Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam
diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjamin tersedianya
obat yang bermutu, aman dan berkhasiat yaitu dengan mengharuskan setiap
industri untuk menerapkan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB).
Industri farmasi saat ini sudah berkembang pesat dalam rangka
memenuhi obat-obatan secara nasional. Perusahaan farmasi sebagai
perusahaan pada umumnya melakukan kegiatan usaha yang meliputi proses
menghasilkan barang yaitu obat-obatan. CPOB merupakan suatu konsep
dalam industri farmasi mengenai prosedur atau langkah-langkah yang
dilakukan dalam suatu industri farmasi untuk menjamin mutu obat jadi,
yang diproduksi dengan menjkierapkan “Good Manufacturing Practices ”
dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan produksi sehingga obat yang
dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
Ruang lingkup CPOB edisi 2006 meliputi Manajemen Mutu,
Personalia, Bangunan dan Fasilitas, Peralatan, Sanitasi dan Hygiene,
Produksi, Pengawasan Mutu, Inspeksi Diri dan Audit Mutu, Penanganan
Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk
Kembalian, Dokumentasi, Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak,
serta Kualifikasi dan Validasi. 

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)?
2. Apa tujuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)?
3. Apa saja aspek-aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan memahami arti dan tujuan Cara Pembuatan Obat yang
Baik
2. Mengetahui dan memahami aspek-aspek Cara Pembuatan Obat yang
Baik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Produksi

A. Aspek Produksi Secara Umum Meliputi:


–       Produksi dilakukan dan diawasi oleh personil yang kompeten.

–       Penanganan bahan dan produk jadi dilakukan sesuai prosedur atau instruksi
tertulis.

–       Seluruh bahan yang diterima diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya


dengan pemesanannya.

–       Kerusakan wadah dan masalah lain yang merugikan mutu bahan harus
diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada bagian pengawasan mutu.

–       Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secara fisik atau
administrative.

–       Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani seperti
penerimaan bahan awal.

–       Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan secara teratur pada
kondisi yang disarankan dan diatur agar ada pemisahan antar bets dan
memudahkan rotasi stok.

–       Pemeriksaan jumlah hasil nyata dan rekonsiliasinya dilakukan sedemikian


untuk memastikan tidak ada penyimpangan dari batas yang telah ditetapkan.

3
–       Pengolahan produk yang berbeda hendaklah tidak dilakukan bersamaan atau
bergantian dalam ruang kerja yang sama kecuali tidak ada resiko terjadinya
campur baur ataupun kontaminasi silang.

–       Tiap tahap pengolahan, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap
pencemaran mikroba dan pencemaran lain.

–       Bila bekerja dengan bahan atau produk kering hendaklah dilakukan tindakan
khusus untuk mencegah debu timbul serta penyebarannya.

B.   Bahan Awal

Pengadaan bahan awal hanya diperoleh dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan. Pemeriksaan bahan awal dilakukan oleh
bagian Pemastian Mutu berdasarkan spesifikasi yang ditentukan dan dikarantina
sampai diluluskan untuk dipakai. Bahan awal yang tidak memenuhi syarat
disimpan terpisah untuk dikembalikan kepada pemasok atau dimusnahkan.

–       Pengadaan bahan awal hendaklah dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan.

–       Semua penerimaan pengeluaran dan jumlah bahan tersisa hendaklah dicatat.

–       Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal hendaklah memenuhi
spesifikasi dan diberi label dengan  nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.

–       Tiap pengiriman atau bets bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan yang
akan menunjukkan identitas pengiriman atau bets selama penyimpanan dan
pengolahan.

4
–       Apabila dalam satu pengiriman terdapat lebih dari satu bets maka untuk
tujuan pengambilan sampel, pengujian dan pelulusan, hendaklah dianggap sebagai
bets yang terpisah.

–       Pada tiap penerimaan hendaklah dilakukan pemeriksaan visual tentang


kondisi umum, keutuhan wadah dan segelnya, ceceran dan kemungkinan adanya
kerusakan bahan, dan tentang kesesuaian catatan pengiriman dengan label dari
pemasok.

–        Wadah dari masa sampel bahan awal diambil hendaklah diberi identifikasi.

–        Sampel bahan awal hendaknya diuji pemenuhannya terhadap spesifikasi.

–       Hendaklah diambil langkah yang menjamin bahwa semua wadah pada suatu
pengiriman berisi bahan awal yang benar, dan melakukan pengamanan terhadap
kemungkinan salah penandaan wadah oleh pemasok.

–       Bahan awal yang diterima hendaklah dikarantina sampai disetujui dan
diluluskan untuk pemakaian oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.

–       Bahan awal di awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang tepat.

 Nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan


 Nomor bets/control yang diberikan pada saat penerimaan bahan
 Status bahan
 Tanggal daluarsa atau tanggal uji ulang bila perlu
 Jika digunakan system penyimpangan dengan komputerisasi yang
divalidasi lengkap.

–    Label yang menunjukkan status bahan awal hendaklah ditempelkan oleh
personil yang ditunjuk oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.

5
–    Persediaan bahan awal hendaklah diperiksa secara berkata untuk meyakinkan
bahwa wadah tertutup rapat dan diberi label dengan benar,dan dalam kondisi yang
baik.

–       Bahan awal, terutama yang dapat mengalami kerusakan karena terpapar

–       Hendaklah secara rutin dilakukan validasi dan/atau  peninjauan ulang secara
kritis terhadap proses dan prosedur produksi untuk memastikan bahwa proses dan
prosedur tersebut tetap mampu memberikan hasil yang dinginkan

–       Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus
dihindarkan.

–       Tiap tahap proses , produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap
pencemaran mikroba dan pencemaran lain

–       Pencemaran silang hendaklah dihindari dengan tindakan teknis atau


pengaturan yang tepat.

–       Tindakan pencegahan terhadap pencemaran silang dan efektifitasnya


hendaklah diperiksa secara berkala sesuai prosedur yang ditetapkan.

C.    Validasi Proses
Semua proses produksi divalidasi dengan tepat dan dilaksanakan menurut
prosedur yang telah ditentukan. Perubahan yang berarti dalam proses, peralatan
atau bahan sebaiknya disertai dengan tindakan validasi ulang untuk menjamin
bahwa perubahan tersebut akan tetap menghasilkan produk yang memenuhi
persyaratan mutu.

1)        Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap produk obat yang dapat merugikan
kesehatan atau mempengaruhi daya terapetik serta mempengaruhi kualitas harus

6
dihindari. Kemungkinan terjadinya pencemaran silang sebaiknya diperhatikan.
Pencemaran silang dihindari dengan tindakan teknis atau pengaturan yang tepat
seperti produksi dalam gedung terpisah (diperlukan untuk penicillin, hormone
seks, sitotoksik tertentu dan lain-lain).

2)        Sistem Penomoran Bets atau Lot


Sistem penomoran ini ini sebaiknya spesifik dan tidak dapat digunakan secara
berulang untuk periode tertentu, yaitu paling sedikit dalam jangka waktu 10 tahun.
Sistem ponomaran bets/lots yang digunakan pada tahap pengolahan dan tahap
pengemasan hendaklah saling berkaitan. Sistem penomoran bets/lot hendaklah
menjamin bahwa nomor bets/lot yang sama tidak dipakai secara berulang. Alokasi
nomor bets/lot hendaklah segera dicatat dalam suatu buku log.

3)        Penimbangan dan Penyerahan
Perhitungan, penimbangan, penyerahan dan penanganan bahan baku, bahan
pengemas, produk antara, dan produk ruahan dianggap suatu bagian dari siklus
produksi yang harus tercakup dalam prosedur tertulis dan memerlukan
dokumentasi yang lengkap. Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan
bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai
bagian dari siklus produksi dan memerlukan dokumentasi serta rekonsilisasi yang
lengkap.

–       Cara penanganan, penimbangan, penghitungan dan penyerahan bahan awal,


bahan pengemas, produk antara, dan produk ruahan hendaklah tercakup dalam
prosedur tertulis.

–       Semua pengeluaran bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk
ruahan termasuk bahan tambahan yang telah diserahkan sebelumnya ke produksi,
hendaklah didokumentasikan dengan benar.

7
–       Hanya bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan yang
telah diluluskan oleh Pengawasan Mutu dan masih belum daluarsa yang boleh
diserahkan.

–       Untuk menghindar terjadinya campur baur, pencemaran silang, hilangnya


identitas dan keragu-raguan.

–       Sebelum penimbangan dan penyerahan, tiap wadah bahan awal hendaklah
diperiksa kebenaran penandaan,termasuk label pelulusan dari bagian Pengawasan
Mutu.

–       Kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang dan alat ukur yang dipakai
hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar.

–       Untuk penimbangan atau pengukuran hendaklah dilakukan pembuktian


kebenaran Identitas dan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar.

–       Ruang timbang dan penyerahan hendaklah dijaga kebersihannya.Kegiatan


penimbangan dan penyerahan hendaklah dilakukan dengan memakai peralatan
yang sesuai dan bersih.

–       Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang diserahkan hendaklah
diperiksa ulang kebenarannya dan ditandatangani oleh supervisor produksi
sebelum dikirim ke bagian produksi.Sesudah ditimbang atau dihitung, bahan
untuk tiap bets hendaklah disimpan dalam satu kelompok dan diberi penandaan
yang jelas.

4)        Pengembalian
Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan yang
dikembalikan ke tempat penyimpanan didokumentasikan dan dicek kembali
dengan baik. Bahan tersebut tidak boleh dikembalikan ke gudang kecuali jika
telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

8
5)        Pengolahan
Pemeriksaan awal pada pengolahan, baik bahan, kondisi daerah pengolahan,
peralatan, wadah dan penutup mengikuti prosedur tertulis yang telah ditetapkan.
Pencegahan pencemaran silang harus dilakukan pada seluruh tahap pengolahan.
–          Semua bahan yang dipakai didalam pengolahan hendaklah diperiksa
sebelum dipakai.

–          Kegiatan pembuatan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan


bersamaan atau berurutan didalam  ruang yang sama kecuali tidak ada resiko
terjadinya campur baur atau pencemaran silang.

–          Kondisi lingkungan diarea pengolahan hendaklah dipantau dan


dikendalikan agar selalu berada pada tingkat yang dipersyaratkan untuk kegiatan
pengolahan.

–          Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan hendaklah diperiksa


sebelum digunakan.

–          Semua kegiatan pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikuti prosedur


yang tertulis.

–          Wadah dan tutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah, produk
antara dan produk ruahan hendaklah bersih dan dibuat dari bahan yang tepat sifat
dan jenisnya untuk melindungi produk atau bahan terhadap pencemaran atau
kerusakan.

–          Semua wadah dan peralatan yang berisi produk antara hendaklah diberi
label dengan benar yang menunjukkan tahap pengolahan.

–          Semua produk antara dan ruahan hendaklah diberi label dengan benar dan
dikarantina sampai diluluskan oleh bagian pengawasan mutu.

9
–          Semua pengawasan selama proses yang dipersyaratkan hendaklah dicatat
dengan akurat pada saat pelaksanaannya.

–          Hasil nyata tiap tahap pengolahan bets hendaklah dicatat dan diperiksa
serta dibandingkan dengan hasil teoritis.

–          Dalam semua tahap pengolahan perhatian utama hendaklah diberikan


kepada masalah pencemaran silang.

–          Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk dalam proses hendaklah
ditetapkan.

–          Untuk system komputerisasi yang kritis hendaklah disiapkan system


pengganti manakala terjadi kegagalan.

6)      Bahan dan Produk Kering


–          Untuk mengatasi masalah pengendalian debu dan pencemaran silang yang
terjadi pada saat penanganan bahan dan produk kering.

–          Sistem penghisap udara yang efektif hendaklah dipasang dengan letak
lubang pembuangan sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran dari produk
atau proses lain.

–          Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk melindungi produk terhadap


pencemaran serpihan logam atau gelas.

–          Hendaklah dijaga agar tablet atau kapsul tidak ada yang terselip atau
tertinggal tanpa terdeteksi dimesin, alat penghitung atau wadah produk ruahan.

7)      Pencampuran dan Granulasi


–          Mesin pencampur,pengayak dan pengaduk hendaklah dilengkapi dengan
system pengendali debu, kecuali digunakan system tertutup.

10
–          Parameter operasional yang kritis untuk tiap proses pencampuran,
pengadukan dan pengeringan hendaklah tercantum dalam dokumen produksi
induk, dan dipantau selama proses berlangsung serta dicatat dalam catatan bets.

–          Kantong filter yang dipasang pada mesin pengering fluid bed tidak boleh
dipakai untuk produk yang berbeda tanpa pencucian terlebih dahulu

–          Pembuatan dan penggunaan larutan atau suspense hendaklah dilaksanakan


sedemikian rupa sehingga resiko pencemaran atau pertumbuhan mikroba dapat
diperkecil.

–          Mesin pencetak tablet hendaklah dilengkapi dengan fasilitas pengendali


debu yang efektif dan ditempatkan sedemikian rupa untuk menghindari campur
baur antar produk.

–          Untuk mencegah csmpur baur perlu dilakukan pengendalian yang


memadai baik secara fisik,procedural maupun penandaan

–          Hendaklah selalu tersedia alat timbang yang akurat dan telah dikalibrasi
untuk pemantauan bobot tablet selama proses.

–          Tablet yang diambil dari ruang pencetak tablet untuk keperluan pengujian
atau keperluan lain tidak boleh dikembalikan lagi kedalam bets yang bersangkutan

–          Tablet yang ditolak atau yang disingkirkan hendaklah ditempatkan dalam
wadah yang ditandai dengan jelas mengenai status dan jumlahnya dicatat pada
catatan pengolahan bets

–          Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa keausan dan
kesesuaiannya terhadap spesifikasi. Catatan pemakaian hendaklah disimpan.

11
8)      Penyalutan
–          Udara yang dialirkan ke dalam panic penyalut untuk pengeringan
hendaklah disaring dan mempunyai mutu yang tepat

–          Larutan penyalut hendaklah dibuat dan digunakan dengan cara sedemikian
rupa untuk mengurangi resiko pertumbuhan mikroba.

9)      Pengisian Kapsul Keras


–          Cangkang kapsul hendaklah diperlakukan sebagai bahan awal. Cangkang
kapsul hendaklah disimpan dalam kondisi yang dapat mencegah kekeringan dan
kerapuhan atau efek lain yang disebabkan oleh kelembaban.

–          Persyaratan-persyaratan yang tertulis pada 6.82 – 6.87 pada “Pencetak


Tablet” juga berlaku untuk pengisian tablet keras.

10)  Penandaa Tablet Salut Dan Kapsul


–          Hendaklah diberikan perhatian khusus untuk menghindari campur baur
selama proses penandaan tablet solute dan kapsul.

–          Tinta yang digunakan untuk penandaan hendaklah yang memenuhi


persyaratan untuk bahan makanan.

–          Hendaklah diberikan perhatian khusus untuk menghindari campur baur


selama proses pemeriksaan, penyortiran dan pemolesan kapsul dan tablet salut.

11)  Cairan, Krim, dan Salep (non-steril)


–          Produk cairan, krim dan salep hendaklah diproduksi sedemikian rupa agar
terlindungi dari pencemaran mikroba dan pencemaran lain.

–          Tangki, wadah, pipa dan pompa yang digunakan hendaklah didesain dan
dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan pembersihan dan bila perlu di
sanitasi.

12
–          Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungki dihindarkan.

–          Kualitas kimia dan mikrobiologi air yang dapat digunakan hendaklah
ditetapkan dan selalu dipantau.

–          Perhatian hendaklah diberikan pada transfer bahan melalui pipa untuk
memastikan bahan tersebut ditransfer ke tujuan yang benar.

–          Apabila jaringan pipa digunakan untuk mengalirkan bahan awal atau
produk ruahan, hendaklah diperhatikan agar system tersebut mudah dibersihkan.

–          Ketelitian system pengukur hendaklah diverifikasi.

–          Perhatian hendaklah diberikan untuk mempertahankan homogenitas


campuran, suspensi dan produk lain selama pengisian.

–          Apabila produk ruahan tidak langsung dikemas hendaklah dibuat


ketetapan mengenai waktu paling lama produk ruahan boleh disimpan serta
kondisi penyimpanannya dan ketetapan ini hendaklah dipatuhi

12)   Produk Steril
Produk steril hendaklah dibuat dengan pengawasan khusus untuk menghilangkan
pencemaran mikroba dan partikel lain. Produksi steril dapat digolongkan dalam
dua kategori utama, yaitu yang harus diproses secara aseptik pada semua tahap
dan yang disterilkan dalam wadah akhir atau disebut juga sterilisasi akhir.
Pembuatan produk steril memerlukan ruangan terpisah yang selalu bebas debu
dan dialiri udara yang melewati saringan bakteri. Tekanan udara dalam ruangan
harus lebih tinggi dari ruang lain di luarnya.

13)  Pengemasan
Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan menjadi
obat jadi yang dilaksanakan dibawah pengawasan yang ketat untuk menjaga

13
identitas, keutuhan dan kualitas produk jadi yang telah dikemas. Kegiatan
pengemasan dilaksanakan berdasarkan instruksi yang diberikan dan menggunakan
bahan pengemas yang tercantum dalam prosedur pengemasan induk.

14)  Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan dan Dikembalikan


Bahan dan produk yang ditolak diberi penandaan yang jelas dan disimpan terpisah
di restricted area. Bahan atau produk tersebut dapat dikembalikan kepada
pemasoknya, diolah ulang atau dimusnahkan. Bahan atau produk dapat diolah
ulang dan dipulihkan asalkan layak untuk diolah ulang melalui prosedur tertentu
yang disahkan serta hasilnya masih memenuhi persyaratan spesifikasi yang
ditentukan dan tidak terjadi perubahan yang berarti terhadap mutunya. Sisa
produk yang tidak layak untuk diolah ulang atau bahan pulihan yang tidak
memenuhi spesifikasi, mutu, kemanjuran atau keamanan tidak boleh ditambahkan
ke dalam bets berikutnya.

15)  Karantina Obat Jadi dan Penyerahan Gudang Obat Jadi


Karantina obat jadi merupakan titik akhir pengawasan sebelum obat jadi
diserahkan ke gudang dan siap didistribusikan. Sebelum diluluskan untuk
diserahkan ke gudang, pengawasan ketat dilakukan untuk memastikan produk dan
catatan pengemasan bets memenuhi semua spesifikasi yang ditentukan.

16) Pengawasan Distribusi Obat Jadi


Sistem distribusi hendaknya dirancang dengan tepat sehingga menjamin obat jadi
yang pertama masuk (first-in-first-out (FIFO)) dan obat jadi yang waktu
kadaluarsanya (first-expired-first-out (FEFO)) paling mendekati didistribusikan
terlebih dahulu.

17) Penyimpanan Bahan Awal, Produk Antara, Produk Ruahan dan Obat
Jadi
Bahan disimpan rapi dan teratur untuk mencegah risiko pencampuran atau
pencemaran serta memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan. Kondisi

14
penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang tertera pada
penandaan berdasarkan hasil uji stabilitas.

18)  Pengiriman dan Pengangkutan
Bahan dan produk jadi diangkut sedemikian rupa sehingga tidak merusak
keutuhannya dan kondisi penyimpanannya terjaga. Pengiriman dan pengangkutan
bahan obat dilaksanakan setelah terdapat pesanan pengiriman. Tanda terima
pesanan pengiriman dan pengangkutan didokumentasikan.

19) Pembuatan Obat Berdasarkan Kontrak


Pembuatan obat berdasarkan kontrak didefinisikan sebagai proses pembuatan
sebagian atau keseluruhan suatu obat oleh satu atau lebih industri pembuat untuk
kepentingan pihak lain. Produksi obat-obatan hendaklah dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan agar senantiasa diperoleh obat jadi yang
memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Aspek-aspek yang harus diperhatikan
dalam kegiatan produk meliputi:

 Bahan awal
Pemeriksaan bahan awal dilakukan oleh bagian pemastian mutu berdasarkan
spesifikasi yang ditentukan dan dikarantina, sampai diluluskan untuk dipakai.

 Validasi proses

Semua prosedur produksi hendaklah divalidasi dengan tetap dan dilaksanakan


menurut prosedur yang telah ditentukan. Proses dan prosedur tersebut hendaknya
secara rutin dievaluasi ulang untuk memastikan bahwa proses dan prosedur tetap
mampu memberikan hasil yang diinginkan.

 Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat merugikan
kesehatan atau mempengaruhi daya terapeutik serta mempengaruhi kualitas
produk tidak dapat diterima.

15
 Sistem penomoran batch atau lot

Suatu system yang menjabarkan cara penomoran batch dan lot secara rinci


diperlukan untuk memastikan bahwa produk antara, produk ruahan atau obat jadi
suatu batch dan lot dapat dikenali dengan nomor batch dan lot tertentu tidak
digunakan secara berulang.

 Penimbangan dan penyerahan


Penimbangan atau perhitungan dan penyerhan bahan baku, bahan pengemas,
produk antara dan produk ruahan dianggap suatu bagian dari siklus produksi dan
memerlukan dokumentasi yang lengkap.

 Pengembalian
Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan ketempat penyimpanan hendaklah didokumentasikan dan dicek
dengan baik

 Pengelolaan

Pemeriksaan awal pada pengolahan baik bahan, kondisi daerah pengolahan,


wadah dan peralatan harus mengikuti prosedur tertulis yang telah ditetapkan.
Pencegahan pencemaran silang dalam seluruh tahap pengolahan.

 Produk steril
Produk steril hendaklah dibuat dengan pengawasan khusus untuk menghilangkan
pencemaran mikroba dan partikel lain. Produksi steril dapat digolongkan dalam
dua kategori utama, yaitu yang harus diperoses dengan cara aseptic pada semua
tahap, dan yang disterilkan dalam wadah akhir yang disebut juga sterilisasi akhir.

 Pengemasan

16
Produk ruahan menjadi obat jadi, yang dilaksanakan dengan pengawasan yang
tepat untuk menjaga identitas, keutuhan dan kualitas barang yang sudah dikemas.

 Bahan atau produk pulihan

Bahan atau produk dapat diolah ulang atau dipulihkan asalkan bahan tersebut
layak untuk diolah ulang melalui prosedur tertentu yang telah disahkan, serta
hasilnya masih memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dan tidak
terjadi perubahan yang berarti terhadap mutunya.

 Obat kembalian
Obat jadi yang dikembalikan dari gudang pabrik jika, ditemukan adanya
kerusakan kualitas teknis obat atau adanya reaksi merugikan dari obat missal
karena label atau kemasan luar kotor atau rusak, dapat diberi label kembali atau
diolah ulang kebatch berikut asalkan tidak ada resiko terhadap mutu produk dan
pengerjaan pengolahan ulang hendaklah disahkan dan didokumentasikan secara
khusus.

 Karantina obat jadi dan penyerahan kegudang obat jadi

Karantina obat jadi merupakan titik akhir pengawasan sebelum obat jadi
diserahkan ke gudang dan siap didistribusikan.
 Pengawasan distribusi obat jadi
Sistem distribusi hendaknya dirancang dengan tepat sehingga menjadi obat jadi
yang pertama masuk didistribusikan terlebih dahulu (First In First Out).

 Penyimpanan bahan awal, Produk antara, produk ruahan dan obat jadi.
Bahan tersebut disimpan rapi dan teratur untuk mencegah resiko tercampur baur
atau pencemaran sera memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan.

20) Praktik Pengemasan

17
–       Risiko kesalahan terjadi dalam pengemasan dapat diperkecil dengan cara
berikut

1. Menggunakan label dalam gulungan


2. Pemberian penandaan bets pada jalu pemasangan label
3. Dengan menggunaan alat pemindah dan penghitung label elektronik
4. Label dan bahan cetak lain didesain sedemilkian rupa sehingga masing-
masing mempunyai tanda kusus untuk tiap produk yang berbeda, dan
5. Disamping pemeriksaan secara visual selama pengemasan berlangsung,
hendaklah dilkakukan pemeriksaan secara independen.

–       Produk yang penampilannya mirip hendaklah tdak di kemas pada jalur yang
berdampingan kecuali ada pemisahan secara fisik

–       Pada tiap jalur pengemasan nama dan no bets produk yang sedang dikemas
hendaklah dapat terlihat dengan jelas

–       Wadah yang dipakai untuk menyimpan produk ruahan, produk yang baru
sebagian dikemas atau sub bets hendaklah diberi label atau penandaan yang
menunjukan identitas, jumlah, no bets dan status produk tersebut

–       Wadah yang akan diisi hendaklah diserahkan ke jalur atau tempat
pengemasan dalam keadaan bersih

–       Semua personil bagian pengemasan hendaklah memperoleh pelatihan.

–       Area pengemasan hendaklah dibersihkan secara teratur

–       Bila ditemukan bahan pengemas cetak pada saat pembersihan hendaklah
diberikan kepada supervisor

18
–       Kemasan akhir dan kemasan setengah jadi yang ditemukan diluar jalur
pengemasan hendaklah di serahkan hepada supervisor dan tidak boleh langsung
dikembalikan ke jalur pengemasan

–       Produk yang telah diisikan kedalam wadah akhir tetapi belm diberi label
hendaklah dipisahkan dan diberi penandaan untuk menghindari campur baur

–       Bagian peralatan pengemas yang basanya tidak bersentihan dengan produk
ruahan tapi dapat menjadi tempat penumukan debu hendaklah dibersihkan dengan
cermat

–       Hendaklah di ambil tindakan untuk mengendalikan penyebaran debu selama


proses pengemasan khususnya produk kering

–       Pemakaian sikat hendaklah dibatasi karna dapat menimbulkan bahaya


pencemaran

–       Personil hendaklah diingatkan untuk tidak menaruh bahan pengemas


didalam saku mereka

–       Bahan yang diperlukan dalam proses pengemas hendaklah disimpan didalam
wadah yang jelas tampak berbeda dengan wadah yang dipakai untuk pengemasan
produk

–       Penyelesaian Kegiatan Pengemasan

–       Pada penyelesaian kegiatan pengemasan hendaklah kemasan terakhir


diperiksa dengan cermat

–       Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan saja
yang boleh ditempatkan pada satu palet

19
–       setelah proses rekonsiliasi pengemasan kelebihan bahan pengemas dan
produk ruahan yang akan disingkirkan hendaklah diawasi dengan ketat

–       Supervisor hendaklah mengawasi perhitungan dan pemusnahan bahan


pengemas yang tidak dapat lagi dikembalikan kegudang

–       Spervisor hendaklah menghitung dan mencatat jmlah pemkaian meto semua
bahan

–       Tiap penyimpangan hasil yang tidak dapat dijelaskan untuk memenuhi
spesifikasi hendaklah diselidiki secara teliti

–       Setelah rekonsiliasi disetujui produk jadi hendaklah ditempatkan di area


karantina produk jadi.

21) Pengawasan Selama Proses


1. Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis
yang menjelaskan pengambilan sampel hendaklah dilaksanakan sesuai dengan
metode yang telah di setujui. Prosedur tertulis untuk pengawasan selama
proses hendaklah dipatuhi.
2. Pengawasan selama proses hendaklah mencakup tapi idak terbatas pada
prosedur umum, sebagai berikut;
 Semua parameter produk, volume isi produk hendaklah diperiksa pada
awal sampai akhir pengolahan.
 Kemasan akhir hendaklah diperiksa selama proses pengemasan untuk
memastikan kesesuaiannya dengan spesifikasi dan semua komponen sesuai
dengan yang prosedur pengemasan induk.
3. Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah di ambil sempel
pada saat awal, tengah dan akhir prosesoleh personil yang ditunjuk.
4. Hasil pengujian atau inspeksi selama proses hendaklah dicatat dan dokumen
tersebut hendaklah menjadi bagian dari catatan bets.

20
5. Spesifikasi pengawasan selama proses hendaklah konsisten dengan spesifikasi
produk.

22) Bahan Dan Produk Yang Ditolak Dipulihkan Dan Dikembalikan


1. Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan
disimpan terpisah di area terlarang
2. Pengolahan ulang produk yang ditolak hendaklah merupakan suatu
kekecualian.
3. Pemulihan semua atau sebagian dari bets sebelumnya yang memenuhi
persyaratn mutu dengan cara penggabungan ke dalam bets lain dari produk
yang sama pada suatu tahap pembuatan obat hendaklah di otorisasi
sebelumnya.
4. Kepala bagian Manajemen Mutu hendaklah mempertimbangkan perlunya
pengujian tambahan untuk produk hasil pengolahan ulang atau bets yang
mendapat produk yang dipulihkan.
5. Bets yang mengandung produk pulihan hanya boleh diluluskan setelah
semua bets asal produk pulihan yang bersangkutan telah dinilai dan
dinyatakan memenuhi spesifikas yang ditetapkan
6. Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari pengawasan
industri pembuat hendaklah dimusnahkan

23) Karantina Dan Penyerahan Produk Jadi


1. Karantina produk jadi merupakan tahap akhir pengendalian sebelum
penyerahan kegudang dan siap didistribusikan
2. Prosedur tertulis hendaklah mencantumkan cara penyerahan produk jadi
ke area karantina
3. Selama menunggu kelulusan dari bagian manajemen mutu, seuruh bets
atau lot yang sudah dikemas hendaklah ditahan dalam status karantina
4. Kecuali sampel untuk pengawasan mutu tidak boleh ada produk yang
diambil dari suatu bets atau lot selama produk tersebut masih ditahan dalam
area karantina.

21
5. Area karantina merupakan area terbatas hanya bagi personil yang benar-
benar diperlukan untuk bekerja
6. Produk jadi yang memerlukan kondisi penyimpana khusus hendaklah
diberi penandaan jelasdan disimpan di area yang sesuai
7. Pelulusan akhir produk hendaklah didahului dengan penyelesaian yang
memuaskan seperti:
 produk memenuhi persyaratan mutu
 sampel mencukupi
 pengemasan dan penandaan memenuhi semua persyaratan
 rekonsiliasi bahan pengemas  cetak dan bahan cetak dapat diterima
 produk jadi yang diterima sesuai dengan jumlah yang tertera
8. Setelah pelulusan suatu bets produk hendaklah dipindahkan kegudang produk
jadi.
9. Sewaktu menerima produk jadi, personil gudang hendaklah mencatat
pemasukan bets tersebut kedalam kartu stok yang bersangkutan

24) Catatan Pengendalian Pengiriman Obat


1. System bistribusi hendaklah didesain untuk memestikan produk yang
pertama masuk didistribusikan terledih dahulu
2. System distribusi hendaklah menghasilkan catatan sehingga distribusi tiap
bets obat dapat segera diketahui
3. Prosedur tertulis mengenai distribusi obat hendaklah dibuat dan dipatuhi
4. Penyimpangan terhadap FIFO dan FEFO hendaklah hanya diperbolehkan
untuk jangka waktu pendek dan atas persetujuan pimpinan yang bertanggung
jawab

25) Penyimpanan Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara, Produk


Ruahan, dan Produk Jadi
1. Semua bahan dan produk hendaklah disimpan secara rapi dan teratur
A. Bahan dan produk hendaklah tidak diletakkan langsung dilantai
dan dengan jarak yang cukup terhadap sekelilinganya

22
B. Bahan dalam produk hendaklah disimpan dengan kondisi
lingkungan yang sesuai
C. Kodisi penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang
tetera pada penanadan berdasarkan hasil uji stabilitas
D. Data pemantauan suhu hendaklahtersedia untuk dievaluasi
i. Penyimpan diluar gedung diperbolehkan untuk bahan yang
dikemas dalam wadah yang kedap dan mutunya tidak terpengaryh oleh
suhu atau kondisi lain
ii. Kegiatan pergudangan hendaklah terpisah dari kegiatan lain
a. Semua penyerahan ke area penyimpan termasuk
bahan kembalian, hendaklah didokumentasikan
b. Tiap bets bahan awal, bahan pengemas, produk
anatara, produk ruahan, dan produk jadi yang disimpan diarea
gudang hendaklah mempunyai kartu stok

26) Penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas


1. Pemisahan secara fisik atau cara lain yang tervalidasi hendaklah disediaka
untuk penyimpanan bahan atau produk yang ditolak, kadaluarsa, ditarik dari
peredaran atau obat atau bahan kembalian
2. Semua bahan awal dan bahan pengemas yang diserahkan ke area
penyimpanan hendaklah diperikasa kebenaran identitas, kondisi wadah dan
tanda pelulusan
3. Bila identitas atau kondisi wadah bahan awal atau bahan pengemas tidak
sesuai dengan persyaratan handaklah dikirim kearea karantina untuk
menentukan status bahan tersebut
4. Bahan awal dan bahan pengemas yang ditolak hendaklah disimpan dalam
area khusus yang diperuntukan bagi bahan yang ditolak
5. Bahan cetak hendaklah disimpan di “area penyimpanan terlarang” dan
penyerahan dibawah pengawasan yang ketat
6. Stok tertua bahan awal dan bahan pengemas dan yang mempunyai tanggal
kadaluarsa paling dekat hendaklah digunakan terlebih dahulu

23
7. Bahan awal dan bahan pengemas hendaklah diuji ulang

27) Penyimpanan Produk Antara, Produk Ruahan Dan Produk Jadi


1. Produk antara, produk ruahan dan produk jadi hendaklah dikarantina
selama menunggu hasil uji mutu dan penentuan status
2. Tiap penerimaan hendaklah diperiksa untuk memastikan bahwa bahan
yang diterima sesuai dengan dokumen pengiriman
3. Tiap produk anatara, produk ruahan, produk jadi yang diserahkan kearea
penyimpanan hendaklah diperiksa kesesuaian identitas dan kodisi wadah
4. Bila identitas atau kondisi wadah produk antara, produk ruahan, produk
jadi tidak sesuai dengan persyaratan identitas wadh tersebut hendaklah dikirim
kearea karantina

28) Pengiriman Dan Pengangkutan


1. Bahan dan obat diangkut dengan cara sedemikian rupa
A. Perhatian khusus hendaklah diberikan bila menggunakan es kering
dalam rangkaian system pendinginan
B. Dianjurkan penggunan alat untuk memantau kondisi selam
pengangkutan
i. Pengiriman dan pengangkutan bahan atau obat hendaklah
dilaksanakan hanya setelah ada order pengiriman
ii. Prosedur pengiriman hendaklah dibuat didokumentasikan
iii. Wadah luar yang akan dikirim hendaklah memberiakn
perlindungan yang cukup
iv. Catatan pengiriman hendaklah disimapan yang menyatakan
menimal:
 tanggal pengiriman
 nama dan alamat pelanggan
 uraian dalam produk
 kondisi pengangkutan dan penyimpanan semua catatan hendaklah
mudah diakses dan tersedia bila diminta.

24
2.2Pengawasan mutu

Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan


Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara
konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

Bagian pengawasan mutu memiliki wewenang yaitu:

–          Meluluskan / menolak bahan awal yang akan digunakan untuk produksi

–          Meluluskan / menolak produk antara dan produk ruahan  untuk dip roses
lebih lanjut

–          Meluluskan /menolak produk jadi yang akan didistribusikan.

Ketentuan umum dalam pengawasan mutu meliputi:

–          Sistem pengawasan mutu

–          Ruang lingkup pengawasan mutu

–          Sistem dokumentasi dan prosedur pelulusan

–          Bagian pengawasan mutu

Laboratorium pengujian bagian pengawasan mutu harus memiliki :

1) Bangunan
Bangunan laboratorium harus memenuhi syarat laboratorium, memerhatikan
rancangan laboratorium, memiliki ruang laboratorium biologi, mikrobiologi dan

25
kimia agar terpisah satu sama lainnya untuk menghindari kontaminasi, memiliki
ruang intrumen yang terpisah, memiliki sistem perpipaan yang baik, memiliki
ruang penyimpanan tersendiri.

2) Personalia
Memiliki kualifikasi pendidikan, peatihan dan pengaman yang sesuai untuk
pelaksaan tugas dengan baik, memiliki uraian tugas yang jelas dan sesuai, selalu
menggunakan pakaian pelindung dan alat pengaman yang sesuai ketika
melaksanakan tugasnya.

3) Peralatan
Memiliki peralatan lab uji yang cocok untuk pelaksanaan prosedur pengujian yang
ada, harus tersedia prosedur tetap pengoprasian setiap peralatan di dekat peralatan
tersebut, harus selalu merawat dan mengkalibrasi alat ukur dan instrument secara
berkala, pemberian penandaan terhadap alat yang tidak berfungsi, harus tersedia
peralatan keamanan kerja yang di tempatkan di lokasi-lokasi yang diperlukan.

4) Pereaksi dan media pembiakan


Pereaksi dan media pembenihan yang diterima dan digunakan harus selalu dicatat,
pembuatan larutan pereaksi harus mengikuti prosedur, dilakukan control positif
dan control negatif untuk memastikan kecocokam media pembiakan yang
digunakan.

5) Spesifikasi dan prosedur pengujian


Spesifikasi merupakan daftar parameter pengujian yang mengacu pada metode
analisis dan kriteria penerimaan serta memuat frekuensi pemeriksaan ulang.

Spesifikasi dan prosedur pengujian untuk bahan awal, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi harus memuat ketentuan dan parameter pengujian seperti
identitas, makroskopik, mikroskopik, dan kadar zat aktif.

26
Prosedur pengujian yang dilakukan harus valid sesuai dengan farmakope atau
dengan prosedur lain yang telah di validasi. Setiap penyimpangan dari prosedur
pengujian yang telah ditetapkan harus dilaporkan dan disetujui oleh penanggung
jawab pengawasan mutu sebelum dilaksanakan.

6) Catatan analisis
Catatan analisis mencakup nama dan nomor batch cotoh, nama petugas pengambil
contoh, metode analisis yang digunakan, data analisis, perhitungan dan rumus
yamg digunakan, pernyataan memenuhi/ tidak memenuhi persyaratan, tanggal dan
tandatangan  petugas yang melakukan. Catatan analisis dibuat dalam bentuk
lembaran atau dalam buku yang diberi nomor urut halaman catatan. Laporan
analisis harus disimpan da dipelihara dengan baik agar mudah dan cepat diperoleh
kembali.

7) Contoh pertinggal
Contoh pertinggal digunakan untuk keperluan penelusuran kembali atau untuk
studi stabilitas dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

Bagian pengawasan mutu dapat melakukan validasi terhadarp prosedur penetapan


kadar, spesifikasi bahan baku, produk ruahan, produk antara dam produk jadi serta
validasi terhadap instrument yaitu dengan mengkalibrasi secara berkala. Selain itu
bagian pengawasan mutu juga memberikan bantuan dalam pelaksanaan validasi
berkala yang dilakukan oleh bagian lain.

Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi
yaitu meliputi :

 Spesifikasi
 Pengambilan sampel
 Pengujian
 Pengawasan lingkungan
 Pengawasan selama proses

27
 Pengawasan pada pengemasan
 Pengujian ulang bahan yang tekah disetujui.

Yang perlu diperhatikan dalam pengawasan mutu adalah :

1. Menyusun dan merevisi prosedur pengawasan dan spesifikasi


2. Menyiapkan instruksi tertulis yang rinci untuk setiap pemeriksaan,
pengujian dan analisis
3. Menyusun rancangan dan prosedur mengenai pengambilan contoh
pemeriksaan
4. Menyiapkan contoh tertinggal
5. Meluluskan dan menolak setiap bets bahan awal, produk antara, produk
ruah, dan produk jadi
6. Meneeliti semua dokumentasi
7. Mengevaluasi semua obat jadi, bahan awal jika diperlukan
8. Menetapkan tanggal kadaluwarsa dan batas waktu penggunaan
9. Menyetujui pemasok bahan baku dan bahan pengemas yang diketahui dan
dipercaya
10. Mengevaluasi semua keluhan yang diterima atau kekurangan yang
ditemukan mengenai suatu bets.
11. Menyediakan baku pembanding sekunder
12. Menyiapkan catatan pemeriksaan dan pengujian semua contoh yang
diambil
13. Mengevaluasi obat kembalian
14. Ikut serta dalam program inspeksi diri bersama bagian lain dalam
perusahaan
15. Memberikan rekombinasi untuk pembuatan obaht oleh pihak lain atas
dasar konntrak setelah diadakan evaluasi terhadap kontraktor yang
bersangkutan.

28
2.3Inspeksi diri

Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengavaluasi apakah semua aspek


produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

TIM INSPEKSI DIRI


Manajemen hendaknya membentuk tim inspeksi diri yang paling sedikit terdiri
dari 3 orang anggota yang berpengalaman di bidangnya masing-masing dan
memahami CPOB.

CAKUPAN DAN FREKUENSI INSPEKSI DIRI


Inspeksi diri dapat dilakukan per bagian sesuai dengan kebutuhan frekuensi
inspeksi diri hendaklah tertulis dalam prosedur tetap inspeksi diri

LAPORAN INSPEKSI DIRI


Laporan hendaklah dibuat setelah inspeksi diri dilaksanakan.

Laporan hendaklah mencakup :

1. Hasil inspeksi diri


2. Evaluasi serta kesimpulan
3. Saran tindakan perbaikan

TINDAK LANJUT
Manajemen perusahaan hendaklah mengevaluasi laporan inspeksi diri dan
tindakan perbaikan

29
AUDIT MUTU
Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu
meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari system manajemen
mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu.

AUDIT DAN PERSETUJUAN PEMASOK


- Kepala bagian manajemen mutu ( pemastian mutu) hendaklah bertanggung
jawab bersama bagian lain yang terkait untuk member persetujuan pemasok yang
dapat diandalkan memasok bahan awal dan bahan pengemas dan memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan

– Hendaklah dibuat daftar pemasok yang disetujui untuk bahan awal dan bahan
pengemas.

– Hendaklah dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui dan dimasukkan ke


dalam daftar pemasok atau spesifikasi.

– Semua pemasok hendaklah dievaluasi secara teratur

Penilaian kekurangan atas pemenuhan CPOB adalah :

Tingkat Kekritisan Terdiri dari antara lain


Kritis (C)Adalah kekurangan yang · Pencemaran silang bahan atau
memengaruhi mutu obat dan dapat produk.· Produk steril diletakkan
mengakibatkan reaksi fatal terhadap terbuka di daerah non-aseptis.
kesehatan konsumen sampai kematian. · Air Murni atau Air untuk Injeksi
tercemar.

· Salah penandaan.

30
· Karyawan yang belum terlatih
bekerja di daerah pengisian
steril/aseptis.

· Peralatan ukur utama tidak


dikalibrasi atau di luar batas
kalibrasi.· Penyimpangan dalam
proses tidak didokumentasi dengan
benar.
· Ketidaklengkapan pengisian catatan
bets.
Berdampak Besar (M)Adalah
kekurangan yang memengaruhi mutu obat · Tidak dilakukan inspeksi terhadap
tetapi tidak berdampak fatal terhadap perusahaan penerima kontrak.
kesehatan konsumen
· Pembersihan gudang tidak sesuai
jadwal.· Permukaan dinding retak.
· Catatan ditulis dengan pinsil.
Berdampak Kecil (m)Adalah
kekurangan yang kecil pengaruhnya · Seragam kerja tidak dipakai secara
terhadap mutu obat dan tidak berdampak benar.
terhadap kesehatan konsumen.

2.4Penanganan keluhan terhadap obat penarikan kembali


obat dan obat kembalian

a. Penanganan keluhan
 Mutu : menyangkut keadaan fisik, kimia dan biologi dari
produk atau kemasannya.

31
 Efek samping yang merugikan : seperti alergi, reaksi
toksik, reaksi fatal dan lain sebagainya.
 Medis : seperti kurang memberikan respon klinis (khusus
fitofarmaka).

Penanganan keluhan dan laporan harus terdokumentasi.


Keluhan dan laporan ditangani bagian yang bersangkut paut
sesuai dengan jenis keluhan atau laporan yang diterima.

b. Penarikan kembali produk jadi


 Dasar penarikan : mutu yang tidak memenuhi syarat
adanya efek samping yang diperhitungkan.
 Penarikan produk : satu bets atau seluruh produk jadi
tertentu.
 Tindak lanjut : penghentian pembuatan satu jenis produk
jadi yang bersangkutan.

Keputusan penarikan
 Penarikan karena : prakarsa produsen sendiri atau
instruksi pemerintah yang berwenang.
 Tanggung jawab : apoteker penanggung jawab dan
pimpinan perusahaan.
 Produk yang ditarik : satu bets atau beberapa bets atau
seluruh produk jadi.
 Keputusan tindak lanjut : penghentian pembuatan.

c. Produk kembalian
Penggolongan :
- memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan
- dapat di olah ulang
- tidak dapat diolah ulang

32
Dibuat prosedur penanganan produk dengan memperhatikan :

 jumlah dan identifikasi produk kembalian hendaklah


dicatat.
 Produk kembalian yang di terima hendaklah
dikarantina.
 Dilakukan penelitian, pemeriksaan dan pengujian oleh
bagian pengawas mutu untuk menentukan tindak
lanjut.
 Keputusan pengolahan kembali dilakukan oleh
pimpinan perusahaan atas dasar pertimbangan yang
seksama.
 Produk hasil olahan ulang hendaklah dilakukan
pemeriksaan dan pengujian mutu yang seksama.

Produk Kembalian :

• Pelaksanaan penanganan produk kembalian dan


tindak lanjut yang dilakukan hendaklah dicatat dan
dilaporkan.
• Setiap pemusnahan produk kembalian dibuat Berita
Acara yang ditandatangani oleh pelaksana dan saksi.

2.5Dokumentasi

Ketentuan Umum

 Dokumen hendaklah dirancang dan dibuat dengan teliti, agar dapat


digunakan dengan mudah, benar dan efektif.
 Dokumen hendaklah dapat mencatat kegiatan di bidang produksi,
pengawasan mutu, pemeliharaan peralatan, pergudangan, distribusi dan hal
spesifik lainnya yang berkaitan dengan CPOB

33
 Dokumen hendaklah mencakup semua data penting, tetapi tidak perlu
berlebihan, dan dijaga agar selalu aktual. Setiap perubahan hendaklah
disahkan secara resmi. Hendaklah diberi juga kemungkinan bagi peninjauan
berkala maupun perbaikan, bila diperlukan
 Hendaklah ada suatu sistem untuk menghindarkan terjadinya penggunaan
dokumen yang sudah tidak berlaku.
 Apabila terjadi atau ditemukan suatu kekeliruan pada dokumen, hendaklah
dikoreksi dengan suatu cara yang tepat sehingga tulisan atau catatan semula
tidak hilang sama sekali dan koreksi itu ditulisdan dicantumkan disamping
tulisan semula, kemudian diparaf dan dibubuhi tanggal.
Dokumen yang diperlukan dalam industri farmasi, antara lain:

 1. Spesifikasi
Hendaklah tersedia spesifikasi bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
ruahan, serta produk jadi :

1. Spesifikasi bahan baku, yang memuat:


 nama dan kode produk yang ditentukan dan digunakan oleh perusahaan
  nama dan kode yang diberikan oleh pemasok
 Pemerian, karakteristik fisika dan karakteristik kimia serta standar
mikrobiologi, jika ada
  rujukan monograf atau metode pengujian yang digunakan untuk
pemeriksaan dan pengujian spesifikasi atau farmakope yang digunakan
  frekuensi pengujian ulang terhadap bahan yang di simpan, jika perlu
  jenis pengujian spesifik yang diperlukan dalam rangka penilaian ulang
terhadap bahan yang sudah daluwarsa untuk menentukan kemungkinan
perpanjangan masa kadaluwarsanya
  kondisi penyimpanan atau tindakan pengamanan lainyang diperlukan
   masa pakai jika diperlukan
   nama pemasok yang disetujui
   tanggal diterbitkan spesifikasi

34
   
2. Dokumen produksi
Dokumen yang esensial dalam produksi adalah:

 Dokumen produksi induk yang berisi formula produksi dari suatu produk
dalam bentuk sediaan dan kekuatan tertentu.
 Prosedur produksi induk, terdiri dari prosedur pengolahan induk dan
prosedur pengemasan induk.
 Catatan produksi batch, terdiri dari catatan pengolahan batch dan catatan
pengemasan batch, yang merupakan reproduksi dari masing-masing prosedur
pengolahan induk dan prosedur pengemasan induk, dan berisi semua data dan
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan produksi dari
suatu batch produk (CPOB, 2006).

3. Dokumen pengawasan mutu
Terdiri dari :

 Prosedur pengawasan mutu dan metode pengujian. Prosedur pengambilan


contoh untuk pengujian merupakan dokumen yang sangat penting dalam
pengawasan mutu
 Catatan analisis dan laporan hasil pengujian. Catatan tentang hasil uji
stabilitas biasanya diadakan sendiri. Laporan hasil pengujian biasanya dapat
berupa sertifikat analisis.
 
4. Dokumen penyimpanan dan distribusi
Dokumen tersebut berupa kartu persediaan dan catatan distribusi yang dapat
dikerjakan secara manual atau komputerisasi.

5.      Dokumen pemeliharaan, pembersihan, dan pemantauan kondisi


ruangan dan peralatan

35
Dokumen terpenting dalam pemeliharaan, pembersihan, dan pemantauan kondisi
ruangan dan peralatan pembuatan obat adalah prosedur dan catatan untuk
pemeliharaan dan pembersihan ruangan dan peralatan, pembasmian hama, serta
catatan pemantauan partikel di udara sekitar dan atau mikroba viabel di daerah
tertentu.

6.      Dokumen penanganan keluhan terhadap obat, penarikan kembali obat,


obat kembalian dan pemusnahan obat.

7.      Dokumen untuk peralatan khusus.


Dokumen terpenting untuk perawatan khusus adalah prosedur kerja dan kalibrasi
berikut catatan pemakaian alat dan kalibrasi alat.

8.      Prosedur dan catatan inspeksi diri.


9.      Pedoman dan catatan CPOB bagi karyawan

36
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) 2006 atau GMP (Good
Manufacturing Practices) adalah suatu pedoman pembuatan obat
berdasarkan berbagai ketentuan dalam CPOB. Penerapan CPOB
sendiri khususnya dalam Industri sangat penting, karena CPOB
menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan
yang ditetapakan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Pada
pembuatan obat, pengendalian menyeluruh sangat esensial untuk
menjamin konsumen menerima obat yang bermutu tinggi.
Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagin produk
yang digunakan untuk menyelamatkan jiw, memulihkan kesehatan,
ataupun memelihara kesehatan.

37
A. Daftar pustaka
2006.Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik.Jakarta:Badan
POM.
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/14/ketentuan
-produksi-dalam-cpob/
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/14/cpob-
pengawasan-mutu-obat/
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/16/inspeksi-diri-
dan-audit-mutu-dalam-pedoman-cara-pembuatan-obat-yang-baik/
https://tsffaunsoed2009.wordpress.com/2012/06/11/penanganan-
dan-keluhan-pada-produk-farmasi/
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/15/dokument
asi-cpob-pada-industri-farmasi/

38

Anda mungkin juga menyukai