“PROMOSI KESEHATAN”
Oleh A11-A
2019
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Promosi Kesehatan”ini
dengan tepat waktu.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Aplikasi Keperawatan Komplementer
Pada Pus. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Denpasar, 17
November 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I (Pendahuluan)
BAB II (Pembahasan)
3.1 Simpulan...............................................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2. Mikro:
Menggali potensi yang belum disadari masyarakat. Potensi
dapat muncul dari adanya kebutuhan masyarakat (demand
creation), yang diperoleh melalui pengarahan, pemberian
masukan, dialog, kerjasama dan pendelegasian.
Membuat model-model percontohan pengembangan
masyarakat, seperti menerapkan Pendekatan Edukatif dan
Manajemen ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Intervensi,
Forum Komunikasi) .
Beberapa tolak ukur keberhasilan gerakan masyarakat dapat
disebutkan antara lain: Peningkatan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, peningkatan peserta dana sehat/JPKM.
2. Desa Siaga
2. Indikator Proses :
Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan
sebagainya).
Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.
Berfungsi/tidaknya poskesdes.
Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah
kesehatan berbasis masyarakat.
Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari
masyarakat.
3. Indikator Output :
Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.
Jumlah kunjungan neonates (KN2).
Jumlah BBLR yang dirujuk.
Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.
Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.
Jumlah balita yang mendapat imunisasi.
Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
Jumlah keluarga yang punya jamban.
Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.
Adanya data kesehatan lingkungan.
Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
tertentu yang menjadi masalah setempat.
Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.
4. Indikator Outcome :
Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari
sakitnya.
Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.
Pengertian Gizi
Gizi merupakan faktor yang sangat penting untuk mewujudkan Manusia
Indonesia Prima. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan
gizi, terutama pada usia dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak.
Gizi kurang pada anak usia dini juga berdampak pada rendahnya
kemampuan kognitif dan kecerdasan anak, serta berpengaruh terhadap
menurunnya produktivitas anak. Gizi menentukan karakter pertumbuhan :
Pertumbuhan anak sehat dan normal sesuai dengan potensi genetik ang
dimilikinya.
Pertumbuhan ini sangat berpengaruh oleh asupan gizi yang dikonsumsi
dalam bentuk makanan.
Kekurangan atau kelebihan gizi akan memanifestasikan dalam bentuk
pertumbuhan yang menyimpang dari pola
A. Pengertian PHBS
PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku hidup bersih
sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan
pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok
ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media
berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti
materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap
dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat.
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan
sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar
mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup
bersih dan sehat. Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui
pendekatan pemuka atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan
juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan
tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan
rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar
lebih sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas
kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari
kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari
– hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah
terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga
kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.
B. Tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian
dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5
tatanan PBHS yang dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai proses
penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih sehat :
C. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau
menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan
menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang
sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
a. Manfaat PHBS di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan
keluarga sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan.
Manfaat PHBS di Rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga
mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena
penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas
anggota rumah tangga dan manfaat phbs rumah tangga selanjutnya
adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat
dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi gizi.
10 Indikator PHBS dalam Rumah Tangga, ialah:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Pemberian ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik nyamuk
8. Konsumsi buah dan sayur
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah
7. TOSS TBC
TBC atau Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan
karena adanya kuman Mycobacterium Tuberculosis yang masuk ke dalam
tubuh melalui pernafasan. TBC adalah penyakit infeksi yang menular dan
juga dapat menyerang organ tubuh, terutama paru-paru. Penyakit
Tuberkulosis (TBC) adalah masalah kesehatan terbesar di dunia setelah HIV.
TBC harus ditangani dengan serius. Berdasarkan data dari World Health
Organization (WHO) di Indonesia kasus TBC mencapai angka 1.000.000
kasus. Dan jumlah kematian akibat penyakit Tuberkulosis diperkirakan
mencapai 110.000 kasus per tahun. Maka dari itu, Kemenkes Direktorat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat membuat sebuah program
promosi kesehatan untuk menanggulangi atau meminimalisir penyakit TBC.
Program yang dipromosikan ialah TOSS TBC.
TOSS TBC atau singkatan dari Temukan dan Obati Sampai Sembuh
TBC merupakan salah satu pendekatan untuk menemukan, mediagnosis,
mengobati, dan menyembuhkan pasien TBC, untuk menghentikan penularan
TBC di masyarakat. Gejala Tuberkulosis (TBC) yang dapat Anda ketahui:
1. Batuk lebih dari 2 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Kholid, Ahmad. 2014. Promosi kesehatan dengan pendekatan teori perilaku, media
dan aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pres
WHO. 2005. 6th Global Conference on Healt Promotion, Bangkok, Thailand, August
2005, and does not necessarily represent the decisions or the stated policy of
the World Health Organization. Tersedia pada
http://www.who.int/healthpromotion/conferences/6gchp/hpr_050829_
%20BCHP.pdf. Diakses pada 17 November 2019
Pender, N., Murdaugh, C., Parsons, M. (2015). Health promotion in nursing practice.
3th edition. USA: Pearson