Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MATERI : “Ceramah Tentang Hari Nasional”

Di Susun
Oleh :
Reza Aditiya Pratama
XI TKRO 2

SMK NEGERI 1 PRABUMULIH


TAHUN AJARAN 2019/2020

Guru Pembimbing :
Riadin Fitri S.Ag
Khutbah Jumat HUT RI: “Para Nabi itu Pejuang Kemerdekaan”
Jumat 17 Agustus 2019

Assalamualaikum Wr. Wb.


Khutbah I

  ‫ َوأَ ْش َه ُد أَنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُد ُه‬. ُ‫لح ُّق ْالم ُِبيْن‬ َ ‫ك ْا‬ ُ ِ‫ أَ ْش َه ُد أَنْ اَل إِلَ َه إِاَّل هللاُ ْال َمل‬،‫ب ْالمُسْ لِ ِمي َْن الم ُْؤ ِم ِني َْن‬ِ ‫هلل الَّذِيْ أَ ْن َز َل ال َّس ِك ْي َن َة َعلَى قُلُ ْو‬
ِ ‫الحمْ ُد‬ َ
‫صحْ ِب ِه َوال َّت ِاب ِعي َْن‬ ‫و‬
َ َ ِِ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫آ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ْن‬
_ ‫ي‬‫م‬ َ ‫ل‬
َ َ َ ِ َ َ َ ِ ‫ا‬ ‫ع‬ ْ
‫ِل‬ ‫ل‬ ً
‫ة‬ ‫م‬ ْ‫ح‬ ‫ر‬ ‫ث‬ ْ
‫ُو‬ ‫ع‬ ْ
‫ب‬ ‫م‬ ‫ال‬ ٍ
‫د‬ ‫م‬
َّ ‫ُح‬‫م‬ ‫ا‬‫ن‬َ ‫اَل‬‫و‬ْ ‫م‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ن‬
َ َ ِ ََ ‫د‬ ‫ي‬
ِّ ‫س‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ل‬
ِّ ‫ص‬ ‫م‬ ‫ه‬
ُ َّ ‫ل‬ ‫ال‬ . ‫ْن‬‫ي‬‫م‬َ ‫األ‬ ‫د‬ ْ‫ع‬‫و‬ ْ
‫ال‬ ُ
‫ِق‬ ‫د‬ ‫َّا‬
‫ص‬ ‫ال‬ ‫ه‬
ُ ُ ‫ل‬ ْ
‫ُو‬‫س‬ ‫ر‬ َ ‫َو‬
َ َ َ ِّ َ َ َ َّ ِ ِ ِ َ
‫الى فِي‬ َ ‫ َقا َل هللاُ َت َع‬.‫هللا‬ ِ ‫َّاي ِب َت ْق َوى‬ ُ
َ ‫لحاضِ ر ُْو َن ْالمُسْ لِم ُْو َن َر ِح َم ُك ُم هللاُ أ ْوصِ ْي ُك ْم َوإِي‬ َ َ
َ ‫ أمَّا َبعْ ُد أيُّها َ ْا‬.‫هلل ْا َلعلِيِّ ْا َلعظِ ي ِْم‬ ‫اَّل‬
ِ ‫اَل َح ْو َل َواَل قُ َّو َة إِ ِبا‬
َ ‫اَل‬ ُ ْ ُ ْ َّ
ُ‫ َو َمن َيت ِق َ َيجْ َعل ل ُه َمخ َرجً ا َو َيرْ زق ُه مِنْ َحيْث َيحْ تسِ ب‬:‫ِكت ِاب ِه الك ِري ِْم‬‫هَّللا‬ َّ َ ْ َ

Pertama-tama marilah kita semua panjatkan rasa puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul disini tanpa
ada halangan suatu apapun, dalam rangka memperingati hari yang istimewa yakni
HUT RI yang ke-73 tahun 2018.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,  
Hakikat diciptakannya manusia adalah untuk menghamba kepada Allah ‫ﷻ‬.
Untuk tujuan ini pula Allah mengutus para rasul untuk menyeru kepada umat manusia
supaya menunaikan kewajiban itu. Tak hanya seruan untuk menyembah Allah, para
rasul juga bertanggung jawab menjauhkan mereka dari ketundukan kepada selain Allah,
termasuk kepada kesemena-menaan, penjajahan, penindasan, atau semacamnya.  
Misi para rasul tersebut tampak dalam Surat an-Nahl ayat 36 sebagai berikut:  
َّ ‫ َولَ َق ْد َب َع ْث َنا فِي ُك ِّل أ ُ َّم ٍة َرسُوال أَ ِن اعْ ُب ُدوا هَّللا َ َواجْ َت ِنبُوا‬ 
َ‫الطا ُغوت‬

“Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul (yang mengajak)
sembahlah Allah dan tinggalkanlah thaghut.”(QS. An-Nahl: 36)  
Secara bahasa thaghut berakar kata dari thaghâ yang bermakna melampaui
batas. Dalam Tafsir al-Quran al-Azim, Ibnu Katsir menafsirkan thaghut sebagai
menyembah sesuatu selain Allah. Menurut pakar tafsir Al-Qur'an Prof Quraish Shihab,
thaghut mengacu pada segala macam kebatilan, baik dalam bentuk berhala, ide-ide
yang sesat, manusia durhaka, atau siapa pun yang mengajak pada kesesatan. Ketika
membahas Surat an-Nahl ayat 36 itu, ia mengartikan thaghut sebagai "tiran yang
merusak".  
Hampir semua ulama tafsir sepakat bahwa thaghut identik dengan tindakan di
luar batas sebagai bentuk kedurhakaan kepada Allah. Thaghut adalah berhala-berhala
yang tak hanya bisa berbentuk patung tapi juga kondisi-kondisi yang menjauhkan
manusia dari ketundukkan hanya kepada Allah. Dalam sejarah, para rasul diutus juga
untuk membebaskan umatnya dari belenggu itu semua, dan mewujudkan umat yang
merdeka dalam ketaatan kepada Allah ‫ﷻ‬.
  Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
  Nabi Ibrahim saat diutus oleh Allah mendapati masyarakatnya berkubang
dalam keimanan yang rusak. Patung-patung berhala dipertuhankan, termasuk oleh
ayahandanya sendiri. Dengan strategi yang matang, Nabi Ibrahim pun berjuang
meyadarkan mereka bahwa berhala tak memiliki kekuatan apa-apa. Memuliakannya
atau bahkan menganggapnya sebagai Tuhan merupakan kesesatan yang nyata.  
Tugas Nabi Ibrahim makin berat ketika kesesatan tersebut ditopang kekuasaan zalim
Raja Namrud. Ia mesti mengatasi dua persoalan sekaligus, yakni membebaskan umat
dari berhala sekaligus memerdekakan mereka dari tiran yang merusak Namrud. Allah
menolong Nabi Ibrahim, termasuk ketika beliau dibakar oleh rezim sewenang-wenang
tersebut.  
Perjuangan yang mirip juga dialami oleh Nabi Musa. Bahkan, Nabi Musa tak
hanya menghadapi orang yang menyembah selain Allah, melainkan raja yang mengaku
sebagai Allah itu sendiri. Fir'aun dengan segenap kesombonganya mendaku diri
sebagai Tuhan dan berupaya melenyapkan semua orang yang menentangnya. Umat
Nabi Musa pun berada dalam penindasan yang parah, baik secara jasmani maupun
rohani. Nabi Musa hadir untuk menaklukkan penindasan ini dan mengajak umat untuk
kembali ke jalan Allah secara merdeka.  
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Apa yang dialami Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬sesungguhnya juga tak
jauh dari jejak para nabi pendahulunya. Seruan masuk Islam Nabi Muhammad
bersamaan dengan kebejatan moral yang akut di tanah Arab, fanatisme suku-suku
hingga sering terjadi peperangan, paganisme, penghinaan atas martabat kaum
perempuan, dan lain sebagainya.
  Risalah Baginda Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬hadir untuk memerdekakan
umat yang sedang dalam kegelapan tersebut menuju jalan cahaya yang diridhai Allah
(minadh dhulumâti ilân nûr). Melalui ajaran tauhid, Nabi Muhammad menghapus semua
klaim paling mulia dan berkuasa selain Allah ‫ﷻ‬. Beliau membawa kepada arah
masyarakat yang setara, dan mengingatkan bahwa kemuliaan diukur dengan tingkat
ketakwaan (inna akramakum 'inda-Llâhi atqâkum), bukan dengan hirarki perbedaan
suku, strata ekonomi, jenis kelamin, atau identitas sosial lainnya.
  Dengan fakta ini, tak berlebihan jika kita menyebut perjuangan Rasulullah
Muhammad ‫ ﷺ‬sebagai perjuangan kemerdekaan yang luar biasa. Sebuah
ikhtiar sungguh-sungguh membebaskan masyarakat dari dan kemorosotan moral dan
sistem masyarakat yang menindas saat itu. Revolusi yang dilakukan Nabi mencakup
aspek spiritual dan material sehingga menciptakan peradaban yang lebih manusiawi.
Rasulullah bukan cuma mengajak manusia untuk hanya tunduk dan menghamba
kepada Allah, tapi juga melaksanakan konsekuensi dari ajaran tauhid ini, yakni bersikap
kepada seluruh makhluk Allah--termasuk manusia--dengan penuh kasih sayang.   Sikap
ini selaras dengan misi utama diutusnya Baginda Nabi Muhammad
َ ‫ َو َما أَرْ َس ْل َن‬  :‫ ﷺ‬ 
_َ ‫اك إِاَّل َرحْ َم ًة ل ِْل َعالَم‬
‫ِين‬
"Dan tiadalah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam." (Al-Anbiya’: 107)  

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,


Demikianlah kenyataan sejarah hidup di dunia ini. Setiap penindasan,
penjajahan, dan penyimpangan selalu menghendaki perjuangan total untuk melakukan
perubahan. Para nabi terdahulu meneladankan itu semua bukan saja dengan
pengorbanan harta, tenaga, dan pikiran tapi bahkan risiko hilangnya nyawa. Nabi
Ibrahim mengalami dilempar ke dalam api yang sedang berkobar, Nabi Musa menjadi
buronan Fir’aun, serta Nabi Muhammad yang berkali-kali mengalami percobaan
pembunuhan dari musuh-musuh dedengkotnya.   Ini pula yang dilakukan para ulama,
tokoh, dan segenap elemen bangsa lainnya dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Keringat dan darah rela mereka korbankan untuk membebaskan umat dari penindasan
yang memang menjadi musuh setiap agama, termasuk Islam. Sebab, kemerdekaan
adalah syarat mutlak dari terciptanya kondisi aman. Sedangkan keamanan adalah
prasyarat bagi setiap insane untuk tenang dan khusyuk menunaikan ibadah kepada
Allah ‫ﷻ‬. 
  Setelah merdeka, apa yang mesti kita lakukan? Pertama, tidak lain adalah
menjalankan fungsi pokok diciptakannya manusia, yakni menghamba secara total
kepada Allah. Tidak diciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Allah.
Dijalankannya fungsi kehambaan ini juga menjadi tujuan dari risalah tiap-tiap rasul,
sebagaimana disebut dalam Surat An-Nahl ayat 36 di awal tadi.  
Kedua, membangun peradaban manusia yang mencerminkan ketaatan kepada nilai-
nilai ketuhanan. Termasuk dalam hal ini adalah mengembangkan semangat rahmatan lil
‘alamin, kasih sayang kepada manusia, binatang, dan alam/lingkungan dengan
menghindari sikap semena-mena, serakah, dan zalim.
Akhirnya, kita tidak hanya sibuk dengan bagaimana cara paling mudah mendapatkan
kebahagiaan bagi diri sendiri meski dengan merugikan orang lain, akan tetapi
bagaimana cara terbaik untuk meraih kebahagiaan bersama orang lain. Wallahu a’lam.

 
‫ َو َن َف َعنِي َوإِيَّا ُك ْم ِب َمافِ ْي ِه مِنْ آ َي ِة َوذ ِْك ِر ْال َح ِكي ِْم َو َت َق َّب َل هللاُ ِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه َوإِ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع‬،‫آن ْا َلعظِ ي ِْم‬
ِ ْ‫ار َك هللا لِي َولَ ُك ْم فِى ْالقُر‬
َ ‫َب‬
‫العظِ ْي َم إِ َّن ُه ه َُو الغَ فُ ْو ُر الرَّ ِحيْم‬ َ ‫هللا‬ َ ‫ر‬
ُ ‫ف‬
ِ ْ
‫غ‬ َ
‫ت‬ ْ‫أس‬‫ف‬ َ ‫ا‬‫ذ‬َ ‫ه‬
َ ‫ِي‬ ‫ل‬ ‫و‬ْ ‫ق‬َ ‫ل‬
ُ ‫و‬ْ ُ ‫ق‬َ ‫أ‬ ‫و‬
َ ، ‫م‬
ُ ْ
‫ي‬ ِ ‫ل‬ ‫الع‬
َ  

Khutbah II

  ‫ْك لَ ُه َوأَ ْش َه ُد أنَّ َسيِّدَ َنا م َُح َّم ًدا‬


َ ‫ َوأَ ْش َه ُد أَنْ الَ ِالَ َه إِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِري‬.ِ‫لى َت ْوفِ ْيقِ ِه َواِمْ ِت َنا ِنه‬
َ ‫لى إِحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر لَ ُه َع‬ ِ ‫اَ ْل َحمْ ُد‬
َ ‫هلل َع‬
ُ‫ أَمَّا َبعْ ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناس‬  ‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوأَصْ َح ِاب ِه َو َسلِّ ْم َتسْ لِ ْيمًا كِثيْرً ا‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.ِ‫إلى ِرضْ َوا ِنه‬ َ ‫َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ى‬
‫هللا َو َمآل ِئ َك َت ُه‬ َ َ َ َ َ َّ‫هللا فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى َواعْ لَم ُْوا أن‬
َ َّ‫هللا أ َم َر ُك ْم ِبأمْ ٍر َبدَ أ فِ ْي ِه ِب َن ْفسِ ِه َوثـ َنى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْدسِ ِه َو َقا َل َتعاَلَى إِن‬ َ َ ‫ِا َّتقُوا‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬ ‫ي َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ض الل ُه َّم َع ِن الخل َفا ِء الرَّ اشِ ِدي َْن أ ِبى َبك ٍر َو ُع َمر َوعُث َمان َو َعلِى َو َعنْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬
‫ِك َو ُر ُسل َِك َو َمآل ِئ َك ِة ال ُم َقرَّ ِبي َْن َوارْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد َو َعلى اَن ِبيآئ َ‬
‫اغفِرْ‬ ‫ِك َيا أَرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن ‪  ‬اَلل ُه َّم ْ‬ ‫ت‬‫م‬ ‫حْ‬
‫َ َ ََ ْ َِ َ َ‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ع‬ ‫ض‬ ‫ارْ‬ ‫و‬ ‫ْن‬
‫ِ َ‬ ‫ي‬ ‫ِّ‬
‫د‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫و‬‫ْ‬ ‫ي‬ ‫ى‬ ‫َ‬
‫ِ َ ْ ِ َ ٍ َ ِ‬‫ل‬ ‫ا‬
‫ِ‬ ‫ان‬
‫_‬ ‫س‬ ‫ِحْ‬ ‫ا‬‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ْن‬ ‫ي‬‫ع‬‫ِ‬ ‫اب‬ ‫َّ‬
‫ت‬ ‫ال‬ ‫ِي‬ ‫ع‬ ‫َبقِ َّي ِة الص ََّحا َب ِة َوال َّت ِاب ِعي َْن َ ِ‬
‫اب‬‫ت‬‫َ‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫إلسْ الَ َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َوأ ِذ َّل ال ِّشرْ َك َو ْال ُمش ِر ِكي َْن‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ل ِْلم ُْؤ ِم ِني َْن َو ْالم ُْؤ ِم َنا ِ‬
‫ت الل ُه َّم أعِ َّز ْا ِ‬ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِمن ُه ْم َو ْاالَمْ َوا ِ‬ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬
‫ْن‪.‬‬ ‫ِك إِلَى َي ْو َم ال ِّدي ِ‬‫ْن َواعْ ِل َكلِ َمات َ‬ ‫اخ ُذ ْل َمنْ َخ َذ َل ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو دَ مِّرْ أَعْ دَ ا َء ال ِّدي ِ‬ ‫ص َر ال ِّدي َْن َو ْ‬ ‫َوا ْنصُرْ عِ َبادَ َك ْالم َُوحِّ ِد َّي َة َوا ْنصُرْ َمنْ َن َ‬
‫ً‬
‫الزالَ ِز َل َو ْالم َِح َن َوس ُْو َء ْالفِ ْت َن ِة َو ْالم َِح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها_ َو َما َب َط َن َعنْ َبلَ ِد َنا ِا ْن ُدو ِنيْسِ يَّا خآصَّة َو َسائ ِِر‬ ‫الل ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َبالَ َء َو ْا َلو َبا َء َو َّ‬
‫ار‪َ .‬ر َّب َنا َظلَمْ َنا اَ ْنفُ َس َنا َواإنْ ل ْمَ‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫ان ْالمُسْ لِ ِمي َْن عآم ًَّة َيا َربَّ ْا َلعال ِمي َْن‪َ _.‬ر َّبنا آتِنا فِى ال ُّدن َيا َح َسنة َوفِى اآلخ َِر ِة َح َسنة َوقِنا َعذ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْالب ُْلدَ ِ‬
‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‬ ‫ان َوإِيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ‬ ‫ْ‬
‫إلحْ َس ِ‬ ‫هللا َيأ ُم ُ_ر‪ِ  ‬باْ َلع ْد ِل َو ْا ِ‬ ‫هللا ! إِنَّ َ‬ ‫لخاسِ ِري َْن‪ .‬عِ َبادَ ِ‬ ‫َت ْغفِرْ َل َنا َو َترْ َحمْ َنا َل َن ُك ْو َننَّ م َِن ْا َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫هللا أك َبرْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫لى ن َِع ِم ِه َي ِز ْدك ْم َولذِك ُر ِ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َو ْال َب ْغي َيعِظك ْم ل َعلك ْم َتذكر ُْو َن َواذكرُوا هللاَ ا َلعظِ ْي َم َيذكرْ ك ْم َواشكر ُْوهُ َع َ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬

Anda mungkin juga menyukai