Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN PANIK PADA LANSIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik


Dosen Mata Ajar : Novi Widyastuti Rahayu, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J

Kelompok 5 :

Riana Wulandari (2820173077)

Rifzika Adnanti (2820173078)

Rila Budiati Rahayu (2820173079)

Rizki Widya Noraini (2820173081)

Rosita Hutami (2820173082)

Rovi Surya Nugraha (2820173083)

Savitri Nur Ramadhani (2820173084)

Siti Maimunah (2820173085)

Kelas 3B

HALAMAN JUDUL

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
“Asuhan Keperawatan Panik pada Lansia”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf. Kritik dan saran dari
dosen pengajar maupun dari pembaca  sangat diharapkan oleh kami untuk
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Yogyakarta, 30 Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Definisi......................................................................................................2
B. Etiologi......................................................................................................2
C. Klasifikasi..................................................................................................2
D. Manifestasi Klinis......................................................................................3
E. Penatalaksanaan.........................................................................................4
F. Komplikasi................................................................................................5
G. Pencegahan................................................................................................6
H. Asuhan Keperawatan.................................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan panik merupakan salah satu jenis gangguan cemas
kronik yang ditandai oleh serangan panik parah yang berulang dan tak
terduga, frekuensi serangannya bervariasi mulai dari beberapa kali
serangan dalam setahun hingga beberapa serangan dalam sehari. Serangan
panik dapat pula terjadi pada jenis gangguan cemas yang lain, namun
hanya pada gangguan panik, serangan terjadi meskipun tidak terdapat
faktor presipitasi yang jelas.
Gangguan panik dapat timbul bersama gangguan mood, dengan
gejala mood secara potensial meningkatkan onset serangan panik.
Gangguan panik juga bisa didiagnosis dengan atau tanpa agoraphobia.
Selain itu gangguan panik juga biasanya menyertai penyakit somatik
(comorbid) seperti PPOK, IBS, migraine, dan meningkatkan frekuensi
serangan jantung. Oleh karena itu skrening dan pemeriksaan yang tepat
terhadap gangguan panik sangat dibutuhkan untuk efikasi terapi, efisiensi
biaya dan waktu pengobatan.
Pada penelitian di Texas yang dilakukan pada 1.600 orang,
mengatakan angka prevalensi seumur hidup adalah 3,8% untuk gsngguan
panik, 5,6% untuk serangan panik dan 2,2% untuk serangan panik dengan
gejala terbatas yang tidak memenuhi kriteria diagnostik lengkap.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi panik.
2. Untuk mengetahui etiologi panik.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis panik.
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan panik.
5. Untuk mengetahui komplikasi panik.
6. Untuk mengetahui pencegahan panik.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien panik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Lansia (usia lanjut) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase khidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
mengalami suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
(wahyudi, 2008).
Panik adalah jenis gangguan kecemasan yang ditandai oleh
serangan panik berulang-ulang, yaitu periode terpisah dari perasaan
ketakutan yang intens dan berhubungan dengan gejala fisik seperti jantung
berdebar-debar, sesak napas, berkeringat gemetar, ketidaknyamanan di
dada, pusing dan sebagainya.

C. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya panik yaitu
1. Faktor biologis
Contohnya adalah keturunan, ketidakseimbangan kimia zat pengontrol
fungsi otak, sistem saraf simpatik terlalu sensitif
2. Faktor psikologis
Misalnya orang yang mudah cemas, pesisim dan kurang merasa aman
3. Faktor lingkungan
Seperti pengalaman negatif dimasa kecil, peristiw stres (misalnya
mengalami bencana dan kecelakaan), stres kehidupan sehari-hari
lainnya (misalnya pergantian pekerjaan dan masalah hubungan antar
pribadi)

D. Klasifikasi
Terdapat tingkat respon ansietas, yaitu:
1. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi
waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas

2
menumbuhkan motivasi belajar serta menghasilkan pertumbuhan
dan kreativitas.
2. Ansietas sedang, memungkinkan seseorang memusatkan perhatian
pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif tetapi dapat
melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3. Ansietas berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Adanya kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang
terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua
perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada
suatu area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan
merassa diteror, serta tidak mampu melakukan apapun walaupun
dengan pengarahan. Panik meningkatkan aktivitas motorik,
menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi
menyimpang, serta kehilangan pemikiran rasional.

E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala panik meliputi:
1. Respon fisik
a. Flight, fight, atau freeze
b. Ketegangan otot sangat berat
c. Agitasi mototrik sangat kasar
d. Pupil dilatasi
e. Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f. Tidak dapat tidur
g. Hormon strees dan neurotransmiter berkurang
h. Wajah menyeringai, mulut ternganga
2. Respon kognitif
a. Persepsi sangat sempit
b. Pikiran tidak logis, terganggu

3
c. Kepribadian kacau
d. Tidak dapat menyelesaikan masalah
e. Fokus pada pikiran sendiri
f. Tidak rasional
g. Sulit memahami stimulus eksternal

F. Penatalaksanaan
Metode untuk mengurangi frekuensi dan intensitas terjadinya serangan
panik dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Psikoterapi
Psikoterapi dipercaya sebagai metode pengobatan utama
gangguan panik yang efektif. Dalam psikoterapi, dokter akan
memberikan pemahaman dan perubahan cara pikir kepada pasien agar
bisa menghadapi situasi panik yang sedang dihadapi. Salah bentuk
psikoterapi adalah terapi kognitif perilaku (cognitive behavioral
therapy) yang akan memberikan pemahaman dan cara berpikir dalam
menghadapi panik sebagai suatu situasi yang tidak membahayakan
jiwa. Pada tahap ini, dokter akan menciptakan kondisi secara bertahap
yang akan memicu timbulnya gejala-gejala dari gangguan panik.
Namun kondisi tersebut akan dilakukan dengan memperhatikan
keamanan pasien. Terapi tersebut diharapkan akan membentuk
kebiasaan serta perilaku pasien yang tidak lagi merasa terancam.
Selain itu, psikoterapi juga akan berhasil meningkatkan kepercayaan
diri pasien dalam menghilangkan perasaan takut, bila serangan panik
yang terjadi sebelumnya telah mampu ditangani.

Psikoterapi memang membutuhkan waktu dan usaha dari


pasien, akan tetapi terapi ini akan membawa pasien pada kondisi yang
lebih baik dari sebelumnya. Hasil psikoterapi, yakni berubahnya cara
berpikir dan tindakan yang akan dilakukan oleh pasien dalam
mengatasi serangan, bisa dirasakan dalam beberapa minggu hingga
beberapa bulan. Oleh sebab itu, pasien akan disarankan untuk

4
melakukan psikoterapi secara rutin demi memastikan gejala-gejala
gangguan panik bisa ditangani dan mencegahnya kambuh.

2. Obat-obatan
Obat antiansietas bisa digunakan untuk mengurangi gejala-
gejala yang berkaitan dengan gangguan panik, seperti serangan panik
dan depresi. Dokter bisa meresepkan satu jenis obat, lalu
menggantinya, atau memberikan kombinasi obat untuk meningkatkan
efektivitas obat. Pada ibu hamil, menyusui, atau sedang merencanakan
kehamilan, sebaiknya diskusikan kepada dokter terlebih dahulu
mengenai manfaat dan risikonya.
Beberapa jenis obat yang bisa digunakan untuk mengatasi
gangguan panik yaitu
a. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), seperti fluoxetine
atau sertraline. Obat antidepresan ini tergolong cukup aman dan
risiko rendah terjadinya efek samping. Jenis obat ini akan
direkomendasikan sebagai pengobatan pertama untuk meredakan
serangan panik.
b. Benzodiazepine, seperti alprazolam atau clonazepam. Obat
penenang (sedatif) ini bekerja dengan menekan aktivitas di sistem
saraf pusat. Obat ini hanya dikonsumsi untuk jangka waktu
pendek, karena dapat menimbulkan ketergantungan obat, dan
gangguan fisik atau mental.
c. Serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI), seperti
venlafaxine. Ini merupakan obat antidepresan yang bisa dijadikan
pilihan lain oleh dokter untuk meredakah gejala-gejala serangan
panik.

G. Komplikasi
Pada gangguan panik yang tidak tertangani dengan baik, akan
membuat kondisi penderita makin memburuk dan menimbulkan sejumlah
masalah lain, seperti depresi, kecanduan alkohol atau penyalahgunaan

5
NAPZA, menjadi antisosial, serta timbul masalah di sekolah atau tempat
kerja, hingga masalah keuangan.

H. Pencegahan
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala yang
terjadi, yaitu:
1. Hindari jenis makanan atau minuman yang mengandung kafein dan
beralkohol
2. Berhenti merokok dan tidak menyalahgunakan NAPZA
3. Berolahraga
4. Cukup istirahat dan tidur
5. Latihan manajemen stres dan teknik relaksasi
6. Bergabung dnegan komunitas yang memiliki masalah sama

I. Asuhan Keperawatan
1. Kasus
Nenek Sumiyati berumur 65 tahun sudah 8 bulan tinggal di Panti
Jompo Sukasih. Suami Nenek Sumiyati sudah meninggal sekitar satu
tahun yang lalu dan Nenek Sumiyati hanya memiliki seorang anak
laki-laki yang bekerja keras dan belum menikah. Anak Nenek
Sumiyati bekerja di luar kota sehingga oleh anaknya tersebut Nenek
Sumiyati dibawa ke Panti Jompo agar ada yang merawat daripada
tinggal di rumah sendirian. Sudah enam bulan lamanya anak Nenek
Sumiyati tidak menjenguk Nenek Sumiyati. Nenek Sumiyati merasa
kesepian, takut kalau anaknya lupa dengan dirinya, takut kalau dimasa
tuanya dia selalu kesepian sehingga munculah rasa panik yang
berlebihan.

6
2. Asuhan keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Ansietas b/d stressor Setelah dilakukan tindakan Pengurangan Kecemasa 5820 1. Reaksi verbal/
keperawatan selama 3x24 jam, 1. Kaji tanda verbal dan nonverbal dapat
masalah ansietas dapat teratasi nonverbal ansietas menunjukkan rasa
dengan kriteria hasil:
agitasi, marah dan
Kontrol Ansietas 1402
1. Klien mengenal gelisah
perasaannya
2. Klien dapat
mengidentifikasi 2. Beri lingkungan yang 2. Lingkungan yang
penyebab atau faktor tenang dan suasana penuh
tenang akan
yang mempengaruhi istirahat
kecemasan mengurangi
3. Klien menyatakan rangsangan
kecemasannya berkurang eksternal yang
tidak perlu

3. Kontrol sensasi
3. Tingkatkan kontrol sensasi klien (dalam
klien
mengurangi
kekuatan) dapat
memberikan
umpan balik yang

7
posistif

4. Untuk
4. Beri kesempatan klien mengekspresikan
mengungkapkan
perasaan dan
kecemasannya
menghilangkan
ansietas

2. Ketakutan b/d Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Koping 5230 1. Mengetahui


berpisah dari sistem keperawatan selama 3x24 jam, 1. Identifikasi terkait masalah penyebab masalah
pendukung masalah ansietas dapat teratasi yang dihadapi klien pada klien
dengan kriteria hasil:
Kontrol Ansietas 1402 2. Bantu klien untuk
1. Klien memiliki informasi menyelesaikan masalah 2. Membantu
untuk mengurangi takut dengan cara yang menyelesaikan
2. Klien dapat konstruktif masalahan dengan
menggunakan teknik cara yang tepat
relaksasi
3. Klien dapat 3. Berikan suasana penerimaan 3. Agar klien merasa
mempertahankan nyaman
hubungan sosial dan
fungsi peran 4. Turunkan stimulus yang
4. Mengurangi rasa
4. Klien dapat mengontrol dapat menyebabkan suatu
respon takut ancaman ketakutan

8
J. Dialog Roleplay

Sesi 1 : Bina hubungan saling percaya dengan klien

Perawat : Selamat pagi nek, perkenalkan saya perawat Fitri. Saya yang
berdinas pada hari ini dari pukul 07.00 sampai jam 14.00 wib. Kalau boleh
tahu nama nenek siapa? Dan sukanyaa dipanggil apa?

Pasien : Nama saya nenek sumiati lebih suka dipanggil Sumi.

Perawat : Oh ya nenek sumi, kalau boleh tahu sudah berapa lama nenek

berada disini?

Pasien : Sudah 8 bulan mbak.

Perawat : Apakah nenek masih ingat siapa yang membawa nenek kesini?
Dan mengapa nenek dibawa kesini?

Pasien : Yang membawa saya kesini adalah anak saya mbak, karena anak
saya sibuk kerja diluar kota, jadi saya dibawa kesini mbak biar ada yang
mengurus.

Perawat : Nek, bagaimana kalau nanti kita berbincang-bincang tentang


perasaan nenek saat ini, kira-kira 15 sampai 20 menit saja nek. Apakah
nenek bersedia?

Pasien : Iya mbak saya bersedia.

Perawat : Baik kalau begitu nanti saya kesini lagi ya nek untuk
berbincang-bincang dengan nenek.

Pasien : Baik mbak.

Sesi 2 : Mengungkapkan alasan

Perawat : “Selamat pagi nek… Hayooo kira-kira nenek masih ingat sama
saya tidak?”

9
Pasien : “Pagi juga mbak, makasih mbak”.

Perawat : “Kalau masih ingat, coba nenek sebutkan nama saya siapa?”

Pasien : “Siapa ya? Oh iya, namanya mbak…… kan?”

Perawat : “Iya betul sekali nenek. Hmmm… sekarang, bagaiman


perasaaan nenek saat ini?”

Pasien : “Perasaan saya rasanya nggak karuan mbak. Pikiran saya juga
kemana-mana. Nggak tenang pokoknya”.

Perawat : “Loh kenapa bisa begitu nek?”

Pasien : “Itu anak saya jarang mengunjungi saya disini, saya jadi
kepikiran. Saya takut dia lupa sama saya, nanati saya nggak ketemu anak
saya lagi”.

Perawat : “Memangnya kapan terakhi kali anak nenek mengunjungi nenek


disini?”

Pasien : “Terakhir dia mengunjungi saya sekitar 6 bulan yang lalu. anak
saya laki-laki Cuma satu, dia belum menikah karena sibuk bekerja dan
kerjanya di luar kota jadi jarang mengunjungi saya. Kalau ingiat anak
saya, saya jadi kepikiran”.

Perawat : “Nenek kepikiran anak nenek pada saat apa nek?”

Pasien : “Ya kalau saya lagi senidiran dan nggak ada teman ngobrol.
Saya takut kalau masa tua saya selalu kesepian, apalaigi suami saya juga
sudah nggak ada”.

Perawat : “Nenek jangan pernah merasa kesepian, disini kan banyak


emannya. Dan nenek tidak perlu sungkan berbagi cerita dengan kita yang
disini. Kita siap untuk mendengarkan keluh kesah nenek. Jadi kalau ada
apa-apa jangan dipendam sendiri nek. Nanti malah akan mengganggu
pikiran nenek”.

10
Pasien : “Iya mbak”.

Perawat : “Nah, gimana nek perasaanya setelah berbagi cerita dengan


saya?”

Pasien : “Saya merasa sedikit lega mbak karena bisa cerita sama mbak”

Perawat : “Iya nek, kalau sekiranya ada yang perlu kita diskusikan lagi,
besok kita bahas dipertemuan selanjutnya ya nek?”

Pasien : “Iya mbak,saya akan cerita lagi sama mbaknya”.

Perawat : “Yang penting, nenek harus berpikir positif ya nek. Jangan mikir
yang aneh-aneh nek, karena bisa menimbulkan kepanikan pada diri nenek.
Kalau begitu sekian pertemuan kita untuk hari ini, besok kita ketemu lagi
ya nek. Nenek au dimana tempatnya dan jam berapa?”

Pasien : “Disini lagi aja mbak, besok jam 10 pagi ya mbak?”

Perawat : “Baik, besok kita ketemu lagi disini ya nek jam 10 pagi. Selamat
pagi nek, silahkan selamat beraktivitas”.

Pasien : “Iya mbak, selamat pagi juga”.

Sesi 3 : Mengungkapkan alas an penyebab panic yang diaami

Perawat : Selamat pagi nek.

Pasien : Iya selamat pagi mbak.

Perawat : Nenek masih ingat dengan saya atau tidak nih?

Pasien : Masih dong mbak.

Perawat : Coba tebak nek nama saya siapa.

Pasien : Namanya mbak itu, mbak Fitri kan?

Perawat : Iya benar nek, wah ternyata nenek masih ingat dengan
saya ya.

11
Pasien : Hehe masih dong mbak.

(Tiba-tiba nenek terlihat panic dan gelisaah)

Perawat : Nenek kenapa terlihat gelisaah dan panic?

Pasien : Perasaan saya sedang tidak enak mbak, rasanya tidak


tenang.

Perawat : Kenapa begitu nek? Apa yang sedang nenenk pikirkan?

Pasien : Saya itu sudah lama tidak bertemu dengan anak saya
mbak. Tidak pernah mendapat kabar dari dia. Dia itu belum
menikah mbak dan saya ingin dia segera menikah.

Perawat : Kenapa nenek sekarang sangat menginginkan anak nenek


segera menikah?

Pasien : Ya karena saya ingin melihat anak saya menikah saat saya
masih hidup.

Perawat : Nenek sudah mencoba menghubungi anak nenek tersebut.

Pasien : Sudah mbak tapi nomernya tidak bisa dihubungi. Kalau


sudaah begini saya itu merasa sangat kesepian mbak, punya
anak tapi tidaak pernah ketemu dan sulit dihubungi.

Perawat : Nenek yang sabar ya, jangan merasa kesepian kan disini
banyak teman nenek. Nenek bisa mencari kesibukan
bersama teman-teman nenek. Ada saya dan teman-teman
saya juga yang akan mengajak nenek mengobrol selama
beberapa hari kedepan ini. Semoga tidak lama lagi anak
nenek dating untuk mengunjungi nenek ya.

Pasien : iya mbak, makasih ya mbak sudah mau mendengarkan


cerita saya.

12
Perawat : iya nek sama-sama. Sekarang baagaimana perasaan nenek
setelah cerita sama saya.

Pasien : Saya sudah merasa sedikit lega dan tenang mbak.

Perawat : Alhamdulillah kalau begitu nek. Yang penting saya


berpesan sama nenek untuk tetepa berpikir positif ya.

Pasien : Iya mbak.

Perawat : Kalau begitu saya sudahi ya nek untuk pertemuan kita hai
ini, besok kita bertemu lagi jam 10 ya nek. Oiya, mau
dimana nek kita berbincang-bincang dan belajar bersama
cara mengurangi rasa panic?

Pasien : Disini saja ya mbak.

Perawat : Baiklah nek kalau begitu saya permisi dulu ya, sampai
ketemu besok nek dan selamat beraktivitas lagi nek.

Pasien : Iya mbak

Sesi 4 : Mengajarkan teknik relaksasi pernapasan

Perawat : selamat pagi nek ?

Pasien : pagi mbak

Perawat : masih ingat tidak dengan saya nek?

Pasien : masih mbak,

Perawat : kalau masih ingat coba sebutkan nama saya siapa nek?

Pasien : mbak fitri kan?

Perawat : oh iya betul sekali nek, bagaimana perasaan nenek saat ini?

Pasien : perasaan saya saat ini tidak karuan mbak.

13
Perawat : loh kenapa nek? Apa yang menyebabkan perasaan nenek tidak
karuan?

Pasien : iya mbak saya merasa kesepian, anak saya jarang mengunjungi
saya kesini, saya jadi takut tidak bisa ketemu sama anak saya lagi karena
usia saya sudah tua

Perawat : oh begitu baik. Kemarin kan saya sudah janjian dengan nenek
untuk belajar tentang bagaimana menghilangkan rasa paniknya, apakah
nenek setuju?

Pasien : iya mbak, saya ingat.

Perawat : bagaimana apakah posisi nenek sudah nyaman?

Pasien : iya mbak posisi saya sudah nyaman

Perawat : nah kalau begitu saya mulai menjelaskan bagaimana cara agar
rasa panic nenek berkurang, pertama nenek tarik napas melalui hidung
dengan mulut tertutup setelah itu tahan sampai dengan 2 detik, setelah itu
keluarkan melalui mulut, nah sekiranya begitu nenek merasa nyaman dan
nenek tidak panik lagi atau perasaan nenek menjadi lebih rileks atau
enakan.

Pasien : saya sudah mengerti mbak.

Perawat : oh iya kalau begitu mari kita praktekan sekarang nek.

Pasien iya (mempraktekan)

Perawat :ooh iya bagus sekali nek tahapannya sudah benar. Kalau begitu
sebelum saya pamit apakah ada yang ingin nenek tanyakan tentang
pelajaran hari ini nek ?

Pasien :tidak mbak,

Perawat : ooh iya besok ketemu disini lagi ya nek jam 10 untuk
berbincang-bincang lagi sama saya, terima kasih atas kerjasamanya ya

14
nek, kalau begitu saya mohon pamit ya nek, selamat beraktivitas, selamat
pagi nek

Pasien : iya mbak, sama-sama

Sesi 5: Penyelesaian Masalah Agar Tidak Terjadi Panik yang Terus


Menerus

Perawat : Selamat pagi nek.

Pasien : Selamat pagi Mbak.

Perawat : Masih ingat nggak dengan saya nek?

Pasien : Masih mbak,

Perawat : Kalau masih ingat coba sebutkan nama saya siapa nek?

Pasien : Mbak Vitri kan?

Perawat : Iya betul. Bagaimana perasaan nenek hari ini?

Pasien : Perasaan saya hari ini masih seperti biasanya rasa panik saya
selalu muncul Mbak.

Perawat : Jika nenek merasa panik lakukan teknik relaksasi yang sudah
kita ajarkan kemarin, apa nenek masih ingat?

Pasien : Iya Mbak.

Perawat : Bagus nenek merasa panik lakukan teknik relaksasi yang sudah
kita ajarkan kemarin, apa nenek masih ingat?

Pasien : Iya Mbak, masih ingat.

Perawat : Ayo sekarang diulangi lagi ya nek, bagaimana cara melakukan


teknik relaksasi napas dalam.

Pasien : Iya Mbak.

15
Perawat : Bagus nenek sudah bisa sendiri melakukan teknik relaksasi.
Besok lagi jika nenek terjadi panik lakukan teknik relaksasi seperti yang
tadi ya nek.

Pasien : Baik Mbak, terimakasih.

Perawat : Sekarang kita coba berfikir jika nenek merasakan panik, gelisah
apa yang dirasakan nenek?

Pasien : Ya saya merasakan capek Mbak, dan saya kadang pusing.

Perawat : Nah, kalau nenek panik kan merasakan seperti itu, kan nggak
baik bagi kesehatan nenek juga, kan nenek juga berlatih relaksasi napas
dalam, dan itu harus diterapkan agar nenek tidak merasakan galisah lagi.

Pasien : Iya ya mbak.

Perawat : Oh, iya besok ketemu disini lagi ya nek jam 10 pagi untuk
berbincang-bincang lagi sama saya, terimakasih atas kerjasamanya nek.
Kalau begitu saya mohon pamit ya nek, selamat beraktivitas. Selamat pagi
nek

Pasien : Iya mbak, sama-sama.

Sesi 6,7,8 : manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku


harian

Perawat: selamat pagi nek.

Pasien : iya selamat pagi mbak.

Perawat: nenek masih ingat dengan saya atau tidak?

Pasien: masih ingat mbak.

Perawat: coba sebutkan nek nama saya siapa?

Pasien: namanya mbak itu , mbak fitri kan?

Perawat: iya benar nek. Wah ternyata nenek masih ingat dengan saya.

16
Pasien: iya mbak.

Perawat: bagaimana perasan nenek saat ini ?

Pasien: perasaan saya baik-baik saja mbak.

Perawat:baik nek kalau begitu sekarang kita lanjutkan diskusi kita yang
kemarin ya nek.

Pasien: iya mbak .

Perawat: diskusi kita kali ini akan membahas tentang manfaat tangapan
pemikiran posistif yang kemarin sudah kita bahas dan menuliskan buku
harian.

Pasien: jadi saya mau di ajari menulis buku harian mbak?

Perawat: iya nek. Tetapi sebelum kita mulai untuk menulis buku harian,
saya ingin bertanya dengan nenek bagaimana manfaat yang nenek rasakan
setelah kita melakukan terapi yang kemarin nek.

Pasien: manfaat yang saya rasakan sekarang saya sudah bisa mengontrol
kepanikan saya mbak.

Perawat: alhamdulilah kalau begitu nek, sekarang kita lanjut diskusi yang
selanjutnya ya nek yaitu tentang menulis buku harian.

Pasien :iya mbak

Perawat : begini ya nek jadi misalnya nenek tidak ada teman untuk
bercerita nenek bisa mencurahkan isi hati dan pikiran nenek di buku
harian. Nenek tuliskan saja dibuku harian agar nenek tidak terlalu
memikirkan sendiri dan bisa sedikit meringakan beban pikiran nenek.

Pasien: ooh begitu baik mbak. Tapi kalau tulisan saya tidak rapi
bagaimana mbak

Perawat: tidak apa-apa nek yang penting nenek bisa curahkan isi hati
nenek.

17
Pasien: ya sudah besok saya tuliskan yang saya rasakan kalau tidak ada
teman untuk cerita.

Perawat: iya nek besok nenek bisa menulis buku harian.Kalau begitu kita
ahkiri besok kita lanjut lagi. Besok nenek mau diskusi dimana dan jam
berapa?

Pasien: besok disini lagi ya mbak, jam 9 pagi gimana mbak ?

Perawat: bisa nek, baik kalau begitu besok kita diskusi lagi jam 9 disini ya
nek. Kalau begitu saya pamit dulu nek. Selamat pagi nek.

Pasien: iya mbak selamat pagi...

Sesi 9: Support System

Perawat :“ Selamat pagi mbah

Pasien :Selamat pagi mbak

Perawat :Masih ingat saya nggak mbah?

Pasien :Masih dong mbak, mbak Fitri kan?

Perawat :Iya benar sekali, bagaimana perasaan Nenek pagi hari ini?

Pasien :Ya sudah jarang panic lagi mbak, sudah bisa mengontrol
dengan nafas dalam.

Perawat :Wah bagus sekali Nenek, hebat Nenek. Nenek lihat yang
jalan dari sana itu siapa?

Pasien : Siapa ya mbak

Perawat : Coba Nenek perhatikan dan dilihat

Pasien :Wahhh anakku rudi, ya allah nek akhirnya kamu datang


nak

Perawat : Iya Nenek itu anak Nenek, saya kemarin menghubungi


anak Nenek untuk bisa datang menemui Nenek.

18
Pasien : Wah terimakasih banyak mbak. Saya sennag sekali

Nenek tak hneti-henti memeluk anaknya

Perawat : Sekarang kan sudah ada anak Nenek yam bah, coba
Nenek sekarang ungkapkan yang Nenek rasakan, agar anak Nenek bisa
tau.

Pasien :Saya sedih memikirkan anak saya sudah 6 bulan tidak


mengunjungi, saya takut jika anak saya lupa sus.

Perawat : Nah bagus ibu mampu mengungkapkan itu


semua.Sekarang mas rudi bagaimana menanggapi pernyataan ibu.

Anak : Iya mbak, saya memang sudah lama tidak menjenguk ibu,
tapi itu semua karena pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan. Saya
melakukan itu agar suatu saat nanti saya bisa pulang merawat ibuk dan
tidak perlu kerja jauh.

Perawat : Mbah kan sekarang sudah tau juga alasan anaknya tidak
menjenguk, mari kita diskusikan bersama. Jadi nenek sedih merasa gelisah
dan panic karena anaknya tidak menjenguk. Dan anaknya sibuk kerja. Jadi
gini mas sebaiknya mas rudi juga sesekali menjenguk ibuk, minimal 1
bulan sekali agar ibuk itu tidak kesepian dan tidak memikirkan mas terus.
Dan ibuk juga bisa mengerti dengan pekerjaan mas.

Anak : Iya mbak, Saya kasian meihat ibuk begini saya janji akan
menjenguk ibuk 1 blan sekali biar ibuk tidak kesepian.

Perawat : Nah bagus sekali mas apa yang mas lakukan.

Pasien : Benar ya nak, ibu senang kalau kamu sering menjeguk


ibuk dan ibu bisa cerita-cerita banyak.

Anak : Iya ibuk, saya akan sering datang dan menelepon ibuk.

Perawat : Nah bagus sekali sudah ada kesepakatan jadi semoga


hubungan nenk dan mas rudi semakin baik. Kalau begitu kita akhirri

19
diskusi kita hari ini ya nek, besok kita lanjut lagi. Besok nenek mau kita
diskusi dimana dan jam berapa nek?

Pasien : Besok disini lagi aja mbak, jam 9 pagi gimana mbak.

Perawat : Bisa nek, baik kalau begitu besok kita diskusi lagi jam 9
ya nek. Kalau begitu saya pamit dulu nek. Selamat pagi nek.

Pasien : Iya mbak selamat pagi…

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan panik adalah kondisi yang tergolong ke dalam gangguan
kecemasan yang ditandai dengan terjadinya serangan panik secara tiba-
tiba, kapan dan dimana saja. Pada penderita gangguan panik, perasaan
cemas, panik dan stres terjadi secara tidak terdugantanpa mengenal waktu
dan situasi yang sedang terjadi di lingkungan sekitar, berulang-ulang
bahkan sering kali tanpa adanya hal yang membahayakan atau perlu
ditakuti.
Faktor terjadinya panik yaitu biologis, psikologis dan lingkungan.
Manifestasi klinis yang terjadi pada panik terbagi menjadi respon fisik dan
respon kognitif. Penatalaksanaan panik dapat dilakukan dengan
psikoterapi dan obat-obatan.

B. Saran
1. Kenali pemicu serangan panik dengan cara menenangkan diri secara
fisik dan mental.
2. Bangun kepercayaan diri dan lawan rasa takut yang menghampiri.
3. Berpikir positif agar terhindar dari perasaan cemas.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan dan Sidik. 2000. Gangguan Panik dan Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan dari PPDGJ. Jakarta: p74

Kholifah,S.N. 2016. Keperawatan Gerontik. Pusat Pendidikan Sumber Daya


Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan,10.

Kusumadewi I, Elvira SD. Gangguan Panik. Dalam: Buku Ajar Psikiatri Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi Kedua. Badan Penerbit FK UI. Jakarta:
2013. Hal 258-263

22

Anda mungkin juga menyukai