PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Alamat : Tanakaraeng
Agama : Islam
AYAH KANDUNG
Nama : Tn. M
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
IBU KANDUNG
Nama : Ny. S
Umur : 49 tahun
2
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
1) Anamnesis
bengkak daerah perut, bengkak daerah kelamin, bengkak daerah mata sejak 6
hari yang lalu. Disertai sesak dan gatal di daerah kelamin. Mual tidak ada
namun muntah ada dari 1 hari yang lalu setiap sudah makan.
Riwayat penyakit dahulu : Ada, 6 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama
3
Status neonatal
Riw IMD :-
Vit K :-
Status imunisasi
BOOSTER
Status Belum
1 2 3 4 18 BLN – 2 BIAS
Imunisasi Pernah
TAHUN
BCG
Hep B
Polio
DPT
HPV
Campak
HiB
PCV
Influenza
MMR
Tifoid
Hep. A
4
Varisela
Lain-lain
2) Pemeriksaan fisik
a. Status Present
BB : 30 kg
PB/TB : 123 cm
LLA : 22 cm
LD : 65 cm
LP : 74 cm
BB/TB :
TB/U :
BB/U : Status Gizi kurang
Keadaan Umum : Lemas / Gizi kurang / Compos mentis
b. Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/90 MmHg
Suhu : 36,7 0C
Nadi : 90 x/menit
Pernapasan : 34 x/menit
3) Status Generalis
Kepala
Rambut : Hitam, mudah dicabut (-)
Bentuk : Mesocephal
Ukuran : Normochepal
Ubun-ubun Besar : Menutup
5
Muka : Simetris D/S
Mata : Bengkak pada mata
Telinga : Othorea (-)
Hidung : Rinorea (-)
Bibir
Pucat : Ada
Sianosis : Tidak Ada
Lain-lain :
Mulut
Gigi : Caries :
Sel mulut : Stomatitis (-)
Tenggorok : T1T1 Hiperemis (-)
Leher
Kel. Limfa : Pembesaran KGB (-)
Tasbeh : (-)
Thorax
Bentuk : Normothorax
Payudara : Simetris D/S
Jantung
PP : Ictus cordis tidak tampak
PR : Ictus cordis tidak teraba
PK : Batas jantung normal
PD : S1S2 Murni Regular
Paru
PP :
PR :
PK :
PD :
Abdomen
6
PP : Distensi Abdomen (+)
PD : Peristaltik (+) Normal
PR : Undulasi test (+)
Lien : Splenomegali (-)
Hepar : Hepatomegali (-)
Massa : tidak ada
PK : Pekak (+)
4) Follow Up Pasien
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
7
yang lalu, demam naik turun, -
- MCH 23.0
T : 100/70 MmHg
S: 37,40C
N: 90 x/menit
P: 20 x/menit
Paru : Rh +/+
A : susp. TB paru
8
P: cek DR, foto thorax ap
Elektrolit.
-tes tuberculin
BAB : Biasa
Hasil LAB :
BAK : lancar
urin rutin
O : KU : lemah
WBC : 0 cell/uL
TD : 100/70 mmHg
Ket : 0 mmol/L
N : 96 x/m Nit :-
P : 20 x/m Bil : -
Pro : -
9
S : 36.7°C Glu : -
BLD : -
Paru : Rh +/+
A : Suspek TB paru
Kimia darah :
- P: konsul gizi klinik
GDS : 70 mg/dl
SGOT : 20 U/L
SGPT : 8 U/L
Elektrolit
Na : 141 mmol/L
K : 3,7 mmol/L
Cl : 105 mmol/L
Widal : negatif
10
Nafsu makan : menurun - -vit C dan Vit B complex 2x1
Skoring TB :
Nfsu minum : biasa
Riwayat kontak : 3
BAB : Biasa
Mantoux test : +
BAK : lancar
Demam : 1
T : 100/70 mmHg
S : 40 °C
Pembengkakan tulang : 0
Paru : Rh +/+
Foto thorax : 1
A : TB paru
11
BAK : lancar
O:
T : 110/80 mmhg
N : 120 x/menit
P : 26 x/menit
S : 37,4 °C
Paru : Rh +/+
A : TB paru
- KDT lanjut
BAK : Lancar
O:
T : 100/70 mmhg
12
N : 128 x/menit
P : 28 x/menit
S : 37,1 °C
Paru : Rh +/+
A : TB paru
BAB : Biasa
-paracetamol tab 3x1 (K/P)
BAK : Lancar
-Bcomplex dan Vit C 2x1 tab
O:
-Ambroxol 3x1 cth
T : 100/70 mmhg
-KDT lanjut
N : 121 x/menit
P : 23 x/menit
S : 37,6 °C
13
Paru : Rh +/+
A : TB paru
Diagnosis Klinis :
-Gizi kurang
Resume :
14
lalu sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan naik turun, demam
meningkat pada malam hari dan menurun pada siang hari namun tidak
batuk sejak ± 2 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit, lendir (ada)
(tidak pernah), Mual (ada) dan muntah (ada) dengan frekuensi 2x yang
berisikan air, nyeri ulu hati (ada). nafsu makan menurun, nafsu minum
baik.Buang air besar biasa .Buang air kecil lancar. Status gizi kurang ,
20 x/menit, keadaan umum lemas, mata cekung (-), mulut kering (-),
berat badan sejak beberapa bulan terakhir ± 10 kg. Riwayat Ibu melakukan
Skoring TB :
Riwayat kontak : 3
Mantoux test : 3
Demam : 1
Pembesaran kelenjar : 0
Pembengkakan tulang : 0
Foto thorax : 1
Foto Thorax AP :
15
Hasil Lab :
1. Darah rutin
o Hb : 9,9 g/dL
16
2. urin rutin
o WBC : 0 cell/uL
o Keton : 0 mmol/L
o Nitrat : (-)
o Bilirubin : (-)
o Protein : (-)
o Glukosa : (-)
o Blood : (-)
3. Kimia darah :
o GDS : 70 mg/dl
o SGOT : 20 U/L
o SGPT : 8 U/L
o Elektrolit
Na : 141 mmol/L
K : 3,7 mmol/L
Cl : 105 mmol/L
Tatalaksana :
Medikamentosa
17
Terapi di Ugd
o IVFD RL 20 tpm
o Antrain/amp/iv
o KDT
Non Medikamentosa
BAB III
DISKUSI
18
Pada kasus ini, pasien masuk ke ruang Perawatan Anak Rumah
keluhan Pasien masuk rumah sakit Syekh yusuf kab. Gowa dengan
keluhan demam sejak ± 2 minggu yang lalu demam naik turun, meningkat
pada malam hari menurun pada pagi hari namun tidak sampai kesuhu
sebelum masuk rumah sakit, lendir (ada) berwarna kuning kehijauan. Mual
(+), muntah (+) dengan frekuensi 2x yang berisikan air, pasien juga
Nafsu makan menurun, nafsu minum baik. Buang air besar biasa . Buang
air kecil lancar. Riwayat Ibu melakukan pengobatan OAT 4 tahun yang
tersebut yaitu :
Gejala klinik
seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Temuan demam pada pasien
- Penurunan nafsu makan dan berat badan. Terjadi penurunan berat badan
19
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Dari
TOTAL SKOR : 9
20
Berdasarkan status gizi : hasil 71 %
tanggal 9 oktober 2018, dilakukan pemeriksaan DR. Dan Hasil lab yang
21
bemakna menunjukkan kesan leukositosis, yang menandakan adanya
bakteri berada pada tubuh. Dan pada pemerikasaan foto thorax terdapat
kesan TB paru duplex aktif. Diagnosa untuk pasien ini adalah TB paru
A. DEFINISI
Kuman ini pada umumnya menyerang paru - paru dan sebagianlagi dapat
B. ETIOLOGI
bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). 3
Kuman TBC
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil
Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
22
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama
C. EPIDEMIOLOGI
Indonesia. Pada tahun 2010 diperkirakan terdapat 8,8 juta kasus TB,
dimana 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif serta 1,4
juta orang meninggal di seluruh dunia akibat TB termasuk 0,35 juta orang
insidensi TB tertinggi di dunia sebanyak 0,37 – 0,54 juta setelah India (2,0
– 2,5 juta), Cina (0,9 – 1,2 juta), Afrika Selatan (0,40 – 0,59 juta). Pada
130/100.000 penduduk, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan jumlah
D. FAKTOR RESIKO
23
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya tuberkulosis primer:
1) Faktor Infeksi
tersebut terdapat orang dewasa atau anak-anak yang pada saat itu
tertular.
2) Faktor Lingkungan
berkembangbiak apabila ada di ruangan yang gelap dan lembab, akan mati
perlu diperhatikan.
3) Faktor Ekonomi
E. PATOGENESIS
24
Paru merupakan port d entree lebih dari 98 % kasus infeksi TB.
Karena ukurannya yang sangat kecil (<5 μm), kuman TB dalam droplet
besar dihancurkan. Akan tetapi, sebagian kecil kuman TB yang tidak dapat
lobus bawah atau tengah, kelenjar limfe yang akan terlibat adalah kelenjar
25
selama 4-8 minggu. Pada saat terbentuknya kompleks primer, infeksi TB
Selama masa inkubasi uji tuberkulin masih negatif. Pada sebagian besar
individu dengan sistem imun yang berfungsi baik, pada saat sistem imun
kecil kuman TB akan dapat tetap hidup dalam granuloma. Bila imunitas
seluler telah terbentuk, kuman TB baru yang masuk kedalam alveoli akan
immunity, CMI ).
yang terjadi dapat disebabkan oleh fokus di paru atau di kelenjar limfe
pneumonitis atau pleuritis fokal. Jika terjadi nekrosis perkijuan yang berat,
bagian tengah lesi akan mencair dan keluar melalui bronkus sehingga
26
atau paratrakeal yang mulanya berukuran normal pada awal infeksi, akan
terganggu.
sistemik.
baik, paling sering di apeks paru, limpa dan kelenjar limfe superfisialis.
Selain itu, dapat juga bersarang di organ lain seperti otak, hati, tulang,
ginjal, dan lain-lain. Pada umumnya, kuman di sarang tersebut tetap hidup,
apeks paru disebut dengan fokus Simon, yang di kemudian hari dapat
27
F. MANIFESTASI KLINIS
waktu. Tanda dan gejala pada balita dan dewasa muda cenderung lebih
Gejala penyakit TBC paru dapat dibagi menjadi gejala umum dan
gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran
secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup
Gejala sistemik/umum
28
seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Temuan demam pada pasien
Gejala khusus
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa
memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun
yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA
serologi/darah.5
G. DIAGNOSIS
29
Seorang anak akan dinyatakan menderita TB anak jika skor nya
lebih dari atau sama dengan 5. Untuk anak yang keadaan klinisnya
Tidak kembali sehat setelah sakit campak atau batuk rejan (whooping
cough);
Terdapat pembesaran abdomen, teraba massa keras tak terasa sakit, dan
ascites
H. KEMOPROFILAKSIS
bermanifestasi menjadi sakit TB. Apabila daya tahan tubuh anak menurun
30
atau virulensi kuman TB yang menginfeksi ganas maka anak yang semula
menular lagi dan anak ternyata tetap tidak infeksi – dibuktikan dengan uji
tuberkulin ulang. Kalau ternyata hasil uji tuberkulin positif maka harus
anak tidak sakit – yang ditandai dengan uji tuberkulin positif tetapi gejala
4. usia pubertas
5. infeksi paru TB, konversi uji tuberkulin dalam kurang dari 12 bulan.6
1 + - - profilaksis 1
31
2 + + - Profilaksis 2
3 + + + terapi TB
I. PENGOBATAN TB
Obat TB utama (first line, lini utama) saat ini adalah rifampisin
(R), isoniazid (H), pirazinamid (Z), etambutol (E), dan Streptomisin (S).
Isoniazid
Isoniazid (isokotinik hidrazil) adalah obat antituberkulosis (OAT)
yang sangat efektif saat ini, bersifat bakterisid dan sangat efektif terhadap
satu kali pemberian. Isoniazid yang tersedia umumnya dalam bentuk tablet
100 mg dan 300 mg, dan dalam bentuk sirup 100 mg/5cc. Isoniazid pada
air susu ibu (ASI) yang mendapat isoniazid dan dapat menembus sawar
membahayakan.
dan neuritis perifer. Keduanya jarang terjadi pada anak, biasanya terjadi
bertambahnya usia.
32
Rifampisin
makan), dan kadar serum puncak tercapai dalam 2 jam. Saat ini, rifampisin
maksimal 600 mg/hari, dengan satu kali pemberian per hari. Jika diberikan
dengan isoniazid.
ludah, sputum, dan air mata, menjadi warna oranye kemerahan. Selain itu,
Rifampisin umumnya tersedia dalam sedian kapsul 150 mg, 300 mg dan
450 mg.
Pirazinamid
jaringan dan cairan tubuh termasuk CSS, bakterisid hanya pada intrasel
33
pirazinamid secara oral sesuai dosis 15-30 mg/kgBB/hari dengan dosis
berupa atralgia, artritis, atau gout akibat hiperurisemia, tetapi pada anak
Etambutol
pada mata. Obat ini memiliki aktivitas bakteriostatik, tetapi dapat bersifat
250 mg dan 500 mg. etambutol ditoleransi dengan baik oleh dewasa dan
anak-anak pada pemberian oral dengan dosis satu tau dua kali sehari ,
tetapi tidak berpenetrasi baik pada SSP, demikian juga pada keadaan
meningitis.
dapat digunakan.
34
Streptomisin
ekstraseluler pada keadaan basal atau netral, sehingga tidak efektif untuk
maksimal 1 gr/hari dan kadar puncak 40-50 μg/ml dalam waktu 1-2 jam.
berdifusi baik pada jaringan dan cairan pleura dan di eksresikan melalui
karena dapat merusak saraf pendengaran janin yaitu 30% bayi akan
35
parenteral)
Keterangan :
OAT KDT dapat diberikan dengan cara ditelan secara utuh atau digerus
36
Bila paket KDT belum tersedia dapat digunakan paket OAT Kombipak
anak dosisnya.6
Apabila respon setelah 2 bulan kurang baik, yaitu gejala masih ada
dan tidak terjadi penambahan BB, maka OAT tetap diberikan sambil
37
DAFTAR PUSTAKA
38
1. Behrman, Kliegman, Arvin, editor Prof. Dr. dr. A. Samik Wahab, SpA(K)
1043
2. Tuberculosis: http://www.emedicine.com/ped/topic2321.htm
4. Latief A,dkk. Ilmu kesehatan anak 2. Jakarta : Bagian ilmu kesehatan anak
FKUI;2008.
39