Anda di halaman 1dari 11

PENGETAHUAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesaehatan


Dosen Pengampu : Tina Mawardika, S.Kep.Ns.M.Kep.Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh:
1. Widya kusumaningrum 010116A088
2. Nina Widayati 011191020
3. Hilda Iryana Atika K. 011191021
4. Aprilia Ayuningtyas 011191032
5. Dewi Wulandari 011191080
6. Rida Ekawati 011191087
7. Dhea Amalia S 011191030

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat sertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini, yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perilaku dan
Domain Perilaku”

Makalah ini berisikan tentang informasi Patofisiologi. Diharapkan


Makalah inidapat memberikan informasi kepada kita semua tentang konsep
tersebut . Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperanserta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasameridhai segala usaha
kita. Amin.

Ungaran, 09 Maret 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk yang berpikir, merasa, mengindera: dan
totalitas pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut, disamping
wahyu yang merupakan komunikasai Sang Pencipta dengan makhluknya.
Manusia memiliki sifat yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu sifat ingin
tahu yang tinggi sehingga rasa ingin tahu ini semakin hari semakin bertambah.
Oleh sebab itu manusia dikatakan sebagai makhluk yang mengembangkan
pengetahuannya secara sungguh-sungguh. Binatang juga memiliki
pengetahuan, namun pengetahuannya hanya terbatas untuk kelangsungan
hidupnya. Sedangkan manusia mengembangkan pengetahuannya untuk
mengatasi kebutuhan hidupnya dan mengembangkan hal-hal baru. Hal ini
menunjukkan bahwa manusia dalam hidupnya tidak sekedar mengatasi
kebutuhan hidupnya namun memiliki tujuan tertentu yang lebih tinggi dari
pada itu.
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diperoleh manusia melalui
sebuah pengamatan. Saat seseorang mengamati suatu hal dan dia memperoleh
sesuatu dari pengamatannya, maka bisa disebut orang tersebut memperoleh
sebuah pengetahuan.

1.2 Rumusan Maalah


a. Apa pengertian pengetahuan ?
b. Apa tingkat pengetahuan ?
c. Apa cara-cara memperoleh pengetahuan ?
1.3 Manfaat
a. Untuk mengetahui pengertian pengetahuan.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan.
c. Untuk mengetahui cara memperoleh pengetahuan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pengetahuan


2.1 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).
2.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif
menurut Notoatmodjo (2014) mempunyai 6 tingkat, yakni :
1.  Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Contoh, dapat
menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi
materi tersebut secara benar. Contoh, menyimpulkan meramalkan, dan
sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di
sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan menggunakan rumus statistik dalam menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus pemecahan
masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan
dari kasus yang diberikan.
4.  Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.evaluasi
dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah
ada.

2.3 Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan


1. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah
Cara kuno atau tradisional dipakai untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode
penemuan statistik dan logis.
a. Cara coba salah (trial  and error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak
bisa dicoba kemungkinan yang lain. Contoh : penemuan lampu
1001 pada penelitian Thomas Alva
b. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Contoh : mahasiswa praktek dirumah
sakit ketika menyuntik pasien tidak mengerti tempat dan lokasi
penyuntikan pasien maka kurangnya pengetahuan.
2. Cara ilmiah / modern memperoleh pengetahuan
Cara modern dalam memperoleh pengetahuan secara sistematis,
logis dan ilmiah. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara, pertanyaan tertulis atau angket.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


1. Faktor menurut Notoatmodjo (2014) :

a. Pendidikan

Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh


Notoatmojo (2014) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap
usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak
yang tertuju kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia
mendefinisikan lain, bahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk
menjadi kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Misal pendidikan pada anak usia sekolah
dasar akan berbeda dengan mahasiswa dikarenakan mempunyai tingkat
pengetahuan yang berbeda. Contoh anak sekolah dasar belum
mengetahui tentang mentruasi tetapi anak mahasiswa mengetahui
tentang mentruasi

b. Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi
didukung minat yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin
seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang
diharapkan. Contoh minat pada anak SMA jurusan kesehatan maka
akan banyak pengetahuan tentang kesehatan, sebaliknya dengan
jurusan otomotif maka akan banyak pengetahuan tentang otomotif /
mesin
c. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang
tidak adanya suatu pengalaman sama sekali. Suatu objek psikologis
cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut untuk
menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang
melibatkan emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam
dan lama membekas. Contoh perawat yang bekerja di indonesia akan
berbeda pengalaman perawat yang berkerja di luar negeri karena
teknologi di luar negeri lebih canggih.
d.  Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan
lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif
dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.
Contoh usia dewasa maka pengetahuan semakin banyak dari pada
usia pada anak – anak.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengetahuan merupakan pemahaman seseorang tentang suatu informasi
yang didapatkannya melalui pengalaman atau pembelajaran. Adapun tingkatan
pengetahuan yaitu, mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mensitesis/mengasosiasikan, dan mengevaluasi.

3.2 Saran
Makalah ini semoga bermanfaat bagi mahasiswa, mungkin mampu
memahami dan mengetahui definisi pengetahuan, tingkat pengetahuan dan cara
memperoleh pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Sukidjo. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku


Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai