Anda di halaman 1dari 6

Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3, Desember 2002 Sari Pediatri, Vol. 4, No.

3, Desember 2002: 135 - 140

Gambaran Analisa Gas Darah pada Distres Pernapasan


Srie Yanda

Distres pernapasan merupakan salah satu problem yang mengancam jiwa. Analisis gas
darah arteri (AGDA) penting untuk menentukan tata laksana distres pernapasan, seperti
menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk evaluasi setelah mendapat
terapi. Namun interpretasinya harus dilakukan bersamaan dengan penilaian klinis.
Kelainan AGDA oleh karena gangguan pernapasan dapat berupa asidosis respiratorik
(pada gangguan paru restriktif), alkalosis respiratorik (pada gangguan paru obstruktif)
dan asidosis campuran (pada penyakit paru dengan komplikasi). Prinsip umum tata
laksana distres pernapasan ditujukan kepada penyakit utamanya. Perhatian harus
ditujukan pada perbaikan volume ekstraselular, koreksi elektrolit, menghilangkan zat
toksik, dan memperbaiki ventilasi.

Kata kunci: analisis gas darah arteri, distres pernapasan.

A
nalisis gas darah arteri AGDA merupakan rupakan langkah pertama terpenting untuk diag-
"baku emas'' untuk menilai adekuasi nosis. Analisis gas darah arteri merupakan uji fungsi
oksigenasi dan ventilasi, merupakan bagian paru yang sangat bermanfaat, tetapi interpretasinya
penting dalam diagnosis serta penatalaksanaan harus bersamaan dengan penilaian klinis. 5,6
gangguan oksigenasi dan asam basa. 1,2 Analisis gas Tujuan tulisan ini adalah menerangkan tentang
darah arteri yang abnormal mungkin merupakan patofisiologi pernapasan, distres pernapasan, analisis
petunjuk pertama problem asam-basa atau oksigenasi gas darah pada distres pernapasan, dan pena-
dan akan membantu penentuan terapi yang sesuai talaksanaannya.
dan efektif2
Distres pernapasan merupakan salah satu
keluhan utama tersering pada anak yang memer- Patofisiologi Pernapasan
lukan perawatan rnedis, dan salah satu problem yang
mengancam jiwa tersering selain gangguan perfusi Sistem pernapasan terdiri dari (1) mekanisme pompa,
perifer dan penurunan kesadaran. 3,4 Distres per- (2) membran pertukaran gas, dan (3) kontrol saraf pusat.
napasan merupakan 10% dari semua keluhan Bagian Dasar dari pengaturan ini adalah keseluruhan fungsi
Gawat Darurat Anak, 20% di antaranya berusia < 2 pernapasan dan sirkulasi yang menjamin tidak hanya
tahun. Lebih kurang 5% dari kematian pada anak efisiensi pertukaran gas tetapi juga kemampuan
<15 tahun dan 29% pada bayi disebabkan oleh beradaptasi dengan kebutuhan hidup lainnya. Peru-
proses gangguan pernapasan primer. Distres bahan komponen sistem pernapasan atau interaksinya
pernapasan juga dapat menyebabkan kematian pada dengan sistem sirkulasi menyebabkan berbagai
penderita dengan gangguan primer pada sistem manifestasi klinis. Manifestasi terberat yang tersering
lainnya. 3 Anammesis dan pemeriksaan fisis me- adalah abnormalitas Pa02 dan PaC02 yang dikenal sebagai
gagal napas.7
Penyakit paru restriktif terjadi bila tekanan
Alamat korespondensi:
Dr. Srie Yanda, Sp.A.
permukaan abnormal tinggi (sindrom distres per-
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan. napasan pada neonatus) struktur atau komposisi
Jl. Bunga Lau no. 17, Medan. bagian padat paru berubah (edema interstistal,
Tel (061)8361721, Fax (061)8361721. pneumonitis, fibrosis) atau ruang alveolar dipenuhi

135
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3, Desember 2002

dengan cairan atau sel-sel inflamasi yang membatasi kesadaran merupakan tanda stadium progesif gagal
pengembangan paru (edema alveolar, pneumonia). napas.9
Penyakit dinding dada restriktif biasanya disebabkan Pendekatan diagnostik terhadap anak dengan
anomali struktur dinding dada (skoliosis atau distrofi distres pernapasan, yang harus dinilai pertama kali
iga), penyakit neuromaskular, atau distensi perut. 4,7 adalah adekuasi oksigenasi (pemindahan oksigen yang
Pada penyakit paru obstruktif ekstratoraks adekuat dari alveoli ke dalam darah, terutama dalam
(croup, benda asing, epiglotitis, tonsil dan adenoid bentuk oksihemaglobin) dan ventilasi (pergerakan
sangat besar) dan intratoraks (asma, trakeobro- volume udara ke dalam dan ke luar paru, mengeluarkan
nkomalasia, bronkiolitis, benda asing, vascular ring) CO2 dari darah dan menyediakan O2)3,11(Tabel 2)
terjadi perubahan ukuran saluran napas yang
berlebihan. 4,7 Pemeriksaan fisis yang dilakukan
dengan teliti dapat memberikan informasi untuk Analisis Gas Darah pada Distres
menentukan seorang anak menderita penyakit paru Pernapasan
restriktif atau obstruktif7 (Tabel 1).
Paru mempunyai fungsi utama untuk melakukan

Tabel 1. Karakteristik Klinis Penyakit Paru Restriktif dan Obstruktif pada Anak
Parameter Penyakit restriktif Penyakit obstruktif
Ekstratoraks Intratoraks
Frekuensi pernapasan   N atau 
Durasi inspirasi   Tidak berubah
Durasi ekspirasi  Tidak berubah 
Otot pernapasan asesoris Inspirasi Inspirasi Inspirasi & ekspirasi
(abdominal)
Distorsi (retraksi) iga + + Sering +
Amplitudo gerakan napas Dangkal N atau  N atau 
Auskultasi Crackles Stridor inspirasi Wheezing ekspirasi
Gambaran radiologis paru  volume paru N  volume paru
Densitas alveolar
Dikutip dari Fontan JJP dan Jenson HB7. dengan modifkasi

pertukaran gas, sehingga membuat tekanan gas darah


Distres Pernapasan arteri dalam batas tertentu.12 Pada gangguan paru
restriktif beban kerja pernapasan semakin berat agar
Distres pernapasan disebabkan oleh disfungsi atau dapat mengatasi daya elastik alat pernapasan. Akibat
pemutusan jalur respirasi/ventilasi dan/atau sistem fisiologis ventilasi yang terbatas ini terjadi hipoventilasi
yang mengontrol atau mengatur pernapasan. 3 Bila alveolar dan tidak adanya kemampuan untuk
sistem pernapasan tidak mampu mempertahankan mempertahankan tekanan gas darah normal. Hipo-
ambilan O 2 atau eliminasi CO 2 secara seimbang ventilasi dapat menyebabkan asidosis yang terjadi
dengan kebutuhan metabolik, terjadi insufisiensi akibat retensi CO2 oleh paru. Peningkatan PaCO2
pernapasan ypengaruhi sistem neuromuskular menimbulkan penurunan pH.8 Sebaliknya, penderita
dinding dada. 4,8 penyakit paru obstruktif secara volunter mengadakan
Dua stadium insufisiensi pernapasan dapat hiperventilasi untuk mengeluarkan lebih banyak CO2.
dikenali. Pada stadium awal anak gelisah dan Pada umumnya hiperventilasi menyebabkan alkalosis
iritabilitas paradoksikal. Peningkatan usaha sebagai akibat dari ekskresi CO2 yang berlebihan dari
bernapas, seperti napas cuping hidung dan retraksi paru. Hiperventilasi menggambarkan usaha tubuh
interkostal dan subkostal, nyata pada fase ini. untuk meningkatkan PaO2 dan usaha membuang
Berkurangnya usaha bernapas dan penurunan kelebihan CO2 dari paru.8

136
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3, Desember 2002

Tabel 2. Tanda-tanda distres pernapasan dan ancaman kelelahan.


Tanda klinis Pemeriksaan fisik
Terlihat cemas → dahi berkerut
Tanda-tanda aktivitas simpatis berlebihan → pupil dilatasi, dahi berkeringat
Dispne → bicara berkurang
Penggunaan otot-otot asesoris → menjauhkan kepala dari bantal
Mulut terbuka saat inspirasi → menjilat bibir yang kering
Tekanan akhir-ekspirasi positif → bibir berkerut, merintih pada saat ekspirasi,mengerang, bibir sianosis
Gelisah dan tidak tenang → apatis dan koma
Dikutip dari Benumof JL10, dengan modifikasi.

Gangguan Keseimbangan Asam Basa oleh 2. Alkalosis respiratorik / hiperventilasi


karena Gangguan Pernapasan (Tabel 3) alveolar / hipokapnia arterial

1. Asidosis respiratorik / hipoventilasi alveolar/ Alkalosis respiratorik adalah keadaan klinis yang terjadi
hiperkapnia arterial akibat penurunan abnormal PaCO2 (hipokapnia)
sehingga, terjadi alkalemia.13 Penurunan PaCO2 primer
Asidosis respiratorik adalah keadaan klinis yang akan meningkatkan pH gas darah >7,45 disebabkan
terjadi akibat peningkatan abnormal PaCO 2 meningkatnva ventilasi alveolar melebihi produksi
(hiperkapnia), sehingga terjadi asidemia, yang C02.13,14,16
ditandai dengan pH gas darah < 7,35 dan pening- Penurunan PaCO2 (hipokapnia) menyebabkan dua
katan PaCO 2 primer hal ini disebabkan karena efek yang bertentangan dalam persamaan asam basa.17
ventilasi alveolar yang tidak efektif.13,14 Peningkatan Dalam jangka pendek terjadi peningkatan pH dan
PaCO 2 mengakibatkan peningkatan akut HCO 3 penurunan HCO3 plasma akibat dari dapar jaringan,
plasma yang timbul dari mekanisme dasar, tetapi sedangkan dalam jangka panjang, (setelah 6-72 jam)
adaptasi ini sangat kecil.13,15 Bila terjadi hiperkapnia, ekskresi asam oleh ginjal akan dihambat, yang
konsentrasi HCO 3 plasma makin meningkat akibat mengakibatkan penurunan konsentrasi HCO3 plasma
regulasi dan asidifikasi ginjal. 14,15 Adaptasi ini mem- dan pH darah. 17,18
butuhkan 3-5 hari untuk meningkatkan ekskresi Adanya akalosis respitarorik merupakan tanda
asam dan klor uresis sehingga terjadi hiper- prognostik yang buruk karena mortalitas me-
bikarbonatemia hipokloremik yang khas pada ningkat sebanding dengan proporsi beratnya
hiperkapnia kronik.14,15 hipokapnia. 19

Tabel 3. Kompensasi yang Diharapkan pada Kelainan Asam Basa Primer14


Kelainan primer Kompensasi Kompensasi yang diharapkan
Asidosis respiratorik (HCO3 ) Akut(<12-24jam) 1mmol/L(HCO3)/10 mmHg
PaCO2 PaCO2 di atas 40 mmHg
Kronis (3-5 hari)  4mmol/L(HCO3)/ 10
PaCO2 di bawah 40 mmHg mmHg
Alkalosis respiratorik (HCO3)  Akut (<12 jam)  2mmol/L (HCO3)/ 10 mmHg
PaCO2 PaCO2 di atas 40 mmHg
Kronis (1-2 hari)  5-7 mmol/L (HCO3)/  10 mmHg
PaCO2 di bawah 40 mmHg
Dikutip dari Brewer ED.14 dengan modifikasi.

137
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3, Desember 2002

3. Asidosis Campuran Setiap pasien dengan PaCO2 yang tinggi akan


segera kekurangan O2 dan pada kasus apnea harus
Kombinasi kelainan gas darah yang penting pada anak diperhatikan konsentrasi HCO3. Bila HCO3 normal
sakit akut dan berat adalah campuran asidosis membuktikan bahwa hal tersebut awitan akut,
respiratorik dan asidosis metabolik. Komponen kompensasi metabolik tidak terjadi, aman untuk
metabolik ditunjukkan dengan penurunan base excess memberikan O2 konsentrasi tinggi. Bila konsentrasi
(BE) dan komponen respiratorik dengan peningkatan HCO3 tinggi secara abnormal menunjukkan bahwa
PaCO2.16 Penyakit respirasi mencegah kompensasi penderita mengalami retensi CO2 jangka panjang
dalam penurunan PaCO2, dan komponen metabolik pengobatan O2 harus lebih hati-hati.21
membatasi kemampuan untuk meningkatkan kadar Usaha pengobatan harus segera difokuskan pada
HCO 3 plasma, yang akan menormalkan dapar pengamanan saluran napas dan memperbaiki oksi-
asidosis respiratorik. Pada situasi ini penurunan pH genasi yang adekuat. Ventilasi mekanik harus diberikan
sering berlebihan, lebih besar daripada gangguan bila terjadi apnea, hipoksemia berat yang tidak
tunggal.20 responsif terhadap tindakan konservatif, atau asidodid
Asidosis campuran dapat diobservasi pada beberapa respiratorik progresif (PaCO 2>80mmHg). Menit
keadaan klinis, seperti penyakit paru obstruktif ventilasi harus ditingkatkan sehingga PaCO2 kembali
menahun dengan komplikasi gagal sirkulasi atau sepsis, pada keseimbangan asam basa secara bertahap dan
edema paru berat, dan lain-lain.15 ekskresi HCO3 oleh ginjal tercapai.15

2. Alkalosis Respiratorik / Hiperventilasi


Tata laksana Alveolar / Hipokapnia Arterial

Prinsip umum penanggulangan kelainan gas darah Pada sindrom hiperventilasi, dapat digunakan
ditujukan kepada penyakit utamanya.13,15,19 Perhatian ventilator dengan frekuensi yang dikurangi dan
ditujukan pada perbaikan volume ekstraselular, koreksi menambah ruang rugi.13 Pada sindrom hiper-
defisiensi K atau Cl, zat toksik dan memperbaiki ventilasi-gelisah pendekatan terapi aktif yang
ventilasi15 (Tabel 4) memberikan ketenangan, sedasi, dan terutama
psikoterapi sangat bermanfaat. Bila alkalemia
1. Asidosis Respiratorik /Hipoventilasi disebabkan hipokapnia berat dan persisten,
Alveolar / Hiperkapnia Arterial pemberian sedasi dibutuhkan. 19
Obat-obatan hanya terbatas pada pengobatan
Penatalaksanaan asidosis respiratorik adalah dengan hiperventilasi simtomatik. β-blocker bermanfaat
memperbaiki ventilasi alveolar dengan menggunakan untuk menghilangkan simtom simpatis tetapi tidak
ventilasi mekanik dan mengatasi faktor penyebab.13 boleh digunakan bila ada sangkaan sama. Ben-

Tabel 4. Perubahan Gas Darah Disebabkan oleh Pengaturan Ventilator22


Kelainan primer Frekuensi PIP PEEP IT FiO2
PaCO2   Tidak dapat Tidak dapat Tidak dapat
digunakan digunakan digunakan
PaCO2   Tidak dapat Tidak dapat Tidak dapat
digunakan digunakan digunakan
PaO2 Tidak dapat    
digunakan
PaO2 Tidak dapat   Tidak dapat 
digunakan digunakan
Dikutip dari Gomela TC, Cunningham MD, Eyal FG.22 dengan modifikasi, b = pada edem paru berat & perdarahan paru,  PEEP dapat
menyebabkan  PaCO2, c = tidak digunakan jika I : E tidak berlebihan, PIP = peak inspiratory pressure (tekanan inspirasi puncak), PEEP = positive
end-expiratory pressure (tekanan akhir-ekspirasi positive), IT = inspiratory time (waktu inspirasi)

138
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3, Desember 2002

zodiazepin mengurangi keluhan subjektif, tetapi efek penyunting. Asssisted ventilation of the neonate. Edisi
jangka panjang belum dapat dibuktikan dan ke-5. Philadelphia: WB Saunders, 1996. h. 257-71.
2. Malley WJ. Clinical blood gases, application and
kemungkinan adiktif membatasi penggunaan jangka noninvasive alternatives. Philadelphia: WB Sounders,
lama. Monoamine oxidase inhibitor seper ti 1990. h. 257-78.
antidepresan trisiklik, dapat diberikan pada pasien 3. Weiner DL. Respiratory distress. Dalam: Fleisher GL,
dengan ansietas panik dan simtom autonom Ludwig S, penyunting. Textbook of pediatric emergency
medicine. Edisi ke-4. Philadelphia: Lippincott, 2000.
multipel. klomipramin dan imipramin dapat
h. 553-4.
membantu menormalkan PaCO 2 pada penderita 4. Lister G, Fontan JJP. Pediatric critical care. Dalam:
yang panik.18 Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM,
penyunting. Nelson textbook of' pediatrics. Edisi ke-
3. Asidosis campuran 15. Philadelphia: Saunders, 1996. h. 239-45.
5. Haddad GG, Palazzo RM. Diagnostic approach to respira-
tory disease. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson
Efek aditif pada asidemia dari hiperkapnia dan HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-
defisit bikarbonat, dapat menyebabkan asidemia yang 16. Philadelphia: WB Saunders, 2000. h. 1253-8.
nyata yang membutuhkan terapi segera. Terapi harus 6. Komisi Resusitasi Pediatrik UKK PGD-IDAI.
Kumpulan materi pelatihan resusitasi pediatrik tahap
ditujukan terhadap penyebab spesifik.2 Bila mungkin,
lanjut. UKK PGD-IDAI 2002-2003. h. 46-51.
pengobatan harus ditargetkan pada kedua komponen 7. Fontan JJP, Haddad GG. Respiratory patophysiology.
asidosis campuran.15 Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,
Asidosis campuran dikoreksi dengan mem- penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-16.
perbaiki ventilasi untuk memberikan O 2 dan Philadelphia: WB Saunders, 2000. h. 1240-8.
8. Wilson LMC. Patofisiologi respirasi. Dalam: Price SA,
menurunkan PaCO 2 , memperbaiki cairan dan Wilson LMC, penyunting. Patofisiologi, konsep klinis
obatvasoaktif untuk memperbaiki perfusi sistemik. proses-proses penyakit. Edisi ke-4, buku 1, Alih bahasa:
Sodium bikarbonat (NHCO 3) bukan obat resusitasi Anugerah P. Jakarta: EGC, 1995. h. 645-719.
first line, pemberian NHCO 3 pada asidosis berat 9. Haafiz AB, Kissoon N. The critically ill child. Dalam:
masih kontroversial.6 Singh NC, penyunting. Manual of pediatric critical care.
Philadelphia: WB Saunders,1997.h. 1-11.
10. Benumof JL Conventional (laryngoscopic) orotracheal
and nasotracheal intubation (single-human type). Dalam:
Ringkasan Benumof JL, penyunting. Clinical procedures in
anesthesia and intensive care. Philadelphia: Lippincott,
1992. h. 115-9.
Gambaran AGDA pada distres pernapasan terdiri dari 11. Williams AJ. ABC of oxygen, assessing and interpreting
(1) asidosis respiratorik, terjadi hipoventilasi alveolar blood gases and acid- base balance. BMJ 1998; 317:1213-
yang menyebabkan hiperkapnia arterial, (2) alkalosis 6.
respiratori terjadi hiperventilasi alveolar yang 12. Shneerson J. Respiratory failure. Medicine 1995; 23:380-3.
menyebabkan hipokapnia arterial, dan (3) asidosis 13. Latief A. Gangguan keseimbangan asam basa Dalam:
Trihono PP, Purnamawati S, Syarif DR, Hegar B,
campuran. Penatalaksanaan asidosis respiratorik Gunardi H, Oswari H, dkk. Hot topics in pediatrics,
dengan memperbaiki oksigenasi dan mengatasi faktor penyunting. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan
penyebab. Penatalaksanaan alkalosis respiratorik Ilmu Kesehatan Anak XLV Jakarta. BL FKUI 2001. h.
dengan ventilator dan pemberian obat untuk 146-61
14. Brewer ED. Disorders of acid-base balance. Pediatr Clin
hiperventilasi simtomatik dan mengatasi faktor
North Am 1990; 37:429-47.
penyebab. Sedangkan asidosis campuran dikoreksi 15. Adrogue HJ, Madias NE. Management of life-threaten-
dengan memperbaiki ventilasi, memperbaiki cairan, ing acid-base disorders. N Engl J Med 1998; 338:26-
dan pemberian obat vasoaktif natrium bikarbonat 34.
bukan first line dan masih kontroversial. 16. Finberg L, Kravath RE, Hellerstein S. Water and
elechtrolytes in pediatrics, physiology, pathology and
treatment. Edisi ke-2. Philadelphia: Saunders, 1993.
17. Krapf R, Beeler I, Hertner D, Hulter HN, Chronic res-
Daftar Pustaka piratory alkalosis, the effect of sustained hyperventila-
tion on renal regulation of acid-hase equilibrium N Engl
1. Durand DJ, Phillips BL. Blood gases: technical aspects J Med 1991; 324:1394-401.
and interpretation. Dalam Goldsmith JP, Karotkin EH, 18. Gardner WN. The patophysiology of hyperventilation

139
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3, Desember 2002

disorders. Chest 1996; 109:516-34. 1996. h. 200-6.


19. Adrogue HJ, Madias NE. Management of life-threatening 21. Matthews PC Arterial blood gases and acid base bal-
acid-base disorders. N Engl J Med 1998; 338:107-11. ance. BMJ 1999; 318:734.
20. Adelman RD, Solhung MJ. Patophysiology of body flu- 22. Gomella TC, Cunningham MD, Eyal FG. Neonatol-
ids mid fluid therapy. Dalam: Nelson WE, Behrman ogy, management, procedures, on-call problems, diseases
RE, Kliegman RM, Arvin AM, penyunting. Nelson text- and drugs. Edisi ke-3. USA: Appleton & Lange, 1994.
book of pediatrics. Edisi ke-15. Philadelphia: Saunders, h. 43-69.

140

Anda mungkin juga menyukai