Anda di halaman 1dari 9

MENGKAJI PERATURAN BANGUNAN GEDUNG YANG BERLAKU DI INDONESIA

( Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun )

RAMAHADINATA PURNABUDHIWIJAYA
Manejemen Konstruksi , Teknik Sipil, Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan.
Email: 8101901003@student.unpar.ac.id

Abstrak
Paper ini menjelaskan mengenai aspek hukum dari kegiatan konstruksi beserta studi kasus yang
terkait dengan hukum tersebut Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011
tentang Rumah Susun, definisi dari rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuansatuan yang
masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang
dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
Kata Kunci: Negara Hukum , Peraturan Pemerintah, Konstruksi, Rumah Susun

Abstract
This paper explains the legal aspects of construction activities along with case studies related to
the law. Based on Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 concerning Flats, the
definition of a flat is a multi-story building that is built in an environment that is divided into
sections functionally structured, both horizontally and vertically and is a unit that each can be
owned and used separately, especially for residential areas that are equipped with shared parts,
shared objects, and shared land.
Keywords: Rule of Law, Government Regulations, Construction, Flats

PENDAHULUAN
Pembangunan rumah susun merupakan salah satu faktor sosial budaya yang hidup di masyarakat.
alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan Perumahan dengan sistem lebih dari satu lantai yang
pemukiman terutama di daerah perkotaan yang jumlah dikenal dengan rumah susun yang dibangun untuk
penduduknya terus meningkat, karena pembangnan mengantisipasi kebutuhan akan perumahan, terutama
rumah susun dapat mengurangi penggunaan tanah, bagi golongan masyarakat menengah kebawah dan
membuat ruang-ruang terbuka kota yang lebih luas dan mereka yang berpenghasilan rendah. Melalui Undang-
dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk Undang Nomor 16 Tahun 1985 yang mulai berlaku pada
peremajaan kota bagi daerah yang kumuh. Menurut AP tanggal 31 Desember 1985 sebagaimana telah diubah
Parlindungan, pembangunan Rumah Susun, terutama di dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang
wilayah perkotaan merupakan suatu keharusan, sebagai Rumah Susun (Undang-Undang Rumah Susun), telah
akibat terbatasnya tanah untuk perumahan tersebut dan digariskan ketentuan dan kebijakan mengenai hal ihwal
permintaan akan papan yang semakin tinggi. Perumahan rumah susun di Indonesia. Melalui Peraturan Pemerintah
dengan sistem lebih dari satu lantai diartikan sebagai Nomor 4 Tahun 1988 telah dilakukan tindak lanjut
perumahan yang dibagi atas bagian-bagian yang dimiliki mengenai pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam
bersama dan satuan-satuan yang masing-masing dimiliki Undang-Undang Rumah Susun tersebut. Menurut Pasal 7
secara terpisah untuk dihuni, dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang

1
Rumah Susun, Rumah Susun yang digunakan untuk dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian
hunian atau bukan hunian secara mandiri atau secara yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan
terpadu sebagai kesatuan sebagaimana dimaksud dalam
yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
Pasal 5 yaitu Pengaturan dan Pembinaan Rumah Susun terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
meliputi ketentuan-ketentuan mengenai persyaratan dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah
bersama. Pengertian mengenai rumah susun tersebut
teknis dan administratif pembangunan Rumah Susun, ijin
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 sama
layak huni, pemilikan Rumah Susun, penghunian, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 16
pengelolaan, dan tata cara pengawasannya. Jelaslah Tahun 1985 tentang Rumah Susun. Dengan demikian
tidak ada perubahan mengenai pengertian tentang makna
bahwa pada saat Undang-Undang Rumah Susun tersebut
dari rumah susun itu baik yang dijelaskan dalam UURS
sedang dalam proses pembentukannya, tidak ada yang lama maupun yang baru.
pemikiran lain pada lembaga legislatif, selain
memperuntukkan Undang-Undang Rumah Susun bagi Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2011
tempat hunian. Mungkin pada saat itu kurang terpikir Menegaskan bahwa rumah susun yang dimaksudkan
pemanfaatan Rumah Susun bagi keperluan lain selain dalam UURS ini adalah istilah yang memberikan
bagi tempat tinggal pengertian hukum bagi bangunan bertingkat yang
senantiasa mengandung sistem pemilikan perseorangan
dan hak bersama, yang penggunaannya untuk hunian atau
TUJUAN bukan hunian, secara mandiri ataupun terpadu sebagai
 Mengkaji Peraturan Rumah Susun yang masih satu kesatuan sistem pembangunan
berlaku di Indonesia Jika rumusan rumah susun menurut Pasal 1 angka 1
 Untuk mengetahui permasalahan yang timbul dalam dan penjelasannya itu dicermati, diperoleh pemahaman
penghunian dan perpanjangan rumah susun sebagai berikut:
a. Rumah susun merupakan terminologi hukum
PEMBAHASAN Indonesia untuk mengekspresikan bangunan gedung
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang bertingkat yang mengandung pemilikan perseorangan dan
Rumah Susun diundangkan pada tanggal 31 Desember hak bersama. Dalam pengertian inilah, maka rumah susun
1985 dalam Lembaran Negara RI nomor 75/1985. merupakan terjemahan dari kata-kata condominium, flat
Undang-undang ini dapat disebut dengan undang-undang atau apartment
kondominium Indonesia yang menjadi landasan hukum b. Rumah susun merupakan bangunan gedung
untuk mengatur rumah susun. Peraturan pelaksanaan dari bertingkat “yang distrukturkan secara fungsional dalam
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 dimuat dalam arah horizontal maupun vertikal” (Pasal 1 angka 1
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988. Mulai UURS). Dalam Penjelasan UURS di atas menyatakan
tanggal tersebutlah masalah hukum mengenai rumah “yang distrukturkan secara fungsional dalam arah
susun mendapat jawaban yang pasti. Namun menimbang horizontal dan vertikal”. Kata “maupun” serta “dan” perlu
bahwa Undang Undang Nomor 16 Tahun 1965 tentang dicermati oleh karena membawa konsekuensi pada ruang
Rumah Susun sudah tidak sesuai dengan perkembangan lingkup UURS. Apakah pengaturan pemilikan satuan
hukum, kebutuhan setiap orang, dan partisipasi ruang dalam bangunan bertingkat selain rumah susun
masyarakat serta tanggung jawab dan kewajiban Negara dapat tunduk pada UURS. Urgensi telaah kata “maupun”
dalam penyelenggaraan rumah susun sehingga perlu serta “dan” tersebut semakin berarti, terutama jika
diganti. Untuk menjawab perkembangan hukum serta dikaitkan dengan Penjelasan Pasal 79 Peraturan
kebutuhan masyarakat yang belum terakomodir oleh Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 yang mencontohkan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tersebut maka “rumah toko, rumah sarana industri dan lain-lain” yang
pada tanggal 10 Nopember 2011 melalui sidang paripurna dibangun di atas tanah bersama sebagai bangunan
Dewan Perwakilan Rakyat resmi mengesahkan Undang- bertingkat yang tidak termasuk dalam pengertian rumah
Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. susun. Selanjutnya, Penjelasan pasal 79 PP Nomor 4
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun Tahun 1988 tersebut menyebutkan bahwa contoh
2011 Tentang Rumah Susun merumuskan bahwa rumah bangunan gedung tidak bertingkat yang dibangun di atas
susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun tanah bersama dalam suatu lingkungan adalah rumah-

2
rumah peristirahatan, rumah kota (town house), dan lain- Asas-Asas Pembangunan Rumah Susun
lain . Ahmad Chairudin dalam Surat Kabar Harian Suara Pasal 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 dan
Pembaruan tanggal 13 April 1994, menyatakan bahwa penjelasannya menyatakan bahwa asas penyelenggaraan
bangunan gedung bertingkat pada sistem ruko (rumah rumah susun adalah sebagai berikut:
toko) dan rukan (rumah kantor) bagian- bagiannya terbagi a) asas kesejahteraan Yang dimaksud dengan asas
dalam bagian- bagian yang distrukturkan dalam arah kesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya
horizontal saja, tidak dalam arah vertikal. Tetapi karena kebutuhan rumah susun yang layak bagi masyarakat
dalam kata-kata kalimat Pasal 1 angka 1 UURS menyebut agar mampu mengembangkan diri sehingga dapat
yang distrukturkan secara fungsional dalam arah melaksanakan fungsi sosialnya.
horizontal maupun vertikal”, maka yang diartikan b) asas keadilan dan pemerataan Yang dimaksud
bangunan gedung bertingkat yang bagian-bagiannya dengan asas keadilan dan pemerataan adalah
hanya distrukturkan secara horizontal pun dapat disebut memberikan hasil pembangunan di bidang rumah
rumah susun, asal memenuhi ketentuan-ketentuan lainnya susun agar dapat dinikmati secara proporsional dan
tentang rumah susun. merata bagi seluruh rakyat.
c. Rumah susun mengandung sistem pemilikan c) asas kenasionalan Yang dimaksud dengan asas
perseorangan (individual) dan hak bersama. Kita kenasionalan adalah memberikan landasan agar
mengenal ada 3 (tiga) bentuk sistem pemilikan, yaitu : kepemilikan sarusun dimanfaatkan sebesar-besarnya
1) sistem pemilikan perseorangan untuk kepentingan nasional
2) sistem pemilikan bersama yang terikat d) asas keterjangkauan dan kemudahan Yang dimaksud
3) sistem pemilikan perseorangan yang sekaligus dengan asas keterjangkauan dan kemudahan adalah
dilengkapi dengan sistem pemilikan bersama yang bebas memberikan landasan agar hasil pembangunan
(condominium). rumah susun dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
Rumah susun merupakan kategori sistem pemilikan yang masyarakat, serta mendorong terciptanya iklim
ketiga. Di dalam rumah susun secara simultan terkandung kondusif dengan memberikan kemudahan bagi
sistem pemilikan perseorangan dengan hak bersama yang MBR.
bebas. Oleh karena itulah, maka hak pemilikan e) asas keefisienan dan kemanfaatan Yang dimaksud
perseorangan atas satuan (unit) rumah susun meliputi pula dengan asas keefisienan dan kemanfaatan adalah
hak bersama atas bangunan, benda dan tanahnya. memberikan landasan penyelenggaraan rumah susun
yang dilakukan dengan memaksimalkan potensi
Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 20 Tahun sumber daya tanah, teknologi rancang bangun, dan
2011 tentang Rumah Susun industri bahan bangunan yang sehat serta
Merumuskan bahwa bagian bersama adalah bagian memberikan kemanfaatan sebesarbesarnya bagi
rumah susun yang dimiliki secara terpisah tidak untuk kesejahteraan rakyat.
pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan f) asas kemandirian dan kebersamaan Yang dimaksud
satuansatuan rumah susun. Penjelasan Pasal 25 ayat 1 dengan asas kemandirian dan kebersamaan adalah
undang-undang tersebut memberi contoh bagian bersama memberikan landasan penyelenggaraan rumah susun
adalah antara lain : pondasi, kolom, balok, dinding, lantai, bertumpu pada prakarsa, swadaya, dan peran serta
atap, talang air, tangga, lift, selasar, saluran-saluran, pipa- masyarakat sehingga mampu membangun
pipa, jaringan- jaringan listrik, gas dan telekomunikasi. kepercayaan, kemampuan, dan kekuatan sendiri serta
terciptanya kerja sama antarpemangku kepentingan.
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun g) asas kemitraan Yang dimaksud dengan asas
2011 kemitraan adalah memberikan landasan agar
Mendefinisikan bahwa benda bersama adalah benda penyelenggaraan rumah susun dilakukan oleh
yang bukan merupakan bagian rumah susun melainkan Pemerintah dan pemerintah daerah dengan
bagian yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk melibatkan pelaku usaha dan masyarakat dengan
pemakaian bersama. Selanjutnya Penjelasan Pasal 25 ayat prinsip saling mendukung.
1 mencontohkan benda bersama adalah ; ruang h) asas keserasian dan keseimbangan Yang dimaksud
pertemuan, tanaman, bangunan pertamanan, bangunan dengan asas keserasian dan keseimbangan adalah
sarana sosial, tempat ibadah, tempat bermain, dan tempat memberikan landasan agar penyelenggaraan rumah
parkir yang terpisah atau menyatu dengan struktur susun dilakukan dengan mewujudkan keserasian dan
bangunan rumah susun keseimbangan pola pemanfaatan ruang.

3
i) asas keterpaduan Yang dimaksud dengan asas swadaya masyarakat. Pembangunan perumahan yang
keterpaduan adalah memberikan landasan agar telah dirintis sejak Pelita I perlu ditingkatkan dan
rumah susun diselenggarakan secara terpadu dalam dikembangkan, khususnya perumahan dengan harga yang
hal kebijakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dapat dijangkau oleh daya beli golongan masyarakat yang
pemanfaatan, dan pengendalian. berpenghasilan rendah.
j) asas kesehatan Yang dimaksud dengan asas Sehubungan dengan uraian tersebut, maka
kesehatan adalah memberikan landasan agar kebijaksanaan umum pembangunan perumahan diarahkan
pembangunan rumah susun memenuhi standar untuk:
rumah sehat, syarat kesehatan lingkungan, dan a. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak
perilaku hidup sehat. k. asas kelestarian dan dalam lingkungan yang sehat, secara adil, dan merata,
keberlanjutan Yang dimaksud dengan asas serta mampu mencerminkan kehidupan masyarakat yang
kelestarian dan keberlanjutan adalah memberikan berkepribadian Indonesia.
landasan agar rumah susun diselenggarakan dengan b. Mewujudkan permukiman yang serasi dan
menjaga keseimbangan lingkungan hidup dan seimbang, sesuai dengan pola tata ruang kota dan tata
menyesuaikan dengan kebutuhan yang terus daerah serta tata guna tanah yang berdaya guna dan
meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan berhasil guna.sejalan dengan arah kebijaksanaan umum
penduduk dan keterbatasan lahan. l. asas tersebut, maka di daerah perkotaan yang berpenduduk
keselamatan, kenyamanan, dan kemudahan Yang padat, sedangkan tanah yang tersedia sangat terbatas,
dimaksud dengan asas keselamatan, kenyamanan, perlu dikembangkam pembangunan perumahan dan
dan kemudahan adalah memberikan landasan agar pemukiman dalam bentuk rumah susun yang lengkap,
bangunan rumah susun memenuhi persyaratan seimbang, dan serasi dengan lingkungannya.
keselamatan, yaitu kemampuan bangunan rumah
susun mendukung beban muatan, pengamanan Pengertian rumah susun
bahaya kebakaran, dan bahaya petir. Adalah bangunan gedung bertingkat yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal dan
Tujuan Pembangunan Rumah Susun arah vertikal yang terbagi dalam satu-satuan yang masing-
Tujuan pembangunan nasional adalah untuk masing jelas batas-batasnya, ukuran dan luasnya, dan
mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat dapat dimiliki dan dihuni secara terpisah. Selain satuan-
Indonesia secara adil dan merata, sebagai salah satu usaha satuan yang penggunaannya terpisah, ada bagian bersama
untuk mengisi cita-cita perjuangan bangsa Indonesia bagi dari bangunan tersebut serta benda bersama dan tanah
terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan bersama yang di atasnya didirikan rumah susun, yang
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu karena sifat dan fungsinya harus digunakan dan dinikmati
unsur pokok kesejahteraan rakyat adalah terpenuhinya bersama dan tidak dapat dimiliki secara perseorangan.
kebutuhan akan perumahan yang merupakan kebutuhan Hak pemilikan atas satuan rumah susun merupakan
dasar bagi setiap warga Negara Indonesia dan keluarganya kelembagaan hukum baru, yang perlu diatur dengan
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. undang-undang, dengan memberikan jaminan kepastian
Di samping itu, pembangunan perumahan merupakan hukum kepada masyarakat Indonesia
salah satu unsur yang penting dalam strategi Dengan undang-undang ini diciptakan dasar hukum
engembangan wilayah, yang menyangkut aspek-aspek hak milik atas satuan rumah susun, yang meliputi:
yang luas di bidang kependudukan, dan berkaitan erat  Hak pemilikan perseorangan atas satuan-satuan
dengan pembangunan ekonomi dan kehidupan sosial rumah susun yang digunakan secara terpisah
dalam rangka pemantapan Ketahanan Nasional.49 Dari  Hak bersama atas bagian-bagian dari bangunan
hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa perumahan rumah susun
merupakan masalah nasional, yang dampaknya sangat  Hak bersama atas benda-benda
dirasakan di seluruh wilayah tanah air, terutama di daerah  Hak bersama atas tanah yang semuanya merupakan
perkotaan yang berkembang pesat. Oleh karena itu, satu kesatuan hak yang secara fungsional tidak
sebagaimana diamanatkan dalam Garis-Garis Besar terpisahkan.
Haluan Negara, pembangunan perumahan untuk Pembangunan rumah susun ditujukan terutama untuk
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat perlu tempat hunian, khususnya bagi golongan masyarakat
ditangani secara mendasar, menyeluruh, terarah, dan yang berpenghasilan rendah. Namun demikian
terpadu, oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pembangunan rumah susun harus dapat mewujudkan
dengan keikutsertaan secara aktif usaha swasta dan permukiman yang lengkap dan fungsional, sehingga

4
diperlukan adanya bangunan gedung bertingkat lainnya bangunan menjadi bagian dari tanahnya. Oleh karena itu,
untuk keperluan bukan hunian yang terutama berguna dengan sendirinya bangunan itu tunduk pada ketentuan-
bagi pengembangan kehidupan masyarakat ekonomi ketentuan hukum yang berlaku terhadap tanahnya
lemah. Oleh karena itu, dalam pembangunan rumah (hukum tanah). Atas asas itu pula, maka hak pemilikan
susun yang digunakan bukan untuk hunian yang atas tanah hak barat itu meliputi juga pemilikan dari
fungsinya memberikan lapangan kehidupan masyarakat, bangunan yang ada di atasnya (Pasal 571 ayat (1)
misalnya untuk tempat usaha, pertokoan, perkantoran, KUHPerdata). Bangunan yang didirikan di atas tanah
dan sebagainya, ketentuan-ketentuan dalam Undang- kepunyaan pihak lain menjadi milik yang empunya tanah
Undang Nomor 20 Tahun 2011 ini diberlakukan dengan Asas perlekatan yang dikenal di dalam KUHPerdata
penyesuaian menurut kepentingannya. terdiri atas perlekatan secara mendatar dan perlekatan
secara tegak lurus (vertikal). Perlekatan secara horizontal
(mendatar) meletakkan suatu benda sebagai bagian yang
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011: tidak terpisahkan dari benda pokoknya atau balkon pada
a) menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni rumah induknya (Pasal 588 KUHPerdata). Berdasarkan
dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, asas perlekatan ini, pemilik benda pokok merupakan
harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan pemilik benda ikutan dan secara hukum benda ikutan
permukiman yang terpadu guna membangun tersebut mengikuti benda pokoknya. Sebaliknya,
ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya; perlekatan vertikal adalah perlekatan secara tegak lurus
b) meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan yang melekatkan semua benda yang ada di atasnya
ruang dan tanah, serta menyediakan ruang terbuka maupun di dalam tanah dengan tanah sebagai benda
hijau di kawasan perkotaan dalam menciptakan pokoknya (Pasal 571 KUHPerdata).55 Sebagai kebalikan
kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan dari asas perlekatan vertikal adalah asas pemisahan
seimbang dengan memperhatikan prinsip horizontal. Asas pemisahan horizontal adalah asas yang
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan dianut dalam hukum adat yang menjadi dasar dari
lingkungan; UUPA. Berdasarkan asas pemisahan horizontal ini
c) mengurangi luasan dan mencegah timbulnya pemilikan atas tanah dan benda atau segala sesuatu yang
perumahan dan permukiman kumuh; berada di atas tanah itu adalah terpisah. Asas pemisahan
d) mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan horizontal memisahkan tanah dan benda lain yang
yang serasi, seimbang, efisien, dan produktif; melekat pada tanah itu
e) memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang
menunjang kehidupan penghuni dan masyarakat Hak Milik Atas Tanah Berdasarkan Undang-Undang
dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan Pokok Agraria
kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak, Konsep hak-hak atas tanah yang terdapat dalam
terutama bagi MBR; Undang-Undang Pokok Agraria membagi hak-hak atas
f) memberdayakan para pemangku kepentingan di tanah dalam dua bentuk :
bidang pembangunan rumah susun; a. Hak-hak atas tanah yang bersifat primer
g) menjamin terpenuhinya kebutuhan rumah susun b. Hak-hak atas tanah yang bersifat sekunder
yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR Pengertian hak-hak atas tanah yang bersifat primer
dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan adalah hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki atau
berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola dikuasai secara langsung oleh seorang atau badan hukum
perumahan dan permukiman yang terpadu; dan yang mempunyai waktu lama dan dapat dipindah
h) memberikan kepastian hukum dalam penyediaan, tangankan kepada orang lain atau ahli warisnya. Dalam
kepenghunian, pengelolaan, dan kepemilikan rumah UUPA terdapat beberapa hak atas tanah yang bersifat
susun. primer yaitu:
Penerapan Asas Dalam Hukum Tanah Pada Konsep a. Hak Milik atas tanah (HM)
Rumah Susun b. Hak Guna Usaha (HGU)
Di Indonesia ada dua asas hukum pertanahan, yaitu c. Hak Guna Bangunan (HGB)
sebagai berikut: a. Asas Accesi (Asas Perlekatan) atau d. Hak Pakai (HP)
Accessie Schelding Beginsel b. Asas pemisahan Selain hak primer atas tanah di atas terdapat pula hak
horizontal atau Horizontale Beginsel Menurut Boedi atas tanah yang bersifat sekunder. Pengertian hak-hak
Harsono dalam bukunya “Beberapa Analisa Tentang atas tanah yang bersifat sekunder adalah hak-hak atas
Hukum Agraria”, di dalam asas asas perlekatan, tanah yang bersifat sementara. Dikatakan bersifat

5
sementara karena hak-hak tersebut dinikmati dalam hak atas tanah yang dijamin oleh undang-undang. Jaminan
waktu terbatas, dan dimiliki oleh orang lain. Hal ini kepastian hukum sebagai tujuan pendaftaran tanah,
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 53 UUPA yang
meliputi:
mengatur mengenai hak-hak atas tanah yang bersifat
sementara yaitu : a) Kepastian status hak yang didaftar. Artinya dengan
a. Hak gadai pendaftaran tanah akan dapat diketahui dengan pasti
b. Hak usaha bagi hasil
status hak yang didaftar, misalnya Hak Milik, Hak
c. Hak menumpang
d. Hak menyewa atas tanah pertanian Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan, Hak
Tanggungan, Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
Menurut Pasal 17 UURS Nomor 20 Tahun 2011
atau tanah wakaf.
Rumah susun hanya dapat dibangun di atas tanah
hak milik, hak guna bangunan, hak pakai atas tanah b) Kepastian subjek hak Pendaftaran tanah akan dapat
negara atau hak pengelolaan sesuai dengan peraturan diketahui dengan pasti pemegang haknya, apakah
perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya menurut perseorangan (warga negara Indonesia atau orang
Pasal 19 ayat (1) UURS Nomor 20 Tahun 2011
dinyatakan bahwa penyelenggaraan pembangunan yang asing yang berkedudukan di Indonesia), sekelompok
membangun rumah susun di atas tanah yang dikuasai orang secara bersama sama, atau badan hukum (badan
dengan hak pengelolaan dilakukan ddengan cara sewa hukum privat dan badan hukum publik).
atau kerja sama pemanfaatan. Salah satu aspek yang
c) Kepastian objek hak Artinya dengan pendaftaran tanah
penting dalam hukum tanah menurut UUPA adalah
hubungan antara tanah dengan benda yang melekat akan dapat diketahui dengan pasti letak tanah, batas-
padanya. Kepastian akan kedudukan hukum dari benda batas tanah dan ukuran (luas) tanah. Letak tanah
yang melekat pada tanah itu sangat penting karena
berada dijalan, Kelurahan/Desa, Kecamatan,
menyangkut pengaruh yang sangat luas terhadap segala
hubungan hukum yang berkenaan dengan tanah dan benda Kabupaten/Kota, dan Provinsi. Batas-batas tanah
yang melekat padanya. Sedangkan konsep kepemilikan meliputi sebelah Utara, Selatan Timur, dan Barat
hak atas tanah pada satuan rumah susun tidaklah
berbatasan dengan tanah siapa atau tanah apa. Ukuran
sepenuhnya menganut asas pemisahan horizontal karena
kepemilikan atas tanah pada satuan rumah susun (luas) tanah dalam bentuk meter persegi. Untuk
merupakan kepemilikan bersama dari seluruh pemegang memberikan kepastian hukum dan perlindungan
hak milik atas satuan bangunan rumah susun, bukan hukum dalam pendaftran tanah, kepada pemegang
merupakan kepemilikan perorangan sebagaimana yang
dianut dalam asas pemisahan horizontal dalam UUPA yang bersangkutan diberikan sertifikat sebagai tanda
tersebut. bukti haknya
2. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang
Sertipikat Satuan Rumah Susun
berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah
Sertifikat adalah hasil dari tujuan pendaftaran tanah,
dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
seperti yang dimuat dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan
mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang
Pemerintah No. 24 Tahun 1997, adalah:
tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar.
1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan
Dengan terselenggaranya pendaftaran tanah juga
hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah,
dimaksudkan untuk terciptanya suatu pusat informasi
satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar
mengenai bidang-bidang tanah sehingga pihak yang
dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai
berkepentingan termasuk pemerintah dengan mudah dapat
pemegang hak yang bersangkutan. Tujuan memberikan
memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan
jaminan kepastian hukum merupakan tujuan utama dalam
perbuatan hukum mengenai bidangbidang tanah dan
pendaftaran tanah sebagaimana yang ditetapkan oleh
satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar. Untuk
Pasal 19 UUPA. Maka memperoleh sertifikat, bukan
melaksanakan fungsi informasi, data fisik dan data yuridis
sekedar fasilitas, melainkan merupakan hak pemegang

6
dari bidang tanah dan satuan rumah susun yang sudah e) Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak
terdaftar dan terbuka untuk umum. Dengan pendaftaran mudah keliru.
tanah, pemerintah maupun masyarakat dapat dengan 2. Manfaat bagi pemerintah
mudah memperoleh informasi tentang data fisik dan data a) Akan terwujud tertib administrasi pertanahan
yuridis di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota apabila mau sebagai salah satu program Catur Tertib
mengadakan suatu perbuatan hukum mengenai bidang- Pertanahan.
bidang tanah dan satuan rumah susun yang sudah terdaftar, b) Dapat memperlancar kegiatan pemerintahan yang
misalnya mengenai pengadaan tanah untuk kepentingan berkaitan dengan tanah dengan pembangunan.
pemerintah atau perusahaan swasta, jual-beli, lelang, c) Dapat mengurangi sengketa dibidang pertanahan,
pembebanan hak tanggungan. misalnya sengketa batas-batas tanah, pendudukan
3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan . tanah secara liar.
Program pemerintah dibidang pertanahan dikenal dengan 3.Manfaat bagi calon pembeli atau kreditor. Bagi calon
catur tertib pertanahan, yaitu: tertib hukum pertanahan, pembeli atau calon kreditor dapat dengan mudah
tertib administrasi pertanahan, tertib penggunaan tanah dan memperoleh keterangan yang jelas mengenai data fisik
tertib pemeliharaan tanah dan kelestarian lingkungan dan data yuridis tanah yang akan menjadi objek
hidup. Untuk mewujudkan tertib administrasi pertanahan perbuatan hukum mengenai tanah.
dilakukan dengan menyelenggarakan pendaftaran tanah
yang bersifat Recht Cadaster. Terselenggaranya pendaftran
tanah secara baik merupakan dasar dan perwujudan tertib
Studi Kasus
adaministrasi di bidang pertanahan.Untuk mewujudkan
Studi kasus yang saya coba uraikan mengenai sistem
tertib administrasi pertanahan, setiap bidang tanah dan Strata Title Strata title atau biasa disebut juga tentang
satuan rumah susun termasuk peralihan, pembebanan dan suatu kepemilikan terhadap sebagian ruang dalam suatu
gedung bertingkat seperti apartement atau rumah susun.
hapusnya hak atas bidang tanah dan hak milik atas satuan
Selain apartemen dan rumah susun sitem strata title juga
rumah susun wajib didaftar Sertifikat hak milik satuan dikenal dalam kepemilikan condominium, flat.
rumah susun, maupun rumah susun yang dikuasai dengan Pembangunan rumah susun dengan sistem strata title
merupakan salah satu alternatif pemecahan kebutuhan
sistem strata title, diterbitkan oleh kantor pertanahan
perumahan dan pemukiman terutama didaerah perkotaan
kabupaten/kota setempat. Sertifikat ini harus sudah ada yang jumlah penduduknya terus meningkat, karena
sebelum satuan-satuan rumah susun yang bersangkutan pembangunan rumah susun dapat mengurangi
dijual oleh penyelenggara pembangunan rumah susun. penggunaan tanah, membuat ruang-ruang terbuka kota
yang lebih lega dan dapat dipergunakan sebagai suatu cara
Pihak-pihak yang memperoleh manfaat dengan untuk peremajaan kota bagi daerah-daerah kumuh. Arie
diselenggarakan pendaftaran tanah adalah Sukanti Hutagalung berpendapat bahwa, Dengan
1. Manfaat bagi pemegang hak. demikian dikota-kota besar perlu diarahkan pembangunan
perumahan dan pemukiman yang terutama sepenuhnya
a) Memberikan rasa aman.
pada pembangunan rumah susun. Pembangunan rumah
b) Dapat mengetahui dengan jelas data fisik dan data susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah
yuridisnya. kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama didaerah
perkotaan terutama yang jumlah penduduknya terus
c) Memudahkan dalam pelaksanaan peralihan hak.
meningkat, karena pembangunan rumah susun dapat
d. Harga tanah menjadi lebih tinggi. mengurangi penggunaan tanah, membuat ruang-ruang
d) Dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani terbuka kota yang lebih lega dan dapat dipergunakan
sebagai suatu cara peremajaan kota bagi daerah-daerah
Hak Tanggungan.
kumuh.

7
Dalam rangka memberikan landasan hukum dalam yuridisnya sebagaimana istilah condominium (Francis)
pembangunan rumah susun, pada tanggal 31 Desember yang berarti kepemilikan bersama, rumah susun
1985, pemerintah telah mengundangkan Undang undang (Amerika) kepemilikan yang terpisah.
Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun (LN 1985 1. Bagian bersama, yaitu bagian rusun yang dimiliki
75; TLN 3317), disingkat dengan UU No. 16 Tahun 1985 secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam
dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 Tentang kesatuan fungsi dengan sarusun itu. Bagian bersama ini
Rumah Susun (LNRI 1988-7; Penjelasannya dalam merupakan suatu struktur bangunan rusun yang terdiri
TLNRI Nomor 3372) disingkat dengan PP No. 4 Tahun atas:
1988 sebagai peraturan pelaksanaannya, yang mulai a. Pondasi,
berlaku sejak tanggal 26 April 1988. Dalam penjelasan b. Sloof,
umum Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 dinyatakan c. Dinding struktur utama,
bahwa kebijaksanaan umum pembangunan perumahan d. Pintu masuk dan tangga darurat,
diarahkan untuk: e. Jalan masuk dan tangga darurat,
1. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dalam f. Koridor, dan Selasar
lingkungan yang sehat, secara adil dan merata serta 2. Benda bersama, yakni benda yang bukan bagian rusun
mampu mencerminkan kehidupan masyarakat yang untuk pemakaian bersama dan dimiliki bersama secara tak
berkepribadian Indonesia. terpisah. Bagian ini melengkapi rusun agar berfungsi
2. 2Mewujudkan pemukiman yang serasi dan secara optimal yang terdiri atas:
seimbang, sesuai dengan pola tata ruang dan tata a. Jaringan air bersih,
daerah serta tata guna tanah yang berdaya guna dan b. Jaringan listrik,
berhasil guna. c. Jaringan gas (bagi hunian)
d. Saluran buang air limbah,
Sebelum lebih jauh menelaah apa dan bagaimana e. Lift dan atau eskalator
cara kita menjalani kehidupan kita dilingkungan rumah f. Taman, dan g. Pelataran parkir.
susun, apartement, dan condominium ada baiknya kita 3. Tanah bersama, yakni tanah yang digunakan atas hak
mendalami dahulu pemahaman kita mengenai apa itu bersama secara tidak terpisah yang di atasnya berdiri
rumah susun dengan kosep kepemilikan strata title dan rusun
dasar hukum yang mengatur pembangunan rumah susun . 4. Pertelaan, yakni rincian batas yang tegas dan jelas
itu sendiri. masing-masing sarusun, bagian, benda dan tanah bersama
Strata title sebenarnya merujuk pada konsep yang diwujudkan dalam uraian tertulis dan gambar.
kepemilikan atas hunian yang dibangun secara verikal, Pertelaan dalam hal ini mempunyai arti yang amat penting
entah itu condominium, apartement, atau rumah susun. dalam sistem rusun karena titik awal dimulainya proses
Istilah strata title sendiri pertama kali diperkenalkan di hak milik atas satuan rumah susun. Nantinya dari
Australia pada Tahun 1967 melalui undang-undang yang pertelaan ini akan timbul satuan-satuan rumah susun
dikenal dengan nama Strata Title Act. rumah yang secara hukum terpisah melalui proses
Dalam kaitan ini, konsep strata title merujuk pada pembuatan akta pemisahan.
pemisahan akan hak seseorang terhadap beberapa strata
(tingkatan), yakni terhadap hak atas permukaan tanah, atas 5. Nilai perbandinggan proporsional (NPP) yakni angka
bumi di bawah tanah dan udara di atasnya. yang menunjukkan perbandingan antara satuan rumah
Konsep strata title itu sendiri dikenal dinegara- susun terhadap hak atas bagian bersama, benda bersama
negara yang menganut sistem hukum Anglo Saxon dan tanah bersama yang dihitung berdasarkan luas dan
(Inggris beserta negara-negara jajahannya, serta Amerika nilai satuan rumah susun yang bersangkutan, terhadap
Serikat) dan berakar pada jenis tenancy in common. luas atau nilai banggunan rumah susun. Nilai
Indonesia sebagai negara jajahan Belanda yang perbandingan proporsional selain menentukan besarnya
menganut sistem hukum Eropa Kontinental hingga kini hak masing-masing pemilik satuan rumah susun juga
tidak mencantumkan konsep strata title dalam peraturan menentukan besarnya kewajiban masing-masing pemilik
undang-undangnya. Oleh karena itu, dalam Undang- satuan rumah susun dalam membiayai bersama
undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, pengelolaan dan pengoperasian semua benda yang
terminologi strata title secara spesifik belum mendapat menjadi milik bersama. Biaya tersebut merupakan beban
penjelasan utuh karena istilah rumah susun yang bersama semua pemilik satuan rumah susun. Di samping
digunakan dalam undangundang tersebut lebih mengacu lima hal tersebut diatas, hal-hal yang terkait dengan sistem
kepada struktur bangunannya bukan pada konstruksi

8
rumah susun dan perlu diperhatikan adalah sebagai benda bersama, bagian bersama, tanah bersama yang
berikut: dimiliki secara proporsional berdasarkan nilai
6. Akta pemisahan rumah Akta pemisahan rumah adalah perbandingan proporsiona.
suatu bentuk akta yang di dalamnya memuat pertelaan
yang jelas memisahkan rumah susun ke dalam satuan PENUTUP
satuan rumah susun yang meliputi bagian bersama, benda Kesimpulan
bersama dan tanah bersama. Tata cara pengisian dan Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011
bentuknya ditentukan oleh peraturan Ka BPN No. 2 Tentang Rumah Susun merumuskan bahwa rumah susun
Tahun 1989. Akta ini harus disahkan oleh Gubernur DKI adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam
suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian bagian yang
Jakarta. Isi akta pemisahan yang telah disahkan mengikat
distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah
semua pihak dan didaftarkan kekantor pertanahan horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan satuan
setempat dan menjadi dasar utama timbulnya hak milik yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
atas satuan rumah susun (HMSRS). terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
7. Izin layak huni merupakan syarat sebelum dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah
diterbitkannya sertifikat atau dialihkannya hak kepada bersama.Tentang Rumah Susun merumuskan bahwa
user. Izin ini dikeluarkan berdasarkan suatu penilaian bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki
secara terpisah tidak untuk pemakaian bersama dalam
bahwa bangunan gedung bertingkat telah sesuai dengan
kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun.
syarat syarat dan ketentuan-ketentuan yang tertuang Merumuskan bahwa tanah bersama adalah sebidang tanah
dalam izin mendirikan bangunan (IMB), itu semua hak atau tanah sewa untuk bangunan yang digunakan atas
merupakan upaya untuk melindungi keselamatan para dasar hak bersama secara tidak terpisah yang di atasnya
penghuninya. Demikian pula halnya untuk rumah susun berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam
non hunian syaratnya juga sama. persyaratan izin mendirikan bangunan.
8. Perhimpunan penghuni Untuk memamfaatkan rumah
DAFTAR PUSTAKA
susun terutama bagian bersama, benda bersama, dan tanah
bersama, maka sesuai dengan undangundang para Abinowo, S 2019 . Analisis Peraturan Rumah
penghuni harus menghimpun diri. Perhimpunan ini dinilai Susun.Academia.edu . Cikarang
sangat penting karena akan banyak berperan di dalam
Naskah Akademik RUU Jasa Konstruksi”, diakses dari
pengurus kepentingan bersama. Lembaga yang dimaksud
http://dpr.go.id/doksileg/proses1/RJ1-20150921-
oleh undang-undang itu harus berbentuk suatu badan 113904-7848.pdf ;
hukum (rech person). Konsekuensinya harus memiliki
Andri, S ,2018, Peraturan Mengatur Status Kepemilikan
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD dan ART) yang
Sertipikat Hak Atas Satuan Rumah Susun,
harus disahkan oleh pemerintah daerah setempat. Universitas Negri Medan,
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga wajib
disertakan bersama akta peralihan haknya pada saat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2011 Tentang Jasa Konstruksi
mendaftarkan kekantor pertanahan kabupaten/kota
setempat. Jadi rumah susun secara yuridis merupakan
bangunan gedung bertingkat, yang senantiasa
mengandung sistem pemilikan perseorangan dan hak
bersama, yang penggunaannya untuk hunian atau bukan
hunian, secara mandiri ataupun secara terpadu sebagai
satu kesatuan sistem pembangunan. Dengan demikian
berarti tidak semua bangunan gedung bertingkat itu dapat
disebut sebagai rumah susun menurut pengertian Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2011, tetapi setiap rumah susun
adalah selalu bangunan gedung bertingkat. Berdasarkan
uraian di atas, maka arti rumah susun menurut aspek
hukum lebih pada kepemilikan yang melekat pada konsep
hunian bertingkat. Dengan kata lain, dengan adanya
kepemilikan atas unit satuan unit rumah susun (sarusun),
perlu dilakukan pemisahan kepemilikan agar masing-
masing penghuni atau pembeli bisa memiliki unit secara
terpisah dengan orang lain termasuk kepemilikan terhadap

Anda mungkin juga menyukai