Anda di halaman 1dari 10

Ekonomika-Bisnis http://ejournal.umm.ac.id/index.

php/jeb
Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40
p-ISSN : 2088-6845 e-ISSN : 2442-8604

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAERAH


UNTUK MENILAI KENERJA KEUANGAN DAERAH
DI KOTA KEDIRI
Diah Nurdiwaty, Badruz Zaman
Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri
E-mail: ardh_olivia@yahoo.com

Abstract

The purpose of this study was to examine the factors that determine the
profitability of the banks of the largest commercial banks nationwide in
Indonesia for the period 2010-2014. Based on the prescribed criteria, banks
selected as samples were Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia and
Bank Mandiri. The dependent variable in this study is profit. The independent
variables consist of liquidity risk, credit risk and efficiency. The analytical
tool used is multiple linear regression analysis. The results showed that the
liquidity risk of significant and positive impact on profits. Meanwhile, credit
risk and efficiency significant and negative effect on profits. Concurrently,
liquidity risk, credit risk and efficiency has a significant effect on earnings.

Keywords: Ratio of Independence, Effectiveness and Efficiency Ratio,


Ratio of Activity, Growth Ratio, Financial Performance

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan Dinas


Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Kota Kediri jika dilihat dari
rasio keuangan daerah yang meliputi: rasio kemandirian, rasio efektivitas
dan efisiensi, rasio aktivitas dan rasio pertumbuhan. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan dengan menggunakan metode lintas waktu (times series)
dan metode lintas seksi (cross section) tentang analisis rasio keuangan daerah
untuk menilai kinerja keuangan daerah dinyatakan cukup baik, rasio
kemandirian terhadap kinerja keuangan dinyatakan baik, rasio aktivitas dan
rasio pertumbuhan terhadap kinerja keuangan dinyatakan tidak baik serta
rasio efektivitas dan efisiensi terhadap kinerja keuangan dinyatakan baik.

Kata Kunci: Rasio Kemandirian, Rasio Efektivitas dan Efisiensi, Rasio


Aktivitas, Rasio Pertumbuhan, Kinerja Keuangan

31
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40

Pada era reformasi di segala bidang saat tralisasi. Dengan adanya perubahan
ini, termasuk bidang peerintahan men- tersebut diharapkan kesejahteraan
dorong pemerintah untuk mempunyai umum dapat terwujud.
kinerja yang lebih efektif dan efisien Secara sempit, otonomi daerah
dari tahun-tahun sebelumnya. Tuntutan berarti terjadinya pengelolaan keuan-
masyarakat yang tinggi terhadap gan daerah yang lebih baik dengan
terwujudnya pemerataan pembangunan pemenuhan asas akuntabilitas dan
memaksa pemerintah merubah tatanan transparansi. Penggunaan dana publik
lembaga publik di Indonesia. Untuk sangat menuntut adanya pengelolaan
mewu-judkan hal tersebut, pemerintah dana daerah yang bertanggung jawab.
mengeluarkan UU No. 22 Tahun 1999 Optimalisasi pengelolaan dana publik
yang kemudian berubah menjadi UU diartikan bahwa daerah dituntut
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah menggali sumber-sumber pendapatan
Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 daerah dan menggunakan sumber
yang kemudian berubah menjadi UU daerah tersebut dengan memenuhi
No. 33 Tahun 2004 tentang Perim- aspek efisiensi dan efektivitas.
bangan Keuangan antara Pemerintah Sebagai upaya peningkatan
Pusat dan Daerah. Undang-undang ini efisiensi dan efektivitas penyele-
memberikan peluang bagi daerah untuk nggaraan otonomi daerah, maka oto-
menggali potensi lokal dan mening- nomi ini dititik beratkan pada daerah
katkan kinerja keuangan dalam rangka kabupaten atau kota, karena daerah
mewujudkan kemandirian daerah. kabupaten atau kota berhu-bungan
Persoalan keuangan daerah langsung dengan masyarakat. Keber-
merupakan salah satu unsur utama hasilan otonomi daerah tidak lepas dari
dalam penyelenggaraan otonomi dae- kemampuan dalam bidang keuangan
rah. Pentingnya variabel keuangan yang merupakan salah satu indikator
daerah berkaitan dengan kenyataan penting dalam menghadapi otonomi
bahwa mobilisasi terhadap sumber- dareah.
sumber keuangan daerah di pandang Kemampuan pemerintah daerah
sebagai bagian yang paling krusial dalam mengelola keuangannya ditua-
dalam penyelenggaraan pemerintahan ngkan dalam Anggaran Pendapatan dan
daerah (Anastasia, 2012). Belanja Daerah (APBD) yang meng-
Perubahan politik nasional yang gambarkan kemampuan pemerintah
sejalan dengan pergantian pemimpin daerah dalam membiayai semua ke-
telah memicu perubahan-perubahan giatan pembangunan. APBD meru-
penting di suatu pemerintahan, ter- pakan instrumen kebijakan yang utama
masuk pemerintah daerah. Perubahan bagi pemerintah daerah. Anggaran
yang dimaksud tertuang dalam sebagai instrumen kebijakan dan
kebijakan otonomi daerah, khususnya menduduki posisi sentral harus mem-
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun uat kinerja, baik untuk penilaian secara
2004, sebagai dasar penye-lenggaraan internal maupun keterkaitan dalam
Otonomi Daerah. Otonomi daerah mendorong pertumbuhan ekonomi yang
menyebabkan terjadinya perge-esaran selanjutnya mampu mengurangi pe-
paradigma dari sistem pemerintah yang ngangguran sehingga menurunkan
bercorak sentralis mengarah pada angka kemiskinan.
sistem pemerintahan yang desen-

32
Analisis Rasio Keuangan Daerah…(Diah Nurdiwaty, Badrus Zaman)

Kinerja yang terkait dengan periode waktu tertentu(Anastasia,


anggaran merupakan kinerja keuangan 2012).
berupa perbandingan antara kom- Penggunan analisis rasio ke-
ponen-komponen yang terdapat pada uangan daerah, yaitu berupa rasio
anggaran, hal ini seperti penelitian yang kemandirian, rasio efektivitas dan
dilakukan oleh Anastasia (2012). efisiensi, rasio aktivitas dan rasio
Pemerintah daerah sebagai pihak yang pertumbuhan untuk menilai kinerja
disertai tugas untuk menjalakan roda keuangan pada sektor publik, khu-
pemerintahan, pembangunan dan pela- susnya terhadap APBD dan realisasinya
yanan masyarakat, wajib menyam- belum banyak dilakukan, namun
paikan laporan pertanggungjawaban analisis rasio keuangan terh-adap
keuangan daerahnya untuk dinilai realisasi APBD harus dilakukan untuk
apakah pemerintah daerah berhasil meningkatkan kualitas penge-lolaan
menjalankan tugasnya dengan baik atau keuangan daerah. Di samping untuk
tidak. menilai kualitas pemerintah daerah
Alat untuk menganalisis kinerja dalam mengelola keuangan daerah juga
keuangan pemerintah daerah dalam seharusnya mampu untuk mening-
mengelola keuangan daerah dapat katakan kinerja keuangan daerah.
menggunakan analisis rasio keuangan Pesatnya pembangunan daerah
terhadap Anggaran Pendapatan dan menuntut tersedianya dana bagi
Belanja Daerah yang telah dilak- pembiayaan pembangunan yang meny-
sanakan, seperti penelitian yang angkut perkembangan kegiatan fiskal,
dilakukan oleh Anastasia (2012). Ana- yaitu alokasi, distribusi, dan stabilisasi
lisis rasio keuangan Anggaran sumber-sumber pembiayaan yang
Pendapatan dan Belanja Daerah dilaku- semakin besar (Musgrave, 1993:6).
kan dengan membandingkan hasil yang Dalam bidang keuangana daerah,
dicapai dari satu periode dibandingkan fenomena umum yang dihadapi oleh
dengan periode sebelumnya sehingga sebagian besar pemerintah daerah di
dapat diketahui bagaimana kecende- Indonesia adalah relatif kecilnya
rungan yang terjadi. peranan (kontribusi) Pendapatan Asli
Analisa rasio keuangan daerah Daerah (PAD) di dalam struktur
dapat digunakan pemerintah untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja
menilai kemandirian keuangan daerah Daerah (APBD). Konsep keuangan
dalam membiayai penyelenggaraan daerah yang dapat diterapkan adalah
otonomi daerah, mengukur efektifitas value for maoney.
dan efisiensi dalam merealisasikan Value for money berarti
pendapatan daerah, mengukur sejauh diterapkannya tiga prinsip dalam proses
mana aktivitas pemerintah dalam penganggaran yaitu ekonomi, efisiensi
membelanjakan pendapatan daerahnya, dan efektivitas. Ekonomi berarti dengan
mengukur kontribusi masing-masing pemilihan dan penggu-naaan sumber
sumber pendapatan dalam pembe- daya dalam jumlah dan kualitas tertentu
ntukan pendapatan daerah, dan dapat pada harga yang paling murah. Efisiensi
melihat pertumbuhan atau perkem- berarti bahwa penggunaan dana
bangan perolehan pendapatan dan masyarakat (public money) tersebut
pengeluaran yang dilakukan selama dapat menghasilkan output yanag
maksimal (berdaya guna). Efektivitas

33
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40

berarti bahwa penggunaan anggaran mengenai posisi keuangan dan seluruh


tersebut harus mencapai target-target transaksi yang dilakukan oleh suatu
atau tujuan kepentingan publik entitas pelaporan selama satu periode
(Mardiasmo, 2002:105). pelaporan.
Faktor keuangan merupakan hal Fungsi utama laporan keuangan
yang penting dalam mengukur tingkat adalah digunakan untuk memban-
kemampuan daerah dalam melak- dingkan realisasi pendapatan, belanja,
sanakan otonominya. Keadaan keuang- transfer dan pembiayaan dengan
an daerahlah yang menentukan bentuk anggaran yang telah ditetapkan, meni-
dan ragam yang akan dilakukan oleh lai kondisi keuangan, megevaluasi
pemerintah daerah. Faktor keman- efektivitas dan efisiensi suatu entitas
dirian merupakan faktor esensial dalam pelaporan, dan membantu menentukan
mengukur tingkat kemampuan daerah ketaatannya terhadap peraturan per-
dalam melaksakan otonominya. Halim undang-undangan.
(2007: 230), mengungkapkan bahwa Adapun peranan laporan ke-
kemampuan pemerintah daerah dalam uangan pemerintah menurut Batafor
mengelola keuangan daerah dituang- (2011) meliputi: akuntabilitas, mana-
kan dalam Anggaran Pendapatan dan jemen, keseimbangan antar generasi
Belanja Daerah (APBD) yang langsung (inter generational equity) dan
maupun tidak langsung mencerminkan transparansi. Tujuan penyajian laporan
keuangan pemerintah daerah dalam keuangan sektor publik menurut
membiayai pelaksanaan tugas-tugas Governmental Accounting Standart
pemerintah, pembangunan dan pelaya- Board adalah untuk membantu meme-
nan sosial masyarakat. nuhi kewajiban pemerintah untuk
Keuangan Daerah sebagaimana menjadi akuntabel secara publik dan
dimuat dalam penjelasan pasal 156 ayat untuk membantu memenuhi kebutuhan
(1) Undang-Undang nomor 32 Tahun para pengguna laporan yang mempu-
2004 tentang Pemerintah Dae-rah nyai keterbatasan kewenangan, keter-
adalah dapat dijelaskan bahwa batasan kemampuan atau sumber daya
keuangan daerah adalah semua hak dan untuk memperoleh informasi.
kewajiban yang dapat dinilai dengan Laporan keuangan dapat
uang dan segala sesuatu berupa uang dijadikan sebagai sumber informasi
dan barang yang dapat dijadikan milik penting. Untuk tujuan tersebut,
daerah yang berhubungan dengan pelaporan keuangan harus memper-
pelaksanaan hak dan kewajiban timbangkan kebutuhan para pengguna
tersebut. dan keputusan yang mereka buat.
Bentuk pertanggungjawaban Sesuai UU No. 17 tahun 2003, pada
pelaksanaan APBD dapat berupa Pasal 31 dinyatakan bahwa laporan
laporan keuangan pemerintah daerah keuangan yang harus disajikan oleh
yang harus disusun atau dihasilkan dari Kepala Daerah setidak-tidaknya
sebuah sistem akuntansi pemerintah meliputi: Laporan Realisasi APBD,
daerah yang handal, yang bisa Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan atas
dikerjakan secara manual ataupun Laporan Keuangan.
menggunakan aplikasi komputer. Rasio Keuangan Daerah dapat
Laporan Keuangan disusun untuk dinilai melalui kinerja keuangan.
menyediakan informasi yang relevan Kinerja keuangan bisa diketahui jika

34
Analisis Rasio Keuangan Daerah…(Diah Nurdiwaty, Badrus Zaman)

individu atau kelompok individu wakil dari pemilik daerah (mas-


tersebut mempunyai kriteria keber- yarakat), (2) Pihak eksekutif sebagai
hasilan yang ditetapkan. Kinerja landasan dalam menyusun APBD
Pemerintah daerah seperti yang berikutnya, (3) Pemerintah Pusat/
disampaikan Mahsun ( 2006:25) yaitu Propinsi sebagai masukan dalam
gambaran mengenai tingkat penca- membina pelaksanaan pengelolaan
paian pelaksanaan suatu kegiatan/ keuangan daerah, (4) Masyarakat dan
program/ kebijakan dalam mewu- Kreditur, sebagai pihak yang akan turut
judkan sasaran, tujuan, misi dan visi memiliki saham pemerintah daerah,
yang tertuang dalam strategic planning bersedia memberi pinjaman maupun
suatu organisasi. membeli obligasi.
Kinerja menurut Soedarmayanti Adapun tujuan penelitian yang
(2006:25) meliputi beberapa aspek dilakukan saat ini adalah untuk
meliputi: kualitas kerja yang dicapai menganalisis: kinerja keuangan Dinas
berdasarkan syarat-syarat kesesuaian Pendapatan Pengelolan Keuangan dan
dan kesiapannya; ketangkasan atau Asset (DPPKAD) Kota Kediri jika
kegesitan pegawai dalam menyele- dilihat dari rasio kemandirian pada
saikan tugas yang diberikan; semangat tahun anggaran 2009-2012; kinerja
untuk melaksanakan tugas-tugas baru keuangan DPPKAD Kota Kediri jika
dan dalam memperbesar tanggung- dilihat dari rasio efektivitas dan
jawabnya; kemampuan individu untuk efisiensi pada tahun anggaran 2009-
mengerjakan sebagian tugas dalam 2012; Kinerja keuangan DPPKAD Kota
suatu pekerjaan baik kemampuan Kediri jika dilihat dari rasio aktivitas
intelektual maupun kemampuan fisik; pada tahun anggarn 2009-2012; Kinerja
komunikasi merupakan bagian penting keuangan DPPKAD Kota Kediri jika
untuk membangun relasi dan menum- dilihat dari rasio pertumbuhan pada
buhkan motivasi antar pegawai tahun anggaran 2009-2012.
sehingga terbina suatu kerjasama yang Manfaat yang diharapkan dari
harmonis. hasil penelitian ini, dapat menberikan
Analisis Rasio Keuangan referensi atau sumbangan pemikiran
Daerah, dalam rangka pengelolaan pada Pemerintah Daerah untuk
keuangan daerah yang transparan, jujur, menganalisis kinerja keuangan daerah
demokratis, efektif, efisien dan guna meningkatkan efektivitas dan
akuntabel, maka analisis rasio keuangan efisiensi dalam rangka meningkatkan
terhadap pendapatan belanja daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
perlu dilaksanakan Beberapa rasio perkembangan zaman yang semakin
keuangan yang dapat digunakan untuk kompetitif.
mengukur akuntabilitas peme-rintah
daerah menurut Halim (2007:231) yaitu Metode Penelitian
rasio kemandirian, rasio efektivitas dan Metode penelitian pada peneli-
efisiensi, rasio aktivitas, rasio tian ini digunakan untuk menjawab
pertumbuhan. hipotesis sebagai berikut:
Adapun pihak-pihak yang H1: Kinerja Keuangan Dinas
berkepentingan dengan rasio keuangan Pendapatan Pengelolaan
pemerintah daerah menurut Halim Keuangan dan Asset Kota
(2007:232) adalah (1) DPRD sebagai

35
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40

Kediri sudah baik ditinjau rasio ngan rasio keuangan dalam pengu-
Kemandirian. kuran kinerja keuangan, melalui
H2: Kinerja Keuangan Dinas perhitungan rasio dari realisasi angga-
Pendapatan pengelolaan ran yang tertuang dalam APBD dan
keuangan dan Asset Kota Kediri Laporan Realisasi Anggran untuk tahun
sudah baik ditinjau dari rasio Anggaran 2009-2012, dimana
Efektivitas dan Efisiensi. dilakukan dengan cara : pertama
H3: Kinerja Keuangan Dinas mengetahui kinerja keuangan peme-
Pendapatan Pengelolaan rintah daerah menggunakan metode
Keuangan dan Asset Kota lintas waktu (time series) dengan
Kediri sudah baik ditinjau dari menghitung rasio keuangan, meliputi 1.
rasio Aktivitas Rasio kemandirian, rasio keman-dirian
H4 : Kinerja Keuangan Dinas digunakan untuk mengetahui tingkat
Pendapatan Pengelolaan kemandirian keuangan daerah yang
Keuangan dan Asset Kota dapat mencerminkan kemampuan
Kediri sudah baik ditinjau dari pemerintah daerah dalam membiayai
rasio Pertumbuhan. sendiri kegiatan pemerintahan, pemba-
ngunan dan pelayanan kepada
Penelitian ini yang menjadi subjek masyarakat yang telah membayar pajak
penelitian adalah Dinas Pendapatan dan retribusi sebagai sumber pendap-
Pengelolaan Keuangan dan Asset atan yang diperlukan daerah; 2. Rasio
(DPPKAD) Kota Kediri, untuk objek aktivitas, rasio aktifitas ( Rasio
penelitiannya adalah Laporan Realisasi Keserasian) ini menggambarkan kon-
Anggaran tahun 2009-2012. disi pemerintah daerah yang mempri-
Teknik penelitian yang digu- oritaskan alokasi dananya pada belanja
nakan oleh peneliti adalah teknik rutin dan belanja pembangunan secara
penelitian kausal, teknik ini digunakan optimal.
untuk menganalisis hubungan antara Adapun yang menjadi dasar
satu variabel dengan varaibel lainnya perhitungan untuk rasio aktivitas ini
atau bagaiamana suatu variabel mem- adalah :
pengaruhi varaiabel lainnya. Ran- Rasio belanja rutin terhadap APBD =
cangan atau desain penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif Total belanja Rutin
dan menggunakan dua jenis variabel Total APBD
yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Kinerja Keuangan Daerah Rasio belanja pembangunan =
(Y) sebagai variabel dependen. Total belanja pembangunan
Sedangkan variabel indenpendennya Total APBD
meliputi Rasio Kemandirian (X1),
RasioEfektivitas dan Efisiensi (X2), (3) Rasio Pertumbuhan, rasio pertum-
Rasio Aktivitas (X3), Rasio buhan (Growth Ratio) digunakan untuk
Pertumbuhan (X4). mengukur seberapa besar kemampuan
Metoda analisis data yang pemerintah daerah dalam memperta-
digunakan dalam penelitian ini adalah hankan dan meningkatkan keberhasi-
metoda deskriptif kuantitatif, yaitu lannya yang telah dicapai dari periode
dengan menetapkan konsep perhitu- ke periode berikutnya. Untuk rasio

36
Analisis Rasio Keuangan Daerah…(Diah Nurdiwaty, Badrus Zaman)

pertumbuhan belum terdapat patokan Adapun Kriteria Efisiensi


khusus namun apabila semakin tinggi Kinerja Keuangan sesuai Kepmendagri
persentase pertumbuhan setiap kompo- No. 690.900.327 tahun 1996 adalah
nen pendapatan dan pengeluaran, maka Tidak Efisien (100% ke atas), Kurang
semakin besar kemampuan pemerintah Efisien, (90% - 100%), Cukup Efisien
daerah dalam mepertahankan dan (80% - 90%), Efisien (60% – 80%),
meningkatkan keberhasilan yang dica- Sangat Efisien (Kurang dari 60%).
pai dari setiap periode. Dengan dasar perhitungan sebagai
Adapun untuk mengetahui rasio berikut:
pertumbunhan dihitung dengan cara:
Rasio Efisiensi =
Rasio Pertumbuhan PAD = Biaya yang dikeluarkan
Realisasi penerimaan PAD Xn – Xn − 1 untuk memungut PAD
Realisasi Penerimaan PAD Xn − 1 Penerimaan PAD

Kedua, untuk mengetahui Ketiga, melakukan penilaian


kinerja keuangan pemerintah daerah kinerja secara keseluruhan yang dicapai
dengan menggunakan metode lintas oleh pemerintah Kota Kediri yang
seksi/ Industri (cross section) melalui dilihat dari hasil perhitungan rasio
perhitungan Rasio Efektivitas dan keuangannya.
Efisiensi. (1) Rasio Efektivitas, rasio Norma keputusan dapat
efektivitas dan efisiensi ini dihitung dengan menggunakan metode
menggambarkan kemampuan peme- lintas waktu (time series) : Pertama,
rintah daerah dalam merealisasikan rasio kemandirian keuangan daerah
pendapatan Asli daerah yang (RKKD). Jika RKKD Xn > RKKD Xn-
direncanakan dibandingkan dengan 1, maka kinerja keuangan pemerintah
target yang ditetapkan berdasarkan daerah dapat dinyatakan baik; b Rasio
potensi riil daerah. Adapun kriteria Aktivitas (RA), jika RA Xn > RA Xn-
efektivitas keuangan daerah sesuai 1, maka kinerja keuangan pemerintah
Kepmendagri No. 690.900.327 tahun dinyatakan baik; c Rasio Pertumbuhan
1996 adalah Sangat Efektif (>100), (RP), jika RP Xn> RP Xn-1, maka
Efektif (>90 – 100), Cukup Efektif (>80 kinerja pemerintah daerah dinyatakan
– 90), Kurang Efektif (>60 – 80), Tidak baik; 2. Norma keputusaan dengan
Efektif ( 60). menggunakaan metode lintas seksi/
(2) Rasio Efisiensi, rasio efisiensi ini industri (Cross Section); kedua, rasio
menggambarkan perbandingan antara efektivitas dan efisiensi (REfe dan
beasrnya biaya yang dikeluarkan untuk REfi). Rasio Efektivitas (REfe),
memperoleh pendapatan dengan jika REfe > 1 atau 100%, maka kinerja
realisasi pendapatan yang diterima. keuangan pemerintah daerah
Adapun dasar perhitungan yang dinyatakan baik. Rasio Efisiensi (REfi),
digunakan adalah: jika REfi < 1atau di bawah 100%, maka
Rasio Efektivitas = kinerja keuangan pemerintah daerah
dinyatakan baik.
Realisasi penerimaan PAD Keterangan: RKKD Xn = Rasio
Target penerimaan PAD yang ditetapkan Kemandirian Kuangan Daerah pada
berdasarkan potensi riil daerah periode yang dihitung; RKKD Xn-1 =

37
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah nakan metode lintas seksi (cross


pada periode sebelumnya; RA Xn = section) diperoleh nilai rasio Efek-
Rasio Aktivitas pada periode yang tivitas pada tahun 2009 – 2012 lebih
dihitung; RA Xn-1 = Rasio Aktivitas besar dari 1 atau 100%, maka kinerja
pada periode sebelumnya; RP Xn = keuangan DPPKAD Kota Kediri
Rasio Pertumbuhan pada periode yang dinyatakan baik. Hasil ini menun-
dihitung; RP Xn-1 = Rasio jukkan bahwa kinerja keuangan
Pertumbuhan pada periode sebelum- DPPKAD Kota Kediri sangat efektif
nya. dalam merealisasikan dan melakukan
pemungutan pajak dan rertibusi daerah.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil perhitungan rasio efisi-
Kinerja Keuangan Dinas Pen- ensi menunjukkan bahwa kinerja keua-
dapatan Pengelolaan Keuangan dan ngan DPPKAD kota Kediri tahun 2009
Asset Daerah (DPPKAD) Kota Kediri sebesar 4,73%, 2010 sebesar 7,17%,
dalam memenuhi kebutuhan dana untuk 2011 sebesar 2,63% dan 2012 sebesar
penyelenggaraan tugas-tugas pemerin- 2,45% . hasil ini jika dilihat dari tingkat
tahan, pembangunan, dan pelayanan efisiensinya yaitu kurang dari 60%,
sosial kepada masyarakat dalam hal ini menunjukkan kategori sangat efisien (
dapat dilihat dari rasio kemandirian 60%-80%) Rasio efisiensi mengalami
sangat baik. Saat terjadi peningkatan kenaikan tahun 2010, yang berarti
rasio kemandirian dari tahun ke tahun, adanya penurunan kinerja pemerintah
yaitu tahun 2009 sebesar 294,19%, dalam mengelola keuan-gannya, dan
2010 naik menjadi 317,62%, dan tahun mengalami penurunan tahun 2011 dan
2011 naik menjadi 1503,02%. 2012 yang berarti peningkatan kinerja
Penurunan terjadi pada tahun 2012 pemerintah dalam mengelola
menjadi 181,49%. Akan tetapi, dapat keuangannya.
dikatakan selama periode 2009-2012 Hasil uji hipotesis dengan
rasio kemandirian banyak mengalami menggunakan metode lintas industri
kenaikan, jadi pada periode tersebut (cross section) pada tahun 2009 - 2012
kinerja keuangan DPPKAD Kota rasio efisiensinya kurang dari 1 atau di
Kediri dapat dikatakan baik. bawah 100% maka kinerja keuangan
Kondisi tersebut di atas perlu DPPKAD Kota Kediri dinyatakan baik.
dipertahankan agar di periode beri- Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa
kutnya tidak terjadi penurunan selama periode penelitian yaitu periode
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini 2009-2012 rasio efisiensi Dinas
dapat dilakukan dengan cara adanya Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
usaha untuk mengurangi keter- Aset Kota Kediri dinya-
gantungan terhadap bantuan dari takan baik.
pemerintah pusat ataupun pemerintah Hasil perhitungan rasio aktivitas
propinsi serta pinjaman dan mengo- terhadap keinerja keungan diperoleh
ptimalkan sumber pendapatan asli rasio aktivitas yang terdiri atas rasio
daerah khususnya pada pendapatan belanja rutin dan rasio belanja
lain-lain. pembangunan. Untuk rasio belanja rutin
Pendapatan Asli Daerah yang tahun 2009 sebesar 21,22%, turun pada
sah yang mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 18,80%, tahun
tahun 2012. Dari hasil uji menggu- 2011 tidak mengalami penurunan

38
Analisis Rasio Keuangan Daerah…(Diah Nurdiwaty, Badrus Zaman)

aataupun kenai-kan yaitu tetap 18,80%,


dan tahun 2012 turun menjadi 8,69 %. Tabel 4: Rasio Belanja Pembangunan
Sedangkan rasio belanja pembangunan
tahun 2009 sebesar 0,89%, 2010 No Tahun Rasio
sebesar 0,53%, 2011 sebesar 0,18% dan 1 2009-2010 -35,70%
2012 sebesar 0,74%. 2 2010 - 2011 -6,63%
Perhitungan di atas menunju- 3 2011 - 2012 459,26%
kkan bahwa rasio belanja rutin dan rasio
belanja pembangunan masih relatif Hasil dalam bentuk angka
kecil dan menurun dari periode ke tersebut menunjukkan bahwa pertum-
periode. Belum terdapat patokan yang buhan APBD Dinas Pendapatan
pasti berapa besarnya rasio belanja rutin Pengelolaan Keuangan dan Asset Kota
dan belanja pembangunan terhadap Kediri pada Tahun Anggaran 2009-
APBD yang ideal karena sangat 2012 menunjukkan pertumbuhan yang
dipengaruhi oleh dinamisasi kegiatan positif, kecuali pada tahun 2010
pembangunan dan besarnya kebutuhan mengalami pertumbuhan yang negatif,
investasi yang diperlukan untuk begitu juga pertumbuhan Balanja Rutin,
mencapai pertumbuhan yang ditar- dan pertumbuhan Belanja Pem-
getkan. bangunan menunjukkan pertumbuhan
Hasil perhitungan rasio pertum- yang negatif, hanya pada tahun 2012
buhan dengan menggunakan metode yang menunjukkan pertumbuhan yang
lintas waktu (times series) yang terdiri positif.
atas rasio pertumbuhan PAD, rasio
pertumbuhan pendapatan, rasio Penutup
pertumbuhan belanja rutin dan rasio Berdasarkan analisis yang telah
pertumbuhan belanja pembangunan dilakukan, serta hasil uji hipotesis dan
dapat dilihat didalam tabel sebagai pembahasan dapat disusun beberapa
berikut: kesimpulan sebagai berikut: Pertama,
Tabel 1: Rasio Pertumbuhan PAD kinerja Keuangan DPPKAD Kota
No Tahun Rasio Kediri dalam memenuhi kebutuhan
1 2009-2010 -12,67% dana untuk penyelenggaraan tugas-
2 2010 - 2011 45,97% tugas pemerintahan, pembangunan, dan
3 2011 - 2012 6,58% pelayanan sosial kepada masyarakat
dalam hal ini dapat dilihat dari rasio
Tabel 2: Rasio Pertumbuhan Pendapatan kemandirian sangat baik sekali.
Kedua, kinerja keuangan
No Tahun Rasio DPPKAD Kota Kediri dalam merea-
1 2009 - 2010 5,7% lisasikan pendapatan asli daerah
2 2010 - 2011 1,13% tergolong efektif dan efisien. Hal ini
3 2011 - 2012 20,58%
terlihat dari rasio efektivitas yang naik
dari tahun ke tahun yang berarti bahwa
Tabel 3: Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin
DPPKAD Kota Kedri sangat efektif
dalam melakukan pemungutan pajak
No Tahun Rasio
dan retribusi daerah, dan rasio efisiensi
1 2009-2010 -4,11%
2 2010 - 2011 -4,34% yang mengalami penurunan dari tahun
3 2011 - 2012 -35,74% ke tahun yang berarti bahwa terdapat

39
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40

peningkatan kinerja keuangan Universitas Sumatera Utara


DPPKAD Kota Kediri untuk tahun Medan
Anggaran 2009-2012.
Ketiga, kinerja keuangan Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor
DPPKAD Kota Kediri dalam mempri- Publik. Andi. Yogyakarta.
oritaskan alokasi dananya pada belanja
rutin dan belanja pembangunan belum Mukaddas, A., 2013. Studi tentang
optimal dan sangat kecil sekali, hal ini Pengelolaan Keuangan Daerah
dapat dilihat dari rasio aktivitas yang Perspektif Permendagri no. 13
masih relatif kecil dari tahun ke tahun: tahun 2006 Pada Pemerintah
Kelima, kinerja Keuangan DPPKAD Provinsi Kalimantan
Kota Kediri dalam mempertahankan Timur. Jurnal Ekonomika
dan meningkatkan keberhasilan yang Bisnis,4(2), pp.131-150.
telah dicapai dari periode ke periode
tidak baik, hal ini dapat dilihat dari rasio Nogi, Hessel. 2005. Manajemen Publik.
pertumbuhan yang mengalami penu- Grasindo. Jakarta
runan dari periode ke periode.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Rahayunita, Resty. 2013. Pengaruh
Keuangan dan Asset Kota Kediri dapat efisiensi Modal Kerja Terhadap
menggunakan analisis rasio keuangan Rentabilitas Pasa Koperasi
daerah untuk melakukan penilaian Pegawai Republik Indonesia
kinerja guna menambah kualitas sistem (KPRI) Motekar Majalengka.
informasi keuangan daerah. Dan Skripsi. Universitas Pendidikan
sebaiknya lebih memprioritaskan lagi Indonesia.
pengalokasian dananya untuk belanja
rutin dan terlebih untuk belanja Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
pembangunan sehingga semakin berta- Bisnis. Alfabeta. Bandung
mbahnya sarana dan prasarana yang
diharapkan mampu meningkatkan Ulum, Ihyaul MD. 2008. Akuntansi
kesejahteraan masyarakat. Sektor Publik. UMM Press.
Malang.
DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, Andi Melisa. 2012. Evaluasi


Kinerja Keuangan Daerah
Kabupaten Bulukumba, Makssar.
Skripsi. Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas
Hasanuddin Makassar.

Azhar, Muhammad Karya Satya. 2008.


Analisis Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/
Kota Sebelum dan Setelah
Otonomi Daerah. Tesis. Program
Studi Ilmu Akuntansi,

40

Anda mungkin juga menyukai