Anda di halaman 1dari 57

1

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR SISWA SERTA UPAYA


PEMECAHANNYA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN
BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA KELAS IV MI NW
PLAMBIK TAHUN AJARAN 2013/1014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Secara kodrati manusia telah dianugrahkan oleh Allah SWT untuk

memiliki kecendrungan-kecendrungan baik dalam bakat, minat, kemampuan,

dan sebagainya. Namun semua perangkat tersebut hanya merupakan pontensi

yang terpendam di dalam jiwa seseorang, artinya kecendrungan dimaksud

hanya tetap menjadi kecendrungan belaka tampa adanya suatu wahana atau

motivasi yang akan menjembatani ke dalam dunia nyata.

Kualitas dan .kuantitas pendidikan sampai kini masih tetap merupakan

suatu masalah yang menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem

pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani secara simultan

sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan.

Demikian juga sebaliknya, sebab itu tidak mengherankan apabila masalah

pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, termasuk di negara maju

sekalipun.

Siswa pada dasarnya hanya menerima materi pelajaran yang diajarkan

oleh guru, namun mereka seolah-olah tidak pernah peduli apakah materi itu

bisa diterima atau tidak. Terkadang juga para siswa tidak sadar apakah
2

dirinya bisa memahami materi yang telah diberikan gurunya, namun dibalik

itu mereka hanya menerima saja karena merupakan mata pelajaran pada saat

itu.

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah suatu pengetahuan teori yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas, yaitu melakukan observasi

eksperementasi, penyimpulan, penyusunan teori, dan demikian seterusnya

kait mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Fungsi mata pelajaran IPA di MI antara lain: (1) menanamkan

pengetahuan tentang lingkungan alam, (2) mengembangkan keterampilan,

wawasan, sikap, dan nilai ilmiah, (3) menyadarkan siswa akan pemanfaatan

teknologi bagi kehidupan sehari-hari, dan (4) menyadarkan siswa akan

kebesaran Allah SWT.1

Di samping itu, tujuan pembelajaran IPA, yaitu: (a) meningkatkan

kesadaran dan kelestarian lingkungan, kebanggaan nasional, dan kebesaran

Allah SWT, (b) memahami konsep-konsep IPA dan saling keterkaitanya, (c)

mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi

dalam kehidupan sehari-hari, (d) mengembangkan keterampilan proses untuk

memperoleh konsep-konsep IPA dan menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah,

(e) menerapkan konsep dan prinsip biologi uuntuk menghasilkan karya

teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia dan, (f)

memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.2

1
Tintin Atikah dkk, biologi SLTP kelas II (Surabaya: SIS, 2000), h, 1
2
Ibid, h, 2
3

Secara umum bahan pelajaran IPA di SD/MI oleh sebagian siswa

dianggap sebagai mata pelajaran yang lumayan sulit. Ini dibuktikan dengan

banyak diantara siswa yang mempunyai persepsi tentang pelajaran biologi

merupakan pelajaran hafalan, karena kegiatan lapangan ataupun laboratorium

sangat kurang, sehingga sering dianggap sebagai pelajaran yang

membosankan. Sebagian diantara siswa juga berpendapat bahwa pelajaran

biologi kurang mendukung permasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari.

Di samping itu juga, pelajaran IPA merupakan pelajaran yang banyak

menggunakan istilah-istilah latin sehingga sebagian dari siswa itu sangat sulit

untuk mengkomunikasikannya. Sehingga nantinya akan merambat pada

motivasi siswa itu sendiri.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu diketahui sejauh mana

kesulitan yang di hadapi oleh siswa pada pelajaran IPA khususnya pada

pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, oleh karena itu,

dipandang perlu untuk melakukan suatu penelitian tentang”Identifikasi

Kesulitan Belajar Siswa Serta Upaya Pemecahannya Pada Pokok Bahasan

bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV tahun pelajaran 2013/2014”

B. Fokus Kajian

Sesuai dengan konteks penelitian di atas, fokus kajian yang perlu

diijawab dalam penelitian ini adalah:


4

1. Bagaimana tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa kelas IV di MI

NW Plambik dalam pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya tahun pelajaran 2013/2014

2. Bagaimana upaya pemecahan kesulitan belajar yang dialami siswa siswa

dalam mempelajari pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya.

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui tingkat kesuliltan belajar yang dialami siswa kelas IV dalam

pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya tahun pelajaran

2013/2014

2. Mengetahui upaya-upaya pemecahan kesulitan belajar siswa dalam

mempelajari pokok bahasan pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya tahun pelajaran 2013./2014

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis:

Dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan tentang jenis-jenis

kesulitan yang dialami siswa di MI NW Plambik serta berbagai upaya

pemecahan dalam mengatasi kesuliltan belajar siswa pada pokok bahasan

bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

2. Manfaaat praktis:
5

a. Sebagai informasi bagi guru IPA tentang kesulitan belajar siswa dan

upaya pemecahannya dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di kelas

IV MI NW Plambik dalam pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan

dan fungsinya.

b. Bagi siswa dapat dijadikan sebagai acuan untuk membenahi diri dalam

mengantisipasi kesulitan belajar terutama dalam mempelajari bagian-

bagian tumbuhan dan fungsinya.

c. Bagi pebeliti; mendapatkan pengetahuan, memperkaya wawasan

strategi pembelajaran berikut praktiknya di lapangan yang berguna

bagi pilihan profesi peneliti yangakan datang.

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1 Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah tujuan atau masalah yang diteliti.

Adapun ruang lingkup dalam peneliltian ini adalah “tingkat kesulitan

belajar siswa serta upaya pemecehannya dalam mempelajari pokok

bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV di MI NW tahun

pelajaran 2013/2014”.

2 Setting penelitian
6

Setting penelitian adalah tempat dimana dilaksanakan penelitian

tersebut. Yang menjadi setting penelitian dalam penelitian ini adalah

kelsas IV Di MI NW Plambik.

F. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Tentang Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar

terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian

belajar, karena masalah belajar ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan

dari diri siswa itu sendiri.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.3

Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai

berikut “belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat

pengalaman dan latihan”. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak

tahu menjadi tahu, timbul pengertian baru, serta timbul dan

berkembangnya sifat sosial, susila, dan emosional.4

Dari berbagai definisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa belajar itu adalah:

3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhunya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.2
4
Zainal Aqib, Profesionalis Guru Dalam Pembelajaran (Surabaya: Insan Cendikia, 2002), h. 42
7

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan

tersebut dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi

juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang kurang

menyenangkan atau kurang baik.

b. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman.

c. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti:

perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan,

kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.5

Dalam belajar peran guru sangatlah besar karena dia memberikan

ilmu kepada siswa yang diharapkan siswa mampu menguasai ilmu tersebut

dengan tujuan yang jelas dan terarah. Dan juga berguna bagi dirinya

sendiri maupun untuk masyarakat umum, karena ilmu merupakan suatu

kunci kehidupan di dunia sebagai pedoman dalam mengembangkan

kreativitas. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang di

riwayatkan oleh Ibnu Majah yang artinya: ”sedekah yang utama adalah

orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian dia ajarkan ilmu itu kepada

saudaranya sesama muslim”.(HR. Ibnu Majah).6

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus

melalui melalui prosedur latihan. Perubahanitu sendiri berangsur-angsur


5
Mahfud Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), h. 28
6
Rahmat Syafi’e, Al Hadits, Aqidah Akhlak, Sosial, dan Hukum (Bandung: Pustaka Setia, 2003),
h.251
8

dimulai darisesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian dikuasai atau

dimilikinya dan dipergunakan sampai pada suatu saat untuk dievaluasi

oleh yang menjalani proses belajar itu, dan akan sangat berarti setelah dia

mempelajarinya akan mengajarkan kembali ilmu itu kepada saudara-

saudaranya terutama kaum muslimin.

2. Kesulitan Belajar

Dalam proses pembelajaran di sekolah, aktivitas belajar tidak

selamanya berjalan dengan lancar. Masalah kesulitan belajar ini sudah

merupakan masalah umum yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Kesulitan belajar yang didefinisikan oleh The United States Of

Education (USEO) pada tahun 1977 hampir identik dengan definisi yang

dikemukakan oleh the national advisory on committee handicapped pada

tahun 1967 sebagaimana yang dikutib oleh hallahan dkk yaitu sebagai

berikut

” kesulitan belajar adalah suatu ganggguan dalam satu atau lebih


dalam proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan
penggunaan bahasa ujaran dan tulisan”.

Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk

kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja,

atau menghitung. Batasan mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan

perseptual, luka pada otak, disleksial, dan afasia perkembangan.7

Di indonesia memang belum ada definisi yang baku mengenai

kesulitan belajar ini. Biasanya, seorang guru akan menganggap siswa yang
7
Mukhtar Dkk, Pengantar Remedial, Teori dan Penerapannya Dalam Pembelajaran (jakarta:
Nimas Multima, 2005), h. 41
9

memiliki prestasi yang rendah sebagai siswa yang mengalami kesulitan

belajar. Namun ada definisi kesulitan belajar sebagaimana yang dikutip

oleh Lovvit dalam mukhtar (2005), seperti yang diadopsi dalam dunia

pendidikan kita, yaitu:

1) Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang


bersumber pada neurologis yang secara selektif mengganggu
perkembangan, integrasi, dan kemampuan verbal atau nonverbal
2) Kesulitan belajar khusus tampil sebagai suatu kondisi
ketidakmampuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki
intelegensi rata-rata hingga superior yang memiliki sistem
sensoris yang cukkup, dan kesempatan untuk belajar yang cukup
pula.
3) Kesulitan belajar khusus ini dapat bervariasi dalam bentuk dan
tingkatanya yang dapat berpengaruh terhadap harga diri,
pendidikan, pekerjaan, sosialisasi dan aktivitas kehidupanya.8
Kesulitan belajar siswa di sekolah bisa bermacam-macam, baik

dalam hal menerima mata pelajaran menyerap pelajaran, atau kedua

duanya. Setiap siswa pada prinsipnya mempunyai hak untuk mencapai

prestasi belajar yang memuaskan. Namun pada kenyataanya, jelaslah

bahwa siswa-siswi tersebut memiliki perbedaan, baik dalam kemampuan

intelektual, fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan, maupun pendekatan

belajar yang digunakan. Artinya, setiap siswa memang tidak ada yang

sama. Perbedaan individual tersebutlah yang menyebabkan perbedaan

tingkah laku belajar setiap siswa. Dengan demikian, kondisi dimana siswa

tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, baik dalam menerima maupun

menyerap pelajaran, inilah yang disebut dengan kesulitan belajar.

8
Mukhtar Dkk, Pengantar Remedial, Teori dan Penerapannya Dalam Pembelajaran (jakarta:
Nimas Multima, 2005), h. 42
10

Meskipun terdapat perbedaan dari definisi di atas, namun dari

definisi di atas memiliki titik kesamaan, yaitu:

”(1) kemungkinan adanya definisi neurologis (2) adanya


kesulitan dalam tugas-tugas akademik (3) adanya kesenjangan antara
prestasi dengan potensi (4) adanya pengeluaran sebab-sebab lain (5)
mengindikasikan bahwa kesulitan belajar dapat terwujud sebagai
suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang akademik, baik dalam
matapelajaran yang spesifik seperti membaca, menulis, menghitung
dan mengeja, atau dalam berbagai keterampilan yang bersifat lebih
umum seperti mendengarkan, berbicara, dan berpikir, (6) anak
kesulitan belajar memperoleh prestasi belajar jauh di bawah potensi
yang dimiliki”.9
Susuai dengan pendapat para ahli di atas, bahwa secara umum

kesulitan belajar itu merupakan suatu hal yang dapat mengganggu proses

belajar dari diri siswa itu sendiri. Ini dapat kita lihat dari proses belajar

siswa itu sendiri serta berbagai sikap mereka dalam menerima pelajaran

yang diberikan oleh gurunya. Dalam kesulitan belajar, siswa tidak mampu

mendapatkan hasil yang ingin dicapai yang secara otomatis sangat

mempengaruhi prestasinya dalam akademik. Tetapi berangkat dari itu,

sesulit apapun masalah yang dihadapi tentu ada jalan keluar dalam

mengatasinya, karena Allah SWT tidak menghendakikesulitan kepada

hamba-Nya menjalankan suatu pekerjaan tersebut. Hal ini tercantum

dalam firman Allah SWT:

         
  

Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki


kesulitan bagimu. (QS. Al-Baqarah: 185).10

9
Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 54
10
Depag RI, hal. 26
11

3. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar

Belajar tidak senanatiasa berhasil, tetapi sering kali ada hal-hal

yang bisa mengakibatkan kegagalan atau setidaknya merupakan kegagalan

yang bisa menghambat kemajuan belajar. Tetapi pada pokoknya dapat

digolongkan menjadi dua faktor, yaitu:

a. Faktor Indogen, faktor ini ialah faktor yang datang dari diri siswa
atau anak itu sendiri:
1) Faktor biologis
Faktor biologis adalah faktor yang berhubungan dengan
jasmani, misalnya kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan
rohaniah. Yang ternasuk dalam faktor ini adalah intelegensi
atau kecerdasa, perhatian dalam belajar, minat, bakat, dan
emosi.
b. Faktor Eksogen, faktor ini ialah faktor yang datang dati luar diri
siswa. Faktor ini meliputi:
1) Lingkungan keluarga, yaitu meliputi cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan.
2) Lingkungan sekolah yaitu, meliputi: metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, standar pelajaran di atas ukuran kemampuan siswa,
keadaan gedung sekolah, metode belajar, waktu jam pelajaran
yang kurang baik (sekolah yang masuk siang dimana udara
yang sangat panas mempunyai pengaruh yang melelahkan).
3) Lingkungan masyarakat, yang meliputi: media masa, teman
bergaul, kegiatan siswa dalam masyarakat, corak kehidupan
tetangga, dan suasana kehidupan masyarakat sekitar tempat
tinggal.11
Dalam belajar, kita tidak bisa melepaskan diri dari hal-hal

yang mengantarkan kita kepada ketidak mampuan. Banyak orang

yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan apa-

apa, hanya kegagalan yang ditemui.

11
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, h. 42
12

Penyebab kegagalan belajar yaitu: (1) belajar tidak teratur

(2) tidak disiplin dan kurang bersemanagat, (3) tidak tahu

bagaimana cara,(4) mengabaikan pengaturan waktu dalam belajar,

dan (5) istirahat yang tidak cukup dan kurang tidur. Selain itu, kiat-

kiat menghindari kesulitan belajar adalah:

“(1) tentukan tujuan belajar, (2) kenali sistem ingatan,


(3) kenali rentangan konsentrasi, (4) kenali tipe belajar sendiri,
(5) kenali sifat buku, (6) jauhi sifat malas, (7) penuhi keinginan
sesaat istirahat jika lelah, (8) catat keinginan mendatang, (9)
catat tugas yang belum selesai, (10) kalau belum siap jangan
belajar, (11) jaga kondisi tubuh, (12) berkonsentrasi dalam
belajar, (13) kosongkan pikiran dari kesan lainnya, dan (14)
kuasai bahasa”.12

4. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar

Ada berbagai cara untuk mengidentifikasi siwa-siswi yang

mengalami kesulitan belajar. Baik dilihat darisikap siwa, tingkah laku, dan

prestasi belajar.

Usaha perbaikan kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan

memperhatikan apabila ada lebih dari satu siswa yang mengalami

kesulitan belajar yang sama, maka upaya perbaikan ini hendaknya

diberikan terhadap kelompok siswa itu secara bersama-sama. Akan tetapi,

ada siswa yang memiliki kesulitan belajar yang bersifat unik, maka upaya

perbaikannya hendaklah diberikan secara individual.

Secara umum ada empat langkah yang utama dalam mendiagnosa

dan memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu:

a. Menetukan siswa mana yang mengalami kesulitan belajar.


b. Menetukan bentuk khusus dari kesulitan belajar itu
12
Mukhtar dkk, Pengantar Remedial, Teori Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran, h. 62
13

c. Menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar itu,


misalnya karena metode mengaajar yang tidak sesuai dengan
materi pembelajaran.
d. Menentukan prosedur remedial yang sesuai.13
Disamping itu, untuk melihat kesulitan belajar siswa guru dapat

menempuh langkah-langkah diagnostik sebagai berikut:

1) Melakukan observasi dalam kelas untuk melihat adanya perilaku yang

menyimpang pada siswa ketika mengikuti pelajaran.

2) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa, khususnya siswa yang

diduga mengalami kesulitan belajar

3) Memberikan tes bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat

kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

4) Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui keadaaan

keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.

5) Memberi tes kemampuan intelegensi, khususnya kepada siswa yang

diduga mengalami kesulitan belajar.

Setelah langkah-langkah diatas selesai dilakukan, barulah guru

melaksanakan langkah selanjutnya, yaitu melaksanakan program

perbaikan.

a) Analisis Hasil Diagnosis

Data dan informasi yang diperoleh guru mulalui diagnostik

kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis

kesulitan khusus yang dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat

diketahui secara pasti.

b) Menetukan Kecakapan Bidang Masalah


13
Ibid, h. 53
14

Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat menentukan

bidang kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan

perbaikan. Bidang-bidang kecakapan masalah ini dapat dikategorikan

menjadi tiga macam, yaitu: (1) Bidang kecakapan bermasalah yang

dapat ditangani oleh guru sendiri, (2) bidang kecakapan masalah yang

dapat ditangani oleh guru dengan bantuan orang tua wali, (3) bidang

kecakapan masalah yang tidak dapat ditangani oleh guru maupun

orang tua wali. Misalnya, lemah mental, dan kecanduan narkoba.

Sehingga harus ditangani secara khusus oleh ahli dibidang tersebut.

c) Menyusun Program Perbaikan

Dalam hal ini, guru perlu menetapkan hal-hal tentang tujuan

pengajaran remedial, materi pengajaran remedial, metode pengajaran

remedial, alokasi waktu pengajaran remedial, dan evaluasi kemajuan

siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial.

d) Melaksanakan Program Perbaikan

Setelah menyusun semua program remedial, guru dengan sepenuh

hati dianjurkan untuk melaksanakan pengajaran remedial kepada siswa

yang mengalami kesulitan belajar tersebut.

Selanjutnya, untuk memperluas wawasan, guru sangat dianjurkan

untuk mempelajari buku-buku khusus mengenai kesulitan belajar.


15

Sehingga dalam pelaksaanya dapat menghasilkan tujuan yang

diinginkan.14

Dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, ini merupakan suatu

pekerjaan mulia dan sangat dianjurkan oleh agama kita karena bisa

meringankan beban yang dialaminya. Sesuai dengan hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya “Barang siapa yang

melepaskan dari seorang muslim satu kesusahan dari kesusahan-

kesusahan dunia, niscaya Allah melepaskan dia dari kesusahan-

kesusahan hari kiamat”.15

5. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

Tumbuhan termasuk dalam makhluk hidup, Karena tumbuhan dapat

tumbuh dan berkembang. tumbuhan memiliki bagian bagian yang penting.

Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam proses

kehidupannya. Bagian bagian tersebut antara lain akar, batang, daun,

bunga, buah, dan biji.

a. Akar

Ada bagian tumbuhan yang berada di atas tanah dan ada bagian

tumbuhan yang berada di bawah tanah. Bagian tumbuhan yang berada

di dalam tanah adalah akar. Akar membuat tumbuhan menjadi tidak

mudah untuk dicabut dari tanah. Jadi, akar berfungsi sebagai bagian

yang mengokohkan tumbuhan. Jika tumbuhan tidak memiliki akar,

14
Ibid, h. 57
15
Rahmat Syafi’e, al Hadits, Aqidah Akhlak, Sosial, dan Hukum, h. 237
16

tumbuhan akan mudah dicabut, mudah roboh ketika diterpa angin, atau

hanyut terbawa air ketika turun hujan. Zat-zat mineral dan air yang

dibutuhkan untuk membuat makanan diserap oleh akar dari dalam

tanah.

Namun, pada beberapa tumbuhan tertentu, akar tidak hanya

berfungsi menyerap air dan mineral, tetapi juga berfungsi sebagai

penyimpanan cadangan makanan, misalnya pada beberapa tumbuhan

umbi-umbian. Di samping itu, ada juga akar tumbuhan yang berfungsi

membantu penyerapan oksigen di udara, seperti pada tumbuhan bakau.

Berdasarkan bentuknya, terdapat dua jenis akar, yaitu akar serabut

dan akar tunggang. Akar serabut biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis

monokotil (biji berkeping tunggal). Misalnya, padi, jagung, dan kelapa.

Adapun akar tunggang biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis dikotil

(biji berkeping dua). Misalnya, mangga, jambu, jeruk, dan kacang-

kacangan.

b. Batang

Bagian tumbuhan yang berada di atas tanah adalah batang. Batang

berfungsi sebagai tempat munculnya daun, bunga, dan buah. Di

samping itu, batang juga berfungsi untuk mengedarkan mineral dan air

yang diserap akar, serta zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh

bagian tubuh.
17

Jika batang tumbuhan dikotil dipotong, akan terlihat garis-garis

melingkar. Jumlah garis tersebut menunjukkan jumlah umur

tumbuhan. Garis melingkar itu disebut dengan lingkaran tahun.

c. Daun

Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya

fotosintesis adalah daun. Daun banyak mengandung zat warna hijau

yang disebut klorofil. Daun terdiri atas tangkai daun dan helaian daun.

Di samping bagian-bagian tersebut, ada beberapa jenis tumbuhan yang

mempunyai pelepah pada daunnya. Daun pun mempunyai susunan

tulang daun. Berdasarkan susunannya, tulang daun ada yang menyirip,

menjari, dan sejajar.

1. Tulang Daun Menyirip

Petiklah sehelai daun mangga dan daun jambu. Amatilah

bentuk tulang daun dari masing-masing daun tersebut. Tulang

daun pada kedua daun tersebut berbentuk seperti sirip. Tulang

daun tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung helai

daun. Oleh karena itu, bentuk tulang daun seperti ini disebut

bertulang daun menyirip.

2. Tulang Daun Menjari

Pernahkah kamu memerhatikan sehelai daun Singkong. Pada

gambar tersebut kamu akan melihat bahwa pada daun singkong

terdapat lebih dari satu tulang daun besar. Kemudian bentuk


18

daunnya pun berbentuk seperti jari. Daun pepaya dan daun

jarak memiliki bentuk tulang daun menjari seperti singkong.

3. Tulang Daun Sejajar

Daun jenis ini memiliki tulang daun berbentuk seperti garis-

garis sejajar. Contohnya, jagung, tebu, padi, dan alang-alang.

d. Bunga

Bunga merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai

alat perkembangbiakan. Amatilah bagian-bagian yang ada di dalam

bunga, yaitu tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga,

benang sari, dan putik.

1. Tangkai Bunga

Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada bagian

bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga

dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting.

2. Kelopak Bunga

Kelopak bunga merupakan bagian yang melindungi mahkota

bunga ketika masih kuncup. Biasanya, bentuk dan warnanya

menyerupai daun.

3. Mahkota Bunga
19

Mahkota bunga umum nya memiliki warna bermacam-macam

sehingga disebut perhiasan bunga. Warna yang menarik itu

berguna untuk memikat kupu-kupu atau serangga lainnya agar

hinggap pada bunga. Serangga tersebut dapat membantu dalam

proses penyerbukan.

4. Putik

Putik terdapat di bagian tengah-tengah bunga. Biasanya, putik

dikelilingi oleh benang sari. Putik berfungsi sebagai alat

kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik dan tangkai

putik. Pada bagian dasar tangkai putik terdapat bagian yang

kelak akan menjadi buah dan biji. Apabila serbuk sari berhasil

menempel pada bagian kepala putik maka terjadi proses

penyerbukan. Proses penyerbukan merupakan awal dari

perkembangbiakan pada tumbuhan.

5. Benang Sari

Benang sari terdapat pada bagian tengah bunga yang

berdekatan dengan mahkota bunga. Benang sari berfungsi

sebagai alat kelamin jantan. Benang sari terdiri atas tangkai sari

dan kepala sari. Pada kepala sari ini dihasilkan serbuk sari.

Serbuk sari bersifat ringan dan mudah terbang tertiup angin.

Selain itu, serbuk sari dapat menempel pada kaki, kepala, dan

tubuh kupu-kupu atau serangga yang hinggap.

6. Buah dan Biji


20

Buah merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi melindungi

biji. Buah ada yang berdaging, contohnya buah mangga dan

buah apel. Buah terdiri atas daging buah dan biji.

G. Kerangka Teoritik

Kompleksnya permasalahan serta kesulitan-kesulitan siswa dalam

belajar dapat kita lihat pada hasil prestasi belajar siswa, karena hasil belajar

siswa tersebut sangat erat kaitanya dengan faktor-faktor yang dialami siswa.

Dalam hal ini peningkatan prestasi siswa menjadi salah satu faktor yang harus

diperhatikan. Adanya prestasi positif siswa, tidak terlepas dari bentuk

penilaian yang digunakan oleh para guru.

Upaya-upaya dalam mengatasi kesulitan belajar di harapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam belajar mata pelajaran

biologi. Pada sub pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya

untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan dalam mencapai tujuan yang

diinginkan.

Tapi dalam pelaksanaannya, terdapat hambatan-hambatan dalam

mengembangkan sumber daya manusia itu sendiri. Baik itu datang dari diri

siswa itu, maupun dari faktor-faktor luarnya, yang sangat mengganggu

kreativitasnya dalam menyerap atau memahami suatu materi yang dipelajari.

Dari sini dapat disimpulkan, bahwa dalam kegiatan pembelajaran itu

kita harus memperhatikan beberapa permasalahan yang terjadi, misalnya

kesulitan yang dialami oleh siswa. Baik itu yang datang dari diri siswa

maupun yang datang dari luar diri siswa. Setelah kita mengetahui atau
21

mendiagnosis berbagai kesulitan itu, dengan mudah kita akan bisa

merencanakan suatu kegiatan yang bisa mencegah kesulitan belajar walaupun

tidak sesuai dengan target yang ingin dicapai.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian adalah metode atau cara mengadakan

penelitian.16 Pendekatan penelitian merupakan strategi penelitian yang

dilakukan untuk memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik

variabel dan tujuan penelitian.

Pendekatan penelitian adalah suatu proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian tentang persiapan pengumpulan data

dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara sistematis, ekonomis,

sesuai dengan karakteristik variabel serta sesuai dengan tujuan penelitian.

Berkaitan dengan orientasi penelitian, jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kualitaif yang menggunakan pendekatan deskriptif,

yaitu suatu pendekatan dalam meneliti kasus tentang gejala atau keadaan

sekarang yang dialami oleh subjek yang diteliti, untuk mencari hubungan-

hubungan yang baru yang terdapat dalam suatu permasalahan yang luas dan

kompleks.17 Penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya. Setelah dianalisis hasilnya diharapkan bisa jadi hipotesis bagi

penelitian berikutnya.

16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Reneka Cipta,
2006), h. 7
17
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Propoosal (Jakarta: Bumi Askara, 2008), h. 25
22

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah.18

Penelitian kualitatif ini biasa dilawankan dengan penelitian kuantitatif dengan

alasan bahwa dalam kegiatan ini peneliti tidak mengggunakan angka dalam

mengumpulkan data dan hanya memberikan penafsiran terhadap hasilnya.

Namun demikian, tidak berarti bahwa dalam penelitian kualitaitf ini peneliti

sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka. Di samping itu, peneliti

akan menggunakan metode atau cara lain unutk mendapatkan data-data yang

diperlukan, seperti melakukan observasi, pengamatan, wawancara dengan

pihak-pihak yang terkait, serta mencari dokumen-dokumen atau arsip-arsip

yang diperlukan yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

2. Kehadiran peneliti

Dalam penelitisn kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen

sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi penelitian

mutlak diperlukan.

Peneliti berusaha terlibat untuk mengetahui kejadian-kejadian yang

terjadi pada saat observasi. Oleh karena itu, peneliti akan berusaha untuk

mendapatkan kepercayaan dari objek penelitian, yaitu melalui kerja sama yang

baik dengan lingkungan sosial di dalam sekolah tersebut. Sehingga nantinya

peneliti bisa melihat atau mendapatkan data-data yang berkenaan dengan

tujuan penelitiannya.

3. Lokasi penelitian

18
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R dan D (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 9
23

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti di MI NW Plambik yang

berada di Lombok Tengah kecamatan Praya Barat Daya. MI NW Plambik

terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk, berdekatan dengan kantor

desa dan puskesmas. Ruangan MI NW Plambik terdiri dari beberapa lokal,

yang dilengkapi dengan ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang belajar,

ruang tata usaha dan lain-lain. Di samping itu, MI NW Plambik mempunyai

sebuah musholla yang digunakan sebagai wadah dalam pengembangan imtaq

siswanya.

Di samping itu, alasan peneliti melakukan penelitian di MI NW

Plambik adalah adanya asumsi siswa yang mengatakan bahwa materi bagian-

bagian tumbuhan dan fungsinya itu sulit dipahami yang disebabkan dimana

antara teori yang diterimadikelas dengan praktik lapangannya tidak seimbang,

serta banyaknya istilah istilah latin yang asing mereka temui dalam

mempelajari materi tersebut, sehingga mendorong peneliti untuk

membuktikan secara nyata dari anggapan-anggapan tersebut.

4. Sumber data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek penelitian atau

informan, atau subjek dari mana data diperoleh. Bila peneliti menggunakan

kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan data, sumber datanya di sebut


24

responden, sedangkan bila peneliti menggunakan teknik observasi sumber

datanya bisa berupa benda, atau proses sesuatu.

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti berusaha

bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dalam lingkungan MI NW

Plambik yang meliputi:

a. Para dewan guru. Disini peneliti akan mewawancarai para dewan guru

yang ada di MI NW Plambik tentang keadaan siswa, organisasi sekolah,

sarana dan prasarana serta jumlah siswa kelas IV MI NW Plambik, dan

jumlah seluruh siswa MI NW Plambik Kabupaten Lombok Tengah.

b. Siswa sendiri. Disini peneliti akan melihat dan mewawancarai siswa

tentang kegiatan belajar khusunya pada pokok bahasan bagian-bagian

tumbuhan dan fungsinya, metode yang sering digunakan oleh gurunya

dalam mengajar, sikap siswa dalam menerima pelajaran khusunya pada

pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, serta kesulitan-

kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari pokok bahasan.

Dari hasil wawancara, observasi serta dokumentasi yang dilakukan

oleh peneliti, maka peneliti akan dapat memperoleh data tentang kesulitan-

kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari pokok bahasan bagian-

bagian tumbuhan dan fungsinya serta mampu mencarikan upaya-upaya dalam

mengatasi kesulitan belajar.

5. Prosedur penelitian data

Pada prinsipnya bahwa meneliti merupakan suatu kegiatan melakukan

pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam.


25

Dalam hal ini, untuk mendapatkan data dalam penelitian maka peneliti

harus menggunakan prosedur-prosedur atau teknik pengumpulan data.

Prosedur pengumpulan data adalah suatu metode atau cara untuk mendapatkan

data dari objek penelitian.

Dengan demikian, dalam melakukann suatu penelitian haruslah

menggunakan teknik atau metode untuk mengumpulkan data-data yang sangat

diperlukan dalam menunjang penelitian kualitatif ini. Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai berikut:

a. Metode observasi

Metode observasi yang dimaksud adalah berupa blangko

pengamatan atau chek-list yang berisi daftar segala sesuatu yang ingin

diobservasi dan dibutuhkan dalam penelitian.19

Adapun penggunaan observasi dalam penelitan ini untuk

mendapatkan data tentang dokumentasi, letak geografis, kesulitan-

kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas IV MI NW Plambik dalam

mempelajari bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya serta upaya pemecahannya dalam mengatasi

kesulitan belajar

b. Metode interview

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah waancara

tidak berstruktur. Tujuan dari penggunaan wawancara tak berstruktur ini

supaya subyek yang dijadikan sumber data tidak merasa bahwa dirinya

sedang diteliti. Apabila subjek mengetahui dirinya sedang diteliti maka


19
M. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (bandung: pustaka setia, 2005), h. 143
26

tidak menutup kemungkinan dia tidak terlalu mengekspos data mengenai

masalah yang diteliti. Sebelum terjun melakukan wawancara, peneliti

tidak begitu formal menyiapkan bahan wawancara karena dalam hal ini

peneliti bisa menanyakan segala aspek yang berkaitan dengan tujuan

penelitian, tetappi tidak diusahakan terarah dan lancar. 20

Penggunaan metode wawancara dalam penelitian ini unuk

mendapatkan keterangan dan informasi pelengkap yang dibutuhkan.

Adapun informasi yang ingin didapatkan melalui metode ini adalah

tentang gambaran umum sejarah berdirinya MI NW Plambik, alokasi ,

dokumentasi, jumlah siswa MI NW Plambik keseluruhan tahun pelajaran

2013/2014, kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa serta sikap siswa

dalam mempelajari materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu catatan atau format yang berisi variabel

yang akan dikumpulkan datanya.

Kata dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis.21 Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode

dokementasi dalam penelitian ini adalah berupa chek-list yaitu format atau

daftar yang berisi variabel yang akan dikumpulkan data, seperti data

tentang keadaan guru, struktur organisasi, dan jumlah siswa kelas IV serta

jumlah keseluruhan siswa MI NW Plambik tahun pelajaran 2013/2014.

6. Teknik analisis data


20
Lexi, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2004), h. 139
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Reneka Cipta,
2006), h. 135
27

Teknis analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengolahan

data yang telah dihimpun dari berbagai kegiatan penelitan sehingga diperoleh

informasi-informasi yang berdaya guna.

Karena pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif dengan

jenis pendekatan deskriptif, maka analisis yang peneliti gunakan untuk

menganalisis data adalah analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan melihat

kejadian-kejadian atau penomena-penomena dilapangan yang ada pada saat

sekarang

Dalam menganalisis data peneliti menggunakan teknik analisis data di

lapangan model miles dan huberman, yaitu:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan memcari bila diperlukan.

Teknik ini digunakan karena dalam pengumpulan data di lapangan itu

cukup banyak, maka perlu diteliti dan dicatat hal-hal yang sangat

diperlukan dalam penelitian.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi selesai, maka selanjutnya data-data tersebut

akan didisplaykan. Display data adalah teknik analisi data dengan

membuat data tersebut berupa uraian singkat bagan atau hubungan antara
28

kategori. Dalam hal ini peneliti dipermudahkan dalam menyusun dan

mengurutkan data-data yang telah direduksi tersebut.

c. Conclusion Drawing/ Verivication

Setelah kedua langkah tersebut dilaksanakan, maka langkah

selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan vertifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat dalam mendukung padatahap

pengumpulan data berikutnya.22

7. Validitas data

Validitas data ialah usaha-usaha untuk lebih menjamin keabsahan data

dan temuan data dalam meneliti.

Adapun usaha-usaha yang dilakukan adalah:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan-

peningkatan kepercayaan data yang dikumpulkan. Disini peneliti akan

banyak mempelajari kebudayaan, menguji ketidak benaran informasi yang

diperkenankan baik dari diri sendiri maupun dari responden.

b. Ketekunan Pengamatan

Dalam hal ini peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan

teliti dari rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang

menonjol. Kemudian peneliti akan menelaahnya secara terperinci sampai

22
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta, 2007), h. 247-
252
29

pada suatu titik sehingga mendapatkan data yang dibutuhkan dalam

penelitian dan benar-benar valid.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat macam triangulasi

sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu:

1) Triangulasi sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu, alat

yang berbeda dalam metode kualitatif. Misalnya, membandingkan data

observasi dengan waawancara.

2) Triangulasi metode terdapat dua strategi, yaitu; (a) pengecekan derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa pengumpulan data,

(b) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama.

3) Triangulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti untuk keperluan

pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

4) Triangulasi teori, bahwa data itu tidak dapat dicek denagn satu teori

tetapi membutuhkan banyak teori. Dimana teori-teori itu akan

mendukung dalam mengolah data-data yang telah dikumpulkan oleh

penelliti.23

8. Jadwal Penelitian

23
Lexi J, Moleong, Metode Penelitian Kualitaitf, h. 175-178
30

Jadwal penelitian adalah aktifitas-aktifitas peneliti dalam penyusunan

sebuah karya ilmiah yaitu skripsi, dimana jadwal penelitian ini dilaksanakan

sejak bulan oktober 2012 sampai dengan september 2013. Untuk lebih

jelasnya, terdapat pada tabel di bawah ini:

BAB II

PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN

Setelah mengumpulkan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara,

dan dokumentasi dengan kepala sekolah, guru IPA, guru-guru mata pelajaran

lainnya, serta siswa-siswi, maka diproleh data dan temuan sebagai berikut:
31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam melaksanakan program pendidikan dan pengajaran sekolah

madrasah ibtidaiyah ditunjang oleh fasilitas sarana dan prasarana seperti:

gedung kepala sekolah yang terdiri dari ruang kepala Madrasah, ruang guru,

laboratorium, tata usaha, ruang belajar, toilet, dan lapangan.

MI NW Plambik dalam kapasitasnya sebagai lembaga pendidikan

mengalami dinamika untuk mengeksiskan dirinya sebagai lembaga mandiri.

Untuk itu penulis memaparkan tentang keberadaan Madrasah Ibtidaiyah MI

NW Plambik. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Sejarah Singkat Berdirinya MI NW Plambik

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan NW Plambik yang berlokasi di

Sengkerek Dusun Rungkang Desa Plambik Kecamatan Praya Barat Daya

Kabupaten lombok Tengah merupakan salah satu Madrasah yang bernaung

dibawah organisasi Nahdlatul Wathan. Madrasah ini didirikan pada tanggal

01 juli 1997 dan di resmikan langsung oleh pendiri NWDI dan NW yaitu

Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

Pendirian Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan NW Plambik ini tidak

terlepas dari keinginan atau hajat TGH. Safwan ( Alm. ) dan masyarakat Desa

Plambik untuk ikut serta berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pendidikan

bagi masyarakat. Walaupun lokasi madrasah ini terpencil, namun Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Wathan NW Plambik tetap eksis dalam mewujudkan Visi

dan Misinya yaitu mampu bersaing dengan madrasah – madarasah yang ada

di wilayah perkotaan.
32

Adapun status kepemilikan tanah tersebut adalah merupakan tanah

yang diwakafkan oleh TGH. Safwan ( Alm ) beserta masyarakat Desa

Plambik yang memiliki kemampuan untuk dapat memberikan

sumbangan/amal sesuai dengan yang mereka miliki sehingga luas tanah yang

menjadi tempat pembangunan madrasah tersebut menjadi 4550 M, sedangkan

luas bangunannya adalah 457 M dengan jumlah lokal keseluruhannya adalah

6 lokal.

2. Letak Geografis

Letak Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan NW Plambik berada di

tengah – tengah pemukiman penduduk dan persawahan, degan batas – batas

sebagi berikut :

 Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk

 Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk

 Sebelah barat berbatasan dengan sawah

 Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya pedesaan

Melihat letaknya yang cukup aman dan jauh dari kebisingan kendaraan

sehingga membantu kelancaran dan kenyamanan proses belajar

mengajar, dan nantinya siswa dapat memperoleh informasi dan ilmu

pengetahuan dengan suasana tenang dan nyaman.

3. Keadaan Siswa

Dalam proses belajar mengajar, siswa menduduki peran yang sangat

penting karena keberhasilan siswa merupakan tolak ukur berhasil atau


33

tidaknya proses belajar mengajar. Oleh karena itu keadaan dan peran aktif

siswa sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.

Mengenai keadaan siswa MI NW Plambik pada tahun pelajaran 2013

berdasarkan data secara keseluruhan adalah sebanyak 93 orang. yang terdiri

dari kelas I 23 orang,II 15 orang, III 15 orang, IV 14 orang, V orang 14 , VI

12 orang.

Melihat keadaan siswa tersebut mengindikasikan bahwa MI NW

Plambik memiliki siswa yang tergolong lumayan banyak untuk perbandingan

sekolah di desa dibandingkan dengan yang lainya, hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya adanya kesadaran dari masyarakat disekitanya

umumnya masyarakat Plambik tentang pentingnya pendidikan bagi anak.

4. Keadaan Guru

Guru merupakan orang yang paling berperan dan bertanggung jawab

dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Guru berkewajiban

menyajikan dan menjelaskan materi pelajaran, membimbing dan

mengarahkan siswa kearah pencapaian tujuan pengajaran yang telah

ditentukan. Dalam hal ini guru dituntut untuk bisa mengembangkan dirinya

dalam mencapai sikap profesionalisme yang berkualitas dan mampu

memegang amanah sebagai seorang pendidik. Di samping itu, kualitas dan

kapasitas guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pencapaian

keberhasilan belajar siswa. Adapun keadaan guru di MI NW Plambik dapat

dilihat pada tabel berikut:


34

Tabel I. Keadaan Guru di MI NW Plambik Tahun Pelajaran

2013/2014.

No Nama Guru L/P XJabatan Mapel yang


diajarkan
1 M. Sa’i. S.pdI L Kepala Madrasah Fiqh
2 L. Durahman. L Wakil kepala IPA,Qur’an
S.pdI madrasah Hadits, SKI
3 Suparman QH L Guru Aqidah Akhlak
4 Bq. Hadijah P Guru Guru kelas I
5 Marjunisun . S. PdI L Guru Bhs Arab
6 Ahyarasidi. A.Ma L Guru Matematika
7 Rusmianti. S.PdI P Guru Guru kelas II
8 Indrawati S.PdI P Guru Bhs Indonesia
9 Abdul Aziz S.PdI L Guru IPA, SBK
10 Ekawati S.PdI P Guru Guru kelas III
11 Sunu S.Pd L Guru IPS, PKN
12 Ida rosadi A.Ma P Guru Guru kelas III
13 Mulidin Khalid L Guru Mulok/Bhs Inggris
S.Pd
14 Yos rasidah S.PdI P Guru Qur’an H, SKI,
SBK, Aqidah
Akhlak
15 Astuti Alawiyah P Guru Guru kelas I

Berdasarkan data diatas, diketahui jumlah guru di MI NW Plambik

secara keseluruhan adalah sebanyak 15 orang. Secara kuantitas ini bisa

dikatakan sebanding dan relevan dengan jumlah siswa yang ada karena

dikondisikan dengan sekolah pedesaan. Secara kualitas, mereka bisa

dikatakan mampu dalam mendidik siswa. Ini dapat dilihat dari adanya

inisiatif mereka dalam mengupayakan pendidikan yang lebih maju dengan

cara tetap mengadakan rapat evaluasi setiap semester, dan kebanyakan dari
35

mereka adalah lulusan perguruan tinggi kota Mataram, kota Praya dan

Lombok Timur.

5. Struktur Organisasi MI NW Plambik

Sebagai pedoman kerja, MI NW Plambik mempunyai struktur

organisasi yang lengkap. Adapun struktur organisasinya adalah sebagai

berikut:
36

B. Faktor-Faktor Kesulitan Yang Dihadapi Oleh Siswa Kelas IV MI NW

Plambik Dalam Mempelajari Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya

Dalam mempelajari pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya, faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa itu secara

umum dibagi menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas

IV MI NW Plambik dalam mempelajari pokok bahasan bagian-bagian

tumbuhan dan fungsinya.

a. Kesiapan belajar siswa

Apakah siswa tersebut siap untuk menerima materi pelajaran atau

tidak, karena banyak siswa yang datang ke sekolah hanya dengan bekal
37

uang, tampa adanya kemampuan dasar yang menjadi modal untuk

menerima materi dari gurunya, dengan modal materi yang kosong siswa

akan merasa sulit untuk menerima materi pelajaran. Demikian pula

ungkapan dari seorang siswa yang menyatakan kesiapan saya untuk belajar

belum mantap karena kebiasaan saya untuk belajar di rumah masih sangat

minim, dengan begitu saya merasa tidak tertarik dengan materi yang

diberikan guru.24 Hal ini menunjukkan bahwa apabila seseorang siswa

tidak siap untuk belajar maka anak tersebut akan sulit untuk menerima

materi pelajaran. Dengan kesulitan belajar yang dirasakan maka minat

untuk belajar berkurang.

b. Kemampuan dasar siswa

Siswa tidak mempersiapkan diri dengan materi hanya

mempersiapkan diri dengan modal rajin saja25. Dengan demikian apakah

siswa tersebut sudah mempunyai pengetahuan awal, dalam mempelajari

pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, sebagian siswa

belum mempunyai pengetahuan awal sehingga mereka mendapatkan

kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan oleh gurunya. Ini senada

dengan ungkapan dari siswa yang mengatakan bahwa saya bingung

dengan belajar tentang bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, karena

kemampuan dasar saya sangat kurang sehingga apa yang diajarkan guru

banyak yang saya tidak pahami. Kalau menurut saya, yang menjadi

kendala utama saya sehingga saya merasakan kesulitan dalam

24
Hail Wahyuningsih, Wawancara, 19 September 2013
25
Ahyar rosidi, Wawancara ,19 September 2013,
38

memepelajari bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya adalah kurangnya

kemampuan dasar diri saya, sehingga membuat saya kurang bersemangat

dalam mempelajarinya serta rasa minder terhadap teman-teman di kelas.26

Dengan demikian kemampuan dasar yang kurang dapat menimbulkan

kesulitan siswa dalam mempelajari materi pokok bahasan bagian-bagian

tumbuhan dan fungsinya.

c. Kesehatan siswa sering terganggu

Faktor ini sangat kecil kemungkinan karena dari hasil penelitian yang

dilakukan, masih jarang siswa-siswi yang tidak masuk disebabkan karena

gangguan kesehatan.

d. Kebiasaan belajar siswa

Setiap siswa mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda-beda di


rumah maupun di sekolah, demikian juga tidak semua cara belajar siswa
dapat dituruti oleh gurunya.27 Hal ini tergantung dari siswa dalam
mempelajari materi yang telah disampaikan oleh guru khususnya guru
IPA, siswa-siswi itu rata-rata tidak pernah mengulang atau membuka
kembali pelajaran yang telah diajarkan di rumahnya.
e. Materi yang kurang disukai

Dalam mempelajari materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya,

pertama yang harus diperhatikan adalah kesiapan dari guru dan siswa-sisi.

Dengan kesiapan yang matang ilmu yang ditransperkan oleh guru kepada

siswanya bisa ditangkap atau dipahami.

Dalam pengamatan yang peneliti lakukan pada proses belajar

mengajar pada pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya di


26
Ahmad Hafizul Umam, Wawancara ,19 September 2013
27
Rusmianti, Wawancara, 29 September 2013
39

kelas IV MI NW Plambik, dimana guru IPA hanya menjelaskan secara

umum saja bagian-bagian dari tumbuhan itu, dan juga menyampaikan

materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya itu di depan kelas tampa

melakukan praktik secara langsung dilapangan atau laboratorium.

Dari problematika yang terjadi ini, sebagian besar siswa itu merasa

jenuh dan bosan terhadap materi tentang bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya, karena mereka hanya disajikan dengan materi saja tampa

disertai dengan keadaan nyata, sehingga tingkat pemahaman dan

penguasaan materi siswa kelas IV MI NW plambik sangat kurang atau

minim.

Berangkat dari semua itu, timbul suatu sikap tidak senang dari

siswa itu untuk belajar tentang materi bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya yang disebabkan tidak sesuainya materi yang diajarkan oleh

guru dengan metode atau keinginan dari siswa. Di samping itu juga,

banyak dari siswa itu beranggapan dalam mempelajari bagian-bagian

tumbuhan dan fungsinya sangat rumit, yaitu mulai dari bagian-bagian

tumbuhan dan fungsinya masing-masing.

Dari masalah yang terjadi itu, sebagian siswa itu merasa tidak

senang dengan materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, sehingga

mereka malas untuk belajar. Sehingga dalam hal ini siswa itu minim

pengetahuannya dalam memahami secara lebih mendalam tentang bagian-

bagian tumbuhan dan fungsinya.

f. Tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas


40

Aspek dari tujuan belajar siswa dapat dilihat dari apakah siswa

tersebut benar-benar bertujuan untuk belajar atau hanya ikut-ikutan

temannya untuk sekolah. Yang menjadi faktor kesulitan saya dalam belajar

adalah saya tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas, ini disebabakan

karena saya hanya ikut-ikutan masuk sekolah dan orang tua tidak terlalu

memaksa saya untuk sekolah sehingga konsentrasi saya tidak terlalu

fokus.28

2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa

kelas IV MI NW Plambik dalam mempelajari pokok bahasan bagian-

bagian tumbuhan dan fungsinya.

a. Fasilitas Belajar Yang Kurang Memadai

Karena dalam belajar IPA khususnya dalam memepelajari pokok

bahasan bagian-bagian dan fungsinya harus memerlukan fasilitas yang

memadai di dalam laboratorium. Sebab untuk memperjelas dari hasil

pemaparan gurunya di kelas harus diikuti dengan praktik. Dengan adanya

praktik siswa akan semakin tertarik dengan materi yang diajarkan. Seperti

yang diketahui bahwa di MI NW Plambik letaknya jauh dari perkotaan

sehingga perhatian pemerintah agak kurang, begitu juga dengan subsidi

fasilitas sekolah juga sangat minim.29 Seperti yang diungkapkan oleh kepala

sekolah bahwa dalam menunjang perbaikan belajar haruslah dilengkapi

dengan fasilitas yang memadai. Tetapi karena fasilitas itu minim di MI NW

28

29
observasi, 21 September 2013
41

Plambik maka siswa itu sangat sulit untuk bisa mempraktikkan teori yang

didapatkan di kelas dengan keadaan nyata.30 Karena dari observasi yang

peneliti lakukan bahwa keberadaan laboratorium di MI NW Plambik itu

kurang mendukung dalam menunjang pembelajaran IPA khususnya

persediaan alat-alat praktik. Di MI NW Plambik juga keberadaan laboratorium

masih di gabung dengan ruang perpustakaan, dalam arti lain masih belum

mempunyai ruangan khsusus untuk ruangan laboratorium.

b. Metode Mengajar Guru

Sebagai seorang guru kami menyadari bahwa setiap metode yang kami

gunakan dalam menyampaikan materi IPA khususnya pokok bahasan bagian-

bagian tumbuhan dan fungsinya tidak selamanya bisa diterima bisa diterima

oleh siswa.31 Selain itu juga seperti yang peneliti amati pada saat guru

menyampaikan materi IPA pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya, banyak siswa merasa bosan mendengarkan ceramah dari guru,

karena menurut mereka metode yang digunakan guru itu hanya monoton pada

satu metode saja.32 Metode ini juga sangat dirasakan oleh siswa seperti yang

dikatakan oleh salah seorang siswa kelas IV, kalau guru itu mengajar dengan

metode yang monoton maka saya bosan untuk belajar dalam kegiatan belajar

pada pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya gurunya jarang

melakukan praktikan, sehingga siswa sulit untuk mengetahui bagian-bagian

secara detail tentang bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Seperti yang

30
Ajis, Wawancara, 19 September 2013
31
Ajis, Wawancara, 19 September 2013
32
Observasi, 18 September 2013
42

dikatakan oleh seorang siswa, guru itu hanya ceramah saja di kelas dan

jarang .kita disertai dengan praktik.33

c. Motivasi Dan Dorongan Orang Tua Status Ekonomi

Seorang siswa yang kurang mendapat perhatian orang tua itu akan

minder dengan kondisi teman-teman yang selalu mendapat perhatian orang

tuanya. Dengan kondisi seperti ini siswa akan kehilangan konsentrasi

belajarnya terutama dalam mempelajari pokok bahasan yang sulit, diharapkan

bagi orang tua dalam memberikan semangat dan motivasi kepada anak, ini

merupakan suatu masalah yang biasa terjadi di daerah perdesaan.34

Sedangkan faktor orang tua atau keluarga meliputi perhatian, tanggung

jawab, cara orang tua mendidik, relasi dengan keluarga, suasana rumah, dalam

hal ini sedemikian mungkin orang tua itu harus ikut berperan dalam

memahami keadaan anak-anaknya.35

d. Status Ekonomi

Sudah barang tentu yang namanya siswa MI/SD selalu mengiginkan fasilitas

yang menunjang kegiatan belajarnya. Bagi siswa yang mampu mungkin bisa

memenuhi, tetapi bagi siswa yang kurang mampu akan sulit untuk

memenuhinya, dengan demikian siswa tersebut akan minder terhadap teman-

temannya sehingga motivasi belajarnya menurun.36

33
Anggun, Wawancara, 22 September 2013
34
Marjunisun, Wawancara, 21 Septembar 2013
35
Rusmianti, Wawancara, 18 Septembar 2013
36
Astuti, Wawancara, 18 Septembar 2013
43

3. Beberapa Upaya Dalam Menangulangi Kesulitan Belajar Yang Dialami

Siswa Kelas IV MI NW Plambik

a. Untuk mengetahui kesiapan belajar siswa, sebelum guru IPA memberikan

materi tentang bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, mereka disuruh

menyebutkan nama-nama tumbuhan yang pernah mereka lihat dan dan

menyebutkan bagian-bagianya. Karena itu merupakan suatu rangsangan

terhadap daya nalar siswa itu sendiri. Di samping itu juga, guru menanyakan

tentang sejauh mana kesiapan mereka dalam mengikutii dan menerima materi

pelajaran pada hari ini. Dan tidak lupa pula guru menanyakan kembali

pelajaransebelumnya secara bergiliran pada siswa-siswi.37

b. Untuk mengatasi kebiasaan belajar siswa, guru IPAdi kelas IV berusaha

mnenerapkan berbagai macam metode dan sistem satu kali pemberian materi

disertai dengan tugas sekolah ataupun tugas pekerjaan rumah. Ini iharapkan

supaya siswa itu bisa memahami materi yang telah diberikan dan mau

mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan oleh gurunya di rumah.38

c. Untuk mengatasi masalah fasilitas yang kurang memadai terutama keberadaan

gedung laboratorium, kepala sekolah berusaha meminta bantuan kepusat dan

menyisakan beberapa persen dari uang komite. Untuk melengkapi buku-buku

pelajaran, para guru menugaskan siswa belajar kelompok di sekolah maupun

di rumah dan meminta siwa agar membeli buku pelajaran.

37
Observasi, 24, 25, 26, dan 28 September 2013
38
Observasi, , 25, 26, dan 28 September 2013
44

d. Untuk mengatasi faktor keluarga atau masyarakat yang masih minim

pendidikan beberapa upaya yang dilakukan oleh guru diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Setiap tahun diadakan rapat paripurna komite sekolah. Di sana kepala sekolah

dan guru-guru memberikan penyuluhan dan saran-saran terhadap oran gtua

wali murid bahwa betapa pentingnya pendidikan bagi masa depan anak.

2) Memeberikan himbauan kepada tokoh masyarakat agar memberikan saran-

saran kepada kepada orang tua wali murid agar menganjurkan anaknya untuk

bersekolah.

e. Setelah melihat kesulitan yag dihadapi siswa dalam mempelajari pokok

bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, guru IPA langsung

mengevaluasi kesulitan itu, misalnya melakukan program remedial atau

menanyakan langsung kepada siswa yang bersangkutan tentang tentang

kesulitan yang dialami pada saat belajar pokok bahasan bagian-bagian

tumbuhan dan fungsinya.39

f. Mendorong semua siswa dan komponen sekolah untuk menegakkan semangat

belajar siswa, maka setiap hari sebelum masuk ruangan kelas siswa diberikan

briefing tentang hal itu. Dan secara periode setiap minggu perkembangan itu

dipantau lewat forum rapat berkala para guru dan pegawai. Ini dimaksudkan

untuk mengantisipasi ssecara dini yang diharapkan proses belajar para siswa

dapat ditingkatkan

g. Untuk mengatasi metode belajar guru dan media belajar siswa, para dewan

guru menghimbau kepada guru-guru IPA untuk menggunaka metode yang


39
M, sa;i, Wawancara, 19 September 2013
45

bervariasi dalam menyampaikan materi IPA, khususnya pada pokok bahasan

bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Misalnya sering melakukan

praktikuum, mengggunakan metode Discovery Learning (pembelajaran

penemuan), metode Inquiri, metode diskusi, dan metode-metode lainya. Ini

semua merupakan suatu usaha dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar

yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari pelajaran IPA, khususnya pokok

bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya di MI NW Plambik. Di

samping itu juga pihak sekolah mendatangkan guru bantu atau menyuruh para

guru untuk mengikuti diklat yang diharapkan dapat mengembangkan metode

mengajar yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Begitu juga

terhadap guru mata pelajaran IPA dimana para guru mencoba beberapa

metode baru yang disesuaikan dengan materi yang diajarakan, misalnya

langsung langsung menjelaskan dengan media atau gambar pada saat

mengajar bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Upaya lainya juga

mengatasi kekurangan media belajar, kepala sekolah dan para guru IPA

berusaha meminta bantuan dari dinas terkait serta mencoba memaksimalkan

fasilitas yang ada, walaupun hasilnya tidak maksimal mungkin.


46

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kesulitan Belajar Siswa Kelas IV MI NW Plambik Dalam Mempelajari

Pokok Bahasan Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya Tahun

Pelajaran 2013/2014

Kesulitan belajar siswa kelas IV MI NW Plambik dalam mempelajari

pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya masih tergolong

tinggi. Hal ini terlihat dengan kurangnya mereka dalam memahami materi

bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya yang telah disampaikan gurunya,

rendahnya nilai akademik mereka dan juga sulitt membedakan fungsi dari

bagian-bagian tumbuhan tersebut.

Berkaitan itu, dalam sebuah buku yang berjudul pengajaran remedial

mengatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau
47

lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman an penggunaan

bahasa ujaran atu tulisan.40

Di samping itu juga, yang membuat siswa itu mengalami kesulitan

belajar dalam memahami materi pokok bahasan bagian –bagian tumbuhan dan

fungsinya adalah ketidak disiplinan mereka dalam belajar serta tidak sesuai

antara metode yang diajarkan gurunya dengan keinginan yang mereka

harapkan. Karena dalam proses pengajarannya seorang guru hanya

memberikan atau tampa melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang

dijadikan fokus pelajaran, sehingga yang ada siswa-siswi itu bingung untuk

membedakan bagian-bagian dari tumbuhan yang ada pada tanaman. Karena

dalam penggunaan metode belajar itu sangat berperan dalam meningkatkan

kemauan belajar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat ahli pendidikan yang

mengatakan bahwa metode itu adalah cara yang dalam fungsinya merupakan

alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semakin tepat metode yang

digunakan, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.41

Di samping itu, dalam sebuah bukunya yang berjudul kurikulum dan

pembelajaran Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa:

”Metode adalah komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan


belajar, bagaimana lengkap dan jelasnya komponen lain, tampa dapat
diimplementasikan melalui metode yang tepat maka komponen-
komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses
pencapain tujuan”.42

40
Mukhtar, pengajaran remedial, h. 15
41
B. Suryosubtoro, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta:Rineka Cipta,2002), h, 148
42
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran (Jakarta:Bumi Askara, 2008), h, 106
48

Maka sangat jelaslah dalam penggunaan metode yang tidak bervariasi

dapat menghambat pemahaman siswadalam mempelajari mater bagian-bagian

tumbuhan dan fungsinya.

Salah satu aspek lain yang membuat siswa merasa kesuitan dalam

memahami materi bagian-bagian tumbuhan dan fuungsinya adalah minat

siswa yang rendah dalam belajar. Dalam memahami materi ini diharapkan

minat itu merupakan suatu modal yang mendasar dalam memcapai

pembelajaran yang diinginkan. Hal ini berkaitan dengan pendapatnya Slameto

yang mengatakan bahwa:

“Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu
hal atau aktivitas, tampa ada yang menyuruh”.43
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
siswa itu merupakan suatu sikap yang dialami ssiswa dimana dalam proses
belajarnya mengalami suatu hambatan dalam memahami materi yang telah
ditransferkan oleh guru sebagai tenaga pendidik baik itu dipengaruhi oleh diri
pribadinya maupun faktor dari gurunya sendiri.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Siswa Kelas IV

MI NW Plambik Dalam Mempelajari Pokok Bahasan Bagian-Bagian

Tumbuhan Dan Fungsinya Tahun Pelajaran 2013/2014

Dalam proses pembelajaran tidak semua tujuan itu bisa terlaksana

secara maksimal, tetapi ada saja kendala-kendala atau faktor-faktor yang

menghambat dalam prosees belajar tersebut. Hal ini seperti yang dialami oleh

siswa kelas IV MI NW Plambik dalam mempelajari bagian-bagian tumbuhan

43
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, h, 180
49

dan fungsinya. Dimana siswa itu mengalami suatu kesulitan yang masih tinggi

yaitu sekitar 75 % dari jumlah siswa keseluruhan di kelas IV dalam

memahami materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya yang secara intinya

sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu; faktor internal (dalam diri siswa)

dan faktor eksternal (di luar diri siswa).

Dalam hal ini, senada dengan pendapat Zainal Aqib dalam bukunya

yang berjudul propesionalisme guru bahwa

Banyak hal yang dapat menghambat dan mengganggu kesulitan belajar


siswa, yang pada pokoknya menjurus pada 2 faktor, yaitu faktor internal
(faktor yang datang dari diri siswa), dan faktor eksternal (faktor yang
datang dari luar diri siswa).44

Adapun faktor internal yang mempengaruhi keslutan belajar siswa

dalam mempelajari pokok bahasan bagian-bagian tumuhan dan fungsinya

yang paling dominan adalah kurangnya mereka yang menyukai mata

pelajaran IPA. Ini dapat dilihat pada pada saat prosses belajar berlangsung,

dimana sebagian besar dari siswa itu acuh tak acuh mendengarkan disaat guru

menerangakan materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas. Dalam

anggapan mereka bahwa dalam mempelajari bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya kurang menyenangkan, disebabkan karena dari bagian-bagian

tumbuhan yang diajarkan masih ada lagi fungsi dari bagian-bagian tersebut

dan menurut mereka materi ini lumayan rumit dan membosankan.

Berkaitan dengan hal di atas, bahwa dalam mempelajari hendaknya rasa

ketertarikan terhadap materi itu ditumbuhkan supaya bisa sedikit tidak

mendapatkan hasil yang maksimal tampa adanya dorongan atau paksaan dari
44
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, h. 62
50

pihak lain, yaitu dengan meningkatkan atau membangkitkan semangat belajar

dan menjadikan materi itu sebagai suatu hal yang sangat menarik dan

menantang dalam mempelajarinya.45

Faktor internal lain yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa adalah

kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa-siswi dalam

mempelajari pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya yang

dimana rendahnya tingkat intelegsi yang dimiliki oleh seorang siswa yang

dibawa sejak lahir maupun ada sebab lainya.

Di samping faktor internal, faktor-faktor eksternal juga sangat

mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas IV MI NW Plambik dalam

mempelajari pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Ini

didukung oleh pendapat dari Nana Sudjana yang mengatakan bahwa:

“Faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa itu


meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah dan kebutuhan.46”

salah satu faktor eksternal yang paling dominan yang dihadapi dan yang

mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas IV MI NW Plambik dalam

mempelajari pokok bahasan bagian-bagian tumbuhandan fungsinya adalah

metode mengajar guru

dalam penggunaan metode mengajar tidak semestinya seorang guru

menggunakan metode yang menoton, supaya dalam pemberian materi

tersebut siswa-siswi tidak merasa bosan dan jenuh menerima pelajaran.

45
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhunya, h. 181.
46
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995),
h. 54
51

Dalam hal ini, seorang guru sebagai tenaga pendidik harus mampu

mengkondisikan materi terssebut dengan keinginan siswa dengan kata lain

menggunakan bernagai macam metode dan sering melakukan praktik. Hal ini

sama seperti yang diungkapkan oleh Suryosubroto bahwa:

“penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan rasa


ketertarikan siswa dalam mempelajari sesuatu.47”

Atau dengan kata lainnya diharapkan kepada tenaga pendidik

mengupaya proses pembelajaran dengan menyesuaikan antara materi dengan

tingkat kognitif siswa.

Dengan melihat kenyataan yang ada, bahwa antara kedua faktor

tersebut di atas sangatlah jelas mempengaruhi kesulitan yang dialami siswa

kelas IV MI NW Plambik dalam mempelajari pokok bahasan bagian-bagian

tumbuhan dan funsinya yaitu dilihat dari tidak kondusifnya mereka dalam

melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga yang ada hanya timbul

masalah-masalah yang perlu dibenahi bersama untuk mencapai tujuan

pendidikan yang inginkan.

C. Upaya-Upaya Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas IV MI

NW Plambik Dalam Mempelajari Pokok Bahasan Bagian-Bagian

Tumbuhan Dan Fungsinya Tahun Pelajaran 2013/2014

Dalam hal ini, upaya-upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi

kesulitan belajar siswa dalam mempelajari pokok bahasan bagian-bagian

47
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, h. 160
52

tumbuhan dan fungsinya tersebut, yaitu dengan menggunakan metode yang

bervariasi serta memberikan motivasi yang bersifat membangun untuk

menimbulkan keinginan dan kemauan belajaar siswa agar dapat tercapai

tujuan pendidikan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan Sardiman yang

mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam seseorang yang

ditandai dalam munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan.48 Sehingga dapat membantu guru untuk secara sistematis

membangkitkan motivasi belajar pada siswa yang kecil minatnya terhadap

pelajaran, dan membantu dalam menilai relevansi dan pentingnya tindakan

yang alami dalam proses pembelajaran terutama mempelajari pokok bahasan

bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

Di samping itu, upaya-upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi

kesulitan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dalam mengatasi siswa yang rata-rata pemahamannya kurang memahami

materi pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya yang telah

diajarkan gurunya, guru kelas IV IPA MI NW Plambik langsung

mengadakan program remedial serta menyuruh siswa belajar kelompok

baik di rumah maupun disekolah. Karena dalam program remedial

merupakan suatu usaha atau bantuan untuk memperbaiki prestasi belajar

(pemahaman) sesuai dengan tujuan yang diharapkan.49

2. Guru IPA kls IV MI NW Plambik berusaha menerapkan metode yang

sesuai dengan perkembangan siswa. Ini sesuai dengan pendapat dari ahli
48
Sardiman, Interaksindan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h.
22
49
Mukhtar, Pengajaran Remedial, h. 22
53

pendidikan dimana dalam penggunaan metode itu diharapkan pendidik

menggunakan metode mengajar yang bervariasi supaya pembelajaran bisa

lebih menyenangkan dengan tetap memperhatikan perkembangan kognitif

siswa.50

3. Dalam mengatasi kekurangan fasilitas, kepala sekolah dan dewan guru

berusaha menyisakan beberapa persen dari komite sekolah adn meminta

bantuan di pusat. Kelengkapan sarana juga sangat menunjang terjadinya

proses belajar yang lancar dan juga mampu membangkitkan minat belajar

siswa maupun minat mengajar guru. Ini sesuai dengan pendapat Oemar

Hamalik yang mengatakan bahwa “sarana itu adalah segala sesuatu yang

mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses belajar dan bisa

menambah motivasi guru dan siswa.51” maka sangat jelaslah apabila

fasilitas belajar itu bisa terpenuhi (lengkap) maka kondisi kesulitan itu

sedikit demi sedikit mampi diatasi secara bersama melalui usaha

membangkitkan minat yang ada pada diri siswa tersebut.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mengatasi kesulitan

belajar siswa merupakan suatu hal yang mulia guna menetralisir adanya suatu

hambatan dalam meningkatkan kemampuan siswa. Dalam hal ini, diupayaka

suatu usaha yang relevan atau sesuai dengan permasalan yang timbul, misalnya

menggunakan metode yang sesuai, memberi motivasi belajar siswa,

mengupayakan fasilitas yang memadai dan lain sebagainya.

50
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, h. 96
51
Oemar hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, h. 52
54

Berangkat dari itu semua, bahwa mendidik atau membantu suatu

masalah yang dihadapi manusia itu merupakan hal yang sangat dianjurkan oleh

agama kita (islam), karena salah satu contoh perbuatan ma’ruf adalah

membantu dalam koridor kebenaran. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

Artinya: dan hendaklah ada diantar kamu ssegolongan umat yang

mnyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf an mencegah dari

yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Al-Imran: 104).52

Berangkat dari pembahasan di atas, bahwa menangani kesulitan

belajar itu merupakan suatu perbuatan yang baik dan sangat dianjurkan. Karena

dapat membantu kesusahan orang lain dari masalahhya dan akan mendapat

kerido’an dari Allah SWT baik di dunia maupun di akherat kelak.

52
Depag RI, 2007
55

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan sajian data di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kesultan belajar yang dialami oleh siswa kelas IV MI NW Plambik dalam

mempelajari materi pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya masih tinggi yaitu sekitar 75 % dari jumlah keseluruhan siswa.

Hal ini terindekasi dengan kurangnya mereka menyukai pelajaran tersebut

dan sulitnya mereka dalam membedakan bagian-bagian tumbuhan serta

fungsi dari bagian-bagian tersebut secara terperinci atau detail.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas IV MI

NW Plambik dalam mempelajari materi pokok bahasan bagian-bagian

tumbuhan dan fungsinya secara umum dibedakan menjadi dua macam

yaitu; faktor internal (faktor yang datang dari siswa), dan faktor eksternal

(faktor dari luar diri siswa). Dan faktor yang paling menonjol itu adalah

ketidak tertarikan siswa belajar terhadap materi pokok bahasan bagian-


56

bagian tumbuhan dan fungsinya, metode mengajar guru yang monoton,

serta fasilitas yang kurang memadai.

3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa itu

antara lain: memberikan motivasi serta menjelaskan tujuan belajar

sebelum pelajaran dimulai, memberikan rangsangan kepada siswa

sebelum memulai pelajaran, berusaha menyediakan fasilitas yang

memadai, serta menganjurkan kepada guru IPA untuk menggunakan

metode mengajar yang bervariasi

B. Saran-saran

1. Kepada siswa disarankan agar terus berusaha untuk meningkatkan

belajarnya dengan menerapkan kebiasaan belajar di rumah maupun

disekolah, melepaskan semua persoalan di rumah agar tidak dibawa-bawa

kesolahdan menerapkan metode belajar yang efektif dan efesien serta tetap

berusaha meningkatkan keterampilan sebagai prasyarat belajar mandiri

dengan buku paket.

2. Kepada guru disarankan untuk terus mengupayakan peningkatan

penguasaan metode dalam proses belajar mengajar dengan

memanfaatkankemampuan dasar yang pernah diperoleh.

3. Kepada kepala madrasah MI NW Plambik agar memberikan perhatian

yang cuukup terhadap proses belajar mengajar sehingga tujuan dari

pendidikan dapat tercapai.


57

4. Para pengelola departemen terkait disarankan untuk dapat menyediakan

keperluan belajar siswa, terutama fasilitas belajar, jika tidak maka tujuan

belajar mandiri tidak mungkin terwujud.

Anda mungkin juga menyukai