Anda di halaman 1dari 23

LEMBAR PENGESAHAN

PELAYANAN RANAP
PUSKESMAS KEDUNDUNG

Mengetahui,

Pelaksana Pelayanan RANAP Penanggung Jawab Upaya Kesehatan


Perorangan

dr. Moh. Noviandhy Geloed A

Kepala UPT Puskesmas Kedundung

drg. Eni Suryawati


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman Layanan RANAP


Puskesmas Kedundung dapat kami selesaikan sebagai dasar acuan pelaksanaan
layanan RANAP di Puskesmas Kedundung.

Di sadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam


pedoman ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik yang
bermanfaat / membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan pedoman ini.

Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya


kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba sampai
ditetapkannya standar ini.

Mojokerto, November 2018

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Tujuan....................................................................................................
1.3 Sasaran Pedoman.................................................................................
1.4 Ruang Lingkup Pedoman......................................................................
1.5 Batasan Operasional.............................................................................

BAB II STANDAR KETENAGAAN


2.1 Kualifikasi Sumber Daya.......................................................................
2.2 Distribusi Ketenagaan...........................................................................
2.3 Jadwal Kegiatan....................................................................................

BAB III STANDAR FASILITAS


3.1 Denah Ruangan ...................................................................................
3.2 Standar Fasilitas....................................................................................

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN


4.1 Lingkup Kegiatan...................................................................................
4.2 Metode...................................................................................................
4.3 Langkah Kegiatan.................................................................................

BAB V LOGISTIK
5.1 Pengertian............................................................................................
5.2 Tujuan...................................................................................................
5.3 Syarat Manajemen Logistik..................................................................
5.4 Kegiatan Logistik..................................................................................
5.5 Logistik untuk Administrasi Pelayanan................................................
5.6 Logistik Untuk Pelayanan....................................................................

BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN


6.1 Pengertian............................................................................................
6.2 Tujuan...................................................................................................
6.3 Tatalaksana Keselamatan Pasien........................................................

BAB VII KESELAMATAN KERJA


7.1 Pengertian............................................................................................
7.2 Tujuan...................................................................................................
7.3 Tujuan yang Beresiko Terpajan............................................................
7.4 Prinsip Keselaatan Kerja......................................................................

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU............................................................................


BAB IX PENUTUP.................................................................................................
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Puskesmas Perawatan atau Puskesmas Rawat Inap merupakan Puskesmas
yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat,
baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara. Sesuai Standard
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2013),
pengertian rawat inap, merupakan pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi
observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di
ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta
puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita
harus menginap.
Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat untuk
mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang pentingnya evaluasi
sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam
mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari
semuastaf serta partisipasi dari seluruh anggota profesi. Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas perlu di
tingkatkan dan dikembangkan secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan, pengobatan, perawatan, ke pasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak
menular. Standar yang dikembangkan dengan baik akanmemberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat
seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya Standar selalu berhubungan dengan mutu
karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan
diberikan serta hasil yang ingin dicapai. Standar praktik sangat diperlukan dalam
pelayanan keperawatan di Rawat Inap. Standar sangat membantu keperawatan untuk memcapai
asuhan yang berkualitas.
UPT Puskesmas Kedundung adalah puskesmas Perawatan yang terdiri dari 6
ruang rawat inap ditambah 2 ruangan UGD dan Observasi.. Dimana Ruang Perawatan
diharuskan juga memberikan pelayanan yang terstandar yang sesuai dengan aturan
yang diberikan, dimana semua petugas harus bisa melakukan semua kegiatan yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu perlu dibuatkan suatu
buku pedoman tentang pelaksanaan pelayanan di rawat inap, sehingga semua
pelayanan bisa terstandar.

1.2 TUJUAN
1) Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat.
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan yang
terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan
3) Memberikan pelayanan informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan keluarga
1.3 SASARAN PEDOMAN
Dengan adanya buku pedoman ini diharapkan semua petugas Rawat Inap baik
tenaga medis maupun tenaga non medis, mampu memberikan pelayanan sesuai
standar yang telah ditetapkan.

1.4 RUANG LINGKUP PEDOMAN


Buku pedoman pelayanan Rawat Inap ini hanya digunakan di lingkungan unit
Rawat Inap UPT Puskesmas Kedundung

1.5 BATASAN OPERASIONAL


Buku pedoman pelayanan Rawat Inap ini merupakan panduan/petunjuk bagi
tenaga medis dan tenaga non medis untuk melaksanakan pelayanan di unit rawat inap
secara terstandar sehingga meningkatkan mutu pelayanan.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1 KUALIFIKASI SUMBER DAYA
Kualifikasi Sumber Daya Manusia yang ada di Unit Rawat Inap UPT Puskesmas
Kedundung terdiri dari tenaga medis ( perawat dan dokter ) dan non medis ( sopir
ambulance, juru masak dan petugas cleaning service)

2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN


Adapun distribusi ketenagaan di Unit Rawat Inap UPT Puskesmas Kedundung
adalah sebagai berikut :
No Jenis Petugas Jumlah Lulusan
1 Dokter 3 S1 Kedokteran
2 Perawat 7 D3 Keperawatan
2 S1 Keperawatan
3 Nutrisionis 2 S1 dan D3 Akademi Gizi
4 Sopir ambulance 3 SMA
5 Juru Masak 2 SMA
6 Cleaning Service 2 SMA
1 SD
Jumlah Petugas 22

2.3 JADWAL KEGIATAN

Lingkup kerja unit Rawat Inap adalah memberikan pelayanan rawat inap pada pasien
dewasa, anak yang meliputi :
1) Pemeriksaan, konsultasi dan pengobatan oleh dokter umum
2) Perawatan di ruang perawatan
3) Pemeriksaan penunjang diagnostik ( lab sederhana)
4) Pemberian obat- obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien
5) Pemberian surat rujukan
6) Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen.

Jadwal kegiatan yang dilakukan Tim Medis di Unit Rawat Inap UPT Puskesmas
Kedundung adalah sebagai berikut :
SHIFT WAKTU KEGIATAN
PAGI 07.00-07.15 Timbang terima pasien
07.30-07.45 Apel Pagi
08.30 Mendampingi dokter visite
 Menulis laporan perawat di Rekam Medis dan Buku
Laporan Harian Perawat
 Menyiapkan terapi injeksi dan terapi oral sesuai
advise dokter
09.00-12.00  Mengganti infuse pasien jika habis atau ganti terapi
 Menerima pasien baru
 Memulangkan pasien sesuai advis dokter
 Kolaborasi dengan tim Gizi dan Laborat sesuai
kebutuhan
 Melakukan rawat luka bila ada
 Melakukan observasi pasien meliputi pemeriksaan
TTV, memberikan terapi injeksi dan terapi oral yang
sudah disiapkan sesuai advise dokter
12.00-14.00
 Memberikan KIE kepada pasien dan keluarga sesuai
kebutuhan
 Mendokumentasikan kegiatan pada rekam medis dan
laporan harian perawat
14.00-14.30 Timbang terima pasien
14.30-18.00  Menulis laporan perawat di Rekam Medis dan Buku
Laporan Harian Perawat
 Menerima pasien baru
 Menyiapkan terapi injeksi dan terapi oral sesuai
advise dokter
 Mengganti infuse pasien jika habis atau ganti terapi
18.00 Memberikan terapi oral
SIANG
20.00-21.00  Melakukan observasi pasien meliputi pemeriksaan
TTV, memberikan terapi injeksi yang sudah disiapkan
sesuai advise dokter
 Memberikan KIE kepada pasien dan keluarga sesuai
kebutuhan
 Mendokumentasikan kegiatan pada rekam medis dan
laporan harian perawat
MALAM 21.15-21.30 Timbang terima pasien
21.30-22.00  Menulis laporan perawat di Rekam Medis dan Buku
Laporan Harian Perawat
 Menerima pasien baru
 Menyiapkan terapi injeksi dan terapi oral sesuai
advise dokter
 Mengganti infuse pasien jika habis atau ganti terapi
22.00  Memberikan terapi oral dan terapi injeksi sesuai
kebutuhan
 Menerima pasien baru
 Mengganti infuse pasien jika habis atau ganti terapi
06.00-07.00  Melakukan observasi pasien meliputi pemeriksaan
TTV, memberikan terapi injeksi dan terapi oral yang
sudah disiapkan sesuai advise dokter
 Memberikan KIE kepada pasien dan keluarga sesuai
kebutuhan
 Mendokumentasikan kegiatan pada rekam medis
dan laporan harian perawat

R. UGD / TINDAKAN
R. UGD / OBSERVASI
R. KANTOR PERAWATAN
R. PENYIMPANAN OBAT DAN
R. PERAWATAN WANITA
ALKES
R. PERAWATAN ANAK R. PERAWATAN ANAK
R. MUSHOLA PETUGAS R. MUSHOLA PASIEN

R. PERAWATAN I R. KAMAR MANDI PASIEN


R. DOKTER R. ISOLASI
R. PERAWATAN II R. PERAWATAN LAKI-LAKI

BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 DENAH RUANG


3.2 STANDAR FASILITAS
Fasilitas yang dimiliki Unit Rawat Inap UPT Puskesmas Kedundung adalah
sebagai berikut :

No Jenis Peralatan Rawat Inap STANDAR Jumlah yang ada

A Perlengkapan tenun pasien


dewasa
1 Kasur 18 18
2 Bantal 18 18
3 Sprei 36 36
4 Selimut dewasa 18 18
5 Sprei kecil (steek laken) 36 36
6 Gordyn
7 Taplak meja pasien 36 36
8 Sarung O2 3 3
B Mebelair
1 Lemari tempat penyimpanan 1 1
linen bersih yang tertutup
2 Tempat tidur 18 18
3 Lemari kecil/bed side cabinet 18 18
4 Kursi 18 16
C Bahan habis pakai Sesuai
kebutuhan
E Penunjang
1 Stetoskop 5 5
2 Tensimeter 2 2
3 Senter 2 2
4 Termometer 4 4
5 Tempat sampah plastik untuk 6 6
pasien
6 Pispot sodok stainless steel 2 2
7 Trolley stainless steel 2 2

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 LINGKUP KEGIATAN


1. Pasien tiba di ruang perawatan setelah di lakukan tindakan dan anamneses di Unit
Gawat Darurat.
2. Sampai di ruang perawatan, perawat melakukan verifikasi pasien (nama, tanggal lahir,
alamat, jenis kelamin)
3. Perawat melakukan pengkajian keperawatan awal ( berdasarkan usia/ kelompok /kasus
pasien )
4. Perawat melakukan orientasi pada pasien dan keluarga tentang petugas yang akan
merawat, asuhan keperawatan , waktu konsultasi dan visite dokter, hak dan kewajiban,
fasilitas ruangan, cuci tangan.
5. Dokter melakukan assesment medis awal di lembar anamnese dan pemeriksaan fisik
oleh dokter yang terdiri dari :
a) Subyek yang terdiri dari keluhan utama pasien, anamnesa.
b) Objek yang terdiri dari pemeriksaan fisik head to toe ,tanda tanda vital.
c) Assesman diagnosis yang di dapatkan , diagnose banding bila ada.
d) Planning tindakan /pengobatan yang diberikan.
6. Perawat melakukan pengkajian sesuai dengan masalah pasien.
7. Tentukan diagnose pasien, buat rencana keperawatan / medis berdasarkan skala prioritas
(mulai dari kedaaan umum pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)
8. Kolaborasikan dengan dokter untuk tindakan medis, pemberian terapi dan tindakan
pelayanan selanjutnya atau kolaborasikan dengan tim medis lain bila diperlukan.
9. Informasikan / berikan edukasi kepada keluarga/ pasien untuk ikut dalam pengambilan
keputusan untuk pelayanan selanjutnya dan didokukmentasikan.
Unit pelayanan Rawat Inap memberikan pelayanan kepada semua pasien UPT
Puskesmas Kedundung yang berobat ,baik anak-anak maupun dewasa, melayani
pasien dengan pembiayaan umum maupun dengan menggunakan KIS.
 Pasien JKN menggunakan KIS adalah pasien yang terdaftar sebagai peserta
BPJS Kesehatan
 Pasien Umum adalah pasien warga kota Mojokerto maupun luar kota
Mojokerto yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan
Jenis Pelayanan yang bisa diakses di Unit Pelayanan Rawat Inap adalah
perawatan pasien rawat inap dan pelayanan pemeriksaan penunjang sesuai advise
dokter, pelayanan rujukan untuk kasus emergency.

4.2 METODE
Pasien dilakukan orientasi pada saat masuk dalam ruang perawatan yang meliputi :
1) Perkenalan terhadap perawat jaga
2) Memperkenalkan Ruang perawatan yang ditempati pasien
3) Menjelaskan dokter penanggung jawab pelayanan terhadap pasien
4) Menjelaskan cara penggunaaan peralatan seperti :
 Cara operasional tempat tidur, kipas angina, AC
 Jam visite dokter
 Jam berkunjung
 Jam makan pasien
 Jam tindakan rutin
5) Menjelaskan letak kamar mandi
4.3 LANGKAH KEGIATAN
1. Melakukan assesment pasien baik assesment medis , asesmen keperawatan dan
assesment lainya sesuai kebutuhan
2. Melakukan penegakan diagnosa baik medis dan keperawatan
3. Membuat NCP ( Nursing Care Plan)
4. Melaksanakan tindakan baik tindakan dependen atau independen
5. Melakukan evaluasi (SOAP)
6. Melakukan dokumentasi asuhan pada Rekam Medis pasien
Semua kegiatan di Unit Pelayanan Rawat Inap dilakukan berdasarkan SOP yang
tersedia, SOP yang ada di Unit Rawat Inap adalah :
1 SOP Injeksi Intravena 33 SOP Memindahkan Pasien dari TT
ke Brankard atau kusi roda dan
sebaliknya
2 SOP Penerimaan Pasien 34 SOP Memberikan Kompres
3 SOP Mengukur Tekanan Darah 35 SOP Memasang Infus di Ruangan
4 SOP Injeksi Intravena 36 SOP APD
5 SOP Mengukur Suhu Tubuh 37 SOP ASKEP
6 SOP Menghitung Denyut nadi 38 SOP RESUME MEDIS
7 SOP Menghitung jumlah 39 SOP Tindakan Injeksi IC
pernafasan
8 SOP Pemberian Oksigen 40 SOP Tindakan Injeksi IM
9 SOP Mendampingi Dokter Visite 41 SOP Tindakan Injeksi SC
10 SOP Mengganti Cairan Infus 42 SOP Penggunaan APD
11 SOP Pemberian Obat Injeksi 43 SOP Reaksi Syok Anafilaktik
12 SOP Pemindahan Pasien 44 SOP Inform Consent
13 SOP Timbang Terima 45 SOP Evaluasi Inform Consent
14 SOP Pemisahan Linen 46 SOP Penanganan Peralaan Pasien
15 SOP Pengisian Rekam Medik
16 SOP Tindakan Nebulizer
17 SOP Pelayanan Pasien selama
Perawatan
18 SOP Pemberian Obat
Suppositoria
19 SOP Kebutuhan Eliminasi Alvi
20 SOP Kebutuhan Eliminasi Uri
21 SOP Kebutuhan Istirahat Tidur
22 SOP Hand Hygiene
23 SOP Kebutuhan Rasa Nyaman/
nyeri
24 SOP Kebutuhan Oksigenasi
25 SOP Peningkatan Suhu Tubuh
26 SOP Mobilisasi
27 SOP Merawat Jenasah
28 SOP Persiapan Pasien Rujukan
29 SOP Rujukan Pasien
Emergency
30 SOP Mengganti Linen TT
31 SOP Pasien Pulang
32 SOP Mengukur Lingkar
Abdomen

BAB V
LOGISTIK

5.1 PENGERTIAN
Secara umum pengertian logistik adalah bagian dari ilmu manajemen dimana
rangkaian kegiatannya saling berhubungan dan dilakukan secara bertahap, serta
bertujuan untuk mengelola dan memelihara barang atau perlengkapan tertentu. Unit
Rawat Inap merupakan bagian dari penyelenggaraan kegiatan pasien, sehingga membutuhkn logistic
yang memadai utuk pelaksanaan kegiatannya. Meliputi : pengurusan barang, bahan habis pakai dan
formulir pendukung untuk kebutuhan assessment pasien di Puskesmas secara terautur dalam kurun
waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan biaya seefisien mungkin.

5.2 TUJUAN
1) Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yangtepat dan
kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2) Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan biayayang
rendah
3) Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan
yangmenyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpahak
sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akuntansi.

5.3 SYARAT MANAJEMEN LOGISTIK


1) Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO (First InFirst Out)
2) Fasilitas penyimpanan terstandar (bersih dan suhu sesuai)
3) Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu
4) Menjaga kualitas bahan tetap terjamin
5) Adanya sistem pencatatan

5.4 KEGIATAN LOGISTIK


Pemesanan bahan/barang bahan habis pakai secara periodik dan sesuai dengankebutuhan
ruangan.

5.5 LOGISTIK UNTUK ADMINISTRASI PELAYANAN:


1. FORM – FORM :
a. Form Untuk Persyaratan JKN ( Form Surat Pengantar Rawat Inap, Form
Bukti RITP, Form Surat Pernyataan Peserta JKN )
b. Form Untuk Persyaratan Total Coverage (Form Surat Pengantar Rawat
Inap, form Verifikasi, Form SJPP , Form SEP )
c. Form Surat Kontrol
d. Form Rujukan
e. Form Surat Sakit
f. Form Surat Keterangan Dirawat
g. Buku Pasien Pulang
h. Buku Register Surat Keterangan Dirawat dan Surat Sakit
2. Mebelair
3. Komputer, Printer
4. ATK : Kertas HVS, bolpoint, pensil, penghapus, tip ex, buku

5.6 LOGISTIK UNTUK PELAYANAN


1. Handrub
2. Tissue
3. Sabun Cuci Tangan
4. Spuit dan kapas alcohol

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
6.1 PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistem yang sudah dijalankan di Puskesmas untuk memberikan
jaminan keselamatan paien sehingga kepercayaan pasien terhadap pelayan Rawat Inap meningkat.
Keselamatan pasien termasuk asesmenresiko pasien. Pelaporan setiap kali terjadi insident dianalisis
dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang dapat berulangnya kembali insident tersebut sehingga
dapat meminimalkan resiko terhadap pasien.

6.2 TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan olehtindakan
pelayanan yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan. Selain itu agar
tercipta budaya keselamatan pasien.

6.3. TATALAKSANA KESELAMATAN PASIEN SECARA UMUM


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menujukeselamatan pasien
puskesmas. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1) Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil
2) Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien
3) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan pengkajian hal potensial bermasalah.
4) Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden, serta mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien
rawat inap.
5) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi yang
terbuka dengan pasien.
6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimanadan mengapa kejadian itu timbul.
7) Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem
pelayanan.

Ada beberapa indicator keselamatan pasien di Unit Rawat Inap, yaitu :


Target
No Indikator Unit Terkait
Pencapaian
1 Tidak adanya insiden serius akibat 100% Semua unit pelayanan
efeksamping obat
2 Tidak ada pasien jatuh 100% Semua unit pelayanan

3 Angka kejadian infeksi flebitis <10% Unit Rawat Inap


4 Angka kepatuhan hand hygiene 80% Semua unit pelayanan

Indikator keselamatan pasien diatas dilakukan pencatatan dan pelaporan setiap


bulan kepada ketua tim mutu UKP untuk dilakukan evaluasi, analisa dan tindaklanjut.
Setiap terjadi kejadian yang berhubungan dengan keselamatan pasien baik itu kejadian
yang sesuai dengan indicator diatas atau mungkin kejadian lain yaitu Kejadian Tidak
Diinginkan ( KTD ), Kejadian Potensial Cedera ( KPC ), Kejadian Nyaris Cedera ( KNC )
dilaporkan secara langsung ke ketua tim mutu UKP melalui form pelaporan yang ada
( form terlampir ) untuk ditindaklanjuti.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 PENGERTIAN
Keselamatan Kerja adalah segala upaya pencegahan yang dilakukan untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan, cacat dan kematian saat melakukan
pekerjaan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung
dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunyamempunyai resiko terpajan infeksi
terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal. Upaya Keselamatan kerja di unit
pelayanan Rawat Inap dilakukan dengan melengkapi Rawat Inap dengan kelengkapan
APD, kesiapan APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) dan petunjuk jalur evakuasi.

7.2 TUJUAN
1) Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2) Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindari
paparan tersebut, setiap petugas harus merupakan prinsip “Universal Precaution”.

7.3 TINDAKAN YANG BERESIKO TERPAJAN


1) Cuci tangan yang kurang benar
2) Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3) Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4) Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
5) Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

7.4 PRINSIP KESELAMATAN KERJA


Prinsip utama dengan menjalankan prosedur Universal Precaution . Kegiatan PPI harus
dilakukan secara tepat di semua bagian/area di Puskesmas, mencakup seluruh
masyarakat puskesmas dengan menggunakan prosedur dan petunjuk pelaksanaan
yang ditetapkan oleh Puskesmas. Upaya pokok PPI mendasarkan pada upaya
memutus rantai penularan infeksi berfokus pada Kewaspadaan Standar (Standart
Precautions) yang merupakan gabungan Kewaspadaan Universal (Universal
Precautions) dan BSI (Body Substance Isolation), serta Kewaspadaan Isolasi
berdasarkan transmisi penyakit.
Komponen Kewaspadaan Standar :
1. Kebersihan tangan
2. Alat pelindung diri (APD) : sarung tangan, masker, gogle/kacamata
pelindung, face shield (pelindung wajah), gaun, topi, pelindung kaki
3. Pengelolaan peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penatalaksanaan linen
6. Pengelolaan limbah dan benda tajam
7. Penempatan pasien
8. Higiene respirasi/etika batuk
9. Praktik menyuntik yang aman
10. Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
Kewaspadaan Berdasarkan penularan/transmisi :
Kewaspadaan ini diterapkan sebagai tambahan terhadap kewaspadaan standar.
Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi :
a. Kontak
• Kontak langsung
• Melalui common vehicle (makanan, air, obat, peralatan)
• Melalui vektor (lalat, nyamuk, tikus, dll)
b. Droplet
c. Udara
Kunci Kewaspadaan Kontak :
1. Cuci tangan sebelum dan setelah merawat pasien
2. Gunakan sarung tangan besih, tidak perlu steril dan gaun disposable/
reusable bilamana kontak dengan pasien infeksi kontak.
3. Lepaskan dan proses segera sarung tangan dan gaun pasca pakai perawatan
pasien infeksi kontak secara tepat (dimasukkan limbah medis dan kantong
linen infeksius). Lakukan kebePuskesmasihan tangan segera setelah
melepas sarung tangan.
4. Dedikasikan penggunaan peralatan spesifik untuk setiap pasien infeksi kontak
dan selalu membePuskesmasihkan serta mendisinfeksi peralatan yang tidak
disposable sebelum digunakan pasien lain.
5. Hindari menyentuh wajah, mata atau mulut dengan tangan yang memakai
atau tidak memakai sarung tangan sebelum melakukan kebesihan tangan
6. Pasien ditempatkan dalam ruang perawatan yang terpisah atau secara
kohorting dengan pasien lain yang menderita infeksi sejenis (kontak)
7. Minimalkan kontak antar pasien dan batasi gerak pasien keluar ruang
perawatan
8. Pengendalian lingkungan: pembemasihan dan dekontaminasi permukaan
lingkungan dan benda-benda terkontaminasi dengan disinfektan standar
puskesmas
Kunci Kewaspadaan Droplet:
1. Cuci tangan sebelum dan setelah merawat pasien, dan segera setelah setiap
kali melepas alat pelindung diri
2. Gunakan masker bedah setiap kali berada dalam jarak 1 meter dengan
pasien
3. Pasien ditempatkan dalam ruang perawatan yang terpisah atau secara
kohorting dengan pasien lain yang menderita infeksi sejenis, berjarak antar
pasien minimal 1 meter
4. Minimalkan transportasi pasien keluar ruang perawatan
5. APD masker bedah/medik, sarung tangan, gaun
6. Pengendalian lingkungan : pembersihan dan dekontaminasi permukaan
lingkungan dan benda-benda terkontaminasi dengan disinfektan standar
Puskesmas
Kunci Kewaspadaan Udara (Airborne):
1. Cuci tangan sebelum dan setelah merawat pasien, dan segera setelah setiap
kali melepas alat pelindung diri
2. Gunakan respirator partikulat saat memasuki ruang isolasi udara, cek setiap
akan pakai (fit test)
3. Pasien ditempatkan dalam ruang perawatan dengan ventilasi memadai/ruang
dengan pertukaran udara 12x/jam atau ruang bertekanan negatif (bila
mungkin), dipisahkan dan pasien lain atau ditempatkan dengan prinsip
kohorting besama pasien dengan infeksi udara sejenis
4. Batasi gerak pasien, edukasi etika batuk, pakai masker bila keluar ruang
rawat
5. APD : masker bedah (untuk pasien/pengunjung, sarung tangan, gaun, apron
(bila menghadapi cairan dalam jumlah banyak)
6. Pengendalian Lingkungan
a. Cek aliran udara dengan selembar tisu, jaga pintu selalu tertutup
b. Kontrol sistem ventilasi secara teratur (tekanan negatif atau ventilasi natural)
c. Tidak direkomendasikan menggunakan AC central, bila menggunakan AC
harus dengan filter HEPA
d. Pembesihan dan dekontaminasi permukaan lingkungan dan benda-benda
terkontaminasi sebagai komplemen pembePuskesmasihan udara (HEPA filter,
ozon, fogging atau sinar UV).
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu di unit pelayanan Rawat Inap dilakukan dengan melakukan :


1. Monitoring , evaluasi dan tindaklanjut Indikator Mutu Klinis
2. Kegiatan Audit SOP Unit Rawat Inap

1. Monitoring Indikator Mutu Klinis


Indikator Mutu Klinis di Unit Rawat Inap adalah kelengkapan Isi RekamMedis
dengan target 100%. Indikator mutu ini di monitor setiap bulan dengan cara melakukan
sampling kelengkapan rekam medis sebanyak 10 persen dari jumlah kunjungan dalam 1
bulan.
Rumus capaian kelengkapan isi rekam medis pelayanan raawat inap dalam 1
bulan adalah :

Capaian kelengkapan Jumlah rekam medis yang di sampling yang isi nya lengkap dalam 1 bulan x 100 %
isi rekam medis = Jumlah rekam medis yang di sampling dalam 1 bulan

Hasil capaian indicator mutu ini kemudian dilaporkan ke ketua tim mutu UKP setiap
bulan untuk di analisa dan evaluasi.
BAB IX
PENUTUP

Demikian buku pedoman layanan ini disusun sebagai acuan pelayanan di unit
Rawat Inap, dan diharapkan semua petugas medis dan petugas non medis di unit
pelayanan khususnya di Unit rawat Inap mampu melaksanakan kegiatan sesuai
prosdur yang telah ditetapkan.
LAMPIRAN LAMPIRAN FORM_FORM DAN SOP_SOP

1. Form kelengkapan administrasi pasien Ranap WK :


 Form Persetujuan Ranap
 Form SEP
 Form SJPP
 Form Verifikasi
 Form Rujukan WK/Umum jika pasien dirujuk
2. Form kelengkapan administrasi pasien Ranap JKN :
 Form Bukti Ranap
 Form Pernyataan Peserta
 Form Bukti Rujukan Ambulans jika pasien dirujuk
3. Form Rekam Medis Ranap
 RM 1 Form UGD
 RM 2 Form Ringkasan Masuk dan Keluar
 RM 3 Form Instruksi dokter dan laporan Perawat
 RM 4 Form Resume Medik
 RM 4 Form Grafik
 RM 5 Form Asuhan Keperawatan
 RM 6 Form Observasi
 RM 7 Form Persetujuan Ranap
 RM 8 Form Persetujuan Tindakan Medis
 RM 9 Form Pemeriksaan Penunjang

Anda mungkin juga menyukai