Disusun Oleh :
NPM : 18121038
PRODI AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas izin dan kehendakNya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pembuatan makalh ini bertujuan untuk
memnuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Adapun yang kami bahas dalam
Dalam penulisan makalah ini menemui hambatan yang dikarenakan kurangnya ilmu
pengetahuan penulis mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Oleh
karena itu sudah sepantasnya penulis berterima kasih kepada dosen pengampu penulisan
yakni H. Moch. Nevi Pahlevi, SE., ME. Yang telah memberikan limpahan ilmu kepada
penulis.
Penulis menyadari akan kemampuan yang masih terbatas. Dalam makalh ini penulis
sudah berusaha semaksimal mungkin dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju dimasa yang akan datang.
Penulis berharap, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi
penulis, juga berharap agar makalh ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Bisnis ritel merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan
pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen untuk penggunaan yang
sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Keberhasilan pasar ritel yang kompetitif,
pelaku ritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat
yang tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pelaku ritel terhadap karakteristik
target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam
operasionalnya pelaku ritel menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen
terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun operasional.
Sehingga pelaku ritel dapat memahami secara penuh tentang lingkup bisnis ritelnya.
dunia usaha serta kebutuhan konsumen. Siap atau tidak, ritel di Indonesia akan menghadapi
persaingan yang demikian sengit. Apalagi dengan semakin maraknya rite lasing di Indonesia
yang punya kekuatan merek dan dana yang tak terbatas. Oleh karenanya ritel di Indonesia
perlu mewaspadai atau memahami berbagai tren yang akan terjadi pada dunia ritel di masa
depan.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain :
PEMBAHASAN
Perdagangan eceran atau sekarang kerap di sebut dengan perdagangan ritel, bahkan
disingkat menjadi bisnis ritel. Menurut Hendri Ma’ruf (2005:7) “Bisnis ritel adalah kegiatan
usaha menjual barang atau jasa pada perorangan untuk keperluan sendiri, keluarga dan rumah
tangga’.
eceran adalah meliputi semua kegiatan yang melibatkan dalam semua penjualan barang dan
jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan bisnis”. Ritel
merupakan rantai yang penting dari saluran distribusi yang menghubungkan keseluruhan dari
bisnis dan orang-orang yang mencakup perpindahan secara fisik dan transfer kepemilikan
barang atau jasa dari produsen kepada konsumen. Sedangkan menurut Djasmin Saladin
(2006:163) “Penjualan eceran adalah meliputi semua aktifitas yang melibatkan penjualan
barang dan jasa pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi dan bukan
bisnis”.
Menurut Hendri Ma’ruf (2005) “Bauran eceran adalah kombinasi dari faktor-faktor
ritel yang dipergunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan memengaruhi keputusan
mereka untuk membeli”. Faktor-faktor tersebut adalah lokasi, barang dagangan, harga,
merupakan aktifitas penjualan barang dan jasa yang langsung kepada konsumen akhir dan
penengah antara produsen, agen dan para supplier dengan konsumen akhir. Pengecer
mengumpulkan semua jenis barang dan jasa yang beragam memungkinkan para konsumen
dapat memilih dan membeli berbagai variasi produk dengan jumlah yang mereka inginkan.
1. Minimarket: toko yang relatif kecil yang menjual barang kebutuhan sehari-hari,
2. Convenience Store: toko yang mirip minimarket dalam hal produk yang dijual,
tetapi berbeda dalam harga, jam buka, luas ruang dan lokasi.
3. Speciality Store: toko yang menyediakan pilihan produk yang lengkap hingga
konsumen tidak harus mencari lagi toko lain, keragaman produk disertai harga
yang bervariasidari yang terjangkau hingga yang premium membuat Speciality
Store unggul.
4. Fectory Outlet: toko yang menjual produk-produk ekspor yang masih layak
untuk dijual.
7. Departemen Store: toko yang berukuran sangat besar dan menjual produk-
Industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia
usaha serta kebutuhan konsumen. Bisnis ritel adalah keseluruhan aktifitas bisnis yang terkait
dengan penjualan dan pemberian layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya
individu sebagai pribadi maupun keluarga. Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif,
pelaku ritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, harga yang tepat, waktu dan tempat
yang tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pelaku ritel terhadap karakteristik
target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam
operasionalnya pelaku ritel menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen
dalam menyediakan berbagai produk dan jasa. Menjalankan fungsi memecah maupun
cara strategi pengembangannya dan memanajemen bisnisnya. Konsep Ritel adalah orientasi
manajemen yang memfokuskan ritel dalam menentukan kebutuhan target pasar serta
memenuhi kebutuhannya dengan lebih efektif dan efisien. Ritel yang berhasil harus
memenuhi kebutuhan pelanggan pada segmen pasar yang dilayani secara lebih baik daripada
yang dilakukan oleh pesaing. Tugas utama dalam mengembangkan bisnis ritel adalah
menetapkan sasaran pasar, proses ini di awali dengan menetapkan segmentasi pasar. Prinsip
a. Product (Produk)
Produk menurut Kotler dan Armstrong (200) adalah segala sesuatu yang di tawarkan
kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter (1996) “Keunggulan suatu produk agar dapat
diterima dan bertahan dipasar ditentukan oleh ciri-ciri khas atau keunikan produk tersebut
b. Price (Harga)
Strategi dalam penetapan harga bias dilakukan dengan beberapa cara, misalnya:
Harga building, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi
pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis (Kotler and Armstrong: 2010). Ada
tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan harga oleh sebuah perusahaan
ritel yaitu: konsumen, dirinya sendiri dan pesaing. Menurut Ma’ruf (2005). Implementasi
Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu tertentu dan harga yang di tetapkan
tingkat yang biasa diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.
Penetapan harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit
per-itemnya.
Harga bertingkat, ini diberlakukan untuk produk yang mempunyai banyak model dan
c. Promotion (Promosi)
Menurut philip Kotler (1997: 153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh
rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi periklanan
dan publisitas (Publicity), promosi penjualan (Sales Promotion) dan pemasaran langsung
(Direct marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang
dapat di control oleh perusahaan. Menurut Schoell (1993: 424) “Tujuan promosi adalah
d. Place (Tempat/Lokasi)
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat
dalam proses menjadikan barang dan jasa siap digunakan atau dikonsumsi (Kotler: 2002).
Menurut Losch, lokasi penjualan sangat berpengaruh terhadapa jumlah konsumen yang dapat
digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual, konsumen semakin malas membeli karena
biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung
menyarankan agar lokasi produk berada dipasar atau dekat dengan pasar.
Lokasi merupakan factor factor terpenting dalam pemasaran ritel. Pada lokasi yang
tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang
strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama dengan pramuniaga yang sama
terampilnya dan mempunyai citra toko yang bagus. Strategi pemasaran yang baik juga harus
didukung dengan kualitas pelayanan yang baik. Menurut Christopher H. Lovelock et.al(1996)
menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan bentuk pelayanan yang harus disesuaikan
dengan harapan dan kepuasan konsumen didalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Salah satu cara perusahaan untuktetpa dapat unggul bersaing dengan memberikan
pelayanan dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan
konsumen dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut kemulut serta
Menurut Zeithaml and Bitner (2003) “Kualitas pelayanan mencerminkan evaluasi persepsi
konsumen tentang elemen-elemen jasa (Kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik dan
kualitas hasil), kemudian elemen-elemen jasa akan dievaluasi berdasarkan dimensi kualitas
pelayanan yangspesifik antara lain: Kehandalan, daya tangkap, jaminan, kemudian dalam
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam bisnis ritel untuk mengembangkan
1. Loyalitas konsumen
Loyalitas konsumen berarti kesetiaan konsumen utnuk berbelanja di lokasi ritel tertentu.
Mempunyai kosnumen yang loyal adalah metode yang penting dalam mempertahankan
keuntungan dari para pesaing, jika memiliki konsumen yang loyal berarti konsumen memiliki
2. Program loyalitas
Program loyalitas adalah bagian dari keseluruhan manajemen hubungan antara konsumen,
program ini sudah umum dijalankan dalam bisnis ritel, program loyalitas bekerja sama
anggota program loyalitas diketahui saat mereka membeli, karena mereka menggunakan
beberapan tipe kartu loyalitas, informasi pembelian disimpan dalam database yang besar, dari
database dapat diketahui jenis-jenisbarang apa yang dibeli oleh konsumen, dengan
menggunakan cara ini pelaku ritel dapat menyesuaikan berbagai penawaran untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang loyal dengan baik. Beberapa pelaku ritel yang telah menggunakan
program ini seperti: Alfa dengan AFC (Alfa Family Club), Carrefour dengan kartu belanja
(KB) Carrefour, matahari dengan MMC (Matahari Club Card) dan masih banyak contoh
lainnya.
3. Lokasi
Lokasi adalah factor utama dalam pemilihan toko konsumen, ini juga keunggulan bersaing
yang tidak mudah ditiru.contohnya: Starbucks: mereka menciptakan keberadaan pasar yang
sulit untuk disaingi, Carrefour: mereka selalu menetukan lokasi yang strategis.
o Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis ritel dimasa yang akan dating,
area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga
dapat mempertahanakan kelangsungan toko saat awal atupun masa yang akan
dating.
Penentuan lokasi dapat dimulai dengan memilih komunitas, keputusan ini sangat bergantung
pada potensi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas maupun persaingan serta iklim politik.
Ritel adalah bisnis tenaga kerja intensif, para pegawai memiliki peranan penting dalam
Semua ritel berusaha untuk mengelola usaha secara efisien, mereka terus memenuhi
kebutuhan konsumen dan pada saat yang memberi atau memutuskan untukmenggunakan
kesempatan guna menarik perhatian konsumen dari para pesaing dengan menawarkan jasa,
6. Barang-barang Unik
produk-produk yang dikembangkan dan dipasarkan oleh ritel dan hanya tersedia dari ritel
tersebut.
7. Layanan konsumen
Dibutuhkan waktu dan usaha untuk membangun sebuah tradisi dan reputasi untuk layanan
konsumen, karena layanan konsumen yang bagus merupakan asset strategis yang sangat
berharga. Ritel yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelanggan pada segmen pasar yang
dilayani secara lebih baik daripada yang dilakukan pesaing. Pasar ritel bukan merupakan
tempat khusus dimana para pembeli dan penjual bertemu, tetapi sebagai kelompok konsumen
dengan kebutuhan-kebutuhan yang sama (Segmen pasar) dan sekelompok ritel yang
menggunakan format ritel yang sama untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Pasar
sasaran dalam ritel sering kali ditetapkan berdasarkan faktor demografis, geografis dan
psikografis. Menetapkan pasar sasaran merupakan syarat untuk menetapkan strategi bauran
ritel. Bauran ritel atau disebut dengan retail mix adalah kombinasi elemen-elemen produk,
harga, lokasi, personalia, promosi dan presentasi atau tampilan untuk menjual barang dan jasa
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Strategi pemasaran ritel adalah pemasaran yang mengacu kepada variabel, dimana
pedagang eceran dapat mengkombinasikan menjadi jalan alternatif sebagai suatu strategi
pemasaran untuk dapat menarik konsumen. Variabel tersebut umumnya meliputi faktor
seperti: Variasi barang dagangan dan jasa yang ditawarkan, harga, iklan, promosi dan tata
ruang, desain toko, lokasi toko dan merchanding. Untuk menjaga kelangsungan hidup serta
kemajuan dan keunggulan dalam bisnis eceran yang semakin kompetitif, maka pengelola
bisnis tersebut harus berupaya menerapkan strategi berupa program bauran penjualan eceran
Kompenen produk, harga, tempat dan promosi atau lebih dikenal dengan 4P (Product,
Price, Place And Promotion) dengan menitik beratkan perhatian yang berbeda-beda pada
untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang cenderung berubah-ubah yang barusaha untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan, dimana konsep tersebut
berlaku bagi bisnis eceran dengan penekanan pada faktor yang berlainan.
DAFTAR PUSTAKA