Chapter III-XI
Chapter III-XI
NERACA MASSA
Hasil perhitungan neraca massa padaa setiap unit peralatan diperoleh dari
lampiran A, sebagai berikut.
Hasil perhitungan neraca panas pada proses pembuatan selulosa asetat dari
kulit buah kakao dengan kapasitas 1.500 ton/tahun adalah sebagai berikut
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Waktu kerja /tahun : 330 hari
Satuan operasi : kJ/jam
Tutup :
Diameter : 1,5188 m
Tinggi : 0,3797 m
Tebal : 1/4 in
Pengaduk :
Jenis : two blade paddle,four baffles
Jumlah baffle : 4 buah
Diameter : 0,4557 m
Daya motor : 43,1725 hp
Jaket pemanas :
Diameter : 1,5315 m
Tinggi : 2,2149 m
Tebal : 1,5 in
6.1 Instrumentasi
6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Selulosa Asetat Dari Kulit
Buah Kakao
Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan temperatur 130 °C,
tekanan 1 bar. Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20% dan faktor
kebocoran sebesar 10%.(Perry, 1999), sehingga total uap yang dibutuhkan
= 1,3 × 339,8522 kg/jam = 445,2630 kg/jam
7,0411
𝑊𝑊𝑊𝑊 =
(3 − 1)
= 3,5205 kg/jam
Sehingga air tambahan yang diperlukan = We + Wd + Wb + Total air pendingin
= 7,0411+0,9204+3,5205+460,2025
= 471,6845 kg/jam
Perkiraan pemakaian air untuk berbagai kebutuhan ditunjukkan pada tabel 7.3.
Adapun kualitas air Sungai Silau, Kuala Tanjung dapat dilihat pada tabel 7.4.
II. KIMIA
1. Total kesadahan dalam CaCO3 mg/l 150
2. Klorida mg/l 1,3
3. NO3-N mg/l 0,2
4. Zat organik dalam KMnO4 (COD) mg/l 65
5. SO4- mg/l 5
6 Sulfida mg/l -
7. Fosfat (PO43-) mg/l 0,245
8. NO3 mg/l 0,084
10. Hardness (CaCO3) mg/l 13
11. pH mg/l 6,6
12. Fe2+ mg/l 0,52
13. Mn2+ mg/l 0,024
14. Zn2+ mg/l 0,0012
15. Ca2+ mg/l 75
2+
16. Mg mg/l 27
17. CO2 bebas mg/l 132
18. Cu2+ mg/l 0,02
19 Pb2+ mg/l 0,784
20 Cd2+ mg/l 0,02
21 Cl2- mg/l 60
2-
22 CO3 mg/l 95
7.2.1 Screening
Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening,
partikel-partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia.
Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit
pengolahan selanjutnya (Degremont, 1991).
7.2.2 Sedimentasi
Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih
terdapat partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk
menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi
dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel
padatan yang tidak terlarut.
7.2.3 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air
dari screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum,
Al2(SO4)3 dan larutan abu Na2CO3. Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan
utama dan larutan Na2CO3 sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai
bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak
clarifier, akan terjadi proses koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan
menyingkirkan Suspended Solid (SS) dan koloid (Degremont, 1991).
Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-
flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi, sedangkan air
jernih akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya akan masuk ke
penyaring pasir (sand filter) untuk penyaringan.
7.2.4 Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum
dengan tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD
dalam air (Metcalf, 1991).
Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-macam:
pasir, antrasit (crushed anthracite coal), karbon aktif granular (Granular Carbon
Active atau GAC), karbon aktif serbuk (Powdered Carbon Active atau PAC) dan
batu garnet. Penggunaan yang paling umum dipakai di Afrika dan Asia adalah
pasir dan gravel sebagai bahan filter utama, sebab tipe lain cukup mahal
(Kawamura, 1991).
Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan Selulosa asetat menggunakan media
filtrasi granular (Granular Medium Filtration) sebagai berikut:
1. Lapisan atas terdiri dari pasir hijau (green sand). Lapisan ini bertujuan
memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang
digunakan setinggi 24 in (60,96 cm).
2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium
berpori misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa pengolahan dua tahap
atau tiga tahap pada pengolahan effluent pabrik, perlu menggunakan bahan
dengan luar permukaan pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar,
seperti Biolite, pozzuolana ataupun Granular Active Carbon/GAC)
(Degremont, 1991). Pada pabrik ini, digunakan antrasit setinggi 38 in
(0,963 m).
7.2.5 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan pendingin pada reaktor harus murni dan bebas
dari garam-garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat
demineralisasi dibagi atas:
a. Penukar Kation (Cation Exchanger)
Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi
kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara
kation Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin.
Resin yang digunakan bertipe gel dengan merek IRR–122 (Lorch, 1981).
Reaksi yang terjadi :
2H+R + Ca2+ → Ca2+R + 2H+
2H+R + Mg2+ → Mg2+R + 2H+
2H+R + Mn2+ → Mn2+R + 2H+
= 10559,9 menit
8 lb/ft 3
Kebutuhan regenerant H2SO4 = 3,4285 kg/hari ×
20 kgr/ft 3
= 1,3714 lb/hari = 0,6226 kg/hari
= 0,0259 kg/jam
5 lb/ft 3
Kebutuhan regenerant NaOH = 6,8061 kg/hari ×
20 kgr/ft 3
= 1,7015 lb/hari = 0,7725 kg/hari
= 0,0332 kg/jam
7.2.6 Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar
ion (ion exchanger) dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan
ketel. Pada deaerator ini, air dipanaskan hingga 90°C supaya gas-gas yang
terlarut dalam air, seperti O2 dan CO2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut
dapat menyebabkan korosi. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan koil
pemanas di dalam deaerator.
PU-15
CT
NaOH
FC
Saturated steam
H2SO4 FC
180 oC, 10 atm
TP-04
PU-10 FC
TP-03 DE
PU-08 KU
PU-12
Al2(SO4)3 Na2CO3 FC FC
AE TB-01 Generator
FC FC FC
PU-13 PU-14
CE FC
PU-07 FC
PU-09
Air Pendingin
30 oC, 1 atm
FC
Kaporit
FC
FC SF TU-01 FC
FC
TP-05
PU-17
CL FC
PU-16
BP PU-05
PU-01 PU-02
SC-01 PU-06
TU-02 FC
Domestik
PU-18
FC
Air Proses
PU-19
Keterangan
PROGRAM STUDI EKSTENSI TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
AE = Anion Exchanger
FAKULTAS TEKNIK
BP = Bak Penampungan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
CE = Cation Exchanger MEDAN
CL = Clarifier
CT = Water Cooling Tower DIAGRAM ALIR UTILITAS PRA RANCANGAN PABRIK
DE = Dearator PEMBUATAN SELULOSA ASETAT DARI KULIT BUAH
KU = Ketel Uap KAKAO DENGAN KAPASITAS 1.500 TON/TAHUN
PU = Pompa Utilitas
Skala : Tanpa Skala Tanggal Tanda Tangan
SC = Screening
SF = Sand Filter Digambar Nama : Maksum Rasal
TB = Tangki Bahan Bakar NIM : 110425011
TP = Tangki Pelarut
TU = Tangki Utilitas Diperiksa / Nama : Dr.Eng. Rondang Tambun, ST. MT
Disetujui NIP : 19720612 200003 2 001
Tata letak peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan pabrik merupakan
syarat penting untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan
pabrik yang meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan jumlah
peralatan dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan informasi yang
dapat diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga dapat diperoleh
perhitungan biaya yang terperinci sebelum pendirian pabrik.
17
3
16
23 7
9
SUNGAI
JALAN RAYA
5
10 11 21 5
20 18 22
8 19 2
14 4 1
13 9
12 4
15 9
Masalah organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, hal ini
menyangkut efektivitas dalam peningkatan kemampuan perusahaan dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan. Dalam upaya
peningkatan efektivitas dan kinerja perusahaan maka pengaturan atau manajemen
harus menjadi hal yang mutlak. Tanpa manajemen yang efektif dan efisien tidak
akan ada usaha yang berhasil cukup lama. Dengan adanya manajemen yang
teratur dan baik dari kinerja sumber daya manusia maupun terhadap fasilitas yang
ada, secara otomatis organisasi akan berkembang (Madura, 2000).
Perkataan organisasi, berasal dari kata lain “organum” yang dapat berarti alat,
anggota badan. James D. Mooney, mengatakan : “Organisasi adalah bentuk
Bentuk organisasi dalam pabrik selulosa asetat dari kulit buah kakao adalah
bentuk organisasi garis. Dasar-dasar pertimbangan pemilihan bentuk organisasi
garis adalah sebagai berikut :
1. Organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit, dan spesialisasi kerja belum
begitu tinggi.
2. Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pimpinan berada di atas satu
tangan.
3. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang
yang diajak berdiskusi masih sedikit atau tidak ada sama sekali.
4. Rasa solidaritas di antara para karyawan umumnya tinggi karena saling
mengenal.
9.4.4 Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh General Manager untuk menangani masalah surat-
menyurat untuk pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya
untuk membantu General Manager dalam menangani administrasi perusahaan.
Senin – Kamis
- Pukul 08.00 – 12.00 WIB → Waktu kerja
Jum’at
- Pukul 08.00 – 12.00 WIB → Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 14.00 WIB → Waktu istirahat
- Pukul 14.00 – 17.00 WIB → Waktu kerja
Sabtu
- Pukul 08.00 – 14.00 WIB → Waktu kerja
2. Karyawan Shift
Hari
Regu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A I I I II II II - - III III III -
B II II II - - III III III - I I I
C - - III III III - I I I II II II
D III III - I I I II II II - - III
3. Karyawan borongan
Jumlah
Jabatan Jumlah Gaji/bulan (Rp)
Gaji/bulan (Rp)
Dewan Komisaris 3 Rp 30.000.000 Rp 90.000.000
General Manager 1 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
Sekretaris 1 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Manajer Teknik dan Produksi 1 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Manajer Pembelian dan Pemasaran 1 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Manajer Umum dan Keuangan 1 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Kepala Bagian Keuangan 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Bagian Umum dan Personalia 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Bagian Teknik 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Bagian Produksi 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Bagian R&D 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Bagian QC/QA 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Seksi Proses 1 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
Kepala Seksi Utilitas 1 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
Kepala Seksi Listrik dan Instrumentasi 1 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik 1 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
Kepala Seksi Keuangan 1 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
Kepala Seksi Pemasaran 1 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
b. Iuran
1. Iuran kecelakaan kerja dan kematian ditanggung oleh perusahaan
2. Iuran jaminan hari tua akan ditanggung oleh perusahaan sebesar 3,7 %
dan ditanggung oleh karyawan sendiri sebesar 2% dari gaji bulanan,
yang dibayar langsung oleh perusahaan ke kantor ASTEK (pasal 1
ayat 3, PP No. 14/1993)
3. Perhitungan iuran dapat berubah dengan ketetapan pemerintah yang
berlaku
Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas kepada
setiap tenaga kerja antara lain:
1. Fasilitas cuti tahunan.
2. Tunjangan hari raya dan bonus.
3. Fasilitas asuransi tenaga kerja, meliputi tunjangan kecelakaan kerja dan
tunjangan kematian, yang diberikan kepada keluarga/ ahli waris tenaga kerja
yang meninggal dunia baik karena kecelakaan sewaktu bekerja maupun di luar
tempat kerja.
4. Pelayanan kesehatan secara cuma – cuma.
5. Penyediaan sarana transportasi/ bus karyawan.
6. Penyediaan kantin, tempat ibadah, dan sarana olah raga.
7. Penyediaan seragam dan alat-alat pengaman (sepatu, seragam, helm,
pelindung mata, dan sarung tangan).
8. Fasilitas kendaraan untuk para manager dan bagi karyawan pemasaran dan
pembelian.
9. Family Gathering Party (acara berkumpul semua karyawan dan keluarga)
setiap satu tahun sekali.
10.Bonus 0,5 % dari keuntungan perusahaan akan didistribusikan untuk seluruh
karyawan yang berprestasi.
GENERAL DEWAN
MANAGER KOMISARIS
SEKRETARIS
KASIE KASIE
KASIE KASIE KASIE KASIE KASIE KASIE KASIE KASIE
KASIE KASIE KASIE KASIE ADMINISTRASI KASIE
LAB LAB LAB INSTRUMEN PEMELIHARA KEAMANAN PEMBELIAN
PROSES UTILITAS LISTRIK MESIN KEUANGAN & HUMAS PENJUALAN
R&D QC QA TASI AN PABRIK & SAFETY
PERSONALIA
K A R Y A W A N
Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Pembuatan Selulosa Asetat dari Kulit Buah K
ANALISA EKONOMI
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap langsung
(MITL) sebesar Rp 87.131.291.848,-
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap / fixed cost adalah
sebesar Rp 56.672.430.570,-.
PM = 48,31 %
BEP = 36,86 %
Kapasitas produksi pada titik BEP = 36,86 % × 1500 ton/tahun
= 552,91 ton/tahun
Nilai penjualan pada titik BEP = 36,86 %× Rp 201.956.375.230,-
= Rp 74.442.534.888,-
ROI = 36,53 %
RON = 60,89 %
Hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari
Kulit Buah Kakao dengan kapasitas 1.500 ton/tahun diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Kapasitas produksi selulosa asetat 1.500 ton/tahun menggunakan bahan
baku kulit buah kakao sebanyak 280,7163 kg/jam.
2. Bentuk badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT).
Bentuk organisasi yang direncanakan adalah garis dengan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan 145 orang.
3. Lokasi pabrik direncanakan di daerah Kecamatan Air Batu, Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara karena berbagai pertimbangan antara lain
kemudahan mendapatkan bahan baku, daerah pemasaran, sarana transportasi
yang mudah dan cepat.
4. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 24.550 m2..
5. Analisa ekonomi :
Total Modal Investasi : Rp 187.078.070.528,-
Biaya Produksi : Rp 104.881.238.356,-
Hasil Penjualan : Rp 201.956.375.230,-.
Laba Bersih : Rp 68.344.858.790,-
Profit Margin : 48,31 %
Break Even Point : 36,86 %
Return on Investment : 36,53 %
Pay Out Time : 2,74 tahun
Return on Network : 60,89 %
Internal Rate of Return : 37.61 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik
pembuatan selulosa asetat dari kulit buah kakao ini layak untuk didirikan.