Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMU KEOLAHRAGAAN di INDONESIA

Dosen Pembimbing : Hanafi S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh : Hanafi S. P, d. M. P, d

1. Alim Aryani
2. Prayoga Aqmalul Haque
3. Nuky Dwimas Vidianto
4. Ferry Trio Ramdhan
5. Ahmad Fikri Irvan Ramzi

PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

2019

1
DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN.........................................................................................1

1. LATAR BELAKANG.............................................................................4
2. Rumusan Masalah....................................................................................5
3. Tujuan .....................................................................................................5

BAB II

PEMBAHASAN............................................................................................6

1. Sejarah ilmu keolahragaan................................................................6


2. Struktur ilmu keolahragaan...............................................................10

BAB III

Kesimpulan....................................................................................................14

Saran..............................................................................................................15

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia Nya saya masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah
Analisis Senam Roll Belakang ini. Tidak lupa saya ucapkan pada dosen
pengampuh, orang tua dan teman-teman yang memeberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman.

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. . Latar Belakang
Masalah Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap
manusia dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita.
Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk menjaga agar
kondisi fisik dan kesehatan manusia tetap terjaga dengan baik.
Olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang berhubungan
dengan peristiwa mengolah yaitu mengolah raga atau mengolah
jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang
dikutip oleh Arif Rakhman (2009: 1) mengatakan bahwa olahraga
adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak. Definisi
olahraga juga tertera dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang
menyatakan bahwa olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis
untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani,
rohani, dan sosial. Olahraga menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan, karena memiliki banyak manfaat bagi
tubuh. Kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga pada masa
sekarang ini membuat masyarakat mulai tertarik untuk melakukan
berbagai macam kegiatan olahraga. Hal tersebut perlu didukung
dengan ketersediaan sarana prasarana olahraga yang memadai. Dalam
hal ini pemerintah berkewajiban menyediakan berbagai sarana ataupun
fasilitas olahraga

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pekembangan ilmu keolahragaan di Indonesia?
2. Bagaimana penerapan ilmu keolahragaan di Indonesia?
3. Bagaimana analisis ilmu keolahragaan di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan ilmu keolahragaan di Indonesia
2. Untuk mengetahui penerapan ilmu keolahrgaan di Indonesia
3. Untuk mengetahui analisis ilmu keolahragaan di Indonesia

5
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Sejarah ilmu keolahragaan di Indonesia
Ilmu keolahragaan di Indonesia diperkiraan telah lama
berkembang. Hal ini dapat dilihat dari munculnya lembaga-
lembaga yang menaungi dan mengajarkan bidang olahrag atau
pendidikan jasmanai di Indonesia. Pada tahun 1941 di
Surabaya didirikan Academisch Institut voor Lichamelijke
Opvoeding (AILO) atau dalam bahasa Indonesia disingkat
LAPD (Lembaga Akademi Pendidikan Jasmani) yang muncul
akibat sulitnya mendatangkan guru-guru pendidikan jasmani
dari Belanda ke Indonesia. Lembaga ini berubah nama menjadi
Akademi Pendidikan Jasmani (APD) pada tahun 1953 di
Universitas Indonesia dan juga kemudian didirikan pula di
Universitas Gadjah Mada. Dalam perkembangannya, akademi
ini berubah lagi menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Tahun
1963 berbagai ragam pendidikan untuk guru pendidikan
jasmani ini semuanya diseragamkan dan terbentuklah Sekolah
Tinggi Olahraga (STO) yang kemudian dilebur ke IKIP
(pengembangan dari FKIP) dan menjadi Fakultas Keguruan
Ilmu Keolahragaan (FKIK). FKIK kemudian berubah lagi
menjadi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
Kerangka ilmu keolahragaan di Indonesia, mulai dikenal
melalui kontak dengan para ahli dari Jerman Barat pada tahun
1975, ketika diselenggarakan lokakarya internasional tentang
Sport Science. Rusli Lutan, dalam jurnalnya yang berjudul
pedagogik olahraga menyataan, hasil lokakarya berdampak
kuat pada pengembangan kurikulum Sekolah Tinggi Olahraga.
Beberapa subdisiplin ilmu keolahragaan (misalnya,
biomekanika olahraga, filsafat olahraga, fisiologi olahraga)
dalam nuansa sendiri-sendiri (multidiscipline) mulai

6
dikembangkan yang didukung oleh ilmu-ilmu pengantar
lainnya dalam pendidikan (misalnya, psikologi pertumbuhan
dan perkembangan) dan ilmu sosial lainnya (misalnya,
sosiologi dan anthroplogi) yang dipandang perlu dikuasai oleh
para calon guru, pelatih, dan pembina olahraga di bidang
rekreasi. Layanan jasa mulai diidentifikasi meskipun masih
amat bersifat umum, belum terinci, yang berlaku sampai
sekarang, seperti tercantum dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional, meliputi olahraga pendidikan (pendidikan jasmani),
olahraga rekreasi, dan olahraga kompetitif. Sejarah
pembentukan lembaga keolahragaan mencapai titik penting
dalam perkembangannya di tahun 1998. Terdorong oleh rasa
ingin mencari jawaban tepat terhadap pertanyaan: apakah
olahraga merupakan ilmu yang berdiri sendiri, dan sebagai
tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya, maka
diselenggarakanlah pada tahun 1998 di Surabaya Seminar dan
Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan. Seminar ini mampu
melahirkan kesepakatan tentang pendefinisian pengertian
olahraga yang dikenal dengan nama Deklarasi Surabaya 1998
tentang Ilmu Keolahragaan, sebagai jawaban bahwa olahraga
merupakan ilmu yang mandiri. Melalui seminar ini ilmu
keolahragaan dapat diterima sebagai ilmu yang mandiri dan
tergolong bidang eksakta. Hal inilah yang secara strategis
memungkinkan IKIP diubah menjadi universitas karena adanya
tiga fakultas eksakta, dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan
sebagai fakultas ketiga. Setelah terjadi perluasan mandat yang
disusul dengan konversi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) menjadi universitas pada tahun 1999, FPOK di IKIP
lainnya di beberapa kota di Indonesia berubah nama menjadi
Fakultas Ilmu Keolahragaan, sementara, FPOK di Bandung

7
tetap tidak berubah nama, yang didorong oleh motif untuk
mempertahankan misi kependidikan melalui olahraga di
Indonesia yang dirasakan sangat penting untuk dikembangkan.
Hanya sedikit perubahan di FPOK UPI Bandung, yaitu
dibukanya program Ilmu Keolahragaan (IKOR) dengan isi
kurikulum yang sarat dengan subdisiplin ilmu keolahragaan.
Lutan, Rusli (2008) menambahkan, sejak terjadi konversi IKIP
menjadi universitas hingga sekarang, hanya sedikit kemajuan
yang dicapai, jika tidak disebut mengalami kemandegan dari
sisi pengembangan substansi keilmuannya sebagai akibat
rendahnya kegiatan penelitian yang terkait dengan kelangkaan
infrastruktur dan biaya pengembangan, di samping kurangnya
tenaga dosen penekun sub-sub disiplin ilmu keolahragaan.
Publikasi para pakar olahraga Indonesia di tingkat internasional
masih jarang muncul, seperti juga halnya pada tingkat nasional,
yang menyebabkan kita masih sebagai konsumen, bukan
penghasil ilmu yang tekun. Keadaan ini berdampak pada
pemanfaatan buku-buku rujukan yang hampir sepenuhnya
bergantung pada terbitan luar negeri, terutama yang berbahasa
Inggris dari Amerika Utara, melalui penerbit-penerbit kelas
dunia (misalnya, penerbit Human Kinetics), sementara sumber-
sumber bacaan yang berbahasa lainnya, seperti yang berbahasa
Jerman dan Rusia, yang umumnya juga tinggi mutunya, sangat
jarang dijumpai atau dipakai dalam perkuliahan, yang
disebabkan karena langka dalam hal kepemilikan termasuk
penguasaan bahasanya. Membangun kemandirian dalam
pengembangan olahraga sebenarnya telah dirintis selama era
“revolusi olahraga” dalam rangka membangun “Indonesia
Baru” yang pada dasarnya bertujuan untuk mematahkan
hegemoni Barat, yang digelar dalam platform politik Bung
Karno pada awal tahun 1960an yang terarah pada

8
pembangunan watak dan bangsa (character and nation
building). Namun, konsep dasar dari sisi filsafat tidak banyak
pengembangannya, dan penjabarannya juga tidak sempat
banyak dikerjakan. Perubahan yang masih melekat hingga
sekarang ialah istilah pendidikan jasmani pada tahun 1950an
berubah menjadi pendidikan olahraga, meskipun perubahan
kembali ke asal telah berlangsung dalam wacana nasional dan
kurikulum untuk mengikuti trend internasional yang lebih biasa
berkomunikasi dalam istilah pendidikan jasmani (physical
education). Sementara itu, perkembangan ilmu keolahragaan di
Indonesia sudah mulai menunjukkan perkembangan kearah
yang positif. Minat masyarakat untuk mempelajari tentang
disiplin ilmu yang terdapat dalam ilmu keolahragaan makin
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari, semakin banyaknya dibuka
fakultas dan program ilmu keolahragan di perguruan-perguruan
tinggi mulai dari Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), dan Strata 3 (S3).
Sebagai sebuah ilmu yang mandiri, ilmu keolahragaan
mengalami berbagai proses menuju perkembangan yang
signifikan dengan perubahan jaman. Terbentuknya kementrian
pemuda dan olahraga memberikan sinyal bahwa pemerintah
memperhatikan dan menyadari olahraga tidak bisa dipisahkan
dengan ilmu keolahragaan. Menurut sejarah di Indonesia, Ilmu
keolahragaan yang awalnya hanya merupakan bagian dari
jurusan pedagogi di satu fakultas perguruan tinggi, pada
akhirnya sekarang menjadi satu fakultas diperguran tinggi. Hal
ini merupakan kemajuan yang luar biasa. Adanya respon dan
minat masyarakat untuk mempelajari ilmu keolahragaan
menunjukkan bahwa ilmu keolahragaan mempuyai daya tarik.
Masyarakat semakin sadar akan pentingnya aktivitas jasmani
yang memberikan kontribusi pada kualitas hidup mereka. Baik
dari segi kesehatan dan kebugaran jasmani, prestasi yang dapat

9
diraih, dan juga tingkat sosialisasi yang tinggi. Banyaknya
penelitian dan tulisan ilmiah tentang ilmu keolahragaan
memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu keolahragaan.
Banyaknya pusat-pusat olahraga di Indonesia menunjukkan
perkembangan yang bagus, dan tidak lepas dari pengkajian dari
ilmu keolahragaan.

2. Stuktur Ilmu keolahragaan


Prof. Haag dari Universitas Kiel, Jerman Barat, sejak tahun
1979 membagi ilmu keolahragaan menjadi tiga kelompok
utama, yang meliputi tujuh bidang teori (Lutan, Rusli,
1991:24). Ketujuh bidang teori yang dimaksud meliputi:
Sport medicine
1) Sport medicine
2) Sport biomechanic
3) Sport psychology
4) Sport sociology
5) Sport pedagogy
6) Sport history dan
7) Sport philosophy
[20.19, 17/11/2019] Nuky Penjas: Penjelasan masing-masing
bidang teori tersebut, sebagai berikut:
1. Sport medicine, merupakan bidang teori dalam olahraga
yang mengkaji tentang cara mendiaknosis suatu cedera, cara
pencegahan cedera, cara penanganan cedera, dan rehabilitasi
cedera yang dialami saat berolahraga.
2. Sport biomechanic, merupakan bidang teori yang mengkaji
tentang gerak tubuh saat melakukan olahraga menggunakan
hukum mekanika dan fisika, untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih besar tentang pelaksanaan gerak pada olahraga,
sehingga dapat memperagakan, menggambarkan, dan

10
mengukur gerakan yang lebih baik. Bidang teori sport
biomechanic, juga memberikan pemahaman tentang aplikasi
prinsip-prinsip fisika dalam olahraga, seperti gerakan,
perlawanan, momentum, dan pergesekan.
3. Sport psychology, merupakan bidang teori olahraga yang
mengkaji tentang psikologi atlet atau pelaku olahraga. Menurut
divisi 47 American Psychological Association, sports
psychology meliputi barisan topik mencangkup motivasi untuk
tetap berusaha dan mencapai sukses, psikologis pertimbangan
atau perhatian dalam cedera olahraga dan rehabilitasi,
menasehati teknik atlet, menafsirkan bakat, latihan ketaatan and
menjadi baik, memahami diri berhubungan dalam menuju
keberhasilan, latihan olahraga, pemula dan peningkatan prestasi
serta teknik pengaturan diri (Kendra Cherry, About.com
Guide).
4. Sport sociology, bidang ini mengkaji tentang sosiologi
dalam olahraga yang mencangkup kelakuan atau kebiasaan
manusia, interaksi sosial yang tibul dalam aktifitas fisik,
keterlibatan media dalam perkembangan olahraga. Biasanya
tiap jenis olahraga dan juga even olahraga yang diadakan akan
memberikan pengaruh sosial yang berbeda-beda pada
masyarakat dan juga pelakuolahraga itu sendiri.
5. Sport pedagogy, bidang ini mengkaji tentang ilmu mendidik
dalam olahraga. Mempersiapkan pemahaman dan pengertian
yang tepat dalam aktifitas fisik sesuai dengan perkembangaan
peserta didik dan menggunakan strategi untuk menemukan
potensi yang ada pada peseta didik.
6. Sport history, bidang ini mengkaji tentang sejarah
perkembangan olahrag, sejarah terbentuknya cabang- cabang
olahraga yang ada saat ini, dan sejarah permulaan adanya even
pertandingan dan perlombaan di seluruh dunia.

11
7. Sport philosophy, bidang yang ketujuh ini merupakan salah
satu bidang yang mempelajari tentang filsafat olahraga.
Memberikan pemahaman terhadap hakekat dan kebenaran
dalam olahraga, sehingga para pelaku olahraga dapat
memanfaatkan,mempelajari, mengajarkan dan mengembangkan
olahraga dengan baik dan benar.
Urutan ketujuh bidang teori tersebut dipaparkan dalam
pengelompokkan yang dianggap logis (Lutan, Rusli, 2008).
Sport medicine dan sport biomechanic olahraga masuk ke
dalam kelompok ilmu pengetahuan alam, sementara sport
psychology, sport sociology dan sport pedagogy tergolong ke
dalam ilmu pengetahuan sosial. Sport history dan Sport
philosophy termasuk ke dalam kelompok pengetahuan sejarah
dan filsafat.
Sejak tahun 1980, sesuai dengan tuntutan yang relevan di
masyarakat, berkembang lima bidang teori baru dalam ilmu
keolahragaan (Lutan, Rusli, 2008). Kelima bidang teori yang
menunjukkan kemajuan pesat itu meliputi:
1) Sport information
2) Sport politics
3) Sport law
4) Sport engineering, dan
5) Sport economy.
Masing-masing terkait dan bahkan meminjam konsep, ilmu
yang sudah mapan yakni information science (ilmu
pengetahuan tentang informasi), political science (ilmu
pengetahuan tentang politik), law (hukum), engineering (teknik
mesin) dan economic science (ilmu pengetahuan tentang
ekonomi).
Sementara itu juga, telah dikelompokkan bidang teori yang
lebih spesifik yang menjadi jati diri ilmu keolahragaan, bertitik

12
tolak dari wilayah spesifik yang meliputi faktor gerak
(movement), bermain (play), pelatihan (training), dan
pengajaran dalam olahraga (sport instruction) (Lutan, Rusli,
2008). Dari kelima wilayah spesifik ini lahirlah lima dimensi
dari perspektif ilmu dan teori yakni:
1. Movement science dan movement theory (ilmu pengetahuan
dan teori gerak)
2. Play science dan play theory (ilmu pengetahuan dan teori
bermain)
3. Training science dan training theory (ilmu pengetahuan dan
4. Instruction science of sport dan instruction theory of sport
(ilmu pengetahuan dan teori pengajaran/ pedoman)
teori latihan)
Dengan demikian semakin jelas gambaran tentang taksonomi
ilmu keolahragaan yang dibangun berdasarkan sejumlah bidang
teori. Kecenderungan ini menunjukkan perkembangan ilmu
keolahragaan ke arah spesialisasi dan fragmentasi.

13
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kerangka ilmu keolahragaan di Indonesia, mulai dikenal
melalui kontak dengan para ahli dari Jerman Barat pada tahun
1975, ketika diselenggarakan lokakarya internasional tentang
Sport Science. Beberapa subdisiplin ilmu keolahragaan
(misalnya, biomekanika olahraga, filsafat olahraga, fisiologi
olahraga) dalam nuansa sendiri-sendiri (multidiscipline) mulai
dikembangkan yang didukung oleh ilmu-ilmu pengantar
lainnya dalam pendidikan (misalnya, psikologi pertumbuhan
dan perkembangan) dan ilmu sosial lainnya (misalnya,
sosiologi dan anthroplogi).
Pada tahun 1998 di Surabaya Seminar dan Lokakarya Nasional
Ilmu Keolahragaan. Seminar ini mampu melahirkan
kesepakatan tentang pendefinisian pengertian olahraga yang
dikenal dengan nama Deklarasi Surabaya 1998 tentang Ilmu
Keolahragaan, sebagai jawaban bahwa olahraga merupakan
ilmu yang mandiri. Perkembangan ulmu keolahragaan di
Indonesia makin pesat yang dapat dilihat dari minat masyarkat
dalam mempelajarai sub disiplin ilmu keolahragaan, sehingga
makin banyakanya perguruan tinggi yang membuka jurusan
dibidang ilmu keolahragaan mulai dari jenjang S1, S2, dan S3.
Prof. Haag dari Universitas Kiel, Jerman Barat, sejak tahun
1979 membagi ilmu keolahragaan menjadi tiga kelompok
utama, yang meliputi tujuh bidang teori (Lutan, Rusli,
1991:24). Ketujuh bidang teori yang dimaksud meliputi sport
medicine, sport biomechanic, sport psychology, sport
sociology, sport pedagogy, sport history dan sport philosophy.
Sejak tahun 1980, berkembang lima bidang teori baru dalam
ilmu keolahragaan meliputi (Lutan, Rusli, 2008), sport

14
information, sport politics, sport law, sport engineering, dan
sport economy. Sedangkan dari lima wilayah spesifik yaitu
gerak (movement), bermain (play), pelatihan (training), dan
pengajaran dalam olahraga (sport instruction) lahirlah lima
dimensi dari perspektif ilmu dan teori, seperti movement
science dan movement theory (ilmu pengetahuan dan teori
gerak), play science dan play theory (ilmu pengetahuan dan
teori bermain), training science dan training theory (ilmu
pengetahuan dan teori latihan), instruction science of sport dan
instruction theory of sport (ilmu pengetahuan dan teori
pengajaran/ pedoman).

2. Saran
Informasi mengenai sejarah ilmu keolahragaan di Indonesia
yang dibahas pada makalah ini tidak sepenuhnya mewakili
perkembangan ilmu keolahragaan di Indonesia, tetapi dengan
mengetahui sebagian dari sejarah dan perkembangan ilmu
keolahragaan di Indonesia diharapkan mampu memberikan
gambaran tentang pentingnya Ilmu Keolahragaan terhadap
perkembangan olahraga di Indonesia.
Bidang kajian ilmu yang terdapat dalam struktur ilmu
keolahragaan, diharapkan mampu dikuasai secara spesialisasi
oleh pelaku olahraga, sehingga nantinya dapat lebih membantu
dalam memajukan olahraga di Indonesia. Khusus untuk bidang
kajian sport history dan sport philosophy, merupakan kajian
yang penting guna membantu pecinta olahraga memahami
makna dari olahraga itu sendiri, sehingga kajian ini sebaiknya
jangan dikesesampingkan walaupun refrensi kajian ini masih
sedikit.

15
16

Anda mungkin juga menyukai