KTAT
DTK 201
5
Tekni
kKi
mia
Semes
ter4
Akademi
sIMTK201
5
#T
anggapBer
manf
aat
DAFTAR ISI
I. Kimia Organik
V. Termodinamika
Mahdi TK ’14
( 081297100469 )
SOAL MEKANIKA FLUIDA DAN PARTIKEL
1. Air 20oC dialirkan dari titik 1 ke titik 2 melalui sistem perpiaan seperti pada gambar
dibawah in. pada aliran diberikan pompa dengan daya listrik 40 watt (efisiensi 60 %).
a. Jika diketahui laju alir volum air yang keluar pada titik 2 adalah sebesar 100 liter /
menit, hitung ketinggian H!
b. Jika laju alir yang diinginkan menjadi 200 liter / menit (pada harga H yang sama),
berapa daya pompa yang harus diberikan (dalam watt) ?
2. Air dalam tangka pada suhu 25oC dialirkan melalui sistem perpiaan seperti yang
ditunjukkan gambar pipa dibawah ini. Pipa adalah commercial steel dengan diameter
pipa untuk seluruh perpiaan sama yaitu adalah 4 cm. jika diasumsikan aliran adalah
turbulen dan faktor friksi pipa sebesar 0,01 :
a. Hitung laju volumetric air dalam (lt/min) di titik 2 dan 3!
b. Apakah asumsi yang diberikan sudah benar? Jika tidak apa yang harus dilakukan
selanjutnya?
JAWABAN
1) Diketahui:
T air = 20 oC
= 0,6
P = 40 Watt
Pipa : D = 4 cm = 4 . 10-2 m
= 4,6 . 10-5 m
1 1
A= π D2 = π (4 . 10-2)2 = 1,26 . 10-3 m2
4 4
Q
V= = 1,325 m/s
A
- Steady state
Neraca energi:
P
EK + EP + Ws + F + =0
1
(V22 – V12) + g . H + Ws + F + 0 = 0
2x
Menghitung F
V² (1,325)²
F1 = Kc . = 0,55 . = 0,48 J/kg
2 2
L V²
F2 = 4f2 . .
𝐷 2
4,6.10¯⁵
Nilai f2 => = = 1,15 . 10-3 = 0,00115
D 4.10¯²
.𝑉.𝑃 (998,23)(1,325)(4.10¯2 )
=> Re = = = 5,3 . 10-4
1,005.10¯³
4(0,0062)(165)(1,325)²
F2 = = 89,8 J/kg
2.4.10¯2
V² 3
F3 = 3 . Kf . = . 0,75 . (1,325)2 = 1,975 J/kg
2 2
V² (1,325)²
F4 = Kf . = 9,5 . = 8,34 J/kg
2 2
Ws pompa
P P 40
Ws = - Wp ; Wp = = = = 24 J/kg
m Q. (1,67.10¯³)(998,23)
1
(1,325)2 + 9,806 (H) + 100,595 – 14,4 = 0
2
0,88 + 9,806 H + 86,195 = 0
H = 8,88 m
200.10¯³
b.) Q2 = 200 L/menit = = 3,3 . 10-3 m3/s
60
3,3.10¯³
V2 = Q2 / A = = 2,62 m/s
1,26.10¯³
Menghitung F
Kc = 0,55
V² (2,62)²
F1 = Kc . = 0,55 = 1,89 J/kg
2 2
L V₂²
F2 = 4f2 . .
𝐷 2
Nilai f2 => = 0,00115
D
.𝑉₂.𝑃 (998,23)(2,62)(4.10¯2 )
=> Re = = = 1,04 . 105
1,005.10¯³
4(0,0055)(165)(2,62)²
F2 = = 311,47 J/kg
4.10¯2 .2
V₂² 3
F3 = 3 . Kf . = . 0,75 . (2,62)2 = 7,7 J/kg
2 2
V₂² (2,62)²
F4 = Kf . = 9,5 . = 32,6 J/kg
2 2
F = F1 + F2 + F3 + F4 = 353,66 J/kg
Neraca energi:
1
(V22) + g . H + F + Ws = 0
2
1
(2,62)2 + (9,806)(8,88) + 353,66 + Ws = 0
2
Ws = - 444,2 J/kg
Ws = - Wp
- 444,2 = - 0,6 Wp
Wp = 740,33 J/kg
Daya pompa: P = m . Wp
= Q . . Wp
= 2438,77 Watt
2) Diketahui
1
𝑇𝑎𝑖𝑟 = 25𝑜 𝐶 Pipa = 𝐷 = 4. 10−2 𝑚 𝐴 = 𝜋𝐷2 =
4
1,26. 10−3 𝑚 2
𝑘𝑔⁄
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 997, 08 𝑚3 𝜀 = 4.1610−5 𝑚
𝑘𝑔⁄
𝜇𝑎𝑖𝑟 = 0,8937. 10−3 𝑚𝑠 𝑓 = 0.01
- Fluida inkompresible
- Steady state
= 0,55
𝑉22 𝐽
𝐹1 = 0,55. = 0.275(𝑉2 )2 ⁄𝐾𝑔
2𝛼
𝐹2 = 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛𝑙𝑜𝑠𝑠𝑝𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖𝑝𝑎𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠170𝑚
𝐹3 = 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛𝑙𝑜𝑠𝑠𝑝𝑎𝑑𝑎3𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤
𝑉22
𝐹3 = 3. 𝐾𝑓 .
2
3
= 2 . 0,75. (𝑉2 )2
𝐽
𝐹3 = 1,25. (𝑉2 )2 ⁄𝐾𝑔
𝐹4 = 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛𝑙𝑜𝑠𝑠𝑝𝑎𝑑𝑎𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒
𝑉22
𝐹4 = 𝐾𝑓 .
2
𝑉22
= 6. 2
𝐹4 = 3(𝑉2 )2 𝐽⁄𝐾𝑔
∑𝐹 = 𝐹1 + 𝐹2 + 𝐹3 + 𝐹4
= (0,275 + 85 + 1,125 + 3)(𝑉2 )2
𝐽
= 89,4(𝑉2 )2 ⁄𝐾𝑔
Neraca energi :
1
2
(𝑉22 − 𝑉12 ) + 9𝐻 + ∑𝐹 = 0
1
2
(𝑉2 )2 + (9,806)(30) + 89,4(𝑉2 )2 = 0
89,9(𝑉2 )2 = 196,12
(𝑉2 )2 = 2,2
𝑉2 = 1,48 𝑚⁄𝑠
𝑄2 = 𝐴. 𝑉2
10−3 𝐿
𝑄2 = 1,86. 10−3 . 1⁄ ⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
60
𝑄2 = 111,6 𝐿⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Neraca Energi :
∆𝑝
∆𝐸𝑘 + ∆𝐸𝑘 + ∑𝐹 + 𝑤𝑠 + =0
𝑝
1
(𝑉32 − 𝑉12 ) + 9. (30) + ∑𝐹 = 0
2
𝐹1 = 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 − 𝑝𝑖𝑝𝑎
𝐴𝑝
𝐾𝑐 = 0,55. (1 − ); 𝐴𝑡 ≫ 𝐴𝑝
𝐴𝑡
𝐾𝑐 = 0,55
(𝑉3)2 𝐽
𝐹1 = 0,55. 2
= 0,257(𝑉3)2 ⁄𝑘𝑔
𝐹2 = 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤1
(𝑉3)2 (𝑉3)2 𝐽
𝐹2 = 𝐾𝑓. = 0,75 = 0,375. (𝑉3)2 ⁄𝑘𝑔
2 2
𝐹3 = 𝑓𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛𝑙𝑜𝑠𝑠𝑝𝑖𝑝𝑎𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠(160𝑚)
1
(𝑉 )2 + (9,806)(30) + 83,65(𝑉3 )2 = 0
2 3
84,15(𝑉3 )2 = 294,18
(𝑉3 )2 = 3,5
𝑉3 = 1,87 𝑚⁄𝑠
𝑄3 = 𝑉3 . 𝐴
3
𝑄3 = 1,87. 1,26. 10−3 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄3 = 2,36. 10−3 𝑚 ⁄𝑠
10 3
𝑄3 = 2,36. 10−3 . 1⁄ 𝐿⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
60
𝑄3 = 141,6 𝐿⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
a. Laju volumetric
Titik 2 = 111,6 𝐿⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
b. Asumsi : - Turbulen
- Friction factor = 0,01
𝑓 = 0,01
∑⁄ 4,6.10−5
𝐷 = = 1,15. 10−3 = 0,0015
4.10−2
𝑅𝑒 − −−> 𝑑𝑎𝑟𝑖𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘𝑚𝑜𝑜𝑑𝑦
𝜌.𝐷.𝑉
𝑅𝑒 = 𝑁
997,08.4.10 −2 .𝑉
4,5103 =
0,8937.10−3
4,02
𝑉 = 39,9 = 0,1 𝑚⁄𝑠 − − −−> 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖𝑝𝑎𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠
△𝐿 𝑉 2 △𝐿 𝑉 2
𝐹 = 4𝑓 𝐷
. 2
𝐹 = 4𝑓 𝐷
. 2
𝐽 𝐽
𝐹 = 0,8 ⁄𝑘𝑔 − −> 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐹 = 279,75 ⁄𝑘𝑔 − −> 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
# asumsi belum tepat, karena perhitungan friction loss pada pipa harus menggunakan V
asumsi dengan perhitungan berbeda, maka diperlukan asumsi lain.
SOAL MEKANIKA FLUIDA
Soal I :
Kerjakan dengan metode yang benar, yaitu angka2 dihitung terakhir, setelah manipulasi
simbol-simbol. Pergunakan satuan British.
Sistem aliran yang terdiri atas pompa dan 2 tangki dihubungkan dengan pipa 3 inch #80
sepanjang 600 ft, yang memiliki gate valve (V1, V2, V3), standard elbow, Teejunction,
orifice, sudden contraction/enlargement dari/ke tangki. Efisiensi pompa 70%, SG cairan 0.8-
0.85. Kinematik viscocity (µ/ρ) = 5cSt-8 cSt. Pada saat operasi normal by pass valve V2
ditutup. Kondisi operasi adalah sbb.
Tangki 1 Tangki 2
Pmax 20 psig 110 psig
Pmin 10 psig 100 psig
Level max, terhadap z=0 40 ft 170 ft
Level min, terhadap z=0 20 ft 150 ft
a) Hitung flow rate, jika diameter orifice ½ diameter pipa
b) Hitung friction losses, kehilangan pada gate valve, elbow, orifice, sudden
contraction/enlargement di perhitungkan, namun T-junction boleh diabaikan. (gunakan
tabel 6.-3 dan kurva Fig. 6.16). Asumsikan : 1. Diameter tangki jauh lebih besar dari
d) Hitung besar dan arah gaya penahan (Support) yang bekerja pada Elbow 1 agar tidak
gerak (gunakan neraca momentum).
4
Jawab :
Diketahui :
• Pipa 3 in #80, panjang 600 ft Keterangan tambahan :
• Efisiensi pompa = 70 % 1 cSt = 1.076 x 10-5 ft2 s-1
• Specific gravity cairan 0.8-0.85 1cmHG = 8.9587 x 102 lbm ft-1s-2
• Kinematik viscocity ( /
) = 5 cSt - 8 1 psia = 4.663 x103 lbm ft-1s-2
cairan = 0.825 kg/L = 51.5 lb ft-3
cSt SG cairan = 0.825
• P orifice = 10 cm HG
a) Untuk mengetahui nilai flow rate, maka sistem yang kita tinjau adalah orificemeter,
dengan asumsi :
• Fluida adalah incompressible (
= konstan)
• Orifice dianggap ideal (Cv = 1)
• Sistem adalah steady state (berlaku hukum kontinuitas, Q = konstan)
dengan menggunakan Hukum Bernoulli :
5
P V2 − dWother
∆( + gz + )= −F
ρ 2 dm
( P2 − P1 ) V22 − V12
+ =0
ρ 2
12
2 ( P2 − P1 ) ρ
V2 = 2
1 − A2 A1
2
28.9587 10 51.5
19.26 "#. $
1
1
2
% & . ' &
. '
)
Maka diperoleh nilai flow ratenya...
3. kemudian cari nilai " 89, dari figure 6.10. nilai = lihat tabel 6.2 (jenis pipa
;
<
commercial steel).
DVρ
Re =
µ
0.25 4.81
8> 17195.12
6.99 10@
=/D = 0.0006
diperoleh nilai f sekitar 0.007
∆x V 2
F =4f
D 2
6
x = equivalent length . D
Friction losses akibat sudden contraction/enlargement dari/ke tangki dan pada orifice
• Dari/ke tangki
pada soal dikatakan D tangki >>>> D pipa, sehingga Dpipa/Dtangki ≈ 0 , maka dari
figure 6.16 kita dapat memperoleh nilai K untuk menghiitung nilai F.
∆B E
D
C 2
Dimana : nilai V merupakan nilai kecepatan yang terbesar dari dua kecepatan yang
terlibat. Dari figure 6.16 kita dapat nilai K enlargement = 1 dan nilai K contraction =
4.81
0.5 sehingga nilai :
c) Untuk menghitung Pump Head maka sistem yang kita tinjau adalah pompa saja.
Asumsi :
• Z, v dianggap nol dan besar F diabaikan.
P V2 − dWother
∆( + gz + )= −F
ρ 2 dm
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah nilai kerja pada pompa yang tidak
7
keseluruhan (titik satu dan dua, lihat gambar). Hal ini juga dikerenakan kerja hanya
terdapat pada pompa.
Berdasarkan Hukum Bernoulli pada titik satu dan dua, maka diperoleh :
− dWa ,o P V2
= ∆ + gz + +F
OP SB S '
dm ρ 2
R. ST F F 4. ". . F #V#WX "YZ[#ZV\ XV$$9$ ]W\R OZℎZ#_\R `WOW aWRZW\ a
OQ C U 2
• X = Panjang total pipa
• Untuk nilai P dan Z pilih salah satu dari keadaan max atau min.
• nilai P pada masing-masing titik merupakan jumlah dari tekanan tangki.
•
F pipa = 2.f.X.v2 /D = 777.37 ft2.s-2
Dengan menyelesaikan persamaan diatas maka akan kita peroleh nilai Pump head.
OP 4.66310@ 4.66310
32.174150 20 F F 977.425 13356.73 "#
$
OQ 51.5
B B 1
13356.73. 415.14 "#
C. R 32.174
d) Berdasarkan neraca momentum :
Asumsi elbow adalah jenis 90o standard elbow
O Q b
Q Q F dD
O#
Z\ c Z\ V_# c V_#
0 ef Qc ef ghi Qcghi F d D
8
arah gaya diilustrasikan pada gambar dibawah :
Gaya yang bekerja pada elbow oleh fluida.
Soal II :
Suatu dekanter kontinu di rancang untuk memisahkan minyak dari campuran minyak-air
dengan kapasitas 1000 barrel oil per day. Diasumsikan waktu pemisahan air mengikuti rumus
6,24 µ oil
empisis.
# jam
C tW#9Y C WZY
µ oil = 1,5 cp
ρoil = 54 lb / ft3
a. Hitung ukuran bejana, jika isi cairan minyak-air di dalam tangki 90 % dan panjang
tangki = 5x diameter
b. Hitung tinggi limpahan, jika letak interface minyak-air ada 1/3 tinggi permukaan
minyak dan komposisi campuran adalah 70 % minyak.
Jawab :
Asumsi:
Panjang dekanter 5x diameter sesuai kenyataan
Diketahui : feed = 1000 barrel/day
9
ρ oil = 54 lb / ft3
ρ water = 62,43 lb / ft3
6,24 µ oil
µ oil = 1,5 cp
# jam
C tW#9Y C WZY
Ditanya : jika volume minyak 90 % maka tentukan ukuran tangki !!
Untuk minyak 70 % dan interface 1/3 dari permukaan maka tentukan tinggi
limpahan !!
Jawab :
V tangki L π. D
~.I @
D = q
@
= 4,2 ft L = 5D = 20,94 ft
b. Jika diameter tangki 4,2 ft maka tinggi permukaan minyak-oil adalah 90 % Diameter
yaitu 3,77 ft, maka
Z = 3,77 ft Z1 = 1/3 Z = 1,26 ft
z + 1 z1 = 3,43 ft
ge
ge
i>p i>p
Zn=
Jadi, ukuran pompa dengan diameter 4,2 ft dan panjang 21 ft memiliki tinggi limpahan
3,43 ft.
Soal III :
Air dipompa melalui pipa 2 inch dengan laju alir 100 gallon/min. Panjang pipa dan
equivalent lenght dari seluruh fittings adalah 2500 ft. (lihat gambar)
a. Hitung perbedaan tekanan discharge dan suction pompa
b. Jika kehilangan energi pada pompa, motor dan kopling 30 %. Hitung watt yang
dibutuhkan pompa
c. Hitung berapa persen kehilangan pada sudden contaction / expansion dengan asumsi
D tangki >> D pipa
Jawab :
10
Diketahui : Laju alir = 100 gal/min
Beda tinggi = 20 ft
Diameter = 2 inch
Total pipa = 2500 ft
Ditanyakan: Beda discharge and suction !
Daya pompa jika efisiensi 70% atau heat loss 30% !
Berapa % kehilangan pada sudden enlargement atau conctraction !!
Jawab:
11
Soal IV:
a) Pada Gb.1, jika orang seberat 100 kg, berapa psi tekanan pada pressure gauge
b) Pada Gb.2, berapa ketinggian air didalam gelas, jika tekanan uap air pada suhu 30, 40, 70,
80, 90 masing2 adalah 0,66 psi, 1,07 psi, 4,54 psi, 7,18 psi, 10,07 psi.
Jawab :
a) P = F.A = m.g.A
Asumsi : g = 9,8 m/s2 dan A = A m2
P = 980 A N/m2
b) BW Ba ρ. R. ℎ
BW Ba
ℎ
ρR. R
sehingga untuk masing-masing nilai suhu dapat dicari
ℎ ℎ
ρR. R ρR. R
ℎ ℎ
ρR. R ρR. R
14,7 4,54
untuk 70
ℎ
ρR. R
Soal V:
Untuk sistim sederhana seperti pada Gb.3, diameter pipa 3 inch 40. Equivalent lenght of
fitting 100 meter. Debit air 100 Lt/menit. Panjang total pipa 50 meter.
a) Berapa psi tekanan yang harus dibangkitkan oleh pompa
b) jika efisiensi pompa 70 %, berapa kilowatt power yang dibutuhkan
12
JAWABAN:
Untuk sistem secara keseluruhan
∆B OP
Hukum bernauli yang telah disederhanakan menjadi:
R∆ F D
ρ OQ
OP ∆B
R∆ D
OQ ρ
OP ∆B
R∆ 4. "
OQ ρ U 2
Dimana
ε = 0,0018 V = Q/A
ε/D = 0,0006
Dengan Q = 100 lt/menit = 0,1 m3/menit
A = (π/4).(3,068 in2) = (π/4).(0,00197) m2
ρU
V = .....m/menit = .....m/sekon
89
µ
Dari nilai reynold number dan ε/D didapat nilai f
Nilai ∆x = Panjang total pipa + equivalent lenght of fitting = 150 m
∆z = 20 m ∆P = 30 psi = ...N/m2
OP ∆B
Dengan data tersebut nilai dW/dm dapat dicari
R∆ 4. "
OQ ρ U 2
a) Untuk tekanan yang harus dibangkitkan oleh pompa, yaitu
Sistem yang dilihat adalah pompa
∆B OP OP
Persamaan bernoully menjadi
∆B . C
ρ OQ OQ
13
OP
b) Power yang dibutuhkan jika efisiensi 70 % adalah
Bg .Q
OQ
Dimana m = Q.ρ sehingga
Po yang dibutuhkan . . % . C
L
N
Soal VI :
Pada Gb.4, diketahui tekanan pada pipa 40 psi, Luas area pipa 1 in2 . Laju alir adalah 200 ft/s.
a) Hitung gaya yang bekerja pada baut flange joint
b) Bagaimana gaya tersebut ditransmisikan oleh fluida ke pipa
Jawab :
a) Gaya yang bekerja pada baut flange joint
Fx = P.A = (P atm + Pg) .A = P atm.A + Pg.A
F baut = -Fx - F atm = - (Pg . A + P atm . A) – (-P atm . A)
F baut = 40 psi. 1 in2 = 40 lbf
b) Jawab sendiri
Soal VII :
Saudara diminta untuk mendesain rotameter yang akan mengukur debit air untuk range 0
sampai 100 Lt/menit. Floater dar besi (SG = 7,8) berbentuk bola dengan diameter 20 mm.
Tinggi rotameter adalah 10 cm. Dapatkan dimensi dari tapered tube yang dipergunakan
Jawab sendiri..
14
MID-TERM EXAM 2013/2014
CHEMICAL ENGINEERING MODELING
Day : Wednesday, June 11, 2014
Time : 10.00-11.30
Type : Open book
Room : A101
Air flows from the bottom to the top of the column with the velocity of VG. Water flows from
the top to the bottom of the column with the velocity of V L. Oxygen concentration in air is
CG. Oxygen concentration in water is CL. Bubble size of air is very small that the only oxygen
transportation in air is axial diffuse and convective transports. Diffusive and con convective
transports of oxygen in water are in axial direction of the coloumn. Diffusion coefficients of
oxygen in air and water are DG and DL, respectively.Oxygen in air and water enters the
column with the concentration of CG0 and CL0, respectively. Solubility coefficient of oxygen in
water is KO2. Solubility concentration of oxygen in water is Csat. Diffusive flux oxygen in air
and water leaving the column are zero.
𝑑2𝑦 𝑑𝑦
2. Solve the differential equation + a1 (t) + a0 (t)y = u(t) with the boundary conditions y(t0)
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
= y0, y(tf) = yf using finite difference method.
The number of segment is N, the increment of tis h, the representative of the first derivate is
center difference.
Write your answer down in a matrix relation Ay=b!
ANSWER:
1. In air:
O2 concentration = CG0 &CG
O2diffusion coefficient = DG
In water:
O2 concentration = CL0&CL
O2diffusion coefficient = DL
O2 solubility coefficient = kO2
O2 solubility concentration= Csat
Assume steady state and equilibrium exists at the interface CG0 &CL0
Inlet flowrate– outlet flowrate + generation = accumulation
Inlet flowrate – outlet flowrate = 0
Mathematical model for diffusive and convective molecular transfer:
Molecular flux = (transport property)(driving force gradient)
Diffusive flux (Fick’s Law of Diffusion):
𝑑𝐶𝐴 𝑑(𝐶𝐺0 − 𝐶𝐺 )
𝑂2 𝑖𝑛 𝑎𝑖𝑟 = −𝐷𝐴𝐵 = −𝐷𝐺
𝑑𝑦 𝑑𝑦
𝑑𝐶𝐴 𝑑(𝐶𝐿 − 𝐶𝐿0 )
𝑂2 𝑖𝑛 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = −𝐷𝐴𝐵 = −𝐷𝐿
𝑑𝑦 𝑑𝑦
Convective flux:
𝑂2 𝑖𝑛 𝑎𝑖𝑟 = 𝑣𝑦 𝐶𝐴 = 𝑉𝐺 (𝐶𝐺0 − 𝐶𝐺 )
Since oxygen is soluble in water, it must be accounted for the convective flux:
𝑠𝑜𝑙𝑢𝑏𝑙𝑒 𝑂2 𝑖𝑛 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 𝑘𝑐 𝐶𝐴 = −𝑘𝑂2 (𝐶𝑠𝑎𝑡 − 𝐶𝐿0 )
The flux is negative because O2 that is supposed to be absorbed by the gas is trapped
in water. Therefore, it can be considered as a depletion of oxygen into water.
Total flux = diffusive flux + convective flux
Total flux
𝑑(𝐶𝐺0 − 𝐶𝐺 ) 𝑑(𝐶𝐿 − 𝐶𝐿0 )
= −𝐷𝐺 − 𝐷𝐿 + 𝑉𝐺 (𝐶𝐺0 − 𝐶𝐺 )
𝑑𝑦 𝑑𝑦
+ 𝑉𝐿 (𝐶𝐿 − 𝐶𝐿0 ) − 𝑘𝑂2 (𝐶𝑠𝑎𝑡 − 𝐶𝐿0 )
𝑑 2𝑦 𝑑𝑦
2. + 𝑎1 𝑡 + 𝑎0 𝑡 𝑦 = 𝑢 𝑡
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
𝑑𝑦 𝑦𝑁+1 − 𝑦𝑁−1
=
𝑑𝑡 2ℎ
𝑑 2 𝑦 𝑦𝑁+1 − 2𝑦0 + 𝑦𝑁−1
=
𝑑𝑡 2 ℎ2
Thus, the equation becomes:
𝑦𝑁+1 − 2𝑦0 + 𝑦𝑁−1 𝑦𝑁+1 − 𝑦𝑁−1
+ 𝑎1 𝑡 + 𝑎0 𝑡 𝑦 = 𝑢 𝑡
ℎ2 2ℎ
Since only boundary conditions of y(t0) and y(tf) exist, it is necessary to create false boundary
conditions for y(t0-1) and y(tf+1).
𝑦1 − 2𝑦0 + 𝑦𝑖𝑛 𝑦1 − 𝑦𝑖𝑛
2
+ 𝑎1 0 + 𝑎0 0 𝑦 = 𝑢 0
ℎ 2ℎ
𝑦𝑓−1 − 2𝑦𝑓 + 𝑦𝑓+1 𝑦𝑓−1 − 𝑦𝑓+1
2
+ 𝑎1 𝑓 + 𝑎0 𝑓 𝑦 = 𝑢 0
ℎ 2ℎ
Thus, new boundaries of yin during t = 0 and yf+1 during t = f are used. Changing these
differential equations into matrix:
At t=0
𝑦1 − 2𝑦0 + 𝑦𝑖𝑛 𝑦1 − 𝑦𝑖𝑛
2
+ 𝑎1 0 + 𝑎0 0 𝑦0 = 𝑢 0
ℎ 2ℎ
yin = 1/h2 – a1(0)/2h ; y0 = –2/h2 + a0(0) ; y1 = 1/h2– [a1(0)/2h]; y2 = 0; y3 = 0; y4 = 0
At t=1
𝑦2 − 2𝑦1 + 𝑦0 𝑦2 − 𝑦0
2
+ 𝑎1 1 + 𝑎0 1 𝑦1 = 𝑢 1
ℎ 2ℎ
y0 = 1/h2–a1(1)/2h ; y1 = –2/h2 + a0(1) ; y2 = 1/h2– [a1(1)/2h]; y3 = 0; y4 = 0
At t=2
𝑦3 − 2𝑦2 + 𝑦1 𝑦3 − 𝑦1
2
+ 𝑎1 2 + 𝑎0 2 𝑦2 = 𝑢 2
ℎ 2ℎ
y1 = 1/h2–a1(2)/2h ; y2 = –2/h2 + a0(2) ; y3 = 1/h2– [a1(2)/2h]; y4 = 0;…and so on.
1 𝑎1 0 2 1 𝑎1 0
− − + 𝑎0 0 − 0 0 … 0
ℎ2 2ℎ ℎ2 ℎ2 2ℎ 𝑦𝑖𝑛
1 𝑎1 1 2 1 𝑎1 1 𝑦0
0 − − 2 + 𝑎0 1 − 0 … 0
ℎ2 2ℎ ℎ ℎ2 2ℎ 𝑦1
1 𝑎1 2 2 1 𝑎1 2 𝑦2
0 0 − − 2 + 𝑎0 2 − … 0
ℎ2 2ℎ ℎ ℎ2 2ℎ …
… … … … … … 0 𝑦𝑓+1
1 𝑎1 𝑓 2 1 𝑎1 𝑓
0 0 0 … − − 2 + 𝑎0 𝑓 −
ℎ2 2ℎ ℎ ℎ2 2ℎ
Mid Test
Open sheet
1. The solution of the following third order linier ordinary differential equation should
be determined using numerical techniques.
𝑑3 𝑦 𝑑2 𝑦 𝑥
3
− 7 2
+ 5𝑦 2 − 3 + 1 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑦
The initial conditions for this equation are :
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑 2𝑦
𝑦 𝑥=0 = 2 ; = 3 ; and =4 where: = y’ and𝑑𝑥 2 = y”
𝑑𝑥 𝑥=0 𝑑𝑥 𝑥=0 𝑑𝑥
Find the solution using forth Order RungeKutta-gill Method, and evaluate the
variables in the range 0 ≤ x ≤ 2, with h = 0.4.
K1 K2 K3
A ↔2B → 3C ↔ D
K4 K5
The rate reaction konstanta and initial conditions for this reaction are :
Use the Euler method to determine the concentration C A, CB ,CC, and CD at time t = 0
to t = 0.1 minute with (h) = 0.02 minute.
Solutions
1. First, we convert the problem into a set of first order Ordinary Differential Equations
(ODE). The result(s) are as shown below:
𝑑𝑦1
= 𝑦2
𝑑𝑥
𝑑𝑦2
= 𝑦3
𝑑𝑥
𝑑𝑦3 𝑥
= 7𝑦3 − 5𝑦1 2 + 3 − 1
𝑑𝑥 𝑦1
Then, we solve the ODE with Runge-Kutta-Gill 4th order method. The initial values are:
𝑦1 0 = 2
𝑦2 0 = 3
𝑦3 0 = 4
Using Runge-Kutta-Gill Method for ODE with 3 equations, we will get the result as
shown below:
NOTE: the reaction constant or often called specific reaction rate k MUST BE defined
with respect to a particular species. Since the problem does not state which particular
species the reaction rate k referred to, then we assume that the reaction rate(s) are
defined with respect to the reactant in every reactions, i.e. k1 is defined with respect to
A, k2 to B, k3 to C, k4 to B, and k5 to D.
After that, we can write every reaction rate relative to the relevant reactant in every
reactions (rj):
𝑑𝐶𝐴 1
𝑟𝐴 = = −𝑘𝐴1 𝐶𝐴 + 𝑘𝐵4 𝐶𝐵 2
𝑑𝑡 2
𝑑𝐶𝐵
𝑟𝐵 = = 2𝑘𝐴1 𝐶𝐴 − 𝑘𝐵2 𝐶𝐵 2 − 𝑘𝐵4 𝐶𝐵 2 = 2𝑘𝐴1 𝐶𝐴 − 𝑘𝐵2 + 𝑘𝐵4 𝐶𝐵 2
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐶 3
𝑟𝐶 = = 𝑘𝐵2 𝐶𝐵 2 − 𝑘𝐶3 𝐶𝐶 3 + 3𝑘𝐷5 𝐶𝐷
𝑑𝑡 2
𝑑𝐶𝐷 1
𝑟𝐷 = = 𝑘𝐶3 𝐶𝐶 3 − 𝑘𝐷5 𝐶𝐷
𝑑𝑡 3
By substituting the value of k1, k2, k3, k4, and k5, we will get a set of ODE:
𝑑𝐶𝐴 1
= −2𝐶𝐴 + 𝐶𝐵 2
𝑑𝑡 2
𝑑𝐶𝐵
= 4𝐶𝐴 − 4𝐶𝐵 2
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐶 9 2
= 𝐶𝐵 − 4𝐶𝐶 3 + 6𝐶𝐷
𝑑𝑡 2
𝑑𝐶𝐷 4 3
= 𝐶𝐶 − 2𝐶𝐷
𝑑𝑡 3
Solving those ODEs with Euler method from t = 0 to t = 0,1 min, step size h = 0,02 min,
and initial values:
2
Concentration (mole/L)
1,5
CA
CB
1
CC
CD
0,5
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
t (min)
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATEMATIKA TEKNIK KIMIA
Departemen Teknik Kimia FTUI
Hari/ Tanggal : Rabu, 1 April 2009
Durasi : 90 menit
Sifat ujian: catatan terbuka, kalkulator, tanpa laptop
1. Persamaan diferensial biasa linear orde dua berikut harus diselesaikan dengan
menggunakan teknik numeris
2
3 10 0
n n
i2 i
Kondisi batas pada t = 0 adalah
|0 3 dan 15
n
i 0
a. Ubah PDB di atas menjadi seperangkat PDB linear orde satu! Ubah pula kondisi
awalnya sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem PDB orde satu
tersebut!
b. Hitung solusinya dengan menggunakan Metode Runge-Kutta orde dua berikut dengan
integrasi pada t = 0; 0,25; 0,5; 0,75 dan 1!
yn+1= yn + (k1 + k2)
k1 = hf(xn , yn)
k2 = hf(xn+h , yn+k1)
2. Tetesan cair zat B dengan jari-jari R mula-mula bebas dari zat A. Pada t = 0 tetesan B
tersebut dikelilingi gas A. Kemudian, zat A berdifusi ke dalam B, dan bereaksi dengan B
melalui reaksi kimia ireversibel membentuk zat AB,
A+BAB
Laju reaksi dinyatakan oleh
r = kcA
Untuk mengetahui laju absorpsi zat A ke dalam cairan B selama periode keadaan tidak-
tunak Anda harus mengembangkan model absorpsi tersebut.
a. Kembangkanlah model absorpsi tersebut dengan asumsi bahwa fluks konveksi jauh
lebih kecil dibandingkan fluks molekular sehigga diabaikan!
b. Modelkan pula kondisi batasnya!
99
SOAL PERPINDAHAN KALOR
1. (35%) Sebuah tangki dari bahan stainless steel (K= 16 W/mK) berbentuk
bola dengan diameter 2 m dan tebal dinding 100 mm, digunakan untuk
menyimpan gas pada suhu -10⁰C. Tangki berada pada lingkungan
bersuhu 30 ⁰C dengan koefisien perpindahan kalor konveksi darii udara
pada suhu tersebut = 15 W/m2K . untuk menjaga suhu penyimpanan gas,
dinding tangki bagian luar diinsulasi dengan bahan perlite (k – 1,37 x 10-1
W/mK)
a. Berapakah suhu di dinding tangki jika tidak dilakukan insulasi?
b. Hitunglah tebal minimal dari insulasi agar suhu gas dapat terjaga
dengan baik
c. Jika insulasi yag digunakan merupakan material dengan nilai tahanan
termal lebih rendah dari perlite apakah pengaruhnya terhadap desain
insulasi?
2. (30%) sebuah dinding silinder memiliki diameter luar dan dalam masing-
masing Ro dan Ri . kedua sisinya tersebut dipertahankan pada suhu T0 dan
Ti. Nilai konduktivitas termal suatu bahan sangat tergantung pada suhu
dan dinyatakan dalam K = K0 ( 1 + αT) dimana K0 dan α adalah konstan.
Tentukanlah laju perpindahan panas per satuan panjang dan nilai
resistensi termal dari dinding tabung.
1. A.
q q
Ti T∞ Ti = -10 ⁰C
r1 T∞ = 30⁰C
T? ro = r1 + tebal dinding
1 m + 0,1 m = 1,1
ro m
q konduksi = q konveksi
q konduksi bola = q konveksi udara
4π k (T−Ti)
1 1 = h A (T∞ -T)
−
r1 ro
4π k (T−Ti)
1 1 = h 4π r 2 (T∞ - T)
−
r1 ro
16 (T−(−10))
1 1 = 15 12 (30 - T)
−
1 1,1
16 (T + 10)
= 450 − 15T
0,091
16 T +160 = 40,95 – 1,365T
17,37T = -119,05
− 119,05
T = = - 6,85 ⁰C
17,37
B.
rc = tebal krilis
ro ro
rL = tebal insulator
ri = 1 m
rc ro = 1,1 m
rL
2𝐾
𝑟𝑐 = rL = rc - ro
h
2 (16)
𝑟𝑐 = rL = (2,134 – 1,1) m
15
𝑟𝑐 = 2,134 m = 1,034 m
C.
- Nilai Tahanan Termal berbanding terbalik dengan nilai konduktivitas termal (K). Semakin
kecil nilai tahanan terml, maka nilai konduktivitas termal semakin besar. Apabila bahan
perlite diganti dengan material dengan nilai tahanan termal yang lebih rendah, maka material
tersebut merupakan material insulasi yang lebih buruk, karena dengan nilai konduktivitas
yang lebih besar pula, material tersebut tidak dapat menahan kalor sebaik bahan perlite.
- Dikaitkan dengan desain, maka yang berhubungan dengan tahanan termal adalah tebal
kritis. Seperti yang telah diketahui, tahanan termal besar = konduktivitas kecil (begitu pula
sebaliknya) maka sesuai dengan rumus tebal kritis bola,
2𝐾
𝑟𝑐 =
h
Dapat disimpulkan bahwa tebal bahan yang menggantikan perlite akan lebih tebal dari
perlite, karena nilai k yang lebih besar akan berbanding lurus dengan nilai tebal kritisnya.
2. T1 T0
r1
ro
K = K0 (1 + αT ).....(1)
Persamaan dasar perpindahan panas
𝑑𝑇
q = - KA .........(2)
𝑑𝑟
persamaan (1) dan (2) disubstitusi
𝑑𝑇
q = - Ko(1 + αT) 2πr
𝑑𝑟
𝑞
dr = - [Ko 2πL dT + K0 2πLαT dT ]
𝑟
𝑟0 1
q ln = - [ K0 2πL (T0 – T1) + K0 2πLα 2 (T02 – T12)
𝑟𝑖
𝛼
𝑞 𝐾0 2𝜋 [ 𝑇0 − 𝑇𝑖 + (𝑇0 2 − 𝑇𝑖 2 )
2
(laju perpindahan kalor per satuan waktu)= 𝑟0
𝐿 ln
𝑟1
3. Diketahui
Tebal = 2cm = 0.02 m
Ti = 25⁰C = 298,15 ⁰K
K = 0,08 kl/mk
ρ = 0,81 g/cm3 = 810 kg/m3
Cp = 2,80 Kj/Kg ⁰C = 2800 J/Kg ⁰C
T = 20 menit = 1200 s
𝑞
= 6000 kl / m2
𝐴
DAGING 0,02 m
𝛼𝑡
2𝑞 𝜋 −𝑥 2 −𝑞 𝑜 𝑥 𝑥
T – Ti = e p( )-( ) ( 1 –erf )
𝑘𝐴 𝑞𝛼𝑡 𝑘𝐴 2 𝛼𝑡
𝐾 0,08
𝛼= = = 3,53 x 10-8
𝜌 𝐶𝑝 2800 𝑥 810
1200
2 𝑥 6000 3,58 𝑥 10 −8 3,14
−(0,02)2
T – 298,15 = e p( )–
0,081 4(3,53 𝑥 10 −8 1200
6000 (0,02) 0,02
( ) ( 1 –erf )
0,08 2 1200 𝑥 3,53 𝑥 10 −8
T = 314, 09 ⁰K = 41,09 ⁰C
b. Berdasarkan persamaan
𝛼𝑡
2𝑞 −𝑥 2 −𝑞 𝑜 𝑥 𝑥
𝜋
T – Ti = e p( )-( ) ( 1 –erf )
𝑘𝐴 𝑞𝛼𝑡 𝑘𝐴 2 𝛼𝑡
(1) Dengan mengasumsikan Ti, t, K , x, α, dan A tetap, sedangkan
hanya q yang bertambah besar, maka tentu saja suhu pada
permukaan daging setelah 20 menit adalah lebih tinggi di banding
suhu 41,09⁰C.
(2) Namun bila semua variabel dianggap tidak konstan maka banyak
hal dapat terjadi bila piring pemanas memberikan panas yang lebih
besar. Misal :
- Waktu yang diperlukan daging untuk mencapai suhu 41,09⁰C.
Bisa lebih cepat
- Bisa saja bila panas yang diberikan sangat besar, proses
pemanasan daging dalam waktu 20 menit bisa jadi gosong
- Peningkatan pemanas tersebut dapat juga dipengaruhi oleh nilai
K yang lebih besar
- Dengan panas yang besar kita dapat memanaskan daging
dengan ketebalan yang lebih besar dalam waktu 20 menit
- Peningkatan panas pemanas tersebut harus disesuaikan dengan
besar dan tebal daging agar pemanasnya efisien serta juga
penjagaan suhu supaya tidak gosong
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2013/2014
MA Termodinamika Teknik Kimia - Departemen Teknik Kimia FTUI
1 APRIL 2014; 1,5 JAM; BUKU TERBUKA
1 Tanpa melakukan perhitungan, (a) Secara sistematis berikanlah cara menentukan kelayakan proses ini
dilaksanakan berikut persamaan empiris yang terlibat. (b) Tulis rekomendasi untuk perbaikan sistem ini.
Di suatu daerah pegunungan tersedia sumber uap panas bertekanan rendah yang sangat berlimpah
sehingga berpotensi menghasilkan energi listrik beberapa ratus MW bila dapat dibuat alat yang tepat.
Diusulkan untuk menggunakan siklus power plant dengan menggunakan working fluid tetrafluroethane
(HFC-134a) dengan rute seperti gambar dibawah ini. Di sekitar lokasi juga tersedia air dingin dalam
jumlah berlimpah (ingat ini di pegunungan). HFC-134a cair jenuh keluar kondensor pada suhu 21 oC
dipompa hingga mencapai tekanan 400 psia lalu dialirkan ke boiler dan keluar sebagai superheated vapor.
Uap HFC-134a diekspansikan pada turbin. Sebagai pilot-plant akan dibuat sebuah power plant dengan
kapasitas 2 MW (output bersih, dikurangi daya untuk pompa). Efisiensi turbin 85 % dibanding proses
isentropis dan efisiensi pompa adalah 90 %. Untuk penyederhanaan abaikan pressure drop di boiler dan di
kondensor
2 Silinder mempunyai volume 0,4 m3 menjaga 2 kg campuran air cair dan uap air. Campuran berada
dalam kesetimbangan pada tekanan 6 bar (0,6 Mpa). Hitunglah volume dan massa air cair.
3 Bagaimanakah proses anda memperoleh massa nitrogen yang harus mengalir masuk ke dalam tangki
hanya untuk mendinginkannya ke suhu yang membuat nitrogen cair mulai terakumulasi di dalam tangki
jika Nitrogen cair disimpan dalam tangki logam 0,5 m3 yang diinsulasi dengan baik. Perkirakanlah
proses pengisian tangki kosong yang awalnya mempunyai suhu 295 K. Nitrogen cair dicapai pada titik
didih normal 77,3 K dan pada tekanan beberapa bar. Pada kondisi ini, entalpinya adalah – 120,8 kJ/kg.
Saat katup dibuka, nitrogen mengalir masuk tangki saat evaporasi pertama kali terjadi dalam proses
pendinginan tangki. Jika tangki mempunyai massa 30 kg dan logam mempunyai kapasitas panas
speisifik 0,43 kJ/kg.K. Asumsikan bahwa nitrogen dan tangki selalu pada suhu yang sama. Sifat-sifat
uap jenuh nitrogen pada beberapa suhu juga telah diketahui sebagai berikut:
4 Refrigeran R-22 digunakan sebagai fluida kerja dalam siklus heat pump konvensional. Uap jenuh
memasuki kompresor pada suhu 10oC, suhu keluarnya dari kompresor diukur menjadi 85oC. Jika
efisiensi isentropik kompresor diperkirakan 70%, (a) Tentukanlah coefisient of performance dari heat
pump tsb. (b) Berdasarkan informasi mesin refrigerasi siklus kompresi uap dapat berfungsi sebagai
pendingin di musim panas dan pemanas di musim dingin akibat fungsi kondensor dan evaporator yang
bisa dibalik dengan mengubah arah aliran refrigerant. Berikanlah pendapat anda, bagaimana hal ini
dapat terjadi?
Dilarang tukar menukar buku catatan, makalah, buku cetak, alat tulis menulis, calculator dsb
SELAMAT BEKERJA
1/1
Jawaban UTS Termodinamika 2014
1. Diagram Proses
Langkah/algoritma perhitungan
Ø Menentukan besaran yang dapat ditentukan
(1) à N/A
(2) à p2 = ……psi From
table
sat’d
condition
h2 = h2L = …… Btu/lb = (T2)
……Kj/Kg
(3) à N/A
(4) à N/A
Ø Meninjau neraca energy dari setiap unit operasi (I, II, III, IV)
I. Turbin
𝑑𝐸
= 𝑚̇ ∆(ℎ + 𝑘 + 𝑃) + 𝑄̇ − 𝑊̇
𝑑𝑡
(1) 𝑊̇ ! = 𝑚̇ (ℎ! − ℎ! )
𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 ℎ! − ℎ!
(2) 𝜂 ! = =
𝐼!"#$%&' ℎ!! − ℎ!
II. Condenser
𝑑𝐸
= 𝑚̇ ∆(ℎ + 𝑘 + 𝑃) + 𝑄̇ − 𝑊̇
𝑑𝑡
(3) 𝑄̇ ! = 𝑚̇ (ℎ! − ℎ! )
(4) 𝑄̇ ! = 𝑚̇ ! (ℎ! !"# − ℎ! !" )
àKalor
yang
diserap
air
pendingin
à
c=
cooling
water
III. Pompa 𝑑𝐸
= 𝑚̇ ∆(ℎ + 𝑘 + 𝑃) + 𝑄̇ − 𝑊̇
𝑑𝑡
(5) 𝑊̇ !"#! ′ = 𝑚̇ (ℎ! − ℎ! )
𝑚̇ (ℎ! − ℎ! )
(6) 𝜂!"#! =
𝑊̇ !"#!
IV. Boiler
𝑑𝐸
= 𝑚̇ ∆(ℎ + 𝑘 + 𝑃) + 𝑄̇ − 𝑊̇
𝑑𝑡
(7) 𝑄̇ ! = 𝑚̇ (ℎ! − ℎ! )
(8) 𝑄̇ ! = 𝑚̇ ! (ℎ! !" − ℎ! !"# )
àKalor
yang
dilepas
oleh
uap
panas
à
s
=
steam
Ø Evaluasi
! .!
ℎ! = !"#!! !"#! + ℎ! = …… Kj/Kg
!
ℎ! = !! + ℎ! = …… Kj/Kg
!
ℎ! = − !! + ℎ! = …… Kj/Kg
Ø Analisis
Untuk dapat menentukan kelayakan dari sistem, peninjauan dapat dilakukan dengan
cara melihat kapasitas dari alat. Peninjauan dilihat apakah dengan laju alir working
fluid yang tidak banyak, daya dari power plant dapat dipenuhi. Dalamhal ini, laju alir
uap dan pendingin tidak menjadi masalah (berlimpah). Apabila terbatas, maka
keduanya juga menjadi batasan pada sistem.
2.
𝑉! =
?
𝑚! =
?
Ø Menentukan 𝑉
! !,! !!
𝑉 = ! = ! !"
= 0,2 𝑚! /𝑘𝑔
Ø Menentukan 𝑉! dan 𝑉! dari steam table
P = 6 bar 𝑉! = 1,1 × 10!! 𝑚! /𝑘𝑔
Cond = Sat’d 𝑉! = 0,3156 𝑚! /𝑘𝑔
Ø Menentukan X
!!!!
𝑉 = 𝑉! + 𝑉! − 𝑉! 𝑋 X = ! = 0,63
! !!!
Ø Menentukan 𝑉! dan 𝑚! Note
:
𝑉! = 1 − 𝑥 𝑉 = 0,148 𝑚! L
=
Liquid
𝑚! = 1 − 𝑥 𝑚 = 0,74 𝑘𝑔 g
=
Gas/vapor
3.
𝑑𝑚𝑈
= 𝑚!" ℎ!" − 𝑚!"# ℎ!"# + 𝑄
𝑑𝑡
𝑑𝑚𝑈
= 𝑚!" ℎ!" + 𝑄
𝑑𝑡
Ø Menentukan
besaran
dari
kondisi
1
dan
2
(1) T1
=
10
℃
P1
=
6,8
bar
h1
=
253,4
kj/kg
Sat’d
vapour
S1
=
0,9129
kg/kg.K
(2) T2
=
85
℃
actual
S2
≠
S1
𝑇!! > 𝑇!!
Superheated
Vapor
T2
=
……
isentrop
S2
=
S1
Ø Mencari
P2
dan
h2s,
dengan
batasan
T2s
<
85
℃,
S2
=
S1
=
0,9129
pada
table
super
heated
vapor
R-‐22
à
Metode
untuk
mendapatkan
P2
dan
h2s
dilakukan
dengan
cara
trial
and
error,
dimana
nilai
h2s
harus
memenuhi
ℎ!! − ℎ!
𝜂=
ℎ!! − ℎ!
à
h2a
didapatkan
dari
P2
dan
T2a
=
85
℃
à
Lakukan
interpolasi
Alasan
pemilihan
=
T2
=
70℃
P2’
=
2
MPa
S2’
=
0,9167
S2
diantara
kedua
T2
=
70℃
P2’’
=
2,4
MPa
S2’’
=
0,8831
data
tersebut
𝑃! − 𝑃! ′ 𝑆! − 𝑆! ′
=
𝑃! ′′ − 𝑃! ′ 𝑆! ′′ − 𝑆! ′
!,!"#!!!,!"#$
𝑃! = !,!!"#!!,!"#$
(2,4
-‐2)
+
2
=
2,02
MPa
à
Kondisi
isentrop
à
Kondisi
aktual
P2
=
2,02
MPa
P2
=
2,02
MPa
Double
interpolation
T2s
=
70℃
T2a
=
85℃
(P,T)
H2s
=
281,01
kj/kg
h2a
=
295
kj/kg
à
Uji
efisiensi
! !! !"#,!"!!"#,!
𝜂 = ! !! !!! = !"#!!"#,! ≈ 66% ±4%
à
diperbolehkan
!! !
note : Penentuan T2 seharusnya lebih tepat lagi ≠ 70℃, namun karena pada tabel
susah dicari, pilih yang paling mendekati.
Ø Menentukan
neraca
energy
kompresor
𝑑𝐸
= 𝑚̇ ∆(ℎ + 𝑘 + 𝑃) + 𝑄̇ − 𝑊̇
𝑑𝑡
m
(h1-‐h2)
=
W
𝑊 𝑘𝑗
= 253,4 − 295 = −41,6
𝑚 𝑘𝑔
note
:
w(-‐)
sistem
menerima
kerja
Ø Mencari
cop
! !! h3
=
sat’d
condition
P
=
2,02
MPa
𝑐𝑜𝑝 = !!! !!! à
T3
≈
51,26℃
!! !
à
h3
≈
109,81
kj/kg
!"#!!"#,!"
cop
=
!"#!!"#,!" = 4,45
• Perlu
diketahui
bahwa
data
R-‐22
dapat
diperoleh
dari
buku
Moran
• Perhitungan
tidak
sepenuhnya
akurat,
hanya
mendekati