Bahan Ministrial Lecture PDF
Bahan Ministrial Lecture PDF
2
Era Soekarno
Bapak Proklamator
1959 – 1966
1950 – 1959
Demokrasi
1945 – 1950 Terpimpin
Demokrasi
Parlementer
Perang
Kemerdekaan
3
Masa Perang Kemerdekaan (1945 – 1949)
Agustus 1945 Oktober 1945 Desember 1945 Januari 1946 Februari 1946 Maret 1946 April 1946 November 1946 Januari 1946 Mei 1947
Insiden Pertempuran • Pertempuran di Pertempuran Peristiwa Merah Bandung Pertempuran Puputan • Pertempuran Pertempuran
Hotel Lima Hari di Jakarta Lengkong Putih Manado Lautan Api Selat Bali Margarana Laut Cirebon Laut Sibolga
Yamato Semarang • Pertempuran • Pertempuran
Bojong Kokosan Lima Hari
Lima Malam
Oktober-November 1945
di Palembang
Peristiwa 10 November KONFLIK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
Desember 1946 - Februari 1947
Oktober-Desember 1945
Palagan Ambarawa Pembantaian Westerling
Inflasi ↑
Rp Triliun
300
• Terhentinya ekspor-impor 200 70-75
karena blokade Belanda 100 30-35
50
20-25 20
• Pembiayaan kebutuhan perang -
Tanaman Perekonomian Perkebunan Perikanan Pertambangan
dengan mencetak uang baru 1945 1946 1947 1948 1949 Pangan Rakyat Besar
Sumber: World Bank, Booth (1996) 4
Akhir Masa Perang Kemerdekaan: Antisipasi Krisis Ekonomi (1950)
Dihadapkan pada ancaman krisis: utang dan inflasi yang tinggi, pada Maret 1950 Menteri Keuangan Syafrudin mengeluarkan dua kebijakan
penting: gunting uang dan sertifikat devisa
600
Rp 1.000 Penurunan nilai mata uang
Berlaku pada uang kertas
1900
1400 500
TAHAP 2
900 400
Penerbitan uang baru Rp 1
400
300
-100
-600
200 Rp 1.000 Rp 1
-1100 100
-1600 0
1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 Semua jenis uang Rp 10.000,
Rp 5.000, Rp 2.500, dan Rp
Defisit Uang Beredar Inflasi - RHS 1.000 tidak berlaku lagi
Sumber: Kemenko Ekon (2017), Boediono (2016), Van Zanden dan Marks (2012) 8
Perencanaan Pembangunan di Awal Kemerdekaan
Perencanaan pembangunan telah dimulai sejak zaman awal kemerdekaan. Namun situasi politik yang tidak stabil dan kondisi perang
menyebabkan perencanaan pembangunan masih belum berjalan optimal.
1974 – 1979
Repelita II
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1970 1976 1978 1980 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1997
13
Sumber: BPS, World Bank
Pembangunan Pertanian: Menuju Swasembada Beras
Swasembada Beras
45 3000
Fokus Pembangunan Pertanian 40
2500
35
Peningkatan Produktivitas
30 2000
(Intensifikasi) 25
1500
20
15 1000
10
500
5
0 0
1970
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
Produksi (juta/ton) Impor (ribu ton) - RHS
Jaringan Irigasi Penggilingan (ribu unit) Kapasitas Gudang Beras (juta Pasokan Pupuk (juta ton)
• Penyebaran teknologi baru Pemerintah (juta ha) Lain-lain (juta ha)
ton)
diperlukan
1,9 20,3 19,8 40 225 11,6 1,6 22,2 19,2 0,5 3,7 12,6 0,1 6,9 32,6
1969 1985 Pertumbuhan 1969 1985 Pertumbuhan 1969 1985 Pertumbuhan 1969 1985 Pertumbuhan 1969 1985 Pertumbuhan
14
Sumber: Boediono (2016), Tabor (1992)
Masa Oil Boom I dan II: Membangun Industri Strategis dan Substitusi Impor
Produksi Minyak Indonesia dan
Berkah harga minyak membantu meningkatkan
Perkembangan Harga Minyak Dunia
2000 40 investasi pemerintah di sektor industri
1500 30 Investasi BUMN di industri
Oil Boom II (1979)
1000 20
Industri Dasar: baja, semen, pupuk, kertas
500 10
Oil Boom I (1974)
0 0
Industri Strategis: IPTN, galangan kapal,
telekomunikasi, dll
1965
1967
1969
1971
1973
1975
1977
1979
1981
1983
1985
1987
1989
Produksi Minyak Indonesia (Bph) Harga Minyak (USD/Barel)
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
16
Sumber: Bank Indonesia, Boediono (2016), World Bank (1997)
Dalam juta USD
Melepas Ketergantungan Minyak: Reformasi Perpajakan 1980-an
Berakhirnya oil boom pada pertengahan 1980-an menuntut pemerintah mencari sumber penerimaan yang baru
Reformasi Kepabeanan
1979/80
1980/81
1981/82
1982/83
1983/84
1984/85
1985/86
1986/87
1987/88
1988/89
1989/90
1990/91
1991/92
1992/93
Mengalihkan fungsi kepabeanan kepada perusahaan
internasional, SGS
Sumber: Boediono (2016), Bappenas 17
Melepas Ketergantungan Minyak: Deregulasi Perbankan
Deregulasi perbankan bertujuan untuk mendorong Pertumbuhan Kredit dan Inflasi (Persen)
intermediasi keuangan. Memobilisasi tabungan masyarakat, 50 12,00
menggantikan peran APBN Pertumbuhan Kredit (Rupiah) Inflasi - RHS
45
Paket Kebijakan Juni 1983: 10,00
40
• Bank pemerintah bebas menentukan suku bunga dan
menghapus batas atas kredit yang diberikan oleh semua 35
bank. 8,00
30
Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 1988):
• Pelonggaran syarat pembukaan bank. 25 6,00
• Ruang gerak bank nasional diperluas dan bebas
berkompetisi 20
• Bank asing diperbolehkan membuka cabang di ibu kota
4,00
provinsi 15
10
2,00
Gebrakan Sumarlin II (Maret 1991):
Sumarlin kembali melakukan kebijakan pengetatan. Namun kali ini bertujuan 5
untuk menekan tingkat inflasi sebagai akibat kredit perbankan yang berlebihan
pasca terbitnya Pakto 1988 0 0,00
1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992
Sumber: Boediono (2016), Kemenko Ekon (2017) 18
Transformasi Struktural Era Soeharto
Berbagai reformasi kebijakan yang dilakukan mampu mendorong pertumbuhan industri manufaktur.
25 60
Pertumbuhan (Persen) Share terhadap PDB
20 Era Soeharto Era Soeharto (Persen)
Pertumbuhan Industri 50
15 Manufaktur
40
10
5 30
0 20
-5 Pertumbuhan PDB
10
-10
0
-15
1983
1986
1989
1992
1995
1998
2001
2004
2007
2010
2013
2016
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
Pertengahan tahun 1980an berhasil menarik investasi asing melalui proses perbaikan iklim investasi besar-besaran.
Prosedur izin investasi dipotong, sementara regulasi yang bersifat restriktif terutama untuk investor asing dicabut atau
dipermudah. Perubahan juga dilakukan terhadap rezim perdagangan yang proteksionis untuk meningkatkan daya saing
dan mendorong ekspor, melakukan transisi kebijakan dari import-substituting ke export-promoting.
Kemiskinan
75 75
45 45
25 25
1970 1976 1978 1980 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1998
-5 -5
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)
Program Peningkatan Tabungan Kesejahteraan Keluarga (Takestra) dan
Peran Wanita Kredit Usaha Kesejahteraan Keluarga (Kukesra) Presentase Penduduk Miskin (Persen)
21
Sumber: Boediono (2016), BPS
Program Keluarga Berencana
200 6
Pemerintah mendirikan Meluncurkan 180
Badan Koordinasi Program KB 5
Keluarga Berencana Mandiri 160
100 3
80
2
60
40
1
20
0 0
Presiden Soeharto meresmikan pabrik kondom pertama Indonesia. Populasi (Juta Jiwa) Tk. Fertilitas - RHS
Penggunaan alat kontrasepsi berperan besar dalam kesuksesan program KB
22
Sumber: Boediono (2016), BPS, Repelita
Masa Menjelang Krisis 1998
“Masa Tenang Sebelum Badai” “Tanda-Tanda Kerawanan”
Periode 1990-1996, pertumbuhan ekonomi tinggi di atas 6 persen,
Pengawasan perbankan lemah. Kredit perbankan membiayai proyek sendiri (moral hazard)
inflasi meski tinggi tetapi menurun di tahun 1996, dan defisit
transaksi berjalan terjaga Pertumbuhan Kredit Persen PDB NPL
1981-1989 1990-1997 1997
1994 1995 1996
Indonesia 22 19 57
Korea Selatan 13 12 95 Indonesia 12.0 10.4 8.8
Indikator Makro Sebelum Krisis Malaysia 11 16 64 Korea 1.0 0.9 0.8
Filipina -5 18 52
12 Singapura 10 12 97
Malaysia 8.1 5.5 3.9
-5,0
Japan
Malaysia
-1,2
-7,4
(14 Agt 1997)1 (17 Jun 1998)2
4,1
Filipina -0,6
Singapura -2,2 Suku Bunga Acuan Tingkat Kemiskinan
-10,0 Korea Selatan -5,5 BI (%) (%)
-15,0 -13,1
Thailand -7,6
70 24,2
(Agustus 1998)
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
1 Perubahan rezim nilai tukar menjadi mengambang bebas 25
2 Titik terrendah rupiah
Letter of Intent dengan IMF
Kebijakan pemerintah untuk menanggulangi krisis tertuang dalam dokumen kesepakatan dengan IMF yang disebut Letter of Intent (LOI).
26
Sumber: Boediono (2016)
Era Habibie
Bapak Teknologi Indonesia
27
Program Reformasi Ekonomi dan Politik
Restrukturisasi Perbankan Penyehatan Korporasi Capaian Pembangunan Ekonomi
• Pembentukan Badan Penyehatan Perbankan • Restrukturisasi utang swasta melalui
Nasional (BPPN) Indonesia Debt Restructuring Agency Inflasi
• Bantuan BLBI Rp144,5 T untuk 48 bank (INDRA) (Persen) 77,6
• Obligasi rekap Rp650 T untuk menalangi • Larangan praktik monopoli terhadap Bulog
utang perbankan dan Pertamina
• Penutupan 38 bank dan pengambilalihan 7 2,0
bank
1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999
0,00
-10,00
Independensi Kebijakan Moneter Kebijakan Lainnya -20,00
• Menaikkan suku bunga SBI hingga mencapai • Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999
70 persen. Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
• Status independen diberikan kepada BI yang Tidak Sehat Nilai Tukar Rupiah
dengan fokus menjaga stabilitas harga (nilai • Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang
20000
tukar dan inflasi) Perlindungan Konsumen 16650
15000
• Mengendalikan uang beredar • Mengesahkan UU Pers
• Mengakhiri dwifungsi ABRI 10000
29
Penerapan Desentralisasi Fiskal dan Ekonomi Keberpihakan
Mencakup pembagian dana perimbangan, peningkatan kewenangan daerah memungut pajak, dan memungkinkan
daerah melakukan pinjaman termasuk ke LN
Gardu Taskin
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 (Gerakan Terpadu
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Pengentasan Kemiskinan)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Pembagian Jatah Daerah Penerimaan SDA
Bangunan (BPHTB)
Pusat Pusat
Restrukturisasi utang UMKM
10%
Pusat
20% yang terbelit macet
20%
Provinsi
16%
Restrukturisasi utang
Pemerintah
Kab/Kota
pengembang properti,
Daerah
Daerah
80%
64% terutama pengembang rumah
90%
sederhana
Sumber Daya Alam Sektor Kehutanan, Sektor Pertambangan Minyak Bumi Sektor Pertambangan Gas Alam
Sektor Pertambangan Umum dan Sektor 17.000 proyek perdesaan
Perikanan Pembangunan sarana prasarana
Pusat Kabupaten/kota
85%
lainnya di provinsi dan kredit usaha mikro
penghasil
Pusat 12%
20% Kabupaten/Kota Pusat
lainnya di Provinsi Kabupaten/kota 70%
penghasil penghasil
6%
12%
Kabupaten/Ko
Kenaikan gaji PNS sepanjang
Daerah
ta penghasil
Provinsi
sejarah
6%
80% Provinsi 6%
3%
30
Sumber: Kemenko Ekon (2017), dari berbagai sumber
2,0
1999
2000
Inflasi
22/12/1999
(Persen)
22/01/2000
22/02/2000
22/03/2000
22/04/2000
22/05/2000
12,6
2001
22/06/2000
22/07/2000
22/08/2000
IHSG
22/09/2000
22/10/2000
22/11/2000
22/12/2000
22/01/2001
22/02/2001
0,8
1999
22/03/2001
22/04/2001
22/05/2001
22/06/2001
4,9
2000
(Persen)
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
12000
13000
22/10/1999
Pertumbuhan Ekonomi
22/11/1999
22/12/1999
22/01/2000
3,6
22/02/2000
2001
22/03/2000
22/04/2000
22/05/2000
22/06/2000
22/07/2000
22/08/2000
Capaian Pembangunan Era Gus Dur
22/09/2000
23,4
1999
22/10/2000
Nilai Tukar Rupiah
22/11/2000
22/12/2000
22/01/2001
22/02/2001
22/03/2001
19,1
22/04/2001
2000
(Persen)
22/05/2001
Capaian pembangunan era Gus Dur mendapatkan gangguan stabilitas politik dan tidak harmonisnya hubungan dengan IMF.
22/06/2001
Tingkat Kemiskinan
31
18,4
2001
Era Megawati
Presiden Wanita Pertama Indonesia
32
Pencapaian Pembangunan Ekonomi Era Megawati (2001 – 2004)
2001; 3,6
3 600
2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004
17 8
2004; 16,66 6 2004; 6,4
16 4
2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004
33
Sumber: BPS, World Bank
Penguatan Ketahanan Fiskal dan Program Pasca-Program IMF
Dihadapkan pada tingkat utang yang tinggi, pemerintah fokus untuk memperkuat ketahanan fiskal
Rasio Utang Share Alokasi Belanja terhadap Belanja Untuk pengelolaan fiskal yang lebih
(Persen PDB) Pemerintah Pusat hati-hati, UU No. 17/2003 tentang
(Persen, Rata-Rata 2001-2004)
85
89 Keuangan Negara keluar pada masa ini
77
67
Defisit anggaran tidak boleh lebih dari
3,0
61
58 57 29,6
47 Persen PDB
36
70,4
Rasio utang tidak boleh lebih dari
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Lainnya Bunga Utang
60 Persen PDB
Pendekatan Sektor:
Pendekatan Fungsi: Fungsi/Sub
Sektor/Subsektor/Program (berbeda
Fungsi, Program, Kegiatan
antara Rutin dan Proyek)
35
Sumber: Kemenkeu
Perencanaan Pembangunan Pasca Reformasi
Propenas diturunkan menjadi Rencana Untuk mengisi kekosongan GBHN, UU No. 5 tahun
Pembangunan Tahunan (Repeta) yang 2004 tentang SPPN dibentuk, melahirkan RPJPN dan
memuat APBN RPJMN
MEMPERTAHANKAN MOMENTUM
PERTUMBUHAN EKONOMI
DI TENGAH KRISIS KEUANGAN GLOBAL
20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2014
37
Pencapaian Pembangunan Ekonomi Susilo Bambang Yudhoyono
(2005 – 2014)
Pertumbuhan Ekonomi (Persen) PDB Per Kapita (USD Harga Berlaku)
7 Rata-rata
5,7%
5 2005; 1.263
2005; 5,7
2014; 5,0
4 1000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
38
Sumber: BPS, World Bank
Perencanaan Pembangunan: Tahap I dan II RPJMN
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU,
ADIL DAN MAKMUR
Sasaran Pokok Pembangunan Jangka
Panjang Nasional diupayakan secara
bertahap melalui RPJMN lima tahunan
sebagai berikut: TIGA KATA KUNCI:
a. Struktur Perekonomian
yang Kokoh
b. Keunggulan Kompetitif
Wilayah
c. SDM Berkualitas
IV RPJMN 2020 - 2024
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
III RPJMN 2015 - 2019 struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing
I RPJMN 2005 - 2009 Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya
saing perekonomian
Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang
ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil
dan demokratis dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat 39
Berkah Commodity Boom dan Quantitative Easing (QE)
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di masa SBY didukung oleh tingginya harga komoditas internasional dan kebijakan QE yang mendorong
investasi masuk ke Indonesia.
Harga Komoditas Internasional Net Investasi Portofolio dan Nilai Tukar
140,00 1400,00 30000 13000
120,00 1200,00
25000 12000
100,00 1000,00
20000 11000
80,00 800,00
15000 10000
60,00 600,00
0,00 0,00
0 7000
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Crude oil, Brent ($/bbl) CRUDE_BRENT Coal, Australian ($/mt) COAL_AUS
-5000 6000
Palm oil ($/mt) PALM_OIL
Net Investasi Portfolio Nilai Tukar, Rata-Rata 40
Sumber: BI, World Bank
Subsidi Energi dan Kebijakan Harga BBM
Meski di satu sisi memberikan dampak positif, tetapi kenaikan harga minyak meningkatkan beban subsidi energi
PREMIUM
Subsidi Energi
(Rp Triliun) Rp1.850 Rp2.400 Rp4.500
Rp2.400 Rp4.500 Rp6.000
1 Maret 2005 1 Oktober 2005 1 Mei 2008
33% 88% 33%
240
Bantuan Langsung Tunai untuk Menjaga Daya Beli
58 212 210
9 33
30 165
139 50 BLT 2005 BLT 2008
96 84 82
64
45 Rp23 T untuk 19,2 juta RT Rp14,1 T untuk 19,1 juta
miskin - Rp 100.000 per RT miskin - Rp 100.000 per
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
bulan selama 12 bulan bulan selama 7 bulan
1. Subsidi BBM 2. Subsidi Listrik
Sumber: Kemenkeu, Kemenko Ekon (2017) 41
Krisis Keuangan Global 2008
15,0 Pertumbuhan
(Persen)
10,0 4,6
5,0
Negara 2009
0,0 Indonesia 4.6
Japan -5.4
-5,0 Malaysia -1.5 Daya Beli Terjaga, Tingkat Kemiskinan Tetap Menurun
Filipina 1.1
17,75
-10,0 Singapura -0.6 16,58 15,42 14,15
Korea Selatan 0.7
Thailand -0.7
-15,0
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
42
2006 2007 2008 2009
Sumber: Kemenkeu, BPS, Bloomberg
Another Mini Crisis – Fragile Five
Lima negara berkembang yaitu Indonesia, Afrika Selatan, Brazil, Turki, dan India masuk ke dalam fragile five karena mengalami defisit transaksi berjalan yang
tinggi dan rentan terhadap normalisasi kebijakan moneter di AS.
Tapering off mendorong arus modal keluar yang menyebabkan pelemahan
TRANSAKSI BERJALAN rupiah dan penurunan cadangan devisa.
2013 2014 NILAI TUKAR DAN CADANGAN IHSG NET FOREIGN BUYING
DEVISA DI PASAR SAHAM
12500 110 12000
5.200
Indonesia -3,2 -3,1 12000 105
5.000 7000
-6,7
9500 80 4.000
Turki -4,7
Nov
Sep
Feb
Des
Jan
Mei
Agst
Mar
Apr
Okt
Jun
Jul
3.800 -18000
Nilai Tukar (Rp/USD) - Rata-rata
01/01/2013
01/02/2013
01/03/2013
01/04/2013
01/05/2013
01/06/2013
01/07/2013
01/08/2013
01/09/2013
01/10/2013
01/11/2013
01/12/2013
Nilai Tukar (Rp/USD) - End of Period (EoP)
India -2,6 -1,4 Cadangan Devisa (Miliar USD) - RHS
-23000
Apr
Feb
Sep
Mar
Agst
Jan
Mei
Nov
Des
Jun
Jul
Okt
43
Sumber: Bloomberg, IMF, BI
Pembangunan Koridor Ekonomi
44
Sumber: MP3EI
Era Joko Widodo
Bapak Pembangunan Infrastruktur
45
Pencapaian Pembangunan Ekonomi Joko Widodo (2014–Sekarang)
2015; 4,9
4 3000
2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018
Jun-16
Jun-17
Jun-18
Mar-15
Sep-15
Mar-16
Sep-16
Mar-17
Sep-17
Mar-18
Sep-18
Mar-19
Des-15
Des-16
Des-17
Des-18
3
2015 2016 2017 2018
46
Sumber: BPS, World Bank
Nawacita
Menghadirkan kembali negara untuk
Memperkuat kebhinekaan dan memperkuat
melindungi segenap bangsa dan
restorasi sosial Indonesia
memberikan rasa aman kepada seluruh
9 1 warga negara
3
strategis ekonomi domestik dengan memperkuat daerah-daerah dan
7 desa dalam kerangka negara kesatuan
I RPJMN 2005 - 2009 Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya
saing perekonomian
Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang
ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil
dan demokratis dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat 48
Paket Kebijakan Ekonomi
16 Paket Kebijakan Ekonomi untuk Harmonisasi Kebijakan Menyederhanakan Proses Birokrasi Memastikan Kepastian Hukum
meningkatkan daya saing industri
nasional, ekspor dan investasi Tahap I, 9 Sept ‘15 Tahap II, 29 Sept ‘15 Tahap III, 7 Okt ’15 Tahap IV, 15 Okt ‘15
untuk menghasilkan pertumbuhan Meningkatkan daya Mempermudah Fasilitasi jasa keuangan, Jaminan sosial dan
persyaratan
ekonomi yang signifikan. saing industri nasional pendanaan ekspor dan perbaikan kesejahteraan
perizinan dan
menyederhanakan mengeliminasi hambatan masyarakat
6 AREA REFORMASI prosedur eskpor bisnis
Tahap V, 22 Okt ‘15 Tahap VI, 6 Nov ‘15 Tahap VII, 7 Des ‘15 Tahap VIII, 21 Des ‘15
Meningkatkan iklim industri Menstimulasi aktivitas Menstimulasi aktivitas bisnis Menyelesaikan perselisihan
dan investasi melalui tax ekonomi di daerah terluar untuk industri labor-intensive akuisisi tanah,
Meningkatkan Mendorong Daya incentives dan deregulasi dan memfasilitasi yang berskala nasional mengintensifkan produksi
perbankan syariah avalibilitas komoditas melalui insentif dalam bentuk minyak lokal, menstimulasi
Iklim Investasi Saing Industri
strategis proses sertifikasi lahan untuk industri pesawat domestik
individu
Tahap IX, 27 Jan ‘16 Tahap X, 11 Feb ‘16 Tahap XI, 29 Mar ‘16 Tahap XII, 28 Apr ‘16
Mempercepat kelistrikan, Merevisi Daftar Negatif Menstimulasi perekonomian Meningkatkan ranking
Promosi Meningkatkan stabilisasi harga daging dan Investasi dan meningkatkan nasional melalui fasilitasi Indonesia dalam Ease of
Pariwisata Efisiensi Logistik meningkatkan sektor proteksi untuk UMKM UMKM dan industri Doing Business (EoDB)
logistik untuk rural-urban
Tahap XIII, 24 Agust ‘16 Tahap XIV, 10 Nov Tahap XV, 15 Jun ‘17 Tahap XVI, 16 Nov ‘18
Memperkuat Low Cost Housing untuk ‘16 Perbaikan Logistik Kebijakan mendorong
masyarakat berpenghasilan peningkatan investasi
Stimulasi daya beli Roadmap untuk E-
rendah commerce
Ekspor masyarakat
Sumber: Kemenko Ekon 49
Perbaikan Iklim Investasi
Ranking World Competitiveness Indonesia
Membaik Indonesia Meraih Status Negara Investment
48
42 43
Grade dari Semua Lembaga Rating
32
BBB
Investment Grade
BBB-
2016 2017 2018 2019
BB+
Ease of Doing Business 2019
Indonesia Terus Membaik 2018 73
72
2017 BB
2016
91
106
2015
114 BB-
2014
120
2013
129 B+
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kawasan
Jalan Bendungan Industri Kereta Energi
Kelistrikan Pemerataan
69 51 29 16 11
Industri Pesawat
Terbang Ekonomi
80,0
(Persen PDB)
70,0
60,0
Pertanian/ Tanggul 50,0
Pendidikan Kelautan Laut Pelabuhan Perumahan 40,0
1 1 1 10 3 30,0
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Sumber: KPPIP Sumber: Prospera Infradashboard 51
Reformasi Fiskal
Alokasi Anggaran ke Sektor Produktif Keberhasilan Penerapan Amnesti Pajak
(Triliun Rupiah) Pengumpulan uang tebusan pajak sepanjang Juli 2016 - Maret 2017
Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.
177,9
111,0
94,5 Penerimaan Negara (Rp Triliun)
Kesehatan
59,6 (46,3%) 1,7
Pembayaran Tunggakan
Subsidi Energi 18,8
(261,6%) Penghentian TOTAL
Pemeriksaan dari 135,6
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Pemeriksaan Awal
114,2
Pembayaran uang tebusan
52
Pembangunan SDM Vokasi
Fokus Pemerintah pada Tahun 2018 & 2019
adalah pembangunan kualitas SDM,
melalui pengembangan vokasi
53
Kebijakan Pengembangan SDM yang Telah Dilakukan
Menyusun Lima Menyusun Bidang Menyusun Koordinasi Menyusun Online Job Membentuk Komite
Sektor Prioritas Pekerjaan Yang Kebijakan Vokasi Platform Vokasi di Pusat dan
Pemerintah Dibutuhkan Dunia Daerah
Industri
1. Koordinasi dan
1. Sektor Agrikultur 1. 30 Bidang Pekerjaan kebijakan pendidikan Platform bertujuan Sinergi dan implementasi
2. Pariwisata Menyerap Tenaga Kerja dan pelatihan vokasi memberikan informasi pelaksanaan pengembangan
pendidikan dan pelatihan
3. Kesehatan Besar 2. Kerja sama pasar kerja, dimana
2. 14 Bidang Pekerjaan vokasi di pusat dan daerah,
4. Ekonomi Digital (E- pengembangan lulusan vokasi dapat dengan fungsi :
Berdasarkan Prioritas
Commerce) vokasi dengan dengan mudah
Jurusan SMK 1. Memberi kajian, usulan
5. Pekerja Migran 3. 8 Bidang Pekerjaan swasta memperoleh informasi dan masukan kepada
Berdasarkan Prioritas pekerjaan, demikian pula pemerintah untuk
3. Saran untuk
Jurusan BLK industri dapat mengembangkan vokasi
meningkatkan
4. 12 Bidang Pekerjaan memberikan informasi di Indonesia
Berdasarkan Prioritas pendidikan dan 2. Sebagai instrumen
keahlian yang
Jurusan Politeknik pelatihan vokasi. pelengkap dari Pemda,
dibutuhkan
agar kebijakan vokasi
berjalan dengan baik.
54
Sumber: Kemenko Ekon
Pemerataan Pembangunan Ekonomi
Membangun dari desa, Pembagian akses lahan yang Skema Bantuan Pangan Non
alokasi dana desa meningkat adil kepada seluruh Tunai (BPNT) untuk bantuan
masyarakat yang lebih tepat sasaran
50
30
10
2015 2016 2017 2018 2019
55
56
Harapan Ministerial Lecture
•
1
Menambah wawasan pegawai Bappenas dalam merumuskan kebijakan
pembangunan, baik secara sektoral maupun kewilayahan.
•
3
Mempelajari resiko yang diambil dari setiap kebijakan, sehingga dapat
mengantisipasi resiko yang mungkin/pasti terjadi di masa yang akan
datang. Contoh: dampak kebijakan PAKTO 1988 terhadap perbankan
pada khususnya, dan perekonomian nasional pada umumnya.
PERKEBUNAN
22 Sebagian besar perusahaan PERUSAHAAN LISTRIK
perkebunan pala 9 Perusahaan listrik dan gas Perusahaan Listrik
Belanda Negara (PLN)
38 Perusahaan perkebunan PT Perkebunan
tembakau Nusantara I-XVI
PERBANKAN
206 Perusahaan perkebunan
karet, teh, kopi, dan tebu
• De Javasche Bank Bank Indonesia
• Nederlandse Handelsbank (NHB) Bank Umum Negara (BUNEG)
PERDAGANGAN • Escompto Bank Dagang Negara
• Boorsumij • Nederlandsche Handelmaatschappij NV (Factorij) Bank Koperasi Tani dan
• Internatio Nelayan (BKTN)
• Jacobson van den berg PT Negara
• Lindetseves Stokvis TRANSPORTASI
• Geowehry
• Dan 35 perusahaan lain Pelayaran
Koniklijke Paketvaart Maatschapplj (KPM) Pelni
PERINDUSTRIAN DAN TAMBANG Penerbangan
• 47 Perusahaan listrik Koniklijke Luchvaart Maatschapplj (KLM) Garuda Indonesia Airways (GIA)
• 21 Perusahaan kimia Badan Penguasaan Industri
Perkeretaapian
• 18 Perusahaan grafika dan Tambang (BAPPIT)
• 91 Perusahaan umum NIS dan 10 perusahaan KA Belanda lain Perusahaan Negara Kereta Api
60