Analisis Hubungan Faktor Fisik Dan Fakto

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

[Type the document title]

ARTIKEL PENELITIAN

Analisis Hubungan Faktor Fisik

dan Faktor Lain Di Lingkungan Kerja dengan


Tension Type Headache

Zulfi Ashari
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Abstrak berlebihan. Hal ini dihubungkan dengan


Latar belakang : Tension Type Headache pekerjaan yang membutuhkan beban kerja
merupakan salah satu jenis sensasi nyeri yang besar, posisi tubuh yang tidak benar
pada daerah kepala akibat kontraksi terus dan gerakan berulang (repetitive
menerus otot- otot kepala dan tengkuk (M. movement)
splenius kapitis, M. temporalis, M. Metode :Penelitian ini menggunakan
maseter, M. sternokleidomastoid, M. metode penelitian deskriptif dengan
trapezius, M. servikalis posterior, dan M. pendekatan cross sectional melalui proses
levator skapula). Prevalensi nyeri kepala di walk through survey. Data yang digunakan
USA menunjukkan 1 dari 6 orang berupa kebiasaan responden, dan data
(16,54%) atau 45 juta orang menderita faktor-faktor pencetus Tension Type
sakit kepala kronik. Penyakit ini 88% Headache, seperti posisi saat bekerja, lama
dijumpai pada wanita dan 66% pada laki- bekerja, waktu istirahat. Data pengukuran
laki dan sekitar 60% serangan sakit kepala adanya kecenderungan merasakan nyeri
jenis ini terjadi pada usia lebih dari 20 kepala saat aktivitas kerja tapi dapat
tahun. Tension headache disebabkan oleh sembuh kembali setelah beristirahat selama
kontraksi terus menerus otot pada bahu, beberapa hari. Sampel dalam penelitian ini
leher, kulit kepala, dan rahang. Penyebab adalah pasien dengan diagnosis Tension
yang paling umum yaitu aktivitas yang Type Headache yang masih berlangsung
menyebabkan kepala tertahan pada satu saat melakukan pekerjaan. Distribusi
posisi dalam waktu yang lama seperti sampel penelitian berdasarkan jenis
mengetik atau pekerjaan komputer lainnya, pekerjaan yang dilakukan, didapatkan hasil
dan menggunakan mikroskop, posisi tidur 1 pekerja dari 8 pekerja, mengeluh nyeri
yang buruk, serta pekerjaan yang kepala.

[Type text] Page 1


[Type the document title]

kronik. Tipe tension type headache


Hasil : Beberapa faktor diketahui menjadi merupakan tipe yang paling umum terjadi
risiko terhadap terjadinya Tension Type dan berdampak pada menurunnya
Headache pada pekerja, seperti pekerjaan konsentrasi belajar dan bekerja sebanyak
yang membutuhkan tenaga yang besar 62,7 %. Pada penelitian di Amerika,
posisi saat bekerja, lama bekerja, waktu tension headache merupakan penyakit
istirahat yang kurang, factor psikososial nyeri kepala primer. Penyakit ini 88%
dan lain-lain. dijumpai pada wanita dan 66% pada laki-
laki dan sekitar 60% serangan sakit kepala
Kesimpulan : Posisi saat bekerja dengan jenis ini terjadi pada usia lebih dari 20
beban kerja yang berat dalam jangka waktu tahun.
lama serta waktu bekerja lebih dari 5 jam Tension headache disebabkan oleh
dengan waktu istirahat hanya 60 menit, dan kontraksi terus menerus otot pada bahu,
tidak adanya sistem shift dalam bekerja leher, kulit kepala, dan rahang. Hal ini
serta factor psikososial mengenai tuntutan berhubungan dengan stress, depresi, atau
permintaan barang mempunyai hubungan cemas, kerja berlebihan, tidak
yang signifikan dengan terjadinya keluhan mendapatkan tidur yang cukup, terlambat
nyeri kepala akibat Tension Type makan, dan penggunaan alcohol serta
Headache obat-obatan juga dapat memicu keluhan
Kata Kunci :Faktor fisik, faktor ergonomis, ini. Adapun penyebab yang paling umum
faktor psikososial, Tension Type Headache yaitu aktivitas yang menyebabkan kepala
tertahan pada satu posisi dalam waktu yang
Latar Belakang : lama seperti mengetik atau pekerjaan
Tension Type Headache merupakan salah komputer lainnya, dan menggunakan
satu jenis sensasi nyeri pada daerah kepala mikroskop, posisi tidur yang buruk, serta
akibat kontraksi terus menerus otot- otot pekerjaan yang berlebihan. Klasifikasi
kepala dan tengkuk (M. splenius kapitis, TTH adalah Tension Type Headache
M. temporalis, M. maseter, M. episodik dan TensionType Headache
sternokleidomastoid, M. trapezius, M. kronik. Tension Type Headache episodik,
servikalis posterior, dan M. levator apabila frekuensi serangan tidak mencapai
skapula). Prevalensi nyeri kepala di USA 15 hari setiap bulan. Tension Type
menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau Headache episodik (ETTH) dapat
45 juta orang menderita sakit kepala berlangsung selama 30 menit – 7 hari.

[Type text] Page 2


[Type the document title]

Tension Type Headache kronik (CTTH) nyeri (tekanan, elektrik, dan termal) akan
apabila frekuensi serangan lebih dari 15 menurun di sefalik dan ekstrasefalik.
hari setiap bulan dan berlangsung lebih Selain itu,terdapat juga penurunan
dari 6 bulan. supraspinal decending pain inhibit activity,
Patofisiologi TTH masih belum jelas (5) kelainan fungsi filter nyeri di batang
diketahui. Pada beberapa literature dan otak sehingga menyebabkan kesalahan
hasil penelitian disebutkan beberapa interpretasi info pada otak yang diartikan
keadaan yang berhubungan dengan sebagai nyeri, (6) terdapat hubungan jalur
terjadinya TTH sebagai berikut : (1) serotonergik dan monoaminergik pada
disfungsi sistem saraf pusat yang lebih batang otak dan hipotalamus dengan
berperan daripada sistem saraf perifer terjadinya TTH. Defisiensi kadar serotonin
dimana disfungsi sistem saraf perifer lebih dan noradrenalin di otak, dan juga
mengarah pada ETTH sedangkan disfungsi abnormal serotonin platelet, penurunan
sistem saraf pusat mengarah kepada beta endorfin di CSF dan penekanan
CTTH, (2) disfungsi saraf perifer meliputi eksteroseptif pada otot temporal
kontraksi otot yang involunter dan danmaseter, (7) faktor psikogenik (stres
permanen tanpa disertai iskemia otot, (3) mental) dan keadaan non-physiological
transmisi nyeri TTH melalui nukleus motorstress pada TTH sehingga
trigeminoservikalis pars kaudalis yang melepaskan zat iritatif yang akan
akan mensensitasi second order neuron menstimulasi perifer dan aktivasi struktur
pada nukleus trigeminaldan kornu dorsalis persepsi nyeri supraspinal lalu modulasi
(aktivasi molekul NO) sehingga nyeri sentral. Depresi dan ansietas akan
meningkatkan input nosiseptif pada meningkatkan frekuensi TTH dengan
jaringan perikranial dan miofasial lalu akan mempertahankan sensitisasi sentral pada
terjadi regulasi mekanisme perifer yang jalur transmisi nyeri, (8) aktifasi NOS
akan meningkatkan aktivitas otot ( Nitric Oxide Synthetase) dan NOpada
perikranial. Hal ini akan meningkatkan kornu dorsalis.
pelepasan neurotransmitter pada jaringan Untuk mendiagnosis Tension Type
miofasial, (4) hiperflesibilitas neuron Headache harus memenuhi syarat yaitu
sentral nosiseptif pada nukleus trigeminal, sekurang - kurangnya dua dari berikut ini :
talamus, dan korteks serebri yang diikuti (1) adanya sensasi tertekan/terjepit, (2)
hipesensitifitas supraspinal (limbik) intensitas ringan - sedang, (3) lokasi
terhadap nosiseptif. Nilai ambang deteksi bilateral, (4) tidak diperburuk aktivitas.

[Type text] Page 3


[Type the document title]

Selain itu, tidak dijumpai mual muntah, METODE


tidak ada salah satu dari fotofobia dan Penelitian ini menggunakan metode
fonofobia. Gejala klinis dapat berupa nyeri penelitian deskriptif dengan pendekatan
ringan- sedang–berat, tumpul seperti cross sectional melalui proses walk
ditekan atau diikat, tidak berdenyut, through survey. Data yang digunakan
menyeluruh, nyeri lebih hebat pada daerah berupa kebiasaan responden, dan data
kulit kepala, oksipital, dan belakang leher, faktor-faktor pencetus Data yang
terjadi spontan, diperburuk oleh stress, digunakan berupa kebiasaan responden,
insomnia, kelelahan kronis, iritabilitas, dan data faktor-faktor pencetus Tension
gangguan konsentrasi, kadang vertigo, dan Type Headache, seperti aktivitas/pekerjaan
rasa tidak nyaman pada bagian leher, yang mengharuskan pekerja berada pada
rahang serta temporomandibular. Tidak posisi yang menetap dalam jangka waktu
ada uji spesifik untuk mendiagnosis TTH lama dengan beban yang berat. Data
dan pada saat dilakukan pemeriksaa pengukuran adanya kecenderungan
neurologik tidak ditemukan kelainan merasakan nyeri dan rasa tidak nyaman
apapun. TTH biasanya tidak memerlukan selama melakukan aktivitas kerja pada
pemeriksaan darah, rontgen, CT scan kepala dan leher bagian belakang, tapi
kepala maupun MRI. Pengobatan terdiri dapat sembuh kembali setelah beristirahat.
dari non farmakologis dan farmakologis. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
Non farmakologis dapat dilakukan dengan diagnosis Tension Type Headache
relaksasi berupa massage, bedrest, dan/ yang masih berlangsung saat melakukan
atau latihan biofeedback. Pengobatan pekerjaan. Distribusi sampel penelitian
farmakologi adalah simpel analgesia berdasarkan jenis pekerjaan yang
dan/atau mucles relaxants. Ibuprofen dan dilakukan, didapatkan hasil 1 pekerja dari
naproxen sodium merupakan obat yang 8 pekerja, mengeluh nyeri kepala, Akan
efektif untuk kebanyakan orang. Jika tetapi penelitian pada studi cross sectional
pengobatan simpel analgesia terdapat beberapa kelemahan yaitu
(asetaminofen, aspirin, ibuprofen, dll.) kurangnya jumlah kasus yang didapatkan,
gagal maka dapat ditambah butalbital dan berat- ringannya kasus yang sulit
kafein (dalam bentuk kombinasi seperti ditentukan karena keterbatasan sarana
Fiorinal) yang akan menambah efektifitas pemeriksaan, dan kurangnya waktu yang
pengobatan. didapatkan untuk melanjutkan survey.
Selain itu, penelitian dengan studi ini tidak

[Type text] Page 4


[Type the document title]

menggambarkan perjalanan penyakit, perencanaan yang benar, berdiskusi


insiden, maupun prognosis penyakit. tentang tujuan melakukan survey, dan
Bahan yang digunakan pada survei menerima keluhan-keluhan baru yang
ini adalah checklist yang di buat. Checklist releven.
ini dibuat berdasarkan informasi yang Bahaya apa dan dalam situasi yang
diperlukan daripada tujuan survei ini bagaimana bahaya dapat timbul,
dilakukan. Pada survei ini, informasi yang merupakan sebagai hasil dari
diperlukan adalah ada tidaknya faktor penyelenggaraan kegiatan Walk Through
hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya
pelindung diri yang digunakan, dan lamanya paparan bahaya terhadap
ketersediaan obat p3k di tempat kerja, pekerja.
keluhan atau penyakit yang dialami pekerja Pihak okupasi kesehatan dapat
dan upaya pengetahuan mengenai K3 kemudian merekomendasikan monitoring
kepada karyawan konveksi. survey untuk memperoleh kadar kuantitas
Peralatan yang diperlukan untuk eksposur atau kesehatan okupasi mengenai
melakukan walk through survey antara risk assessment.
lain: Walk Through Survey ini adalah
 Alat tulis menulis: Berfungsi bertujuan untuk memahami proses
sebagai media untuk pencatatan produksi, denah tempat kerja dan
selama survey jalan sepintas. lingkungannya secara umum. Selain itu,
 Kamera digital: Berfungsi sebagai mendengarkan pandangan pekerja dan
alat untuk memotret kegiatan dan pengawas tentang K3, memahami
lingkungan pekerja konveksi. pekerjaan dan tugas-tugas pekerja,
 Check List: Berfungsi sebagai alat mengantisipasi dan mengenal potensi
untuk mendapatkan data primer bahaya yang ada dan mungkin akan timbul
mengenai survey jalan sepintas di tempat kerja atau pada petugas dan
yang dilakukan. menginventarisir upaya-upaya K3 yang
Cara survey yang dilakukan adalah dengan telah dilakukan mencakup kebijakan K3,
menggunakan Walk Through Survey. upaya pengendalian, pemenuhan peraturan
Teknik Walk Through Survey juga dikenali perundangan dan sebagainya.
sebagai Occupational Health Hazards. Survey dilakukan di Industri Meubel
Untuk melakukan survei ini, dapat dimulai dengan jadwal survey selama 1 hari (7 Mei
dengan mengetahui tentang manejemen 2018 ), yaitu :

[Type text] Page 5


[Type the document title]

aktivitas/pekerjaan yang mengharuskan


No
Tanggal Kegiatan pekerja berada pada posisi yang menetap
.
dalam jangka waktu lama dengan beban
- Melapor ke bagian besar yaitu mengangkat kayu, memotong,
K3 RS Ibnu Sina memperhalus, dan merakit meubel.
- Pengarahan kegiatan Dalam studi yang dilakukan oleh
7 Mei
1. - Walk through Chen pada tahun 2009 menyatakan bahwa
2018
survey penyebab dari nyeri kepala tegang otot
- Pembuatan laporan disebabkan oleh faktor psikis maupun
walk through survey fakor fisik. Secara psikis, nyeri kepala ini
dapat timbul akibat reaksi tubuh terhadap
8-10 Mei - Pembuatan status
2. stress, kecemasan, depresi maupun konflik
2018 okupasi dan artikel
emosional. Sedangkan secara fisik, posisi
kepala yang menetap yang mengakibatkan
11 Mei - Presentasi laporan
3. kontraksi otot-otot kepala dan leher dalam
2018 walk through survey
jangka waktu lama (jenis pekerjaan), tidur
yang kurang, kesalahan dalam posisi tidur
HASIL dan kelelahan juga dapat menyebabkan
Pada penelitian ini diambil sampel nyeri kepala tegang otot ini. Selain itu,
dalam salah satu bagian pekerjaan di posisi tertentu yang menyebabkan
bengkel dan dari perhitungan sampel kontraksi otot kepala dan leher yang
didapatkan sampel sebanyak 1 dari 8 dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pekerja (total jumlah pekerja). yang membutuhkan peningkatan fungsi
Dari rencana waktu yang telah mata dalam jangka waktu lama misalnya
ditetapkan, terkumpul data yang membaca dapat pula menimbulkan nyeri
didapatkan dari check list yang dibuat. kepala jenis ini.
Dari hasil check list diperoleh 1 pekerja Di mana pada saat kita duduk lama
laki-laki, mengeluh nyeri kepala, dalam di depan layar, banyak otot-otot kepala,
jangka waktu 5 tahun. Dan sisanya leher dan bahu yang bekerja secara ekstra.
mengeluh penyakit yang berbeda, yang Kontraksi otot leher yang secara berlebihan
juga berhubungan dengan pekerjaan. sehingga dapat menimbulkan ketegangan
Faktor yang dominan berpengaruh otot, jika hal ini dibiarkan dalam jangka
dalam Tension Type Headache berupa waktu yang lama dapat menyebabkan

[Type text] Page 6


[Type the document title]

myofascial pain. Apalagi dengan kontraksi menit, dan tidak adanya sistem shift dalam
otot sekitar mata yang terus menerus bekerja.
melihat layar komputer, lama kelamaan Tingginya angka kejadian Tension
akan menimbulkan nyeri akibat Type Headache pada pekerja yang
ketegangan otot yang biasa disebut tension aktifitasnya duduk menetap di depan layar
type headache. Wolf menyimpulkan dari komputer dalam jangka waktu lama yang
hasil penelitiannya bahwa kontraksi otot dikerjakan secara terus menerus dan
dan vasokonstriksi akibat mekanik maupun berulang-ulang dalam pekerjaan tanpa
hormonal secara bersama-sama yang pengganti dalam jangka waktu lama
terjadi terus menerus akan menginduksi menyebabkan banyak otot-otot kepala,
terjadinya nyeri tegang kepala atau tension leher dan bahu yang bekerja secara ekstra.
type headache (TTH). Kontraksi otot leher yang secara berlebihan
Berdasarkan data yang telah sehingga dapat menimbulkan ketegangan
didapatkan, ditemukan berbagai faktor otot. Apalagi dengan kontraksi otot sekitar
yang mempengaruhi terjadinya keluhan, mata yang terus menerus melihat layar
yaitu faktor ergonomis dan psikososial komputer, lama kelamaan akan
menjadi lebih dominan. Didukung dari menimbulkan nyeri akibat ketegangan otot
penelitian lain yang dilakukan menyatakan yang disebut tension type headache.
bahwa terdapat beberapa faktor risiko Sehingga dapat dijadikan evaluasi untuk
terjadinya tension type headache pada memperbaiki kondisi atau lingkungan kerja
pegawai bengkel sebagai pegawai yang terkait. Dimulai dari edukasi dari
administrasi terkait dengan faktor pihak yang terkait mengenai tension type
ergonomis saat bekerja meliputi posisi saat headache sendiri. Sebab melakukan
bekerja yaitu duduk menetap di depan pekerjaan fisik dalam jangka waktu lama
layar komputer dalam jangka waktu lama, tanpa adanya waktu istirahat untuk
menatap layar komputer dalam jangka relaksasi akan menyebabkan ketegangan
waktu lama, dan pekerjaan berulang yaitu otot di daerah kepala dan leher yang
mengetik di depan komputer. Adapun berlebihan sehingga menyebabkan nyeri
faktor psikososial yang dapat memicu kepala yang dapat mengganggu kualitas
terjadinya tension type headache terkait kerja. Memperpanjang waktu kerja lebih
pekerjaan yaitu waktu bekerja lebih dari 7 dari kemampuan lama kerja tidak disertai
jam dengan waktu istirahat hanya 60 efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang
optimal, bahkan biasanya terlihat

[Type text] Page 7


[Type the document title]

penurunan kualitas dan hasil kerja serta poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
bekerja dengan waktu yang penyakit dari keluhan yang dirasakan.Perlu
berkepanjangan timbul kecenderungan penelitian yang lebih mendalam dan
untuk terjadinya kelelahan, gangguan pemeriksaan yang lebih lengkap untuk
kesehatan, penyakit, kecelakaan dan dapat menilai secara keseluruhan penyebab
ketidakpuasan. dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja.
Akhirnya kami berasumsi bahwa
DISKUSI bila terdapat gejala keluhan nyeri kepala
Penelitian ini tentunya tidak pada responden dengan hasil survey dan
terlepas dari keterbatasan, adapun penyakit akibat kerja tidak menunjukkan
keterbatasan dari penelitian ini adalah nilai yang berarti , maka tidak menutup
checklist yang dibuat hanya menentukan kemungkinan keluhan yang dirasakan
hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak pasien juga karena kontribusi dari faktor
dapat menentukan insidens, berat individu dan faktor lingkungan lain, selain
ringannya penyakit, dan prognosis lingkungan tempat kerja.
penyakit. Demikian pula untuk survey Penelitian ini juga tidak
menilai faktor psikososial akibat kerja, mengklasifikan berat ringannya penyakit ,
diagnosisnya hanya bersifat subjektif, tidak berdasarkan keluhan dari pekerja, juga
dapat diketahui kapan stressor muncul. tidak dapat menentukan penatalaksanaan
Keterbatasan lainnya adalah tidak yang tepat untuk mencegah atau
dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh mengurangi keluhan yang dirasakan atau
terhadap seluruh responden, karena akan dirasakan nanti di masa yang akan
keterbatasan sarana pemeriksaan, dan datang.
keterbatasaan waktu penelitian, karena
untuk menganalisa faktor terjadinya kasus KESIMPULAN
penyakit dengan keluhan nyeri kepala Tension Type Headache merupakan
perlu diketahui riwayat penyakit terdahulu salah satu jenis sensasi nyeri pada daerah
dan riwayat pekerjaan di tempat lain yang kepala akibat kontraksi terus menerus otot-
mungkin berhubungan dengan keluhan otot kepala dan tengkuk (M. splenius
yang dirasakan sekarang. kapitis, M. temporalis, M. maseter, M.
Selain itu checklist yang hanya sternokleidomastoid, M. trapezius, M.
terfokus pada faktor penyebab penyakit servikalis posterior, dan M. levator
akibat kerja, tidak memenuhi semua poin- skapula). TTH disebabkan oleh kontraksi

[Type text] Page 8


[Type the document title]

terus menerus otot pada bahu, leher, kulit biofeedback. Pengobatan farmakologi
kepala, dan rahang. Hal ini berhubungan adalah simpel analgesia dan/atau mucles
dengan stress, depresi, atau cemas, kerja relaxants. Ibuprofen dan naproxen sodium
berlebihan, tidak mendapatkan tidur yang merupakan obat yang efektif
cukup, terlambat makan, dan penggunaan untuk kebanyakan orang. Jika pengobatan
alcohol serta obat-obatan juga dpaat simple analgesia (asetaminofen, aspirin,
memicu keluhan ini. Adapun penyebab ibuprofen, dll.) gagal maka dapat ditambah
yang paling umum yaitu aktivitas yang butalbital dan kafein (dalam
menyebabkan postur tubuh dalam satu bentuk kombinasi seperti Fiorinal) yang
posisi dalam waktu yang lama dan akan menambah efektifitas pengobatan.
melakukan gerakan berulang dengan
Daftar Pustaka :
tenaga besar seperti mengangkat kayu,
1. Sjahrir, Hasan; Samino; Wenda, Ali.
memotong, menggergaji, posisi tidur yang
Konsensus Nasional penanganan Nyeri
buruk, serta pekerjaan yang berlebihan.
Kepala di Indonesia. PERDOSSI.
Kondisi ini, dihubungkan dengan
2. Dewanto, George; W.J.Suwono;
pekerjaan pengrajin meubel dimana posisi
B.Riyanto; Y.Turana. 2009. Panduan
saat bekerja yang salah dengan beban yang
Praktis Diagnosis Tata Laksana
berat, waktu bekerja lebih dari 5 jam
Penyakit Saraf. Jakarta : EGC.
dengan waktu istirahat hanya 60 menit, dan
3. Sjahrir, Hasan. 2005. Konsensus
tidak adanya sistem shift dalam bekerja.
Nasional II Diagnostik dan
Rutinitas pekerja tersebut dapat
Penatalaksanaan Nyeri Kepala.
menginduksi terjadinya tension type
PERDOSSI.
headache.
4. Wismita, Luh Gde Eka, Putra, I
Selain menurunkan kualitas hidup,
Nyoman Adi, and Nurmawan, Putu
pasien dengan TTH cenderung memiliki
Sutha. Kombinasi Microwave
produktivitas yang tidak optimal, bahkan
Diathermy (MWD), Ultrasound (US)
biasanya terlihat penurunan kualitas dan
dan Stretching Sama Baik dengan
hasil kerja serta bekerja dengan waktu
Kombinasi Microwave Diathermy
yang berkepanjangan.
(MWD), Ultrasound (US) Dan
Pengobatan terdiri dari non
Myofascial Release Technique
farmakologis dan farmakologis. Non
terhadap Penurunan Tension Type
farmakologis dapat dilakukan relaksasi
Headache (TTH). Bali : FK Undana.
berupa massage, bedrest, dan/ atau latihan

[Type text] Page 9


[Type the document title]

5. Kantor, Daniel. Signs and symptoms:


Headache. 2006. University of Florida
Health Science Center, Jacksonville :
VeriMed Healthcare Network.
6. Jasmin, Luc. 2012. Tension Type
Headache. University of California.
San Francisco : VeriMed Healthcare
Network.
7. R. Jensen, Stovner. L. J. 2008.
Epidemiology and Comorbidity of
Headache : Danish Headache Center,
Department of Neurology, University of
Copenhagen, Glostrup Hospital,
8. Waldie. K.E, 2015. Tension-Type
Headache: A Life-Course Review : IMed
Pub Journal
9. Kaniecki r. G. 2012. Tension-Type
Headache : Continuum

[Type text] Page 10

Anda mungkin juga menyukai