LAPORAN KASUS Diki (DR - Patmawati SP - KJ)
LAPORAN KASUS Diki (DR - Patmawati SP - KJ)
LAPORAN/REFLEKSI KASUS
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
dr. Patmawati P, M.Kes., Sp. KJ
1
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. F
Umur : 21 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Kaili
Agama : Kristen
Status perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan terakhir : SD Kamarora
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Kamarora
Tanggal masuk RS : 04 Januari 2018
Tanggal Pemeriksaan : 08 Januari 2018
I. LAPORAN PSIKIATRI
A. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Gelisah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke RSD Madani Palu
diantar oleh keluarganya dengan keluhan gelisah, sulit tidur, sering
berjalan tanpa tujuan,. Keluhan dialami semenjak +/- 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Menurut keluarga pasien pada saat ibu dari
suaminya (mertua) meninggal keluhan tersebut sudah timbul. Pasien
mengatakan bahwa pasien mendengar suara-suara bisikan bahwa
ibunya dan suaminya telah memiliki hubungan khusus dibelakangnya.
Pasien menyangkal adanya bisikan yang memerintahkan sesuatu hal
2
atau membicarakan tentang dirinya secara berulang-ulang.
Keluarganya juga mengatakan sebelumnya pasien juga mengalami
stress akibat kematian ibu dari suaminya. Pasien juga terlihat gelisah
dan sulit tidur beberapa hari sebelum masuk rumah sakit, biasa
tertidur 2-3 jam saja pada malam hari biasa tertidur pada pukul 23.00
WITA dan terbangun pukul 01.00 WITA dan tetap terjaga. Pasien juga
tidak tertidur disiang hari ataupun sore hari. Sebelumnya pasien
memiliki bercerita sendiri dan tidak mau bicara kepada keluarganya
baik terhadap suaminya. Pasien mengatakan pernah melihat bayangan
hitam pada beberapa tempat.
Pasien juga mengeluh adanya panas sejak 7 hari sebelum masuk
Rumah Sakit, panas yang dirasakan terus menerus, BAB tidak lancar,
ada persaan mual, muntah tidak ada. Pasien memiliki 1 orang anak
dimana ia sangat menyayangi anaknya. Ia tinggal bersama ibunya,
suaminya dan juga anaknya.
Menurut keluarga pasien belum perah dirawat sebelumnya
dengan keluhan yang serupa. Sejak pasien sakit seperti ini, pasien
masih dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan merawat anaknya.
Menurut pengakuan keluarga pasien malas makan, jika diberi makan
oleh ibunya ia tidak mau dan hanya mau dilakukan sendiri ataupun
orang lain selain ibunya.
Menurut keluarga, sebelum pasien sakit, pasien adalah seorang
yang rajin bekerja, merawat anaknya dan sering bercerita dengan
tetangganya..
3. Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial (+)
- Hendaya pekerjaan (+)
- Hendaya pengggunaan waktu senggang (+)
e) Riwayat Psikiatri :
Pasien belum pernah dirawat sebelumnya di RSD Madani.
4
Pasien lahir normal, cukup bulan, dirumah, dan dibantu
oleh bidan. Ibu pasien tidak pernah sakit berat selama kehamilan.
b) Riwayat masa kanak awal (1-3 tahun)
Pasien tidak dapat mengingat riwayat ini dengan jelas.
c) Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja awal (4-11 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya, dimana
pertumbuhan dan perkembangan baik. Kemudian pasien
disekolahkan di SD Kamarora. Pasien mengaku dapat bergaul
dengan teman-temannya. Pasien juga dapat menulis, menghitung
dan membaca dengan baik.
d) Riwayat Masa Remaja Akhir (12-18 tahun)
Pasien tidak melanjutkan sekolahnya, pasien membantu
orang tuanya dan sering bersosialisasi dengan temannya
dilingkungan sekitar.
e) Riwayat Masa Dewasa (>18)
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merupakan anak
yang rajin membantu orang tuanya. Pada saat beranjak dewasa
pasien menikah dan memiliki 1 orang anak. Suaminya mengatakan
istrinya tersebut rajin dan melakukan tugas rumah tangga
sebagaimana biasanya.
8. Situasi Sekarang
Pasien kurang kooperatif saat dilakukan anamnesis, pasien
menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan. Dan saat ini juga pasien
sudah dapat beraktivitas dengan normal di RSD Madani Palu.
5
9. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit.
(-/-),
Perut : Kesan datar, ikut gerakan nafas, bising usus (+)
Anggota Gerak : Akral hangat, oedem pretibialis (-)
Status Lokalis
GCS : E4V5M6
Status Neurologis
Meningeal Sign : (-)
Refleks Patologis : (-/-)
Hasil Pemeriksaan nervus cranial : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan sistem motorik : Normal
Kordinasi gait keseimbangan : Normal
Gerakan-gerakan abnormal : (-)
6
III. STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan : Tampak seorang perempuan memakai baju kaos
berwarna ungu dan celana panjang berwarna hitam. Tinggi badan
sekitar 158 cm, rambut bergelombang, cukup rapi, perawatan diri
baik.
b. Kesadaran : compos mentis
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tenang saat pemeriksaan dan
bersedia diwawancara
d. Pembicaraan : spontan, intonasi kurang jelas, artikulasi baik.
jawaban sesuai dengan pertanyaan.
e. Sikap terhadap pemeriksa : kurang kooperatif
V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AXIS I :
AXIS II
10
Adanya gangguan pada neurotransmitter sehingga pasien ini
membutuhkan psikofarmaka
(b) Psikologi
- Ditemukan adanya masalah/stressor psikososial sehingga
pasien memerlukan psikoterapi
(c) Sosiologi
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang social, hendaya dalam
bidang pekerjaan dan hendaya penggunaan waktu senggang
sehingga pasien butuh sosioterapi.
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan pasien serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan.
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas :
1) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun disertai oleh ide – ide berlebihan (over loaded
ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari
13
selama berminggu – minggu atau berbulan – bulan terus
menerus;
2) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme;
3) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah
(excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor; Furol
diatasnya gaduh gelisa
4) Gejala-gejala “negatif”, seperti sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak
wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika
3. Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah berlangsung
selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk
setiap fase nonpsikotik prodormal);
4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam
diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara
sosial.
14
pasien dapat atau tidak bertindak sesuai dengan wahamnya.pasien
sering tak kooperatif dan sulit untuk kerjasama, mungkin agresif,
marah, atau ketakutan, tetapi pasien jarang sekali memperlihatkan
perilaku disorganisasi. Waham da halusinasi menonjol sedangkan
afek dan pembicaraan hamper tidak terpengaruh.
B. Skizofrenia disorganisasi (f20.1)
Gejala-gejalanya adalah :
(1) Afek tumpul, ketolol-tololan atau tak serasi
(2) Sering inkoheren
(3) Waham tak sistematis
(4) Perilaku disorganisasi seperti menyeringai dan menerisme
C. Skizofrenia katatonik (f20.2)
Pasien mempunyai paling sedikit satu dari (atau kombinasi)
beberapa bentuk katatonia :
- Stupor katatonik atau mutisme yaitu pasien tidak berespons
terhadap lingkungan atau orang. Pasien menyadari hal-hal yang
sedang berlangsung di sekitarnya
- Negativism katatonik yaitu pasien melawan semua perintah-
perintah atau usaha-usaha untuk menggerakkan fisiknya
- Rigiditas katatonik yaitu pasien secara fisik sangat kaku atau
rijit
- Postur katatonik yaitu pasien mempertahankan posisi yang
tidak biasa atau aneh
- Kegembiraan katatonik yaitu pasien sangat aktif dan gembira
D. Skizofrenia tak terinci (f20.3)
Pasien mempunyai halusinasi, waham, dan gejala-gejala psikoaktif
yang menonjol (misalnya kebingungan) atau memenuhi kriteria
skizofrenia tetapi dapat digolongkan pada tipe paranoid, katatonik,
hebefrenik, residual, dan depresi pasca skizofrenia.
E. Skizofrenia residual (f20.5)
15
Pasien dalam keadaan remisi dari keadaan akut tetapi masih
memperlihatkan gejla-gejala residual (penarikan diri secara social,
afek datar atau tak serasi, perilaku eksentrik, asosiasi melonggar,
atau pikiran tak logis)
F. Depresi pasca skizofrenia (f20.4)
Suatu episode depresif yang mungkin brlangsung lama dan timbul
sesudah suatu serangan penyakit skizofrenia.beberapa gejala
skizofrenia masih ada tapi tidak mendominasi.
G. Skizofrenia simpleks (f20.6)
Skizofrenia simpleks adalah suatu diagnosis yang sulit dibuat
secara meyakinkan karena bergantung pada pemastian
perkembangan yang berlangsung perlahan, progresif darigejala
“negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa adanya
riwayat halusinasi, waham atau manifestasi lain tentang adany
suatu episode psikotik sebelumnya, dan disertai dengan perubahan-
perubahan yang bermakna pada perilaku perorangan, yang
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok,
kemalasan, dan penarikan diri secara social.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R, 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
2. Kaplan H.I., Sadok B.J. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Edisi 2.
EGC : Jakarta
17