Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA (DURASI) DAN SIKAP KERJA

DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENAMBANG PASIR


LIAR DI DESA NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT
Christy Novia Killa*, Johan Josephus*, Budi T. Ratag*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

ABSTRAK
Keluhan muskuloskeletal adalah salah satu masalah kesehatan yang secara umum dapat dijumpai
pada pekerja informal. Penyebab dari keluhan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah
satu faktor yaitu adanya sikap kerja yang tidak ergonomis yang dilakukan secara terus menerus
dengan jam kerja yang melebihi batas optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara lama kerja (durasi) dan sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal. Jenis penelitian yaitu
cross sectional. Populasi yaitu keseluruhan populasi penambang pasir dengan sampel 40 orang
penambang. Data diperoleh dari hasil wawancara kuesioner NBM dan REBA dengan uji statistik
menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan lama kerja (durasi) ≤8 jam
sebanyak 31 orang (77,5%) dan >8 jam 9 orang (22,5%). Sikap kerja kategori rendah 1 orang
(2,5%), kategori sedang 36 orang (90%), dan kategori tinggi 3 orang (7,5%). Mengalami keluhan
muskuloskeletal 39 orang (97,5%) sedangkan responden yang tidak mengalami keluhan
muskuloskeletal 1 orang (2,5%). Hasil uji spearman untuk lama kerja (durasi) dan keluhan
muskuloskeletal mempunyai nilai p value = 0,597 dan sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal
mempunyai nilai p value = 0,352. Tidak ada hubungan an tara lama kerja (durasi) dengan keluhan
muskuloskeletal dan tidak ada hubungan antara sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal.

Kata Kunci: Lama Kerja (Durasi), Sikap Kerja, Dan Keluhan Muskuloskeletal.

ABSTRACT
Musculoskeletal complaints are one of the health problems that can generally be found in informal
workers. These complaints can be caused by various factors. One of the factor is the work attitude
which is not ergonomic that conducted simultaneously with over exceeded work length . The
purpose of this study to determine the correlation between work length (duration) and work
attitude with musculoskeletal complaints. This type of research is cross sectional. The population
is the entire population of the sand miners with 40 miners as the sample. Data obtained from
survey interviews with NBM and REBA. Statistical test using the Spearman correlation test. The
results showed the work length (duration) less than 8 hours 31 people (77.5%) over 8 hours 9
people (22.5%). Low category work attitude 1 person (2.5%), moderate category 36 people (90%),
and high category 3 people (7.5%). 39 people have experience musculoskeletal complaints
(97.5%), while respondents who haven’t experience musculoskeletal complaints 1 (2.5%).
Spearman test results to work length (duration) and musculoskeletal complaints have p value =
0.597 and work attitude with musculoskeletal complaints have p value = 0,352. There is no
correlation between work length (duration) with musculoskeletal disorders and there is no
correlation between work attitude with musculoskeletal complaints.

Keywords: Work Length, Work Attitude, Musculoskeletal Complaints

PENDAHULUAN kelelahan dan cedera berupa gangguan


Pekerjaan penambang pasir adalah secara fisik pada bagian otot dan tulang
kegiatan atau aktifitas fisik mengangkat maupun kecelakaan kerja bagi pekerja.
beban yang dilakukan secara berulang- Ada banyak masalah yang dapat
ulang dan mengandalkan peranan diperhitungkan ketika mempelajari
kekuatan dan kemampuan manusia masalah kesehatan dan keselamatan
sebagai pekerja. Kondisi kerja manual kerja bagi pekerja penambang pasir.
tersebut berpotensi menimbulkan Masalah umum yang dijumpai yaitu:

1
kecelakaan dan cedera, keluhan 2013). Selanjutnya, berdasarkan data
muskuloskeletal, posisi atau sikap kerja hasil studi laboratorium pusat studi
yang tidak ergonomis, penggunaan alat kesehatan dan Ergonomi ITB pada tahun
pelindung diri dan masalah K3 lainnya 2006-2007 sebanyak 40-80% pekerja
(Oesman, 2011). mengalami keluhan pada
Data BLS (Bureau of Labour muskuloskeletal setelah bekerja
Statistics) Amerika melaporkan jumlah (Prayojani, 2016).
penyakit akibat kerja seperti MSDs pada Berdasarkan hasil survey awal
tahun 2007 sebesar 29% dibandingkan pada penambang pasir aktivitas kerja
penyakit akibat kerja lainnya. Data yang dilakukan secara manual yaitu
EODS (Eurostat figures on recognized dengan cara mengumpulkan pasir,
occupational diseases) tentang penyakit menyaring pasir halus dan memuat pasir
akibat kerja di Eropa pada tahun 2005, ke dalam truk atau mobil pengangkut.
MSDs menempati urutan pertama Sikap kerja saat mengangkat pasir
sebesar 38,1 %. Sebuah survey yang tergolong sikap kerja tidak alamiah
juga dilakukan pada pekerja di Eropa yang dilakukan secara berulang-ulang
menyebutkan bahwa 24,7% pekerja seperti membungkuk, memutarkan
mengeluh sakit punggung, 22,8% badan, mengangkat dan menundukkan
nyeri otot,dan 45,5% bekerja pada leher.Lama kerja yang dilakukan tidak
keadaan nyeri dan lelah sedangkan 35% memiliki waktu kerja pasti hanya
diantaranya bekerja dengan beban berat tergantung dari pemesanan pasir dan
(Mutiah, 2013). Sedangkan hasil studi sering melebihi batas waktu normal
departemen kesehatan tentang profil kerja (8 jam). Jumlah tenaga kerja yang
masalah kesehatan di Indonesia tahun aktif berjumlah 40 orang dan terbagi
2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% atas beberapa kelompok kerja. Masing-
penyakit yang diderita pekerja masing kelompok berjumlah 1-7 orang.
berhubungan dengan pekerjaannya. Angkutan sehari-hari bisa mencapai 1-8
Gangguan kesehatan yang dialami pada muatan per kelompok . Hal ini
9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota di berpotensi menimbulkan keluhan cedera
Indonesia dilihat dari hasil studi keluhan dan keluhan sakit otot. Wawancara awal
muskuloskeletal yang menempati posisi pada 5 pekerja yang aktif ditemui
paling tinggi yaitu muskuloskeletal keluhan yang paling sering dirasakan
(16%), kardiovaskuler (8)%, gangguan adalah bagian bahu kanan dan kirih,
saraf (6)%, gangguan pernafasan (3)% punggung, pinggang, tangan dan
dan gangguan THT (1,5)% (Nusa dkk., pergelangan tangan. Hal inilah yang

2
mendorong peneliti untuk melakukan Dari hasil penelitian
penelitian mengenai hubungan antara menggunakan kuesioner di dapatkan
lama kerja (durasi) dan sikap kerja umur penambang pasir di desa Noongan
dengan keluhan muskuloskeletal pada sebagian besar responden berumur ≥35
penambang pasir liar di Desa Noongan tahun dengan jumlah 27 orang (67,5%)
Kecamatan Langowan Barat. dan <35 hanya sebanyak 13 orang
(32,5%). Pendidikan terakhir dari
METODE PENELITIAN penambang pasir di desa Noongan yaitu
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jumlah responden yang memiliki
jenis penelitian cross sectional. Tempat pendidikan terakhir SD sebanyak 19
penelitian dilaksanakan di Desa orang (47,5%), pendidikan terakhir SMP
Noongan Kecamatan Langowan sebanyak 15 orang (37,5%), pendidikan
Barat.Waktu penelitian yaitu selama terakhir SMA sebanyak 5 orang (12,5%)
bulan Agustus – Oktober 2016. Sampel dan yang berpendidikan terakhir S1
pada penelitian ini adalah keseluruhan hanya 1 orang (2,5%). Pengalaman kerja
populasi tenaga kerja yang berjumlah penambang pasir di desa Noongan
40 orang. diketahui 1-20 tahun sebanyak 34 orang
atau 85%, pengalaman kerja 21-40 tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 5 orang atau 12,5%, dan
Responden yang diambil dalam pengalaman kerja 41-50 tahun sebanyak
penelitian hubungan lama kerja (durasi) 1 orang atau 2,5%. Selanjutnya, dari
dan sikap kerja dengan keluhan hasil data yang didapatkan status
muskuloskeletal adalah semua responden penambang pasir di desa
penambang pasir liar di Desa Noongan Noongan yang sudah kawin berjumlah
kecamatan Langowan Barat dengan 38 orang (95%) sedangkan yang belum
jumlah 40 responden. Penambang pasir kawin hanya berjumlah 2 orang (5%)
yang bekerja semua berjenis kelamin saja.
laki-laki dan tidak ada responden Pada lama kerja (durasi)
perempuan. Hal ini karena pekerjaan penambang pasir di desa Noongan yang
tergolong aktivitas fisik yang cukup terbanyak adalah lama kerja (durasi) ≤8
berat dan di tangani secara manual. jam sebanyak 31 orang dengan
Kondisi tersebut tidak memungkinkan presentase 77,5% sedangkan lama kerja
perempuan untuk berprofesi sebagai (durasi) >8 jam hanya sebanyak 9 orang
penambang pasir oleh karena juga dengan presentase 22,5%. Hasil
adanya perbedaan kekuatan fisik. wawancara dengan penambang pasir di

3
desa Noongan, posisi atau sikap kerja Tabel 1 Hubungan antara lama kerja
yang tidak nyaman yaitu sebagian besar (durasi) dengan keluhan
menjawab pada posisi membungkuk muskuloskeletal.
sebanyak 36 orang dengan presentase Variabel N r P
90% sedangkan 4 orang responden value
Lama kerja 40
dengan presentase 10% menjawab pada
(durasi) -
posisi memuat pasir. 0,597
Keluhan 0,086
Berdasarkan hasil penelitian muskuloskeletal 40
Tabel di atas merupakan tabel hasil
yang di dapatkan mengenai sikap kerja
dengan menggunakan metode REBA analisis uji statistik menggunakan uji

pada penambang pasir adalah sikap Spearman untuk mengetahui hubungan


antara lama kerja (durasi) dengan
kerja responden dengan hasil paling
banyak yaitu sikap kerja kategori sedang keluhan muskuloskeletal. Berdasarkan

sebanyak 36 orang (90%), kategori data diatas diketahui bahwa jumlah


responden penelitian yaitu 40 responden
sedang sebanyak 1 orang (2,5%) dan
penambang pasir dengan nilai p value
kategori tinggi hanya 3 orang (7,5%).
Responden yang mengalami keluhan sebesar 0,597 (p value ≥ 0,05) artinya

muskuloskeletal sebanyak 39 orang tidak terdapat hubungan antara lama


kerja (durasi) dengan keluhan
dengan presentase 97,5% sedangkan
responden yang tidak mengalami muskuloskeletal pada penambang pasir

keluhan muskuloskeletal sebanyak 1 di desa Noongan kecamatan Langowan


Barat dan nilai koefisien korelasi
orang dengan presentase 2,5%. Jadi
Hampir semua responden mengalami menunjukkan arah hubungan korelasi

keluhan muskuloskeletal. Jenis keluhan berpola negatif dengan kekuatan arah


hubungan lemah (r = -0,086).
yang paling tinggi di rasakan oleh
Hasil penelitian ini sejalan
responden dari hasil kuesioner NBM
yaitu jenis keluhan sakit pada pinggang dengan penelitian dari Iqbal (2014)

sebanyak 30 orang (75%), sakit pada mengenai faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian keluhan
pinggul sebanyak 21 orang (52,5%) dan
sakit pada bahu kiri sebanyak 19 orang muskuloskeletal pada operator mesin

(47,5%). Loom Weaving III Pt. Apac Inti Corpora


tahun 2014 dengan jumlah responden 70
orang dan di dapatkan hasil p value
sebesar 0,065 yang berarti variabel lama
kerja tidak berhubungan dengan keluhan
muskuloskeletal. Begitu pula dengan

4
penelitian dari Enrico J (2016) tentang mempengaruhi namun peneliti tidak
hubungan antara umur, lama kerja, dan meneliti faktor-faktor tersebut.
getaran dengan keluhan muskuloskeletal Tabel 2 Hubungan Antara Sikap Kerja
pada supir bus trayek Bitung-Manado di Dengan Keluhan
terminal Tangkoko Bitung tahun 2016 Muskuloskeletal.
dengan sampel sebanyak 75 orang. Hasil Variabel N r P
penelitiannya menunjukkan tidak ada value
hubungan antara lama kerja dengan Sikap Kerja 40
-
keluhan muskuloskeletal (p value= Keluhan 0,352
0,151
0,606) pada supir bus. muskuloskeletal 40
Pengamatan yang dilakukan Tabel di atas merupakan tabel hasil
peneliti pada saat melaksanakan analisis uji statistik untuk mengetahui
penelitian pada penambang pasir, lama hubungan antara sikap kerja dengan
kerja penambang ditentukan oleh keluhan muskuloskeletal. Berdasarkan
aktifitas kerja pemuatan pasir. Aktifitas hasil uji statistik dengan menggunakan
ini akan berlangsung jika adanya uji spearman di dapatkan p value
pemesanan pasir yang masuk. sebesar 0,352 (≥0,05) dan nilai koefisien
Responden dengan lama kerja ≤8 atau korelasi -0,151 menunjukkan arah
lebih dari 8 jam bukan berarti selama itu hubungan korelasi berpola negatif
dia terus menerus akan memuat pasir. dengan kekuatan arah hubungan lemah
Selama pemesanan belum ada, waktu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
tersebut dipakai penambang untuk ada hubungan antara sikap kerja dengan
istirahat. Faktor lain yang juga keluhan muskuloskeletal pada
mempengaruhi tidak adanya hubungan penambang pasir di desa Noongan
antara lama kerja dengan keluhan yaitu kecamatan Langowan Barat.
umur responden yang sebagian besar Ada beberapa penelitian yang
responden berumur ≥35 tahun dengan mendukung hasil penelitian ini. Hasil
jumlah 27 orang (67,5%). Secara teori penelitian dari Hartatik dan Mahawati
umur demikian sudah akan mengalami (2014) tentang hubungan antara sikap
keluhan muskuloskeletal dan tingkat kerja dan pola kerja terhadap keluhan
keluhan akan semakin meningkat seiring subyektif muskuloskeletal pada
dengan bertambanya usia seseorang. karyawan bagian sortir area finishing di
Selain dari faktor-faktor penyebab yang Pt Pura Baru Tama Unit PM 5/6/9
dijelaskan masih ada faktor lain yang Kudus 2014 dengan jumlah 39
responden menunjukkan hasil p value=

5
0,854 artinya tidak ada hubungan antara kondisi tubuh pada keadaan semula.
sikap kerja dengan keluhan Upaya ini agar darah yang terkumpul
muskuloskeletal. Penelitian lainnya dari pada otot skeletal bisa ditarik ke
Hasrianti (2016) dengan judul hubungan peredaran darah sentral denga cara
postur kerja dengan keluhan melakukan berbagai gerakan aktif yang
muskuloskeletal pada pekerja di PT. ringan atau peregangan otot seperti jalan
Maruki Internasional Indonesia atau menggerakkan tubuh dan anggota
Makassar dengan jumlah responden 34 tubuh setelah melakukan aktifitas fisik.
orang dengan menggunakan uji
somers’d didapatkan hasil p = 0,940 KESIMPULAN
atau p> 0,05 artinya tidak ada hubungan Berdasarkan hasil penelitian tentang
antara postur kerja dengan keluhan hubungan lama kerja (durasi) dan sikap
muskuloskeletal pada pekerja di factory kerja dengan keluhan muskuloskeletal
3 bagian produksi PT. Maruki pada penambang pasir di Desa Noongan
Internasional Indonesia Makassar. Kecamatan Langowan Barat maka
Dari hasil penelitian yang telah kesimpulannya sebagai berikut:
diperoleh tidak adanya hubungan antara 1. Tidak terdapat hubungan antara
sikap kerja dengan keluhan lama kerja (durasi) dengan keluhan
muskuloskeletal pada penambang pasir muskuloskeletal.
di desa Noongan kecamatan Langowan 2. Tidak terdapat hubungan antara
Barat di karenakan sikap kerja pada sikap kerja dengan keluhan
pekerjaan ini bersifat dinamis bukan muskuloskeletal.
statis dan beban kerja yang ada seperti
mengangkat dan memuat pasir dapat SARAN
ditanggung karena tidak melebihi batas 1. Mempertahankan dan tetap
kemampuan pekerja. Sikap kerja yang memperhatikan lama kerja dan
dinamis lebih baik dari sikap kerja statis. istirahat selama bekerja yang
Keluhan muskuloskeletal muncul bukan seimbang dan menggunakan sikap
hanya karena diakibatkan oleh aktifitas kerja yang ergonomis.
fisik disamping itu bisa diakibatkan oleh 2. Perlu adanya pengadaan penyuluhan
aktifitas mental pekerja. Aktifitas mental tentang sikap kerja yang ergonomis
juga berpeluang memunculkan keluhan dan sistem muskuloskeletal pada
tersebut (Sutajaya, 2014). Menurut Nala penambang pasir.
(1998) dalam Sutajaya (2014) dengan 3. Memperhatikan kesehatan dan
proses pemulihan akan mengembalikan keselamatan dalam bekerja.

6
DAFTAR PUSTAKA ki%20Internas~1.PDF?sequence
Enrico, J. Kawatu, P. Kandow, G. 2016. =1. Diakses pada tanggal 5
Hubungan Antara Umur, Lama Kerja, September 2016.
DanGetaran, Dengan Keluhan Iqbal, M. Yuantari, M. 2014. Faktor –
MuskuloskeletalPada Supir Bus Faktor Yang Berhubugan
Trayek Bitung-Manado Dengan Kejadian Keluhan
DiTerminal Tangkoko Bitung Muskuloskeletal Pada Operator
Tahun Mesin Loom Weaving Iii Pt.
2016.(online).http://ejournal.unsr Apac Inti Corpora Tahun
at.ac.id/index.php/pharmacon/arti 2014.(online).http://eprints.dinus.
cle/viewFile/11319/10908. ac.id/17752/1/jurnal_14928.pdf.
Diakses pada 12 oktober 2016. Diakses pada 28 mei 2016.
Hartatik, S. Mahawati, E. 2014. Mutiah, A. Setyaningsih, Y. Jayanti, S.
Hubungan Antara Sikap Kerja 2012. Analisis Tingkat Risiko
Dan Pola Kerja Musculoskeletal Disorders
Terhadap Keluhan Subyektif (Msds) Dengan The Brieftm
Muskuloskeletal Pada Karyawan Survey Dan Karakteristik
Bagian Sortir Area Finishing Di Individu Terhadap Keluhan Msds
Pt Pura Barutama Unit Pm 5/6/9 Pembuat Wajan Di Desa Cepogo
Kudus Boyolali. (online).
2014.(online).http://eprints.dinus. http://download.portalgaruda.org/
ac.id/7953/1/jurnal_13732.pdf. article.php?article=73843&val=4
Diakses pada tanggal 28 Mei 700. Diakses pada 10 November
2016. 2015.
Hasrianti, Y. 2016. Hubungan Postur Nusa Y, Joseph W, Lampus B. 2013.
Kerja Dengan KeluhanPada Hubungan antara umur, lama
Pekerja Di Pt. Maruki kerja dan getaran dengan
Internasional Indonesia keluhan sistem pada sopir bus
Makassar.(online).http://reposito trayek manado – langowan di
ry.unhas.ac.id/bitstream/handle/1 terminal karombasan. (online).
23456789/18633/Skripsi_Yulvi% http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
20Hasriani_C13112285_Hubung content/uploads/2014/03/JURNA
an%20Postur%20Kerja%20deng L_YOUANI-NUSA-
an%20Keluhan%20%20pada%2 091511016.pdf. Diakses tanggal
0Pekerja%20di%20PT.%20Maru 11 November 2015.

7
Oesman, T. Simanjuntak, R. 2011.
Analisis Postur Kerja Dengan
Risk Assessment
Methods Pada Penambang
Pasir.(online).http://repository.ak
prind.ac.id/sites/files/12%20%20
S058%20%20Titin%20Isna%20
Oesman%20-%20Akprind.pdf.
Diakses tanggal 10 November
2015.
Prayojani .2016. Hubungan Sikap Kerja
Dan Karakteristik Individu
Dengan Keluhan
Muskuloskeletal Pada Pekerja
Bagian Pemuatan Pt Semen
Padang Tahun 2016. (online).
http://scholar.unand.ac.id/12092/
2/BAB%20I%20%28Pendahulua
n%29.pdf. Diakses pada 9
oktober 2016.
Sutajaya, I. 2014. Sistem Gerak
Manusia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai