Makalah Penyajian Laporan Keuangan
Makalah Penyajian Laporan Keuangan
Disusun oleh :
1. Akhmad Jauhari Septiadi (02)
2. Andito Nindyo Nurharyanto (06)
3. Othniel Hart Stephanus Purba (17)
4. Razes Ronal Pasaribu (20)
5. Rihasto Juli Sulistiaji (24)
Kelompok 2 - Kelas 8B
Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus
Tahun Pelajaran 2013/2014
Ruang lingkup dari PSAK 1 ini adalah penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku
bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. Penyajian Laporan
Keuangan Syariah diatur tersendiri dalam PSAK 101.
Perubahan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan PSAK sebelumnya yaitu PSAK No. 1
Tahun 2009 didasarkan atas:
1
6. Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini
7. Terdapat perbedaan IAS 1 dengan PSAK 1.
Perubahan PSAK No. 1 Tahun 2013 pada dasarnya mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Perubahan judul Laporan Pendapatan Komprehensif Lain menjadi Laporan Laba Rugi
dan Penghasilan Komprehensif Lain. Perubahan judul ini mengikuti perubahan terakhir
IAS 1 tahun 2010 yang memisahkan penghasilan komprehensif lain dari laporan laba
rugi.
3. Penyajian laporan dalam dua bagian yaitu Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Lain. Hal tersebut juga terkait dengan perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 yang
memisahkan penghasilan komprehensif lain dari laporan laba rugi.
5. Pemisahan pajak pengasilan atas pos yang disajikan dalam OCI yang akan
direklasifikasikan ke laporan laba rugi dan yang tidak direklasifikasi ke dalam laporan
laba rugi.
6. Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain seperti PSAK 65 Konsolidasian dan PSAK 4
Laporan Keuangan Tersendiri.
2
Komponen • Laporan posisi keuangan • Laporan posisi keuangan
• Laporan laba rugi dan • Laporan laba rugi
Laporan
penghasilan komprehensif lain komprehensif
keuangan
• Laporan perubahan ekuitas • Laporan perubahan ekuitas
• Laporan arus kas • Laporan arus kas
• Catatan atas laporan keuangan • Catatan atas laporan
• Informasi kompratif
keuangan
Informasi Menambahkan persyaratan Tidak terdapat pengaturan
komparatif penyajian dan pengungkapan : tersebut
• Informasi komparatif
minimum
• Informasi komparatif
tambahan
Penyajian Disajikan berdasarkan kelompok: Disajikan dalam kelompok
1. Pos-pos yang akan direklasifikasi Penghasilan komprehensif lain
penghasilan
ke laba rugi
komprehensif
2. Pos-pos yang tidak akan
lain
direklasifikasi ke laba rugi
Dalam PSAK 1 ini, terdapat perbedaan dengan ketentuan IFRS, dimana tidak semua
ketentuan dalam IAS 1 diadopsi dalam PSAK 1. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan
mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements per 1 Januari 2013 kecuali:
1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan
penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas
syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.
2. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan
menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan
keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar
Akuntansi Keuangan.
3. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi
Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-
undangan di pasar modal.
3
4. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat
yang memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan
keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.
6. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi
Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan
IAS 1 paragraf 23–24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–22 mengenai
pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory
framework prohibits departure from the requirement” dalam IAS 1 paragraf 23.
7. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture
belum diadopsi.
8. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan
dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi
SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.
9. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena
paragraf tersebut tidak relevan.
10. IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak relevan.
C. Definisi
Dalam pernyataan Standar ini terdapat istilah-istilah yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan
2. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang
disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
3. Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas
tidak dapat menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.
4. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba
rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
4
5. Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk
penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan
pendapatan komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.
6. Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
7. Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-
komponen pendapatan komprehensif lain.
8. Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi
periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain
pada periode berjalan atau periode sebelumnya.
9. Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan
dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.
1. aset;
2. liabilitas;
3. ekuitas;
4. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
5. kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan
6. arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan,
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
5
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif.
Semua komponen laporan keuangan tersebut harus disajikan oleh entitas secara lengkap
dengan tingkat keutamaan yang sama. Selain keenam laporan tersebut, entitas diperbolehkan
juga menyajikan laporan keuangan tambahan yang dinilai penting oleh entitas untuk
disajikan. Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan entitas tersebut.
6
interpretasi berbeda atas laporan keuangan, dan oleh karenanya, entitas harus
berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi pemahaman yang salah tersebut
dengan mengungkapkan nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa
manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan
memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan
keuangan. Selain itu, entitas juga mengungkapkan untuk masing-masing periode yang
disajikan, penyesuaian terhadap masing-masing pos dalam laporan keuangan yang
dipandang perlu oleh manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar. Dalam hal
ini, pihak manajemen harus mempertimbangkan alasan tujuan laporan keuangan tidak
tercapai dalam kondisi tersebut dan bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan
kondisi entitas lain yang mematuhi persyaratan.
2. Kelangsungan Usaha
Entitas menyusun laporan keuangan dengan didasarkan pada asumsi kelangsungan
usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan
perdagangan, atau tidak mempunyai alternative lain yang realistis selain
melakukannya.Apabila entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan
dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa
entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi
kelangsungan usaha.
Dalam mempertimbangkan apakah dasar akrual kelangsungan usaha adalah tepat,
manajemen memperhatikan semua informasi masa depan, paling sedikit (namun tidak
dibatasi untuk) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan.
3. Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
4. Materialitas dan Agregasi
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material.Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos
tersebut tidak material.Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan
terpisah dalam Laporan keuangan tetapi material untuk disajikan terpisah dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
5. Saling Hapus
Entitas tidak diperbolehkan melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau
penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK. Saling
hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam
laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan
keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah
7
terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus
mencerminkan substansitransaksi atau peristiwa.
6. Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek
daripada periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan
keuangan, maka entitas mengungkapkan:
a.alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
b. fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
dibandingkan secara keseluruhan
7. Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya
untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan,
kecuali dinyatakan lain oleh SAK.Informasi komparatif yang bersifat naratif dan
deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika
relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Apabila entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan
keuangan, maka entitas mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi
tersebut tidak praktis untuk dilakukan. Jika entitas mereklasifikasi jumlah komparatif,
maka entitas mengungkapkan:
a.Sifat reklasifikasi;
b. jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang direklasifikasi;
dan
c.alasan reklasifikasi
Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas
mengungkapkan alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan sifat penyesuaian
yang akan dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi.
8. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan
secara konsisten, kecuali setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat
operasi entitas atau mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa
penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi
dalam PSAK 25 (Revisi 2009) tentang Kebijakan Akuntansi,Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan atau perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.
8
Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan khusus dalam laporan posisi keuangan
atau laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau laporan
perubahan ekuitas dan mensyaratkan pengungkapan dari pos-pos lain dalam laporan
keuangan.Pernyataan ini terkadang menggunakan istilah “pengungkapan” dalam arti luas,
meliputi pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan.
1. Identifikasi Laporan Keuangan
Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari
informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. SAK hanya berlaku untuk laporan
keuangan, dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan, dokumen
yang disampaikan kepada regulator, atau dokumen lain. Entitas mengidentifikasikan secara
jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Disamping itu, entitas
menyajikan informasi berikut ini secara jelas, dan mengulang nya jika dibutuhkan sehingga
dapat dipahami :
a. Nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan
informasi dari akhir periode laporan sebelumnya
b. Apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas
c. Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan
atau catatan atas laporan keuangan
d. Mata uang pelaporan
e. Pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan
Entitas pada umumnya menyusun laporan keuangan dengan menyajikan informasi
mata uang dalam unit ribuan atau jutaan.Hal ini diperkenankan sepanjang entitas
mengungkapkan tingkat pembulatan dan tidak menghilangkan informasi yang material.
9
k. Provisi
l. Liabilitas keuangan
m. Liabilitas dan aset untuk pajak kini
n. Liabilitas dan aset pajak tangguhan
o. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual
p. Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
q. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk
Pembedaan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang :
Entitas mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan
setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan liabilitas yang menggabungkan
jumlah yang diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan :
a. Tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan
b. Lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan
Informasi mengenai tanggal perkiraan realisasi aset dan liabilitas berguna dalam
penilaian likuiditas dan solvabilitas entitas. PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan mensyaratkan pengungkapan tanggal jatuh tempo aset
keuangan dan liabilitas keuangan.
10
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset
tidak lancar. Pernyataan ini menggunakan istilah “tidak lancar” , pernyataan ini tidak
melarang penggunaan istilah lainnya sepanjang pengertiannya jelas.
Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk
pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas.Ketika siklus operasi normal
entitas tidak dapat diidentifikasikan secara elas, maka diasumsikan selama dua belas
bulan.Aset lancar mencakup aset yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian
siklus operasi normal meskipun aset tersebut tidak diharakan untuk direalisasikan dalam
jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, aset lancar juga mencakup aset yang
dimiliki untuk diperdagangkan.
2) Liabilitas
Liabilitas merupakan kewajiban membayar kepada pihak lain yang disebabkan adanya
transaksi di masa lalu. Menurut Kieso (2008) liabilitas memiliki 3 (tiga) karakteristik yaitu:
a) Kewajiban sekarang
b) Diperoleh dari kejadian di masa lalu
c) Penyelesaiannya menggunakan sumber daya yang dimiliki entitas.
a. Liabiliitas Jangka Pendek
Menurut PSAK 01 terdapat 4 (empat) Kriteria Liabilitas Jangka Pendek, yaitu:
Diselesaiakan dalam siklus operasi normal;
Tujuannya untuk diperdagangkan;
Jatuh tempo 12 bulan setelah periode pelaporan ; atau
Penyelesaian hutang tidak dapat ditunda sekurang-kurangnya dari 12 bulan setelah
periode pelaporan.
Pengecualian terhadap kriteria tersebut antara lain:
Pengecualian untuk hutang dagang, beberapa akrual untuk biaya karyawan, dan biaya
operasi lain tetap digolongkan sebagai hutang jangka pendek meskipun jatuh
temponya lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan.
Jika Jatuh tempo kurang dari 12 bulan meskipun perjanjian awal pinjaman lebih dari
12 bulan dan terdapat perjanjian perpanjangan pembayaran setelah periode pelaporan
dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan → hutang jangka pendek
Jika hutang jatuh temponya kurang dari 12 bulan lagi akan tetapi entitas
menginginkan (dan memiliki diskresi) untuk memperpanjang selama min. 12 bulan
setelah setelah periode pelaporan. → hutang jangka panjang
Jika Hutang jangka panjang yang harus segera dibayar diakibatkan entitas melanggar
ketentuan perjanjian pinjaman jangka panjang → hutang jangka panjang
Macam-macam liabilitas jangka pendek
a) Hutang dagang
b) Hutang berjangka
11
c) Bagian hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo
d) Hutang deviden
e) Pendapatan diterima dimuka
f) Hutang Pajak Penjualan dan Pajak Penghasilan
Peristiwa yang terkait liabilitas jangka pendek yang memerlukan pengungkapan
sebagai peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian yaitu:
Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang
Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang
Pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki
pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya
12 bulan setelah periode pelaporan
b. Liabilitas Jangka Panjang
Menurut PSAK 01, liabilitas yang tidak termasuk dalam kategori liabilitas jangka
pendek maka akan diklasifikasikan sebagai sebagai hutang jangka panjang. Hutang
jangka panjang antara lain:
a) Hutang wesel jangka panjang
b) Hutang obligasi
c) Hutang hipotek
3) Ekuitas
Hal-hal yang diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan
ekuitas atau CALK :
a. Untuk setiap jenis saham
i. Jumlah saham modal dasar
ii. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh dan yang diterbitkan tetapi tidak
disetor penuh
iii. Nilai nominal saham
iv. Rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir periode
v. Hak, keistimewaan, dan pembatasan setiap jenis saham
vi. Saham yang dikuasai entitas sendiri, entitas anak, atau entitas asosiasi
vii. Saham yang dicadangkan untuk penerbitan hak opsi
b. Penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit
perwalian, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan poin a di atas, yang
memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis kepentingan ekuitas, serta
hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap kepentingan ekuitas.
12
b. dalam bentuk dua laporan:
1. laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah) dan
2. laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan
komprehensif lain (laporan pendapatan komprehensif).
13
lain entitas berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan
untuk dapat diprediksi, maka pengungkapan unsur-unsur kinerja keuangan membantu
pengguna laporan keuangan dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan dalam
membuat proyeksi kinerja keuangan yang dicapai dan dalam membuat proyeksi kinerja
keuangan masa depan. Entitas memasukkan pos-pos tambahan dalam laporan laba rugi
komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), perubahan istilah yang dipakai
dan perubahan urutan dari pos-pos jika hal ini diperlukan untuk menjelaskan elemen kinerja
keuangan. Entitas mempertimbangkan faktor-faktor termasuk materialitas, sifat, dan fungsi
dari berbagai komponen pendapatan dan beban. Misalnya, suatu institusi keuangan dapat
mengubah istilah untuk memberikan informasi yang relevan dengan operasinya. Entitas tidak
diperkenankan melakukan saling hapus pendapatan dan beban kecuali memenuhi kriteria
paragraf 30 (Paragraf 84 PSAK, 86 IAS). Entitas tidak diperkenankan untuk menyajikan pos-
pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif,
laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau dalam catatan atas laporan keuangan (Paragraf
85 PSAK, 87 IAS).
Entitas mengakui seluruh pos pendapatan dan beban pada suatu periode dalam laba rugi
kecuali suatu PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain (Paragraf 86 PSAK, 88 IAS).
Beberapa SAK menentukan kondisi-kondisi kapan entitas mengakui pos-pos tertentu di luar
laba rugi dalam periode berjalan. PSAK 25 menentukan dua kondisi tersebut, yaitu koreksi
kesalahan dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. SAK lainnya mensyaratkan atau
memperkenankan suatu komponen pendapatan komprehensif lain yang memenuhi defenisi
pendapatan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
dikeluarkan dari laba rugi (Paragraf 87 PSAK, 89 IAS).
Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen dari
pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan
pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan (Paragraf 88 PSAK, 90 IAS).
Entitas dapat menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain (Paragraf 89 PSAK, 91
IAS):
a. jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau
b. jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang
terkait dengan komponen tersebut.
14
Entitas mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi yang terkait dengan komponen pendapatan
komprehensif lain (Paragraf 90 PSAK, 92 IAS). SAK lainnya menjelaskan bagaimana dan
kapan jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke
laba rugi. Reklasifikasi yang dimaksud pada pernyataan ini adalah penyesuaian reklasifikasi.
Penyesuaian reklasifikasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain yang
terkait pada periode dimana penyesuaian direklasifikasi ke laba rugi. Misalnya, keuntungan
yang direalisasi dari pelepasan aset keuangan yang dikategorikan sebagai “tersedia untuk
dijual” dimasukkan dalam laba rugi periode berjalan. Jumlah tersebut mungkin telah diakui
dalam pendapatan komprehensif lain sebagai keuntungan yang belum direalisasi pada periode
berjalan atau periode sebelumnya. Keuntungan yang belum direalisasi tersebut dikurangkan
dari pendapatan komprehensif lain pada periode ketika keuntungan yang telah direalisasi
direklasifikasi ke laba rugi untuk menghindari memasukkan keuntungan yang belum
direalisasi tersebut dua kali dalam total laba rugi komprehensif. Entitas dapat menyajikan
penyesuaian reklasifikasi di dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas
laporan keuangan. Entitas yang menyajikan penyesuaian reklasifikasi pada catatan atas
laporan keuangan menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain setelah penyesuaian
reklasifikasi tersebut. Penyesuaian reklasifikasi terjadi dalam hal:
a. pelepasan kegiatan usaha luar negeri;
b. penghentian pengakuan aset keuangan “tersedia untuk dijual”;
c. lindung nilai atas prakiraan transaksi menimbulkan laba atau rugi.
Penyesuaian ini tidak dilakukan terhadap:
a. perubahan surplus revaluasi yang diakui berdasarkan psak 16 (revisi 2007) atau 19;
b. keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui dalam program dana pensiun manfaat
pasti yang diakui berdasarkan paragraf 93a dari psak 24 (komponen tersebut diakui
dalam pendapatan komprehensif lain dan tidak direklasifikasikan ke laba rugi periode
berikutnya).
Ketika pos pendapatan dan beban bernilai material, entitas harus mengungkapkan sifat
dan jumlahnya secara terpisah (Paragraf 95 PSAK, 97 IAS). Pengungkapan terpisah tersebut
disebabkan oleh keadaan (Paragraf 96 PSAK, 98 IAS):
a. penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap
menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali sebagaimana pemulihan atas penurunan
tersebut;
b. restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan setiap liabilitas diestimasi atas
biaya restrukturisasi;
c. pelepasan aset tetap;
15
d. pelepasan investasi;
e. operasi yang dihentikan;
f. penyelesaian litigasi;
g. pembalikan liabilitas diestimasi lain.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, manapun yang dapat menyediakan
informasi yang andal dan lebih relevan (Paragraf 97 PSAK, 99 IAS). Entitas dianjurkan
untuk menyajikan analisis pada paragraf 97 pada laporan laba rugi komprehensif atau jika
disajikan, pada laporan laba rugi terpisah (Paragraf 98 PSAK, 100 IAS). Beban
disubklasifikasikan menjadi komponen utama dari kinerja keuangan yang dapat berbeda
dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian, dan kemampuan untuk dapat
memprediksi. Analisis ini diberikan dalam bentuk (Paragraf 99-102 PSAK, 101-104 IAS):
a. Metode sifat beban
Entitas menggabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifat, seperti penyusutan,
pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan) dan tidak
merealokasikan menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan
karena tidak memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.
b. Metode fungsi beban (biaya penjualan)
Metode fungsi beban mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian
dari biaya penjualan atau biaya aktivitas distribusi (administratif). Berdasarkan metode
ini, entitas sekurang-kurangnya mengungkapkan biaya penjualan secara terpisah dari
beban-beban lainnya. Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih relevan
kepada pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode sifat beban. Namun,
pengalokasikan biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan alokasi secara arbiter
dan pertimbangan yang matang. Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan
fungsi mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban
penyusutan, amortisasi, dan beban imbalan kerja.
Pemilihan metode analisis (fungsi dan sifat) bergantung kepada faktor historis, industri, dan
sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi tentang biaya-biaya yang mungkin
berbeda (baik langsung maupun tidak langsung) dengan tingkat penjualan produk atau
produksi entitas. Karena setiap metode penyajian memiliki manfaat untuk jenis entitas yang
berbeda, pernyataan ini mensyaratkan manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan
lebih relevan. Namun, karena informasi atas sifat beban bermanfaat dalam memprediksi arus
kas masa depan, maka pengungkapan tambahan diperlukan ketika metode fungsi beban
digunakan (Paragraf 103 PSAK, 105 IAS).
16
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
a. Total Laba Rugi Komprehensif selama suatu periode, yang menunjukan secara terpisah
total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada
kepentingan nonpengendali;
b. Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali
secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan
hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.
Entitas menyajikan jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik
selama periode dan nilai dividen persaham pada laporan perubahan ekuitas atau catatan atas
laporan keuangan.
Perubahan ekuitas selama satu periode mencerminkan naik turunnya aset neto entitas
langsungnya
2) Perubahan keselurhan atas ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlah total
penghasilan dan beban yang diakibatkan oleh aktivitas entitas selama periode tersebut
5. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam
tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi
komprehensif laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan laba rugi
terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas
17
laporan keuangan memberikan penjelasan naratif dari pos-pos yang disajikan dalam laporan
keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan
yang digunakan
b. mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan dibagian
keuangan dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing
pos
d. pengungkapan lainnya, termasuk:
a) liabilitas kontinjensi dan komitmen kontraktual yang belum diakui
b) pengungkapan informasi nonkeuangan, misalnya tujuan dan kebijakan manajemen risiko
keuangan
Entitas dapat menyajikan catatan atas laporan keuangan yang memberikan informasi
tentang dasar penyusuan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu sebagai bagian
keuangan
Menuangkan dasar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan adalah hal
yang penting, karena dasar tersebut mempengaruhi analisis pengguna secara signifikan.
Entitas mengungkapkan kedalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan atau
catatan atas laporan keuangan lain yang telah dibuat manajemen dalam proses penerapan
kebijakan akuntansi dan memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah yang
18
diakui dalam laporan keuangan. Manajemen membuat beberapa pertimbangan yang secara
signifikan dapat mempengaruhi jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, misalnya:
a. apakah aset keuangan merupakan investasi yang dikategorikan sebagai "dimiliki hingga
jatuh tempo"
b. kapan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan aset
dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang
tercatat aset dan laibilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan
laibilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas: 1) sifat dan 2)
pengaruh ketidakpastian atas peristiwa masa depan terhadap aset dan liabilitas tersebut pada
akhir pelaporan. misalnya, dalam hal tidak tersedianya harga pasar kini yang diobservasi,
maka:
a. estimasi berorientasi masa depan diperlukan untuk mengukur jumlah terpulihkan
tingkat diskonto, peubahan gaji di masa depan, dan perubahan harga dimasa depan yang
manajemen yang paling sulit, subjektif atau kompleks, sehingga potensi dilakukannya
19
penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas semakin meningkat.
Tidak disyaratkan bagi aset dan liabilitas dengan risiko signifikan bahwa jumlah
tercatat aset dan liabilitas tersebut dapat berubah secara material selama periode tahun
berikutnya, dan perubahan tersebut tidak berasal dari asumsi atau sumber estimasi
pengguna laporan keuangan untuk memahami yang telah dibuat manajemen tentang masa
depan dan tentang sumber estimasi ketidakpastian lain, sifat dan luasnya informasi yang
diberikan bervariasi sesuai dengan sifat asumsi dan kondisi lainnya. contoh pengungkapan
selama periode pelaporan berikutnya atas jumlah tercatat aset dan liabilitas yang
terpengaruh; dan
d. penjelasan tentang perubahan yang dilakukan terhadap asumsi sebelumnya yuang terkait
dengan aset dan liabilitas tersebut, jika ketidakpastian tetap belum dapat diselesaikan.
pernyataan ini tidak mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi anggaran atau
tertentu yang dibuat oleh manajemen dalam rangka menerapkan kebijakan akuntansi tidak
4) Modal
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
permodalannya, termasuk:
1. uraian tentang apa yang dikelola sebagai modal;
20
2. ketika entitas diharuskan untuk memenuhi persyarata permodalan eksternal, sifat
permodalaan; dan
3. bagaimana entitas memenuhi tujuannya dalam mengelola permodalan.
b. ringkasan data kuantitatif mengenai apa yang dikelola sebagai modal. beberapa entitas
menganggap liablitas keuangan sebagian dari modal dan entitas lain menganggap modal
internal kepada personal manajemen kunci.Entitas dapat mengelola modal dalam beberapa
cara dan dapat bergantung pada persyaratan permodalan yang berbeda. misalnya, entitas
konglomerasi mungkin mencakup entitas yang melakukan kegiatan asuransi dan perbankan
dan aktivitas tersebut mungkin melakukan kegiatan operasi dibeberapa juridiksi. Ketika
pengungkapan keseluruhan atas persyaratan modal dan bagaimana modal dikelola tidak
memberikan informasi yang berguna atau dapat mengacaukan pemahaman pengguna laporan
keuangan atas sumber permodalan entitas, maka entitas mengungkapkan informasi terpisah
5) Pengungkapan lain
Entitas mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
a. jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian laporan
keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta
21
c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha
d. bagi entitas yang mempunyai batasan umur, informasi tentang lama umur entitas
7. Informasi Komparatif
a. Informasi Komparatif Minimum
seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan
lain oleh PSAK/ISAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan
penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan
arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan yang
berhubungan.
Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk
periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan. Misalnya, entitas
mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi,
namun hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada akhir periode sebelumnya dan masih
pengungkapan informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya dan
dari pengungkapan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode
disusun sesuai dengan PSAK/ISAK. Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau
lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap. Ketika hal ini
terjadi, entitas menyajikan catatan informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan
22
tersebut.
Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu
periode komparatif tambahan). Namun demikian, entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan
tiga laporan posisi keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu
laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas
laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan
sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang diwajibsyaratkan dalam
kembali retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam
dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode
sebelumnya.
Dalam kondisi yang digambarkan dalam paragraf 38A, entitas menyajikan tiga laporan
DAFTAR PUSTAKA
23
Laman online
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-
Revisi-2013-up21012014.pptx dibuka tanggal 15 Oktober 2014
24