Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta,
dan proses tersebut merupakan prose alamiah (Rohani, 2011). Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar.
Persalinan normal atau spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa
melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibid an bayi, dan umumnya
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjisastro, 2012). Persalinan adalah
persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian selama proses persalinan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang hampir cukup bulan atau cukup bulan, kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran
selaput dari tubuh ibu dan pengeluaran plasenta (Kristiyansari, 2014).
Berdasarkan data dunia terdapat 35.5% bayi berusia kurang dari 6 bulan yang
mendapatkan ASI Eksklusif. Pada Sidang Kesehatan Dunia ke–65, negara–Negara anggota
WHO menetapkan target di tahun 2025 bahwa sekurang – kurangnya 50% dari jumlah bayi
dibawah usia enam bulan diberi ASI Eksklusif. Kementrian Kesehatan (KemKes) sendiri telah
menetapkan target cakupan pemberian ASI eksklusif per 2014 sebesar 80%. Kenyataannya,
baru 27,5% ibu di Indonesia yang berhasil memberi ASI eksklusif (BkkbN, 2014).
Kehamilan dan persalinan merupakan suatu peristiwa normal bagi setiap wanita di
seluruh dunia. Meskipun persalinan pada umumnya merupakan peristiwa yang normal dan
membahagiakan bagi wanita yang mengalaminya, akan tetapi kehamilan dan persalinan juga
dapat menjadi suatu periode krisis dan sumber stress dalam proses kehidupan seorang wanita.
Karena kehamilan maupun persalinan merupakan awal dari berbagai perubahan fisik dan psikis
yang sangat beperngaruh terhadap emosional seorang wanita yang mengalaminya (Zakiyah,
2012). Perubahan fisik dan emosional yang kompleks pada masa melahirkan dan pasca
melahirkan memerlukan adaptasi dan penyesuaian dari seorang wanita yang mengalaminya.
Sedangkan pada masa melahirkan, wanita juga akan mengalami perubahan-perubaan fisik dan
psikis. Proses melahirkan bayi tidak hanya bersifat somatic tetapi juga bersifat psikosomatis.
Karena banyak elemen psikis yang ikut berperan dan mempengaruhi kelancaran atau
kelambatan proses melahirkan bayi tersebut (Nugroho, dkk, 2014 ). Perubahan fisik dan peran
yang terjadi pada ibu tidak sedikit yang menyebabkan ibu mengalami depresi postpartum,
ketika terjadi depresi postpartum maka akan berpengaruh pada respond dan kesensitivitasan
terhadap bayi yang dilahirkannya, sementara sensitivitas merupakan elemen terpenting dalam
keberhasilan pemberian ASI (Rohmah & Walid, 2012).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar bayi baru lahir
mendapat ASI eksklusif (tanpa tambahan apapun) selama enam bulan. Hal ini dikarenakan ASI
adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk
pertumbuhan optimal. Penurunan produksi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan
dapat disebabkan oleh faktor ibu dan bayi. Beberapa penyebab yang berpengaruh dalam
produki ASI diantaranya kurangnya rangsangan hormon oksitosin dan prolaktin yang sangat
berperan dalam kelancaran produksi ASI, sehingga menyebabkan ASI tidak segera keluar
setelah melahirkan, ketidakadequatan reflex menghisap bayi, pemisahan ruang rawat Antara
ibu dan bayi karena prematuritas ataupun sakit yang mengakibatkan penurunan stimulus
penghisapan ASI, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, dan payudara ibu bengkak
(Oktarina, 2016).
Menyusui dini di jam-jam pertama kelahiran jika tidak dapat dilakukan oleh ibu akan
menyebabkan proses menyusui tertunda, maka alternatif yang dapat dilakukan adalah memerah
atau memompa ASI selama 10-20 menit hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tersebut dapat
membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping dari
tertundanya proses menyusui oleh bayi (Evariny, 2011). Berbagai macam cara dapat dilakukan
untuk membantu proses pengeluaran ASI. ASI dapat di perah dengan mudah tanpa teknik
apapun. Namun satu hal yang sering terlupakan yaitu teknik yang tidak tepat akan merusak
jaringan lemak pada payudara, membuat payudara menjadi lecet. Bahkan kulit payudara
menjadi memar atau kemerahan (Marmi, 2015)
Sekitar 80% sampai 90% produksi ASI ditentukan oleh keadaan emosi ibu yang
berkaitan dengan reflek oksitosin ibu berupa pikiran, perasaan dan sensasi. Apabila hal ini
dapat meningkat akan memperlancar produksi ASI (Ramadhan & Hadi. 2010). Berdasarkan
penelitian oleh Rahayu 2018 menyimpulkan bahwa pijat Okstosin dan breastcare dapat
meingkatkan kenyamanan dan produksi ASI pada ibu postpartum (Rahayu & Yunarsih, 2018).
Sejalan dengan hasil penelitian Fatonah, 2018 menyimpulkan bahwa Breastcare lebih efektif
dilakukan dalam meningkatkan kelancaran ASI. Berdasarkan penelitian di atas, Penulis tertarik
menggunakan teknik memerah ASI dengan mempergunakan tangan dan jari karena praktis,

2
atau biasa disebut dengan breastcare, efektif dan efisien dibandingkan dengan menggunakan
pompa (Roesli, 2015). Mengingat pentingnya produksi ASI pada awal masa menyusui terhadap
keberhasilan proses menyusui, peneliti merasa perlu untuk melakukan proses “Asuhan
Keperawatan pada ibu Menyusui dengan ketidakefektifan laktasi di Ruang Dewi Kunthi RSUD
KRMT Wongsonegoro Kota Semarang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam karya ilmiah ini adalah
“Asuhan Keperawatan pada ibu Menyusui dengan ketidakefektifan laktasi di Ruang Dewi
Kunthi RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawatan pada ibu Menyusui dengan ketidakefektifan
laktasi di Ruang Dewi Kunthi RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji kondisi ibu Menyusui dengan ketidakefektifan laktasi di Ruang Dewi Kunthi
RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang
b. Merumuskan Diagnosa keperawatan pada ibu Menyusui dengan ketidakefektifan laktasi
di Ruang Dewi Kunthi RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang
c. Merumuskan Intervensi keperawatan pada ibu Menyusui dengan ketidakefektifan
laktasi di Ruang Dewi Kunthi RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang
d. Merumuskan implementasi keperawatan pada ibu Menyusui dengan ketidakefektifan
laktasi di Ruang Dewi Kunthi RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang
e. Merumuskan evaluasi keperawatan pada ibu Menyusui dengan ketidakefektifan laktasi
di Ruang Dewi Kunthi RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang

D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
peneliti mengenai pengaruh breastcare untuk meningkatkan produksi ASI ibu postpartum
sehingga dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

3
2. Bagi Ibu Post Partum
Ibu pot partum mendapatkan solusi dalam meningkatkan produksi ASI dengan
melakukan teknik breastcare yang dapat dilakukan secara mandiri maupun bantuan
keluarga.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
sekitar pengaruh breastcare untuk meningkatkan produksi ASI ibu postpartum sehingga
dapat menerapkan kepada anggota keluarga pada masa nifas.

Anda mungkin juga menyukai