Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk sistem sosial, senantiasa bersifat
terbuka, artinya pendidikan tersebut selalu menerima masukan (input) dari
lingkungan, dan memberikan hasil berupa output pada lingkungan juga. Keberhasilan
suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kondisi dan
situasi yang ada disekelilingnya. Oleh karena itu untuk memahami pendidikan secara
lebih luas, guru dan pendidik pada umumnya ang berperan sebagai ujung tombak dalam
melaksanakan proses pembelaaran, perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang
konsep lingkungan dan lingkungan pendidikan. Pemahaman yang jelas tentang
lingkungan pendidikan tersebut akan mendorong para guru untuk berupaya secara
optimal memanfaatkan lingkungan tersebut sehingga memiliki kontribusi yang besar
terhadap keberhasilan pendidikan.Sadulloh,dkk(2007:171)
Untuk memahami keluarga sebagai lingkungan pendidikan terlebih dahulu perlu
didasari dengan pemahaman tentang karakteristik lingkungan keluarga.Karakteristik
lingkungan keluarga dapat dipahami dengan mempelajari konsep tentang pengertian
dan jenis – jenis keluarga, peranan dan fungsi yang perlu dimainkan oleh masing –
masing anggota keluarga terutama peranan dan fungsi yang terkait dengan kegiatan
pendidikan yang berlangsung didalamnya.pendidikan yang terjadi dalam lingkungan
keluarga berlangsung alamiah dan wajar, tidak ada aturan yang mengikat, karena itu
disebut pendidikan informal. 

B. Rumusan Masalah
Permasalahan adalah suatu hal atau persoalan yang memerlukan jawaban atau
pemecahan dengan pemikiran yang matang dan dapat ditarik suatu kesimpulan
(Surakhmad, 1985:39)Permasalahan dalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan konsep dan jenis lingkungan pendidikan ?
2.      Apa yang dimaksud dengan keluarga sebagai lingkungan pendidikan?
3.      Apa yang dimaksud dengan keluarga?
4.      Apa fungsi dari keluarga?
5.      Apa yang dimaksud dengan perubahan fungsi keluarga?
6.      Apa peranan anggota keluarga dalam pendidikan anak ?

C. Prosedur Pemecahan Masalah


Lingkungan pendidikan adalah lingkungan tempat terjadinya proses belajar.
Lingkungan pendidikan terdiri dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.keluarga adalah
lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Anggota keluarga berperan sangat
penting terutama dalam pembentukan kerpribadian anak yang pertama dan utama.

D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini adalah:
1.      Ingin mengetahui pengertian konsep dan jenis lingkungan pendidikan,
2.      Ingin mengetahui pengertian keluarga sebagai lingkungan pendidikan.
3.      Ingin mengetahui pengertian dari keluarga.
4.      Ingin mengetahui fungsi dari keluarga.
5.      Ingin mengetahui pengertian perubahan fungsi keluarga.
6.      Ingin mengetahui peranan anggota keluarga dalam pendidikan anak.

E. Manfaat Penulisan
1.      Mendapatkan pengetahuan baru tentang pengertian konsep dan jenis lingkungan
pendidikan.
2.      Mendapatkan pengetahuan baru tentang pengertian keluarga sebagai lingkungan
pendidikan,
3.      Mendapatkan pemahaman baru tentang pengertian keluarga.
4.      Mendapatkan pemahaman baru tentang fungsi dari keluarga.
5.      Mendapatkan pemahaman baru tentang pengertian perubahan fungsi keluarga.
6.      Mendapatkan pemahaman baru tentang peranan anggota keluarga dalam pendidikan
anak.
BAB II
KELUARGA SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN PERTAMA DAN UTAMA

A. Konsep dan Jenis Lingkungan Pendidikan


lingkungan adalah semua makhluk yang yang berada dalam alam (dunia) ini,
yang hidup ( biotik) maupun yang tidak hidup (abiotik) yang mempengaruhi perilaku,
pertumbuhan dan perkembanagn proses kehidupan manusia, termasuk kegiatan
pendidikan. Lingkungan hidup manusia dapat dibedakan menjadi lingkungan alam dan
lingkungan sosial. Lingkungan alam adalah segala sesuatu atau benda diluar manusia
yang berada di alam dunia ini, seperti batu, rumah, tumbuh – tumbuhan, hewan, iklim,
siang dan malam,dsb. Lngkungan sosial adalah semua manusia atau orang lain yang
berinteraksi dengan diri kita baik langsung maupun tidak langsung yang salinh
mempengaruhi antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Dalam interaksinya itu
manusia mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya manusia pun dipengaruhi
lingkungan sekitarnya. Agar terjadi keseimbangan dan keselarasan dalam interaksinya
dengan lingkungan manusia perlu melakukan penyesuaian (adaptasi). Oleh karena itu
manusia perlu memelihara lingkungan baik yang bersifat fisik maupun sosial, tidak
melakukan perusakan lingkungan, agar lingkungan tersebut dapat bermanfaat sebesar –
besarnya kesejahteraan manusia. Bertolak dari pandangan pendidikan sebagai sistem
tersebut,maka keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh salah satu
komponen yang ada didalamnya, tetapi ditentukan oleh seluruh komponen dari sistem
pendidikan tersebut yang masing – masing mempunyai andil dalam mencapai tujuan
yang diinginkan. Salah satu komponen penting yang turut yang mempengaruhi
keberhasilan pendidikan adalah situasi dan kondisi tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan tersebut. Karena pendidikan merupakan interaksi antar manusia, maka
yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan adalah suatu tempat dimana
memungkinkan terjadinya suatu interaksi manusia dalam proses pendidikan dan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Pasal 1 ayat 3 Undang-undang no 20 tahun 2003, menjelasakan bahwa yang
dimaksud system pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang
saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem
pendidikan nasional dibangun dan dikembangkan melalui satuan pendidikan. Satuan
pendidikan merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, non formal dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan (pasal 1 ayat 10)  Pasal dan ayat berikut dibawah merupakan penjelasan
dari pasal 1 ayat 10 antara lain pasal 1 ayat 11 berbunyi ” pendidikan formal adalah
jalur pendidikan yang tersetruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi” 
Pasal 1 ayat 12 berbunyi “ pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar
jalur pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang“.
Pasal 1 ayat 13 berbunyi “ pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga
dan lingkungan ”
Dilihat dari tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan Nampak bahwa ketiga
jalur pendidikan tersebut menggambarkan adaya tiga jenis lingkungan tempat
berlangsungnya pendidikan, yaitu pendidikan informal yang biasanya berlangsung pada
lingkungan keluarga. Lingkungan pendidikan formal yang biasanya berlangsung dalam
dunia persekolahan, dan lingkungan pendidikan non formal yang umumnya
berlangsung di masyarakat diluar system persekolahan. Dalam system pendidikan
nasional ketiga jenis lingkungan pendidikan tersebut bermuara pada sebuah tujuan
nasional yakni “ dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan
dengan aspek jasmaninya maupun rohaniah berdasarkan pancasila dan undang-undang
dasar 1945 “ 
Ki hajar dewantara mengungkapkan jenis lingkungan pendidikan yang disebut
tri pusat pendidikan yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pemuda.
Berdasarkan tri pusat pendidikan itulah muncul konsep lingkungan pendidikan.
Pedidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar,
tidak ada aturan yang mengikat karena itu di sebut lingkungan pendidikan informal.
Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan yang dirancang
sedemikian rupa secara terencana, dilaksanakan dengan berbagai aturan yang ketat,
berjenjang, seleksi peserta didiknya ketat,seleksi pendidik (guru) juga ketat, da
kegiatannya berlangsung secara berkeseinambungan, sehingga disebut lingkungan
pendidikan formal.pendidikan yang berlangsung di masyarakat diprogramkam dalam
aturan –aturan yang fleksibel dan lebih longgar dibandingkan dengan pendidikan
sekolah, tidak selalu disyaratkan berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut
lingkungan pendidikan nonformal. Dalam Undang –undang no 20 tahun 2003 bahwa
ketiga jalur pendidikan tersebut berfungsi sebagai wahana yang dilalui peserta didik
untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
pendidikan.

B. Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan


1.         Konsep Keluarga
Secara Etimologis, kata keluarga berasal dari dua kata yaitu kawula dan warga.
Kawula berarti hamba dan warga berarti anggota, jadi pengertian keluarga adalah suatu
kesatuan (unit) dimana anggota – anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan
dan tujuan unit tersebut.
Horton dan Hunt yang dikutip oleh Tisna Amidaja (Sadulloh,2007:173)
mendefinisikan keluarga adalah “ suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang
sama, suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan,
pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak, dan satu orang anak dengan beberapa
anak”. F.J Brown dalam M.I Soelaeman (Sadulloh,2007:174) pengertian keluarga
ditinjau dari sudut pandang sosiologis.” Dalam arti sempit keluarga merupakan
orangtua dan anak –anaknya. Dalam arti luas keluarga meliputi semua pihak yang ada
hubungan darah atau keturunan.” Menurut Undang – undang no 10 tahun 1992, yaitu
“keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.”
Ditinjau dari sudut pandang pedagogis, keluarga adalah suatu persekutuan hidup
yang dijalani rasa kasih saying diantara dua jenis manusia, yang bermaksud untuk
saling menyempurnakan diri, terkandung juga kedudukan dan fungsi sebagai orang
tua.jai dapat disimpulkan bahwa suatu keluarga dapat dikatakan keluarga lengkap
apabila keluarga tersebut terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
M.I Soelaeman (Sadulloh,2007:174) mengemukkan pendapat Mc.Iver tentang ciri-
ciri keluarga yaitu:1) hubungan berpasangan kedua jenis (pria dan wanita),2)
perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengokohkan hubungan tersebut,3)
pengakuan akan keturunan,4) kehidupan ekonomis yang diselenggarakan dan
dinikmati bersama,5)kehidupan rumah tangga.Ditinjau dari sudut pandang
pedagogis,M.I Soelaeman (1994:12) “ciri hakiki suatu keluarga adalah suatu
persekutuan hidup yang dijalani kasih sayang antara pasangan dua jenis mansia yang
dikukuhkan dengan pernikahan yang sah,bermaksud untuk saling menyempurnakan
diri. Dalam menyempurnakan diri tersebut terkandung pengungkapan peran dan fungsi
orang tua.”Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak yang memberikan
sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam
kehidupannya. 
Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengidentifikasikan diri
dengan kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya. Dalam kaitannya dengan
pendidikan,keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang diselenggarakan
di non formal. Pendidikan yang diselenggarakan dalam keluarga dapat digolongkan
kedalam jenis pendidikan yang bersidat informal. Hal ini bukan berarti bahwa
kedudukan keluarga sebagai lembaga pendidikan kurang penting, bahkan sebaliknya
keluarga dianggap sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Disebut sebagai lingkungan pendidikan pertama,karena pada umumnya setiap anak
dilahirkan dan kemudian dibesarkan pada awal pertama dalam lingkungan keluarga.
Kemudian disebut sebagai lingkungan pendidikan yang utama bagi anak,karena
keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga ketika anak berada dalam usia diniyang
dikenal juga sebagai usia emas (golden age),akan sangat berpengaruh pada
keberhasilan pendidikan pada periode perkembangan anak berikutnya.
Dalam Undang- undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 bab I pasal I
ayat 13, yang menyebutkan bahwa :”pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan”. Peraturan pemerintah no 73 tahun 1991 :”Pendidikan non
formal yang sangat mendasar sifatnya adalah pendidikan keluarga. Meskipun
pendidikan keluarga sangat penting bahkan meletakkan dasar – dasar kesiapan hidup
sebagai anggota masyarakat pengaturannya merupakan wewenang keluarga
bersangkutan.”
2.         Fungsi Keluarga
Keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup
sesuai dengan tuntutan nilai – nilai religius,pribadi, dan lingkungan. M.I Soelaeman
(Sadulloh,2007:175) mengemukakan beberapa fungsi keluarga sebagai berikut.
a)      Fungsi Edukasi
Fungsi ini mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi
anak – anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, mau dan
mandiri,sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi. Dalam
arti mereka menjadi manusia yang matang dan dapat bertanggung jawab juga dapat
dipertanggungjawabkan oleh masyarakatnya.
b)      Fungsi sosialisasi anak
Dalam fungsi ini menunjukkan bahwa keluarga memiliki tugas untuk mengentarkan dan
membimbing anak agar anak dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat)
yang lebih luas, sehingga kehadirannya akan diterima bahkan mungkin bahkan
dinantikan oleh masyarakat luas, karena banyak memiliki manfaat bagi orang lain yang
ada di lingkungan masyarakatnya. Keluarga memiliki kedudukan sebagai penghubung
anak dengan kehidupan sosial, meliputi penerangan, penyaringan nilai – nilai dan
penafsirannya kedalam bahasa yag dimengerti anak. Keluarga merupakan lembaga
sosial dimana si anak mengadakan proses sosialisasi (belajar sosial atau mempelajari
nilai – nilai sosial) yang pertama dalam kehidupannya.
c)      Fungsi proteksi
Fungsi ini mengarahkan dan mendorong keluarga agar berfungsi sebagai wahana atau
tempat memperoleh rasa aman, nyaman, damai,dan tentram bagi seluruh anggota
keluarga sehingga terpenuhi kebahagiaan batin, juga secara fisik keluarga harus
melindungi anggota keluarganya supaya tidak kelaparan, kehausan, kedinginan,
kepanasan, kesakitan, dll.Perlindungan mental dimaksudkan supaya itu orang itu tidak
kecewa (frustasi) karena memiliki konflik yang mendalam dan berkelanjutan, yang
disebabkan kurang pandai mengatasi masalah hidupnya.perlindungan moral perlu
dilakukan supaya anggota keluarga itu menghindarkan diri dari perbuatan jahat dan
buruk.Sadulloh,dkk (2007:176).
d)     Fungsi afeksi(perasaan)
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan
dan membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya. Selain itu keluarga harus dapat menjalankan tugasnya
menjadi lembaga interaksi dalam ikatan batin yang kuat antar anggotanya,sesuai
dengan status peranan sosial masing – masing dalam kehidupan keluarga itu. Ikatan
batin yang dalam dan kuat ini harus dapat dirasakan oleh setiap anggota keluarga
sebagai bentuk kasih sayang. Kasih saying dan kehangatan yang diberikakn orangtua
kalau terlalu berlebihan dapat memanjakan anak, sedangkan kalau terlalu kurang akan
gersang atau kekeringan.Sadulloh,dkk (2007:177)
e)      Fungsi Religius 
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana pembangunan insan –
insan yang beriman dan bertaqwa keoada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral,berakhlak
dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya. Disini orang tua berrperan
sebagai penyampai, penyeleksi dan penafsir norma-norma dalam kehidupan sehari –
hari.Sadulloh,dkk (2007:177).
f)       Fungsi ekonomi
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana pemenuhan
kebutuhan ekonomi, fisik dan material yang sekaligus mendidik keluarga hidup efisien,
ekonomis dan rasional. Fungsi ekonomi meliputi pencariaan nafkah, perencanaan, serta
penggunaan atau pembelajarannya. Sadulloh,dkk  (2997:177).
Pelaksanan fungsi ekonomi oleh seluruh anggota keluarga mempunyai kemungkinan
menambah saling pengertian,solidaritas dan tanggung jawab bersama dalam keluarga,
serta dengan segala akibatnya.
g)      Fungsi rekreasi
Sadulloh,dkk (2007:178) mengemukakan bahwa dalam menjalankan fungsi ini,keluarga
harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan,cerah,ceria,hangat dan penuh
semangat. Melaksanakan fungsi rekreasi oleh seluruh anggota keluarga sangat penting
karena:
1) Terjaminnya keseimbangan kepribadiaan anggota keluarga, dapat menghidari atau
setidaknya akan dapat mengurangi ketegangan yang mudah timbul dalam keadaan
lelah.
2) Rasa aman dan santai yang ditimbulkan rekreasi mempermudah munculnya
kesenanga lahir batin,muncul saling mengerti,memperkokoh kerukunan dan
solidaritas serta saling memperhatikan kepentingan masing-masing.
3) Rasa nyaman dan betah dalam keluarga menimbulkan rasa sayang dan rasa
memiliki kepada keluarga, serta keinginan untuk memeliharanya secara bersama-
sama.kerjasama dan tanggung jawab.
4) Menghormati serta memperhatikan kepentingan masing-masing anggota
keluarga,diseratai dengan identifikasi terhadap norma yang berlaku dalam keluarga.
h)      Fungsi biologis
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana untuk menyalurkan
kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya. Keluarga disini menjadi
tempat untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti kebutuhan akan
keterlindungan fisik seperti kesehatan,sandang,pangan dan papan dengan syarat-syarat
tertentu sehingga keluarga memungkinkan seluruh anggotanya dapat hidup
didalammya,sekurang-kurangnya dapat mempertahankan hidup.Sadulloh,dkk
(2007:178).

3.         Perubahan Fungsi Keluarga


Pada masyarakat tradisional orangtua memiliki tanggung jawab penuh terhadap
pendidikan anak mereka. Pada masyarakat tradisional orangtua mengajar pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup,orangtua pula yang melatih dan
memberi petunjuk anak-anaknya sampai anak mencapai dewasa. Dalam keluarga
tradisional orngtua memegang otoritas penuh atas anak-anak mereka. Sadulloh,dkk
(2007:180).
Dengan berubahnya kehidupan masyarakat dari masyarakat tradisional ke
masyarakat modern,maka pola kehidupan keluarga pada masyarakat modernpun
mengalami perubahan. Pada masyarakat modern anggota keluarga cenderung lebih
kecil,memiliki stuktur yang kurang stabil,lebih demokratis dalam mengambil
keputusan,amat tergantung kepada jasa pelayanan orang lain,dan kehidupan yang
terdiferensiasi serta terspesialisasi yang makin jelas dan tajam. Dalam masyarakat
modern orangtua harus membagi otoritas dengan oranglain,terutama guru dan dengan
anak mereka sendiri yang memperoleh pengetahuan baru dari luar keluarga. Hubungan
orangtua pun berubah dari hubungan orangtua dengan anak yang bersifat otoritatif
menjadi hubungan yang bersifat kolegial.Sadulloh,dkk (2007:180
Dengan gambaran seperti diatas ,maka pendidikan yang mulanya tanggung jawab
keluarga sepenuhnya,sekarang diambil alih oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial
lainnya. Tugas ibu dalam membimbing dan membimbing anaknya diambil alih “babby
sitter”,”kelompok bermain dan taman kanak-kanak’. Demikian pula dalam memberi
bekal pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan untuk kerja dan hidup pada
anak tidak dilakukan lagi oleh ayah,tetapi oleh lembaga pendidikan formal yaitu
sekolah.Sadulloh,dkk (2007:181).
4.         Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan
Dalam hubungannya dengan pendidikan,lingkungan keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan utama,berlangsung secara wajar dan inforamal, orangtua
sebagai pendidik betul-betul merupakan peletak dasar kepribadiaan anak. Dasar
kepribadiaan tersebut akan bermanfaat atau berperan terhadap pengaruh atau
pengalaman selanjutnya,yang datang kemudian.jadi,tugas orang tua dalam mendidik
anak-anaknya terlepas dari kedudukan,keahlian atau pengalaman dalam bidang
pendidikan yang resmi.Sadulloh,dkk (2007:181).
Melalui pendidikan dalam keluarga, anak bukan saja diharapkan agar menjadi
suatu pribadi yang mantap,yang secara mandiri dapat melaksanakan tugas hidupnya
dengan baik,melainkan ia diharapkan dapat menjadi anggota masyarakat yang baik.
Suatu pribadi hanya akan menatap bila ia membuktika dirinya tangguh dalam
melaksanakan hidupnya dalam masyarakat,sedangkan pelaksanaan hidup dalamm
masyarakat secara baik hanya akan dapat dilaksanakan oleh suatu pribadi yang
mantap.Sadulloh,dkk (2007:182).
5.         Peranan Anggota Keluarga Dalam Pendidikan Anak
a)            Peranan Ibu
Ibu dalam keluarga merupakan orang yang pertama kali berinteraksi dengan
anaknya,dari ibunya anak mengenal keamanan lahir batin. Ibu mengenalkan kepada
anak dunia yang sangat membahagiakan,yaitu dunia kasih saying,dunia aman serta
damai. Dari seorang ibu diharapkan ia menghadapi anaknya dengan penuh kash
saying,sehingga dikatakan bahwa” ibu berperan sebagai lambang kasih
sayang”.Sadulloh,dkk (2007:183).
Menurut Ngalim Purwanto (sadulloh,2007:183) sesuai dengan fungsi serta
tanggung jawabnya bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya:1) sumber dan
pember kasih sayang,2) pengasuh dan pemelihara,3) tempat mencurahkan isi hati,4)
pengatur dalam kehidupan berumah tangga,5) pembimbing hubungan pribadi,6)
pendidik dalam segi-segi emosional
b)            Peranan Ayah
Ayah sering tampil sebagai tampuk pimpinan dalam keluarga, sehingga
sehubungan dengan anak dikatakan”ayah sebagai lambang wibawa”. Tindakan ayah dan
ibu diharapkan saling mengimabangi dan keduanya tampil sebagai penjelas nilai-nilai
yang dianut keluarga yang bersangkutan (Waini Rasyidin dan M.I Soelaeman dalam
Depdikbud,1985)
Menurut Ngalim Purwanto (sadulloh,2007:184) peranan ayah:1) sumber
kekuasaan dalam keluarga,2) penghubung intern antara keluarga dengan masyarakat
atau dunia luar,3) pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga,4) pelindung
terhadap ancaman dari luar,5)hakim atau yang mengadili ika terjadi perselisihan dan 6)
pendidik dalam segi-segi rasional.
c)             Peranan Nenek
Selain oleh ibu dan ayahnya,banyak pula anak-anak yang menerima pendidikan dari
neneknya. Umumnya nenek itu merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan
kasih sayang yang berlebihan terhadap cucunya,tetapi biasanya mereka tidak
menghaapkann sesuatu dari cucunya itu. Tidak jarang dalam satu keluarga yang tinggal
bersama neneknya mengalami suatu perselisihan antara orangtua dengan neneknya
tersebut dalam hal menentukan dalam cara mendidik anak/ cucunya tersebut. Memang
ada kecenderungan bahwa pihak nenek merasa terpanggil untuk ikut campur dalam
merawat dan membesarkan cucunya sesuai dengan pola dan pengalamannya,serta
tingkat keikut campurannya itu bermacam-macam dari yang sekedarnya sampai
dengan sebagai penentu segala-galanya yang berhubungan dengan cucunya.
d)            Peranan Anggota Keluarga yang Lain 
Dalam kehidupan keluarga yang besar (extended family) biasanya bukan orangtuanya
saja yang berperan dalam memberikan pendidikan terhadap anaknya,tetapi anggota
keluarga yang lain pun turut berperan. Misalnnya seorang bibi yang diberi tugas untuk
mendidik keponakannya dikala orangtua anak tersebut sedang sibuk bekerja. Oleh
karena itu masing- masing anggota keluarga hendaknya berupaya melaksanakan
peranannya dalam mempersiapkan anak agar menjadi manusia yang berguna baik bagi
pribadinya,keluarganya,masyarakat dan bahkan bagi bangsa dan umat manusia serta
sebagi makhluk Tuhan Yanga Maha Esa.
BAB III
KESIMPULAN
A.    Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan tersebut diatas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.      Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk sistem sosial, senantiasa bersifat
terbuka, artinya pendidikan tersebut selalu menerima masukan (input) dari
lingkungan, dan memberikan hasil berupa output pada lingkungan juga.
2.      lingkungan adalah semua makhluk yang yang berada dalam alam (dunia) ini, yang
hidup ( biotik) maupun yang tidak hidup (abiotik) yang mempengaruhi perilaku,
pertumbuhan dan perkembanagn proses kehidupan manusia, termasuk kegiatan
pendidikan.
3.      lingkungan pendidikan adalah suatu tempat dimana memungkinkan terjadinya suatu
interaksi manusia dalam proses pendidikan dan untuk mencapai tujuan pendidikan.
4.      keluarga adalah “ suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama, suatu
kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan, pasangan
perkawinan dengan atau tanpa anak, dan satu orang anak dengan beberapa anak”.
lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama,berlangsung secara wajar dan informal,ibu berperan sebagai lambang kasih
sayang, ayah sebagai lambang wibawa.
DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh,uyoh.2009.pedagogika.Bandung:UpiPres,2003.pengantarfilsafatpendidikan.
Bandung : Alfabeta
Suwardi,edi.1984.pedagogik.1.Bandung:Angkas.1984.pedagogik 2. Bandung : Angkasa
.1984.pedagogik 3. Bandung : Angkasa
Pribadi,sikun,(ed).2009.landasan pendidikan.Fakultas ilmu pendidikan.IKIP

Anda mungkin juga menyukai