Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan kebutuhan pokok manusia sebagaimana halnya
dengan semua usaha untuk memajukan kesejahteraan. Uraian tentang
keperawatan yang baik harus dilakukan oleh seseorang perawat dengan
sendirinya harus dimulai perawat itu sendiri.
Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Mampu
menghadapi kecemasan didalam diri individu.
Jiwa seseorang tidak sanggup untuk mengatasi permasalahan didalam hidup
mereka, terutama pada dalam diri mereka sendiri, akan timbul permasalahan-
permasalahan yang akan mengganggu kehidupan orang yang mengalami
permasalahn interpersonal ini. Untuk itu diperlukan peran perawat dalam
mengatasi masalah ini, untuk membantu pasien mengatasi masalah ini, untuk
membantu pasien mengatasi masalah yang mungkin tidak bisa diselesaikan
sendiri oleh seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah tentang keperawatan jiwa?
2. Bagaimana konsep dasar keperawatan jiwa?
3. Bagaimana Trend an Isu keperawatan jiwa global?
C. Tujuan
Setelah menyusun makalah ini mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Menjelaskan tentang sejarah keperawatan jiwa
2. Menjelaskan tentang konsep dasar keperawatan jiwa
3. Menjelaskan tren dan isu keperawatan jiwa global

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Keperawatan Jiwa


1. Masa Peradaban
Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan
kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa
peradaban dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan
mengusirnya agar sembuh. Para leluhur Yunani, Romawi dan arab percaya
bahwa gangguan emosional diakibatkan tidak berfungsinya organ pada otak,
mereka menggnakan berbagai pendekatan tindakan seperti, ketenangan, gizi
yang tidak baik, kebersihan badan yang baik, music dan aktivitas rekreasi
selama abad ke-7 sebelum masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan
perilaku atau watak dan gangguan mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan
tubuh atau hormone yang dapat menghasilkan panas, dingin, kering dan
kelembaban. Aristoteles melengkapi dengan hati, dan menyatakan emosi atau
kerusakan mental dihubungkan dengan otak. orang Yunani menggunakan kuil
sebagai rumah sakit dan memberikan lingkungan udara bersih, sinar matahari,
air bersih untuk menyembuhkan penyakit jiwa/mental. Bersepeda, jalan-jalan,
dan mendengarkan suara air terjun bisa sebagai contoh penyembuhan.
2. Masa Pertengahan
Era dari Alienation, social exclusion dan conflenement, dokter menjelaskan
gejala:
a. Depression
b. Paranoia
c. Delusions
d. 3 Hysteria
e. Nigh mares rumah sakit jiwa pertama Betlehem Royal Hospital, telah
dibuka di England

2
3. Selama abad ke-18, era dari reason dan observation:
a. Pinel, seorang dokter prancis membuka sebuah rumah sakit untuk sorang
penderita jiwa/mental dipilih kota La Bicetre,paris. Dia memulai dengan
tindakan kemanusiaan dan advokasi, melalui observasi perilaku, riwayat
perkembangan dan menggunakan komunikasi dengan penderita.
b. Weyer, seorang dokter jerman psikiatrk pertama yang dapat menjelaskan
melalui kategori diagnostic.
4. Abad ke 18-19
Pada abad ke-18, seorang praktisi kesehatan bernama William Ellis
membantu mengadakan perawatan bagi orang dengan gangguan jiwa, Dia
mengusulkan pendamping yang terlatih bagi orang-orang dengan gangguan
jiwa. Pada tahun 1836 William Ellis mempublikasikan Treatise On Insanity
yang secara terbuka mengemukakan bahwa praktik keperawatan yang
didirikan tersebut berhasil memberikan ketenangan bagi pasien dengan
gangguan jiwa dan juga memberikan harapan demi harapan yang baik
keperawatan jiwa mulai anatara tahun 1770 sampai 1880, seiring dengan
kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa
peradaban dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan
mengusirnya agar sembuh.
Para psikiatrk kini makin banyak memberikan perawatan pada orang-orang
komunitas, di UK setelah munculnya kebijakan pemerintah mengenai
keperawatan komunitas. Keperawatan jiwa yang modern berfokus pada upaya
meningkatkan atau mempertahankan kesehatan jiwa dan salah satu tujuannya
adalah untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa jikalau hal ini
memungkinkan, saat ini keperawatan jiwa diinggris merupakan cabang
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah keperawatan berijazah dan
berpendidikan akademik keperawatan, kini cabang pengetahuan tersebut
semakin banyak dipelajari pula pada tingkat pascasarjana.

3
5. Keperawatan jiwa di abad ke-20
Sekolah keperawatan menawarkan bermacam-macam program dalam
keperawatan psikiatrik. Pada prakteknya sekolah keperawatan biasanya
mengarahkan topic-topik mengenai perilaku manusia atau kesehatan mental
dan atau gangguan mental, dan dapat diintegrasikan kedalam beberapa mata
kuliah seperti pediatric, obstretri dan gerontology.
Tindakan keperawatan yang dilakukan dibawah pengawasan perawat
teregistrasi (RN), Program diploma biasanya memberikan waktu lebih untuk
keperawatan psikiatrik dan pengalaman klinik, dan menekankan pada konsep
dasar, proses pengkajian, statistic, dinamika kelompok, pendidikan keluarga
dan pasien, tentang perawat dalam pencegahan sekolah tinggi atau universitas
menawarkan program pasca sarjana jurusan psikiatrik atau keperawatan
kesehatan mental selama 48-50 jam kuliah, pengalaman klinik, penelitian,
tugas mandiri dan praktikum.
Analisis perkembangan keperawatan jiwa dahulu dan sekarang pada
awalnya perawatan pasien dengan gangguan jiwa tidak dilakukan oleh petugas
kesehatan (custosial care), perwatan bersifat isolasi dan penjagaan.

B. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa


1. Definisi Sehat Jiwa
a. WHO Kesehatan
Jiwa adalah suatu kondisi sejahtera secara fisik, sosial dan mental
yang lengkap dan tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Atau
dapat dikatakan bahwa individu dikatakan sehat jiwa apabila berada dalam
kondisi fisik, mental dan sosial yang terbebas dari gangguan (penyakit)
atau tidak dalam kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stress
yang timbul. Sehingga memungkinkan individu untuk hidup produktif,
dan mampu melakukan hubungan sosial yang memuaskan.

4
b. UU Kesehatan Jiwa No.03 Tahun 1966 Kesehatan jiwa adalah suatu
kondisi mental yang sejahtera sehingga memungkinkan seseorang
berkembang secara optimal baik fisik, intelektual dan emosional dan
perkembangan tersebut berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain
sehingga memungkinkan hidup harmonis dan produktif. Coba Anda
diskusikan dengan teman Anda adakah carilah definisi lain mengenai
sehat jiwa menurut ahli yang lain
2. Ciri-Ciri Sehat Jiwa (Mental) Berikut ini akan dijelaskan ciri sehat jiwa dari
menurut Beberapa ahli diantaranya menurut:
a. Yahoda mencirikan sehat jiwa sebagai berikut:
1) Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri
2) Tumbuh, berkembang dan beraktualisasi
3) Menyadari adanya integrasi dan hubungan antara : Masa lalu dan
sekarangMemiliki otonomi dalam pengambilan keputusan dan tidak
bergantung pada siapapun
4) Memiliki persepsi sesuai dengan kenyataan
5) Mampu menguasai lingkungan dan beradaptasi
b. WHO (World Health Organisation/Organisasi Kesehatan Dunia) Pada
tahun 1959 dalam sidang di Geneva, WHO telah berhasil merumuskan
kriteria sehat jiwa. WHO menyatakan bahwa, seseorang dikatakan
mempunyai sehat jiwa, jika memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Individu mampu menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,
meskipun kenyataan itu buruk baginya.
2) Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
3) Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.
4) Secara relatif bebas dari rasa tegang (stress), cemas dan depresi.
5) Mampu berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan
saling memuaskan.

5
6) Mampu menerima kekecewaan sebagai pelajaran yang akan datang g.
Mempunyai rasa kasih sayang. Pada tahun 1984, WHO menambahkan
dimensi agama sebagai salah satu dari 4 pilar sehat jiwa yaitu:
Kesehatan secara holistik yaitu sehat secara jasmani/ fisik (biologik);
sehat secara kejiwaan (psikiatrik/ psikologik); sehat secara sosial; dan
sehat secara spiritual (kerohanian/ agama).Berdasarkan keempat
dimensi sehat tersebut,the American Psychiatric
Associationmengadopsi menjadi paradigma pendekatan biopsycho-
socio-spiritual. Dimana Keperawatan Jiwa 11 dalam perkembangan
kepribadian seseorang mempunyai 4 dimensi holistik, yaitu agama,
organobiologik, psiko-edukatif dan sosial budaya.
c. MASLOW: Maslow mengatakan individu yang sehat jiwa memiliki ciri
sebagai berikut:
1) Persepsi Realitas yang akurat.
2) Menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
3) Spontan.
4) Sederhana dan wajar.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sesesorang dikatakan


sehat jiwa jika:

a. Nyaman terhadap diri sendiri


1) Mampu mengatasi berbagai perasaan : rasa marah, rasa takut, cemas,
iri, rasa bersalah, rasa senang, cinta mencintai, dll.
2) Mampu mengatasi kekecewaaan dalam kehidupan.
3) Mempunyai Harga Diri yang wajar.
4) Menilai diri secara nyata, tidak merendahkan dan tidak pula
berlebihan.
5) Merasa puas dengan kehidupan sehari-hari.
b. Nyaman berhubungan dengan orang lain.

6
1) Mampu mencintai dan menerima cinta dari orang lain.
2) Mempunyai hubungan pribadi yang tetap.
3) Mampu mempercayai orang lain.
4) Dapat menghargai pendapat orang yang berbeda.
5) Merasa menjadi bagian dari kelompok.
6) Tidak mengakali orang lain, dan tidak memberikan dirinya diakali
orang lain.
c. Mampu memenuhi kebutuhan hidup
1) Menetapkan tujuan hidup yang nyata untuk dirinya.
2) Mampu mengambil kjeputusan.
3) Menerima tanggung jawab.
4) Merancang masa depan.
5) Menerima ide / pengalaman hidup.
6) Merasa puas dengan pekerjaannya.
3. Paradigma Keperawatan Jiwa
Tentu Anda bertanya mengapa kita harus mempeajari mengenai
paradigma keperawatan? Karena dengan mempelajari paradigma keprawatan
akan membantu seeorang atau masyarakat luas mengenal dan mengetahui
keperawatan dan membantu Keperawatan Jiwa, memahami setiap fenomena.
Berdasarkan pengertian diatas, para ahli menyimpulkan bahwa tujuan
paradigma keperawatan adalah mengatur hubungan antara berbagai teori dan
model konseptual keperawatan guna mengembangkan model konseptual dan
teori-teori sebagai kerangka kerja keperawatan Fenomena adalah perilaku
klien dalam menghadapi ketidakpastian kondisi yang dialami akibat
ketidaknyamanan akibat dari sakit yang daialaminya. Falsafah keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari layanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Dalam
melakukan peran dan fungsinya seorang perawat harus memiliki keyakinan

7
terhadap nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan. Keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang perawat yaitu:
a. Bahwa manusia adalah mahluk holistik yang terdiri dari komponen bio-
psiko-sosio dan spiritual.
b. Tujuan pemberian asuhan keperawatan adalah meningkatkan derajat
kesehatan manusia secara optimal.
c. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan tindakan kolaborasi
antara tim kesehatan, klein amuapun keluraga.
d. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan suatu metode
pemecahan masalah dengan pendekatan proses keperawwan.
e. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
f. Pendidikan keperawatan harus dilakukan secara terus-menerus.

Skema Paradigma Keperawatan Empat komponen dalam paradigma


keperawatan meliputi : manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.

a. Manusia
Keperawatan jiwa memandang manusia sebagai mahluk holisstik yang
terdiri dari komponen bio – psiko – sosial dan spiritual merupakan satu
kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai
berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium
Ilmu Kesehatan, 1992). Kozier, (2000) mengatakan manusia adalah suatu
sistem terbuka, yang selalu berinteraksi dengan lingkungan eksternal dan
internal agar terjadi keseimbangan (homeoatatis), Paradigma keperawatan
memandang manusia sebagai mahluk holistik, yang merupakan sistem
terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal. Sebagai sistem
terbuka, manusia mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial
dan spiritual. Sebagai sistem adaptif manusia akan menunjukkan respon
adaptif atau maladaptif terhadap perubahan lingkungan. Respon adaptif

8
terjadi apabila manusia memiliki mekanisme koping yang baik dalam
menghadapi perubahan lingkungan, tetapi apabila kemampuan merespon
perubahan lingkungan rendah, maka manusia akan menunjukan prilaku
yang maladaptif. Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu,
keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
b. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan yang dilakukan secara komprpehensif
berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural,
ditujukan bagi individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia. Pemberian asuhan keperawatan
dilakukan melalui pendekatan humanistik yaitu menghargai dan
menghormati martabat manusia dan menjunjung tinggi keadilan bagi
semua manusia. Keperawatan bersifat universal yaitu dalam memberikan
asuhan keperawatan seorang perawat tidak pernah membedakan klien
berdasarkan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran
politik dan status ekonomi sosial.
Keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif, dalam arti
perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan
keperawatan. Proses keperawatan membantu perawat melakukan praktik
keperawatan, dalam menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau
memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan
terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu
teknik penyelesaian masalah (Problem solving). Proses keperawatan
merupakan proses yang dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan
terbuka. Melalui proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari
tindakan keperawatan yang bersifat rutin dan intuisis. Melalui proses
keperawatan, seorang perawat mampu memenuhi kebutuhan dan
menyelesikan masalah klien berdasarkan prioritas masalah sehingga

9
tindakan keperawatan sesuai dengan kondisi klien, hal ini terjadi karena
adanya kerja sama antara perawat dan klien. Pada tahap awal, perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan memiliki peran yang lebih besar dari
peran klien, namun pada tahap selanjutnya peran klien menjadi lebih besar
dibandingkan perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai.
c. Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan dalam keperawatan adalah faktor eksternal
yang mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu lingkungan fisik,
psikologis, sosial. budaya, status ekonomi, dan spiritual. Untuk mencapai
keseimbangan, manusia harus mampu mengembangkan strategi koping
yang efektif agar dapat beradaptasi, sehingga hubungan interpersonal yang
dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.
d. Falsafah Keperawatan Jiwa
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat
manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam
praktik keperawatan.Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan memandang manusia
sebagai mahluk holistic, sehingga pendekatan pemberian asuhan
keperawatan, dilakukan melalui pendekatan humanistik, dalam arti
perawat sangat menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi
perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi sesama
manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti dalam memberikan
asuhan keperawatan, perawat tidak membedakan atas ras, jenis kelamin,
usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi
Keperawatan Jiwa.
C. Trend dan isu dalam keperawatan jiwa global
1. Tren peningkatan masalah kesehatan jiwa
Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah meningkat, hal
inisudah terbukti dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beban

10
hidup yangsemakin berat. Pada saat sekarang ini pasien gangguan
jiwa bukan hanya dari kalangan bawah tetapi juga dari kalangan
mahasiswa, pns, pegawai swasta pejabatdan masyarakat kalangan menengah
ke atas. Semua itu terjadi karena sebagian besarmasyarakat menengah ke
atas tidak mampu mengelola stress dan juga bisa disebabkan oleh
post powewr syndrome atau mutasi jabatan. Pada saat sekarang inipenyakit
gamgguan jiwa tidak lagi mengenal strata social dan usia. Banyak orang kaya
yang terkena gangguan jiwa karena hartanya habis akibat bencana.
Selain itu kasus neurosi pada anak dan remaja, juga menunjukkan
kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan
yang mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang
berlebihan,gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak
jelas penyebabnya. Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan
psikotik. Klien yang menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat
mata. Inilah orang yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal
yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain,seperti mengamuk.
2. Tren bunuh diri pada anak-anak dan remaja
Gagasan bunuh diri merupakan keluhan pertamayang sering dijumpai
dalampelayanan psikiatrik darurat. Semua ancaman bunuh diri, sikap dan
buah pikiran ituharus ditanggapi dengan serius, sampa dapat dibuktikan
sebaliknya. Pasien yangberisiko bunuh diri perlu diamati secara cermat. Alas
an seseorang bunuh dir adalahputus asa dengan masalah dia hadapi dan tidak
merasa tidak berdaya. Di dunia punbunuh diri merupakan masalah psikologis
dunia yang sangat mengancam, angkakejadian terus meningkat dan sangat
mengancam Sejak tahun 1958, dari 100.000 penduduk Jepang 25 orang
diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkanuntuk negara Austria,
Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang. Urutan pertama diduduki Jerman
dengan angka 37 orang per 100.000 penduduk. Di Amerika tiap 24 menit
seorang meninggal akibat bunuh diri. Jumlah usaha bunuh diri yang

11
sebenarnya 10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat
tertolong. Kini yang mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak
meningkat terjadi pada anak-anakdan remaja. Di Benua Asia, Jepang
dan Korea termasuk Negara yang sering diberitakan bahwa warganya
melakukan bunuh diri. Di Jepang, harakiri (menikam atau merobek perut
sendiri) sering dilakukan bawahan untuk melindungi nama baikatasannya.
Sebagai contoh, sekretaris pribadi mantan Perdana Menteri
Takeshitamelakukan bunuh diri, ketika skandal suap perusahaan Recruits
Cosmos terbongkarpada tahun 1984. Lockheed terbongkar. Sang sopir
menusuk perutnya, demi menjaga kehormatan pimpinannya. Data dari
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 mengungkapkan
bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau terjadidalam
seiap 40 detiknya. Bunuh diri juga termasuk satu dari tiga penyebab utama
kematian pada usia 15-34 tahun, selain faktor kecelakaan. Metode bunuh diri
yangpaling disukai adalah menggunakan pistol, menggantung diri dan minum
racun.
3. Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisasi
Sejalan dengan program deinstitusionalisasi yang didukung
ditemukannya obat psikotropika yang terbukti dapat mengontrol perilaku
klien gangguan jiwa, peran perawat tidak terbatas di Rumah Sakit,
tetapi dituntut lebih sensitif terhadap lingkungan sosialnya, serta
berfokus pada pelayanan preventif dan promotif. Perubahan hospital
based care menjadi community based care merupakan trend yang signifikan
dalam pengobatan gangguan jiwa. Perawat mental psikiatri harus
mengintegrasikan diri dalam community mental health, dengan tiga kunci
utama :
a. Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat
serta hubungan perawat dengan profesi lain di komunitas.
b. Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisikan perannya

12
c. Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan
dan promosi kesehatan, sudah saatnya mengembangkan community based
care. Pengembangan pendidikan keperawatan sangat penting,
terutama keperawatan mental psikiatri baik dalam jumlah maupun
kualitas.
4. Isu Seputar Mental Psikiatri
a. Pelayanan keperawatan mental psikiatri, kurang dapat
dipertanggungjawabkan karena masih kurangnya hasil-hasil riset tentang
keperawatan jiwa klinik.
b. Perawat psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena
pendidikannya yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang
diakui secara internasional.
c. Pembedaan perang perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan
pengalaman sering kali tidak jelas “position description” job responsibility
dan system reward dalam pelayanan. Menjadi perawat psikiatri bukanlah
pilihan bagi peserta didik (mahasiswa keperawatan).
d. Tren dan Isu Seputar Dimensi Spiritual Keperawatan Jiwa
Pada prakteknya ilmu pengetahuan dan agama tidak lagi
bersifat dikotomis melainkan antara keduanya sudah terintegrasi
(saling menunjang). Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein,
ilmuwan penemu atom, ilmu pengetahuan tanpa agama bagaikan orang
buta. Tetapi agama tanpa ilmu pengetahuan bagaikan orang lumpuh.
Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut untuk jiwa yang
sehat banyak penelitian dilakukan diantaranya sebuah penelitian
yang mengatakan kelompok yang tidak terganggu jiwanya adalah yang
mempunyai agama yang bagus dan sebaliknya. Karl Jung telah
menyimpulkan dari analisanya bahwa mereka yang menderita penyakit
mental mengalami suatu kekosongan rohani. Terapinya terletak pada
siraman keimanan yang kuat. Menurut Rando (1984) keyakinan agama

13
dapat membantu menyokong pasien dalam menghadapi krisi kehidupan
termasu kematian.
Dimensi spiritual merupakan hal yang sangat penting diperhatikan
dalam masyarakat Indonesia. Walaupun hal ini sering kali terabaikan.
Pengertian tentang pentingnya memahami kebutuhan spiritual pasien yang
dilandasi atas keyakinan beragama, nilai dan pengalaman kehidupan
pasien sering tidak menjadi focus tenaga kesehatan. Hal ini
mungkin disebabkan oleh sulitnya menjelaskan secara ilmu aspek
spiritual. Tiga kebutuhan spiritual menurut Randi (1984) adalah mencari
arti kehidupan, meninggal secara wajar dan kebutuhan untuk ditemani
pada saat sakratul maut.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah Keperawatan Jiwa terbagi atas beberapa yaitu : Masa Peradaban Masa
ini dimulai antara tahun 1770 sampai dengan tahun 1880, ditandai dengan
dimulainya pengobatan terhadap pasien gangguan mental, Masa Pertengahan
Masa ini merupakan periode pengobatan modern pasien gangguan jiwa, Abad 18
dan 19 William Ellis seorang praktisi kesehatan mengusulkan perlunya
pendamping yang terlatih dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa, Masa
Penjajahan Belanda Yang terjadi di indonesia, Masa Penjajahan Inggris (1812 –
1816) Gubernur Jenderal Inggris ketika itu dijabat oleh Raffles sangat
memperhatikan kesehatan rakyat, Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945),
Zaman Kemerdekaan Empat tahun setelah kemerdekaan.
Tren serta issue tentang keperawatan jiwa global terbagi atas beberapa bagian
yaitu:
1. Tren peningkatan masalah kesehatan jiwa
2. Tren bunuh diri pada anak-anak dan remaja
3. Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisasi
4. Isu Seputar Mental Psikiatri.

Konsep dasar keperawatan jiwa meliputi tentang

1. Definisi Sehat Jiwa


2. Ciri-Ciri Sehat Jiwa (Mental) Berikut ini akan dijelaskan ciri sehat jiwa dari
menurut Beberapa ahli.
3. Paradigma Keperawatan Jiwa
4. Falsafah Keperawatan Jiwa

15
B. Saran
Diharapkan oleh penulis lebih memahami sejarah keperawatan jiwa, tren dan
issue tentang keperawatan jiwa global, dan konsep dasar keperawatan jiwa. Selain
itu diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu teman-teman dalam
mengenal dan memahami memahami sejarah keperawatan jiwa, tren dan issue
tentang keperawatan jiwa global, dan konsep dasar keperawatan jiwa.

16

Anda mungkin juga menyukai