Pembimbing :
Dr. Eka Poerwanto, Sp. KFR
Penyusun :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2012
1
PENDAHULUAN
Sekitar hampir 80 persen seluruh penduduk di dunia pernah mengalami
low back pain (LBP / Nyeri punggung bawah). Low back pain ini adalah suatu
kelainan muskuloskeletal yang terdapat rasa nyeri disekitar punggung bawah.
Pada negara maju seperti di amerika serikat LBP ini sering disebabkan oleh faktor
pekerjaan misalnya terlalu lama duduk di kantor, pada pekerjaan menyupir karena
terlalu lama duduk di mobil, atau pada buruh karena mengangkat beban terlalu
berat, dan lain lain. Selain pekerjaan ada pula karena postur tubuh yang tidak
normal seperti bedanya tinggi tungkai, obesitas, kelainan tulang seperti skoliosis.
Kelainan neurologik juga dapat menjadi salah satu penyebab LBP. Low back pain
ini juga dapat terjadi secara akut, sub akut , dan kronis berdasarkan lama
waktunya. Nyeri pada LBP ini juga dapat sembuh sempurna dengan penanganan
konservatif dan adekuat selama beberapa minggu tergantung pada tiap individu.
Nyeri ini sangat sering menyerang pada usia dewasa sampai tua pada kisaran 45
tahun sampai 65 tahun, tetapi tidak dipungkiri juga pada orang dewasa muda
dengan usia sekitar 20 tahun sampai 40 tahun mengalami LBP ini. Meskipun
nyeri punggung bawah ini sering terjadi sepanjang hidup seseorang, tetapi nyeri
ini tidak mengancam jiwa seseorang dan hanya menimbulkan perasaan yang tidak
enak pada bagian punggung bawah.
Bagian yang diserang dari low back pain adalah tulang belakang atau juga
dapat disebut spine atau kolumna vertebralis. Kebanyakan dari lokasi nyerinya
sering berada pada daerah vertebrae thorakalis ke 12 sampai dengan vertebrae
lumbalis ke 5. Sering sekali nyeri ini mengenai bagian tersebut karena pada
bagian tersebut merupakan bagian yang paling sering bergerak dari tulang
belakang untung bergerak kesamping , kedepan , ke belakang, dan berputar. Nyeri
ini memiliki prognosis yang bagus dengan penanganan yang cukup adekuat.
2
I. DEFINISI
Low back pain (LBP / Nyeri punggung bawah) adalah suatu kelainan
muskuloskeletal dimana terdapat rasa nyeri lokal pada bagian bawah
tulang belakang yang dapat disebabkan oleh sprain, strain, osteoartritis,
spondilitis, keganasan atau herniasi intervertebral disk. Low back pain ini
sering terjadi pada orang dengan postur tubuh yang jelek, obesitas, kondisi
otot abdominal yang jelek , duduk berkepanjangan, dan biomekanik tubuh
yang jelek.
Nyeri punggung bawah (NPB) adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah
punggung bawah, dapat menyebabkan, dapat merupakan nyeri lokal
maupun nyeri radikuler maupun keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut
iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau
lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai
dan kaki. NPB yang lebih dari 6 bulan disebut kronik.
Nyeri punggung bawah adalah gangguan pada punggung bagian bawah
dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan yang tidak enak di daerah
tulang punggung bagian bawah dan sekitarnya oleh karena sikap tubuh
yang salah atau kebiasaan duduk yang salah, kurang olahraga, duduk atau
berdiri terlalu lama, panjang tungkai yang tidak sama, memakai sepatu
dengan tumit yang tinggi, cedera pada tulang punggung, pengeroposan
tulang dan lain lain.
3
ANATOMY
4
berfungsi penyeimbang vertebrae(tulang belakang) agar tetap pada posisi dan
tidak bergoyang-goyang dengan pelvis (pinggang) dengan cara mengubah sudut
saat melakukan posisi tertentu. Sedangkan fungsi kinetik ini berfungsi sebagai
penghalus gerakan dan kekuatan dari vertebrae oleh integrasi neuromuskular (otot
dan saraf)
5
6
7
II. PREVALENSI
Faktor risiko terjadinya NPB adalah usia, kondisi kesehatan yang buruk,
masalah psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, skoliosis mayor
(kurvatura >80o), obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang berhubungan
pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri
berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik), getaran, mengangkat, membawa
beban, menarik beban, membungkuk, memutar, dan kehamilan.
8
IV. KLASIFIKASI
Low back pain berdasarkan lama waktu di bagi menjadi 3 bagian, yaitu :
Akut (kurang dari 4 minggu), Sub Akut (4 – 12 minggu) , Kronis (lebih dari 12
minggu)
V. ETIOLOGI
1. Proses degeneratif
Degenerasi discus gejala awal biasanya dibatasi dengan nyeri akut pada
regio lumbal. penyakit degenerasi pada diskus ini dapat menyebabkan
entrapment pada akhiran syaraf pada keadaan – keadaan tertentu seperti
herniasi diskus, kompresi pada tulang vertebra dan sebagainya.
Osteoarthrosis dan Spondylosis kedua keadaan ini biasanya muncul
dengan gambaran klinis yang hampir sama, meskipun spondilosis
mengarah pada proses degenerasi dari diskus intervertebralis sedangkan
osteoarthrosis pada penyakit di apophyseal joint.
Ankylosing hyperostosis dikenal juga sebagai Forestier`s disease
( Forestier dan Lagier,1971). Penyebab pastinya belum
diketahui.Merupakan bentuk spondylosis yang berlebihan, terjadi pada
usia tua dan lebih sering pada penderita Diabetes Melitus.
Ankylosing spondylitis. Penyakit degeneratif sendi yang menyerang tulang
belakang, dimana merupakan penyakit sistemik yang penyebabnya tidak
diketahui dan sering menyerang pada usia muda terutama pada laki-laki
2. Infeksi
9
Proses infeksi ini termasuk infeksi pyogenik, osteomyelitis tuberkulosa
pada vertebra, typhoid , brucelosis, dan infeksi parasit. Sulitnya mengetahui
onset dan kurangnya informasi dari foto X-ray dapat menyebabkan
keterlambatan diagnosis 8 – 10 minggu. Dengan progresivitas dari penyakit,
nyeri pinggang belakang dapat dirasa semakin meningkat intensitasnya,
menetap dan terasa saat tidur.
3. Osteokhondritis
4. Proses metabolik
5. Neoplasma
10
antara intensitas trauma dan derajat fraktur maka kecurigaan ke arah
keganasan perlu dipikirkan.
6. Kelainan struktur
7. Kelainan lain-lain
11
bertambah berat pada gerakan pinggang terlebih setelah duduk atau berbaring.
Kelainannya antara lain :
12
keras juga akan menyebabkan timbulnya nyeri pada pagian punggung
bagian bawah.
VI. PATOFISIOLOGI
VII. GEJALA
13
menikam, tergantung pada penyebab dan jenis nyeri. Antara lain adalah :
VIII. DIAGNOSIS
Anamnesis
15
menyebabkan rasa tidak nyaman kronik dengan eksaserbasi selama 2-4
minggu.
Walaupun suatu tindakan atau gerakan yang mendadak dan berat, yang
biasanya berhubungan dengan pekerjaan, bisa menyebabkan suatu LBP, namun
sebagian besar episode herniasi diskus terjadi setelah suatu gerakan yang relatif
sepele, seperti membungkuk atau memungut barang yang enteng.
16
Harus diketahui pula gerakan-gerakan mana yang bisa menyebabkan
bertambahnya nyeri LBP, yaitu duduk dan mengendarai mobil dan nyeri biasanya
berkurang bila tiduran atau berdiri, dan setiap gerakan yang bisa menyebabkan
meningginya tekanan intra-abdominal akan dapat menambah nyeri, juga batuk,
bersin dan mengejan sewaktu defekasi.
Selain nyeri oleh penyebab mekanik ada pula nyeri non-mekanik. Nyeri
pada malam hari bisa merupakan suatu peringatan, karena bisa menunjukkan
adanya suatu kondisi terselubung seperti adanya suatu keganasan ataupun infeksi.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang membuat
nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis serta adanya
skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis lumbal dapat disebabkan oleh
spasme otot paravertebral.
17
• Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien disuruh
membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri. Fleksi ke depan, ke suatu
sisi atau ke lateral yang meyebabkan nyeri pada tungkai yang ipsilateral
menandakan adanya HNP pada sisi yang sama.
• Nyeri LBP pada ekstensi ke belakang pada seorang dewasa muda
menunjukkan kemungkinan adanya suatu spondilolisis atau
spondilolistesis, namun ini tidak patognomonik.
Palpasi :
Refleks yang menurun atau menghilang secara simetris tidak begitu berguna pada
diagnosis LBP dan juga tidak dapat dipakai untuk melokalisasi level kelainan,
kecuali pada sindroma kauda ekuina atau adanya neuropati yang bersamaan.
Refleks patella terutama menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan
kurang dari L2 dan L3. Refleks tumit predominan dari S1.
Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada
hiperefleksia yang menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor neuron
(UMN). Dari pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang
berupa UMN atau LMN.
18
Pemeriksaan motoris : harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan
kedua sisi untuk menemukan abnormalitas motoris yang seringan mungkin
dengan memperhatikan miotom yang mempersarafinya.
Pada tanda laseque, makin kecil sudut yang dibuat untuk menimbulkan nyeri
makin besar kemungkinan kompresi radiks sebagai penyebabnya. Demikian juga
dengan tanda laseque kontralateral. Tanda Laseque adalah tanda pre-operatif yang
terbaik untuk suatu HNP, yang terlihat pada 96,8% dari 2157 pasien yang secara
operatif terbukti menderita HNP dan pada hernia yang besar dan lengkap tanda ini
malahan positif pada 96,8% pasien. Harus diketahui bahwa tanda Laseque
berhubungan dengan usia dan tidak begitu sering dijumpai pada penderita yang
tua dibandingkan dengan yang muda (<30 tahun).
19
suatu respons yang positif pada tungkai kontralateral yang sakit dan menunjukkan
adanya suatu HNP.
Tes Bragard: Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque. Caranya sama seperti
tes laseque dengan ditambah dorsofleksi kaki.
Tes Sicard: Sama seperti tes laseque, namun ditambah dorsofleksi ibu jari kaki.
Tes valsava: Pasien diminta mengejan/batuk dan dikatakan tes positif bila timbul
nyeri .
Tes patrick dan kontra patrick : pasien diminta untuk menekuk lutut tegak lurus
dengan badan lalu lutut di abduksi (patrick) serta ditekan dan setelah itu di
adduksi (kontra patrick) serta di tekan lalu evaluasi apakah ada nyeri atau tidak.
20
Tes Diagnostik:
Laboratorium:
Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat; laju endap darah
(LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.
Pemeriksaan Radiologis :
Foto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-kadang
dijumpai penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan
degeneratif, dan tumor spinal. Penyempitan ruangan intervertebral kadang-
kadang terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan suatu
skoliosis akibat spasme otot paravertebral.
CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level neurologis
telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.
MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan menunjukkan
berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah ortopedi tetap
memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang paling terkena.
Mielografi atau CT mielografi dan/atau MRI adalah alat diagnostik yang sangat
berharga pada diagnosis NPB dan diperlukan oleh ahli bedah saraf/ortopedi untuk
menentukan lokalisasi lesi pre-operatif dan menentukan adakah adanya sekwester
diskus yang lepas dan mengeksklusi adanya suatu tumor.
21
X. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari NPB yang sering terjadi dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Patient Aggravating
age Location Quality of or relieving
Disease or condition (years) of pain pain factors Signs
XI. MANAGEMENT
Nyeri Akut :
Self Care untuk kasus yang akut LBP mungkin dapat dilakukan
penanganan kompres dingin atau hangat pada bagian yang nyeri, tetap
melakukan aktivitas dalam batasan nyeri, dan gunakan matras pada saat
berbaring yang cukup empuk.
Obat-obatan untuk kasus akut dapat diberikan anti-inflamasi atau NSAID
atau acetaminophen untuk mengurangi rasa nyeri, sebaiknya hanya
digunakan untuk jangka pendek.
Fisioterapi dengan pemberian terapi panas (SWD,MWD,UWD) ataupun
terapi dingin, massage, dan relaksasi otot
Traksi , laser , dan Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS)
pada lokasi dapat menghilangkan nyeri.
Nyeri Kronis :
23
Fisioterapi juga membantu menghilangkan nyeri kronis
Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS)
Yoga terbukti dapat mengurangi rasa nyeri
24
Lakukan olahraga ini 10 kali untuk setiap
kaki.
• Hip and Quadriceps Stretch
Berdiri dengan salah satu kaki diatas
lantai dan lutut pada kaki yang lain
ditekuk kira-kira bersudut 90 º. Genggam
didepan pergelangan kaki pada kaki yang
ditekuk dengan tangan pada sisi yang
sama. (tangan yang lainnya kemungkinan
diletakkan di belakang bangku atau pada
dinding untuk keseimbangan). Menjaga
lutut bersamaan, menekan kaki
berlawanan dengan tangan dan menjauh
dari tubuh. tahan untuk hitungan ke 10.
ulangi dengan kaki yang lain. Lakukan
olah raga ini 10 kali.
XII. PREVENSI
Prevensi untuk mengurangi low back pain (LBP) dapat dilakukan latihan-latihan
seperti senam aerobik dan olahraga yang paling bagus adalah berenang. Selain itu
untuk mencegah terjadinya nyeri juga harus mengoreksi postur saat berdiri, duduk
dan berbaring, kebiasaan tidak olahraga setiap hari harus dihilangkan, tidak boleh
terlalu sering membungkuk dan mengangkat beban terlalu berat.
XIII. PROGNOSIS
25
DAFTAR PUSTAKA
http://www.clinicalexams.co.uk/straight-leg-raise-lasegues-test.asp
http://www.ccde.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=334:nyeri-punggung-bawah-yang-
menyiksa-&catid=21:sehati&Itemid=28
http://dokterblog.wordpress.com/2009/05/17/diagnosis-dan-penatalaksanaan-
nyeri-punggung-bawah-di-puskesmas/
http://medicastore.com/penyakit/3228/Nyeri_Punggung_Bawah.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Low_back_pain
Cailliet R, 1976 . Low Back Pain Syndrome second edition. Page 1 - 118
26