Analisis Hubungan Faktor Fisik Dan Fakto
Analisis Hubungan Faktor Fisik Dan Fakto
Analisis Hubungan Faktor Fisik Dan Fakto
ARTIKEL PENELITIAN
Zulfi Ashari
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Tension Type Headache kronik (CTTH) nyeri (tekanan, elektrik, dan termal) akan
apabila frekuensi serangan lebih dari 15 menurun di sefalik dan ekstrasefalik.
hari setiap bulan dan berlangsung lebih Selain itu,terdapat juga penurunan
dari 6 bulan. supraspinal decending pain inhibit activity,
Patofisiologi TTH masih belum jelas (5) kelainan fungsi filter nyeri di batang
diketahui. Pada beberapa literature dan otak sehingga menyebabkan kesalahan
hasil penelitian disebutkan beberapa interpretasi info pada otak yang diartikan
keadaan yang berhubungan dengan sebagai nyeri, (6) terdapat hubungan jalur
terjadinya TTH sebagai berikut : (1) serotonergik dan monoaminergik pada
disfungsi sistem saraf pusat yang lebih batang otak dan hipotalamus dengan
berperan daripada sistem saraf perifer terjadinya TTH. Defisiensi kadar serotonin
dimana disfungsi sistem saraf perifer lebih dan noradrenalin di otak, dan juga
mengarah pada ETTH sedangkan disfungsi abnormal serotonin platelet, penurunan
sistem saraf pusat mengarah kepada beta endorfin di CSF dan penekanan
CTTH, (2) disfungsi saraf perifer meliputi eksteroseptif pada otot temporal
kontraksi otot yang involunter dan danmaseter, (7) faktor psikogenik (stres
permanen tanpa disertai iskemia otot, (3) mental) dan keadaan non-physiological
transmisi nyeri TTH melalui nukleus motorstress pada TTH sehingga
trigeminoservikalis pars kaudalis yang melepaskan zat iritatif yang akan
akan mensensitasi second order neuron menstimulasi perifer dan aktivasi struktur
pada nukleus trigeminaldan kornu dorsalis persepsi nyeri supraspinal lalu modulasi
(aktivasi molekul NO) sehingga nyeri sentral. Depresi dan ansietas akan
meningkatkan input nosiseptif pada meningkatkan frekuensi TTH dengan
jaringan perikranial dan miofasial lalu akan mempertahankan sensitisasi sentral pada
terjadi regulasi mekanisme perifer yang jalur transmisi nyeri, (8) aktifasi NOS
akan meningkatkan aktivitas otot ( Nitric Oxide Synthetase) dan NOpada
perikranial. Hal ini akan meningkatkan kornu dorsalis.
pelepasan neurotransmitter pada jaringan Untuk mendiagnosis Tension Type
miofasial, (4) hiperflesibilitas neuron Headache harus memenuhi syarat yaitu
sentral nosiseptif pada nukleus trigeminal, sekurang - kurangnya dua dari berikut ini :
talamus, dan korteks serebri yang diikuti (1) adanya sensasi tertekan/terjepit, (2)
hipesensitifitas supraspinal (limbik) intensitas ringan - sedang, (3) lokasi
terhadap nosiseptif. Nilai ambang deteksi bilateral, (4) tidak diperburuk aktivitas.
myofascial pain. Apalagi dengan kontraksi menit, dan tidak adanya sistem shift dalam
otot sekitar mata yang terus menerus bekerja.
melihat layar komputer, lama kelamaan Tingginya angka kejadian Tension
akan menimbulkan nyeri akibat Type Headache pada pekerja yang
ketegangan otot yang biasa disebut tension aktifitasnya duduk menetap di depan layar
type headache. Wolf menyimpulkan dari komputer dalam jangka waktu lama yang
hasil penelitiannya bahwa kontraksi otot dikerjakan secara terus menerus dan
dan vasokonstriksi akibat mekanik maupun berulang-ulang dalam pekerjaan tanpa
hormonal secara bersama-sama yang pengganti dalam jangka waktu lama
terjadi terus menerus akan menginduksi menyebabkan banyak otot-otot kepala,
terjadinya nyeri tegang kepala atau tension leher dan bahu yang bekerja secara ekstra.
type headache (TTH). Kontraksi otot leher yang secara berlebihan
Berdasarkan data yang telah sehingga dapat menimbulkan ketegangan
didapatkan, ditemukan berbagai faktor otot. Apalagi dengan kontraksi otot sekitar
yang mempengaruhi terjadinya keluhan, mata yang terus menerus melihat layar
yaitu faktor ergonomis dan psikososial komputer, lama kelamaan akan
menjadi lebih dominan. Didukung dari menimbulkan nyeri akibat ketegangan otot
penelitian lain yang dilakukan menyatakan yang disebut tension type headache.
bahwa terdapat beberapa faktor risiko Sehingga dapat dijadikan evaluasi untuk
terjadinya tension type headache pada memperbaiki kondisi atau lingkungan kerja
pegawai bengkel sebagai pegawai yang terkait. Dimulai dari edukasi dari
administrasi terkait dengan faktor pihak yang terkait mengenai tension type
ergonomis saat bekerja meliputi posisi saat headache sendiri. Sebab melakukan
bekerja yaitu duduk menetap di depan pekerjaan fisik dalam jangka waktu lama
layar komputer dalam jangka waktu lama, tanpa adanya waktu istirahat untuk
menatap layar komputer dalam jangka relaksasi akan menyebabkan ketegangan
waktu lama, dan pekerjaan berulang yaitu otot di daerah kepala dan leher yang
mengetik di depan komputer. Adapun berlebihan sehingga menyebabkan nyeri
faktor psikososial yang dapat memicu kepala yang dapat mengganggu kualitas
terjadinya tension type headache terkait kerja. Memperpanjang waktu kerja lebih
pekerjaan yaitu waktu bekerja lebih dari 7 dari kemampuan lama kerja tidak disertai
jam dengan waktu istirahat hanya 60 efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang
optimal, bahkan biasanya terlihat
penurunan kualitas dan hasil kerja serta poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
bekerja dengan waktu yang penyakit dari keluhan yang dirasakan.Perlu
berkepanjangan timbul kecenderungan penelitian yang lebih mendalam dan
untuk terjadinya kelelahan, gangguan pemeriksaan yang lebih lengkap untuk
kesehatan, penyakit, kecelakaan dan dapat menilai secara keseluruhan penyebab
ketidakpuasan. dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja.
Akhirnya kami berasumsi bahwa
DISKUSI bila terdapat gejala keluhan nyeri kepala
Penelitian ini tentunya tidak pada responden dengan hasil survey dan
terlepas dari keterbatasan, adapun penyakit akibat kerja tidak menunjukkan
keterbatasan dari penelitian ini adalah nilai yang berarti , maka tidak menutup
checklist yang dibuat hanya menentukan kemungkinan keluhan yang dirasakan
hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak pasien juga karena kontribusi dari faktor
dapat menentukan insidens, berat individu dan faktor lingkungan lain, selain
ringannya penyakit, dan prognosis lingkungan tempat kerja.
penyakit. Demikian pula untuk survey Penelitian ini juga tidak
menilai faktor psikososial akibat kerja, mengklasifikan berat ringannya penyakit ,
diagnosisnya hanya bersifat subjektif, tidak berdasarkan keluhan dari pekerja, juga
dapat diketahui kapan stressor muncul. tidak dapat menentukan penatalaksanaan
Keterbatasan lainnya adalah tidak yang tepat untuk mencegah atau
dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh mengurangi keluhan yang dirasakan atau
terhadap seluruh responden, karena akan dirasakan nanti di masa yang akan
keterbatasan sarana pemeriksaan, dan datang.
keterbatasaan waktu penelitian, karena
untuk menganalisa faktor terjadinya kasus KESIMPULAN
penyakit dengan keluhan nyeri kepala Tension Type Headache merupakan
perlu diketahui riwayat penyakit terdahulu salah satu jenis sensasi nyeri pada daerah
dan riwayat pekerjaan di tempat lain yang kepala akibat kontraksi terus menerus otot-
mungkin berhubungan dengan keluhan otot kepala dan tengkuk (M. splenius
yang dirasakan sekarang. kapitis, M. temporalis, M. maseter, M.
Selain itu checklist yang hanya sternokleidomastoid, M. trapezius, M.
terfokus pada faktor penyebab penyakit servikalis posterior, dan M. levator
akibat kerja, tidak memenuhi semua poin- skapula). TTH disebabkan oleh kontraksi
terus menerus otot pada bahu, leher, kulit biofeedback. Pengobatan farmakologi
kepala, dan rahang. Hal ini berhubungan adalah simpel analgesia dan/atau mucles
dengan stress, depresi, atau cemas, kerja relaxants. Ibuprofen dan naproxen sodium
berlebihan, tidak mendapatkan tidur yang merupakan obat yang efektif
cukup, terlambat makan, dan penggunaan untuk kebanyakan orang. Jika pengobatan
alcohol serta obat-obatan juga dpaat simple analgesia (asetaminofen, aspirin,
memicu keluhan ini. Adapun penyebab ibuprofen, dll.) gagal maka dapat ditambah
yang paling umum yaitu aktivitas yang butalbital dan kafein (dalam
menyebabkan postur tubuh dalam satu bentuk kombinasi seperti Fiorinal) yang
posisi dalam waktu yang lama dan akan menambah efektifitas pengobatan.
melakukan gerakan berulang dengan
Daftar Pustaka :
tenaga besar seperti mengangkat kayu,
1. Sjahrir, Hasan; Samino; Wenda, Ali.
memotong, menggergaji, posisi tidur yang
Konsensus Nasional penanganan Nyeri
buruk, serta pekerjaan yang berlebihan.
Kepala di Indonesia. PERDOSSI.
Kondisi ini, dihubungkan dengan
2. Dewanto, George; W.J.Suwono;
pekerjaan pengrajin meubel dimana posisi
B.Riyanto; Y.Turana. 2009. Panduan
saat bekerja yang salah dengan beban yang
Praktis Diagnosis Tata Laksana
berat, waktu bekerja lebih dari 5 jam
Penyakit Saraf. Jakarta : EGC.
dengan waktu istirahat hanya 60 menit, dan
3. Sjahrir, Hasan. 2005. Konsensus
tidak adanya sistem shift dalam bekerja.
Nasional II Diagnostik dan
Rutinitas pekerja tersebut dapat
Penatalaksanaan Nyeri Kepala.
menginduksi terjadinya tension type
PERDOSSI.
headache.
4. Wismita, Luh Gde Eka, Putra, I
Selain menurunkan kualitas hidup,
Nyoman Adi, and Nurmawan, Putu
pasien dengan TTH cenderung memiliki
Sutha. Kombinasi Microwave
produktivitas yang tidak optimal, bahkan
Diathermy (MWD), Ultrasound (US)
biasanya terlihat penurunan kualitas dan
dan Stretching Sama Baik dengan
hasil kerja serta bekerja dengan waktu
Kombinasi Microwave Diathermy
yang berkepanjangan.
(MWD), Ultrasound (US) Dan
Pengobatan terdiri dari non
Myofascial Release Technique
farmakologis dan farmakologis. Non
terhadap Penurunan Tension Type
farmakologis dapat dilakukan relaksasi
Headache (TTH). Bali : FK Undana.
berupa massage, bedrest, dan/ atau latihan