Anda di halaman 1dari 105

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
....................................................................................................................ii
BAB I HAHIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN............................................
....................................................................................................................1
A. Pengertian dan Tujuan PKn ......................................................................1
B. Perkembangan PKn..................................................................................3
BAB II WARGA NEGARA DAN PEMERINTAH....................................................9
A. Konsep Dasar Tentang Warga Negara......................................................9
B. Hak dan Kewajiban Warga Negara........................................................10
C. Fungsi dan Kedudukan Negara dan Pemerintah Negara Indonesia............14
BAB III KONSTITUSI NEGARA......................................................................20
A. Hakikat Konstitusi Negara......................................................................20
B. UUD 1945 dan Perkembangannya..........................................................22
BAB IV DEMOKRASI.....................................................................................29
A. Hakikat dan Prinsip Demokrasi...............................................................29
B. Pilar-pilar Demokrasi Konstitusi..............................................................31
BAB V SEJARAH PERJUANGAN BANGSA........................................................37
A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan.................37
................................................................................................................
B. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Setelah Kemerdekaan...................43
BAB VI HAK ASASI MANUSIA.......................................................................52
A. Hakikat Hak Asasi Manusia.....................................................................52
B. Perkembangan Hak Asasi Manusia..........................................................53
C. Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia.........................................55
BAB VII NEGARA DAN HUKUM.....................................................................62
A. Hakikat dan Unsur-unsur Negara............................................................62
B. Pelaksanaan Negara Hukum...................................................................66
C. Hakikat Hukum......................................................................................67
D. Penegakan Hukum di Indonesia.............................................................68
BAB VIII KERAGAMAN DAN KOMUNIKASI ANTARSOSIAL BUDAYA..................75
A. Keragaman Masyarakat Indonesia..........................................................75

ii
B. Komunikasi dalam Masyarakat Majemuk................................................78
BAB IX GLOBALISASI DAN KERJASAMA ANTAR BANGSA................................84
A. Globalisasi dan Isu-isu Global.................................................................84
B. Hubungan Antar Bangsa........................................................................90
C. Kerjasama Antar Bangsa........................................................................92
Kunci Jawaban............................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................100

iii
BAB 1
HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pengertian dan Tujuan PKn


Menurut Ananda ( 2015 : 39 ) ada dua istilah yang harus
diklarifikasi dalam membicarakan Pendidikan Kewarganegaraan
(Citizenship Education) yaitu Civics (kewarganegaraan), Civics
Education (pendidikan kewarganegaraan). Civics atau
kewarganegaraan adalah berkaitan dengan status seseorang atau
individu dalam sebuah organisasi yang disebut Negara-bangsa
Menurut Burhan (2014:15) rasa kebangsaan dan cinta tanah
air yang dimaksud mengandung pengertian sebagai wilayah atau
wadah negara, yakni sebagai wadah pemerintah dan rakyat yang
mempunyai kedaulatan. Karena itu di dalam konsepsi tanah air
harus dilengkapi dengan rasa kebangsaan dari bangsa Indonesia,
pengertian yang sama bagi pelaku bangsa Indonesia dalam
memiliki semangat berbangsa/bernegara.
Menurut Kariadi (2017:31) Pendidikan Kewarganegaraan
adalah sarana yang tepat untuk menginternalisasikan nilai-nilai
sosial budaya masyarakat.
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang
membahas tentang kewarganegaraan, hak dan kewajiban dalam
bernegara, mengatur tentang peraturan pemerintahan suatu
negara. Pendidikan kewarganegaraan juga mendidik individu untuk
mampu menjadi warga negara yang demokratis dan selalu
berpartisipasi terhadap bela negara. Pendidikan kewarganegaraan
adalah pendidikan politik yang membantu individu menjadi warga
negara yang selalu berpartisipasi dalam sistem politik yang baik dan
benar dalam negaranya.
Jadi pada intinya pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan yang menjadikan individu atau warga negara yang
dituntut masa depannya untuk hidup berguna bagi negara dan
bangsanya, serta mampu mengantisipasi jika terjadi perubahan di
masa depannya. Untuk itu seorang individu maupun masyarakat
mempelajari ilmu pengetahuan teknologi sosial yang berlandaskan
nilai-nilai agama, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai budaya, karena
semua nilai tersebutlah yang akan menjadi landasan atau panduan
individu maupun warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
maupun berbangsa dan bernegara.
Seorang individu maupun warga negara harus mengetahui
dan memahami pendidikan dasar tentang negaranya, baik itu
tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, menjalin
hubungan bernegara yang baik dengan masyarakat, serta
pendidikan pendahuluan bela negara. Agar di saat individu maupun

1
sudah bisa mulai mengerti tentang bernegara maka dia bisa
mengaplikasikan semua pemahaman yang dia dapatkan dan
mengamalkan semua pemahaman tersebut sampai kapanpun. Jika
di masa depan saat semua individu maupun warga negara sudah
melakukan semua yang mereka pahami pada pendidikan
kewarganegaraan maka pendidikan kewarganegaraan sudah
mencapai puncaknya dan pendidikan kewarganegaraan artinya
berhasil dalam membentuk karakter suatu bangsa dan Negara.
Menurut Sukaya dan dkk ( 2002 : 2 – 3 ) tujuan pendidikan
kewarganegaraan berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI No.
267/DIKTI/2000, tujuannya mencakup :
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar
kepada mahasiswa mengenai hubungan antar warganegara
dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara
agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak
dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta
ikhlas sebagai warga negara republik Indonesia terdidik dan
bertanggung jawab.
a. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai
masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya
dengan pemikiran kritis dan bertanggungjawab yang
berlandaskan pancasila, wawasan nusantara dan
ketahanan nasional.
b. Agar mahasisqwa memiliki sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air,
serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
c. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air,
serta rela berkorban bagi nusa, bangsa dan negara.
Sedangkan menurut Farida ( 2017 : 72 ) tujuan pendidikan
kewarganegaraan adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mendidik
kebangsaan warga negara dalam masyarakat pluralis untuk
menjamin integrasi bangsa dalam bingkai kesatuan dalam
keberagaman
2. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan mengembangkan
kompetensi warga negara dalam berpatisipasi secara
bertanggung jawab serta sesuai dengan konstitusi (UUD

2
1945) yang dikembangkan di era Reformasi ini menduduki
posisi strategis dalam karakter kebangsaan.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan salah satunya
membuat individu maupun warga negara untuk berpikir kritis dan
bertanggung jawab yang berlandaskan pancasila, wawasan
nusantara, dan ketahanan nasional. Semua itu haruslah dijalankan
demi terciptanya kedamaian di masa yang akan datang di dalam
negara. Karena jika individu tidak diajarkan untuk berpikir kritis
berdasarkan pancasila, wawasan nusantara, dan ketahanan sosial
dampaknya akan dirasakan di masa depan disaat negara memiliki
suatu masalah yang besar dan warga negaranya tidak bisa
mengatasi masalah tersebut dan negara itu akan semakin
mengalami kemunduran. Untuk itu semua tujuan mempelajari
pendidikan kewargaan negara harus dilaksanakan dengan baik agar
terciptanya kedamaian berbangsa dan bernegara di masa yang
akan datang.
B. Perkembangan PKn
1. Perkembangan PKn secara umum
Menurut Crehore ( dalam Taniredja 2015 : 5 )
pelajaran civics mulai diperkenalkan pada tahun 1790 di
Amerika Serikat dalam rangka “meng-Amerikakan”. Dari
definisi ini Civics dirumuskan dengan ilmu kewargaan Negara
yang membicarakan hubungan manusia dengan (a) manusia
dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisir
(organisasi sosial, ekonomi,politik). Dan (b) individu-individu
dan dengan negara.
Dalam hubungan ini Stanley E. Dimond ( dalam
Taniredja 2015 : 6 ) memperjelas hampir definisi mengenai
Civics intinya menyebut “govemment” hak dan kewajibannya
sebagai warga negara dari sebuah negara.
Arti Civics dalam perkembangan berikutnya bukan hanya
meliputi “govemment” saja, tetapi kemudian ada yang
disebut “Community Civics, Economic civics, dan vocational
civics.
2. Perkembangan PKn di Indonesia
Taniredja ( 2015 : 8 – 12 ) Di indonesia pelajaran
Civics, setelah indonesia merdeka baru dimulai pada tahun
1950. Setelah 1961 istilah “kewarganegaraan” diganti
“kewargaan negara”. Pada tahun 1966(awal orde baru) buku
Civics dilarang dipakai sebagai buku pegangan di sekolah-
sekolah. Pada tahun 1975 mata pelajaran Pendidikan
Kewargaan Negara diganti dengan Pendidikan Moral
Pancasila. Berdasarkan ketetapan MPR, Menteri Pendidikan
mengganti Pendidikan Kewargaan Negara dengan Pendidkan

3
Moral Pancasila. Tahun 1994 PMP diganti dengan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada tahun 2003
dikeluarkan undang-undang tentang sistem Pendidikan
Nasional, PPKn diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn).
3. Perkembangan PKn di perguruan tinggi
Taniredja ( 2015 : 12-14 ) berdasarkan keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232U/2000 dan No
045/U/2002 pendidikan pancasila, pendidikan agama ,
pendidikan kewarganegaraan termasuk di dalam kurikulum
inti yang harus dirancang berbasis kompetensi dan berfungsi
sebagai dasar pembentukan kompetensi program studi, yang
wajib diberikan di setiap jenjang program studi. Dengan SK
menteri tersebut berarti istilah Pendidikan kewiraan diganti
dengan Pendidikan kewarganegaraan.
Dalam pendidikan kewarganegaraan hubungan manusia
dengan negara sangatlah tidak bisa dipisahkan. Karena pendidikan
kewarganegaraan sangat membantu membentuk karakter seorang
individu maupun warga negara yang sangat berdampak bagi
negara di masa yang akan datang. Jika di dalam negara tidak
diterapkan pendidikan kewarganegaraan ini maka negara itu akan
terpecah belah dan tidak adanya keharmonisan antara individu,
warga negara dan masyarakatnya.
Walaupun nama pendidikan kewarganegaraan yang dulu
masih sering diganti, tetapi inti dari semua materi yang ada di
dalamnya tetaplah sama dan memiliki tujuan yang sama. Walaupun
nama dan cover berganti, tujuan dari materi itu adalah tentang
bagaimana menjadi warga negara yang baik, tentang landasan-
landasan bernegara yang baik, tentang hak-hak yang dimiliki warga
negara juga.
Beberapa kali mengganti nama, tetapi isi tujuan materinya
adalah sama, tetap saja selama itu juga materi yang dipelajari
semakin lebih banyak dan pemahamannya juga semakin baik pula.
Intinya semua itu diperbaharui dan di perbaiki seiring berjalannya
waktu dan pada akhirnya pendidikan kewarganegaraan yang
dipakai sampai saat ini.
Mempelajari pendidikan kewarganegaraan di perguruan
tinggi sangatlah perlu juga, supaya semua pemahaman yang
mahasiswa dapatkan saat di bangku sekolah lebih bisa di pahami
secara dalam lagi dan dengan pemikiran yang kritis, karena
mahasiswa juga sebagai tempat penyalur aspirasi masyarakat di
dalam negara karena mahasiswa juga bisa mendemo saat negara
melakukan sesuatu yang mereka anggap salah di negaranya. Untuk
itu mahasiswa harus memahami secara detail bagaimana

4
sebenarnya pendidikan kewarganegaraan tersebut, agar mahasiswa
juga tidak gegabah dan percaya diri dalam pengambilan keputusan
dan tindakan yang bertujuan bisa memberikan yang terbaik bagi
bangsa dan negara yang berlandaskan nilai-nilai agama, nilai-nilai
moral, nilai-nilai budaya dan UUD 1945.
C. Rangkuman
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang
membahas tentang kewarganegaraan, hak dan kewajiban dalam
bernegara, mengatur tentang peraturan pemerintahan suatu
negara. Pendidikan kewarganegaraan juga mendidik individu untuk
mampu menjadi warga negara yang demokratis dan selalu
berpartisipasi terhadap bela negara. Pendidikan kewarganegaraan
adalah pendidikan politik yang membantu individu menjadi warga
negara yang selalu berpartisipasi dalam sistem politik yang baik dan
benar dalam negaranya.
Jadi pada intinya pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan yang menjadikan individu atau warga negara yang
dituntut masa depannya untuk hidup berguna bagi negara dan
bangsanya, serta mampu mengantisipasi jika terjadi perubahan di
masa depannya. Untuk itu seorang individu maupun masyarakat
mempelajari ilmu pengetahuan teknologi sosial yang berlandaskan
nilai-nilai agama, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai budaya, karena
semua nilai tersebutlah yang akan menjadi landasan atau panduan
individu maupun warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
maupun berbangsa dan bernegara.
Seorang individu maupun warga negara harus mengetahui
dan memahami pendidikan dasar tentang negaranya, baik itu
tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, menjalin
hubungan bernegara yang baik dengan masyarakat, serta
pendidikan pendahuluan bela negara. Agar di saat individu maupun
sudah bisa mulai mengerti tentang bernegara maka dia bisa
mengaplikasikan semua pemahaman yang dia dapatkan dan
mengamalkan semua pemahaman tersebut sampai kapanpun.
Jika di masa depan saat semua individu maupun warga
negara sudah melakukan semua yang mereka pahami pada
pendidikan kewarganegaraan maka pendidikan kewarganegaraan
sudah mencapai puncaknya dan pendidikan kewarganegaraan
artinya berhasil dalam membentuk karakter suatu bangsa dan
negara. Tujuan pendidikan kewarganegaraan ada dua, yaitu :
1. Tujuan umum
2. Tujuam khusus
Perkembangan pendidikan kewarganegaraan , yaitu :
1. Perkembangan PKn secara umum
2. Perkembangan PKn di Indonesia

5
3. Perkembangan PKn di perguruan tinggi
Dalam pendidikan kewarganegaraan hubungan manusia
dengan negara sangatlah tidak bisa dipisahkan. Karena pendidikan
kewarganegaraan sangat membantu membentuk karakter seorang
individu maupun warga negara yang sangat berdampak bagi
negara di masa yang akan datang. Jika di dalam negara tidak
diterapkan pendidikan kewarganegaraan ini maka negara itu akan
terpecah belah dan tidak adanya keharmonisan antara individu,
warga negara dan masyarakatnya.
Walaupun nama pendidikan kewarganegaraan yang dulu
masih sering diganti, tetapi inti dari semua materi yang ada di
dalamnya tetaplah sama dan memiliki tujuan yang sama. Walaupun
nama dan cover berganti, tujuan dari materi itu adalah tentang
bagaimana menjadi warga negara yang baik, tentang landasan-
landasan bernegara yang baik, tentang hak-hak yang dimiliki warga
negara juga.
Beberapa kali mengganti nama, tetapi isi tujuan materinya
adalah sama, tetap saja selama itu juga materi yang dipelajari
semakin lebih banyak dan pemahamannya juga semakin baik pula.
Intinya semua itu diperbaharui dan di perbaiki seiring berjalannya
waktu dan pada akhirnya pendidikan kewarganegaraan yang
dipakai sampai saat ini.

6
Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. “Pendidikan kewarganegaraan adalah sarana yang tepat untuk


menginternalisasikan nilai-nilai sosial budaya” adalah pengertian
pendidikan kewarganegaraan menurut...
a. Ananda
b. Burhan
c. Kariadi
d. Winarno
2. Menurut Crehore pelajaran civics mulai diperkenalkan pada tahun
1790 di...
a. Amerika Serikat
b. Indonesia
c. Jepang
d. Inggris
3. Pada tahun berapakah pelajaran civics di Indonesia dimulai...
a. 1935
b. 1940
c. 1945
d. 1950
4. Pada tahun berapakah dikeluarkannya undang-undang tentang
sistem pendidikan nasional yang mana PPKn diganti dengan
Pendidikan Kewarganegaraan...
a. 1893
b. 1993
c. 2003
d. 2013
5. Pada tahun berapakah buku civics dilarang dipakai sebagai buku
pegangan di sekolah...
a. 1956
b. 1966
c. 1976
d. 1986
6. Menurut DIRJEN DIKTI pendidikan kewarganegaraan memiliki dua
tujuan, yaitu...
a. Tujuan umum dan tujuan sempit
b. Tujuan luas dan tujuan khusus
c. Tujuan luas dan tujuan sempit
d. Tujuan umum dan tujuan khusus
7. “Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk mendidik
kebangsaan warga negara dalam masyarakat pluralis untuk
menjamin integrasi bangsa dalam bingkai kesatuan dalam
keberagaman” adalah tujuan pendidikan kewarganegaraan
menurut...

7
a. Keputusan DIRJEN DIKTI
b. Farida
c. Winarno
d. Kariadi
8. Setelah tahun 1961 istilah kewarganegaraan diganti menjadi...
a. Kewargaan negara
b. PPKn
c. PKn
d. PMP
9. Pada tahun berapakah PMP diganti menjadi PPKn...
a. 1964
b. 1974
c. 1984
d. 1994
10. Pendidikan pancasila, pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan termasuk di dalam kurikulum inti yang harus
dirancang berbasis kompetensi program studi, yang wajib diberikan
di setiap jenjang program studi adalah berdasarkan keputusan
menteri pendidikan nasional nomor...
a. 231U/2000 dan No 045/U/2002
b. 232U/2000 dan No 045/U/2002
c. 233U/2000 dan No 045/U/2002
d. 234U/2000 dan No 045/U/2002

8
BAB 2
WARGA NEGARA DAN PEMERINTAH

A. Konsep Dasar tentang Warga Negara


Menurut Winarno ( 2007 : 47 ) mengatakan warga negara
artinya warga atau anggota dari suatu negara. Sedangkan menurut
Nurwardani dkk ( 2016 : 4 ) menyatakan bahwa warga negara
adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal
di wilayah hukum tertentu yang memiliki hak dan kewajiban.
Kaelan ( 2016 : 139 ) berpendapat bahwa negara adalah
rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan negara. Berbicara tentang warga negara, ada
satu hal yang sangat berkaitan dengan penentuan warga negara
tersebut.
Menurut Rokilah ( 2017 : 56 – 57 ) menyatakan bahwa asas
kewarganegaraan sangat di perlukan untuk mengatur status
kewarga negaraan seseorang. Hal ini sangat penting agar
mendapatkan perlindungan hukum dari negara, serta menerima
hak dan kewajibannya. Ketententuan tentang status
kewarganegaraan penting diatur dalam perundangan dari negara.
Peraturan perundangan inilah yang kemudian dijadikan asas untuk
penentuan kewarganegaraan seseorang. Setiap warga negara
memiliki budaya, sejarah, dan tradisi yang berbeda satu sama lain.
Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk
menentukan asas kewarganegaraannya. Dalam asas
kewarganegaraan dikenal dua pedoman, yaitu asas kelahiran ( ius
soli ) dan asas keturunan ( ius sanguinis ).
Warga negara adalah seorang individu maupun sekelompok
masyarakat yang sudah tinggal dalam jangka waktu tertentu dalam
suatu negara dan sudah memiliki identitas dari negara tersebut dan
individu maupun sekelompok masyarakat tersebut mempunyai hak
dan kewajiban dalam negara yang ia tempati tersebut. Di dalam
suatu negara terdapat beberapa unsur, salah satunya adalah warga
negara atau rakyat. Karena jika tidak ada warga negara atau rakyat
bagaimana pemerintahan di negara tersebut akan berjalan dengan
baik.
Bayangkan saja jika di dalam negara tidak mempunyai
warga negara maka negara itu tidak akan pernah menjadi negara
seutuhnya dan lama kelamaan negara itu menjadi negara yang
mati. Unsur warga negara atau rakyat dalam negara sangatlah
penting, karena warga negara atau rakyatlah yang akan
menjalankan semua yang ada di dalam negara tersebut, maju atau
tidaknya suatu negara bisa dilihat bagaimana warga negara atau
rakyatnya. Jika rakyatnya memberikan semua yang dibutuhkan oleh

9
negara, mampu menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
negara atau rakyat, selalu mendukung dan memberikan hal-hal
positif bagi negaranya maka negara tersebut akan maju. Tetapi jika
warga negara atau rakyat malah bersikap yang tidak baik kepada
negaranya, selalu menjatuhkan dan memberikan hal-hal yang
membuat negara menjadi buruk maka negara tersebut akan hancur
secara perlahan.
Setiap negara memiliki syarat dan kriteria masing-masing
untuk setiap individu maupun golongan jika ingin diakui atau
menjadi warga negara ataupun rakyat dari suatu negara tertentu.
Contohnya saja di Indonesia, seorang warga negara atau rakyat
mendapatkan identitas yang sah dari negara Indonesia adalah saat
dia sudah berusia 17 tahun yaitu dengan cara mengurus KTP
( kartu tanda penduduk ).
Asas kewargaan sangat dibutuhkan oleh warga negara,
karena berdasarkan asas kewargaan warga bisa menentukan status
dari warga negara tersebut. Hal tersebut sangatlah penting, karena
dengan adanya asas kewarganegaraan mendapatkan perlindungan
hukum dari negara serta menerima hak dan kewajibannya sebagai
warga negara.
Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan
untuk menentukan asas kewarganegaraan sendiri. Dalam asas
kewarganegaraan dikenal adanya dua pedoman, dua pedoman
tersebut adalah asas kelahiran ( ius soli ) dan asas keturunan ( ius
sanguinis ). Maksud dari asas kelahiran atau ius soli adalah dimana
menentukan status kewarganegaraan yang dimana berdasarkan
dengan tempat atau daerah dimana seseorang itu dilahirkan.
Sedangkan maksud dari asas keturunan atau ius sanguinis adalah
yang mana status kewarganegaraannya berdasar atas keturunan
atau keturunan darahnya.
B. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang
harus dia penuhi. Hak dan kewajiban adalah dua hal yang tidak
bisa dipisahkan atau selalu berkesinambungan, karena jika ketika
hak kita sebagai warga negara sudah terpenuhi maka kita juga
harus melaksanakan kewajiban kita sebagai warga negara yang
baik. Begitupun sebaliknya, ketika kita sudah melakukan kewajiban
kita sebagai warga negara, maka kita juga akan menerima hak kita
sebagai warga negara itu. Di Indonesia ada beberapa hak dan
kewajiban yang sudah di atur dalam UUD 1945. Menurut Taniredja
dkk ( 2015 : 124 ) menyatakan Hak dan kewajiban warga negara di
negara Republik Indonesia diatur dalam UUD 1945, yaitu :
1. Hak sebagai warga negara Indonesia
a. Sama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah

10
Maksudnya adalah semua warga negara kedudukan
atau posisinya sama di mata hukum, tidak ada
perbedaannya. Walaupun yang bersalah adalah orang
kaya, orang terpandang dia tetap harus dihukum
sesuai dengan kejahatan yang sudah dia lakukan.
Walaupun petinggi negara sekalipun jika berbuat
kesalahan maka dia akan dihukum sesuai dengan
perbuatannya. Tidak ada hukum tajam kebawah dan
tumpul keatas lagi.
b. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
Maksudnya adalah semua warga mempunyai
kesempatan yang sama untuk bekerja agar dia
mendapatkan hidup yang layak dinegaranya.
Walaupun dia hanya dari keluarga yang sederhana
tetapi dia juga mempunyai kesempatan mencari
pekerjaan untuk memperbaiki perekonomian
keluarganya. Jika seorang anak petinggi negara juga
ingin bekerja, maka dia juga memiliki kesempatan
yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dengan
cara yang seharusnya dan mengikuti prosedur yang
sudah ada, dan tidak salah menggunakan kekuasaan
orang tuanya agar dia mendapatkan pekerjaan.
c. Ikut serta dalam pembelaan negara
Tentu semua warga negara berhak membela
negaranya sendiri, jika tidak warga negara yang
membela siapa lagi, warga negara harus membela
negaranya walaupun dia harus mengobarkan
hidupnya hanya untuk membela negaranya sendiri.
d. Hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul
Maksudnya semua warga negara mempunyai hak
untuk berinteraksi dengan warga negara lainnya
sehingga menjadi sebuah kelompok yang mempunyai
peran positif dan tidak hanya berinteraksi dengan
kelompoknya saja, tapi juga berinteraksi dengan
kelompok lain untuk meningkatkan tali persaudaraan
antara warga negara walaupun berbeda ras, agama,
suku dan golongan
e. Mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
Maksudnya adalah setiap warga negara berhak
menyampaikan pikiran, ide, dan pendapatnya dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Tidak ada lagi
keterbatasan seorang warga negara untuk
menyampaikan pendapatnya tentang sesuatu hal.

11
Mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
berkembang, itu sangat membantu warga negara
untuk menjadi wadah ia mengeluarkan ide, pikiran,
serta pendapatnya.
f. Ikut serta dalam usaha pertahanan negara
Maksudnya adalah selain ikut serta membela negara,
warga negara juga harus ikut serta dalam usaha
pertahanan negara, warga negara harus
mempertahankan mengatasi masalah-masalah dari
dalam dan luar negeri agar negara yang ia tinggali
menjadi negara yang aman, damai, tentram dan
sejahtera.
g. Mendapatkan pendidikan
Maksudnya adalah tiap-tiap warga negara berhak
untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan
tujuan dengan mendapatkan pendidikan warga
negara menjadi warga negara yang berpendidikan,
berintelektual tinggi, memiliki moral yang baik, dan
memiliki interaksi sosial yang baik pula. Dalam hal ini
Indonesia sudah menerapkan wajib belajar 12 tahun,
jadi tidak ada lagi alasan bagi anak-anak yang kurang
mampu untuk tidak menerima pendidikan di sekolah.
Jika anak-anak dari sebuah negara tidak menerima
pendidikan yang layak dan baik, maka dimasa depan
negara tersebut akan kesulitan mempertahankan
keberlangsungan negaranya, karena penerus generasi
mereka tidak dibekali pendidikan yang cukup untuk
bersaing dengan negara lainnya yang pendidikannya
sudah sangat maju.
h. Dipelihara negara ( khusus fakir miskin dan anak
terlantar )
Maksudnya adalah untuk anak-anak yang berasal dari
keluarga yang kurang mampu, dan fakir miskin bisa
diberikan fasilitas oleh negara. Walaupun pemerintah
sudah menerapkan wajib belajar 12 tahun masih saja
ada anak-anak yang tidak sekolah karena harus
mencari nafkah untuk keluarga, maka dari itu
pemerintah menindak lanjuti kasus ini dengan cara
memberikan fasilitas rumah susun yang mana bisa
meringankan beban orang tua dalam kehidupannya
dan anak bisa bersekolah dan tidak membantu
mencari nafkah untuk kehidupan keluarganya lagi.
Pemerintah juga memberikan beras untuk keluarga

12
miskin, memberikan pengobatan yang murah dan lain
sebagainya.
2. Kewajiban sebagai warga negara Indonesia
Setelah warga negara sudah mendapatkan semua hak yang
ia dapatkan dari negaranya, maka warga juga memiliki
kewajiban yang harus ia lakukan untuk negaranya, yaitu :
a. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan
Maksudnya adalah warga negara harus mengikuti
semua peraturan hukum dan peraturan pemerintahan
yang ada di negaranya dan warga negara tidak boleh
melanggar hukum dan peraturan pemerintahan
tersebut. Jika warga negara melanggar, ia akan
mendapatkan hukuman sesuai dengan apa perbuatan
yang sudah dilakukan oleh warga negara tersebut.
b. Ikut serta dalam upaya pembelaan negara
Maksudnya adalah setelah kita memiliki hak untuk
membela negara, kita selanjutnya juga memiliki
kewajiban untuk membela negara kita, jika sebagai
warga negara tidak ingin membela negaranya maka
siapa lagi yang akan membela negara tersebut.
c. Menghormati hak asasi orang lain
Maksudnya adalah warga negara harus menghargai
hak asasi warga negara lain, hak asasi maksudnya
adalah hak yang dimiliki oleh seorang individu sejak ia
lahir. Pasti setiap warga negara memiliki hak asasi
tersebut, maka dari itu jangan pernah mengganggu
hak asasi orang lain dan harus selalu menghormati
hak asasi orang lain tersebut.
d. Tunduk kepada pembatasan yang tetapkan dengan
undang-undang
Maksudnya adalah setiap warga negara haruslah
mengikuti apa yang sudah ditetapkan dalam undang-
undang dan tidak melanggarnya, karena undang-
undang tersebut adalah pondasi atau dasar suatu
negara, disitulah negara berpegang teguh dalam
menjalankan negaranya.
e. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
Negara
Maksudnya adalah sebagai warga negara harus bisa
turut andil dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara, jika melihat suatu kejanggalan dalam sesuatu
yang terjadi di dalam negara maka sebagai warga
negara yang baik kita turut berpartisipasi dalam

13
mengatasi kejanggalan tersebut agar negara akan
terjamin pertahanan dan keamanannya.
f. Mengikuti pendidikan dasar
Maksudnya setiap warga negara wajib untuk
mengikuti pendidikan dasar karena jika pendidikan
dasar yang dimiliki oleh warga negara baik maka
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya akan lebih
mudah dimengerti dan dipahami.
C. Fungsi dan Kedudukan Negara dan Pemerintah Negara Indonesia
1. Fungsi negara dan pemerintah negara indonesia
Menurut Usman ( 2015 : 135 – 137 ) menjelaskan bahwa
fungsi negara adalah sebagai berikut :
a. Fungsi regular
1) Political state
Maksudnya adalah negara berfungsi sebagai
memelihara ketenangan, ketertiban,
ketahanan, dan keamanan.
2) Negara sebagai diplomatik
Maksudnya negara menjalin hubungan baik
dengan negara-negara lainnya dan menjalin
kerukunan, terutama dengan negara tetangga
dan negara lain yang berada disekitar wilayah
negara kita.
3) Negara sebagai sumber hukum
Maksudnya adalah negara melindungi seluruh
warga negara dan bertindak adil terhadap
seluruh warga negaranya, serta menjauhkan
warga negaranya dari masalah-masalah yang
ada.
4) Negara sebagai administratif
Maksudnya adalah semua kekuatan yang ada
dinegara berada ditangan rakyat dengan
melalui wakil-wakil rakyat sebagai perwakilan
dari rakyat tersebut.
b. Fungsi pembangunan
Fungsi pembangunan maksudnya adalah pemerintah
berfungsi sebagai pemacu untuk pembangunan di
wilayahnya, pembangunan ini seharusnya mencakup
semua aspek kehidupan, tidak hanya fisik tapi juga
mental spiritualnya. Pembangunan tidak lagi ada atau
sudah mulai berkurang ketika keadaan
masyarakatnya sudah mulai membaik, ini berarti
masyarakat hidupnya sudah mulai sejahtera.

14
Sedangkan menurut Faturohman ( 2017 : 1 – 10 )
berpendapat bahwa dalam pembahasan fungsi pemerintah
secara umum dapat dijelaskan bahwa ada tiga fungsi utama
yang melekat pada pemerintah yaitu sebagai :
a. Fungsi regulasi atau pengaturan
Maksudnya adalah fungsi yang mana pemerintah
diberikan kekuasaan yang lebih oleh yang diperintah.
Ini adalah modal pemerintah untuk dapat mengatur
masyarakat yang memiliki kuantitas jauh lebih besar.
Pengaturan di sini contohnya adalah seperti undang-
undang, peraturan pemerintah, pemerintah daerah
dan sebagainya. Pemerintah mengatur dengan tujuan
agar bisa menjaga keamanan warga negaranya.
b. Fungsi services atau pelayanan
Fungsi pelayanan maksudnya adalah pemerintah
memiliki tugas utama untuk memberikan pelayanan
kepada yang diperintah. Masyarakat membentuk
pemerintah karena tidak mampu memenuhi
kebutuhan pribadinya. Masyarakat membutuhkan
sebuah lembaga yang dapat memberikan masyarakat
pelayanan yang prima, yaitu pemerintah itu sendiri.
Fungsi pelayanan ini bersifat universal, karena
dijalankan oleh semua pemerintahan yang ada
diseluru dunia, baik itu negara maju, berkembang,
maupun negara terbelakang.
c. Fungsi empowering atau pemberdayaan
Fungsi pemberdayaan maksudnya adalah apabila
masyarakat tidak mampu atau tidak memiliki
kemampuan dan keahlian untuk dari sesuatu yang
sudah biasa atau keluar dari zona aman. Contohya
masyarakat yang tertindas, kemiskinan, kurangnya
pendidikan dan sebagainya. Pemerintah harus
berperan penuh agar masyarakat keluar dari zona ini
dengan melakukan pemberdayaan. Pemeberdayaan
disini maksudnya adalah mengeluarkan kemampuan
yang dimiliki oleh masyarakat sehingga masyarakat
tidak lagi membebani pemerintah. Pemberdayaan
yang dilakukan salah satu contohnya adalah
meningkatkan sumber daya manusia dan masyarakat
tersebut. Semakin masyarakat diperdayakan maka
hidup masyarakat akan semakin tidak ketergantungan
kepada pemerintah.
2. Kedudukan negara dan pemerintah negara indonesia

15
Menurut Sumarsono dkk ( 2005 : 9 ) NKRI mempunyai
kedudukan dan kewajiban yang sama dengan negara-negara
lain di dunia, yaitu ikut serta memelihara dan menjaga
perdamaian dunia karena kehidupan di NKRI tidak dapat
terlepas dari pengaruh kehidupan dunia internasional
(global).
D. Rangkuman
Warga negara adalah seorang individu maupun sekelompok
masyarakat yang sudah tinggal dalam jangka waktu tertentu dalam
suatu negara dan sudah memiliki identitas dari negara tersebut dan
individu maupun sekelompok masyarakat tersebut mempunyai hak
dan kewajiban dalam negara yang ia tempati tersebut. Di dalam
suatu negara terdapat beberapa unsur, salah satunya adalah warga
negara atau rakyat. Karena jika tidak ada warga negara atau rakyat
bagaimana pemerintahan di negara tersebut akan berjalan dengan
baik.
Bayangkan saja jika di dalam negara tidak mempunyai
warga negara maka negara itu tidak akan pernah menjadi negara
seutuhnya dan lama kelamaan negara itu menjadi negara yang
mati. Unsur warga negara atau rakyat dalam negara sangatlah
penting, karena warga negara atau rakyatlah yang akan
menjalankan semua yang ada di dalam negara tersebut, maju atau
tidaknya suatu negara bisa dilihat bagaimana warga negara atau
rakyatnya.
Jika rakyatnya memberikan semua yang dibutuhkan oleh
negara, mampu menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
negara atau rakyat, selalu mendukung dan memberikan hal-hal
positif bagi negaranya maka negara tersebut akan maju. Tetapi jika
warga negara atau rakyat malah bersikap yang tidak baik kepada
negaranya, selalu menjatuhkan dan memberikan hal-hal yang
membuat negara menjadi buruk maka negara tersebut akan hancur
secara perlahan.
Asas kewargaan sangat dibutuhkan oleh warga negara,
karena berdasarkan asas kewargaan warga bisa menentukan status
dari warga negara tersebut. Hal tersebut sangatlah penting, karena
dengan adanya asas kewarganegaraan mendapatkan perlindungan
hukum dari negara serta menerima hak dan kewajibannya sebagai
warga negara. Setiap negara mempunyai kebebasan dan
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan sendiri.
Dalam asas kewarganegaraan dikenal adanya dua pedoman, dua
pedoman tersebut adalah asas kelahiran ( ius soli ) dan asas
keturunan ( ius sanguinis ). Maksud dari asas kelahiran atau ius soli
adalah dimana menentukan status kewarganegaraan yang dimana
berdasarkan dengan tempat atau daerah dimana seseorang itu

16
dilahirkan. Sedangkan maksud dari asas keturunan atau ius
sanguinis adalah yang mana status kewarganegaraannya berdasar
atas keturunan atau keturunan darahnya.
Semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang
harus dia penuhi. Hak dan kewajiban adalah dua hal yang tidak
bisa dipisahkan atau selalu berkesinambungan, karena jika ketika
hak kita sebagai warga negara sudah terpenuhi maka kita juga
harus melaksanakan kewajiban kita sebagai warga negara yang
baik. Begitupun sebaliknya, ketika kita sudah melakukan kewajiban
kita sebagai warga negara, maka kita juga akan menerima hak kita
sebagai warga negara itu. Hak dan kewajiban warga negara di
negara Republik Indonesia diatur dalam UUD 1945, yaitu :
1. Hak sebagai warga negara Indonesia
a. Sama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah
b. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
c. Ikut serta dalam pembelaan negara
d. Hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul
e. Mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
f. Ikut serta dalam usaha pertahanan negara
g. Mendapatkan pendidikan
h. Dipelihara negara ( khusus fakir miskin dan anak
terlantar )
2. Kewajiban sebagai warga negara Indonesia
a. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan
b. Ikut serta dalam upaya pembelaan Negara
c. Menghormati hak asasi orang lain
d. Tunduk kepada pembatasan yang tetapkan dengan
undang-undang
e. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
Negara
f. Mengikuti pendidikan dasar.
Fungsi negara dan pemerintah negara indonesia memiliki
dua fungsi, yaitu fungsi regular dan fungsi pembangunan.
Sedangkan fungsi pemerintah secara umum ada tiga, yaitu fungsi
pengaturan, fungsi pelayanan, dan fungsi pemberdayaan. Fungsi
pemerintah secara umum ada tiga, yaitu fungsi pengaturan, fungsi
pelayanan, dan fungsi pemberdayaan. Kedudukan megara dan
pemerintah di Indonesia adalah mempunyai kedudukan dan
kewajiban yang sama dengan negara-negara lain di dunia, yaitu
ikut serta memelihara dan menjaga perdamaian dunia karena
kehidupan di NKRI tidak dapat terlepas dari pengaruh kehidupan
dunia internasional (global).

17
Pilihlah jawaban yang benar dibawah ini!

1. “Warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang


hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu yang memiliki hak dan
kewajiban” adalah pengertian warga negara menurut...
a. Winarno
b. Kaelan
c. Rokilah
d. Nurwardani dkk
2. Yang tidak termasuk ke dalam hak sebagai warga negara Indonesia
adalah...
a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
b. Mendapatkan pendidikan
c. Mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
d. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan
3. Fungsi negara dan pemerintahan negara Indonesia ada dua, yaitu...
a. Fungsi reguler dan fungsi pembangunan
b. Fungsi reguler dan fungsi services
c. Fungsi pembangunan dan fungsi empowering
d. Fungsi pembangunan dan fungsi services
4. Salah satu fungsi negara dan pemerintah negara Indonesia adalah
fungsi reguler, yang tidak termasuk ke dalam fungsi reguler
adalah...
a. Political state
b. Negara sebagai diplomatik
c. pelayanan
d. negara sebagai administratif
5. Yang tidak termasuk ke dalam fungsi pemerintah adalah adalah...
a. Regulasi atau pengaturan
b. Political state
c. Services atau pelayanan
d. Empowering atau pemberdayaan
6. Yang termasuk ke dalam fungsi pemerintah adalah...
a. Regulasi atau pengaturan
b. Political state
c. Negara sebagai diplomatik
d. Negara sebagai sumber hukum
7. “Semua kekuatan yang ada di negara berada di tangan rakyat
dengan melalui wakil-wakil rakyat sebagai perwakilan dari rakyat
tersebut” adalah pengertian dari...
a. Political state
b. Negara sebagai administratif
c. Negara sebagai sumber hukum

18
d. Negara sebagai diplomatik
8. “Negara berfungsi sebagai memelihara ketenangan, ketertiban,
ketahanan, dan keamanan” adalah pengertian dari...
a. Political state
b. Negara sebagai administratif
c. Negara sebagai sumber hukum
d. Negara sebagai diplomatik
9. Di bawah ini negara yang tidak menganut asas ius soli yaitu...
a. Amerika Serikat
b. Brazil
c. Belanda
d. Argentina
10. Edo adalah warga negara Meksiko, sedangkan istrinya adalah
warga negara Indonesia. Setelah menikah mereka memutuskan
untuk tinggal di negara Meksiko dan mereka dikaruniai seorang
anak yang lahir di negara Meksiko tersebut, jadi anak edo dan
istrinya berstatus kewarganegaraan...
a. Meksiko
b. Indonesia
c. Amerika
d. Tidak memiliki status kewarganegaraan

19
BAB 3
KONSTITUSI NEGARA

A. Hakikat Konstitusi
Menurut menurut Budiardjo dalam Ubaedillah dan Abdul
Rozak (2003 : 94) pengertian konstitusi merupakan suatu piagam
yang menyatakan cita-cita bangsa dan merupakan dasar organisasi
kenegaraan dari suatu bangsa. Adapun UUD adalah bagian tertulis
dalam konstitusi.
Sedangkan menurut Setyawan dan Triwahyuningsih (2013 :
30) mengatakan konstitusi itu berasal dari bahasa Inggris yaitu
constitution, maksud dari constitution adalah hukum dasar. Tetapi
dalam implementasinya pengertian dari konstitusi ini sebenarnya
lebih luas dari pada UUD. Namun, UUD adalah bagian dari
konstitusi tersebut.
Menurut Kawuryan (2008 : 25-27) maksud dari hukum dasar
adalah adanya aturan-aturan dasar yang digunakan untuk landasan
atau pedoman dasar dan sumber dari berlakunya seluruh peraturan
perundang-undangan/hukum dan penyelenggaraan pemerintah
negara dalam negaranya. Hukum dasar atau konstitusi di negara
Indonesia adalah UUD 1945.
Hukum dasar memiliki dua jenis, yaitu hukum dasar tertulis
dan hukum dasar tidak tertulis. Hukum dasar tertulis maksudnya
adalah hukum dasar atau konstitusi negara yang menjadi sumber
dari peraturan-peraturan lain dan dasar atau perundang-undangan
lain yang berlaku di dalam suatu negara. Intinya adalah semua
aturan-aturan dasar suatu negara yang mengatur penyelenggaraan
suatu negara tersebut dapat dituangkan dalam bentuk tertulis,
contohnya adalah UUD 1945.
Jenis hukum dasar yang kedua adalah hukum dasar tidak
tertulis, maksudnya adalah suatu konvensi ketatanegaraan atau
kebiasaan ketatanegaraan suatu negara. Konvensi maksudnya
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
pengaplikasian penyelenggaraan negara. Intinya adalah aturan-
aturan dasar yang timbul dalam pengaplikasian penyelenggaraan
negara meskipun tidak dalam bentuk tertulis, contohnya adalah
pidato kenegaraan Presiden pada tiap-tiap tanggal 16 Agustus,
pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mencapai
mufakat, dan laporan pertanggung jawaban Presiden.
Menurut Sukriono (2011 : 8-10 ) konsitusi memiliki beberapa
fungsi, adapun fugsi dari konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Fungsi transformasi
Maksud dari fungsi transformasi adalah konstitusi atau
hukum dasar berisi tentang ketentuan-ketentuan hukum

20
yang biasanya berupa pernyataan-pernyataan yang
bermaksud memiliki efek mengikat secara umum karena
ketentuannya sangat abstrak dan dirumuskan secara makro.
Konstitusi atau hukum dasar memiliki fungsi transformasi
jika konstitusi atau hukum dasar dapat mengkonversikan
kekuasaan ke dalam hukum.
2. Fungsi informasi
Fungsi informasi adalah konstitusi atau hukum dasar
yang berisi tentang informasi yang mana isi dari informasi
tersebut dapat ditentukan dari pengaruh transformasi politik
dari bantuan hukum dasar atau konstitusi. Apapun yang
ditransformasikan itu adalah informasi yang telah
dikodifikasikan dalam kodifikasi hukum yang karakternya
telah ditentukan oleh faktor kultural dan faktor lainnya yang
bersifat supra-nasional.
3. Fungsi regulasi
Fungsi regulasi maksudnya adalah informasi yang
sudah dikodifikasikan dalam hukum dasar atau konstitusi
berpengaruh terhadap suatu pengaturan tentang sikap,
perilaku, dan harapan-harapan rakyat. Fakta bahwa suatu
hukum dasar atau konstitusi itu eksis merupakan suatu
informasi yang signifikansinya tidak hanya dibatasi oleh
eksistensinya saja, namun karena kenyataan bahwa
konstitusi atau hukum dasar merupakan hukum yang paling
tinggi. Konsitusi atau hukum dasar meregulasi perilaku dan
proses keputusan, serta merumuskan kekuasaan-kekuasaan
hukum, sehingga disebut pengaruh normatif konstitusi.
4. Fungsi kanalisasi
Maksud dari fungsi kanalisasi adalah konstitusi atau
hukum dasar memuat pedoman-pedoman tentang
bagaimana masalah-masalah hukum dan politik harus
dipecahkan, misalnya saja konstitusi atau hukum dasar
memuat suatu jawaban prosedural dari pertanyaan
mengenai bagaimana kemauan mayoritas politik dapat
mengikat setiap orang, sebab sesungguhnya setiap undang-
undang pasti merupakan pengaruh keinginan mayoritas.
Selain dari itu, konstitusi atau hukum dasar menunjukkan
bahwa masalah-masalah hukum dan politik haruslah
diselesaikan berdasarkan tujuan atau prinsip tertentu,
seperti prinsip persamaan, prinsip negara hukum, dan
prinsip lainnya. Dalam hal ini, konstitusi atau hukum dasar
membuka saluran-saluran dengan suatu pedoman khusus,
dalam saluran mana berbagai problema sosial dikanalisasi
dan disalurkan sehingga terpecahkan. Konflik politik justru

21
dialihkan ke dalam saluran tertentu dan diselesaikan dengan
cara yang pasti. Dengan demikian, kanalisasi adalah
konstitusi atau hukum dasar menciptakan atau memuat
suatu struktur tertentu yang mana perkembangan politik dan
hukum berlangsung.
Menurut Ubaedillah dan Abdul Rozak (2003 : 95 ) tujuan konstitusi
adalah sebagai berikut :
1. Membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah
Tujuan ini bertujuan untuk melindungi warga negara
yang mungkin saja sewaktu-waktu diperlakukan dengan
seenaknya saja oleh pemerintah dan konstitusi atau dasar
hukum melindungi warga negara tersebut dari tindakan
pemerintah.
2. Menjamin hak-hak rakyat diperintah
Tujuan ini bertujuan agar hak-hak yang dimiliki warga
negara tetap diberikan dan juga sebagai perlindungan bagi
warga negara yang sedang melakukan perintah dari
pemerintahan dan sebagainya.
3. Menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat
Tujuan ini bertujuan agar pemerintahan tidak
seenaknya saja melakukan apapun terhadap warga negara
walaupun pemerintah memiliki kekuasaan yang tinggi.
B. UUD 1945 dan Perkembangannya
Menurut Winarno (2007 : 71) menyatakan di dalam sejarah,
di Indonesia sudah berlaku tiga macam undang-undang dasar
dalam empat periode yaitu sejak Proklamasi 17 Agustus 1945
hingga sekarang. Empat periode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD
1945. UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang
tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2 ayat
Aturan Tambahan, dan bagian penjelasan.
Menurut Santoso (2013 : 121) menjelaskan periode
ini adalah periode pertama kali sejak terbentuknya Negara
Republik Indonesia, pada periode ini Undang-Undang Dasar
atau konstitusi yang berlaku adalah UUD 1945, yang mana
UUD 1945 ini adalah hasil rancangan dari BPUPKI, yang
kemudian disahkan oleh PPKI pada tanggan 18 Agustus
1945. Dalam UUD 1945 kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan oleh MPR yang mana MPR merupakan
lembaga tertinggi negara.
Berdasarkan UUD 1945 MPR terdiri dari DPR, Utusan
Daerah dan Utusan golongan, dalam menjalankan
kedaulatan rakyatnya mempunyai beberapa tugas dan
wewenang yaitu dalam menetapkan UUD, GBHN, memilih

22
dan mengangkat presiden dan wakil presiden sebagai kepala
negara serta mengubah UUD. Di bawah MPR terdapat lagi
lembaga tinggi negara lainnya, yaitu Presiden yang
menjalankan pemerintah, DPR yang membuat undang-
undang, Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Mahkamah
Agung (MA) sebagai lembaga peradilan.
Menyadari negara Indonesia baru saja dibentuk,
tidaklah mungkin semua urusan dijalankan berdasarkan
konstitusi, maka dari itu berdasarkan hasil kesepakatan yang
dimuat dalam Pasal 3 Aturan Peralihan menyatakan “Untuk
pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh PPKI.”
Setelah itu dipilihlah Soekarno dan Moh. Hatta sebagai
Presiden dan Wakil Presiden secara aklamasi. Dalam
menjalankan tugasnya, Soekarno dan Moh. Hatta dibantu
oleh Komite Nasional, dengan sistem pemerintahan
presidensial, yang artinya kabinet bertanggung jawab pada
presiden.
Pada periode ini terbukti bahwa konstitusi belum
dijalankan sepenuhnya dan konskwen, sistem
ketatanegaraan berubah-ubah, terutama saat
dikeluarkannya maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 26
Oktober 1945, yang mana isi dari maklumat tersebut adalah
bahwa Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebelum
terbentuknya MPR dan DPR diserahi tugas legislatif dan
menetapkan Undang-Undang, dan dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari dibentuklah badan pekerja yang
bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat.
2. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlaku UUD
RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa
bagian.
Sebagai rasa ungkapan atas ketidakpuasan bangsa
Belanda terhadap kemerdekaan Republik Indonesia, maka
terjadilah kontak sejata oleh Belanda pada tahun 1947 dan
1948, dengan keinginan Belanda untuk memecah belah
NKRI menjadi negara federal agar dengan secara mudah
dikuasai lagi oleh bangsa Belanda, akhirnya disepakati untuk
mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag
Belanda, yang mana dengan menghasilkan tiga buah
persetujuan yaitu, mendirikan Negara Republik Indonesia
Serikat, penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia
Serikat, dan didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat
dengan Kerajaan Belanda.
Pada tahun 1949 berubahlah konstitusi Indonesia
yaitu dari UUD 1945 menjadi UUD RIS, maka dari itu bentuk

23
Negara kesatuan berubah menjadi negara serikat ( federal),
yaitu negara yang tersusun dari beberapa negara yang
semula berdiri sendiri kemudian mengadakan ikatan kerja
sama secara efektif, atau dengan kata lainnya negara serikat
adalah negara yang tersusun jamak dari negara-negara
bagian.
Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat
dilakukan oleh pemerintah presidensial berubah menjadi
parlementer, yang bertanggung jawab kebijaksanaan
pemerintah berada di tangan menteri-menteri baik secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri bertanggung jawab
terhadap parlemen (DPR), namun demikian pada konstitusi
RIS ini juga belum dilaksanakan secara efektif, karena
lembaga-lembaga negara belum dibentuk sesuai amanat
UUD RIS.
3. Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950
yang terdiri atas 6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
Ternyata konstitusi RIS tidak bertahan dengan lama,
hal ini disebabkan karena isi konstitusi tidak berakar dari
kehendak rakyat, juga bukan kehendak politik rakyat
Indonesia melainkan rekayasa dari pihak Belanda maupun
PBB, sehingga menimbulkan tuntutan untuk kembali ke
NKRI. Satu persatu negara bagian menggabungkan diri
menjadi negara Republik Indonesia, kemudian disepakati
untuk kembali ke NKRI dengan menggunakan UUD
sementara 1950.
Bentuk negara dalam periode ini adalah Negara
Kesatuan, yaitu negara yang bersusun tunggal, artinya tidak
ada negara dalam negara sebagaimana halnya bentuk
negara serikat. Ketentuan Negara Kesatuan ditegaskan
dalam Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950 yang menyatakan
Republik Indonesia merdeka dan berdaulat ialah negara
hukum yang demokrasi dan berbentuk kesatuan.
Pelaksanaan konstitusi ini merupakan penjelmaan dari NKRI
berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945, serta di dalamnya
juga menjalankan otonomi atau pembagian kewenangan
kepada daerah-daerah di seluruh Indonesia.
Sistem pemerintahan pada periode ini adalah sistem
pemerintahan parlementer, karena tugas-tugas eksekutif
dipertanggung jawabkan oleh menteri-menteri baik secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri kepada DPR. Kepala
negara sebagai pucuk pimpinan pemerintahan tidak dapat
diganggu gugat karena kepala negara dianggap tidak pernah

24
melakukan kesalahan, kemudian apabila DPR dianggap tidak
representatif maka Presiden berhak membubarkan DPR.
4. Periode 5 Juli 1959-sekarang kembali UUD 1945.
Pada periode ini UUD 1945 diberlakukan kembali
dengan dasar dekrit Presiden tanggal 5 Juli tahun 1959.
Berdasarkan ketentuan ketatanegaraan dekrit presiden
diperbolehkan karena negara dalam keadaan bahaya, oleh
karena itu Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang
perlu mengambil tindakan untuk menyelamatkan bangsa dan
negara yang diproklamasikan 17 Agustus 1945.
Berlakunya kembali UUD 1945 berarti merubah sistem
ketatanegaraan, Presiden yang sebelumnya hanya sebagai
kepala negara pemerintahan, dibantu menteri-menteri
kabinet yang bertanggung jawab kepada presiden. Sistem
pemerintahan yang sebelumnya parlementer berubah
menjadi sistem presidensial.
C. Rangkuman
Konstitusi itu berasal dari bahasa Inggris yaitu constitution,
maksud dari constitution adalah hukum dasar. Tetapi dalam
implementasinya pengertian dari konstitusi ini sebenarnya lebih
luas dari pada UUD. Namun, UUD adalah bagian dari konstitusi
tersebut.
Maksud dari hukum dasar adalah adanya aturan-aturan
dasar yang digunakan untuk landasan atau pedoman dasar dan
sumber dari berlakunya seluruh peraturan perundang-
undangan/hukum dan penyelenggaraan pemerintah negara dalam
negaranya. Hukum dasar atau konstitusi di negara Indonesia
adalah UUD 1945.
Hukum dasar memiliki dua jenis, yaitu hukum dasar tertulis
dan hukum dasar tidak tertulis. Contoh dari hukum dasar tertulis
adalah UUD 1945, sedangkan contoh hukum dasar tidak tertulis
adalah pidato kenegaraan Presiden pada tiap-tiap tanggal 16
Agustus, pengambilan keputusan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat, dan laporan pertanggung jawaban Presiden.
Konstitusi atau hukum dasar memiliki beberapa fungsi,
fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Fungsi transformasi
2. Fungsi informasi
3. Fungsi regulasi
4. Fungsi kanalisasi
Tujuan konstitusi adalah sebagai berikut :
1. membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah
2. menjamin hak-hak rakyat diperintah
3. menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat

25
Perkembangan UUD 1945 di dalam sejarahnya di Indonesia
sudah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat
periode yaitu sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang.
Empat periode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD
1945.
2. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlaku UUD
RIS.
3. Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950.
4. Periode 5 Juli 1959-sekarang kembali UUD 1945.

26
Pilihlah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. Hukum dasar memiliki dua jenis yaitu hukum dasar tertulis dan
hukum dasar tidak tertulis, contoh dari hukum dasar tertulis
adalah...
a. Pidato kenegaraan
b. Pengambilan keputusan secara musyawarah
c. UUD 1945
d. Pidato presiden yang diucapkan sebagai keterangan tentang
rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara pada
minggu pertama dan pada minggu bulan januari setiap
tahunnya.
2. “konstitusi atau hukum dasar berisi tentang ketentuan-ketentuan
hukum yang biasanya berupa pernyataan-pernyataan yang
bermaksud memiliki efek mengikat secara umum karena
ketentuannya sangat abstrak dan dirumuskan secara makro” adalah
pengertian dari fungsi...
a. Fungsi transformasi
b. Fungsi informasi
c. Fungsi regulasi
d. Fungsi kanalisasi
3. Yang tidak termasuk ke dalam tujuan konstitusi menurut Ubaedillah
dan Abdul Rozak yaitu...
a. Membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah
b. Menjamin hak-hak rakyat diperintah
c. Menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat
d. Tidak menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat
4. Ada berapa pasal dalam periode UUD RIS tahun 1949-1950...
a. 97 pasal
b. 197 pasal
c. 297 pasal
d. 397 pasal
5. Berlakunya kembali UUD 1945 juga merubah sistem pemerintahan,
sistem pemerintahan yang digunakan saat diberlakukannya kembali
UUD 1945 adalah...
a. Sistem parlementer
b. Sistem presidensial
c. Sistem komunis
d. Sistem liberal
6. Diberlakukannya kembali UUD 1945 dengan berdasarkan dekrit
presiden tanggal...
a. 5 juni tahun 1949
b. 5 juli tahun 1949
c. 5 juni tahun 1959

27
d. 5 juli tahun 1959
7. Konstitusi berasal dari bahasa...yang artinya adalah hukum dasar.
a. Arab
b. Sansekerta
c. Inggris
d. Melayu
8. Perkembangan UUD 1945 di dalam sejarah Indonesia di periode
ketiga terjadi pada tanggal...
a. 17 Agustus 1950-5 juli 1959
b. 18 Agustus 1945-27 Desember 1949
c. 18 Agustus 1950-5 juli 1959
d. 27 Desember 1949-17 Agustus 1950
9. UUD RIS periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 terdiri atas
berapa bab...
a. 5 bab
b. 6 bab
c. 15 bab
d. 16 bab
10. Pada tahun berapakah berubah konstitusi Indonesia yaitu dari UUD
1945 menjadi UUD RIS...
a. Tahun 1929
b. Tahun 1939
c. Tahun 1949
d. Tahun 1959

28
BAB 4
DEMOKRASI

A. Hakikat dan Prinsip Demokrasi


Menurut Kurniawan (2015 : 96-97) menyatakan bahwa
demokrasi terdiri dari dua kata, yaitu demos dan kratos. Demos
artinya adalah rakyat, sedangkan arti dari kratos adalah
pemerintahkan. Jika disimpulkan arti dari demo dan kratos ini
adalah pemerintahan rakyat. Maksud dari pemerintahan rakyat
maksudnya adalah segala kebijakan yang dibuat oleh suatu negara
akan melibatkan dari partisipasi rakyat yang ada di dalam negara
tersebut. Partisipasi rakyat disini tentunya dilakukan melalui
beberapa tahapan. Tahapan yang pertama adalah rakyat tentu
harus mengetahui terlebih dahulu. Tahapan yang kedua adalah
rakyat harus ikut memikirkan. Tahapan yang ketiga adalah rakyat
harus ikut memusyawarahkan. Dan tahapan yang terakhir adalah
rakyat harus ikut aktif melaksanakan.
Sedangkan menurut Jailani (2015 : 136) menjelaskan bahwa
demokrasi yang dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau
yang lebih tepatnya pemerintahan tersebut berasal dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Atau bisa juga diartikan dengan pola
pemerintahan yang berasal dari rakyat. Dan bisa juga
pemerintahan (Presiden) dipilih oleh wakil rakyat, maka dari itu
kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat.
Menurut Noviati (2013 : 337) menyatakan demokrasi itu
memberikan pemahaman bahwa sebuah kekuasaan adalah dari
rakyat. Dengan adanya pemahaman seperti itu, rakyat akan
melahirkan sebuah aturan yang melindungi hak-haknya dan
menguntungkan baginya. Agar itu semua bisa terlaksana, maka
diperlukan sebuah peraturan bersama yang mendukung dan
menjadi dasar pijakan atau landasan dalam kehidupan bernegara
untuk melindungi dan menjamin hak-hak rakyat. Peraturan tersebut
biasanya disebut dengan konstitusi.
Di Indonesia konstitusi landasan atau hukum dasar adalah
UUD 1945 yang mengatur kedaulatan rakyat dua kali, yang
pertama ada pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu
“maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan
Rakyat...” yang kedua ada di dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945
hasil perubahan berbunyi, kedaulatan berada ditangan di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”. Dengan
demikian, UUD 1945 secara tegas mendasar pada pemerintahan
demokrasi karena berdasarkan kedaulatan rakyat.

29
Menurut Winarno (2007 : 89-93) kata demokrasi dapat
ditinjau dari dua pengertian, yaitu pengertian secara bahasa atau
etimologis, dan pengertian secara istilah atau terminologis.
1. Pengertian demokrasi secara bahasa atau etimologis
Pengertian demokrasi secara bahasa atau etimologis
yaitu demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos
yang artinya adalah rakyat, dan cratos atau cratein yang
berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi secara bahasa
maksud dari demokrasi adalah kekuasaan rakyat atau
pemerintahan rakyat.
2. Pengertian demokrasi secara istilah atau terminologis
Pengertian demokrasi secara istilah atau terminologis
banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli
politik. Masing-masing ahli memberikan definisi dari sudut
pandang yang berbeda-beda, berikut adalah beberapa
definisi tentang demokrasi.
a. Menurut Hennry B. Mayo
Sistem politik demokratis adalah sistem yang
menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan
atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan
berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik
dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya
kebebasan politik.
b. Menurut C.F. Strong
Demokrasi menurut C.F. Strong adalah suatu sistem
pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa
dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem
perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah
akhirnya mempertanggung jawabkan tindakan-
tindakan kepada mayoritas itu.
Menurut Rosyada (2005 : 121-122) menyatakan bahwa
model-model demokrasi ada lima jenis, yaitu :
1. Demokrasi liberal
Maksud dari demokrasi liberal adalah suatu demokrasi
yang mana berdasar pada pengakuan terhadap kebebasan
dan hak individu. Atau dapat diartikan juga demokrasi liberal
adalah suatu bentuk sistem pemerintahan dimana
perwakilan-perwakilan demokrasi bekerja atas dasar prinsip
liberalisme, yang mana arti dari prinsip liberalisme adalah
melindungi hak setiap individu dan dengan cara
menuangkannya pada aturan.
2. Demokrasi terpimpin

30
Maksud dari demokrasi terpimpin adalah pemimpin
percaya bahwa semua tindakan yang mereka lakukan
dipercayai oleh rakyat tetapi menolak pemilihan umum yang
bersaing sebagai kendaraan untuk mendapatkan kekuasaan.
3. Demokrasi sosial
Maksud dari demokrasi sosial adalah demokrasi yang
meletakkan kepedulian terhadap keadilan sosial dan
egalitarianisme bagi persyaratan untuk mendapatkan
kepercayaan politik.
4. Demokrasi partisipasi
Maksud dari demokrasi partisipasi adalah demokrasi
ini menekankan hubungan timbal-balik antara penguasa dan
yang dikuasai.
5. Demokrasi konstitusional
Maksud dari demokrasi konstitusional adalah
demokrasi yang menekankan proteksi khusus bagi
kelompok-kelompok budaya yang juga menekankan kerja
sama yang solid diantara elit yang mewakili bagian budaya
masyarakat utama.
Menurut Abdillah (dalam Rosyada 2005 : 121) prinsip-prinsip
demokrasi terdiri atas tiga prinsip, yaitu persamaan, kebebasan,
dan pluralisme.
1. Persamaan
Maksud dari persamaan di sini maksudnya adalah
memberikan suatu penegasan bahwa setiap warga negara
itu entah dia sebagai pejabat maupun warga biasa memiliki
persamaan kesempatan dan memiliki kedudukan yang sama
di depan hukum dan pemerintahan.
2. Kebebasan
Maksud dari kebebasan di sini maksudnya adalah
memberikan suatu penegasan bahwa setiap warga negara
atau individu mempunyai kebebasan dalam membentuk
perserikatan dan menyampaikan pendapatnya masing-
masing.
3. Pluralisme
Maksud dari pluralisme sebagai prinsip demokrasi di
sini maksudnya adalah memberikan suatu pengakuan dan
penekana bahwa agama, budaya, bahasa, etnis, pemikiran
dan lainnya merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari.
B. Pilar-pilar Demokrasi Konstusi
Menurut Sanusi seperti diikutip oleh Udin S. Winataputra
(dalam Suprasman dan Idjang Tjarsono 2009 : 45-46) menyatakan
bahwa ada sepuluh pilar demokrasi konstitusional di Indonesia
berdasarkan Undang – Undang 1945 yaitu adalah sebagai berikut :

31
1. Demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa.
Maksud dari demokrasi yang berketuhanan yang
maha esa adalah dimana sistem penyelenggaraan negara
sesuai dengan nilai juga kaidah dasar ketuhanan yang maha
esa dan harus taat, konsisten.
2. Demokrasi dengan kecerdasan.
Demokrasi dengan kecerdasan maksudnya adalah
demokrasi yang penyelenggaraan demokrasinya berdasarkan
UUD 1945. Pelaksanaan demokrasi ini lebih kearah
kecerdasaan rohani, aqliah, rasional dan kecerdasan
emosional.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat.
Demokrasi yang berkedaulatan rakyat maksudnya
adalah demokrasi yang mana prinsipnya rakyat yang
mempunyai kedaulatan. Lalu kedaulatan rakyat ini dibatasi
dan dipercayakan kepada wakil-wakil rakyat, yang mana
wakil-wakil rakyat tersebut adalah MPR (DPR/DPD) dan
DPRD.
4. Demokrasi dengan Rule of Law.
Demokrasi dengan Rule of Law dalam hal ini memiliki
empat makna penting, yaitu :
a. Pertama, kekuasaan yang ada dalam negara Republik
Indonesia harus melindungi, mengandung, serta
mengembangkan kebenaran hukum, bukan semata-
mata demokrasi ugal-ugalan, demokrasi dagelan, atau
demokrasi manipulatif.
b. Kedua, kekuasaan negara tersebut memberikan
keadilan terhadap hukum, bukan demokrasi yang
terbatas kepada keadilan pura-pura dan formal.
c. Ketiga, kekuasaan negara tersebut menjamin
kepastian hukum, bukan demokrasi yang membiarkan
anarki atau kesemrawutan.
d. Keempat, kekuasaan negara tersebut
mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum,
seperti pembangunan dan kedamaian, bukan
demokrasi yang justru mempopulerkan hujatan dan
fitnah atau menciptakan perpecahan, kerusakan, dan
permusuhan.
5. Demokrasi dengan pembagian Kekuasaan Negara.
Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
maksudnya adalah mengenal pemisahan dan pembagian
kekuasaan dengan sistem pengawasan dan perimbangan.
6. Demokrasi dengan hak asasi manusia.

32
Demokrasi dengan hak asasi manusia maksudnya
adalah demokrasi berlandaskan UUD 1945 mengakui hak
asasi manusia yang tujuannya bukan hanya menghormati
hak tersebut, namun juga meningkatkan derajat manusia
seutuhnya dan meningkatkan martabat.
7. Demokrasi dengan pengadilan merdeka.
Demokrasi dengan pengadilan merdeka maksudnya
adakah menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan
yang merdeka atau independen dengan memberikan
kesempatan seluasnya kepada pihak yang berkepentingan
untuk mencari dan menemukan hukum yang paling adil.
Semua pihak juga mempunyai hak yang sama untuk
mengajukan pertimbangan, fakta, saksi, dalil, petitumnya,
dan alat bukti.
8. Demokrasi dengan otonomi daerah.
Demokrasi dengan otonomi daerah maksudnya adalah
dijalankan dengan sebagaimana prinsip otonomi yang mana
pemerintah membentuk daerah-daerah otonom pada propisi
dan kabupaten/kota. Tujuannya supaya bisa mengatur dan
menyelenggarakan urusan pemerintah sebagai urusan
rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh pemerintah
pusat.
9. Demokrasi dengan kemakmuran.
Demokrasi dengan kemakmuran maksudnya adalah
untuk membangun negara yang makmur oleh rakyat dan
untuk rakyat yang mana mencakup semua aspek, entah itu
hak ataupun kewajiban, pembagian kekuasaan, kedaulatan
rakyat, otonomi daerah ataupun keadilan hukum.
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial.
Demokrasi yang berkeadilan sosial maksudnya adalah
demokrasi menggariskan keadilan sosial tersebut diantar
berbagai golongan, masyarakat dan kelompok.
C. Rangkuman
Demokrasi adalah menjelaskan bahwa demokrasi yang dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih tepatnya
pemerintahan tersebut berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Atau bisa juga diartikan dengan pola pemerintahan yang
berasal dari rakyat. Dan bisa juga pemerintahan (Presiden) dipilih
oleh wakil rakyat, maka dari itu kekuasaan tertinggi ada ditangan
rakyat.
Model-model demokrasi ada lima, yaitu :
1. Demokrasi liberal
2. Demokrasi terpimpin
3. Demokrasi sosial

33
4. Demokrasi partisipasi
5. Demokrasi konstitusional
Prinsip-prinsip demokrasi terdiri atas tiga prinsip, yaitu :
1. Persamaan
2. Kebebasan
3. Pluralisme
Pilar-pilar demokrasi konstitusional di Indonesia berdasarkan
Undang – Undang 1945 yaitu ada sepuluh, sepuluh pilar-pilar
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa.
2. Demokrasi dengan kecerdasan.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat.
4. Demokrasi dengan Rule of Law.
5. Demokrasi dengan pembagian Kekuasaan Negara.
6. Demokrasi dengan pengadilan merdeka.
7. Demokrasi dengan otonomi daerah.
8. Demokrasi dengan otonomi daerah.
9. Demokrasi dengan kemakmuran.
10. Demokrasi yang berkeadilan social.

34
Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. “Demokrasi yang meletakkan kepedulian terhadap keadilan sosial


dan egalitarianisme bagi persyaratan untuk mendapatkan
kepercayaan politik” adalah pengertian dari demokrasi...
a. Liberal
b. Terpimpin
c. Sosial
d. Partisipasi
2. “Demokrasi yang menekankan hubungan timbal balik antara
penguasa dan yang dikuasai” adalah pengertian dari demokrasi...
a. Liberal
b. Terpimpin
c. Sosial
d. Partisipasi
3. “Memberikan suatu pengakuan dan penekanan bahwa agama,
budaya, bahasa, etnis, pemikiran dan lainnya merupakan sesuatu
yang tidak bisa dihindari” adalah pengertian dari prinsip...
a. Partisipasi
b. Persamaan
c. Kebebasan
d. Pluralisme
4. Pilar demokrasi dengan Rule of Law memiliki berapa makna...
a. Empat
b. Tiga
c. Dua
d. Satu
5. “Mengenal pemisahan dan pembagian kekuasaan dengan sistem
pengawasan dan perimbangan” adalah pengertian pilar demokrasi
dengan...
a. Rule of Law
b. Pembagian kekuasaan negara
c. Hak asasi manusia
d. Pengadilan merdeka
6. Yang tidak termasuk ke dalam model-model demokrasi yaitu...
a. Sosial
b. konstitusional
c. Pluralisme
d. Liberal
7. Yang tidak termasuk pilar-pilar demokrasi konstitusional di
Indonesia adalah...
a. Demokrasi dengan kecerdasan
b. Demokrasi dengan pluralisme
c. Demokrasi dengan kemakmuran

35
d. Demokrasi dengan Rule of Law
8. Di Indonesia konstitusi atau hukum dasarnya adalah...
a. UUD 1945
b. Pidato presiden
c. Dekrit presiden tanggal 5 juli 1959
d. Piagam Jakarta
9. “Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa
dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin bahwa pemerintah akhirnya mempertanggung jawabkan
tindakan-tindakan kepada mayoritas itu” adalah pengertian
demokrasi menurut...
a. Hennry B. Mayo
b. Plato
c. Aristoteles
d. C.F. Strong
10. “Memberikan suatu penegasan bahwa setiap warga negara atau
individu mempunyai kebebasan dalam membentuk perserikatan
dan menyampaikan pendapatnya masing-masing” adalah
pengertian salah satu dari prinsip demokrasi yaitu...
a. Partisipasi
b. Persamaan
c. Kebebasan
d. Pluralisme

36
BAB 5
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan


Menurut Budiyono (2012 : 13-18) menyatakan perjuangan
bangsa Indonesia dimulai saat abad XV orang kulit putih yang
sampai di Asia, dan pada akhirnya pada abad XVI mereka sampai di
perairan Indonesia, dan sejak saat itulah masa kelam sejarah
Indonesia yang dijajah oleh orang kulit putih. Pada awalnya yang
pertama datang ke Indonesia adalah bangsa Portugis pada tahun
1512, selanjutnya disusul oleh Belanda pada tahun 1596, kemudian
disusul oleh Inggris yang datang tahun 1811. Belanda menjajah
Indonesia tercatat selama tiga setengah abad lamanya, yang mana
penjajahan ini berakhir pada tanggal 8 Maret 1942. Pada tahun
yang sama yaitu tahun 1942 ketika Belanda pergi dari Indonesia
dan di tahun itu pula Jepang datang menjajah Indonesia
menggantikan Belanda.
1. Portugis
Pada tahun 1512 tiga kapal Portugis berlayar dari
Malaka memasuki daerah perairan Indonesia, yang mana
bangsa Portugis dipimpin oleh Antonio d’Areu. Pada masa itu
Indonesia sangat terkenal dengan rempah-rempahnya,
seperti cengkeh, lada, dan pala yang mana sangat disukai di
Eropa. Harga rempah-rempah tersebut sangat mahal dan
perdagangan rempah-rempah tersebut sangatlah
menguntungkan. Portugis mengetahui rempah-rempah
tersebut berasal dari Maluku. Lalu Portugis mulai merebut
Ternate pada tahun 1512, selanjutnya barulah Portugis
menjajah seluruh daerah Maluku.
Bangsa Portugis memperlakukan masyarakat Maluku
tanpa perikemanusiaan, atau sama saja melanggar budi
nurani bangsa Indonesia. Masyarakat Maluku serentak
melawan Portugis yang mana pada saat itu masyarakat
Maluku dipimpin oleh Raja Baabullah, dan pada akhirnya
Portugis dapat diusir dari Maluku pada tahun 1570.
2. Belanda/VOC
Belanda tiba di Indonesia pada tahun 1596, tujuan
dari Belanda datang ke Indonesia tidak lain dan tidak bukan
untuk mencari rempah-rempah. Belanda kemudian
mendirikan persatuan antar perseroan-perseroan yang
berdagang di Indonesia yang bernama “ Verenidge Oost
Indiche Compagnie” atau yang dikenal dengan VOC.
Dengan adanya VOC inilah Belanda semakin kuat,
kemudian mereka merebut Jakarta yang mana pada masa

37
itu masih bernama Jayakarta dari tangan Banten yang
kemudian namanya berganti menjadi Batavia pada tahun
1619. Banten berusaha merebut Batavia kembali namun
gagal. Kemudian Mataram yang mana pada saat itu berada
di bawah pemerintahan Sultan Agung dua kali menyerang
Batavia secara besar-besaran, tetapi mereka juga gagal.
Mereka gagal karena mereka tidak bersatu, sedangkan
Belanda bersatu dengan VOC sehingga Belanda menjadi
kuat.
Dari Batavia, Belanda meluaskan jajahan mereka
dengan menggunakan suatu taktik, taktik Belanda ini yaitu
“Devide et Imperd” yang artinya adalah cerai-berai atau
tidak bersatu. Salah satu contohnya adalah di Sulawesi
Selatan Raja Gowa Hasanuddin bermusuhan dengan Raja
Bone Am Palaka, Belanda datang menguasai dan
memukulnya pada tahun 1669. Contoh selanjutnya adalah di
Banten Sultan Ageng Tirtayasa bertengkar dengan Sultan
Haji yang mana adalah puteranya sendiri. Akhirnya Belanda
memanfaatkan situasi tersebut dan berhasil masuk dan
menguasainya pada tahun 1755, dan masih banyak contoh
lainnya.
3. Inggris
Pada tahun 1803 ketika Inggris mengancam
Indonesia, Belanda mengirim Gubernur Jendral Daendels ke
Indonesia untuk mempertahankannya. Gubernur Jendral
Daendels ini orangnya kasar, rakyat Indonesia diperas mulai
dari kekayaan sampai keringatnya untuk melawan Inggris.
Akhirnya Inggris berhasil merebut Indonesia pada
tahun 1811 dan sejak saat itulah penjajahan Inggris di
Indonesia dimulai. Lord Minto, Gubernur Jenderal Inggris di
India mengirim Raffles ke Indonesia sebagai Letnan
Gubernur, Raffles orang yang bijaksana, ia sebenarnya
menginginkan menjajah Indonesia untuk selama-lamanya,
tetapi pada tahun 1916 ia perintahkan menyerahkan
Indonesia kembali kepada Belanda, sehingga Indonesia
kembali dijajah oleh Belanda.
4. Belanda/Pemerintahan Hindia Belanda
VOC telah dibubarkan pada tahun 1800, selanjutnya
Indonesia diperintah oleh negeri Belanda dan membentuk
pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Belanda tercatat
menjajah Indonesia dalam waktu yang cukup lama, yaitu
selama tiga setengah abad. Selama waktu yang cukup lama
itu rakyat Indonesia sangat menderita, rakyat Indonesia
dijadikan lembu perah untuk membayar hutang negeri

38
Belanda, untuk mengisi kas kas negara dan yang terakhir
untuk membayar hutang negara Belanda.
Menurut Susiolo (2018 : 62) pendidikan yang
dijalankan oleh pemerintah Hindia Belanda pada dasarnya
untuk menjadikan warga negara Indonesia untuk mengabdi
kepada kepentingan bangsa Belanda, dengan kata lain
pendidikan dimaksudkan untuk mencetak tenaga-tenaga
yang dapat digunakan sebagai alat yang memperkuat
kedudukan penjajah tersebut. Dengan demikian Belanda
menciptakan Sistem Tanam Paksa yang tujuannya untuk
memperkaya Belanda dan untuk membuat sengsara bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia memberontak karena
penjajahan tersebut membuat rakyat Indonesia sangat
sengsara dan mengalami kemiskinan yang tidak mengenal
perikemanusiaan dan keadilan.
Penjajahan tersebut sudah melanggar budi nurani
bangsa Indonesia. Setelah melewati perjuangan yang
panjang, pada tanggal 20 Mei 1908 “Budi Utomo” didirikan
dan merupakan “Hari Kebangkitan Nasional”. Pelopornya
adalah dr. Sudiro dari kota Yogyakarta dan pendirinya
adalah dr. Sutomo dari Budi Utomo bergerak dalam
lapangan pendidikan dan kebudayaan. Ini adalah reaksi
terhadap Politik Etika yang dilakukan oleh Belanda yang
bertujuan untuk kepentingan Belanda saja.
Sebagai reaksi dari imperialisme ekonomi Belanda,
pada tahun 1911, Haji Samanhudi di Surakarta mendirikan
“Sarekat Dagang Islam” yang kemudian berubah nama pada
tahun 1913 menjadi “Sareka Islam” di bawah pimpinan
H.O.S. Tjoktoaminoto. Sarekat Islam ini adalah suatu Partai
Politik dan merupakan reaksi terhadp imperiaslisme politik
Belanda. Selanjutnya pada tahun 1912 berdiri lagi suatu
partai politik yaitu “Indische Partij” di kota Bandung. Pendiri
dari partai politik ini adalah dr. E.F.S. Douwes Dekker n.l. dr.
Setia Budi Danudirja, dr. Tjipto Mangkusumo, dan RM
Suwardi Sudrdjadiningrat (n.l. Ki Hadjar Dewantara)
Indische Partij ini secara terang-terangan menuntut tentang
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1928 didirikanlah Partai
Nasional Indonesia oleh Ir. Soekarno, yang mana menuntuut
satu Indonesia yang Merdeka. Saat sedang ditengah kancah
perjuangan melawan Belanda untuk menuntut kemerdekaan,
berkumpulah para pemuda Indonesia di Jakarta pada
tanggal 28 Oktober 1928 untuk melaksanakan Kongres
Pemuda. Pada kongres inilah para pemuda mengeluarkan isi

39
hati mereka tentang persatuan Indonesia, yang mana
sekarang dikenal sebagai “Sumpah Pemuda”.
Menurut Zuhdi (2014 : 43) Isi hati yang dikeluarkan
oleh para pemuda Indonesia tentang persatuan adalah
sebagai berikut :
a. Satu bangsa – bangsa Indonesia
b. Satu Tanah Air – Tanah Air Indonesia
c. Satu Bahasa – Bahasa Indonesia
Partai-partai politik bersatu dalam “Gabungan Politik
Indonesia” (GAPI) pada tahun 1939. GAPI berperan
menuntut bukan kemerdekaan penuh bagi Indonesia, tetapi
hanya meminta untuk “Berpemerintahan Sendiri” ( Self
Government) bagi Indonesia. Itu adalah suatu tuntunan
yang sangat moderat, tidak berat dan tidak ringan. Tetapi ini
sebenarnya hanya untuk siasat saja agar secepatnya
Indonesia bisa merdeka. Dengan berpemerintahan sendiri
berarti Indonesia mendapat wakil yang mayoritas. Mayoritas
inilah yang akan memutuskan Indonesia Merdeka. Tetapi
tetap saja GAPI ditolak oleh Belanda yang keras kepala
tersebut.
5. Jepang
Pada tahun 1942 saat Belanda pergi dan Jepang
datang ke Indonesia, Jepang berteriak “ Hakka-ichi-u, dunia
sebagai suatu keluarga besar negara-negara. Bangsa
Indonesia setuju, karena asas kekeluargaan termasuk budi
nurani dari bangsa Indonesia. Tetapi jika Jepang
menambahkan kata-kata : “... dengan Jepang sebagai
kepala keluarga”, bangsa Indonesia tidaklah setuju. Itulah
yang dinamakan imperialisme Jepang.
“Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”, teriak
Jepang. Bangsa Indonesia setuju, tetapi kalau dalam
praktiknya semua itu untuk Jepang, bangsa Indonesia
menolak. “Tiga A”! teriak Jepang, artinya “Jepang pelindung
Asia, Jepang cahaya Asia, Jepang pemimpin Asia”. Mengenai
gerakan Tiga A tersebut, bangsa Indonesia tidak setuju,
karena itu adalah imperialisme Jepang.
Dengan tersiarnya gerakan Tiga A tersebut, maka
Jepang menunjukkan sifatnya yang sungguh-sungguh
sebagai “Imperialis”. Faktanya dalam tiga setengah tahun
Jepang menjajah bangsa Indonesia lebih menakutkan
daripada tiga setengah abad Belanda menjajah bangsa
Indonesia. Semua kekayaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia dikuras habis-habisan oleh Jepang. Bangsa
Indonesia dihina dan dibiarkan menggunakan pakaian bagor

40
atau goni. Tenaga kerja yang ada diperas habis-habisan.
Pada waktu itu Jepang berperang melawan Sekutu yang
terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Belanda, Cina
dan kawan-kawannya.
Menurut Sudiyo (2003 : 115-116) menyatakan saat
Jepang menjajah Indonesia penjajahan yang dilakukan
Jepang terhadap Indonesia tepatnya disebut dengan
penjajahan yang bersifat militer. Oleh sebab itu,
pemerintahan saat masa penjajahan Jepang adalah
pemerintahan pendudukan bala tentara jepang. Maksud
Jepang sampai datang ke Indonesia adalah dalam rangka
Perang Dunia ke II. Dengan begitu penjajahan Jepang ini
sangat berbeda dengan penjajahan yang dilakukan oleh
Belanda sebelumnya. Pada saat penjajahan Belanda sebelum
berakhir, sangat bertolak belakang dengan masa-masa awal
penjajahan Jepang di Indonesia. Perbedaan antara
penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang tersebut dapat
dibandingkan, perbedaan-perbedaan itu antara lain :
a. Pada Masa Penjajahan Belanda :
1) Menjelang akhir pemerintahannya bertindak
keras terhadap kaum pergerakan nasional.
2) Mengabaikan (tidak memerlukan) kekuatan
rakyat Indonesia.
3) Melarang rakyat Indonesia mengibarkan
bendera Merah-Putih dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya.
4) Tidak memberikan latihan kemiliteran kepada
rakyat Indonesia.
5) Pendidikan masa penjajahan Belanda bermutu
ilmiah tinggi.
6) Kehidupan partai politik diperbolehkan. Berarti
ada kehidupan demokrasi (walaupun semu).
7) Banyak tokoh-tokoh nasionalis ditangkap dan
dipenjara.
b. Pada Masa Penjajahan Jepang :
1) Pada awal pemerintahannya bertindak lunak
terhadap kaum pergerakan nasional.
2) Sangat memerlukan kekuatan rakyat
Indonesia.
3) Pada awal pemerintahannya memperbolehkan
rakyat Indonesia mengibarkan bendera Merah
Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
4) Memberikan latihan kemiliteran kepada rakyat
Indonesia.

41
5) Pendidikan masa penjajahan Jepang bermutu
ilmiah rendah.
6) Kehidupan partai politik dilarang. Berarti tidak
ada kehidupan demokrasi.
7) Banyak tokoh-tokoh nasionalis dilepaskan dari
penjara.
Seperti itulah cara-cara dan sifat yang dilakukan oleh
kedua penjajah di Indonesia yaitu Belanda dan Jepang.
Namun, kedua-duanya memberikan dampak terhadap
bangsa Indonesia, yaitu penderitaan yang memprihatinkan
bagi rakyat Indonesia. Walaupun begitu, bangsa Indonesia
masih dapat mengambil celah-celah dari penderitaan akibat
kedua penjajah tersebut.
Celah-celah yang di ambil oleh bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda adalah bangsa Indonesia dapat
memanfaatkan hasil pendidikan yang bermutu ilmiah tinggi
dan menimbulkan wawasan yang luas untuk
memperjuangkan kemerdekaan. Sedangkan dari penjajahan
Jepang adalah dapat memanfaatkan hasil latihan fisik
(bersenjata) yang dapat digunakan menjadi senjata makan
tuan. Maksudnya adalah bangsa Indonesia dilatih kemiliteran
oleh Jepang, tetapi bangsa Indonesia menggunakan
kemiliteran tersebut untuk menyerang Jepang itu sendiri.
Para pemuda pelajar yang memiliki wawasan yang
luas dan kaum elit intelektual yang merupakan menjadi
modal berharga dalam perjuangan melawan penjajah
manapun. Kaum elit intelektual maksudnya di sini adalah
kaum elit intelektual yang mempunyai rasa kesadaran
nasional yang tinggi. Hal ini sudah terbukti, yaitu para
pelajar STOVIA, yang pernah berhasil mendirikan
perkumpulan Budi Utomo, selanjunya disebut organisasi
pergerakan yang pertama ada di Indonesia. Kemudia pada
Kongres Pemuda Kedua, yang sudah berhasil mencetuskan
“Ikrar Pemuda”, juga digerakkan oleh para pemuda pelajar
atau kaum elit intelektual yang sadar rasa nasionalnya.
Kemudian, pada masa penjajahan Jepang para
pemuda tetap terus berjuang untuk mencapai kemerdekaan
Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang inilah banyak para
pemuda yang telah mempunyai wawasan yang luas,
berjuang dalam bidang politik (walaupun bergerak di bawah
tanah atau ilegal), untuk terus menghadapi berbagai
rintangan maupun hambatan dan ancaman yang ada.
Seperti itulah sifat yang dimiliki oleh pemuda Indonesia yang
mana mereka tidak mudah menyerah. Para pemuda

42
sebagian besar bergerak secara ilegal, karena Jepang
melarang untuk adanya pergerakan dalam bidang politik.
Namun demikian, walaupun begitu banyak para pemuda
yang mengambil langkah pergerakan ilegal atau bergerak di
bawah tanah, tidak sedikit juga para pemuda yang mengikuti
latihan kemiliteran. Dengan demikian kaum pemuda
mempunyai modal untuk perjuangan secara fisik.
B. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Setelah Kemerdekaan
Sebagai negara yang baru saja terbentuk, Indonesia masih
rentan tentang penjajahan dari negara asing. Walaupun bangsa
Indonesia baru saja merdeka, bangsa Indonesia sudah
mendapatkan gangguan kembali dari Belanda. Awalnya bangsa
Indonesia menyambut baik kedatangan Belanda, tetapi setelah
mengetahui Belanda datang dengan diboncengi oleh sekutu rakyat
Indonesia menjadi terganggu dan dari situlah awal mula terjadi
perlawanan-perlawanan diberbagai daerah di Indonesia.
Menurut Sudiyo (2002 : 112) Perjuangan yang dilakukan
oleh bangsa Indonesia ini ada dua, yaitu perjuangan yang
dilakukan secara diplomasi maupun perjuangan yang dilakukan
secara fisik.
1. Perjuangan secara diplomasi
Maksud dari perjuangan secara diplomasi adalah
perjuangan yang dilakukan melalui meja perundingan.
Beberapa perundingan yang terjadi adalah sebagai berikut :
a. Perjanjian Linggarjati
Perjanjian linggarjati ini dilaksanakan pada tanggal
10-15 November 1946 di Linggarjati dekat daerah
Cirebon. Dalam pelaksanaan perjanjian ini Indonesia
diwakilkan oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir dan
tiga anggota lainnya, yang mana tiga anggota lainnya
adalah Mohammad Roem, Susanto Tirtoprodjo, dan
AK GANI. Sedangkan Belanda diwakili oleh
Prof.Scermerhorn yang beranggotakan Max Van Poll,
Fde Boer, dan H.J.Van Mook. Perjanjian linggarjati ini
dipimpin oleh Lord Killearn. Adapun hasil perundingan
dari perjanjian linggarjati ini adalah :
1) Belanda mengakui secara de facto wilayah
Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan
Madura.
2) Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling
lambat tanggal 1 Januari 1949.
3) Pihak Belanda dan Indonesia sepakat
membentuk negara RIS.

43
4) Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung
dalam persemakmuran.
Pelaksanaan hasil perundingan perjanjian ini tidak
berjalan seperti apa yang diharapkan, pada tanggal
20 Juli 1947 Gubernur Jendral HJ.Van Mook akhirnya
menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan
perjanjian linggarjati ini.
b. Perjanjian Renville
Perjanjian Renville dilaksanakan pada tanggal 08
Desember 1947 – 17 januari 1948. Perjanjian ini
dilakukan antara Belanda dengan Indonesia, dan
ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas
kapal perang Amerika Serikat yang berlabuh di
pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Perwakilan
Indonesia dalam perjanjian Renville adalah Amir
Syarifuddin, sedangkan perwakilan Belanda adalah R.
Abdul Kadir Wijoyoatmojo. Saat perundingan dimulai
pada tanggal 08 Desember kedua belah pihak
ditengahi oleh Komisi Tiga Negara yang terdiri dari
Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Hasil dari
perundingan ini adalah :
1) Belanda mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta,
dan Sumatera sebagai bagian wilayah RI.
2) Disetujuinya sebuah garis yang memisahkan
wilayah Indonesia dan daerah pendudukan
Belanda.
3) TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah
kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa
Barat dan Jawa Timur.
c. Perjanjian Roem-Roijen
Perjanjian Roem-Roijen dimulai pada tanggal 14 April
1949 – 07 Mei 1949, perjanjian ini ditandatangani
pada tanggal 07 Mei 1949 di Hotel Des Indes Jakarta.
Nama perjanjian ini diambil dari dua perwakilan dari
masing-masing negara yaitu Mohammad Roem dan
Herman Van Roijen. Maksud dari pertemuan ini
adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah
mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum KMB di
Den Haag. Hasil dari pertemuan ini adalah sebagai
berikut :
1) Angkatan bersenjata Indonesia akan
menghentikan semua aktivitas gerilya.
2) Pemerintah RI akan menghadiri KMB.
3) Pemrintah RI dikembalikan ke Yogyakarta.

44
4) Angkatan bersenjata Belanda akan
menghentikan semua operasi militer dan
membebaskan semua tawanan perang.
d. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar ini dilaksanakan pada tanggal
23 Agustus 1949 – 02 November 1949 di Den Haag
Belanda. Haril dari KMB ini adalah :
1) Belanda mengakui RIS sebagai negara
merdeka dan berdaulat.
2) Status Irian Barat diselesaikan dalam waktu
setahun sesudah pengakuan kedaulatan.
3) Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda.
4) RIS mengembalikan hak milik Belanda dan
memberikan hak konsesi dan izin baru untuk
perusahaan-perusahaan Belanda
5) Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh
RIS
2. Perjuangan secara fisik
Maksud dari perjuangan secara fisik adalah
perjuangan yang dilakukan mengusir penjajah dengan
pertempuran senjata. Adapun perjuangan fisik atau senjata
yang terjadi adalah sebagai berikut :
a. Pertempuran Surabaya
Pertempuran ini dimulai sejak Tanggal 25 Oktober
1945, yang mana tentara Sekutu mendarat di
Surabaya dipimpin oleh Brigadir Jendral Mallaby.
Tanggal 27-30 Oktober 1945, sejak saat itu terjadi
kontak sejata antara para pemuda Indonesia dng
pasukan Inggris. Dalam pertempuran ini, pasukan
Inggris dapat dipukul mundur bahkan puncak dari
pertempuran tersebut adalah terbunuhnya pemimpin
pasukan Brigadir Jendral Mallaby. Tanggal 9
Nopember 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum yg
berisi “semua pimpinan dan orang Indonesia yang
bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya
di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri
dengan mengangkat tangan”. Namun Ultimatum
tersebut ditolak oleh pihak Indonesia. Tanggal 10
November 1945 terjadi pertempuran yg sangat
dahsyat, pasukan Inggris menggempur Surabaya dari
darat, laut maupun udara. Peristiwa 10 November ini
diperingati sebagai Hari Pahlawan.
b. Pertempuran Ambarawa

45
Pertempuran ini dimulai pada tanggal 20 Oktober
1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir
Bethell mendarat di Semarang dengan maksud
mengurus tawanan perang. Kedatangan sekutu ini
diboncengi oleh NICA. Namun, ketika pasukan Sekutu
dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang
untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda,
para tawanan tersebut justru dipersenjatai sehingga
menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Pada
tanggal 26 Oktober 1945 di kota Magelang terjadi
pertempuran antara pasukan TKR dgn pasukan
gabungan Inggris dan NICA. Insiden tersebut terhenti
setelah Soekarno & Brigadir Bethell melakukan
perundingan dan memperoleh kata sepakat. Namun
ternyata pihak sekutu mengingkari janji, Shg pada tgl
23 November 1945- 11 Desember 1945 di Ambarawa
pecah pertempuran antara TKR & Sekutu. Pada tgl 12
Desember 1945 pertempuran berkobar di Ambarawa.
Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya
yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau
pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh
benar-benar terkurung. Setelah bertempur selama 4
hari. Pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran
berakhir, Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan
Sekutu dibuat mundur. Kemenangan pertempuran ini
kini diabadikan dengan didirikannya “Monumen
Palagan Ambarawa” dan diperingatinya Hari Jadi TNI
Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
c. Pertempuran Medan Area
Pertempuran ini dimulai pada tanggal 9 Oktober 1945
pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigjen T.E.D.
Kelly mendarat di Medan dan dibonceng NICA yang
dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 pemuda dan TKR
bertempur melawan Sekutu dan NICA dalam upaya
merebut dan mengambil alih gedung-gedung
pemerintahan dari tangan sekutu. Pada tanggal 10
Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan
serangan besar-besaran terhadap kota Medan. Dan
pada bulan April 1946, Sekutu berhasil menduduki
kota Medan. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan
maka pada bulan Agustus 1946 dibentuk Komando
Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komandan ini
terus mengadakan serangan terhadap Sekutu

46
diwilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatera
terjadi perlawanan rakyat.
d. Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa
kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, pada
tgl 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar
200.000 penduduk Bandung membakar rumah
mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di
daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk
mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda
untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai
markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan
Indonesia. Karena kejadian itu, Tentara Inggris
merasa tidak terima dan mulai menyerang, sehingga
pertempuran menjadi sengit. Pertempuran yang
paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, di mana
terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu.
Dalam pertempuran ini Muhammad Toha dan
Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakyat
Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan
gudang amunisi tersebut. Dan Muhammad Toha
berhasil meledakkan gudang tersebut.
e. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pada tanggal 15-20 Oktober 1945 di Semarang terjadi
sebuah pertempuran yang heat antara tentara Jepang
dengan pejuang Indonesia. Awal mula terjadi
peristiwa ini adalah adanya desas-desus bahwa
cadangan air di Candi Semarang diracuni oleh Jepang,
dan untuk membuktikan kebenarannya Dr. Karyadi
yang mana beliau adalah kepala laboratorium Pusat
Rumah Sakit Rakyat melakukan pemeriksaan. Pada
saat ia melakukan pemeriksaan ia ditembak oleh
Jepang. Dengan gugurnya Dr. Karyadi kemarahan
rakyat Indonesia tidak dapat dibendung dan terjadilah
pertempuran yang banyak menimbulkan korban jiwa.
Untuk mengenang peristiwa ini didirikan Tugu Muda
di Semarang. Dan untuk mengenang jasa Dr. Karyadi
maka diabadikan menjadi sebuah nama RSUD di
Semarang.
f. Agresi Militer Belanda I
Agresi Militer Belanda I ini diawali dengan perselisihan
Belanda dan Indonesia karena berbeda penafsiran
terhadap hasil perundingan linggarjati. Dan pada
tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi

47
polisionil yang dikenal dengan agresi militer I.
Tujuannya adalah untuk menguasai sarana-sarana
vital di Jawa dan Madura. Pasukan Belanda bergerak
dari Jakarta dan Bandung untuk menduduki Jawa
Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki Madura.
Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I.
Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan
perintah penghentian tembak menembak. Untuk
mengawasi gencatan senjata, PBB membentuk Komisi
Tiga Negara (KTN). Tugas utama dari KTN ini adalah
mengawasi secara langsung penghentian tembak-
menembak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan
PBB.
g. Pemberontakan PKI Madiun 1948
Puncak dari pemberontakan PKI ini pada tanggal 18
September 1948. Latar belakangnya adalah
terbentuknya Front Demokrasi Rakyat yang dipimpin
oleh Amir Syarifuddin, kedatangan Musso dari Uni
Soviet yang membawa paham komunis, dan adanya
kerja sama antara Musso dan Ami Syarifuddin untuk
membentuk negara komunis. Tujuannya adalah
mendirikan Negara Republik Soviet Indonesia
Komunis dan menghancurkan dan menggulingkan
kabinet Hatta.
Usaha perlawanan yang dilakukan adalah pemerintah
mengadakan Operasi Militer di Jawa Tengah
(Pimpinan Letkol Gatot Subroto), Jawa Timur
(Pimpinan Letkol Sungkono), Divisi 3 Siliwangi di Jawa
Barat ( Pimpinan Jend. Ahmad Yani).
h. Agresi Belanda II
Menurut Ayunungtyas dkk (2016 : 14-15) menyatakan
bahwa latar belakang terjadinya agresi Belanda II
disebabkan karena Perundingan Renville mengalami
kemacetan. Tujuan Belanda mengadakan Agresi
Militer yang kedua ialah ingin menghancurkan
kedaulatan Indonesia dan mengusai kembali wilayah
Indonesia dengan melakukan serangan militer
terhadap beberapa daerah penting di Yogyakarta
sebagai ibu kota Indonesia pada saat itu. Pada
tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan aksi
polisionil ke II. Belanda menduduki kota Yogyakarta,
yang diawali dengan penerjunan pasukan payung di
Lapangan Udara Maguwo, serta mengepung dan
menghancurkan konsentrasi TNI. Dalam agresi kedua,

48
Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan
menangkap para pemimpin politik serta militer.
C. Rangkuman
Perjuangan bangsa Indonesia dimulai saat abad XV orang
kulit putih yang sampai di Asia, dan pada akhirnya pada abad XVI
mereka sampai di perairan Indonesia, dan sejak saat itulah masa
kelam sejarah Indonesia yang dijajah oleh orang kulit putih. Pada
awalnya yang pertama datang ke Indonesia adalah bangsa Portugis
pada tahun 1512, selanjutnya disusul oleh Belanda pada tahun
1596, kemudian disusul oleh Inggris yang datang tahun 1811.
Belanda menjajah Indonesia tercatat selama tiga setengah abad
lamanya, yang mana penjajahan ini berakhir pada tanggal 8 Maret
1942. Pada tahun yang sama yaitu tahun 1942 ketika Belanda pergi
dari Indonesia dan di tahun itu pula Jepang datang menjajah
Indonesia menggantikan Belanda.
Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia ini ada
dua, yaitu perjuangan yang dilakukan secara diplomasi maupun
perjuangan yang dilakukan secara fisik. Maksud dari perjuangan
secara diplomasi adalah perjuangan yang dilakukan melalui meja
perundingan. Beberapa perundingan yang terjadi adalah sebagai
berikut :
1. Perjanjian Linggarjati
2. Perjanjian Renville
3. Perjanjian Roem-Royen
4. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Sedangkan maksud dari perjuangan secara fisik adalah
perjuangan yang dilakukan mengusir penjajah dengan pertempuran
senjata. Adapun perjuangan fisik atau senjata yang terjadi adalah
sebagai berikut :
1. Pertempuran Surabaya
2. Pertempuran Ambarawa
3. Pertempuran Medan Area
4. Bandung Lautan Api
5. Pertempuran Lima Hari di Semarang
6. Agresi Militer Belanda I
7. Pemberontakan PKI Madiun 1948
8. Agresi Belanda II

49
Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. Indonesia pertama kali dijajah oleh bangsa Portugis pada tahun...


a. 1215
b. 1512
c. 1569
d. 1596
2. Pada tahun berapakah VOC dibubarkan...
a. 1800
b. 1818
c. 1881
d. 1801
3. Perjanjian linggarjati adalah suatu bentuk perjuangan setelah
kemerdekaan secara...
a. Perlawanan
b. Tertulis
c. Fisik
d. Diplomasi
4. Perwakilan negara Indonesia dalam menghadiri perjanjian renville
pada tanggal 08 Desember – 17 Januari 1948 yaitu...
a. Sutan Syahrir
b. R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo
c. Amir Syarifuddin
d. Mohammad Roem
5. Yang tidak termasuk ke dalam perjuangan secara fisik adalah...
a. Pertempuran ambarawa
b. Agresi Belanda II
c. Bandung lautan api
d. KMB
6. Pada pertempuran Surabaya, tentara sekutu mendarat di Surabaya
dipimpin oleh...
a. Jendral Mallaby
b. Brigadir Bethel
c. Brigjen T.E.D. Kelly
d. Jendral Daendels
7. Saat perundingan perjanjian renville dimulai pada tanggal 08
Desember Indonesia dan Belanda ditengahi oleh Komisi Tiga
Negara, yang tidak termasuk kedalam Komisi Tiga Negara ini
adalah...
a. Amerika Serikat
b. Australia
c. Jepang
d. Belgia

50
8. Perjanjian Roem-Roijen ditanda tangani pada tanggal 07 Mei 1949
di negara...
a. Belanda
b. Indonesia
c. Jepang
d. Inggris
9. Pertempuran lima hari di semarang terjadi pada tanggal...
a. 05-10 Oktober 1945
b. 15-20 Oktober 1945
c. 05-10 November 1945
d. 15-20 November 1945
10. Yang tidak termasuk ke dalam perjuangan secara fisik adalah...
a. Pertempuran Surabaya
b. Bandung lautan api
c. KMB
d. Agresi Belanda II

51
BAB 6
HAK ASASI MANUSIA

A. Hakikat Hak Asasi Manusia


Menurut Khairazi (2015 : 72) keberadaan hak asasi manusia
di Indonesia dalam konsepsi negara hukum dalam demokrasi
adalah sesuatu hal yang paling mendasar. Namun, konsepsi
pengaturan hak asasi manusia oleh negara Indonesia bukan berarti
terjadinya pengekangan hak asasi manusia oleh negara, namun
dalam konsepsinya adalah pengaturan oleh negaranya.
Menurut Asrun (2016 : 134) hak asasi manusia adalah nilai
yang universal yang diakui secara universal juga. Berbagai
instrumen internasional yang mewajibkan negara-negara peserta
untuk memberikan jaminan pemenuhan dan jaminan perlindungan
hak warga negara.
Menurut DF. Scheltens dalam Qamar (2013 : 16) Hak Asasi
Manusia adalah hak yang dapat diperoleh setiap manusia sebagai
konsekuensi ia dilahirkan menjadi seorang manusia. Karenanya Hak
Asasi Manusia harus dibedakan dengan hak dasar, dimana Hak
Asasi Manusia berasal dari kata “ Mensen Rechten”, sedangkan hak
dasar berasal dari kata “Grond Rechten”.
Sedangkan menurut Budiardjo (1982 : 120) HAM adalah
suatu hak-hak yang dimiliki oleh seorang manusia yang telah
didapat dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan
kehadirannya dalam hidup masyarakat. Hak ini ada pada manusia
tanpa membedakan ras, bangsa, golongan, agama, jenis kelamin,
karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari semua hak asasi
adalah bahwa semua orang harus memperoleh kesempatan
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
Jadi, HAM adalah suatu hak yang dimiliki atau yang sudah
melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan yang sudah ia bawa
sejak lahir.
Menurut Winarno (2007 : 129) kesadaran akan hak asasi
manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia
memiliki martabat dan derajat yang sama sebagai makhluk Tuhan.
Dengan adanya pengakuan tersebut setiap manusia mempunyai
hak asasi manusia. Jadi, kesadaran akan adanya hak asasi manusia
tersebut tumbuh dari pengakuan manusia itu sendiri bahwa mereka
sama dan sederajat. Pengakuan terhadap hak asasi manusia
memiliki dua landasan, yaitu :
1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat
manusia. Kodrat manusia adalah sama derajat dan
martabatnya. Semua manusia sederajat walaupun mereka
tidak sesuku, seagama, satu ras, dan berbeda golongan.

52
2. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam yaitu tuhan
menciptakan manusia. Semua manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, karena itulah semua manusia
itu sama dihadapan tuhan, kecuali nanti pada amalnya.
B. Perkembangan Hak Asasi Manusia
Menurut Winarno (2007 : 132-136) perkembangan Hak Asasi
Manusia (HAM) beraneka ragam dan berjlan secara perlahan-lahan.
Perkembangan Hak Asasi Manusia adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah
Perkembangan pada masa sejarah adalah sebagai berikut :
a. Perjuangan Nabi Musa dalam membebaskan umat
Yahudi dari perbudakan yaitu pada tahun 6000
sebelum Masehi.
b. Hukum Hammurabi di Babylonia yang memberikan
jaminan keadilan bagi warga negara pada tahun 2000
sebelum Masehi.
c. Socrates pada tahun 469-399 sebelum Masehi, Plato
pada tahun 429-347 sebelum Masehi, dan Aristoteles
pada tahun 384-322 sebelum Masehi sebagai filsuf
Yunani peletak dasar diakuinya Hak Asasi Manusia.
Mereka mengajarkan untuk mengkritik pemerintah
yang mana tidak berdasarkan keadilan, cita-cita, dan
kebijaksanaan.
d. Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk
membebaskan para bayi wanita dan wanita dari
penindasan bangsa Quraisy pada tahun 600 Masehi.
2. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris
Negara Inggris adalah negara pertama di dunia yang
memperjuangkan Hak Asasi Manusia. Perjuangan yang ada
di Inggris bisa dilihat dari beberapa dokumen berikut ini :
a. Munculnya piagam “Magna Charta” atau piagam
agung pada tahun 1215 yang berisi tentang
membatasi kekuasaan Raja John yang bertindak
sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
b. Keluarnya Piagam “Petition of Rights” pada tahun
1628 yang mana berisi tentang pernyataan mengenai
hak-hak rakyat beserta jaminanya.
c. Munculnya “Habeas Corpus Act” atau maksudnya
adalah dokumen yang mana adalah undang-undang
yang mengatur tentang penahanan seseorang pada
tahun 1679.
d. Keluarnya “Bill of Rights” pada tahun 1689 yang
merupakan tentang undang-undang yang diterima

53
oleh parlemen Inggris sebagai bentuk perlawanan
terhadap Raja James II.
3. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Penegakan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat ini
berdasarkan atas pemikiran dari John Locke yang mana
pemikirannya adalah tentang hak-hak alam, seperti hak
hidup, hak milik, dan hak kebebasan. Dari dasar inilah yang
kemudian menjadikan landasan untuk pengakuan hak-hak
asasi manusia yang mana terlihat dalam Declaration of
Independence of The United States. Di Amerika Serikat
perjuangan hak asasi manusia ini muncul karena rakyat di
negara tersebut yang berasal dari Eropa sebagai Emigran
merasa tertindas oleh pemerintahan Inggris, yang mana
pada waktu itu Amerika Serikat sedang dijajah oleh Eropa.
4. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Perancis
Perjuangan hak asasi manusia di Perancis dirumuskan
dalam suatu naskah pada saat awal Revolusi Perancis pada
tahun 1789 sebagai pernyataan tidak puas terhadap
perlakuan sewenang-wenang Raja Louis XVI oleh kaum
Borjuis. Naskah ini dikenal dengan Declaration des Droits de
L’homme et Du Citoyen.
5. Atlantic Charter Tahun 1941
Saat perang dunia II munculah Atlantic Charter yang
dipelopori oleh F.D. Roosevelt yang menyebutkan empat
macam kebebasan (The Four Freedom), yang mana empat
kebebasan ini dianggap sebagai landasan hak-hak asasi
manusia yang mendasar. Empat macam kebebasan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Kebebasan untuk beragama
b. Kebebasan unutk berbicara dan berpendapat
c. Kebebasan dari rasa takut
d. Kebebasan dari kemelaratan.
6. Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa
PBB telah berhasil merumuskan naskah yang dikenal
dengan Universal Declaration of Human Rights pada tanggal
10 Desember 1948. Isi dari rumusan naskah PBB adalah
tentang pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia,
sehingga ditetapkanlah tanggal 10 Desember sebagai hari
hak asasi manusia.
7. Hasil Sidang Majelis Umum PBB Tahun 1966
Dalam sidang majelis umum PBB pada tahun 1966
telah diakui covenants on Human Rights dalam hukum

54
internasional dan diratifikasi oleh negara anggota PBB.
Covenants tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hak sipil dan hak politik
b. Syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi
ekonomi, sosial, dan budaya
c. Adanya kemungkinan seorang warga negara yang
mengadukan pelanggaran hak asasi manusia kepada
The Human Rights Commite PBB setelah melalui
upaya pengadilan di negaranya.
C. Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Menurut Besar (2011 : 209 – 210) menyatakan bahwa
pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia dianggap belum
terlaksana sebagai mana mestinya, karena masih banyak terjadi
kasus-kasus seperti kasus Timor Timur, penanganan Aceh, Poso,
Maluku, Papua, Tanjung Priok dan Semanggi. Untuk memberikan
jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan
untuk menangani masalah-masalah yang ada kaitannya dengan
penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) pemerintah telah melakukan
langkah-langkah yaitu :
1. Membentuk Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
berdasarkan keputusan dari Presiden nomor 5 tahun 1993
yaitu pada tanggal 7 Juni 1993, yang mana kemudian
dikukuhkan lagi melalui undang-undang nomor 39 tahun
1999 yaitu tentang Hak Asasi Manusia.
2. Menetapkan Undang-Undang nomor 26 tahun 2000 yaitu
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
3. Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc yaitu
dengan keputusan dari Presiden, yang mana untuk
memeriksa dan memutuskan tentang perkara pelanggaran
Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang mana terjadi sebelum
diundangkannya Undang-Undang nomor 26 tahun 2000.
4. Pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliaasi sebagai
alternatif penyelesaian dalam pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) diluar dari pengadilan Hak Asasi Manusia
(HAM) sebagaimana diisyaratkan oleh Undang-Undang
tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
5. Meratifikasi berbagai konvensi internasional tentang Hak
Asasi Manusia (HAM).
Sementara itu, konvensi yang telah diratifikasi ada kaitannya
dengan penegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia, kaitannya
adalah sebagai berikut :
1. Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949 yaitu diratifikasi
dengan Undang-Undang nomor 59 tahun 1958.

55
2. Konvensi tentang Hak Politik Kaum Perempuan yaitu
diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 68 tahun 1958.
3. Konvensi tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi
terhadap Perempuan yaitu dirtifikasi dengan Undang-Undang
nomor 7 yaitu pada tahun 1984.
4. Konvensi tentang Hak Anak yaitu diratifikasi dengan Undang-
Undang nomor 36 tahun 1990.
5. Konvensi tentang Pelarangan, Pengembangan, Produksi, dan
Penyimpanan senjata biologis dan beracun serta
Pemusnahnya yaitu diratifikasi dengan Keputusan Presiden
nomor 58 tahun 1991.
6. Konvensi Internasional terhadap Apartheid dalam Olahraga
yaitu diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 48 tahun
1993.
7. Konvensi menetang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau
merendahkan martabat manusia yaitu diratifikasi dengan
Undang-Undang nomor 5 tahun 1998.
8. Konvensi Organisasi Buruh Internasional nomor 87 tahun
1998 tentang kebebasan berserikat dan perlindungan Hak
untuk Berorganisasi yaitu diratifikasi dengan Undang-Undang
nomor 83 tahun 1998.
9. Konvensi tentang penghapusan semua bentuk Diskriminasi
Rasial yaitu diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 29
tahun 1999.
10. Yang terakhir adalah konvensi tentang penghapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap perempuan yaitu diratifikasi
dengan Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
Upaya untuk pelaksanaan tegaknya Hak Asasi Manusia di
Indonesia harus dilakukan, agar tidak ada lagi pelanggaran Hak
Asasi Manusia. Upaya-upa yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi, hal ini
disebabkan untuk melibatkan partisipasi masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Memberikan Desentralisasi melalui otonomi daerah dengan
cara penyerahan berbagai kewenangan dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerh.
3. Perubahan paradigma dari penguasa yang menguasai dan
ingin dilayani menjadi penguasa yang menjadi pelayan
masyarakat dengan cara mengadakan perubahan dalam
bidang struktural dan kultural.

56
4. Memberikan perlakuan yang sama terhadap kaum
perempuan untuk mendapatkan dan menikmati hak yang
sama dalam bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, sipil,
dan bidang-bidang lainnya.
Supremasi hukum memang harus ditegakkan, sistem
peradilan juga harus berjalan dengan sebagaimana mestinya, serta
para pejabat penegak hukum harus memenuhi tugas dan
kewajiban yang sudah dibebankan terhadap mereka dengan cara
memberikan pelayanan yang terbaik serta adil kepada masyarakat
pencari keadilan, dan memberikan perlindungan kepada semua
orang menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum
dalam menegakkan hukum. Perlunya social control dan lembaga
politik dalam upaya penegakan hak asasi manusia yang dilakukan
oleh pemerintahan. Hambatan-hambatan yang dapat ditemukan
saat pelaksanaan penegakan Hak Asasi Manusia adalah sebagai
berikut :
1. Faktor kondisi poleksosbud hankam
Maksud dari faktor kondisi poleksosbud hankam
adalah yang mana kondisi perpolitikan di Indonesia masih
belum menuju kearah demokratis yang sebenarnya
mempunyai andil yang besar dalam pelanggaran ha-hak
manusia. Perekonomian yang belum mendukung dan belum
sampai pada tingkat masyarakat yang sejahtera,
pengangguran dari yang terdidik sampai pengangguran yang
tidak terdidik, perbedaan pola pikir yang ekstrim
berdasarkan pada sara yaitu suku, agama, ras, dan antar
golongan, serta faktor keamanan yang dianggap sebagai
penyebab terjadinya pelanggaran hak asasi manusia atau
sebagai penghambat yang utama dalam upaya pelaksanaan
penegakan hak asasi manusia.
2. Faktor komunikasi dan informasi yang belum digunakan
secara maksimal dan benar
Maksud dari faktor komunikasi dan informasi yang
belum digunakan secara maksimal dan benar adalah
komunikasi dan informasi yang akurat sangatlah penting
untuk mengambil dan menghasilkan suatu kebijakan yang
berkaitan dengan permasalahan hak-hak warga negara
termasuk hak asasi manusia.
3. Faktor kebijakan pemerintah
Maksud dari faktor kebijakan pemerintah adalah tidak
semua dari penguasa mempunyai kebijakan yang sama
tentang pentingnya hak asasi manusia ini. Sering kali
penguasa lupa bahkan tidak mengiraukan masalah tentang
hak-hak masyarakat dalam menentukan suatu kebijakan.

57
4. Faktor perangkat perundangan
Maksud dari perangkat perundangan adalah peraturan
perundang-undangan tentang hak asasi manusia di
Indonesia sudah banyak, tetapi dirasa masih belum juga
cukup, termasuk yang tercantum dalam UUD 1945 dengan
amandemen. Contohnya adalah masalah tentang interpretasi
antara pasal 28 J dengan pasal 28 I yang berisi tentang hak
hidup yang tidak boleh dikurangi.
5. Faktor aparat dan penindakannya
Maksud dari faktor aparat dan penindakannya adalah
masih banyaknya permasalahan pada birokrasi pemerintahan
Indonesia, tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian
aparat yang dinilai masih belum layak, aparat penegak
hukum yang mengabaikan prosedur dari pekerjaannya
sering menimbulkan peluang terjadinya pelanggaran Hak
Asasi Manusia tersebut.
D. Rangkuman
HAM adalah suatu hak yang dimiliki atau yang sudah
melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan yang sudah ia bawa
sejak lahir. kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada
pengakuan bahwa semua manusia memiliki martabat dan derajat
yang sama sebagai makhluk Tuhan. Dengan adanya pengakuan
tersebut setiap manusia mempunyai hak asasi manusia. Jadi,
kesadaran akan adanya hak asasi manusia tersebut tumbuh dari
pengakuan manusia itu sendiri bahwa mereka sama dan sederajat.
Pengakuan terhadap hak asasi manusia memiliki dua landasan,
yaitu landasan yang langsung dan pertama yaitu kodrat manusia
dan landasan yang kedua dan yang lebih dalam yaitu Tuhan
menciptakan manusia.
Perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) beraneka ragam
dan berjlan secara perlahan-lahan. Perkembangan Hak Asasi
Manusia adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah
2. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris
3. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
4. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Perancis
5. Atlantic Charter Tahun 1941
6. Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa
7. Hasil Sidang Majelis Umum PBB Tahun 1966
Pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia dianggap belum
terlaksana sebagai mana mestinya, karena masih banyak terjadi
kasus-kasus seperti kasus Timor Timur, penanganan Aceh, Poso,
Maluku, Papua, Tanjung Priok dan Semanggi. Untuk memberikan

58
jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan
untuk menangani masalah-masalah yang ada kaitannya dengan
penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) pemerintah telah melakukan
langkah-langkah yaitu :
1. Membentuk Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
2. Menetapkan Undang-Undang nomor 26 tahun 2000 yaitu
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
3. Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc yaitu
dengan keputusan dari Presiden.
4. Pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliaasi.

59
Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. Negara Inggris adalah negara pertama di dunia yang


memperjuangkan HAM, yaitu pada tahun 1215 dengan munculnya
piagam...
a. Magna Charta
b. Petition of Rights
c. Habeas Corpus Act
d. Bill of Rights
2. Penegakan HAM di Amerika Serikat berdasarkan atas pemikiran
dari...
a. Raja John
b. Raja James II
c. John Locke
d. Raja Louis
3. Perkembangan HAM di Perancis dirumuskan dalam suatu naskah
pada saat awal Revolusi Perancis pada tahun...
a. 1689
b. 1789
c. 1889
d. 1989
4. Pada tanggal berapakah diperingati sebagai hari hak asasi
manusia...
a. 10 September
b. 10 Oktober
c. 10 November
d. 10 Desember
5. Yang tidak termasuk ke dalam upaya-upaya yang dapat dilakukan
agar tidak ada lagi pelanggaran HAM di Indonesia adalah...
a. Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi
b. Tidak memberikan desentralisasi melalui otonomi daerah
dengan cara penyerahan berbagai kewenangan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
c. Perubahan paradigma dari penguasa yang menguasai dan
ingin dilayani menjadi penguasa yang menjadi pelayan
masyarakat dengan cara mengadakan perubahan dalam
bidang struktural dan kultural
d. Memberikan perlakuan yang sama terhadap kaum
perempuan untuk mendapatkan dan menikmati hak yang
sama dalam bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, sipil,
dan bidang-bidang lainnya
6. Naskah perjuangan HAM di Perancis dikenal dengan...
a. Declaration des Droits de L’homme et Du Citoyen
b. Declaration of Independence of The United States

60
c. Petition of Rights
d. Magna Charta
7. Yang tidak termasuk kedalam empat kebebasan Atlantic Charter
yang dipelopori oleh F.D. Roosevelt yaitu...
a. Kebebasan untuk beragama
b. Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat
c. Kebebasan dari kehancuran
d. Kebebasan dari kemelaratan
8. Pada tahun berapakah keluarnya piagam “Petition of Rights”...
a. 1618
b. 1628
c. 1638
d. 1648
9. Keluarnya “Bill of Rights” pada tahun 1689 yang merupakan
tentang undang-undang yang diterima oleh parlemen Inggris
sebagai bentuk perlawanan terhadap...
a. Raja John
b. Raja James II
c. John Locke
d. Raja Louis
10. Telah diakui covenants on Human Rights dalam hokum
internasional dan diratifikasi oleh negara anggota PBB dalam sidang
majelis umum PBB pada tahun...
a. 1936
b. 1946
c. 1956
d. 1966

61
BAB 7
NEGARA DAN HUKUM

A. Hakikat dan Unsur-unsur Negara


Menurut Darmadi (2012 : 151) negara adalah suatu
organisasi yang dibentuk bardasarkan atas kesepakatan
sekelompok masyarakat yang kemudian sekelompok masyarakat
tersebut dinamakan warga negara, dengan memiliki sistem atau
tata kerja yang dibentuk oleh sebuah alat. Alat yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah alat perlengkapan negara yang berwenang
untuk mengatur warga negaranya agar menaati semua peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh negaranya.
Negara merupakan organisasi yang dapat memaksakan
kekuasaan yang dimilikinya secara sah terhadap semua kelompok
masyarakat yang telah menyediakan diri untuk mengikuti seluruh
peraturan dan sistem yang berlaku di negara tersebut. Untuk
mencegah terjadinya kekuasaan yang bertindak sewenang-wenang,
negara harus diberi batasan-batasan sejauh mana kekuasaan
tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan bersama baik oleh
individu, golongan, maupun kedaulatan ke luar.
Negara memiliki kekuasaan tertinggi yang berdaulat, baik itu
kedaulatan ke dalam maupun kedaulatan ke luar.
1. Kedaulatan ke dalam (internal)
Maksud dari kedaulatan ke dalam adalah negara
memonopoli kekuasaan yang ada di dalam wilayahnya,
tanpa ada kuasa apapun yang dapat menandinginya.
Kekuasaan apapun itu yang ada di dalam negara harus
patuh terhadap kekuasaan yang berdaulat.
2. Kedaulatan ke luar (eksternal)
Maksud dari kedaulatan ke luar adalah negara tidak terikat
dan tidak harus tunduk terhadap kekuasaan lainnya, kecuali
terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disetujui
sebelumnya.
Menurut Winarno (2007 : 39-41) menyatakan fungsi dan
tujuan negara adalah sebagai berikut :
1. Fungsi negara
Fungsi negara adalah gambaran apa yang akan dilakukan
oleh negara untuk mencapai tujuan dari negara tersebut.
Fungsi negara bisa dikatakan sebagai tugas negara tersebut.
Negara organisasi kekuasaan dibentuk untuk menjalankan
tugas-tugas tertentu. Berikut ini adalah fungsi negara
menurut beberapa ahli :
a. Jhon Locke

62
Jhon Locke adalah seorang sarjana dari negara
Inggris, Jhon membagi fungsi negara menjadi tiga,
yaitu adalah sebagai berikut :
1) Fungsi legislatif, fungsi ini adalah untuk
membuat undang-undang di dalam suatu
negara.
2) Fungsi eksekutif, fungsi ini adalah untuk
melaksanakan peraturan di dalam suatu
negara.
3) Fungsi federatif, fungsi ini adalah untuk
mengurus urusan luar negeri, urusan perang,
dan urusan damai di dalam negara.
b. Monteaquieu
Monteaquieu juga membagi fungsi menjadi tiga
bagian, tetapi Monteaquieu mengganti fungsi federatif
menjadi fungsi yudikatif. Berikut ini adalah tiga fungsi
negara menurut Monteaquieu :
1) Fungsi legislatif, fungsi ini adalah untuk
membuat undang-undang di dalam suatu
negara.
2) Fungsi eksekutif, fungsi ini adalah untuk
melaksanakan undang-undang yang sudah
dibuat di dalam negara tersebut.
3) Fungsi yudikatif, fungsi ini adalah untuk
mengawasi agar semua peraturan yang dibuat
dapat dijalankan dan ditaati (fungsi mengadili),
yang populer dengan nama Trias Politika.
c. Van Vollen Hoven
Van Vollen Hoven adalah seorang sarjana dari negara
Belanda, menurut Van Vollen Hoven fungsi negara
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1) Regeling, maksudnya adalah untuk membuat
peraturan.
2) Bestuur, maksudnya adalah untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
3) Rechtspraak, maksudnya adalah yang
mengadili di dalam pemerintahan negara
tersebut.
4) Politie, maksudnya adalah untuk keamanan
dan ketertiban dalam pelaksanaan
pemerintahan terhadap negara tersebut.
d. Goodnow
Menurut Goodnow fungsi negara dapat dibagi menjadi
dua, karena mengemukakan fungsi negara dalam dua

63
bagian, maka ajaran Goodnow ini terkenal dengan
sebutan Dwipraja (dichotomy) yaitu adalah sebagai
berikut :
1) Policy making, maksudnya adalah
kebijaksanaan negara untuk waktu tertentu,
dan untuk seluruh masyarakat.
2) Policy executing, maksudnya adalah
kebijaksanaan yang harus dilaksanakan untuk
tercapainya Policy making.
e. Mirriam Budiardjo
Menurut Mirriam Budiardjo fungsi pokok negara
adalah sebagai berikut :
1) Untuk melaksanakan penertiban yang mana
bertujuan untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah terjadinya bentrok-bentrok dalam
masyarakat. Dapat dikatakan negara dapat
bertindak sebagai stabilisator.
2) Untuk mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat-rakyatnya. Fungsi ini
dapat dijalankan dengan melaksanakan
pembangunan-pembangunan disegala bidang.
3) Untuk pertahanan. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kemungkinan ada serangan yang
datang dari luar, untuk hal ini negara dapat
dilengkapi dengan alat-alat pertahanan yang
ada.
4) Untuk mengadakan keadilan. Hal ini dapat
dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan
yang ada di dalam negara tersebut.
2. Tujuan negara
Keseluruhan seluruh fungsi negara di atas
diselenggarakan oleh pemerintah untuk tercapainya tujuan
negara yang telah ditetapkan secara bersama-sama. Tujuan
suatu negara berbeda-beda, berikut ini adalah beberapa
tujuan menurut para ahli :
a. Roger H. Soltau
Menurut Roger, tujuan negara adalah memungkinkan
rakyatnya berkembang dan menyelenggarakan daya
ciptanya sebebas mungkin.
b. Harold J. Laski
Menurut Harold tujuan negara adalah menciptakan
keadaan yang dimana rakyatnya itu dapat mencapai
terkabulnya semua keinginan secara maksimal.
c. Plato

64
Tujuan negara menurut Plato adalah memajukan
kesusilaan manusia baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial.
d. Thomas Aquino dan Agustinus
Tujuan negara menurut Thomas dan Agustinus adalah
untuk tercapainya pengidupan dan kehidupan aman
dan tenteram dengan taat kepada dan di bawah
pimpinan Tuhan. Pemimpin negara adalah yang
menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkan
kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya.
Menurut Hamid dkk (2012 : 214) terbentuknya suatu negara
harus didukung oleh beberapa unsur utama, unsur utama tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Wialayah negara atau teritorial
Wilayah adalah suatu daerah yang menjadi kekuasaan
negara serta menjadi tempat tinggal penduduk atau warga
negara tersebut. Wilayah ini juga menjadi sumber kehidupan
bagi penduduk atau warga negara. Wilayah negara ini
mencakup wilayah laut, wilayah darat, dan wilayah udara
dari negara tersebut.
2. Rakyat sebagai warga negara atau penduduk suatu negara
Rakyat atau penduduk adalah warga negara yang
bertempat tinggal di wilayah suatu negara. Penduduk ini
adalah unsur yang kedua setelah wilayah. Menurut hukum
internasional, setiap negara berhak untuk menetapkan
penduduk atau rakyatnya sebagai negara yang sah. Ada dua
asas yang berlaku dalam menetapkan penduduk atau warga
negara suatu negara. Dua asas tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Ius soli (asas kelahiran)
Maksud dari asas kelahiran atau ius soli adalah
dimana menentukan status kewarganegaraan yang
dimana berdasarkan dengan tempat atau daerah
dimana seseorang itu dilahirkan.
b. Ius sanguinis (asas keturunan)
Sedangkan maksud dari asas keturunan atau ius
sanguinis adalah yang mana status
kewarganegaraannya berdasar atas keturunan atau
keturunan darahnya.
3. Pemerintah
Pemerintah atau kekuasaan dalam suatu negara
adalah unsur yang ketiga dari terbentuknya suatu negara.
Pemerintah ini adalah penyelenggara negara yang terdiri

65
atas para pejabat, lembaga-lembaga yang ada di dalam
negara yang mengorganisasi semua sistem bernegara.
Pemerintah adalah intuisi pemegang amanat dari rakyat
yang menjalankan fungsi-fugsi negara dan fungsi hukum
ketatanegaraan. Realitas dari pemerintahan merupakan
pembagian kekuasaan yang direfleksikan ke dalam kinerja
penyelenggaraan negara tersebut. Pada umumnya
kekuasaan itu dipegang oleh tiga lembaga negara, yaitu
lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif.
4. Pengakuan
Syafiie (2016 : 71-72) menyatakan bahwa unsur
pengakuan sangatlah penting. Pengakuan yang dimaksudkan
oleh Syafiie adalah pengakuan dari dalam negeri maupun
luar negeri. Maksud dari pengakuan dari dalam negeri
adalah kesediaan penduduk atau warga negara dan
pemerintah daerah untuk diperintah oleh pemerintah pusat
yang sah.
Sedangkan maksud dari pengakuan dari luar negeri
adalah negara mengirim para duta besar yang berkuasa
penuh mewakili negaranya ke dalam negara kita. Sebaliknya
negara kita juga mengirim duta besar dan konsul ke negara
tersebut untuk mewakili negara kita dalam berbagai hal
seperti ekonomi, pendidikan, keamanan, hukum, politik, dan
hal-hal lainnya yang menyangkut negara. Pengakuan
eksistensi suatu pemerintahan negara oleh negara lain
dimaksudkan sebagai kerelaan negara lain mengakui negara
yang merdeka dan pemerintahannya adalah pemerintah
yang sah, serta berdaulat bahkan saling menukar para duta
besar dan konsul juga mengadakan kerja sama di berbagai
bidang.
B. Pelaksanaan Negara Hukum
Menurut Azhari (2012 : 490) mengatakan secara
terminologis istilah “negara hukum” pada ketentuan Pasal 1 ayat
(3) perubahan ketiga UUD 1945 tidak merujuk secara khusus pada
salah satu konsep utama dalam tradisi hukum Barat, baik
Rechtsstaat maupun Rule of Law. Artinya istilah “negara hukum”
dalam UUD 1945 adalah konsep yang relatif ‘netral’ yang membuka
ruang tafsir bagi pemahaman baru sesuai dengan paradigma dan
realitas negara RI.
Sedangkan secara historis istilah “negara hukum” dalam
UUD 1945 tersebut bersumber dari rumusan dalam penjelasan UUD
1945. Walaupun sedikit berbeda dengan “negara berdasar atas
hukum” dalam penjelasan UUD 1945, tetapi istilah “negara hukum”
mengarah kepada konsep Rechtsstaat yang berkembang dalam

66
tradisi hukum Eropa kontinental. Oleh karena itu, secara historis
istilah “negara hukum” dalam ketentuan pasal 1 ayat (3) perubahan
ketiga UUD 1945 juga mengarah kepada konsep Rechtsstaat dan
bukan mengarah kepada konsep Rule of Law. Rujukan pada konsep
Rechtsstaat tersebut tentu sudah mempunyai konsekuensi yang
berbeda dibandingkan bila mengarah kepada konsep Rule of Law.
Bagaimanapun kedua konsep ini bukanlah konsep yang arbitrer,
melainkan terkait dengan tradisi hukum tertentu yang mempunyai
latar belakang historis dan latar belakang sosial-budaya masyarakat
tertentu yang tentu berbeda dengan Indonesia.
Khusus dalam tradisi Barat dikenal ada dua macam tipe
pelaksanaan negara hukum, yakni Rechtsstaat yang berkembang
dalam tradisi hukum Eropa Kontinental dan Rule of Law yang
berkembang dalam tradisi hukum Anglo Saxon. Sedangkan
pelaksanaan negara hukum di Indonesia menurut Siallagan (2016 :
135) istilah negara hukum di Indonesia sering dikaitkan dengan
Rechtsstaat dan Rule of Law. Jika dilihat dari sejumlah konstitusi
yang pernah berlaku di Indonesia semua konstitusi itu dapat selalu
menegaskan bahwa bangsa Indonesia sebagai negara hukum.
Sedangkan menurut Winarno (2007 : 116) perwujudan
hukum terdapat dalam UUD 1945 serta peraturan perundang-
undangan dibawahnya. Negara bertujuan melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia serta turut serta
dalam memajukan kesejahteraan umum dan kecerdasan rakyat.
Negara hukum Indonesia menganut konsep negara hukum materil.
Maksud dari negara hukum materil adalah negara yang
pemerintahannya mempunyai keleluasaan untuk turut dalam
campur tangan dalam urusan warga negaranya dengan dasar
bahwa pemerintah ikut serta bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan rakyatnya. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam
upaya membangun kesejahteraan rakyat.
Jadi, konsep pelaksanaan negara hukum di Indonesia adalah
konsep negara hukum materil atau negara hukum dalam arti luas.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perumusan mengenai
tujuan bernegara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
Alinea IV. Sebagaimana yang dijelaskan dalam pembukaan tersebut
adalah negara bertanggung jawab dan bertugas tidak hanya
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia tetapi juga memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
C. Hakikat Hukum

67
Menurut Immanuel Kans dalam Qamar (2014 : 9)
menyatakan bahwa hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang
dengan ini kehendak bebas dari orang yang sama dapat
menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain.
Menurut Van Kan J tujuan hukum adalah untuk melindungi
kepentingan-kepentingan orang semata-mata dalam suatu
masyarakat. Tiga tujuan dasar fundamental hukum adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan hukum sebagai keadilan, tujuan ini dibahas di dalam
teori etis.
2. Tujuan hukum untuk memberi manfaat, tujuan ini dibahas di
dalam teori utilitas.
3. Tujuan hukum untuk memberi kepastian, tujuan ini dibahas
di dalam teori posititivisme.
Ciri-ciri hukum adalah sebagai berikut :
1. Terdapat perintah dan larangan
2. Adanya sanksi tegas bagi yang melanggar
3. Perintah dan larangan tersebut harus ditaati untuk seluruh
masyarakat.
Hukum selalu mengikuti serta melekat pada kehidupan
manusia selama bermasyarakat. Dengan banyaknya hukum
berperan, hukum memiliki beberapa fungsi yang berperan
mengatur pergaulan dan menertibkan dalam kehidupan
bermasyarakat serta untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
ada. Dalam perkembangan masyarakat fungsi hukum adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai alat untuk mengatur tata tertib hubungan
masyarakat
2. Sebagai sarana unutk mewujudkan keadilan sosial lahir dan
bathin
3. Sebagai penggerak pembangunan
4. Fungsi kritis hukum
D. Penegakan Hukum di Indonesia
Menurut Setiadi (2012 : 13-14) beberapa prestasi penegakan
hukum di Indonesia sudah mulai terlihat hasilnya dalam beberapa
tahun terakhir, meskipun masih ditemukan beberapa masalah yang
datang dari berbagai sisi. Masalah penegakan hukum setelah
reformasi menghadapi situasi yang semakin pelik dan kompleks.
Hukum yang awalnya diharapkan menjadi tiang penyangga
dan alat membangun kehidupan yang harmonis, berkeadilan dan
berkepastian dalam masyarakat yang tertib, ternyata juga dilanda
oleh krisis yang tak kalah hebatnya. Ada tiga cara untuk mengatasi
masalah yang menghambat penegakan hukum di Indonesia, yaitu
adalah sebagai berikut :

68
1. Melakukan pemberhentian masal terhadap pejabat-pejabat
birokrasi terutama birokrasi penegak hukum yang berada
pada usia dan level tertentu melalui UU Lustrasi agar
tindakan hukum dapat dilakukan secara lugas dan tegas.
2. Memberikan pengampunan yang secara rasional atas para
pelaku pelanggaran di masa lalu, dengan alasan bahwa
sangat sulit melakukan penyelesaian secara tegas
berdasarkan hukum atas kasus yang begitu rumit dan
banyak dan dilakukan oleh mereka yang berakibat adanya
sistem yang memaksa saat itu.
3. Perlunya pergeseran orientasi paradigma atas konsepsi
negara hukum dari rechtsstaat menjadi the rule of law
seperti yang banyak dikembangkan di negara-negara Anglo
Saxon.
Sedangkan Sanyoto (2008 : 200-204) menyatakan ada
beberapa upaya yang dilakukan untuk menegakkan hukum di
Indonesia, beberapa upaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Upaya dalam meningkatkan peran penegak hukum dalam
menumbuhkan kesadaran hukum anggota masyarakat.
Untuk mendukung tercapainya upaya dalam
meningkatkan peran penegak hukum dalam menumbuhkan
kesadaran anggota masyarakat adalah para penegak hukum
memberikan contoh yang baik sebagai penegak hukum yang
memiliki integritas dan moralitas yang baik serta dapat
mengadili suatu kejahatan sesuai dengan yang seharusnya
sudah ditetapkan dari peraturan yang ada. Maka dari itu
masyarakat secara perlahan akan tumbuh di dalam hati
mereka tentang kesadaran hukum yang ada di anggota
masyarakat.
2. Proses penegak hukum di lingkungan peradilan
Untuk mendukung tercapainya upaya proses penegak
hukum di lingkungan peradilan dapat melakukan beberapa
upaya sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan dan kualitas aparat
penegak hukum yang lebih profesional, berintegritas,
berkepribadian, dan bermoral tinggi.
b. Perlu dilakukan perbaikan sistem perekrutan dan
promosi aparat penegak hukum, pelatihan dan
pendidikan, serta mekanisme dalam pengawasan
yang lebih memberikan peran serta yang besar
kepada masyarakat terhadap perilaku aparat penegak
hukum.

69
c. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan aparat
penegak hukum yang sesuai dengan pemenuhan
kebutuhan hidup.
3. Upaya pemberdayaan lembaga peradilan dan lembaga
penegak hukum yang lainnya.
Untuk mendukung tercapainya upaya pemberdayaan
lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum lainnya
dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
a. Meningkatkan peran advokat dan notaris melalui
optimalisasi standar kode etik di lingkungan masing-
masing
b. Meningkatkan pengawasan dalam proses peradilan
secara transparan untuk memudahkan partisipasi
masyarakat dalam rangka pengawasan dan
pembenahan terhadap sistem manajemen dan
administrasi peradilan secara terpadu.
c. Meningkatkan pembinaan terhadap integritas moral,
sikap perilaku dan pemberdayaan kemampuan dan
keterampilan aparat penegak hukum, dan upaya
lainnya.
E. Rangkuman
Negara merupakan organisasi yang dapat memaksakan
kekuasaan yang dimilikinya secara sah terhadap semua kelompok
masyarakat yang telah menyediakan diri untuk mengikuti seluruh
peraturan dan sistem yang berlaku di negara tersebut. Untuk
mencegah terjadinya kekuasaan yang bertindak sewenang-wenang,
negara harus diberi batasan-batasan sejauh mana kekuasaan
tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan bersama baik oleh
individu, golongan, maupun kedaulatan ke luar. Negara memiliki
kekuasaan tertinggi yang berdaulat, baik itu kedaulatan ke dalam
maupun kedaulatan ke luar.
1. Kedaulatan ke dalam (internal)
Maksud dari kedaulatan ke dalam adalah negara
memonopoli kekuasaan yang ada di dalam wilayahnya,
tanpa ada kuasa apapun yang dapat menandinginya.
Kekuasaan apapun itu yang ada di dalam negara harus
patuh terhadap kekuasaan yang berdaulat.
2. Kedaulatan ke luar (eksternal)
Maksud dari kedaulatan ke luar adalah negara tidak terikat
dan tidak harus tunduk terhadap kekuasaan lainnya, kecuali
terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disetujui
sebelumnya.
Fungsi negara adalah gambaran apa yang akan dilakukan
oleh negara untuk mencapai tujuan dari negara tersebut. Fungsi

70
negara bisa dikatakan sebagai tugas negara tersebut. Negara
organisasi kekuasaan dibentuk untuk menjalankan tugas-tugas
tertentu. Monteaquieu juga membagi fungsi menjadi tiga bagian,
tetapi Monteaquieu mengganti fungsi federatif menjadi fungsi
yudikatif. Berikut ini adalah tiga fungsi negara menurut
Monteaquieu :
1. Fungsi legislatif, fungsi ini adalah untuk membuat undang-
undang di dalam suatu negara.
2. Fungsi eksekutif, fungsi ini adalah untuk melaksanakan
undang-undang yang sudah dibuat di dalam negara
tersebut.
3. Fungsi yudikatif, fungsi ini adalah untuk mengawasi agar
semua peraturan yang dibuat dapat dijalankan dan ditaati
(fungsi mengadili), yang populer dengan nama Trias Politika.
Terbentuknya suatu negara harus didukung oleh beberapa unsur
utama, unsur utama tersebut adalah sebagai berikut :
1. Wialayah negara atau teritorial
2. Rakyat sebagai warga negara atau penduduk suatu negara
3. Pemerintah
4. Pengakuan
Keseluruhan seluruh fungsi negara di atas diselenggarakan
oleh pemerintah untuk tercapainya tujuan negara yang telah
ditetapkan secara bersama-sama. Tujuan negara menurut Plato
adalah memajukan kesusilaan manusia baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial.
Khusus dalam tradisi Barat dikenal ada dua macam tipe
pelaksanaan negara hukum, yakni Rechtsstaat yang berkembang
dalam tradisi hukum Eropa Kontinental dan Rule of Law yang
berkembang dalam tradisi hukum Anglo Saxon.
Hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini
kehendak bebas dari orang yang sama dapat menyesuaikan diri
dengan kehendak bebas dari orang lain.
Ciri-ciri hukum adalah sebagai berikut :
1. Terdapat perintah dan larangan
2. Adanya sanksi tegas bagi yang melanggar
3. Perintah dan larangan tersebut harus ditaati untuk seluruh
masyarakat.
Hukum selalu mengikuti serta melekat pada kehidupan
manusia selama bermasyarakat. Dengan banyaknya hukum
berperan, hukum memiliki beberapa fungsi yang berperan
mengatur pergaulan dan menertibkan dalam kehidupan
bermasyarakat serta untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
ada. Dalam perkembangan masyarakat fungsi hukum adalah
sebagai berikut :

71
1. Sebagai alat untuk mengatur tata tertib hubungan
masyarakat
2. Sebagai sarana unutk mewujudkan keadilan sosial lahir dan
bathin
3. Sebagai penggerak pembangunan
4. Fungsi kritis hukum
Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk menegakkan
hukum di Indonesia, beberapa upaya tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Upaya dalam meningkatkan peran penegak hukum dalam
menumbuhkan kesadaran hukum anggota masyarakat.
2. Proses penegak hukum di lingkungan peradilan.
3. Upaya pemberdayaan lembaga peradilan dan lembaga
penegak hukum yang lainnya.

72
Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. Fungsi regeling, fungsi bestuur, fungsi rechtspraak, dan fungsi


politie adalah fungsi negara menurut...
a. Jhon Locke
b. monteaquieu
c. Van Vollen Hoven
d. Mirriam Budiardjo
2. “Menciptakan keadaan yang dimana rakyatnya itu dapat mencapai
terkabulnya semua keinginan secara maksimal” adalah tujuan
negara menurut...
a. Roger H. Soltau
b. Harold J. Laski
c. Plato
d. Thomas Aquino dan Agustinus
3. Yang tidak termasuk ke dalam unsur terbentuknya suatu negara
adalah...
a. Wilayah negara
b. Warga negara
c. Pemerintah
d. Permasalahan suatu negara
4. Yang tidak termasuk ke dalam tujuan dasar fundamental hukum
adalah...
a. Tujuan hukum sebagai mengurangi kemiskinan
b. Tujuan hukum sebagai keadilan
c. Tujuan hukum untuk memberi manfaat
d. Tujuan hukum untuk memberi kepastian
5. Yang tidak termasuk ke dalam fungsi hukum adalah...
a. Sebagai alat untuk mengatur tata tertib hubungan
masyarakat
b. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan
bathin
c. Sebagai sarana pekerjaan
d. Sebagai penggerak pembangunan
6. Yang tidak termasuk ke dalam upaya menegakkan hukum di
Indonesia yaitu...
a. Memberikan lapangan untuk melakukan tindak kejahatan
b. Upaya dalam meningkatkan peran penegak hukum dalam
menumbuhkan kesadaran hukum anggota masyarakat
c. Proses penegak hukum di lingkungan peradilan
d. Proses penegak hukum di lingkungan peradilan
7. Fungsi yang membuat undang-undang di dalam suatu negara
adalah...
a. Fungsi kedaulatan

73
b. Fungsi eksekutif
c. Fungsi legislatif
d. Fungsi yudikatif
8. “Keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari
orang yang sama dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas
dari orang lain” adalah pengertian dari...
a. Hukum
b. Fungsi hukum
c. Tujuan hukum
d. Manfaat hukum
9. “Penyelenggara negara yang terdiri atas para pejabat, lembaga-
lembaga yang ada di dalam negara yang mengorganisasi semua
sistem bernegara” adalah pengertian dari...
a. Pemerintah
b. Unsur pemerintah
c. Tujuan pemerintah
d. Fungsi pemerintah
10. “Memajukan kesusilaan manusia baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial” adalah tujuan negara menurut...
a. Roger H. Soltau
b. Harold J. Laski
c. Plato
d. Thomas Aquino dan Agustinus

74
BAB 8
KERAGAMAN DAN KOMUNIKASI ANTARSOSIAL BUDAYA

A. Keragaman Masyarakat Indonesia


Menurut Ridwan (2015 : 254) menyatakan bahwa bangsa
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, keragaman budaya
inilah yang biasa disebut dengan masyarakat Multikultural.
Sedangkan pengertian multikultural atau multikulturalisme
menurut Azzuhri (2012 : 16) adalah sebuah konsep akhir untuk
membentuk kekuatan bangsa yang terdiri atas berbagai latar
belakang yang berbeda, seperti agama, ras, etnik, budaya, dan
bahasa, dengan menghormati dan menghargai hak-hak sipil
mereka, termasuk juga hak-hak kelompok minoritas. Sikap
apresiatif ini akan dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam
membesarkan sebuah bangsa, karena mereka akan menjadi besar
karena bangsanya juga besar, dan mereka akan bangga dengan
kebesaran bangsanya itu.
Menurut Mahardika dkk (2017 : 38) menjelaskan bahwa
keragaman adalah suatu kondisi yang mana ada pada kehidupan
masyarakat yang mempunyai beberapa perbedaan, seperti agama,
suku bangsa, budaya, dan ras. Keragaman yang ada di negara
Indonesia adalah keindahan dan kekayaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Peran pemerintah dalam keberagaman
seharusnya adalah mendorong keberagaman ini menjadi suatu
kekuatan untuk terwujudnya persatuan dan kesatuan nasional
untuk menuju bangsa indonesia yang lebih baik lagi.
Jadi, keragaman masyarakat Indonesia adalah suatu kondisi
yang dimana masyarakat memiliki latar belakang agama, ras,
budaya, suku bangsa, dan golongan yang berbeda di dalam negara
Indonesia. Namun mereka tidak menjadikan perbedaan latar
belakang tersebut untuk tinggal dalam suatu negara yang sama,
dan menjadikan perbedaan itu sebagai kekuatan untuk
mempertahankan negara Indonesia.
Keragaman yang ada di negara Indonesia dapat dibentuk
berdasarkan banyaknya suku-suku bangsa yang tinggal di wilayah
negara Indonesia dan tersebar diberbagai pulau dan wilayah
seluruh Indonesia. Setiap suku bangsa yang ada di negara
Indonesia mempunyai ciri khas dan karakteristiknya masing-
masing. Berdasarkan hasil penelitian badan statistik yang dilakukan
pada tahun 2010, di negara Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Menurut Rustini dkk (2018 : 31-33) menyatakan bahwa
keberagaman adalah suatu kondisi yang ada di dalam masyarakat
yang mana banyak terdapat perbedaan dalam berbagai bidang,
yaitu :

75
1. Keberagaman masyarakat
Keberagaman masyarakat Indonesisa dapat dipengaru oleh
beberapa hal, yaitu :
a. Keadaan geografis dan letak wilayah yang sangat
strategis membuat Indonesia menjadi tempat jalur
perdagangan internasional dan Indonesia juga
merupakan negara kesatuan yang mana memiliki
beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh lautan dan
selat. Lingkungan geografis Indonesia ini juga
menyebabkan beranekaragamnya budaya, suku,
golongan, bahasa, dan ras di Indonesia. Namun hal
tersebut juga berdampak pada perbedaan dalam
kehidupan masyarakat seperti kesenian, agama, dan
mata pencaharian.
b. Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda
Kondisi iklim yang berbeda seperti ada yang musim
hujan ataupun ada yang kemarau antar daerah, serta
perbedaan antara kondisi alam seperti pantai dengan
pegunungan juga mengakibatkan perbedaan pada
masyarakat. Ada komunitas masyarakat yang
mengandalkan laut sebagai sumber untuk memenuhi
kehidupannya, ada pula yang mengandalkan
pertanian, perkebunan dan lain sebagainya.
c. Pengaruh budaya asing
Adanya suatu kontak dan komunikasi dengan para
pedagang asing yang sebagaimana sudah diketahui
bahwa pedagang asing tersebut memiliki corak
budaya serta agama yang berbeda dan itu juga
menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur
agama dan kebudayaan.
2. Keberagaman suku bangsa dan budaya Indonesia
Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa dan
budayanya. Banyaknya suku bangsa dan budaya inilah yang
menyebabkan terjadinya keberagaman di Indonesia.
Keberagaman ini meliputi perbedaan bahasa daerah, adat
istiadat, tempat asal, sistem kekerabatan, kesenian daerah
seperti lagu dan tarian daerah. Berikut ini adalah beberapa
suku bangsa yang ada di Indonesia berdasarkan tempat
tinggal asalnya.
a. Suku Aceh, Melayu, Batak, dan Minang Kabau berasal
dari Pulau Sumatera.
b. Suku Sunda, Betawi, dan Jawa berasal dari Pulau
Jawa.
c. Suku Dayak berasal dari Pulau Kalimantan.

76
d. Suku Bugis, Gorontalo, dan Manado berasal dari Pulau
Sulawesi.
e. Suku Ternate dan Ambon berasal dari Maluku.
f. Suku Bali Aga berasal dari Pulau Bali.
g. Suku Dani dan Asmat berasal dari Pulau Papua.
3. Keberagaman agama dan kepercayaan di Indonesia
Indonesia memiliki keberagaman agama dan
kepercayaan, agama yang diakui di Indonesia meliputi tujuh
agama yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan
Kong Hu Cu.
4. Keberagaman ras di Indonesia
Indonesia juga memiliki keberagaman ras. Ras adalah
suatu kelompok manusia yang sebagian besarnya memiliki
ciri fisik yang relatif sama. Ras di Indonesia ada empat, yaitu
ras negroid, ras papua melanozoid, ras melayu (mongoloid),
dan ras weddoid.
5. Keberagaman gender di Indonesia
Keberagaman gender juga ada di Indonesia,
keberagaman gender di Indonesa terdiri atas jenis kelamin
laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Gender adalah
perilaku atau sikap yang disebabkan oleh perbedaan jenis
kelamin.
Karena banyaknya keragaman yang ada di Indonesia juga
membawa dampak bagi masyarakat di Indonesia, dampak yang
ditimbulkan ada dua, yakni dampak positif dan dampak negatif.
Dampak postif dari keberagaman ini adalah membuat bangsa
semakin maju, karena hakikatnya keberagaman jika dinikmati akan
indah, semakin banyak keragaman maka semakin kaya pulalah
bangsa tersebut. Namun, tidak hanya itu saja, keberagaman juga
mempunyai dampak negatif, dampak negatifnya adalah membuat
timbulnya perpecahan bangsa, karena jika keragaman tidak saling
menghargai maka akan menimbulkan perpecahan tersebut.
Menurut Tim Aksara Bangsa (2012 : 117) menyatakan
bahwa sesungguhnya keberagaman inilah yang menjadi kekayaan
dan tantangan bagi bangsa Indonesia , agar bangsa dan negara
Indonesia bisa lebih maju dan harus bersatu, ingatlah semboyan
kita yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang mana artinya adalah
walaupun berbeda tetapi tetap satu.
Menurut Winarno (2016 : 11) menyatakan bahwa prinsip
“Bhinneka Tunggal Ika” pada dasarnya adalah kesedian warga
negara tersebut untuk bersatu dalam perbedaan yang ada. Maksud
dari bersatu dalam perbedaan di sini adalah kesediaan warga
negara untuk tetap setia pada lembaga yang disebut pemerintah

77
dan negaranya tanpa sedikitpun menghilangkan keterikatan warga
negara tersebut pada suku bangsa, ras, adat, dan agamanya.
Sesungguhnya warga negara memiliki kesetiaan ganda,
warga negara setia pada identitas primordialnya dan warga negara
juga memiliki kesetiaan pada negara dan pemerintahan, tetapi
warga negara juga menunjukkan kesetiaan mereka yang lebih
besar pada kebersamaan yang terwujud dalam negara di bawah
satu pemerintah yang sah, warga negara untuk sepakat hidup
bersama di bawah satu bangsa dan negara walaupun mereka
berbeda latar belakangnya.
Menurut Brata (2016 : 15) menyatakan bahwa bangsa
Indonesia memang ditakdirkan sebagai yang multikultur,
berdasarkan itulah semua komponen bangsa Indonesia
berkewajiban mendidik dan memelihara masyarakat untuk dapat
hidup secara bersama-sama dalam keanekaragaman tanpa
meninggalkan identitas budaya masing-masing dan dapat memberi
jaminan hidup budaya orang atau etnis lainnya.
B. Komunikasi dalam Masyarakat Majemuk
Menurut Heryadi, dan Hana Silvana (2013 : 96) menyatakan
bahwa komunikasi antarbudaya pada hakikatnya mengkaji
bagaimana budaya itu berpengaruh pada aktivitas komunikasi itu
sendiri, aktivitas komunikasi adalah apa makna pesan nonverbal
dan verbal menurut budaya-budaya yang bersangkutan apakah itu
layak dikomunikasikan atau tidak, bagaimanakah cara
mengkomunikasikannya, dan kapan harus mengkomunikasikannya.
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang dimana terdiri
atas berbagai macam karakteristik kebudayaan, baik dalam
perbedaan golongan, agama, etnis, dan tingkat sosial yang tinggal
dalam suatu komuntias tertentu. Menurut Ubaedillah (2015 : 71)
menyatakan bahwa masyarakat majemuk lebih menekankan soal
etnisitas atau suku yang mana pada giliran mereka membangkitkan
gerakan etnonasionalisme dan etnosentrisme. Sifatnya ini sangat
primordial dan askriptif.
Jadi komunikasi dalam masyarakat majemuk adalah yang
mana interaksi antara individu dengan individu, atau individu
dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok yang memiliki
karakteristik budaya masing-masing tetapi tetap hidup bersama di
dalam satu tempat tinggal ataupun dalam komunitas tertentu dari
berbagai latar belakang dan komunikasi sangat berperan penting
dalam interasi sesama masyarakat yang majemuk tersebut.
Komunikasi di dalam masyarakat menjadi suatu sarana perantara
agar menjadikan masyarakat yang tinggal bersama dalam
komunitas tertentu bisa menjadi masyarakat yang aman dan damai
saat hidup bersama-sama tanpa adanya konfil multikultural.

78
Menurut Boty (2017 : 1-2) masyarakat Indonesia ini adalah
masyarakat majemuk, hal ini bisa dipastikan karena kemajemukan
ini ditandai dengan adanya perbedaan suku bangsa, golongan, dan
etnik masyarakat Indonesia. Masing-masing etnik, golongan, dan
suku bangsa ini memiliki kebudayaannya masing-masing dan hidup
secara bersama-sama di dalam satu tempat dan berada dalam
naungan kebudayaan dan sistem nasional Indonesia yang
berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 dan pancasila.
Adanya terdapat perbedaan kebudayaan tersebut pada
hakekatnya karena adanya suatu perbedaan adaptasi lingkungan
hidup dan perbedaan sejarah perkembangan kebudayaan mereka
masing-masing. Lalu kebudayaan tersebut merupakan konfigurasi
dari masing-masing kebudayaan mereka yang memperlihatkan
adanya prinsip-prinsip kesamaan dan saling menyesuaikan yang
satu dengan yang lainnya sehingga menjadi suatu landasan
terciptanya suatu kebudayaan nasional di Indonesia. Keberadaan
masyarakat Indonesia ini sebagai masyarakat yang majemuk
sampai dengan masa reformasi terlihat jelas dalam pluralisme
budaya yang mana tetap terintegrasi dalam bingkai negara
kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Syarbani (2010 : 68) menyatakan kemajemukan itu
merupakan suatu gabungan dari beberapa unsur pembentuk
identitas suatu suku bangsa, kebudayaan, agama, dan bahasa.
1. Suku bangsa
Suku bangsa adalah suatu golongan sosial yang
khusus dan bersifat sudah ada sejak lahir.
2. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia yang mana
sebagai makhluk sosial yang berisi seperangkat atau model-
model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukungnya untuk memahami dan menafsirkan
lingkungan yang akan dihadapi dan digunakan sebagai
landasan atau pedoman untuk bertindak sesuai dengan
lingkungan yang mereka hadapi.
3. Agama
Sebagai yang mana diketahui Indonesia memiliki
agama yang beragam, ada tujuh agama di Indonesia yaitu
islam, katolik, kristen, budha, hindu, dan kong hu cu.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas
nasional yang selanjutnya. Bahasa dapat dipahami sebagai
sistem lambang yang secara arbitrer dibentuk dari unsur-
unsur bunyi ucapan manusia dan dapat digunakan sebagai
sarana berinteraksi antar sesama manusia.

79
C. Rangkuman
Keragaman masyarakat Indonesia adalah suatu kondisi yang
dimana masyarakat memiliki latar belakang agama, ras, budaya,
suku bangsa, dan golongan yang berbeda di dalam negara
Indonesia. Namun mereka tidak menjadikan perbedaan latar
belakang tersebut untuk tinggal dalam suatu negara yang sama,
dan menjadikan perbedaan itu sebagai kekuatan untuk
mempertahankan negara Indonesia.
Keragaman yang ada di negara Indonesia dapat dibentuk
berdasarkan banyaknya suku-suku bangsa yang tinggal di wilayah
negara Indonesia dan tersebar diberbagai pulau dan wilayah
seluruh Indonesia. Setiap suku bangsa yang ada di negara
Indonesia mempunyai ciri khas dan karakteristiknya masing-
masing.
Keberagaman adalah suatu kondisi yang ada di dalam
masyarakat yang mana banyak terdapat perbedaan dalam berbagai
bidang, yaitu :
1. Keberagaman masyarakat
2. Keberagaman suku bangsa dan budaya Indonesia
3. Keberagaman agama dan kepercayaan di Indonesia
4. Keberagaman ras di Indonesia
5. Keberagaman gender di Indonesia
Karena banyaknya keragaman yang ada di Indonesia juga
membawa dampak bagi masyarakat di Indonesia, dampak yang
ditimbulkan ada dua, yakni dampak positif dan dampak negatif.
Dampak postif dari keberagaman ini adalah membuat bangsa
semakin maju, karena hakikatnya keberagaman jika dinikmati akan
indah, semakin banyak keragaman maka semakin kaya pulalah
bangsa tersebut. Namun, tidak hanya itu saja, keberagaman juga
mempunyai dampak negatif, dampak negatifnya adalah membuat
timbulnya perpecahan bangsa, karena jika keragaman tidak saling
menghargai maka akan menimbulkan perpecahan tersebut.
Sesungguhnya keberagaman inilah yang menjadi kekayaan
dan tantangan bagi bangsa Indonesia , agar bangsa dan negara
Indonesia bisa lebih maju dan harus bersatu, ingatlah semboyan
kita yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang mana artinya adalah
walaupun berbeda tetapi tetap satu.
Jadi komunikasi dalam masyarakat majemuk adalah yang
mana interaksi antara individu dengan individu, atau individu
dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok yang memiliki
karakteristik budaya masing-masing tetapi tetap hidup bersama di
dalam satu tempat tinggal ataupun dalam komunitas tertentu dari
berbagai latar belakang dan komunikasi sangat berperan penting
dalam interasi sesama masyarakat yang majemuk tersebut.

80
Komunikasi di dalam masyarakat menjadi suatu sarana perantara
agar menjadikan masyarakat yang tinggal bersama dalam
komunitas tertentu bisa menjadi masyarakat yang aman dan damai
saat hidup bersama-sama tanpa adanya konfil multikultural.

81
Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. Yang tidak dapat berpengaruh terhadap keberagaman masyarakat


Indonesia adalah...
a. Keadaan geografis dan letak wilayah yang strategis
b. Ekonomi penduduk
c. Kondisi iklim
d. Pengaruh budaya asing
2. Yang tidak termasuk suku yang berasal dari pulau sumatera
adalah...
a. Suku Dani
b. Suku Aceh
c. Suku Melayu
d. Suku Batak
3. Suku Bugis, Gorontalo, dan Manado berasal dari pulau...
a. Sumatera
b. Jawa
c. Sulawesi
d. Kalimantan
4. Ada berapa agamakah yang sudah diakui di negara Indonesia...
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
5. Yang tidak termasuk ke dalam ras yang ada di negara Indonesia
adalah...
a. Ras negroid
b. Ras kulit putih
c. Ras papua melanozoid
d. Ras weddoid
6. “Masyarakat majemuk yang dimana terdiri atas berbagai macam
karakteristik kebudayaan, baik dalam perbedaan golongan, agama,
etnis, dan tingkat sosial yang tinggal dalam suatu komunitas
tertentu” adalah pengertian dari...
a. Keberagaman
b. Kemajemukan
c. Masyarakat majemuk
d. Kesatuan
7. “Interaksi antara individu dengan individu, atau individu dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompok yang memiliki
karakteristik budaya masing-masing tetapi tetap hidup bersama di
dalam satu tempat tinggal ataupun dalam komunitas tertentu dari
berbagai latar belakang dan komunikasi sangat berperan penting
dalam interasi sesama masyarakat yang majemuk tersebut.

82
Komunikasi di dalam masyarakat menjadi suatu sarana perantara
agar menjadikan masyarakat yang tinggal bersama dalam
komunitas tertentu bisa menjadi masyarakat yang aman dan damai
saat hidup bersama-sama tanpa adanya konfil multicultural” adalah
pengertian dari...
a. Keberagaman
b. Komunikasi masyarakat majemuk
c. Masyarakat majemuk
d. Bahasa
8. Suatu golongan sosial yang khusus dan bersifat sudah ada sejak
lahir disebut...
a. Suku bangsa
b. Budaya
c. Kebudayaan
d. Keberagaman
9. “Pengetahuan manusia yang mana sebagai makhluk sosial yang
berisi seperangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukungnya untuk memahami dan
menafsirkan lingkungan yang akan dihadapi dan digunakan sebagai
landasan atau pedoman untuk bertindak sesuai dengan lingkungan
yang mereka hadapi” adalah pengertian dari...
a. Suku bangsa
b. Budaya
c. Kebudayaan
d. Keberagaman
10. “Unsur pendukung identitas nasional yang selanjutnya. Bahasa
dapat dipahami sebagai sistem lambang yang secara arbitrer
dibentuk dari unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan dapat
diguankan sebagai sarana berinteraksi antar sesama manusia”
adalah pengertian dari...
a. Komunikasi
b. Keberagaman
c. Komunikasi masyarakat majemuk
d. Bahasa

83
BAB 9
GLOBALISASI DAN KERJASAMA ANTAR BANGSA

A. Globalisasi dan Isu-isu Global


Menurut Selo Soemardjan (dalam Abdulkarim 2006 : 85)
mengemukakan bahwa globalisasi adalah yang mana terbentuknya
suatu sistem komunikasi dan organisasi antar masyarakat yang ada
di seluruh dunia untuk mengikuti kaidah-kaidah dan sistem yang
sama.
Sedangkan menurut Surahman (2013 : 28) mengemukakan
bahwa globalisasi ini adalah suatu fenomena khusus dalam
peradaban umat manusia yang bergerak secara terus menerus
dalam masyarakat global dan meliputi bagian dari proses manusia
global itu sendiri.
Menurut Kawuryan (2008 : 133) menyatakan bahwa
globalisasi didefenisikan sebagai semua proses yang menuju pada
penyatuan seluruh warga di dunia menjadi sebuah kelompok
masyarakat yang global.
Jadi dapat disimpulkan bahwa globalisasi adalah suatu
proses yang mana antar sesama individu maupun kelompok bisa
menghasilkan sesuatu yang berpengaruh terhadap dunia.Globalisasi
memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu adalah sebagai berikut :
1. Perubahan dalam konstation ruang dan waktu
Maksud dari perubahan dalam konstation ruang dan
waktu adalah perkembangan komunikasi yang mana dari
barang yang sederhana seiring berjalannya waktu menjadi
barang yang semakin canggih. Contohnya saja, dahulu
manusia menggunakan telepon genggam untuk
berkomunikasi, di zaman sekarang telepon genggam
tersebut sudah menjadi canggih dan dikenal dengan
smartphone dan semakin hari semakin canggih. Dari contoh
tersebut terlihat bahwa komunikasi global terjadi dengan
cepat seiring berjalannya waktu.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
Maksud dari pasar dan produksi ekonomi di negara-
negara yang berbeda adalah mereka menjadi saling
ketergantungan dan itu adalah akibat dari pertumbuhan
perdagangan internasional, peningkatan pengaruh dari
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam
World Trade Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui media massa
Maksud dari peningkatan interaksi kultural melalui
media massa adalah kita sudah bisa melihat hal-hal yang
baru tentang beraneka ragamnya budaya yang ada,

84
contohnya dalam bidang makanan, fashion, dan literatur. Itu
semua bisa kita dapatkan melalui televisi, film, musik, berita
dari luar, olahraga internasional dan lain sebagainya.
Semakin berkembangnya teknologi dan komunikasi maka
kita juga akan banyak mengonsumsi hal-hal baru yang
sebelumya belum pernah kita dapatkan di negara kita, dan
hal yang kita dapatkan tersebut bisa menjadi budaya baru
yang kita ikuti.
4. Meningkatnya masalah bersama
Maksud dari meningkatknya masalah bersama adalah
negara bisa saja memiliki masalah yang sama, karena
negara tersebut melakukan kerja sama atau lain sebagainya.
Masalah yang bisa didapatkan contohnya adalah krisis
multinasional, bidang lingkungan hidup, dan inflansi regional
dan masalah-masalah lainnya.
Selain memilki ciri-ciri, globalisasi juga memiliki beberapa faktor
yang mendorongnya untuk muncul, faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Faktor geografis
Faktor geografis di sini maksudnya adalah tergantung
dimana negara itu berada, karena letak wilayah suatu
negara juga menentukan pendapatan negara tersebut.
Contohnya saja jika wilayah suatu negara sebagian besar
wilayahnya adalah lautan, maka negara tersebut akan
mencari peluang besar untuk memanfaatkan wilayah
lautannya tersebut dengan mengembangkan politik luar
negerinya dan negara tersebut akan bekerja sama dengan
negara-negara yang dapat membantu negara dengan
wilayah lautan tersebut untuk berkembang dalam geografis
lautan.
2. Faktor kependudukan
Faktor kependudukan di sini maksudnya adalah ketika
sebuah negara memiliki jumlah penduduk yang sudah
melampaui batas atau sudah padat akan penduduk, negara
tersebut akan mengembangkan politik luar negerinya yang
bertujuan untuk mengatasi penduduk yang sudah
melampaui batas atau sudah padat tersebut.
3. Faktor sumber daya ekonomi
Faktor sumber daya ekonomi di sini maksudnya
adalah jika warga negara atau penduduk tidak memenuhi
kebutuhah hidupnya atau sulit mendapatkan uang untuk
membiayai hidupnya. Karena di era globalisasi uang sangat
berpengaruh. Ketika kita tidak memiliki pendapatan atau
uang maka kita akan menjadi warga yang ketertinggalan

85
dari warga negara lainnya, dan untuk melakukan perubahan
di era globalisasi ini memang tidak ada yang gratis, maka
dari itu warga negara harus meningkatkan sumber daya
ekonominya agar dapat bersaing di era globalisasi.
4. Teknologi transportasi
Faktor teknologi transportasi di sini maksudnya adalah
seiring berjalannya waktu teknologi transportasi semakin
berkembang dan semakin canggih, dahulu untuk menuju
suatu tempat yang ingin dituju hanya bisa ditempuh dengan
berjalan kaki dengan waktu tempuh yang lama, sekarang di
era globalisasi transportasi sudah berkembang dan jika ingin
pergi ketempat yang akan dituju kita dapat memilih
beberapa transportasi yang bisa menghantarkan kita dalam
waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan hanya berjalan
kaki.
Teknologi transportasi berkembang maka juga akan
berdampak pada bidang-bidang kehidupan yang lain seperti
ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Karena ditemukannya
teknologi transportasi dengan kecepatan yang tinggi juga
memudahkan bagi negara untuk menjalin kerja sama antar
negara.
5. Teknologi komunikasi dan informasi
Faktor dari teknologi komunikasi dan informasi di sini
maksudnya adalah saat setiap orang sudah memiliki telepon
seluler dan dapat berkomunikasi setiap waktu dan
berkomunikasi dengan siapa saja, dimana saja mereka
berada.
Selanjutnya internet yang memungkinkan kita dapat
mengakses suatu informasi dalam waktu yang cepat dan
tersebar di seluruh dunia dalam waktu yang cepat. Internet
juga memudahkan seseorang untuk melakukan transaksi-
transaksi dalam dunia bisnis yang ada di dunia. Internet juga
membantu siswa-siwa yang tidak memerlukan siswa tersebut
untuk datang kesekolah dan cukup berada di depan layar
komputer dan berkomunikasi secara visual dengan pengajar
melalui internet.
Globalisasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, berikut
adalah dampak positif dari globalisasi :
1. Keterbukaan informasi
Maksud dari keterbukaan informasi adalah globalisasi
membuat akses untuk mendapatkan informasi lebih luas,
masyarakat dapat mengetahui informasi dari bermacam-
macam sumber seperti televisi, sosial media, internet, dan
sumber-sumber lainnya. Hal ini membuat masyarakat

86
menjadi semakin terbuka pemikirannya dan semakin cerdas
serta dapat berpikir kritis.
2. Komunikasi yang semakin mudah dan cepat
Maksud dari komunikasi yang semakin mudah dan
cepat adalah globalisasi berdampak pada teknologi
informasi, karena di era globalisasi masyarakat sudah dapat
berkirim kabar dengan cepat dan mudah walaupun mereka
tinggal di dalam tempat yang berbeda. Jika dahulu orang
berkomunikasi hanya dengan surat dan surat juga
membutuhkan waktu yang lama, tapi sekarang orang
berkomunikasi hanya dengan handphone yang tidak
membutuhkan waktu yang lama.
3. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Maksud dari berekmbangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah globalisasi dapat memberikan dampak
kepada masyarakat Indonesia dengan orang-orang pintar
yang ada di Indonesia dapat melanjutkan pendidikan dan
menuntut ilmu di luar negeri, dan jika sudah menyelesaikan
pendidikannya mereka diharapkan dapat mengaplikasikan
dan menerapkan ilmu yang mereka dapat saat menuntut
ilmu di negara mereka sendiri.
4. Perekonomian Indonesia semakin menggeliat
Maksud dari perekonomian Indonesia semakin
menggeliat adalah globalisasi dapat membuat perekonomian
di negara kita semakin maju, hal tersebut bisa dilihat dari
neraca perdagangan yang terbilang sudah baik karena nilai
impor dan ekspornya relatif seimbang. Selain itu Indonesia
juga dilirik oleh dunia internasional sebagai tempat terbaik
dalam berinvestasi yaitu terutama dalam sektor pertanian,
pertambangan, dan industri tekstil.
5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat
Maksud dari meningkatnya taraf hidup masyarakat
adalah globalisasi membuka peluang bagi warga negara
yang ingin bekerja di luar negeri agar mencukupi kebutuhan
hidupnya.
6. Perubahan tata nilai dan sikap
Maksud dari perubahan tata nilai dan sikap adalah
globalisasi di dalam budaya kita menjadikan adanya
pergeseran tata nilai dan sikap masyarakat yang awalnya
irrasional menjadi rasional.
Dampak negatif dari globalisasi adalah sebagai berikut :
1. Informasi tak terkendali
Maksud dari informasi tak terkendali adalah globalisasi
menyebabkan informasi yang tidak terkendali, karena tidak

87
semua informasi yang sifatnya baik, ada pula informasi yang
tidak baik dan tidak sesuai dengan gaya hidup dan
kepribadian yang kita miliki, oleh karena itu sebaiknya di era
globalisasi ini harus diimbangi dengan nilai spiritual yang kita
miliki agar kita tidak terpengaruh ke arah yang tidak baik.
2. Westernisasi (kebarat-baratan)
Maksud dari westernisasi adalah globalisasi membawa
dampak di negara kita tentang budaya barat yang mana
budaya barat tersebut sangat bertentangan dengan budaya
yang kita miliki. Dampak dari westernisasi ini adalah
masyarakat lebih melestarikan budaya kebarat-baratan dan
perlahan meninggalkan budaya mereka sendiri. Seharusnya
jika ada hal yang baik dari budaya kebarat-baratan ini kita
ambil, namun jika budaya kebarat-baratan tersebut menurut
kita tidak baik maka jauhilah, maka dari itu masyarakat
seharusnya sudah bijak dalam menghadapi budaya-budaya
asing yang masuk ke dalam negaranya.
3. Sikap individualisme
Maksud dari sikap individualisme ini adalah globalisasi
memberikan dampak kemajuan teknologi dan informasi
sehingga membuat masyarakat dapat melakukan bermacam
aktivitas tanpa membutuhkan orang lain untuk bersamanya.
Hal itu sebenarnya tidak baik, karena membuat masyarakat
menjadi individualistik, padahal kita tahu bahwa manusia
hakikatnya adalah makhluk sosial. Seharusnya manusia lebih
bisa mengimbangi agar sikap individualistik tidak tertanam
dalam diri mereka.
4. Kesenjangan sosial semakin besar
Maksud dari kesenjangan sosial semakin besar adalah
globalisasi memberi jarak antara orang kaya dan orang
miskin di dalam negara. Karena disatu sisi globalisasi
memberikan peluang bagi orang yang berpendidikan ,
sedangkan disisi lain globalisasi membuat orang-orang kecil
semakin sulit bertahan hidup di negaranya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial di era
globalisasi.
5. Pola hidup konsumtif
Maksud dari pola hidup konsumtif adalah globalisasi
membentuk masyarakat memiliki sifat konsumtif, karena
sifat konsumtif itu masyarakat menjadi gemar berbelanja
produk-produk branded dan hal itu semakin berkelanjutan,
karena hakikatnya manusia tidak akan puas dengan apa
yang dia miliki, dia akan membeli terus walaupun harga
barang-barang tersebut tidaklah murah dan hal itu

88
menyebabkan merajalelanya pola hidup konsumtif
dikalangan masyarakat.
Menurut Mochlisin (2007 : 59) menyatakan bahwa beberapa isu
global aktual yang melanda dunia ini adalah sebagai berikut :
1. Hak asasi manusia
Menurut Khairazi (2015 : 72) keberadaan hak asasi
manusia di Indonesia dalam konsepsi negara hukum dalam
demokrasi adalah sesuatu hal yang paling mendasar.
Namun, konsepsi pengaturan hak asasi manusia oleh negara
Indonesia bukan berarti terjadinya pengekangan hak asasi
manusia oleh negara, namun dalam konsepsinya adalah
pengaturan oleh negaranya.
Lalu alasan mengapa hak asasi manusia menjadi
masalah yang global adalah munculnya pelanggaran yang
dilakukan individu, kelompok, atau pihak tertentu yang
mempunyai kekuasaan sehingga berdampak menimbulkan
korban kepada orang lain, negara, atau bangsa lain. Skala
pelanggaran hak asasi manusia bisa terjadi di kawasan
tertentu maupun di dunia.
Adanya isu-isu hak asasi manusia bangsa Indonesia
berusaha mencegah timbulnya pelanggaran-pelanggaran hak
asasi manusia yang bisa saja terjadi. Cara yang digunakan
untuk berusaha mencegah pelanggaran tersebut adalah
dengan meningkatkan masyarakat untuk menghargai dan
menghormati hak asasi manusia tersebut, mematuhi hukum
yang berlaku di negara, dan mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan masyarakat.
2. Migrasi
Migrasi juga termasuk ke dalam masalah global,
entah itu imigrasi, emigrasi maupun pengungsian. Bagi
negara yang didatangi tentu akan menimbulkan masalah
yang bermacam-macam seperti masalah politik, ekonomi,
keamanan, sosial dan budaya. Sebaiknya kita sudah
seharusnya meningkatkan kewaspadaan nasional terhadap
perpindahan penduduk antar negara yang dapat
mengganggu ketahanan nasional dan merugikan
kepentingan nasional.
3. Demokrasi
Menurut Kurniawan (2015 : 96-97) menyatakan
bahwa demokrasi terdiri dari dua kata, yaitu demos dan
kratos. Demos artinya adalah rakyat, sedangkan arti dari
kratos adalah pemerintahkan. Jika disimpulkan arti dari
demo dan kratos ini adalah pemerintahan rakyat. Maksud
dari pemerintahan rakyat maksudnya adalah segala

89
kebijakan yang dibuat oleh suatu negara akan melibatkan
dari partisipasi rakyat yang ada di dalam negara tersebut.
Partisipasi rakyat disini tentunya dilakukan melalui
beberapa tahapan. Tahapan yang pertama adalah rakyat
tentu harus mengetahui terlebih dahulu. Tahapan yang
kedua adalah rakyat harus ikut memikirkan. Tahapan yang
ketiga adalah rakyat harus ikut memusyawarahkan. Dan
tahapan yang terakhir adalah rakyat harus ikut aktif
melaksanakan.
Demokrasi menjadi salah satu isu global karena nilai-
nilai demokrasi yang sudah semestinya menghargai hak-hak
rakyat dalam menggambil keputusan untuk kepentingan
pribadinya telah dirampas oleh penguasa. Pelanggaran
terhadap nilai-nilai demokrasi ini tidak hanya terdapat di
negara berkembang saja tetapi juga di negara maju.
Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai
demokrasi yang berlandaskan pancasila, seperti dalam
memberikan kebebasan berpendapat sesuai dengan aturan
yang ada, memberikan kepercayaan kepada rakyatnya untuk
menggunakan hak-hak politik yang dimilikinya,
mengutamakan asas kekeluargaan serta gotong royong, dan
menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Sejatinya bangsa
Indonesia senantiasa waspada dengan sistem demokrasi
yang tidak sesuai dengan kesatuan dan nilai-nilai bangsa.
4. Lingkungan hidup dan sumber daya alam
Lingkungan hidup dan sumber daya alam yang tidak dijaga
dengan baik dapat menimbulkan masalah global. Lingkungan
hidup yang penuh dengan polusi akan menimbulkan dampak
menurunnya kesehatan masyarakat. Tingkat polusi
lingkungan ini sudah sangat tinggi karena sumber daya alam
yang semakin kritis akibat semakin banyaknya penggunaan
tanpa memikirkan dampaknya.
B. Hubungan Antar Bangsa
Menurut Hartono dkk (2004 : 80) mengemukakan bahwa
hubungan antar bangsa adalah adalah hubungan antar manusia,
hubungan antar bangsa dilandaskan pada penghargaan terhadap
setiap bangsa sebagai manusia yang mempunyai kebebasan yang
bertujuan untuk menciptakan kehidupannya sendiri.
Menurut Chotib dkk (2007 : 67) mengemukakan bahwa
hubungan antar bangsa atau hubungan internasional sangat
membutuhkan aturan-aturan hukum yang bersifat internasional.
Maka dari itu secara singkat hubungan internasional adalah
hubungan antar bangsa yang dilakukan melalui hubungan yang
langsung maupun hubungan yang tidak langsung.

90
Jadi pada intinya hubungan antar bangsa atau hubungan
internasional adalah suatu hubungan yang dibangun oleh dua atau
lebih negara yang ada di dunia yang nantinya akan menghasilkan
suatu kerja sama yang saling menguntungkan untuk kedua belah
negara.
Hubungan antar bangsa atau hubungan internasional ini
sangatlah penting bagi negara-negara yang ada di dunia, karena
pada dasarnya sebagai manusia kita juga membutuhkan manusia
lainnya dalam kehidupan, begitu pulalah dengan negara, tidak ada
negara yang tidak membutuhkan bantuan dari negara lain. Untuk
mengatasi hal itu maka dilaksanakanlah hubungan antar bangsa
atau hubungan internasional yang menghasilkan kerja sama antar
bangsa atau kerja sama internasional. Di dalam hubungan antar
bangsa atau hubungan internasional ada beberapa sarana yang
bisa digunakan oleh negara-negara di dunia, berikut ini adalah
sarana-sarana tersebut :
1. Diplomasi
Maksud dari diplomasi adalah suatu bentuk kegiatan
yang mana untuk menentukan tujuan dengan cara
menggunakan kemampuannya tersebut untuk tercapainya
tujuan tersebut, dan juga menyesuaikan dengan
kepentingan nasional dengan negara lainnya, menyelaraskan
tujuan nasional tersebut untuk agar dapat berjalan dengan
kepentingan negara atau bangsa lain, dan juga
menggunakan kesempatan dan sarana dengan sebaik
mungkin.
Peranan diplomasi ini dilakukan oleh Departemen Luar
Negeri yang kedudukannya berada di ibukota negara
pengirim dan perwakilan diplomatik yang kedudukannya
berada di ibukota negara penerima, dan petugas yang
mewakili negaranya tersebut diperwakilan diplomatik disebut
diplomat.
2. Propaganda
Maksud dari propaganda adalah suatu usaha yang
sistematis dan digunakan untuk mempengaruhi, emosi,
pikiran, dan tindakan yang dilakukan suatu kelompok demi
kepentingan masyarakat umum, melainkan bukan kepada
pemerintahan mereka. Walaupun tanpa ada batasan media
informasi apapun yang didapat bisa dijadikan propaganda.
3. Ekonomi, sosial, dan budaya.
Sarana ekonomi dapat digunakan oleh perwakilan
diplomatik secara luas, entah itu dimasa perang maupun di
masa damai. Dalam masa perang contohnya adalah dalam
tindakan perang ekonomi. Sedangkan dalam masa damai

91
contohnya adalah dalam bentuk perdagangan atau suatu
bantuan internasional.
Dalam sosial budaya juga bisa dijadikan sarana
mempererat tali hubungan internasional indonesia dan juga
mendukung dalam bidang ekonomi. Beragamnya
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia seperti
keragaman seni budaya dengan daerah-daerah yang
dijadikan sebagai objek-objek wisata itu dapat dimanfaatkan
untuk bekerja sama untuk menambah devisa negara yang
sangat potensial.
4. Kekuatan milter
Sarana kekuatan militer ini fungsinya adalah untuk
menambah kepercayaan diri negara dalam menjaga
keamanan negara serta menghadapi ancaman dan tekanan
yang dilakukan negara lain kepada negara Indonesia.
Seharusnya sesama antar negara dilakukan unjuk
kemampuan atau latihan bersama yang tujuannya dapat
diperhitungkan oleh negara lain.
C. Kerjasama Antar Bangsa
Menurut Chotib dkk (2007 : 68) menyatakan bahwa hasil
dari suatu hubungan internasional adalah terbentuknya kerja sama
internasional atau kerja sama antar bangsa. Kerja sama
internasional ini bisa diberbagai bidang, yaitu bidang ekonomi,
sosial, politik, budaya, serta keamanan dan pertahanan militer.
Kerja sama antar bangsa atau kerja sama internasional
adalah hasil dari hubungan antar bangsa atau hubungan
internasional yang mana kerja sama ini dapat dari berbagai macam
bidang yang ada yang mana nantinya akan menghasilkan suatu
perjanjian internasional.
Suatu negara bisa melaksanakan kerja sama antar bangsa
atau kerja sama internasional apabila kedaulatan dan
kemerdekaannya baik secara de facto maupun de jure telah diakui
oleh negara lainnya. Perlunya kerja sama dalam bentuk suatu
hubungan internasional tidak lain karena adanya dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
Yaitu adanya suatu kekhawatiran terancam
kelangsungan hidupnya, baik melalui kudeta maupun
intervensi dari negara lainnya.
2. Faktor eksternal
Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat
dihindari bahwa suatu negara tidak bisa berdiri sendiri tanpa
adanya bantuan dan kerja sama dari negara lainnya.
Ketergantungan itulah menjadi upaya dalam memecahkan

92
masalah-masalah politik, ekkonomi, hukum, sosial,
pertahanan, budaya, dan keamanan.
Namun secara garis besarnya kerja sama internasional dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kerja sama bilateral dan kerja
sama regional atau multilateral.
1. Kerja sama bilateral
Maksud dari kerja sama bilateral adalah kerja sama
yang dilakukan oleh dua negara saja, dan kerja sama
bilateral ini sifatnya tertutup. Hasil dari kerja sama bilateral
ini adalah perjanjian internasional bilateral. Berikut adalah
beberapa contoh perjanjian bilateral :
a. Perjanjian antara negara Indonesia dengan negara
Thailand tentang garis batas laut andaman di sebelah
utara selat malaka pada tahun 1971.
b. Perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia
dengan RRC tentang penyelesaian Dwi
Kewarganegaraan pada tahun 1955.
c. Perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia
dengan Australia yaitu tentang pertahanan dan
keamanan wilayah kedua negara tersebut pada
tanggal 16 Desember 1995.
d. Perjanjian ekstradisi antara pemerintah Republik
Indonesia dengan malaysia yaitu pada tahun 1974.
2. Kerja sama regional atau multilateral
Kerja sama regional atau multilateral atau suatu kerja
sama yang dilakukan dengan beberapa negara yang berada
di dalam suatu kawasan yang sama dan kerja sama dengan
negara-negara yang ada di dunia, dan kerja sama ini
sifatnya umum atau terbuka. Kerja sama regional atau
multilateral menghasilkan perjanjian internasional
multilateral.
Berbeda dengan kerja sama bilateral, kerja sama
regional atau multilateral tidak sekedar mengatur
kepentingan negara-negara yang mengadakan perjanjian
saja, tetapi kepentingan negara lain yang bukan perjanjian
multilateral tersebut. Berikut adalah contoh perjanjian
multilateral :
a. Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik yaitu
pada tahun 1949.
b. Konvensi Jenewa tentang perlindungan korban perang
yaitu pada tahun 1949.
c. Konveksi hukum laut internasional tentang laut
teritorial, zona bersebelahan, ZEE, dan landas benua
yaitu pada tahun 1982.

93
Menurut Kawuryan (2008 : 149) menyatakan ada empat prinsip
kerja sama antar bangsa atau kerja sama internasional yaitu :
1. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lainnya.
2. Menghormati kedaulatan negara yang lain.
3. Hidup berdampingan secara damai.
4. Bekerja sama dan saling menguntungkan negara tersebut.
Kerja sama antar bangsa atau kerja sama internasional memiliki
beberapa manfaat, berikut ini adalah manfaatnya :
1. Meningkatkan kemajuan diberbagai bidang yang ada di
negara masing-masing.
2. Meningkatkan martabat bangsa.
3. Mengatasi berbagai masalah internasional.
4. Menghilangkan sifat permusuhan antar sesama bangsa.
5. Menciptakan keseimbangan dan keselarasan tentang tata
hubungan internasional.
D. Rangkuman
Globalisasi adalah suatu proses yang mana antar sesama
individu maupun kelompok bisa menghasilkan sesuatu yang
berpengaruh terhadap dunia.
Globalisasi memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu adalah sebagai berikut :
1. Perubahan dalam konstation ruang dan waktu
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
3. Peningkatan interaksi kultural melalui media massa
4. Meningkatnya masalah bersama
Selain memilki ciri-ciri, globalisasi juga memiliki beberapa faktor
yang mendorongnya untuk muncul, faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Faktor geografis
2. Faktor kependudukan
3. Faktor sumber daya ekonomi
4. Faktor teknologi transportasi
5. Faktor teknologi komunikasi dan informasi
Dampak positif dari globalisasi :
1. keterbukaan informasi
2. Komunikasi yang semakin mudah dan cepat
3. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Perekonomian Indonesia semakin menggeliat
5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat
6. Perubahan tata nilai dan sikap
Dampak negatif dari globalisasi adalah sebagai berikut :
1. Informasi tak terkendali
2. Westernisasi (kebarat-baratan)
3. Sikap individualisme
4. Kesenjangan sosial semakin besar

94
5. Pola hidup konsumtif
Beberapa isu global aktual yang melanda dunia ini adalah sebagai
berikut :
1. Hak asasi manusia
2. Migrasi
3. Demokrasi
4. Lingkungan hidup dan sumber daya alam
Hubungan antar bangsa atau hubungan internasional adalah
suatu hubungan yang dibangun oleh dua atau lebih negara yang
ada di dunia yang nantinya akan menghasilkan suatu kerja sama
yang saling menguntungkan untuk kedua belah negara.
Hubungan antar bangsa atau hubungan internasional ini
sangatlah penting bagi negara-negara yang ada di dunia, karena
pada dasarnya sebagai manusia kita juga membutuhkan manusia
lainnya dalam kehidupan, begitu pulalah dengan negara, tidak ada
negara yang tidak membutuhkan bantuan dari negara lain. Untuk
mengatasi hal itu maka dilaksanakanlah hubungan antar bangsa
atau hubungan internasional yang menghasilkan kerja sama antar
bangsa atau kerja sama internasional.
Di dalam hubungan antar bangsa atau hubungan
internasional ada beberapa sarana yang bisa digunakan oleh
negara-negara di dunia, berikut ini adalah sarana-sarana tersebut :
1. Diplomasi
2. Propaganda
3. Ekonomi, sosial, dan budaya
4. Kekuatan militer
Kerja sama antar bangsa atau kerja sama internasional
adalah hasil dari hubungan antar bangsa atau hubungan
internasional yang mana kerja sama ini dapat dari berbagai macam
bidang yang ada yang mana nantinya akan menghasilkan suatu
perjanjian internasional.
Suatu negara bisa melaksanakan kerja sama antar bangsa
atau kerja sama internasional apabila kedaulatan dan
kemerdekaannya baik secara de facto maupun de jure telah diakui
oleh negara lainnya. Perlunya kerja sama dalam bentuk suatu
hubungan internasional tidak lain karena adanya dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.Namun secara garis besarnya
kerja sama internasional dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
kerja sama bilateral dan kerja sama regional atau multilateral.
Maksud dari kerja sama bilateral adalah kerja sama yang
dilakukan oleh dua negara saja, dan kerja sama bilateral ini sifatnya
tertutup. Hasil dari kerja sama bilateral ini adalah perjanjian
internasional bilateral. Contoh dari kerja sama bilateral adalah
Perjanjian antara negara Indonesia dengan negara Thailand

95
tentang garis batas laut andaman di sebelah utara selat malaka
pada tahun 1971.
Kerja sama regional atau multilateral atau suatu kerja sama
yang dilakukan dengan beberapa negara yang berada di dalam
suatu kawasan yang sama dan kerja sama dengan negara-negara
yang ada di dunia, dan kerja sama ini sifatnya umum atau terbuka.
Kerja sama regional atau multilateral menghasilkan perjanjian
internasional multilateral. Berbeda dengan kerja sama bilateral,
kerja sama regional atau multilateral tidak sekedar mengatur
kepentingan negara-negara yang mengadakan perjanjian saja,
tetapi kepentingan negara lain yang bukan perjanjian multilateral
tersebut. Contoh dari kerja sama regional/multilateral adlah
Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik yaitu pada tahun
1949.
Kerja sama antar bangsa atau kerja sama internasional memiliki
beberapa manfaat, berikut ini adalah manfaatnya :
1. Meningkatkan kemajuan diberbagai bidang yang ada di
negara masing-masing.
2. Meningkatkan martabat bangsa.
3. Mengatasi berbagai masalah internasional.
4. Menghilangkan sifat permusuhan antar sesama bangsa.
5. Menciptakan keseimbangan dan keselarasan tentang tata
hubungan internasional.

96
Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. “Suatu fenomena khusus dalam peradaban umat manusia yang


bergerak secara terus menerus dalam masyarakat global dan
meliputi bagian dari proses manusia global itu sendiri” adalah
pengertian dari globalisasi menurut...
a. Selo Soemardjan
b. Surahman
c. Kawuryan
d. Farida
2. Yang tidak termasuk kedalam dampak positif globalisasi adalah...
a. Keterbukaan informasi
b. Komunikasi yang semakin mudah dan cepat
c. Informasi tak terkendali
d. Meningkatnya taraf hidup masyarakat
3. Yang termasuk ke dalam dampak positif globalisasi yaitu...
a. Informasi tak terkendali
b. Kebarat-baratan
c. Sikap individualisme
d. Perubahan tata nilai dan sikap
4. Yang tidak termasuk ke dalam isu global yaitu...
a. Pola hidup konsumtif
b. HAM
c. Migrasi
d. Demokrasi
5. Di dalam hubungan antar bangsa atau hubungan internasional ada
beberapa sarana yang bisa digunakan oleh negara-negara di dunia,
berikut ini yang tidak termasuk ke dalam sarana – sarana tersebut
adalah...
a. Propaganda
b. Diplomasi
c. Demokrasi
d. Kekuatan militer
6. Yang tidak termasuk perjanjian bilateral yaitu...
a. Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik yaitu pada
tahun 1949
b. Perjanjian ekstradisi antara pemerintah Republik Indonesia
dengan malaysia yaitu pada tahun 1974
c. Perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan
Australia yaitu tentang pertahanan dan keamanan wilayah
kedua negara tersebut pada tanggal 16 Desember 1995
d. Perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan
RRC tentang penyelesaian Dwi Kewarganegaraan pada
tahun 1955

97
7. Konvensi jenewa adalah salah satu contoh kerja sama regional atau
multilateral yang dilaksanakan pada tahun...
a. 1983
b. 1982
c. 1949
d. 1948
8. Yang tidak termasuk ke dalam prinsip kerja sama antar bangsa
atau kerja sama internasional yaitu...
a. Bekerja sama dan saling menjatuhkan satu sama lain
b. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lainnya
c. Menghormati kedaulatan negara lain
d. Hidup berdampingan secara damai
9. Perjanjian ekstradisi antara pemerintah Republik Indonesia dengan
Malaysia adalah suatu contoh perjanjian bilateral yang dilaksanakan
pada tahun...
a. 1972
b. 1973
c. 1974
d. 1975
10. “Suatu usaha yang sistematis dan digunakan untuk mempengaruhi,
emosi, pikiran, dan tindakan yang dilakukan suatu kelompok demi
kepentingan masyarakat umum, melainkan bukan kepada
pemerintahan mereka” adalah pengertian dari...
a. Diplomasi
b. Demokrasi
c. Propaganda
d. Kekuatan Militer

98
KUNCI JAWABAN

BAB 1 BAB 2 BAB 3


1. C 1. D 1. C
2. A 2. D 2. A
3. D 3. A 3. D
4. C 4. C 4. B
5. B 5. B 5. B
6. D 6. A 6. D
7. B 7. B 7. C
8. A 8. A 8. A
9. D 9. C 9. B
10. B 10. A 10. C

BAB 4 BAB 5 BAB 6


1. C 1. B 1. A
2. D 2. A 2. C
3. D 3. D 3. B
4. A 4. C 4. D
5. B 5. D 5. B
6. C 6. A 6. A
7. B 7. C 7. C
8. A 8. B 8. B
9. D 9. B 9. B
10. C 10. C 10. D

BAB 7 BAB 8 BAB 9


1. C 1. B 1. B
2. B 2. A 2. C
3. D 3. C 3. D
4. A 4. D 4. A
5. C 5. B 5. C
6. A 6. C 6. A
7. C 7. B 7. C
8. A 8. A 8. A
9. A 9. C 9. C
10. C 10. D 10. C

99
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarim, Aim. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Warga


Negara yang Demokratis. Bandung: Grafindo Media Utama.
Ananda, Azwar. 2015. Esensi Pendidikan Kewarganegaraan: Sebuah Kilas
Balik Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. Jurnal Demokrasi
4(1). hlm 39-47.
Asrun, Muhammad. 2016. Hak Asasi Manusia dalam Kerangka Cita Negara
Hukum. Jurnal Cita Hukum Vol.4 No.1.
Ayuningtyas, Dika Restu dkk. 2016. Perjuangan Panglima Besar Jenderal
Soedirman pada Masa Revolusi Fisik Tahun 1945-1950.
Azhari, Aidul Fitriciada. 2012. Negara Hukum Indonesia: Dekolonisasi dan
Rekontruksi Tradisi. Jurnal Hukum Vol 1 No. 4 2012.
Azzuhri, Muhandis. 2012. Konsep Multikulturalisme dan Pluralisme dalam
Pendidikan Agama. Jurnal Forum Tarbiyah, Vol. 10 No.1, Juni 2012.
Besar. 2011. Pelaksanaan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia dan
Demokrasi di Indonesia. Jurnal Humaniora Vol.2 No.1 April 2011.
Budiardjo, Mariam. 1983. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Budiyono, Kabul. 2012. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi.
Bandung: Alfabeta.
Brata, Ida Bagus. 2016. Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa.
Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No.01 Maret 2016.
Boti, Middya. 2017. Masyarakat Multikultural: Studi Sosial Interaksi
Masyarakat Islam Melayu dengan Non Melayu pada Masyarakat
Sukabangun Kel. Sukajadi Kec. Sukaramai Palembang . JSA Vol 1 No
2 2017.
Chotib, dkk. 2007. Kewargaan 2 Menuju Masyarakat Madani. Bogor:
Yudhistira.
Darmadi, Hamid. 2012. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandung: Alfabeta.
Faturohman, Deden. 2017. Esensi Keterbukaan Informasi Publik bagi
Warga Negara di Indonesia pada Era Reformasi. Jurnal jamak, 4(1),
hlm. 1-10.
Hamid, Abdul dkk. 2012. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Bandung: Pustaka Setia.
Hartono, Chris dkk. 2004. Konteks Berteologi di Indonesia. Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia.
Ismanto, Gery. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Pekanbaru: CV. Mulia
Indah Kemala.
Jailani. 2015. Sistem Demokrasi di Indonesia di Tinjau Dari Sudut Hukum
Ketatanegaraan. Jurnal Inovatif, Volume VII Nomor 1 Januari 2015.
Kaelan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi .
Yogyakarta: PARADIGMA.
Kariadi, Dodik. 2017. Menciptakan Generasi yang Berwawasan Global

100
Berkarakter Lokal Melalui Harmonisasi Nilai Kosmopolitan dan
Nasionalisme Dalam Pembelajaran PKn. Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan 1(2). hlm 26-34.
Kawuryan, Sekar Purbarini. 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah Konsep Dasar
PKn. Yogyakarta: Jurusan PPSD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Khairazi, Fauzan. 2015. Implementasi Demokrasi dan Hak Asasi Mnusia di
Indonesia. Jurnal Inovatif, Volume VIII Nomor 1 Januari 2015.
Kurniawan, Gadug. 2015. Kebebasan sebagai Hakekat Demokrasi. Jurnal
Inovatif, Volume VIII Nomor 1 Januari 2015.
Nurwardani, Paristiyanti dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan.
Noviati, Cora Elly. 2013. Demokrasi dan Sistem Pemerintahan. Jurnal
Konstitusi, Volume 10, Nomor 2, Juni 2013.
Mahardika, Arvin dkk. 2017. TOP Skor No. 1 Tes CPNS 2017. Jakarta
Selatan: PT Asoka Aksara.
Mochlisin. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMP IX. Jakarta: Interplus.
Ridwan. 2015. Problematika Keragaman Kebudayaan Alternatif
Pemecahan. Jurnal madaniah, Volume 2 Edisi IX Agustus 2015.
Rustini, Tini dkk. 2018. All New Target Nilai 100 Ulangan Harian SMP/MTS
Kelas VIII. Jakarta Selatan: Cmedia.
Qamar, Nurul. 2013. Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi
(Human Rights in Democratiche Rechtsstaat) . Jakarta: Sinar
Grafika.
Rokilah. 2017. Implikasi Kewarganegaraan Ganda bagi Warga Negara
Indonesia. Jurnal AJUDIKASI Vol1 No 2 Desember 2017, 56 – 62.
Rosyada, Dede dkk. 2005. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani. Jakarta: PRENADA MEDIA.
Santoso, Agus. 2013. Perkembangan Konstitusi di Indonesia. Jurnal Vol.2
No.3 September 2013.
Sanyoto. 2008. Penegakan Hukum di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 8 No. 3 September 2008.
Sekti Pahlevi, Farida. 2017. Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi Dalam Memperkokoh Karakter Bangsa Indonesia.
Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains 2(1). hlm 66-81.
Setiadi, Wicipto. 2012. Pembangunan Hukum dalam Rangka Peningkatan
Supremasi Hukum. Jurnal Rechtsvinding Volume 1 Nomor 1
Januari-April 2012.
Setyawan, Inggit Bayu dan Triwahyuningsih. 2013. Sikap Peserta Didik
terhadap Konstitusi Negara Republik Indonesia pada Kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Mlati. Jurnal Citizenshp, Vol.3 No. 1, Juli 2013.
Siallagan, Haposan. 2016. Penerapan Prinsip Negara Hukum di Indonesia.
Jurnal Sosiohumaniora, Volume 18 No. 2 Juli 2016.

101
Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional Mencapai & Mempertahankan
Kemerdekaan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudiyo. 2003. Arus Perjuangan Pemuda dari Masa ke Masa. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukaya, Endang Zaelani dan dkk. 2002. Penidikan Kewarganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: PARADIGMA.
Sukriono, Didik. 2011. Membangun Badan Publik yang Transparan dan
Akuntabel dengan Membudayakan Kesadaran Berkonstitusi . Jurnal
Konstitusi, Vol IV No. 1, Juni 2011.
Sumarsono dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Suprasman dan Idjang Sarsono. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan
Berbasis Kompetensi. Pekanbaru: Pusat Pengembangan Pendidikan
Universitas Riau.
Surahman, Sigit. 2013. Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni dan
Budaya Indonesia. Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, Januari
– April 2013.
Susilo, Agus. 2018. Sejarah Jenderal Sudirman Dalam Mempertahankan
Indonesia (1945-1950). Jurnal Historia Volume 6, Tahun 2018,
ISSN 2337-4713.
Syafiie, Inu Kencana. 2016. Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Taniredja, Tukiran dan dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Purwokerto: CV. ALFABETA.
Tim Aksara Bangsa. 2012. Sekali Baca Langsung Inget Semua Soal Kelas
4
SD/MI. Jakarta: Kunci Aksara.
Syarbani, Syahrial. 2010. Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Taniredja, Tukiran dkk. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi Muhammadiyah. Bandung: ALFABETA.
Ubaedillah. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi. Jakarta:
Prenadamedia Group
Ubaedillah dan Abdul Rozak. 2003. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan
Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.
Usman. 2015. Negara dan Fungsinya Telaah atas Pemikiran Politik .
Vol.4/No.1/Juni 2015.
Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan
Kuliah di Perguruan Tinggi. Surakarta: PT Bumi Aksara.
Winarno. 2016. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan
Kuliah di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Zuhdi, Susanto. 2014. Sejarah Perjuangan Bangsa Sebagai Modalitas
Memperkuat Pertahanan Negara. Jurnal Pertahanan Maret 2014,
Volume 4, Nomor 1.

102

Anda mungkin juga menyukai