PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)?
2. Apa tujuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)?
3. Apa saja aspek-aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Produksi
– Penanganan bahan dan produk jadi dilakukan sesuai prosedur atau instruksi
tertulis.
– Kerusakan wadah dan masalah lain yang merugikan mutu bahan harus
diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada bagian pengawasan mutu.
– Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secara fisik atau
administrative.
– Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani seperti
penerimaan bahan awal.
– Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan secara teratur pada
kondisi yang disarankan dan diatur agar ada pemisahan antar bets dan
memudahkan rotasi stok.
3
– Pengolahan produk yang berbeda hendaklah tidak dilakukan bersamaan atau
bergantian dalam ruang kerja yang sama kecuali tidak ada resiko terjadinya
campur baur ataupun kontaminasi silang.
– Tiap tahap pengolahan, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap
pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
– Bila bekerja dengan bahan atau produk kering hendaklah dilakukan tindakan
khusus untuk mencegah debu timbul serta penyebarannya.
B. Bahan Awal
Pengadaan bahan awal hanya diperoleh dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan. Pemeriksaan bahan awal dilakukan oleh
bagian Pemastian Mutu berdasarkan spesifikasi yang ditentukan dan dikarantina
sampai diluluskan untuk dipakai. Bahan awal yang tidak memenuhi syarat
disimpan terpisah untuk dikembalikan kepada pemasok atau dimusnahkan.
– Pengadaan bahan awal hendaklah dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan.
– Semua penerimaan pengeluaran dan jumlah bahan tersisa hendaklah dicatat.
– Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal hendaklah memenuhi
spesifikasi dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.
– Tiap pengiriman atau bets bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan yang
akan menunjukkan identitas pengiriman atau bets selama penyimpanan dan
pengolahan.
4
– Apabila dalam satu pengiriman terdapat lebih dari satu bets maka untuk
tujuan pengambilan sampel, pengujian dan pelulusan, hendaklah dianggap sebagai
bets yang terpisah.
– Wadah dari masa sampel bahan awal diambil hendaklah diberi identifikasi.
– Hendaklah diambil langkah yang menjamin bahwa semua wadah pada suatu
pengiriman berisi bahan awal yang benar, dan melakukan pengamanan terhadap
kemungkinan salah penandaan wadah oleh pemasok.
– Bahan awal yang diterima hendaklah dikarantina sampai disetujui dan
diluluskan untuk pemakaian oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.
– Bahan awal di awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang tepat.
– Label yang menunjukkan status bahan awal hendaklah ditempelkan oleh
personil yang ditunjuk oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.
5
– Persediaan bahan awal hendaklah diperiksa secara berkata untuk meyakinkan
bahwa wadah tertutup rapat dan diberi label dengan benar,dan dalam kondisi yang
baik.
– Bahan awal, terutama yang dapat mengalami kerusakan karena terpapar
– Hendaklah secara rutin dilakukan validasi dan/atau peninjauan ulang secara
kritis terhadap proses dan prosedur produksi untuk memastikan bahwa proses dan
prosedur tersebut tetap mampu memberikan hasil yang dinginkan
– Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus
dihindarkan.
– Tiap tahap proses , produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap
pencemaran mikroba dan pencemaran lain
C. Validasi Proses
Semua proses produksi divalidasi dengan tepat dan dilaksanakan menurut
prosedur yang telah ditentukan. Perubahan yang berarti dalam proses, peralatan
atau bahan sebaiknya disertai dengan tindakan validasi ulang untuk menjamin
bahwa perubahan tersebut akan tetap menghasilkan produk yang memenuhi
persyaratan mutu.
1) Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap produk obat yang dapat merugikan
kesehatan atau mempengaruhi daya terapetik serta mempengaruhi kualitas harus
6
dihindari. Kemungkinan terjadinya pencemaran silang sebaiknya diperhatikan.
Pencemaran silang dihindari dengan tindakan teknis atau pengaturan yang tepat
seperti produksi dalam gedung terpisah (diperlukan untuk penicillin, hormone
seks, sitotoksik tertentu dan lain-lain).
3) Penimbangan dan Penyerahan
Perhitungan, penimbangan, penyerahan dan penanganan bahan baku, bahan
pengemas, produk antara, dan produk ruahan dianggap suatu bagian dari siklus
produksi yang harus tercakup dalam prosedur tertulis dan memerlukan
dokumentasi yang lengkap. Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan
bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai
bagian dari siklus produksi dan memerlukan dokumentasi serta rekonsilisasi yang
lengkap.
– Semua pengeluaran bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk
ruahan termasuk bahan tambahan yang telah diserahkan sebelumnya ke produksi,
hendaklah didokumentasikan dengan benar.
7
– Hanya bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan yang
telah diluluskan oleh Pengawasan Mutu dan masih belum daluarsa yang boleh
diserahkan.
– Sebelum penimbangan dan penyerahan, tiap wadah bahan awal hendaklah
diperiksa kebenaran penandaan,termasuk label pelulusan dari bagian Pengawasan
Mutu.
– Kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang dan alat ukur yang dipakai
hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar.
– Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang diserahkan hendaklah
diperiksa ulang kebenarannya dan ditandatangani oleh supervisor produksi
sebelum dikirim ke bagian produksi.Sesudah ditimbang atau dihitung, bahan
untuk tiap bets hendaklah disimpan dalam satu kelompok dan diberi penandaan
yang jelas.
4) Pengembalian
Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan yang
dikembalikan ke tempat penyimpanan didokumentasikan dan dicek kembali
dengan baik. Bahan tersebut tidak boleh dikembalikan ke gudang kecuali jika
telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
8
5) Pengolahan
Pemeriksaan awal pada pengolahan, baik bahan, kondisi daerah pengolahan,
peralatan, wadah dan penutup mengikuti prosedur tertulis yang telah ditetapkan.
Pencegahan pencemaran silang harus dilakukan pada seluruh tahap pengolahan.
– Semua bahan yang dipakai didalam pengolahan hendaklah diperiksa
sebelum dipakai.
– Wadah dan tutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah, produk
antara dan produk ruahan hendaklah bersih dan dibuat dari bahan yang tepat sifat
dan jenisnya untuk melindungi produk atau bahan terhadap pencemaran atau
kerusakan.
– Semua wadah dan peralatan yang berisi produk antara hendaklah diberi
label dengan benar yang menunjukkan tahap pengolahan.
– Semua produk antara dan ruahan hendaklah diberi label dengan benar dan
dikarantina sampai diluluskan oleh bagian pengawasan mutu.
9
– Semua pengawasan selama proses yang dipersyaratkan hendaklah dicatat
dengan akurat pada saat pelaksanaannya.
– Hasil nyata tiap tahap pengolahan bets hendaklah dicatat dan diperiksa
serta dibandingkan dengan hasil teoritis.
– Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk dalam proses hendaklah
ditetapkan.
– Sistem penghisap udara yang efektif hendaklah dipasang dengan letak
lubang pembuangan sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran dari produk
atau proses lain.
– Hendaklah dijaga agar tablet atau kapsul tidak ada yang terselip atau
tertinggal tanpa terdeteksi dimesin, alat penghitung atau wadah produk ruahan.
10
– Parameter operasional yang kritis untuk tiap proses pencampuran,
pengadukan dan pengeringan hendaklah tercantum dalam dokumen produksi
induk, dan dipantau selama proses berlangsung serta dicatat dalam catatan bets.
– Kantong filter yang dipasang pada mesin pengering fluid bed tidak boleh
dipakai untuk produk yang berbeda tanpa pencucian terlebih dahulu
– Hendaklah selalu tersedia alat timbang yang akurat dan telah dikalibrasi
untuk pemantauan bobot tablet selama proses.
– Tablet yang diambil dari ruang pencetak tablet untuk keperluan pengujian
atau keperluan lain tidak boleh dikembalikan lagi kedalam bets yang bersangkutan
– Tablet yang ditolak atau yang disingkirkan hendaklah ditempatkan dalam
wadah yang ditandai dengan jelas mengenai status dan jumlahnya dicatat pada
catatan pengolahan bets
– Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa keausan dan
kesesuaiannya terhadap spesifikasi. Catatan pemakaian hendaklah disimpan.
11
8) Penyalutan
– Udara yang dialirkan ke dalam panic penyalut untuk pengeringan
hendaklah disaring dan mempunyai mutu yang tepat
– Larutan penyalut hendaklah dibuat dan digunakan dengan cara sedemikian
rupa untuk mengurangi resiko pertumbuhan mikroba.
– Tangki, wadah, pipa dan pompa yang digunakan hendaklah didesain dan
dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan pembersihan dan bila perlu di
sanitasi.
12
– Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungki dihindarkan.
– Kualitas kimia dan mikrobiologi air yang dapat digunakan hendaklah
ditetapkan dan selalu dipantau.
– Perhatian hendaklah diberikan pada transfer bahan melalui pipa untuk
memastikan bahan tersebut ditransfer ke tujuan yang benar.
– Apabila jaringan pipa digunakan untuk mengalirkan bahan awal atau
produk ruahan, hendaklah diperhatikan agar system tersebut mudah dibersihkan.
12) Produk Steril
Produk steril hendaklah dibuat dengan pengawasan khusus untuk menghilangkan
pencemaran mikroba dan partikel lain. Produksi steril dapat digolongkan dalam
dua kategori utama, yaitu yang harus diproses secara aseptik pada semua tahap
dan yang disterilkan dalam wadah akhir atau disebut juga sterilisasi akhir.
Pembuatan produk steril memerlukan ruangan terpisah yang selalu bebas debu
dan dialiri udara yang melewati saringan bakteri. Tekanan udara dalam ruangan
harus lebih tinggi dari ruang lain di luarnya.
13) Pengemasan
Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan menjadi
obat jadi yang dilaksanakan dibawah pengawasan yang ketat untuk menjaga
13
identitas, keutuhan dan kualitas produk jadi yang telah dikemas. Kegiatan
pengemasan dilaksanakan berdasarkan instruksi yang diberikan dan menggunakan
bahan pengemas yang tercantum dalam prosedur pengemasan induk.
17) Penyimpanan Bahan Awal, Produk Antara, Produk Ruahan dan Obat
Jadi
Bahan disimpan rapi dan teratur untuk mencegah risiko pencampuran atau
pencemaran serta memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan. Kondisi
14
penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang tertera pada
penandaan berdasarkan hasil uji stabilitas.
18) Pengiriman dan Pengangkutan
Bahan dan produk jadi diangkut sedemikian rupa sehingga tidak merusak
keutuhannya dan kondisi penyimpanannya terjaga. Pengiriman dan pengangkutan
bahan obat dilaksanakan setelah terdapat pesanan pengiriman. Tanda terima
pesanan pengiriman dan pengangkutan didokumentasikan.
Bahan awal
Pemeriksaan bahan awal dilakukan oleh bagian pemastian mutu berdasarkan
spesifikasi yang ditentukan dan dikarantina, sampai diluluskan untuk dipakai.
Validasi proses
Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat merugikan
kesehatan atau mempengaruhi daya terapeutik serta mempengaruhi kualitas
produk tidak dapat diterima.
15
Sistem penomoran batch atau lot
Pengembalian
Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan ketempat penyimpanan hendaklah didokumentasikan dan dicek
dengan baik
Pengelolaan
Produk steril
Produk steril hendaklah dibuat dengan pengawasan khusus untuk menghilangkan
pencemaran mikroba dan partikel lain. Produksi steril dapat digolongkan dalam
dua kategori utama, yaitu yang harus diperoses dengan cara aseptic pada semua
tahap, dan yang disterilkan dalam wadah akhir yang disebut juga sterilisasi akhir.
Pengemasan
16
Produk ruahan menjadi obat jadi, yang dilaksanakan dengan pengawasan yang
tepat untuk menjaga identitas, keutuhan dan kualitas barang yang sudah dikemas.
Bahan atau produk dapat diolah ulang atau dipulihkan asalkan bahan tersebut
layak untuk diolah ulang melalui prosedur tertentu yang telah disahkan, serta
hasilnya masih memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dan tidak
terjadi perubahan yang berarti terhadap mutunya.
Obat kembalian
Obat jadi yang dikembalikan dari gudang pabrik jika, ditemukan adanya
kerusakan kualitas teknis obat atau adanya reaksi merugikan dari obat missal
karena label atau kemasan luar kotor atau rusak, dapat diberi label kembali atau
diolah ulang kebatch berikut asalkan tidak ada resiko terhadap mutu produk dan
pengerjaan pengolahan ulang hendaklah disahkan dan didokumentasikan secara
khusus.
Karantina obat jadi merupakan titik akhir pengawasan sebelum obat jadi
diserahkan ke gudang dan siap didistribusikan.
Pengawasan distribusi obat jadi
Sistem distribusi hendaknya dirancang dengan tepat sehingga menjadi obat jadi
yang pertama masuk didistribusikan terlebih dahulu (First In First Out).
Penyimpanan bahan awal, Produk antara, produk ruahan dan obat jadi.
Bahan tersebut disimpan rapi dan teratur untuk mencegah resiko tercampur baur
atau pencemaran sera memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan.
20) Praktik Pengemasan
17
– Risiko kesalahan terjadi dalam pengemasan dapat diperkecil dengan cara
berikut
– Produk yang penampilannya mirip hendaklah tdak di kemas pada jalur yang
berdampingan kecuali ada pemisahan secara fisik
– Pada tiap jalur pengemasan nama dan no bets produk yang sedang dikemas
hendaklah dapat terlihat dengan jelas
– Wadah yang dipakai untuk menyimpan produk ruahan, produk yang baru
sebagian dikemas atau sub bets hendaklah diberi label atau penandaan yang
menunjukan identitas, jumlah, no bets dan status produk tersebut
– Wadah yang akan diisi hendaklah diserahkan ke jalur atau tempat
pengemasan dalam keadaan bersih
– Bila ditemukan bahan pengemas cetak pada saat pembersihan hendaklah
diberikan kepada supervisor
18
– Kemasan akhir dan kemasan setengah jadi yang ditemukan diluar jalur
pengemasan hendaklah di serahkan hepada supervisor dan tidak boleh langsung
dikembalikan ke jalur pengemasan
– Produk yang telah diisikan kedalam wadah akhir tetapi belm diberi label
hendaklah dipisahkan dan diberi penandaan untuk menghindari campur baur
– Bagian peralatan pengemas yang basanya tidak bersentihan dengan produk
ruahan tapi dapat menjadi tempat penumukan debu hendaklah dibersihkan dengan
cermat
– Bahan yang diperlukan dalam proses pengemas hendaklah disimpan didalam
wadah yang jelas tampak berbeda dengan wadah yang dipakai untuk pengemasan
produk
– Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan saja
yang boleh ditempatkan pada satu palet
19
– setelah proses rekonsiliasi pengemasan kelebihan bahan pengemas dan
produk ruahan yang akan disingkirkan hendaklah diawasi dengan ketat
– Spervisor hendaklah menghitung dan mencatat jmlah pemkaian meto semua
bahan
– Tiap penyimpangan hasil yang tidak dapat dijelaskan untuk memenuhi
spesifikasi hendaklah diselidiki secara teliti
20
5. Spesifikasi pengawasan selama proses hendaklah konsisten dengan spesifikasi
produk.
21
5. Area karantina merupakan area terbatas hanya bagi personil yang benar-
benar diperlukan untuk bekerja
6. Produk jadi yang memerlukan kondisi penyimpana khusus hendaklah
diberi penandaan jelasdan disimpan di area yang sesuai
7. Pelulusan akhir produk hendaklah didahului dengan penyelesaian yang
memuaskan seperti:
produk memenuhi persyaratan mutu
sampel mencukupi
pengemasan dan penandaan memenuhi semua persyaratan
rekonsiliasi bahan pengemas cetak dan bahan cetak dapat diterima
produk jadi yang diterima sesuai dengan jumlah yang tertera
8. Setelah pelulusan suatu bets produk hendaklah dipindahkan kegudang produk
jadi.
9. Sewaktu menerima produk jadi, personil gudang hendaklah mencatat
pemasukan bets tersebut kedalam kartu stok yang bersangkutan
22
B. Bahan dalam produk hendaklah disimpan dengan kondisi
lingkungan yang sesuai
C. Kodisi penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang
tetera pada penanadan berdasarkan hasil uji stabilitas
D. Data pemantauan suhu hendaklahtersedia untuk dievaluasi
i. Penyimpan diluar gedung diperbolehkan untuk bahan yang
dikemas dalam wadah yang kedap dan mutunya tidak terpengaryh oleh
suhu atau kondisi lain
ii. Kegiatan pergudangan hendaklah terpisah dari kegiatan lain
a. Semua penyerahan ke area penyimpan termasuk
bahan kembalian, hendaklah didokumentasikan
b. Tiap bets bahan awal, bahan pengemas, produk
anatara, produk ruahan, dan produk jadi yang disimpan diarea
gudang hendaklah mempunyai kartu stok
23
7. Bahan awal dan bahan pengemas hendaklah diuji ulang
24
2.2Pengawasan mutu
– Meluluskan / menolak bahan awal yang akan digunakan untuk produksi
– Meluluskan / menolak produk antara dan produk ruahan untuk dip roses
lebih lanjut
1) Bangunan
Bangunan laboratorium harus memenuhi syarat laboratorium, memerhatikan
rancangan laboratorium, memiliki ruang laboratorium biologi, mikrobiologi dan
25
kimia agar terpisah satu sama lainnya untuk menghindari kontaminasi, memiliki
ruang intrumen yang terpisah, memiliki sistem perpipaan yang baik, memiliki
ruang penyimpanan tersendiri.
2) Personalia
Memiliki kualifikasi pendidikan, peatihan dan pengaman yang sesuai untuk
pelaksaan tugas dengan baik, memiliki uraian tugas yang jelas dan sesuai, selalu
menggunakan pakaian pelindung dan alat pengaman yang sesuai ketika
melaksanakan tugasnya.
3) Peralatan
Memiliki peralatan lab uji yang cocok untuk pelaksanaan prosedur pengujian yang
ada, harus tersedia prosedur tetap pengoprasian setiap peralatan di dekat peralatan
tersebut, harus selalu merawat dan mengkalibrasi alat ukur dan instrument secara
berkala, pemberian penandaan terhadap alat yang tidak berfungsi, harus tersedia
peralatan keamanan kerja yang di tempatkan di lokasi-lokasi yang diperlukan.
Spesifikasi dan prosedur pengujian untuk bahan awal, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi harus memuat ketentuan dan parameter pengujian seperti
identitas, makroskopik, mikroskopik, dan kadar zat aktif.
26
Prosedur pengujian yang dilakukan harus valid sesuai dengan farmakope atau
dengan prosedur lain yang telah di validasi. Setiap penyimpangan dari prosedur
pengujian yang telah ditetapkan harus dilaporkan dan disetujui oleh penanggung
jawab pengawasan mutu sebelum dilaksanakan.
6) Catatan analisis
Catatan analisis mencakup nama dan nomor batch cotoh, nama petugas pengambil
contoh, metode analisis yang digunakan, data analisis, perhitungan dan rumus
yamg digunakan, pernyataan memenuhi/ tidak memenuhi persyaratan, tanggal dan
tandatangan petugas yang melakukan. Catatan analisis dibuat dalam bentuk
lembaran atau dalam buku yang diberi nomor urut halaman catatan. Laporan
analisis harus disimpan da dipelihara dengan baik agar mudah dan cepat diperoleh
kembali.
7) Contoh pertinggal
Contoh pertinggal digunakan untuk keperluan penelusuran kembali atau untuk
studi stabilitas dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi
yaitu meliputi :
Spesifikasi
Pengambilan sampel
Pengujian
Pengawasan lingkungan
Pengawasan selama proses
27
Pengawasan pada pengemasan
Pengujian ulang bahan yang tekah disetujui.
28
2.3Inspeksi diri
TINDAK LANJUT
Manajemen perusahaan hendaklah mengevaluasi laporan inspeksi diri dan
tindakan perbaikan
29
AUDIT MUTU
Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu
meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari system manajemen
mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu.
– Hendaklah dibuat daftar pemasok yang disetujui untuk bahan awal dan bahan
pengemas.
· Salah penandaan.
30
· Karyawan yang belum terlatih
bekerja di daerah pengisian
steril/aseptis.
a. Penanganan keluhan
Mutu : menyangkut keadaan fisik, kimia dan biologi dari
produk atau kemasannya.
31
Efek samping yang merugikan : seperti alergi, reaksi
toksik, reaksi fatal dan lain sebagainya.
Medis : seperti kurang memberikan respon klinis (khusus
fitofarmaka).
Keputusan penarikan
Penarikan karena : prakarsa produsen sendiri atau
instruksi pemerintah yang berwenang.
Tanggung jawab : apoteker penanggung jawab dan
pimpinan perusahaan.
Produk yang ditarik : satu bets atau beberapa bets atau
seluruh produk jadi.
Keputusan tindak lanjut : penghentian pembuatan.
c. Produk kembalian
Penggolongan :
- memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan
- dapat di olah ulang
- tidak dapat diolah ulang
32
Dibuat prosedur penanganan produk dengan memperhatikan :
Produk Kembalian :
2.5Dokumentasi
Ketentuan Umum
33
Dokumen hendaklah mencakup semua data penting, tetapi tidak perlu
berlebihan, dan dijaga agar selalu aktual. Setiap perubahan hendaklah
disahkan secara resmi. Hendaklah diberi juga kemungkinan bagi peninjauan
berkala maupun perbaikan, bila diperlukan
Hendaklah ada suatu sistem untuk menghindarkan terjadinya penggunaan
dokumen yang sudah tidak berlaku.
Apabila terjadi atau ditemukan suatu kekeliruan pada dokumen, hendaklah
dikoreksi dengan suatu cara yang tepat sehingga tulisan atau catatan semula
tidak hilang sama sekali dan koreksi itu ditulisdan dicantumkan disamping
tulisan semula, kemudian diparaf dan dibubuhi tanggal.
Dokumen yang diperlukan dalam industri farmasi, antara lain:
1. Spesifikasi
Hendaklah tersedia spesifikasi bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
ruahan, serta produk jadi :
34
2. Dokumen produksi
Dokumen yang esensial dalam produksi adalah:
Dokumen produksi induk yang berisi formula produksi dari suatu produk
dalam bentuk sediaan dan kekuatan tertentu.
Prosedur produksi induk, terdiri dari prosedur pengolahan induk dan
prosedur pengemasan induk.
Catatan produksi batch, terdiri dari catatan pengolahan batch dan catatan
pengemasan batch, yang merupakan reproduksi dari masing-masing prosedur
pengolahan induk dan prosedur pengemasan induk, dan berisi semua data dan
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan produksi dari
suatu batch produk (CPOB, 2006).
3. Dokumen pengawasan mutu
Terdiri dari :
35
Dokumen terpenting dalam pemeliharaan, pembersihan, dan pemantauan kondisi
ruangan dan peralatan pembuatan obat adalah prosedur dan catatan untuk
pemeliharaan dan pembersihan ruangan dan peralatan, pembasmian hama, serta
catatan pemantauan partikel di udara sekitar dan atau mikroba viabel di daerah
tertentu.
36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) 2006 atau GMP (Good
Manufacturing Practices) adalah suatu pedoman pembuatan obat
berdasarkan berbagai ketentuan dalam CPOB. Penerapan CPOB
sendiri khususnya dalam Industri sangat penting, karena CPOB
menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan
yang ditetapakan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Pada
pembuatan obat, pengendalian menyeluruh sangat esensial untuk
menjamin konsumen menerima obat yang bermutu tinggi.
Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagin produk
yang digunakan untuk menyelamatkan jiw, memulihkan kesehatan,
ataupun memelihara kesehatan.
37
A. Daftar pustaka
2006.Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik.Jakarta:Badan
POM.
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/14/ketentuan
-produksi-dalam-cpob/
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/14/cpob-
pengawasan-mutu-obat/
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/16/inspeksi-diri-
dan-audit-mutu-dalam-pedoman-cara-pembuatan-obat-yang-baik/
https://tsffaunsoed2009.wordpress.com/2012/06/11/penanganan-
dan-keluhan-pada-produk-farmasi/
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/15/dokument
asi-cpob-pada-industri-farmasi/
38