Anda di halaman 1dari 15

 Gangguan miksi & defekasi • Bila lesi transversal diatas konus medullaris dalam stadium

dini akan timbul retensio urine, kandung kemih penuh dengan urine oleh karena serabut
serabut aferen terputus. Setelah itu diikuti dengan keluarnya urine yang netes-netes disebut
sebagai overflow inkontinesia.
Gejala lain yang sering menyertai termasuk mati rasa dan perasaan kesemutan, nyeri,
perubahan penglihatan , kesulitan berbicara,atau masalah dengan keseimbangan. Cedera
pada batang otak sering menyebabkan menurunnya fungsi kandung kemih, BAB dan organ
sex. Injuri diatas batang otak dapat menyebabkan kesulitan dalam bernafas.

3. Proses Patologi Gangguan Gerak dan Fungsi


Tekanan atau compressi pada spinal cord dapat menimbulkan kerusakan dan deficit
neurologis. Sumber tekanan yang menyebabkan injury pada column vertebral antara lain
fraktur, dislokasi, kompressi dan subluksasi) atau trauma tembus. Penyebab SCI dapat berupa
mekanisme cedera primer maupun sekunder. mekanisme primer terdiri atas 4 yaitu
hiperfleksi, hiperekstensi, kompresi vertical dan rotasi berlebihan. Cedera sekunder terdiri
dari shock neurologis, hemoragik, iskemia dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Setelah terjadi cedera pada medula spinalis, lalu muncul odema dalam 1 jam pertama dan
sering menyebar disepanjang segmen medula spinalis, biasanya menyebar minimal pada 2
segment dari sisi cedera. Edema disebabkan oleh asam arachidonic dan metabolit seperti
prostaglandin, tromboksan dan leukotrin. Puncak dari edema pada medula spinalis yaitu
dalam 2-3 hari dan berkurang dalam 7 hari pertama setelah cedera. Degenerasi medula
spinalis pada tingkat cedera bersifat reversibel 4-6 jam setelah cedera (Smeltzer & Bare,
2006).

C. Pendekatan Intervensi Fisioterapi

 Passif Exercise

o Tujuan : upaya memelihara sifat fisiologis otot


o Teknik : posisi tidur terlentang, kemudian fisioterapi memberikan latihan pasif pada
ke empat ekstremitas.
 Positioning

o Tujuan : mencegah dekubitus


o Teknik : fisioterapis memposisikan dan mengajarkan pasien melakukan
perubahan posisi (terlentang, miring kiri , kanan)

 Breathing Exc

o Tujuan : memelihara, menjaga dan meningkatkan sifat fisiologis paru


o Teknik :
- Pasien terlentang lalu ibu jari terapis tepat pada Xypodeus kemudian instruksi
pasien tarik napas melalui hidung dan hembuskan melalui mulut lalu beri
penekanan pada lateral costa pada akhir pernafasan agar ekspirasi lebih
maksimal.
E. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi
- Test Refleks
 Babinsky : Normal
 Gordon : Tidak ada refleks
 KPR : Normal
 APR : Tidak ada refleks
- Tes kognitif : pasien di ajak berbicara dengan di berikan beberapa pertanyaan
Hasil : komunikasi baik
- Tes Sensorik
 Tes tajam tumpul : Normal
- Tes koordinasi
 Nose To Finger : Normal
 Finger To Finger : Normal
 Finger to nose to finger terapis : Normal

-Tes Tonus : hypotonus

- MMT

Grade Keterangan

0 Otot benar-benar diam pada palpasi atau inspeksi visual( tidak ada kontraksi)

1 Otot ada kontraksi, baik dilihat secara visual atau palpasi ,ada kontraksi satu atau lebih
dari satu otot.

2 Gerak pada posisi yang meminimalkan gaya gravitasi. Posisi ini sering digambarkan
sebagai bidang horizontal gerakan tidak full ROM

3 Gerakan melawan gravitasi dan full ROM

4 Resistance Minimal

5 Resistance Maksimal

Hasil : nilai 1
- Gangguan ADL :

NO. Jenis AKS Kriteria Skor

1. Makan (Feeding) 0  0 =    Tidak mampu


=   1 = Butuh bantuan memotong, mengoles 1
mentega dll.
=   2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) =   0 = Tergantung orang lain 0
=   1 = Mandiri
3. Perawatan diri (Grooming) =  0=  Membutuhkan bantuan orang lain 0
=   1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi,
dan bercukur
4. Berpakaian (Dressing) =   0 = Tergantung orang lain 1
=   1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
=   2 = Mandiri
5. Buang air kecil (Bowel) =   0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak 0
terkontrol
=   1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
=   2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6. Buang air besar (Bladder) =   0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema) 0
=   1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
=   2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet =   0 = Tergantung bantuan orang lain 0
=   1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
=   2 = Mandiri
8. Transfer =   0 = Tidak mampu 2
=   1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
=   2 = Bantuan kecil (1 orang)
=   3 = Mandiri
9. Mobilitas =   0 = Immobile (tidak mampu) 0
=   1 = Menggunakan kursi roda
=   2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
=   3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga =   0 = Tidak mampu 0
=   1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
=   3 = Mandiri
JUMLAH : 4
Interpretasi hasil :

- 20 : mandiri
- 12-19 : ketergantungan ringan - 5-8 : ketergantungan berat
- 9-11 : ketergantungan sedang - 0-4 : ketergantungan total
- Transfer :
 Mika-mika : dibantu
 Tidur ke duduk : dibantu
 Bridging : tidak mampu
- Pemeriksaan penunjang :
 Foto thorax : cardiomegaly dengan tanda-tanda bendungan paru, dilatatio et
elongatio aortae.
 Foto vertebra thoracal : spondylosis thoracalumbalis, osteoporosis senilis,
 Foto vertebra cervical : kurva lordosis cervicalis melurus (muscle spasm), destruksi CV
C6, spondilosis cervical
 Lab :
- Imunoserologi
Tumor marker (CEA) : 3,99
(lebih dari 5 ng/mL Abnormal)
F. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi (sesuai konsep ICF)
Diagnosa medis : Paraparese Et Causa Sucpac Space Occupying Lesion (SOL) Medulla
Spinalis
Diagnose ICF : Gangguan Motor Function akibat Paraparese Et Causa Sucpac Space
Occupying Lesion (SOL) Medulla Spinalis
Problematik Fisioterapi :
- keterbatasan fisik dan fungsional gerak
- kontraktur
-
G. Rencana Intervensi Fisioterapi
1.Jangka panjang :
Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional serta Activity daily Living
pasien.
2.Jangka pendek :
- Meningkatkan sifat fisiologis otot
- mencegah kekakuan sendi
- Mencegah kontraktur dan decubitus
- Menjaga dan meningkatkan sifat fisiologis paru
- Melatih ADL
H. Program Intervensi Fisioterapi

No Problem Ft Modalitas Terpilih Dosis


a.
1. Pemeliharaan sifat fisiologis otot Passive Exercise F : Batas toleransi pasien
Evaluasi
I : 8x repetisi
T : stretching
T : 2 menit

2. mencegah kontraktur dan Positioning F : setiap hari


dekubitus I : optimal
T : mika-miki dan posisi anatomis
T: 15 menit,paling lama 2 jam.

3. memelihara, menjaga dan Breathing exercise F : Setiap hari


meningkatkan sifat fisiologis I : Optimal
paru T : modifikasi breathing
T : 3x/ Setiap hari
4. Edukasi dan Home program F : setiap hari
I : 2 program
T : ADL dan mika-miki
T : 3 menit

Fisiote

I.
I. EVALUASI
Problematic Fisioterapi 6 Maret 2018 7 Maret 2018

Pemeliharaan sifat fisiologis otot Belum ada peningkatan Belum ada peningkatan

mencegah kontraktur dan dekubitus Tidak ada kontraktur Tidak ada kontraktur
Gangguan ADL Index barthel : 4 Mika-miki dibantu kelurga

Edukasi dan home program Pasien mampu mika-miki ADL Pasien mampu mika-
dengan bantuan maksimal miki dengan bantuan keluarga.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

National Spinal Cord Injury Statistical Center. Spinal Cord Injury Facts and Figures at a Glance.
Birmingham, Alabama. 2012. Downloaded from: https://www.nsisc.uab.edu

"Spinal Cord Injury: Paraplegic & Quadriplegic, Tetraplegic Information". Apparelyzed.com: Spinal
Cord Injury Peer Support. Retrieved 24 April 2013.

Skala ASWORTH.by Hj.Hasnia Ahmad

Simanjuntak Christine.2013. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf. Download from : http://dosen-


anatomi.blogspot.co.id/2013/05/anatomi-fisiologi-sistem-saraf_6.html

Sri Mardiman, dkk, 1994; Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi; Surakarta, Politeknik
Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi.

Suyono, Agus . (1992) Spastisitas dan Plastisitas Kaitannya dengan program Fisioterapi: Kumpulan
makalah Workshop Fisioterapi Pada Stroke. IKAFI. Jakarta.

Soetiyem. 1992. Assesment Fisioterapi pada Stroke. Jakarta: Workshop Fisioterapi pada Stroke, IKAFI.

Harsono. 2005. Kapita Skeletal Neurologi. Edisi ke-2. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Setiawan hilal.2012.instrumen pengkajian ADL. Downloaded from: http://hilal-


setyawan.blogspot.co.id/2012/11/instruments-pengkajian-adl-dengan_5109.html

adeputrasuma.blogspot.2016. penatalaksanaan-infra-red-radiating. Download from :


http://adeputrasuma.blogspot.co.id/2016/01/penatalaksanaan-infra-red-radiating-irr.html
DOKUMENTASI
ALGORHITMA ASSESSMEN PADA PARAPARESE ET CAUSA SUCPESS SPACE
OCCUPYING LESSION MEDULLA SPINALIS

History Taking :
Kedua kaki tidak bisa di gerakkan sejak 1 minggu yang lalu secara tiba-tiba tidak bisa
berjalan setelah keluar dari kamar mandi, sejak November 2017. Pasien tidak bisa
berjalan dan kedua tangan masih bisa bergerak, namun jari-jari tangan mulai tidak
bisa digerakkan.

Inspeksi :
Kelemahan kedua tungkai

Pemeriksaanspesifik

Tes neurologis Tes refleks Tes kognitif Tes tonus otot


 Tes tajam tumpul  Babinsky
 Gordon
 KPR
 APR

Tes kordinasi
 Finger to nose Transfer
 Finger to nose to  Mika-miki
finger terapis  Tidur ke duduk
 Bridging

DiagnosaICF :
Gangguan motor function akibat paraparese et
causa suspac space occupying lesion (SOL)
medulla spinalis

Strategi intervensi :
 Breathing exercise
 Stretching
 Posisioning
LEMBARAN BAGAN IFC

Nama pasien : Tn. Hanafi Lebong


Umur : 71 th, 9 bln, 22 hr
Jenis kelamin : laki-laki

Kondi/ penyakit

Gangguan motor function akibat


paraparese et causa suspac space
occupying lesion (SOL) medulla
spinalis

Impairment Participation retriction


Activity limitation
 Tidak mampu  Sulit melakukan
 Terjadi kelamahan pada aktivitas sehari- hari
kedua tungkainya berjalan dengan
kedua tungkai  Tidak mampu bekerja
 Mati rasa
 Sulit ganti pakaian

Makassar,
Clinical educator,
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI

Nama Pasien : Hanafi Lebong


Umur : 71 th, 9 bln, 22 hr
Jenis Kelamin : laki-laki

Diagnosa Fisioterapi : Gangguan motor function akibat paraparese et causa suspac space occupying lesion
(SOL) medulla spinalis
Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis
Passive Exercise upaya memelihara sifat fisiologis otot. karena passive ROM exc
bermanfaat terhadap
penyembuhan dan pemulian
jaringan lunak dan lesi sendi.

Posisioning mencegah kontraktur dan dekubitus. Karena posisioning membantu


stimulasi motorik,memperbaiki
respirasi, fungsi
oromotor,meningkatkan
kesadaran sensorik,menjaga
lingkup gerak leher,trunk,dan
ektremitas.serta mencegah atau
meminimalisir komplikasi
musculoskeletal .

Stretching Mencegah terjadinya kekakuan sendi. Karena strechinng dapat


menghasilkan pemanjangan pada
jaringan kontraktil dan jaringan
non kontraktil serta menurunkan
nyeri
Breathing memelihara, menjaga dan meningkatkan Karena breathing  adalah suatu
teknik bernafas dengan
sifat fisiologis paru
menggunakan paru-paru untuk
menghindari atau meminimalkan
penggunaan otot-otot bantu nafas
( otot dada atas dan otot-otot bahu
) sehingga diperoleh suatu kondisi
yang santai ( rileks )

Makassar, ..........................................

Clinical Educator,
____________________________

LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI

Nama Pasien : Hanafi Lebong


Umur : 71 Th, 9bln, 22 Hr
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Diagnosa Gangguan motor function akibat paraparese et causa suspac space occupying lesion (SOL) medulla
spinalis
Rekomendasi Internvensi Fisioterapi Berdasarkan EBP dan CR
Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis
TENS Mengurangi nyeri Karena TENS merupakan alat yang
dapat merangsang sistem saraf αβ dan
peripheral motor yang berhubungan
dengan perasaan melalui permukaan
kulit dengan penggunaan energi listrik
dan terbukti efektif untuk merangsang
berbagai tipe nyeri.

IRR Mengurangi nyeri Karena IRR merupakan alat yang dapat


melancarkan sirkulasi darah,
meningkatkan metabolisme
jaringan  dan elastisitas jaringan otot.
Exercise therapy mengurangi nyeri dan meningkatkan Karena exercise therapy salah satu usaha
LGS dalam  pengobatan fisioterapi yang
didalam pelaksanaannya menggunakan
latihan-latihan gerak baik secara aktif
maupun pasif  sehingga dapat mencegah
gangguan fungsi, mengembangkan,
memperbaiki, mengembalikan dan
memelihara kekuatan otot,
Stabilitas.Rileksasi. Koordinasi,
keseimbangan dan kemampuan
fungsional dan mengembalikan ke
aktifitas normal.
Passive Exercise upaya memelihara sifat fisiologis otot. karena passive ROM exc bermanfaat
terhadap penyembuhan dan pemulian
jaringan lunak dan lesi sendi.
Posisioning mencegah kontraktur dan dekubitus. Karena posisioning membantu stimulasi
motorik,memperbaiki respirasi, fungsi
oromotor,meningkatkan kesadaran
sensorik,menjaga lingkup gerak
leher,trunk,dan ektremitas.serta
mencegah atau meminimalisir
komplikasi musculoskeletal .
Stretching Mencegah terjadinya kekakuan sendi. Karena strechinng dapat menghasilkan
pemanjangan pada jaringan kontraktil
dan jaringan non kontraktil serta
menurunkan nyeri
Breathing memelihara, menjaga dan Karena breathing  adalah suatu teknik
bernafas dengan menggunakan paru-
meningkatkan sifat fisiologis paru
paru untuk menghindari atau
meminimalkan penggunaan otot-otot
bantu nafas ( otot dada atas dan otot-otot
bahu ) sehingga diperoleh suatu kondisi
yang santai ( rileks )

Makassar, ..........................................

Clinical Educator, Preceptor,

_____________________________ ____________________________
ALGORHITMA ASSESSMEN EVIDENCE BASED PRACTICE DAN CLINICAL REASONING
PADA PARAPARESE ET CAUSA SUCPESS SPACE OCCUPYING LESSION (SOL)
MEDULLA SPINALIS

History Taking :
Kedua kaki tidak bisa di gerakkan sejak 1 minggu yang lalu secara tiba-tiba tidak bisa
berjalan setelah keluar dari kamar mandi, sejak November 2017. Pasien tidak bisa berjalan
dan kedua tangan masih bisa bergerak, namun jari-jari tangan mulai tidak bisa digerakkan.

Inspeksi :
Kelemahan kedua tungkai

Pemeriksaanspesifik

Tes neurologis Tes refleks Tes kognitif Tes tonus otot


 Tes tajam tumpul  Babinsky
 Gordon
 KPR
 APR

Tes kordinasi
Transfer
 Finger to nose
 Mika-miki
 Finger to nose to
 Tidur ke duduk
finger terapis
 Bridging

DiagnosaICF :
Gangguan motor function akibat paraparese et
causa suspac space occupying lesion (SOL)
medulla spinalis

Strategi intervensi :
 TENS
 IRR
 Exercise therapy
 Breathing exercise
 Stretching
 Posisioning

Anda mungkin juga menyukai