6,5 – 8,5.
Sementara dari hasil observasi yang di dapatkan di peroleh pH nya 8 , yang mana
kategori ini dikatakan air tersebut belum tercemar, hal ini terjadi kesalahan dalam melakukan
pengambilan sampel air , karena pada saat observasi air sungai yang diuji pH nya itu pada
bagian permukaan, sementara dalam pengambilan sampel air yang benar untuk menguji
sungai tersebut tercemar atau tidaknya yaitu dengan mengaduk air tersebut 0,5-1 m dari
permukaan air , sehingga dari itu dapat diperoleh pH yang seharusnya.
Karena beranggapan bahwa sungai di bawah jembatan Kalumpang, Lubuk Buaya itu
tidak tercemar. Kami pun memutuskan untuk mengobservasi sungai lain yang dimungkinkan
tercemar. Setelah melakukan penelusuran, maka akhirnya kami melakukan observasi
terhadap Sungai Banjir Kanal, Kurao Sumatera Barat. Pengamatan fisik yang didapatkan dari
pengamatan terahadap sungai ini ialah airnya yang berwarna coklat pekat adanya sampah-
sampah yang terapung dipermukaan sungai juga terdapat aliran limbah rumah tangga yang
dialirkan ke sungai.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Wardhana, Wisnu Aria. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit Andi
OffsetYogyakarta.