Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preeklampsia merupakan suatu penyakit yang langsung disebabkan oleh

kehamilan yang hingga kini penyebabnya masih belum diketahui dengan pasti,

yang ditandai dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi, edema dan

proteinuria yang masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab

kematian perinatal yang tinggi.  (Ilmu Kebidanan, 2006. hal 281)

Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah

Preeklampsia yang menurut WHO angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-

38,4%. Di negara maju angka kejadian preeklampsia berkisar 6-7% dan

eklampsia 0,1-0,7%, sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan

preeklampsia di negara berkembang masih tinggi. Preeklampsia adalah salah

satu sindrom yang dijumpai pada ibu hamil diatas 20 minggu terdiri dari

hipertensi, dan proteinuria dengan atau tanpa edema.

World Health Organization memperkirakan bahwa ada 500.000

kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99 % diantaranya

terjadi di negara berkembang. Dari angka tersebut diperkirakan bahwa hampir

1 orang ibu setiap menit meninggal akibat kehamilan dan persalinan.

Di negara maju terdapat penurunan insiden preeklampsia secara

bermakna akan tetapi relative konstan pada 15-30 tahun terakhir . Tingginya

angka kematian ini disebabkan karena kurang sempurnanya pengawasan ante

1
natal. Preeklampsia merupakan penyakit yang angka kejadiannya di setiap

negara berbeda-beda. Angka kejadian lebih banyak terjadi di negara

berkembang dibanding pada negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena di

negara maju perawatan perinatalnya lebih baik.

Penyakit hipertensi dalam kehamilan (HDK) termasuk preeklampsia

sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan obstetri di

Indonesia. Angka morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal akibat

penyakit ini masih tinggi. Penyebab terjadinya gangguan preeklampsia belum

diketahui dengan pasti. Sering diduga preeklampsia terjadi karena sistem

kekebalan tubuh yang bermasalah dan akibat terjepitnya pembuluh darah

sehingga aliran pembuluh darah pada plasenta menjadi terganggu.

Preeklampsia masih sering terdengar di masyarakat yang masih banyak

ibu hamil yang tidak mengetahui tentang bahaya kejadian preeklampsia.

Dengan demikian diharapkan kepada semua ibu hamil agar secara rutin untuk

memeriksakan kehamilannya ANC di setiap sarana kesehatan misalnya di

tempat praktek dokter kandungan, klinik bidan, Puskesmas dan Rumah Sakit.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membahas lebih

lanjut dengan judul Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan

Preeklampsia ringan di Rumah Sakit Umum Daerah Sawerigading Palopo.

2
B.   Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup pembahasan adalah “Pendokumentasian

Asuhan Kebidanan dengan Preeklampsia ringan Kehamilan 35 minggu 6 hari di

Rumah Sakit Umum Sawerigading Palopo yang dilaksanakan pada tanggal 09

januari 2014 sesuai dengan wewenang bidan.

C.   Tujuan Penulisan

1.  Tujuan Umum

Dapat melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny.”N”

dengan preeklampsia ringan kehamilan 35 minggu 6 hari di Rumah Sakit

Umum Daerah Sawerigading Palopo dengan menggunakan

pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.

2.  Tujuan Khusus

Dapat mendokumentasikan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. “N“

dengan preeklampsia Berat kehamilan 35 minggu 6 hari di RSUD

Sawerigading Palopo.

D.   Manfaat Penulisan

1.  Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan

pelaksanaan program , di Rumah Sakit Umum Sawerigading Palopo, serta

sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan  pendidikan DIV Bidan

Pendidik di Stikes Mega Buana Palopo.

3
2.  Manfaat Ilmiah

Sebagai bahan masukan atau informasi bagi tenaga bidan, maupun tenaga

kesehatan lainnya di Rumah Sakit Umum Sawerigading Palopo dalam

menangani kasus khususnya yang berkaitan dengan preeklampsia Berat.

3.  Manfaat Institusi

Sebagai acuan yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan

institusi dan penulisan selanjutnya.

4.  Manfaat bagi Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan

pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan manajemen asuhan

kebidanan, khususnya pada kasus preeklampsia berat.

E. Metode Penulisan

Dalam penyusunan ini berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan

dengan praktek dan pengalaman penulis memerlukan data yang objektif dan

relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa dalam pemecahan

masalah. Untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1.  Studi Kepustakaan

Penulis mempelajari berbagai literatur seperti  buku, hand out,

mengambil data-data dari internet, ataupun mempelajari kembali materi

kuliah yang berkaitan dengan preeklampsia Berat.

4
2.  Studi Kasus

Penulis melaksanakan studi kasus pada Ny, “N“ dengan pendekatan

pendokumentasian asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a.  Anamnesis / Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab pada Ny. “N“ dan suami maupun

keluarganya serta bidan dan dokter yang berada di ruang kebidanan yang

berhubungan dengan masalah klien untuk mendapatkan data yang

diperlukan untuk memberi asuhan kebidanan pada klien tersebut.

b.  Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien meliputi

pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi serta pemeriksaan

diagnostik lainnya sesuai dengan kebutuhan dan indikasi.

c.  Pengkajian psikososial

Pengkajian psikososial meliputi emosional, respon terhadap kondisi yang

dialami. Serta pola interaksi terhadap keluarga, petugas kesehatan,

lingkungannya/kehidupan bertetangga, dan keykinan/kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta persiapan biaya untuk persalinan.

3.  Studi Dokumentasi

Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan dengan

keadaan klien yang bersumber dari catata dokter, bidan, perawat, petugas

laboratorium maupun hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat

memberi konstribusi dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5
4.  Diskusi

Mengadakan tanya jawab dengan dokter dan bidan yang menangani

langsung pasien tersebut serta mengadakan diskusi dengan dosen

pembimbing karya tulis ilmiah ini.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

a. Kehamilan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. ( Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006 . Hal. 89)

b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai

persalinan aterm sekitar 280 hari (40 minggu) Kehamilan dibagi

menjadi 3 triwulan : triwulan pertama 0-12 minggu, triwulan kedua

16 – 24 minggu, triwulan ketiga 28- 40 minggu ( Ilmu Kebidanan ,

Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, 1998.Hal.125)

2. Diagnosa Kehamilan

Diagnosa kehamilan didasarkan atas gejala dan tanda tanda

tertentu yang diperoleh melalui anamneses, pemeriksaan fisik dan

laboratorium.

7
Gejala dan tanda tanda kehamilan digolongkan menjadi 3 kelompok :

a. Tanda Presumtif ( dugaan hamil)

1. Berhentinya menstruasi ( amenore )

2. Mual dengan atau tanpa muntah

3. Perubahan pada payudara

4. Gangguan kencing

5. Perubahan warna mukosa vagina

6. Letih

7. Perasaan pergerakan janin

8. Meningkatnya pigmen kulit

b. Tanda tidak pasti hamil ( tanda mungkin hamil)

1. Pembesan abdomen

2. Perubahan bentuk, ukuran dan konsistensi uterus

3. Perubahan serviks

4. Kontraksi Braxton Hicks

5. Ballotemen

6. Gambaran bentuk janin

7. Uji endokrin ( HCG)

c. Tanda pasti hamil ( positif hamil )

d. Pergerakan janin dapat dirasakan dan bagian-bagian janinn dapat

diraba

1. Denyut jantung janin :

a. Dapat didengar dengan leannec

8
b. Dicatat dan didengar dengan Doppler

c. Dapat dilihat pada ultrasonografi (USG)

2. Terlihat tulang – tulang janin dalam foto rongen

( Obstetri williams, 1995)

3. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil

Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil

berhubungan dengan beberapa sistem yang disebabkan oleh efek khusus

dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam rangka persiapan

perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin,

perkembangan payudara untuk pembentukan/produksi air susu selama

masa nifas.

a.  Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh

estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini

pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus. Pada

bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat,

agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan pada

akhir kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur. ( Ilmu

Kebidanan, 2006, hal. 89)

Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :

1) Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum teraba

2) Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek

fundus uteri berada di belakang simfisis.

9
3) Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus

uteri 1-2 jari di atas simfisis pubis.

4) Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan simfisis

dengan pusat.

5) Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.

6) Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.

7) Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.

8) Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus dan prosessus

xypoideus.

9) Kehamilan 36-38  minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah

prosessus xypoideus.

10) Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di

bawah prosessus xypoideus. ( Ilmu Kebidanan, 2006 )

b. Vagina

Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen sehingga

tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda

Chadwick. ( Ilmu Kebidanan. 2006. Hal. 95)

c.  Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai

terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Namun akan

mengecil setelah plasenta terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan hormon

estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh

plasenta. ( Ilmu Kebidanan. 2006. Hal .95)

10
d. Payudara

Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang akibat hormon

somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum

mengeluarkan air susu. Areola mammapun tampak lebih hitam karena

hiperpigmentasi. ( Ilmu Kebidanan. 2006. Hal. 95)

e.  Sistem Sirkulasi

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke

plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang

membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara

fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume

darah akan bertambah kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu,

diikuti dengan cardiac output yang meninggi kira-kira 30%. ( Ilmu Kebidanan.

2006. Hal. 96).

f.  Sistem Respirasi

Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh rasa sesak

nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus

tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma

kurang leluasa bergerak. ( Ilmu Kebidanan. 2006. Hal. 96)

g. Traktus Digestivus

Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) karena hormon

estrogen yang meningkat. Tonus otot traktus digestivus juga menurun. Pada

bulan-bulan pertama kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi

hari yang dikenal sebagai moorning sickness dan bila terlampau sering dan

11
banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum. ( Ilmu Kebidanan. 2006.

Hal. 97)

h. Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus

yang membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini akan hilang dengan

makin tuanya kehamilan, namun akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena

bagian terendah janin mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul. ( Ilmu

Kebidanan. 2006. Hal. 97)

i.  Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena

pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang dikeluarkan

oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada

dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Namun Pada kulit

perut dijumpai perubahan kulit menjadi kebiru-biruan yang disebut striae

livide. ( Ilmu Kebidanan . 2006. Hal. 97)

j.  Metabolisme dalam Kehamilan

Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga 15-20 %.

Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada kehamilan

trimester akhir. Protein yang diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk

perkembangan badan, alat kandungan, mammae, dan untuk janin, serta

disimpan pula untuk laktasi nanti. Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk

pembentukan tulang terutama pada trimester ketiga.

12
Dengan demikian makanan ibu hamil harus mengandung kalsium, paling tidak

1,5-2,5 gr perharinya sehingga dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang

tertahan untuk keperluan janin sehingga janin tidak akan mengganggu kalsium

ibu. Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak 800 mg untuk

pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan agar tidak terjadi

perdarahan pada waktu persalinan. ( Ilmu Kebidanan. 2006. Hal. 98)

k. Kenaikan Berat Badan

Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi ibu

terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan adalah 4 kg

dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4

kg/minggu dalam trimester akhir) jadi totalnya 12,5 kg.

B. Tinjauan Tentang Preeklampsia

1. Pengertian Preeklampsia

Berikut merupakan definisi preeklampsia berdasarkan  berbagai pendapat

para ahli :

a.  Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan. (Wiknjosastro, H, 2006.

Hal.282)

b. Preeklampsia adalah merupakan hipertensi yang diinduksi oleh

kehamilan.

c.  Preeklampsia adalah penyakit yang disebabkan oleh tekanan darah 

toksemia   tinggi yang terkait dengan kondisi diawal kehamilan.

13
d.  Preeklampsia adalah penyakit multisistem, yang bisa melibatkan otak,

hati, ginjal, dan plasenta. Komplikasi-komplikasi maternal mencakup

eklampsia, stroke, gagal hati dan gagal ginjal, dan koagulopati.

2.  Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Teori yang

dewasa ini banyak yang dikemukakan sebagai sebab preeklampsia adalah

iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak ada diterangkan semua hal

yang berkaitan dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor,

melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia. Diantara faktor-

faktor yang ditemukan sering kali sukar ditemukan mana yang sebab dan mana

yang akibat.   ( Ilmu Kebidanan, 2006. Hal. 283).

3.  Gambaran Klinik Preeklampsia

Biasanya tanda-tanda preeklampsia timbul dalam urutan pertambahan berat

badan yang berlebihan diikuti edema, hipertensi dan akhirnya proteinurine.

Pada preeklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subjektif, pada

preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, penglihatan

kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual dan muntah.

Gejala ini sering ditemukan pada preeklampsia yang meningkat dan merupakan

petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun meningkat lebih

tinggi, edema menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak. ( Ilmu

Kebidanan, 2006, Hal. 287-288)

14
4.  Faktor Predisposisi Terjadinya Preeklampsia ( Ilmu Kebidanan. 2006.

Hal. 287)

a. Molahidatidosa

Molahidatidosa diduga merupakan degenerasi trofoblas berlebihan yang

berperan sehingga menyebabkan preeklampsia. Pada kasus mola, hipertensi

dan proteinuria terjadi lebih dini/pada usia kehamilan muda, sehingga

hipertensi bisa berkelanjutan sampai triwulan 3 pada kehamilan.

b. Diabetes mellitus

Diabetes mellitus yang dianggap merupakan predisposisi  pada

preeklampsia ringan, yang angka kejadiannya kemungkinan

patofisiologinya bukan karena preeklampsia murni, melainkan disertai

kelainan ginjal/vaskular primer akibat diabetesnya. Dimana pada penyakit

diabetes mellitus yang ditemukan adalah kelainan anatomik dan metabolik

pada prediabetik dan timbul bila ada tekanan (stres) sperti adanya

kehamilan.

c.  Kehamilan Ganda

Pada kehamilan ganda frekuensi preeklamsia lebih sering karena uterus

yang membesar ibu mengeluh sesak nafas, sering miksi, serta terdapat

edema dan varises pada tungkai dan vulva, serta proteinuria dan hipertensi

gravidarum lebih tinggi pada kehamilan kembar.

15
d.  Obesitas

Timbulnya edema didahului oleh pertambahan berat badan yang

berlebihan/obesitas. Dimana edema itu terjadi karena adanya penumpukan

cairan secara umum dan berlebihan di jaringan tubuh. Edema dapat

menyebabkan kenaikan berat badan tubuh. Pertambahan berat 0,5 kg pada

seseorang yang hamil dianggap normal. Edema sudah pasti obesitas, namun

obesitas belum pasti edema. Meskipun keduanya punya ciri-ciri yang sama,

yaitu pertambahan berat badan namun pada obesitas tidak terjadi penimbunan

air yang berlebihan pada ruangan interstitial.

e.  Umur diatas 35 tahun

Umur di atas 35 tahun merupakan faktor predisposisi preeklampsia, karena

pada wanita hamil yang berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi

laten.

5.  Klasifikasi Preeklampsia

a.  Preeklampsia ringan ditandai dengan :

1)  TD sebesar 140/90 mmHg atau +30/+15 di atas nilai dasar, pada dua

kesempatan terpisah sedkitnya 6 jam.

2)  Penyebaran edema di muka, tangan, kaki, dan pergelangan kaki, yang

biasanya berhubungan dengan pertambahan berat badan lebih dari 0,5

kg/minggu.

3)  Proteinuria dari 1+ sampai 2+ pada dipstick (kurang dari 5 g dalam 24

jam). (Ladewig, Patricia W. 2006. Hal.46)

b.  Preeklampsia berat ditandai dengan :

16
1)  Tekanan Darah (TD) sebesar 160/110 mmHg pada dua kesempatan terpisah

sedikitnya 6 jam, yang didapat saat ibu dalam keadaan berbaring.

2)  Proteinuria >5 g dalam 24 jam (3+ sampai 4+ pada dipstick).

3)  Oliguria (haluaran urine <400 ml/24 jam).

4)  Kepala pusing

5)  Penglihatan kabur, skotomata (bayangan pada mata), dan edema selaput

mata pada funduskopi (retina terlihat basah dan berkilau).

6)  Edema paru-paru

7)  Refleks berlebihan

8)  Lekas marah

9)  Nyeri epigastrik

6.  Patofisiologi Preeklampsia

Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai retensi garam dan

air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada

beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat

dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteri darah dalam tubuh

mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk

mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi.

Sedangkan kenaikan berat badan dan edema disebabkan oleh penimbunan air

yang berlebihan dalam ruangan interstitial. Proteinuria dapat disebabkan oleh

spasme arteriola sehingga aliran darah  ke ginjal dan fungsi glomerulus

menurun.

17
7. Uji Kemungkinan Preeklampsia

a. Uji diagnostik dasar

1)  Pemeriksaan tekanan darah.

2)  Analisis protein dalam urine.

3)  Pemeriksaan edema atau kenaikan berat badan

4)  Pengukuran tinggi fundus uteri.

5)  Pemeriksaan funduskopik.

b.  Penilaian kondisi janin dalam rahim

1)  Pemantaun pertumbuhan janin.

a)  Pemantauan pertumbuhan tinggi fundus uteri.

b)  Pemeriksaan ultrasonografi.

2)  Penilaian ancaman gawat janin.

a)  Pemantauan grakan janin.

b)  Denyut jantung janin.

c)  Pemantauan air ketuban.

8. Penanganan Preeklampsia

a. Jika kehamilan kurang dari 37 minggu, dan tidak ada tanda- tanda

perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :

a)  Pantau tekanan darah, proteinurin, refleks, dan kondisi janin.

b)  Lebih banyak istirahat.

c)  Diet biasa (tidak perlu diet garam).

d)  Tidak perlu diberi obat-obatan.

18
e)  Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit dengan :

1) Diet biasa.

2) Pantau tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari.

3) Tidak perlu obat-obatan.

4) Jika tekanan darah diastolik turun sampai normal pasien dapat

dipulangkan dengan : Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-

tanda preeklampsia berat.

a) Kontrol 2 kali seminggu.

b) Jika tekanan diastolik naik lagi, rawat kembali.

f)   Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap rawat.

g)  Jika terdapat tanda-tanda perbaikan tetap rawat

h)  Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat.

9. Pencegahan

Pemeriksaan  antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan

tanda-tanda dini preeklampsia, dan dalam hal itu terus dilakukan penanganan

semestinya, kita perlu lebih waspada akan timbulnya preeklampsia dengan

adanya faktor-faktor predisposisi sperti yang telah diuraikan diatas.

Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam

pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun

pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan

berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidat, garam dan

penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.

19
Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita

tanpa memberikan diuretika dan obat anthipertensi, memang merupakan

kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik. ( Ilmu

Kebidanan ,2006. Hal.290).

D.   Tinjauan Tentang Antenatal Care

1.  Pengertian Antenatal Care

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

memeriksakan keadaan ibu dan janinnya secra berkala yang diikuti dengan

antenatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan

ditemukannya berbagai kelainan dan persiapan dalam pertolongan

persalinan ( Obstetri Williams.1998.Hak 129)

2.  Manfaat Pelayanan Antenatal Care

Adanya pelayanan antenatal dapat diketahui perubahan-perubahan fisik

yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, dapat

mendeteksi dan menatalaksanakan setiap kondisi yang tidak normal.

3.  Tujuan Antenatal Care

a.  Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b.  Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

ibu dan bayi.

20
c.   Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan

d.  Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e.  Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi

ekslusif.

f.    Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

( Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2006.

Hal. 90)

E.  Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

1.  Data Subjektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup

nama, umur, tempat tinggal, status perkawinan, pendidikan serta keluhan-

keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari

keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

2.  Data Objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi,

palpasi, auskultasi, perkusi serta pemeriksaan penunjang, seperti

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radio diagnostik.

21
3.  Analisis / Diagnosa

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang

mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut.

Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam

upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien / klien.

4.  Penatalaksanaan / Perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh

bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien.

22
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL

PADA NY.“N” KEHAMILA DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN

DI RSUD SAWERIGADING PALOPO

TANGGAL 09 JANUARI 2014

No. Register : XXXX

Tanggal Kunjungan : 09 Januari 2014 Jam 10.00 wita

Tanggal Pengkajian : 09 Januari 2014 Jam 10.00 wita

A. SUBJEKTIF

1. Identitas Ibu / Suami

a. Nama : Ny. “N” / Tn. “J”

b. Umur : 37 tahun / 38 tahun

c. Nikah : 1 kali / 8 tahun

d. Suku : Bugis / Bugis

e. Agama : Islam / Islam

f. Pendidikan : SMU / SMU

g. Pekerjaan : IRT / Wiraswata

h. Alamat : Peta’

23
1. Hari pertama haid terakhir tanggal 08 Mei 2013

2. Ini kehamilan ketiga, melahirkan satu kali dan pernah keguguran satu kali

3. Umur kehamilannya sekarang 35 minggu 6 hari.

4. Pergerakan janin pertama kali dirasakan pada bulan Agustus

5. Pergerakan janin kuat terutama pada perut sebelah kiri

6. Pernah Imunisasi TT selama hamil sebanyak 2 kali

7. Periksa kehamilan sudah 3 kali

8. Nyeri kepala hilang timbuldirasakan mulaiumur kehamilan masuk 35

mnggu

9. Bengkak pada kaki sejak masuk kehamilan 7 bulan

10. Istirahat malam hari susah tidur

11. Khawatir dengan kehamilannya sekarang

12. Sebelum hamil TD: 110/70 mmHg

13. Tidak ada riwayat hipertensi, jantung, DM, paru-paru, sesak sebelum

hamil

B. OBJEKTIF

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. Tinggi Badan : 165 cm

4. BB sebelum hamil : 50 kg, BB sekarang : 65 kg

5. Lila : 26 cm

6. Tanda- tanda vital (TTV)

24
a) Tekanan Darah : 140/90 mmHg

b) Nadi : 80 x/m

c) Suhu : 36,50 C

d) Pernapasan : 23 x/m

7. Kulit kepala bersih, rambut tidak mudah tercabut, tidak ada nyeri tekan

8. Tidak ada oedema pada wajah

9. Konjungtiva merah muda, sclera putih

10. Gigi lengkap tidak ada yang tanggal, caries gigi ada

11. Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan

kelenjar jugularis

12. Payudara simetris kiri kanan, putting susu terbentuk, tampak

hiperpigmentasi pada areola mammae, tidak teraba massa, colostruma

adajika areola di pencet.

13. Pada abdomen tampak striae albicans, linea nigra, tonus otot perut kendor,

dan tidak ada bekas luka oprasi

14. Pemeriksaan Leopold

a. Leopold I : 30 cm

b. Leopold II : Punggung Kiri

c. Leopold III : Kepala

d. Leopold IV : BAP ( divergen )

Lingkar perut 90 cm

TBJ : 30 X 90 = 2700 gram

Tidak ada nyeri tekan pada saat palpasi Leopold

25
15. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi yaitu sisi sebelah kiri

dengan frekuensi 140 x/m.

16. Tidak ada varises pada kedua tungkai

Edema (+/+) pada kedua tungkai

Refleks patella (+/+) kiri dan kanan

17. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 18 Desember 2013

a. Hb : 11 g/%

b. Albumin : Positif (+1)

c. Reduksi : Negatif ( - )

C. Analisis

1. GIII PI AI, Umur kehamilan 35 minggu , puki, kepala, BAP ( divergen ),

intrauterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik.

2. Potensial terjadi preeklamsia berat

D. Penatalaksanaan

Tanggal 09 Januari 2014 jam 10. 00 wita

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan sementara kepada ibu bahwa dari hasil

pemeriksaan ibu mengalami keadaan preeklamsia ringan

2. Memberikan HE pada ibu tentang :

a. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup tidur siang minimal 2 jam tidur

malam minimal 8 jam

b. Menganjurkan ibu untuk diet seimbang makan makanan yang tinggi

protein, rendah lemak dan garam misalnya ikan, tahu, tempe, sayur-

26
sayuran, kurangi makan makanan yang bergaram dan banyak minum air

putih.

c. Hygiene, menjaga kebersihan diri misalnya menganti pakaian dalam

setiap kali lembab.

3. Menganjurkan ibu untuk merasakan gerakan janinnya bila dirasakan

gerakan janin berkurang segera masuk ke rumah sakit. Caranya setiap

dihitung hingga 10 kali gerakan dengan sekurang-kurangnya 10 gerakan

dalam 10 jam

4. Mengajarkan ibu tanda-tanda atau gejala terjadi preeklampsia berat

misalnya sakit kepala hebat terus menerus, nyeri ulu hati, mual muntah,

penglihatan kabur dan gangguan kesadaran.

5. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti :

a. Sakit kepala menetap

b. Gangguan penglihatan

c. Edema pada wajah, tanggan dan kaki

d. Mual muntah berlebihan

e. Nyeri perut hebat

f. Penurunan gerakan janin

g. Perdarahan jalan lahir

h. Keluar air dari jalan lahir sebelum waktunya

i. Deman

j. Kejang

27
6. Menganjurkan ibu untuk melahirkan disarana kesehatan, serta

mendiskusikan persiapan persalinan dan kelahiran bayinya.

7. Kolaborasi dengan dokter ahli kandungan dalam pemberian obat minum

8. Menganjurkan ibu untuk rutin control ( ANC ) secara teratur dan datang

kembali 1 minggu kemudian tanggal 13 januari 2014, apabila dirasakan

kelainan sebelum jadwal kunjungan segera memeriksakan diri ke sarana

kesehatan terdekat.

28
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan studi kasus

dengan pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada Ny “N” kehamilan 35

minggu dengan pre-eklampsia ringan di Rumah Sakit Umum Daerah

Sawerigading Palopo tahun 2014. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan

alasan nyata dengan pendekatan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.

A. Data subjectif

Identifikasi data dasar merupakan langkah awal dari manajemen

kebidanan, langkah yang merupakan kemampuan intelektual dalam

mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan pengelolahan.

Pada tahap identifikasi data dasar, tidak ditemenemukan hambatan yang

berarti, karena pada saat pengumpulan data, pada Ny”N“ maupun keluarganya

serta bidan dan dokter yang ada diruangan dapat memberikan informasi secara

terbuka sehingga memudahkan penulis untuk memperoleh data-data yang

diinginkan sesuai dengan permasalahan yang akan di angkat pada Ny “N” yang

mengatakan pusing yang hilang timbul. Data yang di ambil dilakukan secara

terfokus pada masalah yang dialami Ny “N“.

29
B. Data Objectif

Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa pre-eklampsia ringan merupakan

hipertensi yang disertai proteinuria, edema yang terjadi akibat kehamilan

setelah minggu ke-20, dimana gejala yang paling penting adalah hipertensi dan

proteinuria. Pada Ny. “N“ pada saat pengkajian didapatkan data antara lain :

Kehamilan 35 minggu 6 hari, dengan keluhan nyeri kepala, dan pada

pemeriksaan ditemukan tekanan darah 140/90 mmH, edema pada tungkai

bawah (+/+), sedangkan pada pemeriksaan laboratorium urine : albumin (+),

dalam hal ini menandakan bahwa ibu tersebut mengalami “Pre-eklampsia

Ringan”.

Dengan demikian apa yang dijelaskan dalam tinjauan pustaka dengan studi

kasus Ny. “N” tidak ada kesengjangan antara teori dengan kasus.

C. Analisis

Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang diputuskan

berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam

menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan professional sebagai

data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan

harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.

Dalam tinjauan asuhan kebidanan setelah pengumpulan data, maka

dikembangkan kedalam identifikasi data yang spesifik mengenai masalah atau

diagnosa. Masalah aktual merupakan masalah yang nampak nyata yang dapat

diambil melalui data subjektif dan data objektif. Pada tinjauan pustaka

dikatakan bahwa diagnosis pre-eklampsia ditegakkan berdasarkan adanya

30
tanda-tanda utama yaitu hipertensi, proteinuria dan oedema sedangkan pada

kasus Ny “ N“ diperoleh diagnose / masalah aktual yang didapatkan yaitu GIII

PI AI, hamil 35 minggu 6 hari, punggung kanan, presentasi kepala, divergen,

intra uteri, tunggal, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu pre-eklampsia

ringan ditandai dengan hipertensi, proteinuria (+) dan oedema pada tungkai

bawah (+/+), dan kecemasan.

Dengan demikian diagnose / masalah actual yang telah diidentifikasi pada

Ny. “N“ dengan kasus pre-eklampsia ringan tidak ada kesengjanggan antara

tinjauan pustaka dengan kasus.

lebih berbahaya sehingga mengancam kehidupan Ny.“N“dari tinjauan

pustaka pre-eklampsia ringan yang tidak ditangani segera akan berlanjut

menjadi pre-eklampsia berat.

D. Penatalaksanaan

Menentukan intervensi yang harus langsung segera dilakukan oleh bidan

atau dokter. Hal ini terjadi pada penderita kegawat darurat kolaborasi dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan lebih ahli sesuai keadaan klien.

Dalam kasus ini dilakukan kolaborasi oleh karena ada diagnosa atau

masalah yang memerlukan penanganan lebih lanjut dari dokter ahli

kandungan, jadi tidak ada kesengjanggan antara teori dengan kasus.

Pada rencana manajemen asuhan kebidanan perencanaan adalah proses

penyusunan suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang

didapatkan dan antisipasi diagnosa dan masalah potensial yang akan mungkin

31
terjadi. Perencanaan tindakan harus berdasarkan masalah yang telah

ditemukan.

Pada tinjauan pustaka, perencanaan tindakan pada ibu hamil dengan pre-

eklampsia ringan adalah dengan kehamilan kurang dari 37 minggu jika belum

ada perbaikan lakukan penilaian satu kali seminggu secara rawat jalan, pantau

tekanan darah, urine, refleks patella dan kondisi janin, konseling pasien dan

keluarganya tentang tanda-tanda bahaya pre-eklampsia dan eklampsia, diet

biasa tidak perlu rendah garam, tidak perlu diberi obat-obatan penurun tekanan

darah dan istirahat.

Sedangkan rencana asuhan yang dilakukan di lahan praktek menunjukkan

adanya persamaan yaitu dilakukan pemeriksaan satu kali seminggu untuk

memantau tekanan darah, urine, kenaikan berat badan, oedema dan kondisi

janin, sampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu, support ibu dalam menjalani

kehamilannya dan menghadapi persalinannya, berikan pendidikan kesehatan

kepada ibu tentang istirahat yang cukup, diet seimbang dalam kehamilan yaitu

tinggi protein, rendah lemak, cairan dan garam tidak perlu dikurangi, ajarkan

ibu menghitung pergerakan janinnya untuk memantau kesejahteraan janinnya,

ajarkan pada ibu untuk memantau tanda-tanda untuk terjadi pre-eklampsia

berat, diskusikan masalah tentang bahaya kehamilan.

32
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Preeklamsia ringan dalam kehamilan merupakan salah satu komplikasi

selama hamil yang harus diwaspadai, apabila dalam hasil pemeriksaan

didapatkan salah satu gejala seperti tekanan darah 140 / 90 mmHg, oedema

disertai proteinuria positif 1, jadi bila dalam pemeriksaan ditemukan salah

satu gejala bisa dikolaborasi dengan dokter ahli kandungan supaya bisa

mendapat penanganan lebih lanjat untuk mencegah berlanjut menjadi

preeklamsia berat.

2. Ibu hamil yang rutin memeriksakan kehamilan bisa mengetahui kondisi

janin dan dirinya sendiri apabila terjadi komplikasi bisa diatasi sedini

mungkin.

B. SARAN

1. Sebagai bidan memberikan pelayanan terhadap klien sebaiknya selalu

menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan kebidanan yang

dituangkan dalam bentuk pendokumentasian SOAP serta senantiasa

meningkatkan ilmu pengetahuannya sesuai dengan perkembangan IPTEK.

2. Semua ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilan minimal 4

kali selama masa kehamilan segera setelah terlambat haid.

33
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, Mc Donald, Gant, 2006. Obstetri Williams. Edisi 18. EGC. Jakarta.

Manuaba, I.B.G., 2006, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan,

Jakarta.

Mochtar, R., 2005, Sinopsis Obstetri, Jilid I & jilid II, EGC, Jakarta.

Salmah, Hajja, 2006, Asuhan Kebidanan Antenatal, Cetakan I, EGC, Jakarta

Saefuddin, AB. 2006. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Edisi I. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Varney, Helen, 2007, Varney’s Midwifery Text Book, Third Editing, Jones and

Barket.

Wiknjosastro, H., 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

34

Anda mungkin juga menyukai