TRAUMA KORNEA
Oleh :
Preseptor :
dr. Mayasari Nasrul, Sp.M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan referat yang berjudul
“konjungtivitis”. Shalawat dan salam tidak lupa pula penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman buta akan pengetahuan menuju ke zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Mayasari Nasrul, Sp.M selaku pembimbing,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan referat ini tepat waktu demi memenuhi tugas
kepaniteraan klinik. Kami menyadari masih banyak kesalahan baik dalam segi penyusunan,
pengolahan, pemilihan kata dan proses pengetikan karena masih dalam tahap pembelajaran.
Saran dan kritik yang membangun tentu sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga referat ini dapat bermanfaat untuk semua pihak khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca pada umumnya dalam memahami masalah yang berhubungan dengan
konjungtivitis.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum............................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus...........................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan..............................................................................2
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Konjungtivitis adalah inflamasi jaringan konjungtiva yang dapat disebabkan oleh invasi
mikroorganisme, reaksi hipersensitivitas atau perubahan degeneratif di konjungtiva. Pasien
biasanya mengeluh mata merah, edema konjungtiva dan keluar sekret berlebih. Gejala tersebut
terjadi akibat dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan eksudasi.1
Konjungtivitis viral merupakan penyakit mata merah yang paling sering dijumpai di
masyarakat dan praktik dokter sehari-hari. Pada populasi dewasa, 80% kasus konjungtivitis akut
disebabkan oleh virus.1,2
Gejala konjungtivitis viral biasanya ringan, dapat sembuh sendiri dan tidak disertai
penurunan tajam penglihatan sehingga dapat ditatalaksana di pelayanan kesehatan primer.
Meskipun demikian, terdapat kasus yang bersifat mengancam penglihatan sehingga perlu segera
dirujuk ke rumah sakit atau dokter spesialis mata untuk tata laksana lebih lanjut. 2,3 Konjungtivitis
viral sangat menular sehingga pasien perlu mendapat edukasi agar tidak menjadi sumber infeksi
bagi lingkungannya.1,4
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
Histologi Konjungtiva
konjungtiva terdiri atas tiga lapisan yang secara histologi berbeda, yaitu lapisan epitelium,
adenoid, dan fibrosa.
Lapisan epitelium merupakan lapisan terluar konjungtiva dengan struktur yang bervariasi di
setiap regio. Epitel konjungtiva marginal terdiri atas lima lapis epitel gepeng berlapis dan pada
konjungtiva tarsal terdiri atas dua lapis epitel silindris dan gepeng. Konjungtiva forniks dan
bulbar terdiri atas tiga lapis epitel yaitu sel silindris, sel polihedral, dan sel kuboid, sedangkan
konjungtiva limbal terdiri atas berlapis-lapis sel gepeng.4,5
Lapisan adenoid merupakan lapisan limfoid yang berfungsi dalam respons imun di
permukaan mata. Lapisan itu disebut conjunctiva-associated lymphoid tissue (CALT); terdiri
atas limfosit dan leukosit yang dapat berinteraksi dengan mukosa sel epitel melalui sinyal
resiprokal yang dimediasi oleh growth factor, sitokin dan neuropeptida.4,5
Lapisan fibrosa terdiri atas jaringan kolagen dan fibrosa serta pembuluh darah dan
konjungtiva.Konjungtiva palpebra diperdarahi oleh pembuluh darah palpebra, sedangkan
konjungtiva bulbar memperoleh darah dari arteri siliaris anterior. Persarafan sensorik
konjungtiva berasal dari cabang nervus kranialis.
PATOGENESIS
Mikroorganisme masuk ke dalam tubuh dengan cara adhesi, evasi, dan invasi. Adhesi adalah
penempelan molekul mikroorganisme ke epitel mata yang dimediasi oleh protein permukaan
mikroorganisme.Evasiadalah upaya mikroorganismeuntuk menembus pertahanan sistem
imun.2Hampir semua mikroorganisme hanya menginvasi bila terdapat kerusakan epitel kecuali
beberapa bakteri seperti Neissseria gonorhoeae dan Shigella spp. Pada infeksi virus, adhesi
sekaligus memfasilitasi proses invasi melalui interaksi molekul virus dengan sel hospes seperti
interaksi kapsul adenovirus dengan integrin sel hospes yang menyebabkan proses endositosis
virus oleh sel. 2Mikroorganisme juga dapat bertahan melewati sistem pertahanan tubuh dan
bereplikasi seperti pada infeksi HSV, virus varisela serta herpes zoster namun sebagian besar
infeksi lainnya dapat dieradikasi oleh sistem imun tubuh. 2
2.2. Konjungtivitis
2.2.1. DEFINISI
Konjungtivitis adalah inflamasi jaringan konjungtiva yang dapat disebabkan oleh invasi
mikroorganisme, reaksi hipersensitivitas atau perubahan degeneratif di konjungtiva. Pasien
biasanya mengeluh mata merah, edema konjungtiva dan keluar sekret berlebih. Gejala tersebut
terjadi akibat dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan eksudasi.1
2.2.2. klasifikasi
e. Terapi
Prinsip terapu dengan obat topical spectrum luas. Pada 24 jam pertama obat diteteskan
tiap 2 jam kemudian pada hari berikutnya diberikan 4 kali sehari selama 1 minggu. Pada
malam harinya diberikan salep mata untuk mencegah belekan dipagi hari dan
mempercepat penyembuhan.7
f. Pencegahan
Konjungtivitis mudah menular karena itu sebelum dan sesudah membersihkan
atau mengoleskan obat, prnderita harus mencuci tangannya bersih bersih.
Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang
sakit.
Jangan menggunakan handuk atau lap bersama sama dengan penghuni rumah
lainnya.6
Konjungtivitis jamur biasanya disebabkan oleh Candida albicans dan merupakan infeksi
yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih yang dapat timbul
pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem imun yang terganggu. Selain
candida sp, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh Sporothtrix schenckii, Rhinosporidium
serberi, dan Coccidioidesimmitis walaupun jarang ( Vaughan, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
1 . Azari AA, Barney NP. Conjunctivitis:a systemic review of diagnosis and treatment.
JAMA.2013;310(6):1721-9.
2. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. External disease and cornea. Italia: American Academy
of Ophtalmology; 2014.
3. Nari J, Allen LH, Bursztyn LLCD. Accuracy of referral diagnosis to an emergency eye clinic.
Can J Ophthalmol. 2017; article in press.
4. Tsai JC, Denniston AKO, Murray PI, Huang JJ, Aldad TS. Oxford American handbook of
ophthalmology. New York: Oxford University Press; 2011.
5. Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Edisi ke-4. New Delhi: New Age
International; 2007.
6. www.aafp.org/afp//AFPprinter/980215ap/morrow.html