DisusunOleh :
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Mobilitas Sosial dan
Penduduk” sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban tugas mata kuliah Sosiologi Ekonomi. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Suryadi
Marthadinata selaku dosen mata kuliah Sosiologi Ekonomi.Dengan segala kerendahan hati
penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah yang penulis susun ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan atau kritikan dari pembaca, agar penulis dapat
memperbaiki serta meningkatkan kualitas pada makalah-makalah yang akan penulis susun di lain
kesempatan. Demikian kata pengantar yang dapat penulis tuliskan, semoga makalah ini
bermanfaat bagi semuanya.
AHMAD ABIDIN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.......................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2
Tujuan........................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN I
2.1 Pengertian Mobilitas Sosial............................................................................................... 3
2.2 Konsep Mobilitas Sosial ................................................................................................... 4
2.3 Bentuk Mobilitas Sosial..................................................................................................... 5
2.4 Faktor Penentu Mobilitas Sosial....................................................................................... 6
2.5 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial .............................................................................. 7
2.6 Dampak Mobilitas Sosial................................................................................................... 8
Semua orang pasti menginginkan untuk dapat memperoleh status dan penghasilan yang
lebih tinggi dari pada apa yang pernah dicapai oleh orang tuanya. Semua orang pasti
menginginkan suatu kehidupan yang serba berkecukupan, bahkan kalau mungkin
berlebihan.Keinginan-keinginan itu adalah normal, karena pada dasarnya manusia
mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Seperti halnya kalau kita menanyakan tentang
cita-cita dari seorang anak, maka ia akan menjawab pada suatu status yang kebanyakan
mempunyai konotasi pada penghidupan yang baik. Hanya saja apakah keinginan-keinginan,
impian-impian dan cita-cita itu berhasil atau sama sekali gagal dalam proses perjalanan
seseorang itulah yang kita sebut “Mobilitas Sosial”.
PEMBAHASAN I
Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial.Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara
individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Beberapa
pengertian mobilitas sosial menurut para ahli :
a) Henry Clay Smith (1968) mengatakan mobilitas sosial adalah gerakan dalam struktur
sosial (gerakan antarindividu dengan kelompoknya).
c) Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1992) mengatakan mobilitas sosial adalah suatu
gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain.
d) David Jary dan Julia Jary (1991) mendefinisikan mobilitas sosial yakni: dapat dijelaskan
bahwa pergerakan individu, kadang-kadang kelompok antara posisi berbeda dalam
hierarki stratifikasi sosial pada masyarakat.
Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih
memungkinkan untuk berpindah strata.Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup
kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.Contohnya, masyarakat feodal atau pada
masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila
seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta
yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia
memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah
keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang
lebih tinggi.
Konsep mobilitas tersebut dalam prakteknya akan saling berkaitan satu sama lain, dan
sulit untuk menentukan mana sebagai akibat dan penyebabnya. Sebagai contoh untuk
terjadinya perubahan status sosial, seseorang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya
karena ketiadaan lapangan kerja, atau sebaliknya mobilitas sosial seringkali mengakibatkan
adanya mobilitas geografi yang disertai dengan segala kerugian yang menyakitkan, yakni
lenyapnya ikatan sosial yang sudah demikian lama terjalin. Demikian halnya mobilitas
geografis akan mempengaruhi terhadap mobilitas sosial yang dimbing maupun sinking,
bahkan sekaligus mempengaruhi mobilitas mental atau psikis dari individu maupun
masyarakat.
2.3 Bentuk Mobilitas Sosial
1. Berdasarkan Tipenya
A. Mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan individu atau objek dari suatu
kedudukan sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Jadi
pergerakannya bersifat vertikal; dari kedudukan sosial atas ke kedudukan sosial
bawah atau sebaliknya dari bawah ke atas. Mobilitas ini dibedakan menjadi dua
macam, yakni :
Dua bentuk contoh utama dalam mobilitas ini yaitu masuknya individu yang
mulanya memiliki kedudukan lebih rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
dan pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat
yang lebih tinggi dari kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut..
Mobilitas sosial horizontal adalah peralihan individu atau kelompok sosial dari suatu
kedudukan sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang sederajat.
B. Mobilitas Intragenerasi adalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu
generasi yang sama.
1. Faktor Struktural
Faktor Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi
serta kemudahan untuk memperolehnya.Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor
structural adalah sebagai berikut.
a) Struktur Pekerjaan
b) Perbedaan Fertilitas
c) Ekonomi Ganda
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan ,penampilan ,maupun keterampilan pribadi.Adapun yang termasuk dalam
cakupan faktor individu adalah sebagai berikut.Perbedaan Kemampuan
a) Perbedaan kemampan
c) Faktor Kemujuran
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimilik oleh orang tuanya.
1. Faktor Kemiskinan
1. Dampak Positif
B. Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kea rah yang lebih baik.
2. Dampak Negatif
A. Timbulnya konflik
a. Konflik antarkelas
c. Konflik antargenerasi
BAB
PEMBAHASAN II
Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada komposisi umur,
jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan watak ekonomi, tingkat
pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi
frekuensi.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: Pertama
orang yang tinggal di daerah tersebut. Dan kedua orang yang secara hukum berhak tinggal di
daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi,
penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami
atau menduduki tempat tertentu misalnya pohon bakau yang terdapat pada hutan bakau, atau
kera yang menempati hutan tertentu.Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-
benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat, misalnya kursi dalam suatu gedung sekolah.
Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang
mendiami dunia atau bagian-bagiannya (Ruslan H.Prawiro, 1981 : 3). Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan
dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk
pengukuran.Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu
mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
3.2 Dinamika Penduduk
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil
untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan.Tinggi
rendahnya kelahiran erat hubungannya dan tergantung Pada struktur umur, banyaknya
kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat
pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan.
Berdasarkan estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat, penduduk
dunia mencapai 6,5 milyar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006 pukul 07.16 ngan proyeksi
populasi, angka ini teWIB. Dari sekitar 6,5 milyar penduduk dunia, 4 milyar diantaranya
tinggal di Asia. Tujuh dari sepuluh negara berpenduduk terbanyak di dunia berada di Asia
(meski Rusia juga terletak di Eropa).Sejalan derus bertambah dengan kecepatan yang belum
ada dalam sejarah.Diperkirakan seperlima dari seluruh manusia yang pernah hidup pada
enam ribu tahun terakhir, hidup pada saat ini.
Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan mencapai 7
milyar jiwa. Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober 1999 sebagai
tanggal dimana penduduk dunia mencapai 6 milyar jiwa, sekitar 12 tahun setelah penduduk
dunia mencapai 5 milyar jiwa.
A. Kesimpulan
1. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok orang dari strata
sosial yang satu ke strata sosial yang lain.
2. Masyarakat yang berkelas sosial terbuka adalah masyarakat yang memiliki tingkat
mobilitas yang tinggi sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup adalah
masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang rendah.
3. Mobilitas sosial pasti akan terjadi pada seluruh masyarakat, namun seberapa cepat
perubahan tersebut itulah yang membedakan antara satu tempat dengan tempat yang
lainnya tergantung dari seberapa kuat faktor pendorong dan penghambatnya.
4. Masalah kependudukan yang berkibat buruk untuk lingkungan ialah kepadatan pendudu
Kepadatan penduduk mengakibatkan polusi lingkungan, kurangnya penyediaan air
bersih, kurangnya lahan, dan kurangnya kesediaan pangan.
B. Saran
Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran sosial, namun sebagai
manusia sosial seharusnya kita dapat mengerti dan menyadari mobilitas sosial atau gerakan
sosial ini tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena mobilitas sosial terjadi
tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status serta peran sosial diri dan menurut
prestasi kita masing-masing sebagai anggota masyarakat.
Banyak permasalahan kependudukan yang telah disebutkan, diantaranya tindak kejahatan,
kepadatan penduduk dan lainnya.Tinggal bagaimana masing – masing individu atau suatu
masyarakat menyelesaikan masalah dengan solusi yang baik.Dan hendaklah kita sebagai
warga masyarakat selalu aktif terlibat dalam menyelesaikan permasalahan kependudukan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyowati, Budi. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. ke-45 (Edisi Revisi). Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
http://presbaglogmandiri.blogspot.com/2016/08/makalah-mobilitas-sosial.html?m=1
http://id.wikipedia .com
http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-sosial.html
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/83/115/
http://www.hprory.com/transisi-demogr
Sulistyowati, Budi. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. ke-45 (Edisi Revisi). Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.