Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEPEMIMPINAN

PERAN PEIMPIN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PAPUA

Dosen Pengampu: Dr. Juniastel Rajagukguk, M.Si

Disusun oleh kelompok 7 (tujuh):

Devani Anindita Yolanda : 4191240001

Maharani Syahputri : 4193240002

Sella Selviana Sinurat : 4192540003

FISIKA NONDIK 2019 JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penyusun masih diberikan kesempata dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Peran Pemimpin dalam Penyelesaian Masalah
Papua” pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi penyelesaian tugas pada mata
kuliah kepemimpinan, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, penyusun tentu saja tidak dapat menyelesaikan sendiri
tanpa pihak lain. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penyusun yang selalu mendoakan

2. Kepada Bapak dosen pengampu, Dr. Juniastel Rajagukguk, M.Si

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penusun meminta maaf dan mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.

Akhir kata penyusun mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, 19 September 2019

Penyusun

Kelompok 7 (tujuh)
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulis

1.4 Metode Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan

` 2.2

2.3

2.4

BAB II PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tanggal 21 November 2001 Pemerintah Republik Indonesia telah mengesahkan


UU No.21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Provinsi yang memiliki
wilayah yang luas 421.981 km2, terdiri atas 12 kota, serta memiliki keragaman suku dan
lebih dari 250 bahasa. Dengan adanya Otonomi khusus sedikitnya akan memberikan gairah
baru dengan suasana kemerdekaan dalam hati dan jiwa orang Papua yang selama ini terus
tertekan oleh berbagai persoalan pembangunan yang jauh tertinggal dengan provinsi –
propinsi di Indonesia. Berbagai data pun menguatkan hal ini. Misalnya tingkat kemiskinan,
dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2000 lalu menempatkan propinsi Papua sebagai
propinsi yang terbanyak penduduk miskinnya. Ironisnya merujuk pada Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) perkapita wilayah , Papua menduduki urutan keempat di Indonesia.
Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua pada dasarnya adalah pemberian kewenangan
yang lebih luas bagi Provinsi dan Rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri di
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kewenangan yang lebih luas berarti
pula tanggung Jawab yang lebih besar bagi provinsi dan rakyat Papua untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam di provinsi
Papua untuk sebesar – besarnya bagi kemakmuran rakyat Papua sebagai bagian dari rakyat
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Dalam makalah ini penulis ingin menggali lebih dalam permasalahan yang terjadi di
Propinsi Papua . Berdasarkan pasal 3 ayat 4 UU Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2001
“Pembentukan, pemekaran, penghapusan, dan/atau penggabungan Kabupaten/Kota,
ditetapkan dengan Undang – Undang atas usul Provinsi Papua.’ Propinsi Papua hingga
mendekati 1 Dasawarsa ini sejak diberlakukannya Otonomi Khusus ini telah terjadi
pemekaran – pemekaran daerah baik dari tingkat propinsi maupun Kabupaten / Kotamadya
diantaranya Propinsi Papua menjadi Propinsi Papua dan Propinsi Papua Barat. Untuk Papua
sendiri saat ini terdiri atas 2 (dua) Kotamadya dan 12 (dua belas) Kabupaten sedangkan
Propinsi Papua Barat terdiri atas 1 (satu) Kotamadya dan 8 (delapan) Kabupaten.
Dengan terjadinya perubahan pada pembagian – pembagian daerah pemerintahan
tentu akan mempengaruhi pada perubahan – perubahan yang terjadi pada perangkat dan
kepegawaian serta tugas dan kewenangan . Kemampuan prakarsa dan kreativitas perangkat
dan kepegawaian akan terpacu, sehingga kapabilitas dalam mengatasi berbagai masalah
domestik akan semakin kuat.
Salah satu harapan dikeluarkannya undang – undang No. 32 Tahun 2004, tentang
Pemerintahan Daerah, yaitu meletakkan dasar-dasar administrasi Pemerintahan Desa
sehingga baik para pemimpin formal (Kepala Desa dan Pamong Desa), maupun para
pemimpin informal (Kepala Suku, Pdt / Pastor dan para Tokoh) semakin tahu dan mampu
menjadi pelopor dalam masyarakat, terutama dalam fungsi mereka sebagai jembatan yang
menghubungkan antara kemauan pemerintah dan kepentingan masyarakat, maupun
kepentingan masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Dalam fungsi demikian
mereka menjandang beban mencerna dan menerangkan kebijaksanaan – kebijaksanaan
umum dan prioritas pembangunan yang dirancang oleh pemerintah kemudian
menjelaskannya ke segenap anggota masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu kepemimpinan?

2. Apa saja konflik yang terjadi di Papua?

3. Bagaimana tanggapan pemerintah terhadap konflik yang terjadi di Papua?

4. Apa saja peran pemimpin dalam menyelesaikan masalah Papua?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetaui definisi kepemimpinan

2. Mengetahui konflik yang terjadi di Papua

3. Mengetahui bagaimana tanggapan pemerintah terhadap konflik di Papua

4. Mengetahui peran pemimpin dalam menyelesaikan masalah Ppua


1.4 Metode penelitian

Dalam membahas permasalahan ini penulis menggunakan metode penulisan dengan


pengumpulan data san makaalah bersumber dari referensi kajian kepemimpinan. Penuli
menyampaikan permasalahan yang ada dalam makalah ini dengan cara tertulis yang dibuat
dalam bentuk makalah sederhana.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kepemimpinan

Pengertian kepemimpinan adalah faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi


serta manajemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini mampu
mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat
bersaing secara baik. Konsep kepemimpinan telah banyak ditawarkan para penulis di bidang
organisasi dan manajemen. Kepemimpinan tentu saja mengkaitkan aspek individual seorang
pemimpin dengan konteks situasi dimana pemimpin tersebut menerapkan kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai