Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori …………………………………………………………………

BAB III ANALISIS


3.1 Analisis Kasus ……………………………………………………………….

BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul konflik manajemen ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Tri
Prihatini pada bidang studi pengantar manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang konflik manajemen bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Tri Prihatini selaku dosen bidang studi
pengantar manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Mohon maaf bila masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

Jakarta, 4 September 2019


Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Sepanjang kehidupan manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik baik
itu secara individu maupun organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi, setiap anggota organisasi
senantiasa dihadapkan pada konflik entah itu konflik antar individu, konflik antar
kelompok atau yang lain. Di dalam organisasai perubahan atau inovasi baru sangat rentan
menimbulkan konflik (destruktif). Dalam paradigma lama banyak orang percaya bahwa
konflik akan menghambat organisasi berkembang. Namun dalam paradigma baru ada
pandangan yang berbeda. Konflik memang bisa menghambat, jika tidak dikelola dengan
baik, namun jika dikelola dengan baik konflik bisa menjadi pemicu berkembangnya
organisasi menjadi lebih produktif. Manajemen konflik sangat berpengaruh bagi anggota
organisasi. Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik
yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu organisasi. Manajemen
konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam
suatu konflik, termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak
luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi
pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah
informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara
pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi konflik?
2. Apa saja macam-macam konflik?
3. Apa saja penyebab terjadinya konflik?
4. Apa saja metode penyelesaian konflik?
5. Hal-hal apa saja yang diperhatikan untuk menyelesaikan konflik?
1.3. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
2. Sebagai media pembelajaran mengenai Manajemen Konflik.
3. Mengetahui konsep manajemen konflik, yang meliputi definisi konflik, aspek-aspek dan
faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen konflik, mode dan langkah untuk menangani
konflik dan penerapan manajemen konflik.
BAB II.

A. Konsep Manajemen Konflik

1. Konflik

Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social di antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Menurut Kartini Kartono arti kata ini mengacu pada semua bentuk benturan,
tabrakan, ketidaksesuain, ketidakserasian, pertentangan, perkelahian, oposisi, dan
interaksi-interaksi yang antagonis bertentangan.

Macam-macam Konflik

1. Konflik didalam individu:


konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus
dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu
diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama:
konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-
perbedaan kepribadian.
3. Konflik antar individu dan kelompok:
konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang
dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar
norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama: 
adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
5.Konflik antar organisasi
6. Akibat adanya bentuk persangingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. 
Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru, teknologi, jasa-
jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.
 Sebab-sebab Timbulnya Konflik
            Faktor-faktor  yang dapat menimbulkan adanya konflik  dalam suatu organisasi antara
lain adalah :
1. Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam
alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari kelompok yang
lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
2. Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai
tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya
koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin ingin
meningkatkan valume penjualan dengan memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang
lunak, seperti kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli
yang tidak terlalu ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam
ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi.
Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan
memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
3. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya
kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik
pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi
bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan
penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.
4. Perbedaan dalam nilai atau persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi
yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda mungkin
merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang
kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-
tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.
5. Sebab-sebab lain
Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik dalam
organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja, ketidak jelasan organisasi dan masalah-
masalah komunikasi.

Metode Penyelesian Konflik


 Metode ini dapat terjadi melalui cara-cara;
1) kekerasan (Forcing) yang bersifat penekanan otokratik
2) penenangan (smoolling) yaitu cara yang lebih diplomatis
3) penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas
4) penentuan melalui suara terbanyak (majority rule) mencoba untuk menyelesaikan konflik
antar kelompok prosedur yang adil.
Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:
1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi
yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/
eselon.

Akibat-akibat Konflik
            Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik
tersebut.
Akibat negatif
• Menghambat komunikasi.
• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
• Mengganggu kerjasama atau “team work”.
• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan
kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

Akibat Positif dari konflik


• Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
• Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
• Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
• Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
• Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

Contoh Kasus :
 1. Dua bagian pemasaran komputer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana kedua
bagian tersebut siapakah yang pertama mencapai atau memenuhi keuota penjualan yang paling
banyak. Konflik disini lebih banyak disebabkan oleh sifat dasar manusia yang lebih cenderung
tidak pernah merasa puas akan apa yang dia telah raih. Sifat-sifat dasar yang tadi dipacu dengan
adanya persaingan maka akan menjadi lebih memanas.

2. Konflik antar karyawan dengan pimpinan :


    Umumnya karyawan pihak karyawan lebih cenderung untuk diam, meskipun mengalami
pertentangan dengan pihak atasan. Yang penting bagi suatu organisasi adalah agar setiap konflik
hendaknya bisa diselesaikan dengan baik. Kebanyakan suatu konflik menjadi makin berat karena
lama terpendam. Karena itulah penting bagi suatu organisasi “menemukan” konflik atau
sumbernya sedini mungkin. Cara yang ditempuh adalah dengan menggalakkan saluran
komunikasi ke atas (up ward channel of communication).

            Satu hal yang dapat kita simpulkan bahwa, dalam berorganisasi antar individu
banyak sekali gesekan-gesekan yang terjadi karena karakteristik individu yang berbeda-
beda. Dalam hal berorganisasi kita memerlukan sikap-sikap yang keras dalam
menentukan alur organisasi dan sikap-sikap kepemimpinan yang tegas sesuai yang telah
kita bahas sebelumnya.

Sumber :
http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara-mengelola-konflik-secara-efektif/
http://dinny182.multiply.com/journal/item/2?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://ashokablog.blogspot.com/2012/01/manajemen-konflik-dalam-hal.html

PANDANGAN LAMA PANDANGAN BARU


Konflik harus dihilangkan dari organisasi, Konflik sesungguhnya meningkatkan prestasi
karena dapat mengganggu organisasi dan organisasi
merusak prestasi
Dalam organisasi yang baik tidak ada konflik Dalam organisasi yang baik, konflik yang
memuncak mendorong anggota memacu
prestasi
Konflik harus dihindari Konflik merupakan bagian integral dari
kehidupan organisasi
Konflik jelek, karena dapat menjurus ke Konflik itu baik karena dapat merangsang
tingkat stress yang lebih tinggi, memunculkan untuk memecahkan masalah
kejahatan dan sabotase terhadap program
Dengan mengoordinasikan program secara Banyak factor yang menentukan perilaku
baik, manajer akan membentuk perilaku pegawai dalam pekerjaannya manajer tidak
pegawai sepenuhnya dapat mengontrol faktor-faktor situasional
dan harus menghadapi kemungkinan
terjadinya konflik

Anda mungkin juga menyukai