Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH JENIS, MANFAAT, dan CARA PENGGUNAAN ALAT KESEHATAN dalam

PELAYANAN KEPERAWATAN

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktunya. Makalah yang berjudul “Jenis,
Manfaat dan Cara Penggunaan Alat Kesehatan dalam Pelayanan Keperawatan” yaitu mahasiswa
Akademi Keperawatan semester I yang mana merupakan penugasan yang harus diselesaikan
untuk memenuhi penugasan oleh Dosen. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat.

Pasuruan , 21 Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1              Latar Belakang................................................................................ 1
1.2              Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3              Tujuan Masalah............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1 Pengertian alat kesehata................................................................... 3
2.2 Jenis dan Tipe Alat Kesehatan......................................................... 3
2.3 Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan.................................... 3
2.4 Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan............... 11
2.5 Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan……..12
2.6 Pengertian Sterilisasi........................................................... 13
2.7 prinsip dan cara pelaksanaan perawatan ( membersikan,
sterilisasi ) dan penyimpanan alat........................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................. 27
3.1 Kesimpulan.......................................................................... 27
3.2 Saran.................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-penyakit


ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran dari pada pengidap itu sendiri. Melainkan juga
dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada di rumah sakit paling
gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kehidupannya
sendiri.

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum mikrobiologi
adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. Sterilisasi
adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme
yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent  atau proses fisik
dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika,
kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut
sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri
masih berlangsung dan tidak sempurnanya sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode
inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat,
protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi
disebut sterilant  (Pratiwi,2006). Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik,
kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua
bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon,
nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium
dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (Lim,
1998).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Jenis dan Tipe Alat Kesehatan?


2. Apa saja Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan?
3. Apa Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan?
4. Apa Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan?
5. Bagaimana Perawatan alat-alat steril?
6. Apa Pengertian Sterilisasi
7. Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan?

1.3              Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah ;

1.      Agar pembaca mengetahui apa Jenis dan Tipe Alat Kesehatan
2.      Agar pembaca mengetahui apa Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan
3.      Agar pembaca mengetahui apa saja prinsip dan prosedur penggunaan alat
4.      Agar pembaca mengetaui Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan
5.      Agar pembaca mengetahui Bagaimana Perawatan alat-alat steril
6.      Agar pemaca mengetahi Pengertian Sterilisasi
7.      Agar pembaca mengetahui cara Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis dan Tipe Alat Kesehatan
1. Alat dari kaca : Tabung reaksi
2. Alat dari logam : Refleks hammer
3. Alat dari plastic : Infus set
4. Alat dari kain : Sprei
5. Alat dari bahan campuran : Pipet
6. Alat dari karet : Cathether

2.2 Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan


1.      Tabung Reaksi

Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang dapat
menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung Reaksi ada yang
dilengkapi dengan tutup ada juga yang tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran tergantung
kebutuhan. Tabung Reaksi disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture Tube adalah tabung
reaksi tanpa bibir yang biasanya digunakan untuk pembiakan mikroorganisme dalam medium
cair.

Fungsi tabung reaksi Antara lain adalah:


-Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
-Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
-Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair
Seperti dengan namanya, fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat dimana kita mereaksikan
bahan kimia dalam laboratorium. Alat ini terbuat dari bahan kaca bening sehingga proses reaksi
kimia didalam tabung ini dapat terlihat jelas oleh analis. Tabung ini juga mempunyai sifat tahan
terhadap panas / api, karena seperti kita ketahui beberapa proses reaksi kimia berjalan dengan
membutuhkan panas. Beberapa macam reaksi yang biasanya menggunakan tabung ini adalah
reaksi oksidasi / reaksi reduksi.

Tabung reaksi mempunyai variasi ukuran baik dari segi panjang ataupun diameternya, untuk itu
kita harus memastikan tujuan penggunaan dari tabung ini sebelum membelinya. Berikut ini
adalah beberapa varian dari panjang tabung ini yaitu 23 ; 12 ; 14 ; 22 ; 15 ; 16 ; 11 centimeter,
sedangkan untuk diameternya bervariasi dari 2.2 ; 1 ; 1.2 ; 1.9 ; 1.6  centimeter. Selain dari
ukuran, tabung ini juga ada 2 macam yaitu dilengkapi dengan tutup dan tidak dilengkapi dengan
tutup.

Untuk mempermudah pekerjaan di laboratorium kimia, dalam penggunaan tabung reaksi ini
biasanya kita juga menggunakan rak tabung reaksi dan penjepit tabung reaksi yang juga dijual
dalam berbagai ukuran.

tabung reaksi merupakan salah satu alat yang diperlukan pada setiap percobaan kimia, karena itu
kita sering menjumpai alat peraga sikat tabung reaksi ini di laboratorium kimia. Fungsi utama
dari sebuah pipet sikat tabung reaksi ini adalah membersihkan tabung reaksi, gelas ukur, labu
ukur dan lain-lain setelah digunakan.

Kegunaan Tabung Reaksi atau Test Tube

Tabung reaksi atau Test Tube banyak digunakan oleh ahli kimia untuk menahan, campuran, atau
jumlah kecil panas bahan kimia padat atau cair, terutama untuk percobaan kualitatif dan tes.
Putaran bawah dan sisi lurus meminimalkan kehilangan massa ketika menuangkan, membuat
mereka lebih mudah untuk membersihkan, dan memungkinkan pemantauan nyaman dari isi.
Panjang, leher sempit memperlambat penyebaran uap dan gas ke lingkungan.

Sebuah tabung reaksi atau Test tube diisi dengan air dan terbalik ke dalam gelas berisi air sering
digunakan untuk menangkap gas, misalnya dalam demonstrasi elektrolisis.
Sampel darah manusia dikumpulkan untuk tes darah.

Tabung biakan sering digunakan dalam biologi untuk penanganan dan kultur semua jenis
organisme hidup, seperti jamur, bakteri, bibit, stek tanaman, dll, dan dalam bidang kedokteran
dan forensik untuk menyimpan sampel darah atau cairan lainnya.

Sebuah tabung reaksi dengan stopper sering digunakan untuk penyimpanan sementara sampel
kimia atau biologi.
Tabung reaksi biasanya diselenggarakan di tujuan khusus rak, klem, atau penjepit. Beberapa rak
untuk Test Tube biakan dirancang untuk menahan Test Tube dalam posisi hampir horisontal,
sehingga untuk memaksimalkan permukaan media kultur dalam.

Tabung reaksi kadang-kadang dimanfaatkan untuk penggunaan kasual di luar lingkungan


laboratorium, misalnya sebagai vas bunga, gelas untuk gambar lemah tertentu, atau wadah untuk
rempah-rempah.

Dimana sejumlah besar tes dijalankan atau hanya sejumlah kecil tersedia untuk pengujian, atau
keduanya, piring mikro, piring manotiter, atau piring picotiter sering digunakan sebagai tabung
reaksi kecil.

2.      Reflex Hammer

Reflex Hammer (palu refleks) digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-
bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.

Fungsi Alat REFLEX HAMMER. Reflex hammer atau palu refleks digunakan untuk memeriksa
kemampuan reflesi dari bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.

Seperti kita ketahui refleksi adalah suatu reaksi tubuh atau bagian tubuh kita yang tidak
sengaja,yang terjadi karena adanya suatu  rangsangan dari luar terus melalui syaraf-syaraf perasa
ke pusat reflex, yang kemudian menyalurkan ke syaraf penggerak dan otot-otot yang terus
membuat gerakan-gerakan reflex itu. Oleh sebab itu Alat REFLEX HAMMER ini biasanya
digunakan oleh dokter spesialis syaraf untuk mendeteksi sejauh mana fungsi refleks dan biasanya
alat ini berbentuk seperti palu.
Reflex Hammer/palu refleks merupakan alat medis yang digunakan oleh dokter untuk menguji
refleks tendon dalam/lutut. Pengujian refleksitas pasien merupakan bagian penting dari
pemeriksaan fisik neurologis untuk mendeteksi kelainan pada sistem saraf pusat atau perifer.
Alat ini berbentuk segitiga/tailor digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-
bagian tubuh. Gagangnya terbuat dari besi stanless. Palu terbuat dari karet yang lembut sehingga
tidak menyakitkan bagi pasien.

Fungsi Dari Penggunaan Alat reflex hammer adalah 

 Untuk memancing reaksi dan refleks, karena pengujian reflek bagian penting dari
pemeriksaan fisik
 Untuk mendeteksi kelainan dalam sistem saraf pusat atau perifer

3.      Infus Set

Infus Set adalah alat yang digunakan oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.
Infus Set terbagi 2, yaitu :
         Infus Set Mikro, yaitu infus set yang mampu menampung cairan sekitar 60 ml / tetes

 Infus Set Makro, yaitu infus set yang digunakan untuk pasien yang membutuhkan cairan
dalam volume yang besar, sekitar 100 – 1000 ml. 

Selang infus ini fungsinya untuk jalan masuk cairan. sesuai namanya infus set digunakan untuk
khusus cairan infus kalau transet gunanya untuk tranfusi. infus set tidak bisa digunakan untuk
transet dan transet bisa digunakan untuk infus set, perbedaanya di saringnya kalau transet ada
saringanya kalau infus set tidak ada. gambar disamping adalah infus set.

4.      Sprei

Bed sheet atau sprei adalah kain lembaran untuk menutupi kasur. Biasanya Bedsheet diletakan
untuk menutupi kasur yang disebut sprei pertama setelah itu ada satu lembaran lagi untuk
menutupi sprei itu sendiri yang berfungsi agar sprei tetap rapi dan terhindar dari debu jika tempat
tidur tidak digunakan untuk beberapa lama.

Selanjutnya mengikuti perkembangan kebutuhan saat ini banyak terdapat asesoris tempat tidur
yang digunakan untuk berbagai pertimbangan kenyamanan , keindahan , dan segi praktis dalam
pemakaian serta perawatan .

Asesoris itu teridri apa yang disebut Selimut(Blankets), comforters(Quilt cover),dan bed covers
yang diletakan diatas sprei .

Bed sheets atau sprei dibuat dalam 2 macam yaitu berupa lembaran (flat) atau yang pas di kasur
(fitted). Sprei lembaran sangatlah simple bentuknya persegi empat sesuai dengan ukuran kasur
ditambah beberapa cm untuk bias disisipkan ke kasur, biasanya sprei jenis ini dipergunakan
untuk rumah sakit atau hotel, sedangkan sprei fitted dilengkapi dengan karet elastik di ke empat
sudut dibagian bawah kasur, sprei jenis ini sangat lah praktis dalam pemasangan dan pemakaian
nya karena sprei akan terjaga kerapihan nya sepanjang hari.

Sprei sprei yang sangat biasa dipergunakan biasanya berwarna putih, sampai saat ini baik Hotel
maupun Rumah sakit masih menggunakan warna putih,tetapi untuk pemakaian rumah tangga
atau apartement biasanya menggunakan warna warni, print bunga atau design design tertentu.

Kwalitas dari kain sprei ditentukan oleh konstruksi benang atau kerapatan benang per meter
persegi. (tread count).Pada umumnya tread count yang lebih tinggi biasanya tebih tebal atau
lebih rapat, sedangkan tread count lebih rendah akan terasa lebih halus .

5.      Pipet

Pipet  adalah salah satu alat Laboratorium yang umum digunakan. Pipet mempunyai ukuran yang
kecil dan biasanya terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung
atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Terkadang pada proses penelitian kita diharuskan memindahkan cairan yang volumenya tidaklah
terlalu besar, disaat itu lah kita membutuhkan pipet yang dapat memindahkan cairan yang tidak
besar volumenya dari satu wadah ke wadah lainnya.
Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet memang membutuhkan waktu yang agak lama,
karena biasanya kita harus menggunakan pipet jenis pipet tetes yang memiliki volume maksimal
tidak lebih dari 5ml. tapi demi hasil ukuran yang sesuai kita harus tetap menggunakan pipet
tetes .
Pipet tetes memiliki berbagai bentuk ukuran mulai dari yang terkecil 1ml, hingga ukuran pipet
tetes yang paling besar yaitu 5ml.

Jenis-jenis Pipet dan fungsinya.

1. Pipet (pipette, pipettor, chemical dropper)


Befungsi untuk memindahkan sejumlah cairan. Pipet tersedia untuk berbagai jenis
penggunaan dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet dengan ukuran volume
1 hingga 1000 ?l dinamakan mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang
lebih besar dinamakan dengan makropipet (macropipettes)
2. Pipet ukur (measuring pipette)
Pipet Ukur berfungsi untuk memindahkan larutan dengan berbagai ukuran volume
3. Pipet volume (volume pipette)
Pipet Volume berfungsi untuk memindahkan larutan dan hanya memiliki satu ukuran
volume
4. Pipet tetes (drop pipette)
Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke
wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.
5. Pipet Buret

Pipet buret berfungsi untuk mengukur banyaknya cairan yang dikeluarkan saat titrasi

6.       Cathether

Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.


Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-
ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung
kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
Jadi Pemasangan kateter  merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke
dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi
dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006). Tindakan pemasangan kateter urin
dilakukan dengan memasukan selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih.
Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu
mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk
mengkaji pengeluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter
dan Perry, 2002 ).
Jenisnya :
         Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
         Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
         Balloon Cathether/ Foley Cathether  : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon
dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.
2.3 Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan
1.      Tabung reaksi
Prinsip kerja: Yaitu sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium
2.      Refleks hammer
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian
tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.
3.      Infus set
Prinsip kerja : Yaitu digunakan oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.
4.      Sprei
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk menutupi kasur
5.      Pipet
Prinsip kerja : Yaitu digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekul, kimia analitik, juga
kedokteran
6.      Cathether
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
2.4 Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan

         Aseptik adalah mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan
bahan dan alat steril
Prinsip-Prinsip tindakan aseptik yang umum :
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam kulit untuk
menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke dalam rongga badan yang
dianggap steril haruslah steril. 
1. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
2. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan demikian objek-objek itu
selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi diluar pengawasan. 
3. Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril. 
4. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah steril. 
5. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya tidak
mengarah pada si petugas. 
6. Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak steril. 
7. Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga cairan desinfektan
menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.

         Antiseptik adalah mencegah terjadiya infeksi dengan menghambat atau menghancurkan
tumbuhnya organism pathogen dalam luka.
Penggunaan desinfektan / antiseptic :
1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30 dalam alkohol 70%.
Hibiscrup 0,5% dalam alkohol 70%.
2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup) minimal 2 menit
3. Untuk kasus Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene). Hibiscrup 0,5% dalam
Aquadest Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup

2.5 Pengertian Sterilisasi


Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga
penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau
kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:

         Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
         Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan  sterilisasi
         Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
         Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
         Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
         Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang.

Metode Sterilisasi
Sterilisasi secara Fisik

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah
akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah
dengan panas. Berikut penjelasan mengenai cara membunuh mikroorganisme :

1.      Pemanasan kering

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering dan
selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya
mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak
hangus atau tidak menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin
(berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air.
Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan
penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh
dalam wadah tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.

2.      Pemanasan basah


Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba
sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap dilakukan menggunakan autoklaf dengan
prinsipnya memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya
121℃, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam,
tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media
yang terlalu lama akan menyebabkan :

 Penguraian gula
 Degradasi vitamin dan asam-asam amino
 Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
 Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar

Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih rendah
dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas
adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-bahan
lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air,
larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic
serta media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh
secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat
menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.

1.      Pemanasan dengan Bakterisida

Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam
autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml,
injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam
wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air.
Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan
0,2% klorokresol.

2.      Air mendidih

Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan
darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

3.      Pemijaran

Dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dan sebagainya.

Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel
sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka
terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang
elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β). Sterilisasi dengan radiasi
digunakan untuk bahan atau produk dan alat-alat medis yang peka terhadap panas (termolabil).

1.      Tyndalisasi

Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak tahan
tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang
disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan
pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai merupakan proses
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama 1 jam setiap hari selama 3 hari
berturut- turut

2.      Pasteurisasi

Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’ atau 720C selama 15’ untuk
membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.

3.      Sterilisasi secara Kimia

Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik terutama
tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga
diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dam kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-
zat kimia yang dapat di pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium),
alkohol, fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin, deterjen,
logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-propilakton (Volk, 1993)

4.      Sterilisasi secara Mekanik

Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan


mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

2.6  Prinsip dan Cara Pelaksanaan Perawatan (membersihkan, sterillisasi) dan Penyimpanan
Alat Kesehatan.
A.      Sterilisasi
Adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya
pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau
menggunakan bahan kimia.
Dalam ilmu bedah, sterilisasi berarti memusnahkan semua mikroorganisme beserta sporanya,
sedangkan desinfeksi berarti memusnahkn semua mikroorganisme yang tidak mempunyai spora,
misalnya kuman-kuman. Desinfeksi biasanya dilakukan pada pakaian, alat-alat linen, tempat
tidur, alat buang air kecil dan besar, dan sebagainya.
Metode sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu:
1.      Secara fisika
Yaitu dimana proses sterilisasi mengunakan hukum fisika yaitu dengan :
- Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering.
Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
a.     Udara panas oven
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak lemak, parafin,
petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi yang digunakan adalah 170oC
selama 1 jam, 160oC selama 2 jam, 150oC selam 3 jam.
b.     Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk alat
yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata.
c.      Minyak dan penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan menjaga ketajaman
alat, bahan kimia stabil dalam ampul.
- Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba
sehingga dapat membunuh mikroba.
a.     Uap bertekanan (autoklaf)
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam
tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC
adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk
vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora
bakteri yang tahan pemanasan.
b.     Pemanasan dengan bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam
autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml,
injeksi intratekal, atau intrasisternal.
c.      Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan
darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
- Cara bukan panas
a.     Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel
sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka
terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang
elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).
2.      Secara kimia
a.       Menggunakan bahan kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain itu juga Aceton
tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih
dahulu kemudian direndam dalam alkhohol aceton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam.
b.      Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida,
formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin.
Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik,
antibiotik.
3.       Metode mekanik
a.     Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter
bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori
filter dan terpisah dari filtratnya

Pelaksanaan :
(1)Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu
antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
(2)Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan
tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
(3)Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang
tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
(4)Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap
formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan,
kateter, dan lain-lain.

Perhatian :
(1)Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
(2)Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
(3)Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan : nama, jenis
peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
(4)Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh bagian
dapat disterilkan.
(5)Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak
peralatan disterilkan).
(6)Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator, sebelum waktu
untuk mensterilkan selesai.
(7)Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.
(8)Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.
(9)Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan kembali.
Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara membersihkan,
mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.
B. Sterilisasi Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan
1.      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)
Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan otoklaf.
Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan mencuci
dengan air dan sabun. Bila hendak memakai uap formalin, sarung tangan yang telah siap,
dimasukkan kedalam tromol atau stoples, lalu dimasukkan beebrapa tablet formalin. Sarung
tangan baru suci hama (steril) setelah terkena uap formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya
disediakan beberapa buah stoples atau tromol agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung
tangan dapat pula dimasukkan ke dalam otoklaf untuk disterilkan.
2.      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM
Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan segera mencuci
alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket mudah dibersihkan.
Alat-alat logam seperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel blede maupun tabung
reaksi mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas. Setelah itu
menggunakan metode pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160oC, jarak waktu
mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan agar suhu turun perlahan-lahan.
3.      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA
Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan menggunakan
pemanasan kering, selain itu bahan baku kaca juga sering disterilisasi dengan menggunakan
metode radiasi karena bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi dengan
radiasi sangat efektive, pelaksanaanya yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang melekat kemudian keringkan dengan udara setelah kering alat bahan baku kaca
dimasukan ketempat elektronik yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan
sinar ultraviolet kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang
lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat tersebut dapat
terbakar.
4.      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA KULTUR    ( kain
doek)
Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, kemudian kain resebut
dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak
terkontaminasi dengan kuman maupun bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut
dibersihkan terlebih dahulu, setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum
sterilisasi, metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode pemanasan dengan uap
air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave). Metode sterilisasi denga menggunakan
autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran anatara oksigen dan carbon dioxida.
5.      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK
Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan menggunakan metode
pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk dari plastik tersebut. Untuk mensucikan
alat dari bahan baku plastik sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan detergen, kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam larutan alkohol setelah
itu cuci denga aquades lalu rendam dalam larutan antiseptic
C.Perawatan Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan
 1.      PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH DISTERILKAN
Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun alumunium sering terjadi
karatan. Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan pada
tempat yang mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan lingkungan yang kering kalau
perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air, sebelum alat tersebut disimpan maka alat
tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan olie
atau parafin.
2.      PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL
Bahan baku kaca banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan dan
kelemahan dari bahan baku kaca tersebut.
Keuntungan:
Bahan baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan terhadap
perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan tembus cahaya yang besar.
Kelemahan:
Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggagu daya
tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja timbul
goresan.
Dengan memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi
perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus memperhatikan:
a.       Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37oC dan beri tambahan lampu
25 watt
b.      Ruangan tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.
c.       Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihakan debu
dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan
lensa.
d.      Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan diatas kawat kasa, atau
boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e.       Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian dipanaskan secara
perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak diperkenankan.
f.       Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan:
-          Air bersih
-          Detergen: menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek lemak
-          Larutan   
·     kalium dichromat  : 10 gram       
·     Asam belerang       : 25 ml.
·     Aquades                 : 75 ml.

3.      PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET


Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama. Untuk
menghindari kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula
bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian
dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu
taburi tal pada seluruh permukaan karet.

Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan

Penyimpanan berarti mengelolah barang yang ada dalam persediaan, dengan maksud
selalu dapat menjamin ketersediannya bila sewaktu – waktu dibutuhkan presiden. Pada tahap
penyimpanan, seluruh alat steril disimpan pada ruangan dengan kaidah ‘clean room’, dimana
suhu dan kelembapan diatur, pembatasan lalu lintas personel, fentilasi agar pertekanan positif,
dan mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu sampai alat akan digunakn kembali.
Distribusi alat keluar dari tempat penyimpanan harus dengan lalu lintas personel minimal
diwilayah steril untuk menjaga kondisi alat tetap steril. Untuk distribusi, petugas pelaksanaan
operasional dan pemeliharaan alat sterilisasi sentral menyerahkan alat alat yang telah steril
kepetugas administrasi sterilisasi sentral yang kemudian alat dapat diambil petugas rungan agar
dapa digunakan operator. Ada dua macam alat yang dilihat dari cara penyimpanan, yakni :

1.             Alat yang dibungkus


Dalam kondisis penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal, dinyatakan steril
sepanjang bungkus tetap kering dan utuh. Untuk penyimpanan yang optimal,simpan bungkusan
seteril dalam lemari tertutup dibagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu udara dan seajuk
atau kelembapan rendah. Jika alat-alat tersebut tidak dipakai dalam waktu yang lama, alat
tersebut harus disterilkan kembali sebelum pemakaian. Alat yang tidak dibungkus harus segera
diguanakan setelah dikeluarkan . jangan menyimpan alat dengan merendam dalam larutan .
2.      Pengelolaan benda tajam
Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga meningkatkan terjadinya
penularan penyakit melalui kontak darah, untuk menghindari perlukaan atau kecelaan kerja maka
semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak
boleh digunakan lagi. Tidak dianjurkan untuk melakukan daur ulang atas pertimbangan
penghematan karena 17% kecelakaan kerja disebabkan oleh luka tusukan sebelum atau selama
pemakaian. salah satu contoh cara yang dianjurkan untuk mencegah perlukaan akibat
penggunaan jarum suntik yaitu jarum suntik tersebut langsung dibuang ketempat sementaranya
tanpa menyentuh atau memanipulasi bagian tajamnya sperti dibengkokkan. Dipatahkan ata
ditutup kembali. Jika jarum terpaksa ditutup kembali, gunakanlah cara penutupan dengan satu
tangan untuk mencegah jari tertusuk jarum.
BAB III

PENUTUP

2.6  Kesimpulan

  Jenis dan Tipe Alat Kesehatan


1.      Alat dari kaca (Taung reaksi) berfungsi untuk tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia
dalam laboratorium
2.      Alat dari logam (Refleks hammer) berfungsi untuk memeriksa kemampuan refleksi dari
bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita
3.      Alat dari plastic (Infus set) berfungsi untuk melakukan pemasangan infus.
4.      Alat dari kain (Sprei) berfungsi untuk untuk menutupi kasur Alat dari
5.      Alat dari (pipet) berfungsi untuk pengujian-pengujian biologi molekul, kimia analitik, juga
kedokteran
6.      Alat dari karet (cathether) berfungsi untuk mengeluarkan/ pengambilan urine

2.7  Saran

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya sebagai
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini.
Saran yang dapat penulis berikan adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang proses
sterilisasi serta macam-macam sterilisasi. Pada makalah berikutnya menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://fungsialatkesehatan.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-alat-kesehatan.html
https://vbamburis.wordpress.com/2013/12/15/makalah-sterilisasi/
http://subuhmuamar.blogspot.co.id/2013/04/sterilisasi-alat.html
http://www.slideshare.net/HuryCanz/makalah-sterilisasi-alat-kesehatan-di-bpm
https://www.google.com/search?
noj=1&q=prinsip+kerja+tabung+reaksi+&oq=prinsip+kerja+tabung+reaksi+&gs_l=serp.3..0i22i
30l7.23161.32864.0.33309.36.24.4.8.8.0.990.2978.8j4j2j1j6-
1.16.0....0...1c.1.64.serp..11.25.1983.8Vhu9L3rPQ8
https://www.google.com/search?
noj=1&q=prosedur+penggunaan+tabung+reaksi&oq=prosedur+penggunaan+tabung+reaksi&gs_
l=serp.3..0.3770.6144.0.6547.9.9.0.0.0.0.388.977.1j2j1j1.5.0....0...1c.1.64.serp..4.5.975.gYyl7uF
CkFk
https://www.google.com/search?channel=fflb&q=fungai+cateter+&ei=YEkoVp-
ACJWhugSc9r6oCQ&emsg=NCSR&noj=1

Diposkan oleh Leny Fidiyawati di 23.41 3 komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Mengenai Saya

Leny Fidiyawati
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼  2015 (1)
o ▼  Oktober (1)
 <!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai