Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

TOPONIMI
SUNGAI SERAYU

Disusun Oleh:
Maulida Annisa Uzzulfa (03311840000016)

Dosen:
Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA, DESS

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
A. Sejarah Penamaan
Terdapat beberapa sumber dari asal usul penamaan sungai,
 Nama ‘Serayu’ diambil dari nama ‘Sungai Sarayu’ dalam wiracarita Ramayana. Sarayu
adalah sungai yang mengalir dekat Ayodya, kota tempat kelahiran Raden Rama
Regawa.
 Salah satu Pandawa, Bima yang mendapatkan petunjuk dari gurunya untuk berangkat
ke laut selatan untuk mendapatkan tirta perwitasari. Sewaktu melangkah menuju laut
selatan itu, langkah Bima meninggalkan jejak-jejak berlubang yang kemudian menjadi
sungai yang panjang, lebar, serta dalam. Sungai itulah yang kemudian dikenal rakyat
menjadi Sungai Serayu.
 Saat Sunan Kalijaga bepergian lalu sampai pada tepian sungai yang lebar serta dalam,
beliau menyaksikan kepala perempuan berwajah manis yang muncul tiba-tiba pada
tengah permukaan sungai. Dari insiden tersebut, Sunan Kalijaga kemudian menamakan
sungai itu menjadi Sungai Serayu. Serayu berasal dari dua kata bahasa Jawa, yakni sira
(Enda) atau sirah (kepala) serta ayu (manis). Dengan demikian nama Serayu memiliki
makna Enda yang berparas manis atau kepala dengan wajah yang manis.

B. Geografis
 Sungai Serayu melintasi 5 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang melalui Kabupaten
Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap.
 Luasnya 4.375 km² dengan panjang 180 km dan memiliki 11 anak sungai.
 Sungai berasal dari lereng barat laut Gunung Prahu dan mengalir keluar ke Samudera
Hindia.
 Sungai Serayu mempunyai debit di daerah hulu sebesar 656 m³/s (di Stasiun
Banjarnegara), dan di daerah hilir sebesar 2.866 m³/s (Stasiun Banyumas).
 Debit tahunan rerata mencapai 402 m³/detik.

C. Geologi
Kondisi geologi yang dijumpai pada jalur Pegunungan Serayu Utara dan bagian utara
dari aliran Sungai Serayu yang mengalir dari Timur ke arah Barat terdiri dari breksi,
batulempung, napal, batupasir, konglomerat, dan tufa. Breksi terdiri dari breksi gunung
api yang bersusunan andesit dan batupasir tufaan yang sebagian mengandung sisa
tumbuhan. Bagian bawah satuan ini terdiri dari perselingan tak teratur dari breksi aneka
bahan, batulempung dan konglomerat. Tebal satuan ini diperkirakan sekitar 150 meter.
Berdasarkan geologi tektonik DAS Serayu terletak diantara jalur pegunungan Serayu
Utara dan Serayu Selatan, yang mana terdapat sekitar empat buah patahan naik dan
beberapa patahan normal, diperkirakan telah terjadi kegiatan tektonik, sehingga banyak
dijumpai kemiringan lapisan batuan hingga 70°.
Berikut merupakan persebaran batuan atau kandungan pada DAS Serayu,

D. Topografi
Dataran terdapat pada bagian selatan. Disekitar bantaran aliran Sungai Serayu, yang
tediri dari endapan aluvial dan undak sungai, umumnya merupakan lahan persawahan dan
tempat pemukiman penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 100 sampai 500
meter dari permukaan laut. Lalu ada perbukitan gelombang sedang yang terdapat di bagian
tengah yang menyebar memanjang hampir berarah Timur-Barat. Terdiri dari endapan
batuan sedimen dan sebagian endapan batuan gunung api, umumnya berupa lahan
perkebunan dan sedikit persawahan serta pemukiman penduduk. Mempunyai rata-rata
ketinggian sekitar 500 sampai 1000 meter dari permukaan laut. Kemudian perbukitan terjal
terdapat pada bagian utara dan tengah yang menyebar tidak merata. Umumnya berupa
hutan (hutan industri, hutan lindung dan hutan konservasi), tidak ditempati penduduk,
mempunai rata-rata ketinggian diatas 1000 meter dari permukaan laut.

E. Klimatologi
Iklim monsun tropis dominan atas daerah aliran sungai. Curah hujan rerata tahunan di
DAS Serayu adalah sebesar 3.577 mm/tahun. Potensi sumberdaya air hujannya adalah
sebesar 13.481,00 x 106 m³/tahun. Temperatur air sungai siang hari antara 28,5–29,5°C.
Temperatur udara 30,9–33°C. Kisaran pH air 6-7.

F. Flora dan Fauna


Ikan yang tertangkap di Sungai Serayu tergolong dalam dua Familia yaitu Bagridae dan
Clariidae. Anggota Familia Bagridae yang tertangkap sebanyak 21 individu yang terdiri
atas tiga spesies, yaitu Mystus nigriceps sebanyak 16 individu,
Hemibagrus nemurus sebanyak 3 individu Mystus gulio sebanyak 2 individu. Anggota
Familia Clariidae yang tertangkap hanya satu spesies dan sebanyak dua individu, yaitu
Clarias Gariepinus.

G. Penduduk
Penduduk lembah Sungai Serayu adalah 3,5 juta pada tahun 1995.

H. Permasalahan
 Tingkat erosi yang cukup tinggi, umumnya disebabkan oleh eksploitasi lahan.
Disebabkan oleh pengolahan lahan untuk pertanian sayuran yang sangat intensif.
Daerah-daerah perbukitan bagian atas yang seharusnya digunakan sebagai kawasan
konservasi telah diubah peruntukannya untuk budidaya tanaman sayuran.
 Sumberdaya air yang keterdapatannya tidak merata.
 Limbah pertanian dan industri yang dialirkan ke sungai.
 Banjir disebabkan oleh perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali sehingga
mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air.
 Adanya aktivitas penambangan pasir di sepanjang sungai.

I. Potensi
Wilayah DAS Sungai Serayu, dapat digunakan untuk pertanian (kentang, salak, teh),
industri (keramik), pariwisata (obyek wisata Dataran Tingi Dieng), tanaman pangan (padi,
palawija, jagung dan ketela pohon), buah (durian), perkebunan (kelapa, kayu albasia,
rempah-rempahan), perikanan (ikan gurami dan lele), peternakan (sapi dan kambing).

J. Rekomendasi dan Kesimpulan


 Sungai Serayu merupakan salah satu sungai terbesar di Pulau Jawa terletak di bagian
tengah pulau.
 DAS Serayu terdiri dari dataran, pegunungan, hingga gunung.
 Meningkatkan kapasitas alur Sungai Serayu agar tidak terjadi luapan banjir.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat misalnya dengan sosialisasi permasalahan
lingkungan, mengadakan penghijauan, dll.
 Pemantauan rutin oleh pemerintah terhadap kondisi sungai agar kualitasnya terjaga.
 Adanya pengelolaan limbah agar tidak meracuni biota di dalamnya dan warga sekitar
sungai secara langsung.
Sumber:
Munir, Ahmad. 2009. KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SERAYU
PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN KONDISI FISIK, SOSIAL SERTA
EKONOMI. Depok: UI.
Purnama, Setyawan. 2010. POTENSI SUMBERDAYA AIR DAS SERAYU. Yogyakarta:
UGM.
D Bhagawati dkk. 2013. FAUNA IKAN SILURIFORMES DARI SUNGAI SERAYU,
BANJARAN, DAN TAJUM DI KABUPATEN BANYUMAS. Purwokerto: UNSOED.
Bagus, Ika Priyambada dkk. 2008. ANALISA PENGARUH PERBEDAAN FUNGSI TATA
GUNA LAHAN TERHADAP BEBAN CEMARAN BOD SUNGAI (STUDI KASUS:
SUNGAI SERAYU - JAWA TENGAH). Semarang: UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai