Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1

Manajemen Aset Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Untuk


Meningkatkan Keandalan Jaringan Distribusi
Menggunakan Sistem Dinamik
(Studi Kasus: PT.PLN (Persero) APJ Surabaya Selatan)
Ayunda Puspa Kinanti , Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: ayunda.puspa0@gmail.com, erma@is.its.ac.id
Abstrak— Kebutuhan energi listrik dari hari ke hari terus ini dapat dilihat dari adanya selisih yang cukup besar antara
meningkat, pemakaian beban yang semakin meningkat dan energi listrik yang dikirimkan dari gardu induk dengan energi
pendistribusian yang belum merata serta pemakaian jaringan
belum memadai maka jaringan distribusi dituntut untuk listrik yang didapatkan dari konsumsi pelanggan.
melakukan langkah perbaikan yang lebih baik. Di PT PLN Faktor yang diduga sebagai penyebab losses (susut)
(Persero) APJ Surabaya Selatan sering mengalami masalah antara lain adanya kerusakan jaringan distribusi. Energi
losses(susut) energi listrik, losses(susut) disini adalah adanya
listrik yang dikirimkan dari gardu induk tidak akan sampai ke
energi yang hilang baik secara teknis maupun non teknis dalam
proses distribusi energi listrik. Hal ini dapat dilihat dari adanya pelanggan karena dalam pendistribusiannya terjadi kerusakan
selisih yang cukup besar antara energi listrik yang dikirimkan jaringan seperti contohnya adanya komponen distribusi yang
dari gardu induk dengan energi listrik yang didapatkan dari usang, komponen dicuri orang, komponen yang rusak,
konsumsi pelanggan. faktor penyebab losses(susut) antara lain
adanya kerusakan jaringan distribusi yang berpengaruh pada sehingga daya listrik tersebut akan berubah menjadi energi
aset yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mengatasi panas. Selain hilangnya energi listrik, kerusakan jaringan
permasalahan losses maka dibutuhkan manajemen aset yang distribusi juga dapat menyebabkan pemadaman listrik. Jika
dapat mengurangi losses(susut) dan mengingkatkan keandalan. terjadi pemadaman listrik, maka potensi pendapatan listrik
Untuk menyelesaikan masalah tersebut dilakukan sebuah
pemodelan simulasi sistem dinamik untuk melakukan analisis akan berkurang karena konsumsi listrik oleh pelanggan tidak
komperhensif terhadap management aset jaringan yang ada.
dikatakan efektif apabila sistem pembaharuan, perawatan, dan Ketidakeffisiensian pengelolaan aset perusahaan
keamanan aset yang berpengaruh dapat memberikan dampak
tersebut yang salah satunya adalah dalam pengendalian losses
pada keandalan distribusi energi listrik
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah model (susut) energi listrik, dimana tingkat susut energi listrik yang
simulasi yang dapat memberikan masukan kepada manajemen terbesar terjadi pada tahun 2003 yang mengakibatkan
perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk PT.PLN (Persero) kehilangan sebesar Rp. 4,8 triliun, jelas ini
meningkatkan kualitas management aset yang dapat
meningkatkan keandalan dan menurunkan losses (susut) merugikan bagi PT.PLN (Persero) yang tentu berpengaruh
distribusi energi listrik di masa depan cukup besar terhadap pencapaian pendapatan perusahaan.(
Kata kunci: Manajemen Aset , jaringan distribusi listrik ,losses Muhamad Tasrif, 2005) dan untuk wilayah APJ Surabaya
(susut) distribusi energi listrik, sistem dinamik
Selatan losses (susut) distribusinya dari kisaran diatas 7 %.
Dan 1% susut distribusi kurang lebih setara dengan 3.000.000
I. PENDAHULUAN kWH per bulan atau dengan tarif rata-rata Rp. 809 / kWH
Sejalan dengan perkembangan dunia usaha pada masa setara dengan Rp. 2,4 M / bulan.
sekarang ini PT. PLN (Persero) sebagai satu-satunya Maka dilihat dari permasalahan tersebut perlu
perusahaan BUMN yang bergerak dibidang usaha jasa adanya manajemen aset jaringan distribusi energi listrik yaitu
ketenaga listrikan dituntut untuk dapat menyediakan tenaga model pengelolaan aset untuk mendirikan sistem manajemen
listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai dalam rangka aset yang tepat pada jariangn distribusi yang memperhatikan
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara proses manajemen dan pemanfaatan yang optimal dari umur
adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan aset mengenai keandalan layanan dan distrubusi energi listrik
ekonomi, mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai yang konstan, serta pemeliharaan yang sesuai.( Asset
pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani management techniques,2006)
kebutuhan masyarakat serta dituntut untuk memberikan Manajemen aset adalah serangkaian proses bisnis
pelayanan yang terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat yang bersangkutan dengan mengembangkan,
sebagai pelanggannya.Pendistribusian listrik oleh PT. PLN mengoperasikan, dan memelihara aset dari suatu organisasi
(Persero) APJ Surabaya selatan sering mengalami masalah untuk memenuhi persyaratan yang diinginkan pelanggan dan
losses energi listrik, losses disini diartikan sebagai adanya pemeganang saham. Persyaratan yang diinginkan biasanya
energi yang hilang baik secara teknis maupun non teknis. Hal mencakup biaya, kinerja, keamanan dan keamanan pasokan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2

listrik.(CIGRE Australian Asset Management Working ekonomis, dan perencanaan strategis pada kondisi jaringan.
Group, 2000) (Ivo, Wenzler,2005)
Dilihat dari manfaat yang diberikan Manajemen aset Diagram causal loop dapat digunakan untuk
bertujuan untuk menurunkan losses (susut) dan keandalan menvisualisasikan hubungan antara unsur-unsur dari sistem
distribusi energi listrik, keberhasilan manajemen asset seperti pada gambar dibawah ini mulai dari kiri kondisi
bergantung kepada kemampuan menentukan komponen kritis jaringan mengalami degradasi dari waktu ke waktu karena
pada suatu peralatan serta bagaimana mendefinisikan faktor penuaan.
kondisinya. Oleh karena itu diperlukan pembuatan model B. Keandalan Jaringan
simulasi dinamik manajemen aset jariangan distribusi energi Berdasarkan wawancara dengan pak Hadi Tasmono
listrik untuk membuat perencanaan strategis yang matang dan Untuk menjamin kualitas tingkat layanan jaringan energi
menentukan masalah-masalah kerusakan jaringan saat ini listrik harus memenuhi standar dan kriteristik kriteria kinerja.
yang dapat dimodelkan oleh sistem secara dinamik. Kebutuhan akan kontinuitas pasokan merujuk pada
Pembuatan simulasi ini menggunakan sistem dinamik keandalan sistem tenaga listrik yaitu rendahnya risiko dari
karena dapat menginvestigasi secara tidak terbatas pada dampak suatu gangguan, ketahanan sistem saat gangguan
kasus-kasus serta mendapatkan parameter yang masuk akal terjadi , kecepatan pemulihan dari suatu gangguan Beberapa
dan sistem ini dikembangkan untuk menyelidiki beberapa informasi 80% gangguan pada pelanggan terjadi dalam
hubungan yang penting dan mekanisme feedback dari waktu sistem distribusi
ke waktu yang dapat dieksplorasi (Senge et all, 1994) untuk C. Susut Teknik
meningkatkan keandalan dan mengurangi losses (susut) Susut Teknis, yaitu hilangnya energi listrik yang
distribusi energi listrik di masa depan karena dalam sebuah dibangkitkan pada saat disalurkan karena berubah terjadi
proyek riset di Jerman pada sistem manajemen aset dalam energi panas. Susut teknis ini tidak dapat dihilangkan
jaringan distrbusi memberikan prosepek perkembangan masa (fenomena alam). (Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No:
depan. 217-1.K/DIR/2005)
D. Indikator Keandalan Distribusi
SAIDI (System Average Interruption Duration Index)
II. KAJIAN PUSTAKA Durasi Lama Padam menit/pelanggan
A. Literatur Manajemen Aset Σ (Lama pelanggan padam x Jumlah pelanggan yang
mengalami pemadaman)
Manajemen aset adalah operasi sekelompok aset yang Jumlah pelanggan
meliputi seluruh siklus hidup aset yang menjamin dan SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)
memastikan layanan yang cocok yang sudah ditentukan dan Frekuensi Lama padam kali/pelanggan
sesuai dengan standart keamanan.
Manajemen aset adalah model pengelolaan aset yang Σ (Pelanggan yang mengalami pemadaman)
bertujuan untuk lebih mengoptimalkan sumber daya yang Jumlah pelanggan
dimiliki oleh perusahaan, keberhasilan manajemen asset
bergantung kepada kemampuan menentukan komponen kritis E. Sistem Dinamik
pada suatu peralatan serta bagaimana mendefinisikan Sistem dinamik merupakan salah satu metode
kondisinya (Ivo, Wenzler,2005) simulasi sistem kontinyu yang pertama kali dikembangkan
Manajemen aset perusahaan jaringan listrik mempunyai oleh Jay.W.Forrester sewaktu melakukan riset di MIT
peran penting dalam mendeteksi dan mengevaluasi keputusan (Massachusetts Institute of Technology). Dasar metodologi
terkemuka tentang keberhasilan ekonomi jangka panjang dan dari sistem dinamik adalah analisis sistem dimana suatu
pendapatan yang terbaik. (Ivo, Wenzler,2005) Untuk sistem diartikan sebagai seperangkat elemen yang saling
memenuhi manajemen aset yang sesuai harapan tersebut berinteraksi satu sama lain yang mencoba untuk menjelaskan
beberapa hal yang utama adalah perilaku dari berbagai tindakan dalam sebagian sistem.
a. Penyelarasan strategi dan operasi dengan (Suryani, E. 2010)
pemangku kepentingan nilai-nilai dan tujuan
b. Keseimbangan keandalan, kemanan dan F. Verifikasi dan Validasi
pertimbangan keuangan
c. Pemanfaatan kinerja Rumus Validasi
d. Hasil yang sesuai dengan peraturan Proses pengujian terhadap model apakah sudah sesuai
Manajemen aset dapat mencakup aspek dari masalah
dengan sistem nyata terdapat 2 cara: (Suryani, E.Y. 2010):
teknis seperti perencanaan jaringan atau definisi fundamental
a. Pengujian Rata-Rata (Mean Comparation)
operasional untuk perencanaan investasi dan anggaran lebih
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3

E1 
S  A
A Pada Basemodel manajemen asset dibagi beberapa
submodel seperti pada gambar dibawah ini
1. Sub-Model Condition Effect
S  nilai _ rata  rata _ hasil _ simulasi Merupakan faktor eksternal (external factor) dan
A  nilai _ rata  rata _ data (aceleration factor) yang mempengaruhi kondisi asset

Model dianggap valid E1 ≤ 5%


b. Perbandingan Variasi Amplitudo (% Error
Variance)
Ss  Sa
E2 
Sa
Ss = standard deviasi model danSa = standard
deviasi data Model dianggap valid bila E2  30%
III. METODE
Mulai
Gambar 3. Sub-Model Condition Effect
2. Sub-Model Transformer Condition
Studi Lapangan
Analisa hasil
skenarioisasi
Merupakan submodel yang mengambarkan rata-rata
Identifikasi
Masalah kondisi trafo
Pemetaan masalah Pembuatan
berdasarkan data- laporan
data, Tujuan, dan
Manfaat
Ya

Studi Literatur
Revisi

Menentukan Tidak
model

Selesai
Tidak Simulasi
Gambar 4 Sub-Model Transformer Condition
3. Sub-Model Meter Condition
Verifikasi dan
Validasi
Merupakan Sub-model yang mengambarkan
Ya
kondisi meter pada saat ini
Skenarioisasi

Gambar 1. Metodologi Pengerjaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Diagram Kausatik


Dengan diperolehnya beberapa variable yang
Gambar 5. Sub-Model Meter Condition
significant dalam sistem distribusi energi listrik, maka 4. Sub-Model Pole Condition
diagram kausatik dapat dikembangkan dengan
memanfaatkan beberapa variable tersebut. Diagram kausatik Merupakan sub model yang menggambarakn kondisi
manajemen aset distribusi tenaga listrik dapat dilihat pada tiang pada saat ini
gambar dibawah ini

Gambar 6. Sub-Model Pole Condition

5. Sub-Model Cable Condition


Merupakan submodel yang menggambarkan
Gambar 2. Diagram Kausatik Manajemen Aset
kondisi kabel pada saat ini
4.2 Basemodel
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4

4.3 Validasi dan Verifikasi


Verifikasi model dilakukan ketika proses running model
simulasi menggunakan vensim apabila model tidak
menampilkan pesan error maka model tersebut dikatakan
verified (bebas error)
Validasi model yang dikembangan dalam tugas akhir ini
valid melalui pengujian behaviour validity test dengan mean
Gambar 7. Sub-Model Cable Condition
variance lebih rendah dari 5% dan error variance lebih rendah
6. Sub-Model Technical Losses
dari 30%. Sehingga telah dapat digunakan sebagai model
Merupakan model yang menggambarkan susut untuk meningkatkan keandalan jaringan distribusi dan
energi listrik menurunkan technical losses berikut adalah hasil dari validasi
model
a. Tenaga Listrik yang di Distribusikan E1 = 4,9%,
E2 = 14%
b. Tenaga Listrik yang di Terima Pelanggan E1 =
3,7%, E2 = 6%
c. Total Pelanggan E1 = 0,26%, E2 = 14%
d. Pelanggan Padam E1 = 1%, E2 = 1,2%
e. Lama Padam E1 = 2%, E2 = 4%

Gambar 8. Sub-Model Technical Losses 4.4 Skenario


7. Sub-Model SAIDI dan SAIFI
Pengembangan skenario dibuat setelah hasil basemodel
Merupakan submodel yang menggambarkan SAIDI
telah valid dan verify, langkah selanjutnya adalah pembuatan
dan SAIFI untuk indikator keandalan untuk
skenario simulasi. Pembuatan skenario dapat dilakukan
mengevaluasi sistem distribusi
dengan menambahkan satu atau beberapa variabel yang
memiliki pengaruh terhadap kondisi asset sehingga dapat
meningkatkan keandalan distribusi tenaga listrik di
perusahaan terdapat 2 skenario yaitu sebagai berikut
1. Skenario struktur melakukan replacement asset ketika
asset dalam kondisi dibawah 50% sesuai dengan jumlah
total asset yang kondisinya sudah harus di replace
2. Skenario struktur untuk mengurangi technical losses
dan System Average Interruption Duration Index
(SAIDI)
Skenario 1
Pembuatan skenario struktur dengan melakukan
pemasangan asset baru sesuai dengan basemodel
Gambar 9. Sub-Model SAIDI dan SAIFI
pemasangan asset di kategorikan menjadi 4 jenis asset akan
dilakukan replacement asset yang kondisinya dibawah 50%
yaitu:
8. Sub-Model Network Reliability a. Replacement pada transformer pada tahun 2019
Sub-model network reliability merupakan varibel karena kondisi trafo pada tahun tersebut adalah 48%
yang menampilkan persentase keandalan jaringan b. Replacement pada meter pada tahun 2016 karena
distribusi yang dipengaruhi oleh Average Asset , kondisi meter pada tahun tersebut adalah 46%
Technical Losses Percentage, dan network quality c. Replacement pada cable pada tahun 2016 karena
kondisi cable pada tahun tersebut adalah 48%

Gambar 10. Sub-Model Network Reliability


JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5

Replacem total transformer


ent 2019 difference 0

Transformer Condition Scn


design lifetime Transform
transformer 0 er 2019
average
usable lifetime transformer 0 transformer
year total transformer condition rate customer
rate transformer 0 rate customer
<INITIAL TIME> 1997-20 1997-2006 0 Scn 1990-2005 0 2006-2013 0
06 0

maintenance rate 0
Transformer
Condition 0
deteriorate 0
year
2007-20
total transformer
2007-2013 0 customer rate 0
Total
Customer 0
leaving customer 0
SAIDI
Percent 0 100
13 0 <Time>
SAIDI target 0
rate duration
rate duration
2006-2013 0
Replace total meter 2016 1990-2005 0 System
network quality 0
design lifetime ment me Average

75
meter 0 ter 2016 Interruption
usable lifetime Interrupt Duration
acelerate lifetime 0 network Index Scn
meter 0 year total meter average duration in 0 Duration 0 duration out 0
average standart 1998-2 meter reliability
life time 0 002 0 1998-2002 0 condition Average SAIFI target 0
rate meter 0 Scn asset Scn <Time>
aceleration factor 0
<INITIAL TIME> Condition
year total meter Scn
condition effect 0 Meter 2003-2 2003-2006 0 rate customer interrupt System
maintenance Condition 0 006 0 SAIFI
deteriorate meter 0 rate customer interrupt Average
quality 0 meter 0 2006-2013 0 Interruption Percent 0
1990-2005 0

50
year total meter Technical Frequance
2007-2 Losses Index 0
temperature 0 013 2007-2013 0
meter 0 Percentag
design lifetime e Scn customer
geographic 0 pole 0 customer interrupt 0
Total Pole customer interrupt
year interrupt in 0 out 0
1991-2000 0
1990-20
extenal factor 0 usable lifetime 00 0 average <Time>
climate 0 Tecnical
pole 0 pole
year total pole condition Losses
rate pole 0

25
<INITIAL TIME> Scn Scn
2001-2 2001-2010 0
overload 0 010 0 rate received
Pole rate received
maintenance rate distribution rate distribution 1990-2005 0 2006-2013 0
Condition 0 deteriorate pole 0 total pole
pole 0 1990-2005 0 2006-2013 0
year 2011-2013 0
2011-20 Total Customer's
13 0 Total Power power received
power received 0 power received
Distribution 0 in 0 out 0
design lifetime replace distribution in 0 distribution out 0
cable 0 ment total cable <Time>

0
cable
2016 2016
usable lifetime average
cable 0 cable <Time>
year total cable condition
rate cable 0 1996-2 Scn

1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025


1996-2005 0
<INITIAL TIME> 005 0

maintenance Cable Condition 0


deteriorate cable 0

Time (Year)
total cable
cable 0 year 200
2006-2013 0
6-2013 c
able 0

Gambar 11. Skenario 1 Replacement Assets average transformer condition : basemodel


average transformer condition Scn : skenario 1
Skenario 2 average transformer condition Scn : skenario 2

Tujuan dari dibuatnya skenario dengan mengurangi Gambar 13. Hasil Average Transformer Condition
technical losses ini adalah untuk menurunkan susut teknik 2. Perbandingan Basemodel, Skenario 1 dan Skenario
dengan cara konfigurasi jaringan. Rekonfigurasi jaringan 2 Average Meter Condition
melibatkan penyulang akan menurunkan 1 % susut pertahun Meter Condition Scn
100
(Zimmerman,Ray Daniel, 2005). Jika technical losses
menurun maka akan meningkatkan network reliability dan 74

akan menurunkan SAIDI. 48

Rekonfigurasi jaringan (Network Reconfiguration)


22
merupakan suatu usaha merubah bentuk konfigurasi jaringan
distribusi dengan mengoperasikan pensakelaran terkontrol -4
1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025
jarak jauh (switching remotely controlled) pada jaringan Time (Year)
average meter condition : basemodel
distribusi tanpa menimbulkan akibat yang beresiko pada average meter condition Scn : skenario 1
average meter condition Scn : skenario 2
operasi dan bentuk sistem jaringan distribusi secara
Gambar 14. Hasil Average Meter Condition
keseluruhan. Dalam kondisi operasi normal, rekonfigurasi 3. Perbandingan Basemodel, Skenario 1 dan Skenario
jaringan dilakukan karena dua alasan Mengurangi rugi-rugi 2 Average Cable Condition
daya pada sistem (loss reduction) dan Mendapatkan
Cable Condition Scn
pembebanan yang seimbang untuk mencegah pembebanan 100
yang berlebih pada jaringan (load balancing)
75
(Zimmerman,Ray Daniel, 2005). Dan melakukan
pemasangan asset baru ketika kondisi asset sudah dibawah 50

50% yaitu pada asset yang pada tahun 2025 kondisinya masih
25
dibawah 50% untuk transformer replacement pada tahun
2024 , meter replacement pada tahun 2021 0
1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025
Time (Year)
average cable condition : basemodel
replacem total transformer
ent transf
ormer 2 2024
024

design lifetime
transformer 0
Replacem
ent
Transform
er 2019
total transformer
2019 difference 0 average cable condition Scn : skenario 1
average cable condition Scn : skenario 2
average
usable lifetime transformer 0 transformer
year total transformer condition rate customer
rate transformer 0 rate customer
<INITIAL TIME> 1997-20 1997-2006 0 Scn 1990-2005 0
2006-2013 0
06 0
Transformer Total SAIDI
total transformer

Gambar 15. Hasil Average Cable Condition


Condition 0 year Customer 0 Percent 0
maintenance rate 0 deteriorate 0 2007-2013 0 customer rate 0 leaving customer 0
2007-20
13 0 <Time>
SAIDI target 0
Replace total meter 2016 rate duration
design lifetime ment me rate duration
2006-2013 0

4. Perbandingan Basemodel, Skenario 1, dan Skenario


meter 0 ter 2016 1990-2005 0 System impact additional
network quality 0 Average
usable lifetime Interruption project
meter 0 year total meter average Duration
1998-2 meter Interrupt
acelerate lifetime 0 1998-2002 0 condition network Index Scn
rate meter 0 002 0 duration in 0 Duration 0 duration out 0
average standart Scn reliability
life time 0 <INITIAL TIME> Average SAIFI target 0
year total meter asset Scn <Time>
aceleration factor 0 Meter 2003-2 2003-2006 0 Condition

2 Average Asset Condition


maintenance Condition 0 deteriorate meter 0 006 0 Scn
condition effect 0
meter 0 rate customer interrupt System
year total meter Average SAIFI
quality 0 rate customer interrupt 2006-2013 0
2007-2 2007-2013 0 Interruption Percent 0
013 Technical 1990-2005 0 Frequance
meter 0 Losses Index 0
temperature 0 Percentag
impact network
replace e Scn customer
total meter 2021 configuration
geographic 0 customer interrupt 0
ment me customer interrupt
design lifetime ter 2021 interrupt in 0 out 0

Average Asset Condition


pole 0
climate 0 extenal factor 0 Total Pole <Time>
year 1991-2000 0 Tecnical
1990-20 Losses
usable lifetime 00 0 average Scn
pole 0 pole
overload 0 year condition rate received rate received
rate pole 0 total pole Scn
<INITIAL TIME> 2001-2 rate distribution rate distribution 1990-2005 0 2006-2013 0
2001-2010 0
010 0 1990-2005 0 2006-2013 0

100
Pole
maintenance Total Customer's
Condition 0 deteriorate pole 0 total pole
pole 0 power received
year 2011-2013 0 Total Power power received power received
2011-20 Distribution 0 0
distribution in 0 distribution out 0 in 0 out 0
13 0
<Time>
design lifetime replace
cable 0 ment total cable
cable <Time>
2016 2016
usable lifetime average
cable 0 cable

75
year total cable condition
rate cable 0 1996-2 Scn
1996-2005 0
<INITIAL TIME> 005 0

maintenance Cable Condition 0


deteriorate cable 0 total cable
cable 0 year 200
2006-2013 0
6-2013 c
able 0

50
total cable 2020
replacem
ent cable
2020

Gambar 12. Skenario 2 menurunkan technical losses, SAIDI, dan


25
replacement asset
4.4 Analisa Hasil 0
Analisa hasil dilakukan pada keluaran yang dihasilkan 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025
Time (Year)
dari proses running program di dalam Vensim menggunakan Average asset Condition : basemodel
beberapa skenario. Berikut hasil yang didapatkan Average asset Condition Scn : skenario 1
Average asset Condition Scn : skenario 2
berdasarkan batasan dan tujuan dari model yang sudah dibuat,
Gambar 16. Hasil Average Asset Condition
1. Perbandingan Basemodel, Skenario 1 dan Skenario 5. Perbandingan Basemodel, Skenario 1, dan Skenario
2 Average Transformer Condition 2 Technical Losses
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6

Losses Scn replacement pada tahun 2021, dan cable replacement


10 pada tahun 2020 .
4. Menggabungkan skenario 1 dan skenario 2 yaitu
7.5
dengan replacement asset , melakukan rekonfigurasi
jaringan, dan melakukan proyek yang dijalanan oleh
5
penyulang karena dengan menggabungkan 2 skenario
2.5
tersebut maka hasilnya adalah

0 Jenis Asset Basemodel Skenario 1 Skenario 2


1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025
Time (Year)
Transformer 23% 41% 53%
Technical Losses Percentage : basemodel Meter 46% 48% 62%
Technical Losses Percentage Scn : skenario 1
Technical Losses Percentage Scn : skenario 2 Cable 58% 65% 77%
Gambar 17. Hasil Technical Losses Network 34% 46% 51%
6. Perbandingan Basemodel, Skenario 1, dan Reliability
Technical 9% 8% 7%
Skenario 2 SAIDI
Losses
SAIDI Scn
SAIDI 250 menit/plg 242 menit/plg 217 menit/plg
400

5. Berdasarkan dari hasil skenario diatas skenario yang


350
tepat digunakan oleh perusahaan adalah skenario 2
karena manajemen asset tidak hanya diperhatikan dari
minutues

300
pemasangan asset baru saja melainkan pengawasan
dari susutnya tenaga listrik, durasi pemadaman harus
250
diperhatikan dengan cara rekonfigurasi jaringan, dan
proyek pengoptimalan pengawasan oleh penyulang.
200
1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025
Time (Year) DAFTAR PUSTAKA
System Average Interruption Duration Index : basemodel
System Average Interruption Duration Index Scn : skenario 1
System Average Interruption Duration Index Scn : skenario 2
American Recovery and Investment Act of 2009. (2012).
Gambar 18. Hasil SAIDI Reliability Improvements from the Application of
Distribution Automation Technologies . United State :
SMART GRID.GOV.
V. KESIMPULAN
Setelah dilakukan berbagai proses pengerjaan tugas AusNet, S. (2006). ELECTRICITY DISTRIBUTION 5
akhir ini, maka didapatkan kesimpulan sebagai YEAR ASSET MANAGEMENT PLAN.
berikut,Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam Darmono, R. (2005). Pemodelan System Dynamics pada
pengerjaan Tugas Akhir ini sebagai berikut : perencanaan Penataan Ruang Kota.
1. Model yang dikembangkan dalam tugas akhir ini telah Ivo, W. (2005). Development of an asset management
valid melalui pengujian behaviour validity test dengan mean strategy for a network utility company . lessons from a
variance lebih rendah dari 5% dan error variance lebih rendah dynamic business simulation. Simulat Gaming.
dari 30% untuk sub-model Average Asset Condition , KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO). (2010).
Technical Losses, Network Reliability, dan SAIDI, SAIFI Kriteria Desain Enjinering Konstruksi Jaringan
Sehingga telah dapat digunakan sebagai model untuk
Distribusi Energi Listrik. Jakarta Selatan: PT PLN
meningkatkan keandalan jaringan distribusi dan menurunkan
technical losses: (PERSERO).
a. Tenaga Listrik yang di Distribusikan E1 = 4,9%, Law, A. M., & Kelton, W. D. (1991). Simulation
E2 = 14% Modeling and Analysis.
b. Tenaga Listrik yang di Terima Pelanggan E1 = Muhammadi, E. A. (2001). Analisis Sistem Dinamis:
3,7%, E2 = 6% Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen.
c. Total Pelanggan E1 = 0,26%, E2 = 14% Raymond McLeod, J., & Schell, G. P. (2007).
d. Pelanggan Padam E1 = 1%, E2 = 1,2%
Management Information System. Pearson/Prentice Hall
e. Lama Padam E1 = 2%, E2 = 4%
Suhadi, d. (2008). TEKNIK DISTRIBUSI TENAGA
2. Replacement Asset yang kondisi assetnya dibawah 50% LISTRIK JILID 1. Direktorat Pembinaan Sekolah
yaitu transformer pada tahun 2019, replacement meter
Menengah Kejuruan.
pada tahun 2016, replacement cable pada tahun 2016
dilihat dari kondisi asset yang sudah dibawah 50% dan Suryani. (2010). Demand Scenario Analysis and Planned
useable lifetimenya 50% dari design lifetime Capacity Expansion. A System Dynamics Framework.
3. Melakukan replacement asset yaitu pada asset yang Suryani, E. (2010). Validation Model
pada tahun 2025 kondisinya masih dibawah 50% untuk
Tasrif, M. (2005). Pengamat Kelistrikan. Retrieved from
transformer replacement pada tahun 2024,meter
http://www.tempointeraktif.com

Anda mungkin juga menyukai