Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG HUKUM

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XI, No.23/I/Puslit/Desember/2019

MENATA REGULASI PEMBERDAYAAN


UMKM MELALUI OMNIBUS LAW
Sulasi Rongiyati
1
Abstrak
Wacana omnibus law bidang pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) yang dilontarkan Presiden Joko Widodo mendapatkan respons positif dari
berbagai kalangan mengingat saat ini regulasi di Indonesia sudah mengalami obesitas
sehingga berpotensi menghambat investasi. Tulisan ini mengangkat permasalahan
pembentukan omnibus law bidang pemberdayaan UMKM, kendala yang dihadapi,
serta solusi mengatasi kendala tersebut. Regulasi yang bersifat multisektor,
kebiasaan dengan satu materi khusus, dan kendala teknis dapat menjadi hambatan
dalam pembentukan omnibus law. Oleh karena itu perlu koordinasi dan kerja sama
antarinstansi dalam menginventarisasi dan mengintegrasikan materi; memperkuat
pelibatan supporting system; dan komitmen antara DPR dan pemerintah untuk
membentuk omnibus law bidang pemberdayaan UMKM.

Pendahuluan dianggap sebagai UU 'sapu jagat' yang


Presiden Joko Widodo dalam dapat digunakan untuk mengganti
pidato pelantikannya menyampaikan beberapa norma hukum dalam
gagasan merampingkan regulasi beberapa UU. Mekanisme ini dianggap
dengan membentuk dua undang- lebih efektif dan efisien dalam proses
undang (UU), yaitu UU Cipta pembentukan dan revisi UU (Detik.
Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan com, 16 November 2019).
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Merespons gagasan
(UMKM). Pembentukan kedua UU ini pembentukan omnibus law, Kementerian
sekaligus akan memangkas puluhan Hukum dan Hak Asasi Manusia
regulasi yang berkaitan dengan dan Badan Legislasi (Baleg) Dewan
ketenagakerjaan dan pemberdayaan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
UMKM. Pembentukan satu UU secara (DPR) menyatakan sepakat untuk
komprehensif dengan mengkonsolidasi memasukkan pembentukan omnibus
beberapa peraturan perundang- law ketenagakerjaan dan pemberdayaan
PUSLIT BKD undangan ke dalam pengaturan UU UMKM ke dalam Program Legislasi
baru dikenal dengan istilah omnibus Nasional (Prolegnas) 2020 sebagai
law. Menurut ahli hukum tata negara prioritas (Kompas.com, 28 November
Universitas Lambung Mangkurat, 2019). Sebagaimana diketahui,
Mirza Satria Buana, omnibus law dapat Pemerintah berupaya meningkatkan
peringkat investasi Indonesia, dari Tahun 2014 tentang Pemerintahan
peringkat 73 di dunia menjadi Daerah, beserta peraturan
peringkat 50 pada 2021, salah satunya pelaksana dari masing-masing
melalui penyederhanaan peraturan UU tersebut, terdapat pula
investasi (Maria Sumardjono, 28 peraturan perundang-undangan
November 2019). Setidaknya omnibus yang secara tidak langsung
law akan memangkas 72 regulasi mempengaruhi pemberdayaan
yang menghambat investasi (Media UMKM. Regulasi tersebut antara
Indonesia, 2019). lain prosedur dan biaya perizinan
Tulisan ini dibatasi pada memulai usaha, syarat kepemilikan
bagaimana pembentukan omnibus saham minoritas, dan pelayanan
law dapat diterapkan pada UU melalui sistem online (Ade Irawan
bidang pemberdayaan UMKM dan Taufik, 2017). Hasil kajian Satgas
kendala yang dihadapi serta solusi Kamar Dagang dan Industri
mengatasi kendala tersebut. Analisis ini
diharapkan dapat memberi masukan
mengklasifikasikan 11
regulasi terkait investasi yang
klaster 2
untuk komisi di DPR yang membidangi perlu dibenahi, yaitu: perizinan
pemberdayaan UMKM dan Baleg pertanahan, persyaratan investasi,
sebagai alat kelengkapan DPR yang ketenagakerjaan, kemudahan dan
bertugas menyusun rancangan perlindungan UMKM, kemudahan
Prolegnas. berusaha, dukungan riset dan
inovasi, administrasi pemerintahan,
Pembentukan Omnibus Law pengenaan sanksi, pengendalian
Pemberdayaan UMKM lahan, kemudahan proyek
UMKM memiliki kontribusi pemerintah, dan Kawasan Ekonomi
penting bagi perekonomian Khusus (Media Indonesia, 2019).
Indonesia. Pada tahun 2017, Konsep penyederhanaan
UMKM menyumbang Rp8160 regulasi melalui omnibus law
triliun dari total keseluruhan dilakukan dengan mencabut
PDB Indonesia sebesar Rp13600 beberapa regulasi dan menyusunnya
triliun (Ukmindonesia.id, 29 Juli kembali dalam satu UU secara
2019). Oleh karena itu penataan menyeluruh, komprehensif,
regulasi penting dilakukan untuk dan sederhana. Dalam sistem
menciptakan UMKM yang mampu pembentukan peraturan
bersaing di pasar global. perundang-undangan di Indonesia,
Saat ini regulasi mengenai dimungkinkan perubahan substansi
UMKM tersebar dalam berbagai dan pencabutan UU oleh UU
peraturan perundang-undangan, baru. Namun, pembaruan dan
sehingga berimplikasi pada sistim pencabutan UU secara terintegrasi
pemberdayaan UMKM yang sebagaimana konsep omnibus law
terpecah, tidak komprehensif, belum pernah dilakukan. Pada
dan menghambat investasi. Di bidang pemberdayaan UMKM,
samping regulasi yang mengatur pembentukan omnibus law dapat
secara langsung seperti: UU No. menciptakan regulasi yang
20 Tahun 2008 tentang UMKM, terintegrasi dan terpadu dalam satu
UU No. 25 Tahun 2007 tentang UU. Hal ini sejalan dengan pendapat
Penanaman Modal, UU No. 23 Jimly Asshiddiqie, bahwa omnibus law
dapat dilakukan melalui kodifikasi Pengusulan UU untuk dimuat dalam
hukum, baik terhadap UU maupun Prolegnas harus sudah disertai
berbagai peraturan pelaksana di Naskah Akademik yang merupakan
tingkat pusat, sehingga untuk suatu hasil penelitian atau kajian hukum
bidang hukum dapat dibukukan dan hasil penelitian lainnya yang
dalam 1 naskah yang terpadu (Jimly dapat dipertanggungjawabkan
Asshiddiqie, 2019). Kondisi ini dapat secara ilmiah sebagai solusi atas
menghindari tumpang tindih regulasi permasalahan obesitas dan tumpang
yang berpotensi pada birokrasi yang tindih regulasi pemberdayaan
berbelit-belit, besarnya biaya yang UMKM.
harus dikeluarkan, dan lamanya Pada tahap perumusan
waktu yang dibutuhkan untuk penyusunan UU, baik pemerintah
memenuhi persyaratan investasi. maupun DPR dapat mengajukan
Mengacu pada tahapan omnibus law. Dalam tahap ini
3 pembentukan peraturan perundang- pengusul
harmonisasi,
juga melakukan
pembulatan, dan
undangan yang diatur dalam
UU No.12 Tahun 2011 tentang pemantapan konsepsi RUU.
Pembentukan Peraturan Perundang- Saat ini pemerintah sedang
undangan sebagaimana telah diubah menyiapkan penyusunan omnibus
dengan UU No. 15 Tahun 2019 law pemberdayaan UMKM dan
tentang Perubahan UU No. 12 Tahun diharapkan selesai Desember 2019
2011 tentang Pembentukan Peraturan (rri.co.id, 6 November 2019).
Perundang-undangan (UU P3), maka Tahap pembahasan UU
pembentukan UU dilakukan melalui dilakukan secara bersama antara DPR
tahapan perencanaan, penyusunan, dengan pemerintah. Pembahasan
pembahasan, pengesahan atau melalui 2 tahap, yaitu Tahap
penetapan, dan pengundangan. Pembicaraan Tingkat I yang di
Pada tahap perencanaan, dalamnya melakukan pembahasan
Prolegnas menjadi instrumen RUU dengan membahas Daftar
perencanaan program pembentukan Inventarisasi Masalah (DIM) dan
UU yang disusun secara terencana, Tahap Pembicaraan Tingkat II yang
terpadu, dan sistematis. Artinya, merupakan pengambilan keputusan
dalam pembentukan omnibus law, dalam Rapat Paripurna (Tahap
pembahasan Prolegnas menjadi Pengesahan atau Penetapan).
langkah awal dengan merencanakan Pembahasan DIM merupakan
UU yang akan disusun. Pasal 16 inti dari pembahasan UU, di mana
UU P3 mensyaratkan program masing-masing Anggota DPR dan
pembentukan UU dengan memuat pemerintah berhak berargumen dan
judul RUU, materi yang diatur, menyuarakan aspirasinya. Pada
dan keterkaitan dengan peraturan tahap ini dimungkinkan keterlibatan
perundang-undangan lain. Dengan masyarakat untuk memberikan
demikian pada tahap perencanaan, masukan melalui Rapat Dengar
omnibus law pemberdayaan UMKM Pendapat Umum atau penyerapan
sudah harus siap dengan materi apa aspirasi melalui kunjungan kerja
saja yang akan diatur dan sinkronisasi alat kelengkapan yang membahas
serta harmonisasi antarperaturan RUU tersebut. Dengan demikian
perundang-undangan terkait. pembahasan yang dilakukan
diharapkan mampu menghasilkan pembahasan UU pada umumnya.
UU yang tidak hanya ramah Pembahasan UU di DPR selama ini
terhadap investasi tetapi juga fokus pada satu bidang materi UU dan
berpihak pada kepentingan rakyat. umumnya materi tersebut menjadi
salah satu bidang kewenangan komisi
Kendala Pembentukan Omnibus tertentu, kecuali jika materi yang
Law dibahas meliputi kewenangan lintas
Omnibus law pernah dipraktikkan komisi. Berkaitan dengan hal ini, peran
di beberapa negara seperti Irlandia, supporting system DPR harus semakin
Kanada, dan Amerika Serikat. Di kuat dalam memberikan kontribusi
Irlandia, satu omnibus law mampu substansi yang dibutuhkan. Pelibatan
menghapus sekitar 3.225 UU. Capaian Badan Keahlian DPR seperti Pusat
Irlandia dianggap sebagai rekor dunia Penelitian, Pusat Perancangan UU, dan
praktek omnibus law (Detik.com, 16 Pusat Pemantauan Pelaksanaan UU
November 2019). Bagi Indonesia, dalam pembentukan omnibus law akan
mempermudah anggota Dewan dalam
4
konsep omnibus law merupakan hal
baru sehingga untuk membentuk membangun argumen berbasis data
omnibus law diperlukan kesiapan yang akurat pada saat pembahasan
yang matang. Beberapa kendala yang RUU omnibus law pemberdayaan
dapat ditemui dalam pembentukan UMKM.
omnibus law pemberdayaan UMKM Ketiga, secara teknis padatnya
yaitu pertama, terkait kompleksitas agenda kegiatan Anggota DPR
substansi pemberdayaan UMKM dan dalam rangka melaksanakan tugas
penyebaran regulasinya yang perlu dan fungsinya, baik fungsi legislasi,
diinventarisasi secara menyeluruh pengawasan, maupun anggaran,
untuk kemudian dilakukan harmonisasi dapat mempengaruhi lamanya
berbagai peraturan dengan melibatkan proses pembahasan omnibus law.
banyak instansi. Kerja sama dan Pada sisi yang lain materi omnibus
koordinasi antarlembaga penting untuk law yang multisektor dan kompleks
mengintegrasikan materi yang pada memerlukan pembahasan yang intensif
awalnya tersebar dan tumpang tindih dan melibatkan anggota dari berbagai
menjadi terintegrasi dalam satu RUU. komisi atau alat kelengkapan lainnya.
Menurut Bivitri, omnibus law akan Oleh karena tiu diperlukan komitmen
sulit diwujudkan di Indonesia karena kuat baik dari DPR maupun pemerintah
perbedaan sistem peraturan perundang- untuk menyelesaikkan pembentukan
undangan. Seperti diketahui dalam omnibus law sesuai dengan ketentuan
sistem perundang-undangan Indonesia peraturan perundang-undangan.
banyak peraturan pelaksana dan Dari sisi pemerintah,
peraturan teknis, mulai dari peraturan permasalahan kelembagaan juga
menteri, keputusan menteri, surat perlu dibenahi. Bidang pemberdayaan
edaran, dan sebagainya yang tersebar UMKM yang selama ini ditangani
dalam berbagai UU (Tempo.co, 24 oleh banyak sektor berpotensi
Oktober 2019). menghambat pemberdayaan UMKM
Kedua, proses pembentukan itu sendiri. Sebagai gambaran, instansi
omnibus law di DPR memerlukan yang menangani UMKM antara
kesiapan dan model pembahasan lain: Kementerian Koperasi dan
khusus yang sedikit berbeda dengan UMKM, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perdagangan, Badan substansi pemberdayaan
Ekonomi Kreatif, dan Pemerintah UMKM dalam satu UU. Model
Daerah. Dalam tataran praktik, berbagai pembahasan yang selama ini
instansi tersebut memiliki regulasi dan terfokus pada satu substansi dan
kebijakan yang berbeda-beda, sehingga padatnya agenda DPR dalam
peluang terjadinya tumpang tindih melaksanakan tugas dan fungsinya
pengaturan sangat besar. dapat pula mempengaruhi
Mengatasi kondisi tersebut, efektivitas pembahasan di DPR.
pemerintah perlu menginisiasi Dari sisi pemerintah, kompleksitas
kementerian/ lembaga terkait untuk materi dengan keterlibatan
duduk bersama mempersiapkan multisektor menyebabkan
omnibus law pemberdayaaan UMKM. inventarisasi regulasi perlu
Diawali dengan menginventarisasi dilakukan secara menyeluruh oleh
peraturan perundang-undangan beserta instansi terkait.
5 peraturan teknisnya, menyiapkan
naskah akademik dan draf RUU.
Oleh karena itu solusi yang
dapat dilakukan yaitu melakukan
Dengan demikian konsep omnibus koordinasi antarlembaga untuk
law dari pemerintah yang diajukan ke inventarisasi dan pengintegrasian
DPR sudah matang dan telah melalui materi omnibus law, memperkuat
pembahasan kementerian/lembaga peran supporting system DPR
yang terlibat dalam pemberdayaan dalam pembahasan, dan untuk
UMKM. Hal ini akan mempengaruhi mengefektifkan pembahasan
kelancaran proses pembentukan di DPR, perlu mekanisme
omnibus law pemberdayaan UMKM pembahasan yang simpel dan
di DPR dan dapat meminimalisasi komitmen DPR serta Pemerintah
perbedaan pendapat di internal untuk membentuk omnibus law
pemerintah karena rancangan omnibus sesuai ketentuan peraturan
law telah menjalani proses perencanaan, perundang-undangan.
penyusunan, dan pembahasan antara
lembaga-lembaga terkait. Referensi
Asshiddiqie, Jimly. “Omnibus law
Penutup Penyederhanaan Legislasi dan
Pembentukan omnibus law Kodifikasi Administrasi”,https://
dapat dilakukan dengan mengacu www.academia.edu/41009264/
pada ketentuan UU P3 melalui UU_TERPADU_Omnibus_Law_,
tahapan perencanaan, penyusunan, diakses 23 November 2019.
pembahasan, dan pengesahan “Kemenkop Susun Omnibus Law
dengan mengedepankan Sektor UMKM”, http://rri.co.id/
inventarisasi dan pengkajian post/berita/743344/ekonomi/
regulasi yang saat ini berlaku kemenkop_susun_omnibus_law_
untuk kemudian disusun menjadi sektor_umkm.html, diakses 29
satu UU yang komprehensif dan Desember 2019.
terintegrasi. Beberapa kendala "Menkumham: Omnibus law Akan
terkait kompleksitas regulasi yang Masuk Prolegnas Prioritas 2020".
bersifat multisektor membutuhkan https://nasional.kompas.com/
koordinasi dan kerja sama antar- read/2019/11/28/16060471/
instansi untuk mengintegrasikan menkumham-omnibus-law-akan-
masuk-prolegnas-prioritas-2020, Sumber Daya Alam”, Kompas, 28
diakses 29 November 2019. November 2019, hal. 6.
“Omnibus Law Menjamin Legalitas UMK”, Taufik, Ade Irawan. (2017). “Evaluasi
Media Indonesia, 23 November 2019, Regulasi dalam Menciptakan
hal.2. Kemudahan Berusaha bagi UMKM”.
“Pakar Jelaskan Tantangan Omnibus Law Jurnal Recht Vinding, Vol. 6, No. 3.
yang Diinginkan Jokowi”, https:// “UU Sapu Jagat Dinilai Mendesak
nasional.tempo.co/read/1263751/ Untuk Merampingkan Obisitas
pakar-jelaskan-tantangan-omnibus- Hukum”, https://news.detik.
law-yang-diinginkan-jokowi, diakses com/berita/d-3729969/uu-sapu-
22 November 2019. jagat-dinilai mendesak-untuk-
“Puluhan Ribu Regulasi Justru Hambat rampingkan-obesitas-hukum,
Investasi”, Media Indonesia, 28 diakses 22 November 2019.
November 2019, hal. 13.
“Potret UMKM Indonesia: Si Kecil yang
Berperan Besar”, https://www.
6
ukmindonesia.id/baca-artikel/62,
diakses 3 Desember 2019.
Sumardjono, Maria SW. “Omnibus law

Sulasi Rongiyati
sulasi.rongiyati@dpr.go.id

Sulasi Rongiyati, S.H., M.H., menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas


Jenderal Soedirman pada tahun 1991 dan S2 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan
program kekhususan Hukum Ekonomi pada tahun 2004. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Madya
Hukum Ekonomi pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang
telah dipublikasikan melalui jurnal dan buku antara lain: “Politik Hukum Pembentukan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan:
Analisis Terhadap Kewenangan Komite Stabilitas Sistem Keuangan” (2017); “Pelindungan Hukum
UMKM Melalui Pendaftaran Merek” (2017); dan “Pelindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual
pada Produk Ekonomi Kreatif” (2018)

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai