Sak Etap
Sak Etap
1. Pengertian
Pada tanggal 19 Mei 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengesahkan
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
SAK ETAP ini nampak seide dengan International Financial Reporting Standard for
Small and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs). Meskipun memiliki judul yang berbeda,
namun baik SAK ETAP maupun IFRS for SMEs sama-sama diperuntukkan bagi entitas tanpa
akuntabilitas publik, hanya saja istilah yang digunakan sebagai judul pada IFRS adalah small
and medium-sized entities (SMEs).
Jadi, apabila kita membandingkan judul pada IFRS for SMEs dan SAK ETAP, maka
istilah entitas tanpa akuntabilitas publik) sama pengertiannya dengan small and medium-sized
entities. Apabila SAK ETAP telah disahkan pada bulan Mei 2009, IFRS for SMEs sendiri baru
disahkan pada bulan Juli 2009.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
adalah standar akuntansi yang disusun sebagai acuan dan dimaksudkan untuk digunakan entitas
tanpa akuntabilitas publik signifikan.
1) Materi SAK ETAP lebih sederhana sedangkan PSAK – IFRS complicated dan rumit.
2) SAK ETAP cenderung menggunakan basis stewardship sebagai pertanggungjawaban
pengelola kepada stakeholder sehingga cenderung menggunakan prinsip reliability, sedangkan
PSAK – IFRS telah bergeser untuk pemenuhan user dalam pengambilan keputusan sehingga
cenderung menggunakan prinsip relevan.
3) SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
4) SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas.
5) SAK ETAP menggunakan cost model untuk investasi ke asosiasi dan menggunakan
metode ekuitas untuk anak perusahaan.
6) SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
7) SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan
properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih cost model atau model reavaluasi.
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas, dan
5. Catatan atas Laporan Keuangan.
Meskipun dalam persyaratan kelengkapan SPT hanya disyaratkan Neraca dan Laporan Laba
Rugi, namun sesuai dengan SAK ETAP, seluruh komponen Laporan Keuangan di atas wajib
dibuat untuk dapat dinyatakan mematuhi SAK ETAP ini. Jika tidak membuat Laporan Keuangan
seperti yang disyaratkan dalam SAK ETAP ini, maka jika Wajib Pajak dilakukan pemeriksaan,
akan dikenakan sanksi kenaikan (bukan lagi sanksi bunga) karena tidak mematuhi Pasal 28
atau the worst case adalah dikenakan sanksi pidana Pasal 39 yaitu tidak menyelenggarakan
pembukuan atau pencatatan di Indonesia sehingga menimbulkan kerugian pada negara.
Meskipun Wajib Pajak berkilah sudah melakukan pembukuan namun jika pembukuan yang
diselenggarakannya tidak mematuhi Standar Akuntansi Keuangan yang ada maka sanksi
perpajakan akan menunggu. Jadi untuk UKM, silakan pilih mana SAK ETAP atau SAK
Lainnya?
Referensi :
http://daniels-stephanus.blogspot.com/2013/07/standat-akuntansi-keuangan-entitas.html
http://auditme-post.blogspot.com/2011/09/entitas-nirlaba-dan-koperasi-boleh.html
http://sagalawira92.blogspot.com/2013/09/perbedaan-sak-etap-vs-psak-ifrs.html
https://lordblueholic.wordpress.com/2013/12/12/materi-akuntansi-sak-etap/
http://syannegracetine.blogspot.com/2013/11/materi-sak-etap_14.html
http://www.bambanghariyanto.com/2012/06/psak-vs-sak-etap.html