Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
bertemakan "Demokrasi". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun banyak hambatan yang
penyusun alami dalam proses pengerjaannya, namun akhirnya penyusun
berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penyusun
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
bagi pembaca.
Penyusun
1
Daftar Isi
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
pengambil keputusan. Hal ini dibuktikan pada era Sumpah Pemuda 1928,
pergerakan 1945, angkatan 1966 yang membidani Tritura, Malari 1974,
dan Reformasi 1998.
4
terkadang bersifat anarkhis. Menurut Silvia Sukirman (2004:72-73),
organisasi kemahasiswaan terdiri dari:
5
nilai strategis untuk memupuk jiwa kepemimpinan, keberanian,
mengungkapkan pendapat, serta keberanian dalam mengambil keputusan.
B. Rumusan Masalah
1. Permasalahan apa yang terjadi terkait dengan demokrasi?
2. Faktor – faktor apa saja yang dapat menyebabkan kemunduran
demokrasi?
3. Bagaimana solusi dan penyelesaian dari kasus ini?
C. Tujuan
1. Mengetahui permasalahan yang terjadi terkait dengan demokrasi
di indonesia.
2. Mengetahui faktor – faktor apa saja yang dapat menyebabkan
kemunduran demokrasi.
3. Mengetahui solusi dan penyelesaian dari kasus tersebut.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
warga yang tidak taat hukum. Bahkan, kata dia, orang-orang
mulai mengambil jalur non-hukum untuk memaksakan kehendak.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI, Muhammad Taufik
menilai, usulan pemilihan Gubernur DKI Jakarta oleh DPRD atas
usulan Presiden merupakan kemunduran demokrasi. Kemenangan
besar Presidenlah yang menjadi alasannya.
Pernyataan itu ia sampaikan menanggapi usul yang disampaikan
Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat tentang hal tersebut. Menurut
Taufik, yang berasal dari Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI,
masalah dari usul itu bukan sekedar pengambilan keputusan oleh
DRPD. Adanya Presiden yang memilih calon Gubernur itulah yang ia
anggap sebagai kemunduran pembangunan demokrasi Indonesia.
Terlebih, warga Jakarta tak lagi bisa memilih sosok pemimpinnya
sendiri andai ide itu dilaksanakan. Ia juga meyakini DPR akan
menolak usulan tersebut. Terkait masalah kegaduhan yang ditimbulkan
Pilkada DKI dengan sistem pemilihan langsung seperti yang
disampaikan Djarot, Taufik menilai jawabannya bukan pemilihan
lewat DPRD. Namun, dengan perubahan syarat jumlah suara
kemenangan.
Ditambahkannya, yang membuat kegaduhan itu bukan persoalan
persentase kemenangan dan pemilihan langsung. Namun, ia enggan
menduga-duga soal kemungkinan bahwa usulan tersebut berasal dari
kekalahan Djarot di Pilkada itu. Menurutnya, lebih baik saat ini Djarot
fokus pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), dan menyelesaikan target yang belum tercapai.
Djarot sendiri bakal mengakhiri tugasnya sebagai gubernur pada
bulan depan saat pasangan gubernur-wakil gubernur terpilih Anies
Baswedan dan Sandiaga Uno dilantik.
Sebelumnya, usulan tersebut disampaikan Djarot saat dirinya
membuka focus group discussion (FGD) soal Substansi Perubahan
RUU Revisi UU Nomor 29 Tahun 2007 itu tentang Provinsi DKI
Jakarta sebagai Ibukota NKRI, belum lama ini. Dia juga menilai,
8
metode perhitungan kemenangan 50 persen plus 1 adalah biang
kegaduhan.
Djarot mengatakan bahwa demokrasi dalam daerah khusus tidak
hanya dimaknai oleh one man one vote, bisa juga (gubernur) dipilih
oleh DPRD atas usul presiden, sehingga menjadi satu kesatuan.
9
Faktor selanjutnya adalah tentang RUU pilkada melalui DPRD oleh
DPR RI.
Pasca disahkannya RUU Pilkada melalui DPRD oleh DPR RI, hal
ini mendapat banyak kritikan dan kecaman. Peristiwa ini merupakan
suatu kemunduran besar demokrasi bangsa Indonesia. Hal ini membuat
kita kembali masa pemerintahan orde baru ketika pemilihan Presiden dan
Kepala Daerah dipilih oleh anggota MPR. Sistem pemilihan kepala
daerah melalui anggota MPR pada waktu itu sarat akan Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme ditambah lagi dengan tidak adanya transparansi dalam
pelaksanaannya sedangkan rakyat yang sangat dibatasi haknya dalam
memberikan kritik juga tidak bisa berbuat banyak.
10
1. Kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat, sehingga kapanpun
danbagaimanapun rakyat bisa saja menggulingkan kekuasaan
pemerintah yang sedang berkuasa dengan alasan kuat yang rasional
2. Segala kegiatan dilakukan dengan berasaskan kekeluargaan dan
gotong-royong
3. Pengambilan keputusan didasari dengan musyawarah untuk
mencapai mufakat, hal ini bisa terlihat pula dari organisasi-
organisasi intra dan ekstrakurikuler di sekolah ataupun di
perguruan tinggi.
4. Tidak ada partai pemerintah atau oposisi, semua partai
berlandaskan untuk kepentingan bersama rakyat Indonesia
5. Hak dan kewajiban dijalankan dengan seimbang, tidak berat
sebelah ke satu sisi
6. Hak Asasi Manusia dijunjung tinggi dan dilindungi oleh hukum
yang jelas
7. Pendapat rakyat disampaikan melalui lembaga perwakilan rakyat
dan tidak menganut sistem partai tunggal
8. Pemilu dilaksanakan secara LUBERJURDIL dan sistem hukum
diterapkan secara fleksibel (tidak kaku terhadap perkembangan
zaman namun juga tidak mudah terbawa arus perubahan)
11
BAB III
Kesimpulan
Saran
Sebagai seorang pemuda dan warga negara yang baik, sudah sepatutnya
kita menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem politik di negara
kita sendiri, demokrasi pancasila. Nilai-nilai moral dalam demokrasi Pancasila
harus ditinjau kembali dan diterapkan dalam segala aktivitas berbangsa dan
bernegara kita. Hal itu dimaksudkan agar demokrasi pancasila memiliki nama dan
realisasi yang harum sampai ke mata dunia luar.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/29459257/upaya_upaya_agar_demokrasi_di_indonesia
_semakin_berkembang
https://nasional.kompas.com/read/2017/05/14/20145781/pilkada.dki.jakarta.dinila
i.contoh.kemunduran.demokrasi#
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170921202432-32-
243217/kemunduran-demokrasi-jika-dprd-pilih-gubernur-dki
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/01/22063871/fadli-zon-sebut-tingkat-
demokrasi-indonesia-alami-kemunduran
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/10/20310761/fadli-zon-kebebasan-
ham-dan-demokrasi-alami-kemunduran
13