Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan Dalam Perspektif Islam

Istilah pendidikan dalam pendidikan Islam pada umumnya mengacu pada Al-Tarbiyah, Al-Ta'dib, Al
Ta'lim.Dari ketiga istilah tersebut yang populer di gunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah Al
Tarbiyah, sedangkan Al-Ta'limdan Al Ta'dib jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah
digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam. (Ahmad Syalabi, 1954;21-23)

Istilah Al-Tarbiyah berasal dari kata Rab. Walaupun kata ini memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian
dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur dan menjaga
kelestarian atau ekstiensinnya.

Proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang di berikan Allah sebagai "pendidik"
seluruh ciptaanNya, termasuk manusia. Pengertian pendidikan Islamyang dikandungkan dalam Al-
Tarbiyah, terdiri dari empat unsur pendekatan, yaitu:

1. Memeliharadanmenjagafitrahanakdidikmenjelangdewasa (baligh)

2. Mengembangkanseluruhpotensimenuju kesempurnaan.

3. Mengarahkanseluruhfitrahmenujukesempurnaan.

4. Melaksanakanpendidikansecarabertahap. (Abdurrahman An-Nahlawi, 1992:31)

Istilah Al-Ta'lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam.Menurut para ahli,
kata ini lebih bersifat universal di banding Al-Tarbiyah maupun Al-Ta'dib. Misalnya mengartikan Al-
Ta`lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan
dan ketentuan tertentu. Melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai pendidikan tazkiyah dan
annafs (pensucian diri) dari segala kotoran, sehingga memungkinkannya menerima alhikmah serta
mempelajari segala yang bermanfaat untuk diketahui. (Abdul Fattah, Jalal,1998:29-30)

Istilah Al-Ta'dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur – angsur di tanamkan pada
diri manusia (pesertadidik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan
penciptaan.Dengan pendekatanini, pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing kearah pengenalan
dan pengakuan kepada Tuhan yang tepat dalam tatanan wujuddan kepribadiannya. (Muhammad
Naquib Al-Attas1994:63-64)

Dalam kata Al-Tarbiyah yang memiliki arti pengasuh, pemeliharaan, dan kasih sayang tidak hanya
digunakan untuk manusia, akan tetapi juga digunakan untuk melatih dan memelihara binatang atau
makhluk Allah lainnya.

Di antara batasan yang sangat variatif tersebut adalah;

1. Mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkahlaku individu peserta didik

pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. (Omar Muhammad Al-Thoumy Al-
Syaibany, 1979:32-99)

2. Mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak


peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang
mulia.
3. Mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadiannya yang utama (insankamil). (Ahmad D.Mariamba, 1989:19)

A. HakekatManusia
Dalam Islam, hakekat manusia adalah perpaduan antara badan dan ruh. Keduanya masing-masing
merupakan substansi yang berdiri sendir idan tidak saling bergantung satus ama lain. Islam secara tegas
mengatakan bahwa kedua substansi tersebut adalah substansi alam, sedangkan alam adalah makhluk,
maka keduanya juga makhluk yang diciptaka noleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dari ayat al-Qur’an
surat Al-Mukminun : 12 – 14 yang menggambarkan sebuah proses kejadian manusia, yang artinya : “Dan
sesungguhnya kami ciptakan manusia dari saripati tanah.Kemudian Kami jadikan dari tanah itu air mani
(terletak) dalam tempat simpanan yang teguh (rahim). Kemudian dari airman itu Kami ciptakan
segumpal darah lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dan dari segumpal daging itu
Kami ciptakan tulang belulang. Kemudian tulangbelulang itu kami tutup (balut) dengan daging.Sesudah
itu Kami jadikan dia makhluk yang baru yakni manusia sempurna. Maka Maha Berkat (suci Allah)
pencipta yang paling baik”. (Al-Mukminun : 12 – 14).

Kemudian Nabi Muhammad SAW., mengulas ayat suci tersebut dengan sabdanya : “Bahwasanya
seseorang kamu dihimpun kejadiannya di dalam perut ibu selama 40 hari, kemudian merupakan alaqah
(segumpaldarah) seumpama demikian (selama 40 hari), kemudian mudgatan (segumpaldaging)
seumpama demikian (selama 40 hari). Kemudian Allah mengutus seorang Malaikat maka diperintahkan
kepadanya (Malaikat) empat perkataan dan dikatakan kepada Malaikat engkau tulislah amalannya,
dan rezekinya danajalnya, dan celaka atau bahagianya.Kemudian ditiupkan kepada makhluk itu ruh...”
(H.R. Bukhari).

Dari al-Qur’an dan al-Hadits tersebut di atas, jelaslah bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan
fisik manusia ,tidak ada bedanya dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada hewan.
Semuanya berproses menurut hukum-hukum alam yang material. Hanya saja pada kejadian manusia,
sebelum makhluk yang dinamakan manusia itu lahir dari rahim ibunya, Tuhan telah meniupkan ruh
ciptaan-Nya kedalam tubuh manusia.

Ruh yang berasal dari Tuhan itulah yang dinamakan hakekat manusia. Inilah yang membedakan manusia
dengan hewan, karena Tuhan tidak meniupkan ruh pada hewan. Hakeka tmanusia secara umumd
ijelaskan oleh ayat al-Qur’an yang pertama sekali turun, yang artinya : “Bacalah dengan nama Tuhanmu
yang menjadikan, menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah danTuhanmu Maha
Pemurah.Mengajar manusia yang tidak tahu (jangansekali-kali demikian. Bahkan sesungguhnya manusia
itu bersikap dholim.Apabila ia merasa terkaya (dari Tuhan dalam ajaran-Nya). Sesungguhnya kepada
Tuhanlah kamu akan kembali ”. (Q.S. Al-Alaq : 1 – 8).
B. Manusia Sempurna
Konsep manusia manusia sempurna menurut Islam telah disebutkan oleh Alloh SWT dalam firmannya
pada Surat At-tin ayat 4 yang menyebutkan bahwa Alloh telah menciptakan manusia dengan sebaik-
baiknya penciptaan seperti ada yang ada di bawah ini

ََ ُ َ ً َ ْ َ ‫اع ٌل في اأْل‬ َ ‫ال َر ُّب َك ل ْل َماَل ئ َكة إ ّني‬


َ ‫َوإ ْذ َق‬
‫ض خ ِل َيفة ۖ قالوا أت ْج َع ُل ِف َيها َم ْن ُي ْف ِس ُد ِف َيها َو َي ْس ِف ُك‬ ِ ‫ر‬ ِ ِ ‫ج‬ ِِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ‫اَل‬ َ َ
َ ‫ال إني أ ْعل ُم َما ت ْعل ُم‬ ّ َ َ ُ
َ ُ ‫الد َم َاء َو َن ْح ُن ن َس ّب ُح ب َح ْمد َك َو ُن َق ّد‬
ّ
‫ون‬ ِ ِ َ ‫س لك ۖ ق‬ ِ ِ ِ ِ ِ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Dari ayat di atas dapat dimaknai bahwa Alloh SWT memberikan keistimewaan pada manusia.Manusia
dianugerahi oleh Alloh SWT berupa akal,pikiran, hati sanubari serta budi yang membedakan makhluk
vertebrata atau mamalia lainnya.Oleh karena itu Alloh SWT mempercayakan posisi istimewa yaitu
sebagai khalifah.Seperti yang termaktub dalam surat Al-Baqarah [2]:30.

Kemudian Alloh SWT melanjutkan pembahasannya tentang derajat manusia ,bahwa Alloh SWT akan
merendahkan atau meninggikan derajat manusia sesuai dengan amal perbuatan yang ia lakukan.Seperti
yang termaktub pada SuratAt-tin ayat 6.

Dalam hal ini sebagai kholifah yang telah dipilih oleh Alloh SWT,perlu adanya ungkapan rasa syukur .
Rasa syukur itu dapat dilakukan dengan menggunakan akal pikiran kita untuk memahami dan
merenungi ayat-ayat qauliyah maupun qauniya .Hati sanubari digunakan sebagai penentu sikap atau
parameter baik buruk segala seseatunya yang bersandarkan pada Al-Qur’an dan As sunnah.Fisik atau
raga digunakan untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat.Semua aktifitas ini disandarkan kepada niat
tulus beribadah kepada Alloh SWT.Apabila manusia dapat menggunakan fitrah yang telah diberikan oleh
Alloh SWT secara arif dan bijaksana,maka akan terwujudlah kehidupan yang damai di alam semesta ini.

C. Tujuan Pendidikan Islam


TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PARA ULAMA

1.      Menurut Muhammad ‘AthijahAl-Abrasy

Menurut beliau jiwa pendidikan adalah budi pekerti, pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari
pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa Akhlak dan budi pekerti adalah jiwa dari
pendidikan Islam.
 Mencapai suatu Akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Para ahli pendidikan
Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah hanya memenuhi otak
anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik
Akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa Fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan
kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya Ikhlas dan
Jujur.

Maka tujuan pokok dan utama dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.
Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran Akhlak keagamaan, karena akhlak keagamaan
adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan Akhlak yang mulia itu adalah tiang dari pendidikan Islam.

2.      Menurut Al-Ghazali

Menurut beliau tujuan dari pendidikan adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan pangkat dan
bermegah-megah, dan hendaklah seorang pelajar itu belajar bukan untuk menipu orang-orang bodoh
atau bermegah-megahan. Jadi pendidikan itu tidak keluar dari pendidikan Akhlak.

3.      Menurut Hadji Khalifah.

Menurut beliau tujuan dari belajar bukanlah mencari Rizki di dunia ini, tetapi maksudnya adalah untuk
sampai kepada hakikat, memperkuat Akhlak, dangan arti mencapai ilmu yang sebenarnya dan Akhlak
yang sempurna. Beliau berkata ilmu adalah suatu yang paling lezat dan paling mulia.

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang paling ideal, di mana ilmu di ajarkan karena ia mengandung
kelezatan-kelezatan rohaniah, untuk sampai kepada hakikat ilmiah dan akhlak yang terpuji.

 (Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, 15-18, Prof. Dr. Mohd.’AthijahAl-Abrasy, 1970, Bulan Bintang,
Jakarta )

4.      Menurut Abdullah FatahJalal

Menurut beliau, tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia
mengatakan tujuan ini akan menghasilkan tujuan yang khusus, beliau mengatakan bahwa tujuan itu
adalah semua manusia harus menghambakan diri kepada Allah, yang di maksud denga menghambakan
diri adalah beribadah kepada Allah.

5. Menurut Muhammad Quthb.

Menurut beliau tujuan pendidikan lebih penting dari pada pendidikannya. Sarana pendidikan pasti
berubah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi bahkan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Akan tetapi tujuan pendidikan tidak berubah, yang dimaksud adalah tujuan yang umum, sedangkan
tujuan yang khusus masih dapat berubah. Menurut Quthb tujuan umum pendidikan adalah manusia
yang Taqwa, itulah manusia yang baik menurutnya.
6. Menurut Al-Aynayni

Beliau membagi tujuan pendidikan Islam menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ialah
beribadah kepada Allah, maksudnya membentuk manusia yang beribadah kepada Allah. Selanjutnya ia
mengatakan bahwa tujuan ini sifatnya tetap, berlaku di segala tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan
khusus pendidikan Islam di tetapkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan
Geografi, ekonomi, dan lain-lain yang ada di tempat itu.tujuan khusus ini dapat di rumuskan
berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu.

Anda mungkin juga menyukai