Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS IMMINIENS

A. DEFENISI
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar
rahim, (Manuaba, 2017).
Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi
dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Sarwono, 2014).
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2014)
Jadi Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari
20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat
B. ETIOLOGI
Adapun penyebab terjadinya abortus imminens yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau cacat,
penyebabnya antara lain:
a. Kelainan kromosom, misalnya trisomi, poliploidi dan kelainan kromosom
seks.
b. Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia tua,
dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau sindroma ovarium
polikistik.
c. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam
uterus, disebut teratogen.
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vilikoriales dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu pertumbuhan
dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak kehamilan muda misalnya
karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis,
malaria, dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia berat, keracunan,
laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis,
mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan
bawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma
submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain keguguran dalam
trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan
bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan
serviks yang luas yang tidak dijahit. (Sucipto, 2013)
5. Kelainan endokrin ((hyperthiroid, diabetes melitus, kekurangan progesteran)
6. Trauma
7. Gangguan nutrisi
8. Stress psikologis
C. MANIFESTASI KLINIK
Adanya perdarahan pada awal kehamilan melalui ostium uteri eksternum,
disertai nyeri perut ringan atau tidak sama sekali. Adanya gejala nyeri perut dan
punggung belakang yang semakin hari bertambah buruk dengan atau tanpa kelemahan
dan uterus membesar sesuai usia kehamilan.
D. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desi dua basalis kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi
terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya
karena villi koriales belum menembus desi dua secara mendalam. Pada kehamilan
antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desi dua lebih dalam, sehingga
umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yangdapat menyebabkan perdarahan.
Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnyayang dikeluarkan setelah ketuban pecah
ialah janin, disusul beberapa waktukemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika
plasenta segera terlepas denganlengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan
dalam bentuk miniatur.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan penunjang
- Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudahmati 
Pemeriksaan
- Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
- Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion.
2. Data laboratorium.
- Tes urine 
- hemoglobin dan hematocrit : hemoglobin terjadi Penurunan (< 10 mg%) dan
hematokrit terjadi Penurunan (< 35 mg%)c.
- menghitung trombositd.
- kultur darah dan urine
F. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam
pengobatan,karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus
dan berkurangnya rangsang mekanik
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum
ada persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka yang
menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan
hormon progesteron. Apabila dipikirkan bahwa sebagian besar abortus didahului
oleh kematian sel hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan oleh banyak
faktor, maka pemberian hormon progesteron memang tidak banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan
preparathematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg.
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C6.
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah
infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
7. Bila perdarahana.
a. Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi.
b. Berlangsung lama: nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan kemungkinan
adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola)
G. KOMPLIKASI
1. Perdarahan (Hemorrhage)
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga
yang tidak ahli seperti bidan dan dukun
3. Infeksi dan tetanus
4. Syok, pada abortus dapat disebabka oleh perdarahan yang banyak dan infeksi atau
sepsis

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual 
b. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat kehamilan
sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yangmeliputi siklus haid,
lama haid dan akhir haid
Pengkajian fisik meliputi :
 Usia kehamilan saat ini, adanya tanda tanda awal kehamilan
 Perhatian pendarahan yang terjadi
 Adanya infeksi
 Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
 Ada riwayat masalah pengobatan
 Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
B. DIANGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
2. Resiko cedera pada janin
3. Ansietas b/d kurang terpapar informasi
C. INTERVENSI
1. Nyeri akut b/d aen pencedera fisiologis
Intervensi : Edukasi manajemen Nyeri
Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
2) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
5) Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri
6) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
7) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
8) Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Resiko infeksi
Intervensi : pencegahan infeksi
Observasi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik
2) Batasi jumlah pengunjung
3) Berikan perawatan kulit pada edema
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
5) Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
6) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
8) Ajarkan etika batuk
9) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
10) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
11) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
12) Kolaborasi pemberian imunisasi
3. Ansietas b/d kurang terpapar informasi
Intervensi : Reduksi Ansietas
Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor)
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
4) Ciptakan sesuana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
5) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
6) Pahami situasi yang membuat ansietas
7) Dengarkan dengan penuh perhatian
8) Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakitkan
9) Tempatkan barang pribadi yang membrikan kenyamanan
10) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan dating
Edukasi
11) Informasikan secara actual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
12) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
13) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
14) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketengangan
15) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
16) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai