php/jeb
Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40
p-ISSN : 2088-6845 e-ISSN : 2442-8604
Abstract
The purpose of this study was to examine the factors that determine the
profitability of the banks of the largest commercial banks nationwide in
Indonesia for the period 2010-2014. Based on the prescribed criteria, banks
selected as samples were Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia and
Bank Mandiri. The dependent variable in this study is profit. The independent
variables consist of liquidity risk, credit risk and efficiency. The analytical
tool used is multiple linear regression analysis. The results showed that the
liquidity risk of significant and positive impact on profits. Meanwhile, credit
risk and efficiency significant and negative effect on profits. Concurrently,
liquidity risk, credit risk and efficiency has a significant effect on earnings.
Abstrak
31
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40
Pada era reformasi di segala bidang saat tralisasi. Dengan adanya perubahan
ini, termasuk bidang peerintahan men- tersebut diharapkan kesejahteraan
dorong pemerintah untuk mempunyai umum dapat terwujud.
kinerja yang lebih efektif dan efisien Secara sempit, otonomi daerah
dari tahun-tahun sebelumnya. Tuntutan berarti terjadinya pengelolaan keuan-
masyarakat yang tinggi terhadap gan daerah yang lebih baik dengan
terwujudnya pemerataan pembangunan pemenuhan asas akuntabilitas dan
memaksa pemerintah merubah tatanan transparansi. Penggunaan dana publik
lembaga publik di Indonesia. Untuk sangat menuntut adanya pengelolaan
mewu-judkan hal tersebut, pemerintah dana daerah yang bertanggung jawab.
mengeluarkan UU No. 22 Tahun 1999 Optimalisasi pengelolaan dana publik
yang kemudian berubah menjadi UU diartikan bahwa daerah dituntut
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah menggali sumber-sumber pendapatan
Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 daerah dan menggunakan sumber
yang kemudian berubah menjadi UU daerah tersebut dengan memenuhi
No. 33 Tahun 2004 tentang Perim- aspek efisiensi dan efektivitas.
bangan Keuangan antara Pemerintah Sebagai upaya peningkatan
Pusat dan Daerah. Undang-undang ini efisiensi dan efektivitas penyele-
memberikan peluang bagi daerah untuk nggaraan otonomi daerah, maka oto-
menggali potensi lokal dan mening- nomi ini dititik beratkan pada daerah
katkan kinerja keuangan dalam rangka kabupaten atau kota, karena daerah
mewujudkan kemandirian daerah. kabupaten atau kota berhu-bungan
Persoalan keuangan daerah langsung dengan masyarakat. Keber-
merupakan salah satu unsur utama hasilan otonomi daerah tidak lepas dari
dalam penyelenggaraan otonomi dae- kemampuan dalam bidang keuangan
rah. Pentingnya variabel keuangan yang merupakan salah satu indikator
daerah berkaitan dengan kenyataan penting dalam menghadapi otonomi
bahwa mobilisasi terhadap sumber- dareah.
sumber keuangan daerah di pandang Kemampuan pemerintah daerah
sebagai bagian yang paling krusial dalam mengelola keuangannya ditua-
dalam penyelenggaraan pemerintahan ngkan dalam Anggaran Pendapatan dan
daerah (Anastasia, 2012). Belanja Daerah (APBD) yang meng-
Perubahan politik nasional yang gambarkan kemampuan pemerintah
sejalan dengan pergantian pemimpin daerah dalam membiayai semua ke-
telah memicu perubahan-perubahan giatan pembangunan. APBD meru-
penting di suatu pemerintahan, ter- pakan instrumen kebijakan yang utama
masuk pemerintah daerah. Perubahan bagi pemerintah daerah. Anggaran
yang dimaksud tertuang dalam sebagai instrumen kebijakan dan
kebijakan otonomi daerah, khususnya menduduki posisi sentral harus mem-
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun uat kinerja, baik untuk penilaian secara
2004, sebagai dasar penye-lenggaraan internal maupun keterkaitan dalam
Otonomi Daerah. Otonomi daerah mendorong pertumbuhan ekonomi yang
menyebabkan terjadinya perge-esaran selanjutnya mampu mengurangi pe-
paradigma dari sistem pemerintah yang ngangguran sehingga menurunkan
bercorak sentralis mengarah pada angka kemiskinan.
sistem pemerintahan yang desen-
32
Analisis Rasio Keuangan Daerah…(Diah Nurdiwaty, Badrus Zaman)
33
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40
34
Analisis Rasio Keuangan Daerah…(Diah Nurdiwaty, Badrus Zaman)
35
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40
Kediri sudah baik ditinjau rasio ngan rasio keuangan dalam pengu-
Kemandirian. kuran kinerja keuangan, melalui
H2: Kinerja Keuangan Dinas perhitungan rasio dari realisasi angga-
Pendapatan pengelolaan ran yang tertuang dalam APBD dan
keuangan dan Asset Kota Kediri Laporan Realisasi Anggran untuk tahun
sudah baik ditinjau dari rasio Anggaran 2009-2012, dimana
Efektivitas dan Efisiensi. dilakukan dengan cara : pertama
H3: Kinerja Keuangan Dinas mengetahui kinerja keuangan peme-
Pendapatan Pengelolaan rintah daerah menggunakan metode
Keuangan dan Asset Kota lintas waktu (time series) dengan
Kediri sudah baik ditinjau dari menghitung rasio keuangan, meliputi 1.
rasio Aktivitas Rasio kemandirian, rasio keman-dirian
H4 : Kinerja Keuangan Dinas digunakan untuk mengetahui tingkat
Pendapatan Pengelolaan kemandirian keuangan daerah yang
Keuangan dan Asset Kota dapat mencerminkan kemampuan
Kediri sudah baik ditinjau dari pemerintah daerah dalam membiayai
rasio Pertumbuhan. sendiri kegiatan pemerintahan, pemba-
ngunan dan pelayanan kepada
Penelitian ini yang menjadi subjek masyarakat yang telah membayar pajak
penelitian adalah Dinas Pendapatan dan retribusi sebagai sumber pendap-
Pengelolaan Keuangan dan Asset atan yang diperlukan daerah; 2. Rasio
(DPPKAD) Kota Kediri, untuk objek aktivitas, rasio aktifitas ( Rasio
penelitiannya adalah Laporan Realisasi Keserasian) ini menggambarkan kon-
Anggaran tahun 2009-2012. disi pemerintah daerah yang mempri-
Teknik penelitian yang digu- oritaskan alokasi dananya pada belanja
nakan oleh peneliti adalah teknik rutin dan belanja pembangunan secara
penelitian kausal, teknik ini digunakan optimal.
untuk menganalisis hubungan antara Adapun yang menjadi dasar
satu variabel dengan varaibel lainnya perhitungan untuk rasio aktivitas ini
atau bagaiamana suatu variabel mem- adalah :
pengaruhi varaiabel lainnya. Ran- Rasio belanja rutin terhadap APBD =
cangan atau desain penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif Total belanja Rutin
dan menggunakan dua jenis variabel Total APBD
yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Kinerja Keuangan Daerah Rasio belanja pembangunan =
(Y) sebagai variabel dependen. Total belanja pembangunan
Sedangkan variabel indenpendennya Total APBD
meliputi Rasio Kemandirian (X1),
RasioEfektivitas dan Efisiensi (X2), (3) Rasio Pertumbuhan, rasio pertum-
Rasio Aktivitas (X3), Rasio buhan (Growth Ratio) digunakan untuk
Pertumbuhan (X4). mengukur seberapa besar kemampuan
Metoda analisis data yang pemerintah daerah dalam memperta-
digunakan dalam penelitian ini adalah hankan dan meningkatkan keberhasi-
metoda deskriptif kuantitatif, yaitu lannya yang telah dicapai dari periode
dengan menetapkan konsep perhitu- ke periode berikutnya. Untuk rasio
36
Analisis Rasio Keuangan Daerah…(Diah Nurdiwaty, Badrus Zaman)
37
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40
38
Analisis Rasio Keuangan Daerah…(Diah Nurdiwaty, Badrus Zaman)
39
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40
40