Kasus Print
Kasus Print
dini akan timbul retensio urine, kandung kemih penuh dengan urine oleh karena serabut
serabut aferen terputus. Setelah itu diikuti dengan keluarnya urine yang netes-netes disebut
sebagai overflow inkontinesia.
Gejala lain yang sering menyertai termasuk mati rasa dan perasaan kesemutan, nyeri,
perubahan penglihatan , kesulitan berbicara,atau masalah dengan keseimbangan. Cedera
pada batang otak sering menyebabkan menurunnya fungsi kandung kemih, BAB dan organ
sex. Injuri diatas batang otak dapat menyebabkan kesulitan dalam bernafas.
Passif Exercise
Breathing Exc
- MMT
Grade Keterangan
0 Otot benar-benar diam pada palpasi atau inspeksi visual( tidak ada kontraksi)
1 Otot ada kontraksi, baik dilihat secara visual atau palpasi ,ada kontraksi satu atau lebih
dari satu otot.
2 Gerak pada posisi yang meminimalkan gaya gravitasi. Posisi ini sering digambarkan
sebagai bidang horizontal gerakan tidak full ROM
4 Resistance Minimal
5 Resistance Maksimal
Hasil : nilai 1
- Gangguan ADL :
- 20 : mandiri
- 12-19 : ketergantungan ringan - 5-8 : ketergantungan berat
- 9-11 : ketergantungan sedang - 0-4 : ketergantungan total
- Transfer :
Mika-mika : dibantu
Tidur ke duduk : dibantu
Bridging : tidak mampu
- Pemeriksaan penunjang :
Foto thorax : cardiomegaly dengan tanda-tanda bendungan paru, dilatatio et
elongatio aortae.
Foto vertebra thoracal : spondylosis thoracalumbalis, osteoporosis senilis,
Foto vertebra cervical : kurva lordosis cervicalis melurus (muscle spasm), destruksi CV
C6, spondilosis cervical
Lab :
- Imunoserologi
Tumor marker (CEA) : 3,99
(lebih dari 5 ng/mL Abnormal)
F. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi (sesuai konsep ICF)
Diagnosa medis : Paraparese Et Causa Sucpac Space Occupying Lesion (SOL) Medulla
Spinalis
Diagnose ICF : Gangguan Motor Function akibat Paraparese Et Causa Sucpac Space
Occupying Lesion (SOL) Medulla Spinalis
Problematik Fisioterapi :
- keterbatasan fisik dan fungsional gerak
- kontraktur
-
G. Rencana Intervensi Fisioterapi
1.Jangka panjang :
Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional serta Activity daily Living
pasien.
2.Jangka pendek :
- Meningkatkan sifat fisiologis otot
- mencegah kekakuan sendi
- Mencegah kontraktur dan decubitus
- Menjaga dan meningkatkan sifat fisiologis paru
- Melatih ADL
H. Program Intervensi Fisioterapi
Fisiote
I.
I. EVALUASI
Problematic Fisioterapi 6 Maret 2018 7 Maret 2018
Pemeliharaan sifat fisiologis otot Belum ada peningkatan Belum ada peningkatan
mencegah kontraktur dan dekubitus Tidak ada kontraktur Tidak ada kontraktur
Gangguan ADL Index barthel : 4 Mika-miki dibantu kelurga
Edukasi dan home program Pasien mampu mika-miki ADL Pasien mampu mika-
dengan bantuan maksimal miki dengan bantuan keluarga.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
National Spinal Cord Injury Statistical Center. Spinal Cord Injury Facts and Figures at a Glance.
Birmingham, Alabama. 2012. Downloaded from: https://www.nsisc.uab.edu
"Spinal Cord Injury: Paraplegic & Quadriplegic, Tetraplegic Information". Apparelyzed.com: Spinal
Cord Injury Peer Support. Retrieved 24 April 2013.
Sri Mardiman, dkk, 1994; Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi; Surakarta, Politeknik
Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi.
Suyono, Agus . (1992) Spastisitas dan Plastisitas Kaitannya dengan program Fisioterapi: Kumpulan
makalah Workshop Fisioterapi Pada Stroke. IKAFI. Jakarta.
Soetiyem. 1992. Assesment Fisioterapi pada Stroke. Jakarta: Workshop Fisioterapi pada Stroke, IKAFI.
Harsono. 2005. Kapita Skeletal Neurologi. Edisi ke-2. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
History Taking :
Kedua kaki tidak bisa di gerakkan sejak 1 minggu yang lalu secara tiba-tiba tidak bisa
berjalan setelah keluar dari kamar mandi, sejak November 2017. Pasien tidak bisa
berjalan dan kedua tangan masih bisa bergerak, namun jari-jari tangan mulai tidak
bisa digerakkan.
Inspeksi :
Kelemahan kedua tungkai
Pemeriksaanspesifik
Tes kordinasi
Finger to nose Transfer
Finger to nose to Mika-miki
finger terapis Tidur ke duduk
Bridging
DiagnosaICF :
Gangguan motor function akibat paraparese et
causa suspac space occupying lesion (SOL)
medulla spinalis
Strategi intervensi :
Breathing exercise
Stretching
Posisioning
LEMBARAN BAGAN IFC
Kondi/ penyakit
Makassar,
Clinical educator,
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI
Diagnosa Fisioterapi : Gangguan motor function akibat paraparese et causa suspac space occupying lesion
(SOL) medulla spinalis
Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis
Passive Exercise upaya memelihara sifat fisiologis otot. karena passive ROM exc
bermanfaat terhadap
penyembuhan dan pemulian
jaringan lunak dan lesi sendi.
Makassar, ..........................................
Clinical Educator,
____________________________
Makassar, ..........................................
_____________________________ ____________________________
ALGORHITMA ASSESSMEN EVIDENCE BASED PRACTICE DAN CLINICAL REASONING
PADA PARAPARESE ET CAUSA SUCPESS SPACE OCCUPYING LESSION (SOL)
MEDULLA SPINALIS
History Taking :
Kedua kaki tidak bisa di gerakkan sejak 1 minggu yang lalu secara tiba-tiba tidak bisa
berjalan setelah keluar dari kamar mandi, sejak November 2017. Pasien tidak bisa berjalan
dan kedua tangan masih bisa bergerak, namun jari-jari tangan mulai tidak bisa digerakkan.
Inspeksi :
Kelemahan kedua tungkai
Pemeriksaanspesifik
Tes kordinasi
Transfer
Finger to nose
Mika-miki
Finger to nose to
Tidur ke duduk
finger terapis
Bridging
DiagnosaICF :
Gangguan motor function akibat paraparese et
causa suspac space occupying lesion (SOL)
medulla spinalis
Strategi intervensi :
TENS
IRR
Exercise therapy
Breathing exercise
Stretching
Posisioning