Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSUD. SYARIFAH AMBAMI RATO EBU


KABUPATEN BANGKALAN
2019
GASTROENTERITIS AKUT (ICD 10: K52.9)

1. Pengertian (Definisi) Gastroenteritis akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam
24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1
minggu dengan atau tanpa demam atau muntah atau nyeri perut.
Gastroenteritis akut disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau
parasit.
2. Anamnesis - Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan
konsentrasi tinja, lendir dan/darah dalam tinja.
- Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, penurunan berat badan
kesadaran menurun, buang air kecil terakhir, demam, sesak,
kejang, kembung.
- Jumlah cairan yang masuk selama diare.
- Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare,
mengonsumsi makanan yang tidak biasa.
- Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum.
- Kebersihan / kondisi tempat tinggal.
- Riwayat bepergian.
3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
- Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun.
- Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air
mata, mukosa bibir, mulut, dan lidah.
Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti
napas cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung
(hipokalemia), kejang (hipo atau hipernatremia).

Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria


berikut:
 Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan)
- Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan.
- Keadaan umum baik, sadar.
- Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata
ada , mukosa mulut dan bibir basah.
- Turgor abdomen baik, bising usus normal.
- Akral hangat.
 Dehidrasi ringan sedang / tidak berat (kehilangan cairan 5-10%
berat badan)
- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
tambahan.
- Keadaan umum gelisah atau cengeng.
- Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air
mata kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering.
- Turgor kurang, akral hangat.
 Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)
- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau
lebih tanda tambahan.
- Keadaan umum lemah, letargi atau koma.
- Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak
ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering.
- Turgor sangat kurang dan akral dingin.
- Takikardia dan takipnoe
- Nafas cepat dan dalam (asidosis).
4. Kriteria Diagnostik Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih
dari 3 kali sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda
hipovolemik dan pemeriksaan konsistensi BAB).
Komplikasi : Syok Hipovolemik.
5. Indikasi Rawat Inap
6. Diagnosis Kerja Gastroenteritis Akut.
7. Diagnosis Banding - Demam tifoid.
- Kriptosporidia (pada penderita HIV).
- Kolitis pseudomembran.
- Infeksi Saluran Kemih (ISK).
- Pneumonia.
- Meningitis.
- Sepsis.
- Metabolik (misalnya diabetes militus)
- Obstruksi usus (volvulus atau intussusepsi).
- Apendisitis akut.
8. Pemeriksaan a. Pemeriksaan darah lengkap : dilakukan terutama pada
Penunjang penderita dengan muntah dan demam tanpa diare.
b. Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali
apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :
Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau.
Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri.
Kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3).
c. Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut.
d. Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai
adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
9. Tata Laksana (Terapi) Lintas diare :
(1) Cairan, (2) Seng, (3) Nutrisi, (4) Antibiotik yang tepat, (5)
Edukasi.
Tanpa dehidrasi :
- Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT
diberikan 5-10 mL/kg.
BB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1
tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200
mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat diberikan
cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus terus
diberikan.
- Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat
komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus menerus,
diare frekuen dan profus).
Dehidrasi ringan-sedang :
- Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak -
75 mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan
yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/ kgBB setiap diare
cair.
- Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah
setiap diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara
sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan
intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B
atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat
badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.
Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari.
Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari.
Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari.
Dehidrasi berat :
- Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau
ringer asetat 100 mL/kgBB dengan cara pemberian :
Umur kurang dari 12 bulan : 30 mL/kgBB dalam 1 jam
pertama, dilanjutkan 70 mL/ kgBB dalam 5 jam berikutnya.
Umur di atas 12 bulan : 30 mL/kgBB dalam ½ jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya.
- Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan
dapat minum, dimulai dengan 5 mL/kgBB selama proses
rehidrasi.
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
- Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan
pemberian cairan dekstrose 5% ½ salin. Penurunan kadar Na
tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari karena bisa
menyebabkan edema otak.
- Hiponatremia (Na <130 mEq/L)
Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi selesai,
apabila masih dijumpai hiponatremia dilakukan koreksi sebagai
berikut :
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 – kadar Na serum x 0.6 x
berat badan; diberikan dalam 24 jam.
- Hiperkalemia (K >5 mEq/L)
Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10%
sebanyak 0.5-1 ml/kg BB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10
menit; sambil dimonitor irama jantung dengan EKG.
- Hipokalemia (K <3,5 mEq/L)
Koreksi dilakukan menurut kadar Kalium.
Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCl 75 mEq/kg BB per oral per
hari dibagi 3 dosis.
Kadar K <2,5 mEq/L, berikan KCl melalui drip intravena
dengan dosis :
3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam
dalam 4 jam pertama
3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam
20 jam berikutnya
Seng
- Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan
frekuensi buang air besar dan volume tinja sehingga dapat
menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.
- Seng Zink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun
anak telah tidak mengalami diare dengan dosis :
Umur di bawah 6 bulan : 10 mg per hari.
Umur di atas 6 bulan : 20 mg per hari.
Nutrisi
- ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat
sesuai umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat
badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya
perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak
tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi
sering (lebih kurang 6 x sehari), rendah serat, buah-buahan
diberikan terutama pisang.
Medikamentosa
- Tidak boleh diberikan obat anti diare.
- Antibiotik
Antibiotik tidak diberikan secara rutin pada gastroenteritis akut
meskipun dicurigai adanya bakteri sebagai penyebab keadaan
tersebut, karena sebagian besar kasus gastroenteritis akut
merupakan self limiting. Antibiotik diberikan hanya jika terdapat
tanda infeksi baik infeksi intestinal maupun ekstraintestinal.
Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu
keseimbangan flora usus sehingga dapat memperpanjang
lama diare dan Clostridium difficile akan tumbuh yang
menyebabkan diare sulit disembuhkan.
Selain itu, pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat
mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik. Untuk
disentri basiler, antibiotik diberikan sesuai dengan data
sensitivitas setempat, bila tidak memungkinkan dapat
mengacu kepada data publikasi yang dipakai saat ini, yaitu
kotrimoksazol sebagai lini pertama, kemudian sebagai lini
kedua. Bila kedua antibiotik tersebut sudah resisten maka lini
ketiga adalah sefiksim.
Diare disentri : Kotrimoksazol 50 mg/kgbb/hr, dibagi 2 dosis
selama 5 hari atau Kloramfenikol/tiamfenikol 50 mg/kgbb/hr,
dibagi 3 dosis.
- Antiparasit
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis merupakan obat
pilihan untuk amuba vegetatif.
- Antiemetik
Muntah merupakan salah satu gejala pada anak dengan
gastroenteritis akut. Muntah sering mengganggu terapi
pemberian cairan rehidrasi oral (Oral Rehydration Therapy /
ORT).
Ondansetron (2 mg untuk anak dengan BB < 15 kg, 4 mg
untuk anak dengan BB 15 – 30 kg, dan 8 mg untuk anak dengan
BB > 30 kg) atau
Domperidone (2,5 mg untuk anak dengan BB < 15 kg, 5 mg untuk
anak dengan BB 15 – 30 mg, dan 10 mg untuk anak dengan BB
> 30
kg).
10. Edukasi (Hospital Orangtua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara
Health Promotion) benar.
Langkah promotif/preventif :
(1) ASI tetap diberikan.
(2) Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan.
(3) Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban.
(4) Immunisasi campak.
(5) Memberikan makanan yang sehat dan bersih.
(6) Penyediaan air minum yang bersih.
(7) Selalu memasak makanan.
11. Prognosis Ad vitam : dubia
Ad sanationam : dubia
Ad functionam : dubia
12. Tingkat Evidens IV
13. Tingkat Rekomendasi C
14. Indikator Medis BAB cair
15. Kepustakaan - Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis Jilid
1. Jakarta : IDAI ; 2011; hal 58 -61.
- Guarino A, Shai A, Dominique G, et al. European Society for
Pedriatic Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition / European
Society for Pedriatric Infectious Disease Evidence – Based
Guidelines for The Management of Acute Gastroenteritis in
Children in Europe : Update 2014. J Pediatr Gastroenterol
Nutr.2014 ; 59 (1) : 132 – 152.
- Rerksuppaphol S, Rekrsuppaphol L. Randomized Study of
Ondansetron versus Domperidone in The Treatment of Children
With Acute Gastroenteritis. J Clin Med Res. 2013 ; 5 (6) : 460–
461.
Dibuat Oleh: Ditetapkan:
KSM XXXXX Bangkalan, 1 Juni 2019

Direktur RSUD Syamrabu

RSUD Syarifah Ambami


Rato Ebu Kabupaten
Bangkalan
dr. H. Andri Eko Purnomo, Sp.P
Pembina TK.I
NIP. 19740831 200604 1 008

Anda mungkin juga menyukai