Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN

A. Stimulasi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini


Guru sebagai fasilitator utama dalam pembelajaran di sekolah dituntut memiliki
kemampuan mengelola kelas juga diharapkan mampu menciptakan suasana kelas
yang kondusif untuk memupuk kepercayaandiri anak dalam mengekespresikan idenya
lewat bahasa lisan.
Berbagai teknik stimulasi yang perlu dimiliki guru diantaranya adalah:
1. Pengembangan kefasihan berbahasa
Melihat beberapa stimulus dalam pengembangan kefasihan bahasa sangat
berkaitan. Artinya jika salah satu stimulus tersebut tidak di lakukan maka anak
kurang fasih dalam bahsa lisan, contoh saja jika point c tidak di lakukan maka
tidak akan ada dorongan bagi anak untuk melakukan dialog yang terarah
menjadikan kurang fasih karena hanya melakukan dialog seadanya bersama
teman – temannya tanpa tambahan kosakata baru dari guru. Sebagai contoh
melatih kefasihan berbahasa bisa melakukan pembelajaran bermain peran.
2. Pengembangan kemampuan sintaksis
Sintaksis itu sendiri yaitu tata bahasa yang membahas hubungan antara kata
dalam tuturan. Artinya anak dilatih tutur kata dalam sebuah tutur kata yang
berhubungan sehingga menjadi kalimat yang dimengerti anak. Hal itu dapat
dilakukan oleh guru atau orang tua sebagai fitur – fitur penstimulus. Sebagai
contoh ibu guru pergi ke sekolah, jika hanya kata ibu guru pergi maka anak
akan kebingungan pergi kemana ibu guru tersebut.
3. Pengembangan penguasaan kosa kata
Dalam pengembangan kosakata diperlukan berbagai permainan dan sains agar
menambah pengalaman anak. Melalui pengalamn- pengalaman baru anak akan
mengaplikasikan penemuan kosakata baru secara tidak di sengaja dan tidak
monoton. Sehingga memudahkan menyerap kosakata baru melalui
pembelajaran sains, matematika, pengetahuan sosial, kesehatan. Karena teori
tanpa praktek tidak akan relevan dalam penyampaian materi sekaligus akan
sulit menguasai kosakata bagi anak.
4. Pengembangan pengintegrasian kemampuan bahasa dalam kehidupan sehari- hari
Idealnya pembelajaran anak di sekolah harus dapat diintergrasikan pada
kehidupan sehai-harinya. Kegiatan–kegiatan di lingkungan anak yang
melibatkan orang tua, masyarakat dan orang banyak yang melatih anak
mengintegrasikan pembelajaran di sekolah. Sebagai contoh antri diloket atau
di kasir pada pusat perbelanjaan.
5. Pengembangan kemampuan mengekspresikan diri sendiri
Dengan memberikan kesempatan anak berekspresikan perasaan yang mereka
rasakan, dari bahasa mereka maka kita dapat mengetahui perasaan mereka
melalui ekspresi bahasa mereka. Tanpa membatasi ekspresi mereka dengan
tidak mencap mereka dengan lebel yang tak seharusnya guru lakukan.
6. Mendorong penggunaan bahasa sebagai salah satu cara untuk mengorganisasikan
ide.
Guru harus mampu menyelaraskan pembelajaran dengan pengguanaan bahasa
yang alami dari seorang anak dan bisa bekerja bersama teman – temannya dan
dapat memecahkan masalah dengan ide mereka. Anak di biarkan mengamati
dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreasi menuangkan ide –
ide nereka.
B. langkah – langkah dalam pengembangan bahasa anak usia dini

Anda mungkin juga menyukai