IPS
MOBILITAS SOSIAL
Disusun Oleh :
SITINUR ZAHRA
SMPN SATU ATAP 02 PULAU SABIRA DKI
JAKARTA KEPULAUAN SERIBU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah
Ilimu Pengetahuan Sosial yang berjudul “MOBILITAS SOSIAL” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah
kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin
Pisangsambo,September 2015
SITINUR ZAHRA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
C. Batasan Masalah............................................................................................................ 1
D. Tujuan............................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A. Pengertian Mobilitas Sosial........................................................................................... 2
B. Sifat Diluar Mobilitas Sosial......................................................................................... 2
C. Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial.................................................................................... 3
D. Konsekuensi Mobilats Sosial......................................................................................... 4
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial......................................................5
F.Saluran Mobilitas Sosial………………………………………………………………...6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Objek Ilmu sosial adalah masyarakat. Fenomena sosial yang disebut dengan istilah mobilitas kini
telah menjadi sasaran penelitian sosial yang semakin menarik.
Keinginan untuk mencapai status dan penghasilan yang lebih tinggi dari apa yang pernah
dicapai oleh orang tua seseorang, merupakan impian setiap orang. Keinginan-keinginan itu
adalah normal, karena pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas.
Pada masyarakat modern sering kita jumpai fenomena-fenomena keinginan untuk
pencapaian status sosial maupun penghasilan yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan
pendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial demi tercapainya kesejahterahan hidup.
Namun pada kenyataannya mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat tidak hanya bersifat
naik ke tingkat yang lebih tinggi, akan tetapi banyak mobilitas sosial turun tanpa direncanakan.
Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas dan menjabarkan tentang Mobilitas Sosial.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah mobilitas sosial dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah pengertian mobilitas sosial?
2. Apa sifat dasar mobilitas sosial?
3. Apa saja bentuk-bentuk dari mobilitas sosial?
4. Apa konsekuensi mobilitas sosial?
5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial?
6. Apa saluran mobilitas sosial?
7. Bagaimana dampak dari adanya mobilitas sosial?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah mobilitas sosial dalam makalah ini meliputi:
1. Pengertian mobilitas social
2. Sifat dasar mobilitas social
3. Bentuk-bentuk mobilitas social
4. Konsekuensi mobillitas social
5. Faktor -faktor yang mempengaruhi mobilitas social
6. Saluran mobilitas social
7. Dampak mobilitas sosial
D. Tujuan
Pemaparan makalah ini bertujuan:
1. Mengetahui pengertian mobilitas social
2. Mengetahui sifat dasar mobilitas social
3. Mengetahui bentuk-bentuk dari mobilitas social
4. Mengetahui konsekuensi mobilitas social
5. Mengetahui faktor -faktor yang mempengaruhi mobilitas social
6. Mengetahui saluran mobilitas social
7. Mengetahui dampak dari adanya mobilitas sosial
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian Mobilitas Sosial, di antaranya:
1. Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam
struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur
sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu
dengan kelompoknya[1].
2. William Kornblum (1918: 172), Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu,
keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
3. Michael S. Bassis (1988: 276), Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah
lingkungan sosial ekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
4. H. Edward Ransfrod (Sunarto, 2001: 108), Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke
bawah dalam lingkungan sosial secara hirarki.
5. Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas
sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari
lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang gur yang tidak puas dengan
pendapatannya beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha properti dan berhasil dengan
gemilang.
1. Mobilitas vertical
Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok
orang pada lapisan sosial yang tidak sederajat (berbeda). Mobilitas vertikal mempunyai dua
bentuk yang utama :
a. Mobilitas vertikal keatas (Social Climbing)
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan
seseorang Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
1) Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu
telah tersedia. Contoh: A adalah dosen biasa di salah satu Perguruan Tinggi, karena memenuhi
persyaratan, ia diangkat menjadi dekan fakultas
2) Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada.
Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari
organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik. Seperti seorang anggota partai yang
mendirikan partai baru dan dia menjadi ketua.
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
- Melakukan peningkatan prestasi kerja
- Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
b. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial
sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak
dan kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
1) Turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat
karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
2) Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Kepala daerah yang
disenangi masyarakat karena kedermawanannya akhirnya dipecat karena terbukti melakukan
korupsi.
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
- Berhalangan tetap atau sementara.
- Memasuki masa pensiun.
- Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
2. Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam
lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu
atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang
sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan
seseorang dalam mobilitas sosialnya. Contoh: Seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosialnya
disebut dengan mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukannya tidak merubah
status sosialnya.
Mobilitas sosial horizontal dibedakan dua bentuk :
a. Mobilitas sosial antar wilayah/ geografis. Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau
kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
b. Mobilitas antargenerasi. Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi
atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas
ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi.
Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan
status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Seorang petani yang hanya
menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi
seorang direktur. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas
intergenerasi.
a. Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam satu generasi yang sama. Contoh: Seseorang yang awalnya hanya sebagai tukang ojek
dengan motor sewaan, namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga
keberuntungan, ia kemudian memiliki motor sendiri bahkan sampai beberapa motor yang bisa
disewakan kepada orang lain akhirnya menjadi tukang ojek yang sukses. Contoh lain, Seorang
bapak yang memiliki dua orang anak, yang pertama bekerja sebagai nelayan dan anak
kedua awalnya juga sebagai nelayan. Namun anak kedua lebih beruntung daripada kakaknya,
karena ia dapat mengubah statusnya dari nelayan menjadi seorang pengusaha pengekspor ikan.
Sementara sang kakak tetap menjadi nelayan. Perbedaan status sosial juga dapat disebut sebagai
mobilitas intragenerasi.
b. Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa
generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Mobilitas intergenerasi naik. Contoh: Bapaknya seorang kepala sekolah, anaknya seorang
direktur
b. Mobilitas intergenerasi turun. Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan
anaknya sebagai kepala desa.
2. Faktor Individu
Faktor individu ini lebih menekankan pada kualitas dari orang perorang, baik dilihat dari
tingkat pendidikan, penampilan maupun keterampilan pribadinya.
a. Perbedaan Kemampuan
Setiap inidvidu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
b. Orientasi Sikap Terhadap Mobilitas
Setiap individu memiliki cara yang beragam dalam mengupayakan meningkatkan prospek
mobilias sosialnya.
c. Faktor Kemujuran
Usaha adalah sebagai proses untuk meraih kesuksesan. Tetapi kemujuran tetap berada pada
posisi yang tidak bisa kita anggap sepele.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok orang dari strata sosial
yang satu ke strata sosial yang lain.
Tipe-tipe mobilitas sosial yang prinsipil ada dua, yaitu:
1. Horizontal, yaitu apa bila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari satu kelompok sosial
ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
2. Vertikal, yaitu apabila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari suatu kedudukan sosial
ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya maka terdapat dua jenis
gerak vertikal, yaitu yang naik (social climbing) dan yang turun (social sinking)
Masyarakat yang berkelas sosial terbuka adalah masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas
yang tinggi sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup adalah masyarakat yang
memiliki tingkat mobilitas yang rendah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial Faktor Struktural, Faktor individu, faktor
status sosial, faktor keadaan ekonomi, faktor situasi politik, faktor kependudukan, dan faktor
keinginan melihat daerah lain.
Dampak positif dapat memberikan motivasi, dampak positif berupa konflik.
Faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial. Menurut berbagai
pengamatan antara lain: Status sosial, Ketidakpuasan seseorang atas status yang diwariskan oleh
orangtuanya, karena orang pada dasarnya tidak dapat memilih oleh siapa ia dilahirkan, dapat
menjadi dorongan untuk berupaya keras memperoleh status atau kedudukan yang lebih baik dari
status atau kedudukan orangtuanya.
Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh masyarakat di
daerah minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota besar dengan harapan
memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik.
Situasi politik yang tidak menentu, biasanya juga berakibat pada jaminan keamanan yang
juga tidak menentu, dapat mendorong orang untuk meninggalkan tempat itu menuju ke tempat
lain. Mobilitas sosial yang didorong oleh motif keagamaan tampak pada peristiwa orang berhaji,
dan lain sebagainya. Dengan demikian mobilitas sosialm pasti akan terjadi pada seluruh
masyarakat, namun seberapa cepat perubahan tersebut itulah yang membedakan antara satu
tempat dengan tempat yang lainnya tergantung dari seberapa kuat faktor pendorong dan
penghambatnya.
B. SARAN
Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran sosial, namun sebagai
manusia sosial seharusnya kita dapat mengerti dan menyadari mobilitas sosial atau gerakan
sosial ini tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena mobilitas sosial terjadi tergantung
bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status serta peran sosial diri dan menurut prestasi kita
masing-masing sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya jika memang
menginginkan mobilitas naik kita juga tidak boleh duduk diam dalam struktur sosial tetapi kita
harus terbuka dan positif terhadap perubahan positif yang ada di masyarakat.
Penulis sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA