Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

Dosen Pengampu: Christiana Tuty Ernawati..SKM,M.Kes,

Disusun Oleh Kelompok 1:

Hanifazulhijjah 1811211006
Ridha Raudhatul Jannah 1811211016
Icha Putri 1811211018
Linda Susanti 1811211054
Nadiyatul Husna 1811212006
Winda Mailindra 1811212030
Yulia Parasati 1811212042
Lia Citra Dewi 1811212054
Cyndi Yuniatri 1811213014
Nadya Putri Amara 1811213026
Melly Wulandari 1811213004
Dwi Utari Helmi 1811213018
Syafa Indah Tafsia 1811211046
Puti Oneyna Raisa 1811212024
Indah Permata Putri 1811211014
Teta Try Fathul 1811211002

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kirimkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Perencanaan Tingkat Puskesmas”. Makalah ini disusun dengan tujuan
untuk memenuhi tugas untuk mata kuliahManajemen Puskesmas dan Rumah
Sakit. Melalui makalah ini, kami berharap agar kami dan pembaca dapat
menambah ilmu dan wawasannya mengenai Manajemen Puskesmas dan Rumah
Sakit.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Promosi
Kesehatan,yaitu Ibu Christiana Tuty Ernawati..SKM,M.Kes,yang bersedia
membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap agar makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan
inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain. Kami juga berharap agar makalah
ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.

Padang, Februari 2020

Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................4
1.1.Latar Belakang Rumusan Masalah........................................................4
1.2.Tujuan....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................5

2.1.Pengertian Perencanaan Menurut UU No 25 Tahun 2004 Tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.......................................5
2.2.Unsur Perencanaan Menurut Azwar......................................................5
2.3.Konsep Puskesmas ................................................................................10
2.4.Perencanaan Tingkat Puskesmas............................................................12
BAB III PENUTUP.....................................................................................23
3.1.Kesimpulan............................................................................................23
3.2.Saran.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................24

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
setinggi – tingginya.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan oleh kesinambungan antar
upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang
telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Dalam undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang program
pembangunan nasional, adanya pembangunan di bidang kesehatan perlu
dilaksanakan dan terus ditingkatkan sebagai bagian integral dari pembangunan
nasional. Karena pada dasarnya pembangunan nasional di bidang kesehatan
berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya manusia yang
merupakan modal dasar dalam melaksanakan pembangunan (Soleha, 2009,
hal. 1).
Perencanaan Tingkat Puskesmas( PTP) merupakan suatu proses kegiatan
yang sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya. Dan untuk
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam upaya
mengatasi masalah- masalah kesehatan setempat. Perencanaan Tingkat
Puskesmas( PTP ) juga merupakan inti kegiatan manajemen Puskesmas,
karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh Perencanaan.
Semua aktivitas personalia dan organisasi Puskesmas diawasi, dipantau,
dan dibimbing agar aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan dan target kinerja
Puskesmas (fungsi pengawasan dan pengendalian). Akhirnya dilakukan
penilaian untuk mengetahui dan menganalisis kinerja pegawai dan organisasi
Puskesmas. Penilaian meliputi masukan, proses transformasi /konversi yaitu
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan pelaksanaan program dan kegiatan,
serta pelayanan kesehatan Puskesmas.
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Sehingga terciptalah masyarakat yang sehat dan produktiv. Tidak gampang
terjangkit penyakit dan selalu menjaga kesehatannya dengan baik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian perencanaan?
2. Apa unsur-unsur perencanaan?
3. Bagaimana perencanaan yang ada di tingkat puskesmas?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari perencanaan
2. Untuk mengetahui unsur-unsur perencanaan
3. Untuk mengetahui perencanaan yang ada di tingkat puskesmas

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perencanaan Menurut UU No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional
Berdasarkan pada bab 1 Ketentuan Umum ( pasal 1 ayat 1)
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia. Pada ( pasal 1 ayat 2) Pembangunan Nasional adalah upaya
yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai
tujuan bernegara. (Pasal 1 ayat 3) Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.
2.2. Unsur Perencanaan Menurut Azwar
Menurut Azwar (2006: 21), perencanaan adalah berbagai upaya
yang dilakukan dengan langkah-langkah logis untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan pada masa mendatang dengan mempertimbangkan
berbagai kemungkinan yang terjadi dan menggunakan sumber daya yang
tersedia.
Menurut Azwar (2006: 23), perencanaan yang baik mempunyai
ciri-ciri:
1. Bagian dari sistim administrasi
Perencanaan adalah bagian dari fungsi administrasi yang
sangat penting, sehingga perencanaan harus ditempatkan dalam
kerangka administrasi, artinya perencanaan dibuat harus
dilaksanakan dan dievaluasi.
2. Dilaksanakan secara berkesinambungan.
Perencanaan merupakan bagian dari siklus pemecahan
masalah (problem solving cycle) yang juga merupakan fungsi
manajemen. Perencanaan akan kembali pada perencanaan
berikutnya setelah langkah-langkah dalam siklus dilalui. Namun
siklus tersebut bukan bersifat statis namun dinamis, sehingga akan
berbentuk spiral siklus yang tidak mengenal titik akhir.
3. Berorientasi pada masa depan
Hasil perencanaan menghasilkan kebaikan bukan saja saat
ini tapi juga pada masa yang akan datang.
4. Mampu menyelesaikan masalah
Siklus perencanaan adalah siklus pemecahan masalah
artinya penyusunan perencanaan didasarkan pada masalah yang
dihadapi dan penyusunan nya harus berdasarkan pada langkah-
langkah siklus pemecahan masalah.
5. Mempunyai tujuan
Tujuan harus ditetapkan berdasarkan pada tujuan yang
paling umum atau tujuan yang lebih berorientasi dampak (impact)
dan hasil (out put) serta perlu dijabarkan kepada tujuan yang
khusus atau yang berorientasi pada out put atau uraian yang lebih
spesifik.
6. Bersifat mampu kelola
Perencanaan harus bersifat realistis, logis, objektif, runtut,
fleksibel yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia.
Azwar (2006: 24), menjelaskan beberapa aspek yang harus
diperhatikan dalam membicarakan perencanaan adalah sebagai
berikut:
a. Hasil dari pekerjaan perencanaan biasanya disebut plan
sedangkan hasil perencanaan yang dilakukan organisasi
adalah rencana organisasi
b. Perangkat perencanaan, adalah suatu organisasi yang
ditugaskan atau yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pekerjaan perencanaan meliputi:
1) Administrasi yaitu organisasi, prosedur dan
kebijaksanaan
2) Informasi yaitu situasi masyarakat diwilayah kerja
3) Staf yaitu personal yang menyelenggarakan
perencanaan tersebut.
4) Fasilitas yaitu sarana dan peralatan yang dapat di
pakai untuk kelancaran perencanaan tersebut.
Menurut Azwar (2006: 30-32), unsur-unsur perencanaan yang dimaksud
yaitu sebagai berikut:
1. Rumusan Misi
Suatu rencana yang baik mengandung rumusan tentang
misi (mission formulation) yang dianut oleh organisasi yang
menyusun rencana. Uraian yang tercantum dalam misi
mencangkup ruang lingkup di antaranya latar belakang, cita-cita,
tujuan pokok, tugas pokok serta ruang lingkup kegiatan.
Sedangkan ditinjau dari perencanaan, uraian tentang misi ini
mempunyai peranan. Peranan ini bukan saja penting untuk dipakai
sebagai pedoman bagi mereka yang akan melaksanakan rencana
yang telah disusun dan untuk memperoleh dukungan.
2. Rumusan Masalah
Suatu rencana yang baik mengandung rumusan tentang
masalah (problem statement) yang ingin diselesaikan. Syarat-syarat
dalam perumusan masalah.
a. Mempunyai tolak ukur. Tolak ukur yang digunakan yaitu
apa masalahnya, siapa yang terkena masalah, di mana
masalah ditemukan, serta berapa besar masalahnya.
b. Bersifat netral. Menggambarkan penyebab timbulnya
masalah dan cara mengatasi masalah.
3. Rumusan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Suatu rencana kerja
harus mengandung rumusan tujuan (good and objective
formulation) yang ingin dicapai. Tujuan tersebut terbagi menjadi:
a. Tujuan Umum. Syarat tujuan umum (good) yang baik
diantaranya jelas keterkaitannya dengan misi organisasi dan
masalah yang ingin diatasi serta menggambarkan keadaan
yang ingin dicapai.
b. Tujuan Khusus. Syarat rumusan tujuan khusus (objective)
diantaranya: menetapkan besarnya target dan menetapkan
jangka waktu pelaksanaan.
4. Rumusan Kegiatan
Suatu rencana kerja yang baik harus mencantumkan
rumusan kegiatan (activities) yang akan dilaksanakan. Kegiatan
yang dimaksud disini adalah dapat mengatasi masalah yang
dihadapi dan dapat mencapai tujuan (target) yang telah ditetapkan.
Kegiatan yang tercantum dalam rencana yaitu kegiatan pokok dan
kegiatan tambahan.
5. Asumsi Perencanaan
Suatu rencana yang baik mengandung uraian asumsi
perencanaan (planning assumption). Ada beberapa asumsi
perencanaan yaitu:
a. Asumsi perencanaan yang bersifat positif, yaitu uraian
tentang berbagai factor penunjang yang diperkirakan ada
dan yang berperan dalam memperlancar pelaksanaan
rencana.
b. Asumsi perencanaan yang bersifat negatif, yaitu uraian
tentang berbagai faktor penghambat yang diperkirakan ada
dan yang berperan sebagai kendala pelaksana perencanaan.
6. Strategi Pendekatan
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian
tentang strategi pendekatan (strategi of approach) yang akan
dipergunakan pada pelaksanaan rencana. Macam dan ruang
lingkup rencana, srategi pendekatan yang dapat dipergunakan yaitu
dengan pendekatan institusi dan pendekatan komunitas.
7. Waktu
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian
tentang jangka waktu pelaksanaan (time) rencana. Faktor yang
mempengaruhi penetapan jangka waktu adalah kemampuan
organisasi dalam mencapai target dan strategi pendekatan yang
akan diterapkan.
8. Organisasi dan Tenaga Pelaksana
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian
tentang organisasi serta susunan tenaga pelaksana (organization
and staff) yang akan melaksanakan rencana, uraian tentang tenaga
pelaksana dapat dilengkapi dengan pembagian tugas serta
kewenangan masing-masing (job description and outhority).
9. Biaya
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian
tentang biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan rencana.
Dalam program kerja ada beberapa patokan yang gunakan untuk
menghitung biaya. Patokan yang dimaksudkan antara lain jumlah
serta penyebaran sasaran yang ingin dicapai, jumlah dan jenis
kegiatan yang akan dilakukan, jumlah dan jenis tenaga pelaksana
yang terlibat dan waktu pelaksanaan program, jumlah dan jenis
sasaran yang dipergunakan.
10. Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian
tentang metode penilaian serta kriteria keberhasilan (method of
evaluation and mile stone) yang akan dipergunakan. Metode
penilaian berdasarkan pada metode pengumpulan data, pengolahan
data, penyajian data serta interprestasi data yang akan
dipergunakan.
Kriteria keberhasilan secara umum dapat dikelompokan menjadi 3
yaitu:
a. Kriteria keberhasilan unsur masukan
b. Kriteria keberhasilan unsur proses
c. Kriteria keberhasilan unsur keluaran
2.3. Konsep Puskesmas
Puskesmaa merupakan kesatuan organisasi yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu, merata dan
dapat diterima dan terjangkau oleh dengan peran serta aktif masyarakat
dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai kesehatan masyarakat yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI,2009).
Puskesmas adalah unit yang strategis dalam mendukung
terwujudnya perubahan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan. Dalam
memerankan fungsi tersebut, perlu didukung dengan satu upaya untuk
menampilkan pelayanan lebih baik, yaitu dengan lebih memperhatikan
aspek mutu pelayanan, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan
sesuai dengan standar yang berlaku. Peran dan kedudukan puskesmas bila
ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia, maka
puskesmas merupakan ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena peranan dan kedudukan puskesmas
di Indonesia sangat unik. Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan
terdepan, maka selain bertanggungjawab dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan masyarakat juga bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kedokteran (Azwar, 1996).
Dalam KEPMENKES RI Nomor: 128/MENKES/SK/II/2004
menyebutkan bahwa puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya (Depkes, RI, 2006).
Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan Sehat merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggitingginya (Depkes RI, 2004).
Misi puskesmas adalah menyelenggarakan upaya kesehatan
esensial yang bermutu, merata, terjangkau sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dengan membina peran serta masyarakat wilayah kerjanya,
kerja sama lintas sektoral dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
mengembangkan upaya kesehatan inovatif dan pemanfaatan teknologi
tepat guna (Depkes RI, 2004).
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau
dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah : upaya promosi
kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak
serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan upaya pengobatan
(Depkes RI, 2004).
Selain upaya kesehatan wajib pelayanan kesehatan di puskesmas
juga melaksanakan upaya kesehatan pengembangan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, yaitu : upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatan olah raga, upaya perawatan kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya
kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut, dan
upaya pembinaan pengobatan tradisional (Depkes RI, 2004).
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan
rujukan (Depkes RI, 2006)
2.4. Perencanaan Tingkat Puskesmas
A. Pengertian Perencanaan Tingkat Puskesmas
Perencanaan tingkat puskesmas diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan puskesmas pada tahun yang akan datang
yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya (Depkes RI, 2006).
Sutisna, 2009 mengatakan bahwa perencanaan tingkat puskesmas
akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi
dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntunan dalam proses
pencapaian tujuan puskesmas secara efisien dan efektif. Perencanaan
puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen puskesmas, karena semua
kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan. Dengan
perencanaan puskesmas, memungkinkan para pengambil keputusan dan
pimpinan. Puskesmas untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara
berdaya guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan organisasi dan
manajemen puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari
perencanaan efektif. Perencanaan puskesmas adalah fungsi manajemen
puskesmas yang pertama dan menjadi landasan serta titik tolak
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Semua kegiatan dan
tindakan manajemen puskesmas didasarkan dan atau disesuaikan dengan
perencanaan yang sudah ditetapkan. Ini berarti, setelah perencanaan
disusun, kemudian struktur organisasi, tata kerja, dan personalia
puskesmas yang akan melaksanakan tugas organisasi ditentukan (fungsi
pengorganisasian).
Selanjutnya personalia yang bekerja dalam organisasi puskesmas
digerakkan dan diarahkan agar mereka bertindak dan bekerja efektif untuk
mencapai tujuan puskesmas yang direncanakan (fungsi penggerakan dan
pelaksanaan). Semua aktivitas personalia dan organisasi puskesmas
diawasi, dipantau, dan dibimbing agar aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan
dan target kinerja puskesmas (fungsi pengawasan dan pengendalian).
Akhirnya dilakukan penilaian untuk mengetahui dan menganalisis kinerja
pegawai dan organisasi puskesmas. Penilaian meliputi masukan, proses
transformasi/konversi yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan
pelaksanaan program dan kegiatan serta pelayanan kesehatan puskesmas.
Kemudian hasilnya dibandingkan dengan tujuan dan target kinerja
puskesmas yang telah ditetapkan (fungsi penilaian).
B. Ruang Lingkup Perencanaan Tingkat Puskesmas
Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang
termasuk dalam upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan
dan upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun oleh puskesmas
sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah
Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya.
Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Analisis Situasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) (Depkes
RI, 2006)
C. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat
Puskesmas adalah dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan yang
meliputi Usulan Kegiatan Wajib dan Usulan Kegiatan Pengembangan.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas harus memperhatikan
berbagai kebijakan yang berlaku baik secara global, nasional maupun
daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di
puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari
masyarakat melalui Konsil Kesehatan Kecamatan/Badan Penyantun
Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional
Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan yang disusun merupakan Rencana
Usulan Kegiatan tahun mendatang (H+1). Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan tersebut disusun pada bulan Januari tahun berjalan (H)
berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1), dan
diharapkan proses penyusunan Rencana Usulan Kegiatan telah selesai
dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H).
Rencana Usulan Kegiatan yang telah disusun dibahas di Dinas
Kesehatan kabupaten/kota, diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota
melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Selanjutnya Rencana Usulan
Kegiatan Puskesmas yang terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan
kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan
pembiayaan dan dukungan politis. Setelah mendapat persetujuan dari
DPRD, selanjutnya diserahkan ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan
kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui tersebut,
puskesmas menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Sumber
pembiayaan selain dari anggaran daerah (DAU) adalah dari Pusat dan
pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap
mempertimbangkan masukan dari masyarakat. Penyesuaian ini dilakukan,
oleh karena RPK yang disusun adalah persetujuan atas Rencana Usulan
Kegiatan tahun yang lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai
dengan yang diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan
anggaran (selain DAU) dan lain-lainnya. Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan,
dalam forum Lokakarya Mini yang pertama (Depkes RI, 2006).
D. Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas
Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4 (empat)
tahap sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat
dalam proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas agar
memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk
melaksanakan tahap-tahap perencanaan.
Tahap ini dilakukan dengan cara :
a. Kepala puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan
Tingkat Puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf
puskesmas.
b. Kepala puskesmas menjelaskan tentang pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas kepada tim agar dapat
memahami pedoman tersebut demi keberhasilan
penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas.
c. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang
telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan.
2. Tahap Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi puskesmas
melalui proses analisa terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang
telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan pengumpulan
data. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu
data umum dan data khusus.
a. Data Umum
1) Peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan. Data
wilayah mencakup luas wilayah, jumlah
desa/dusun/RT/RW, jarak desa dengan puskesmas,
waktu tempuh ke puskesmas. Data ini diperoleh di
kantor kelurahan/desa atau kantor kecamatan.
2) Data sumber daya Data sumber daya puskesmas
(termasuk puskesmas pembantu dan bidan di desa,
mencakup :
a) Ketenagaan
b) Obat dan bahan habis pakai
c) Peralatan
d) Sumber pembiayaan yang berasal dari
pemerintah (Pusat dan Daerah), masyarakat,
dan sumber lainnya
e) Sarana dan prasarana, antara lain gedung,
rumah dinas, computer, mesin tik, meubelair,
kendaraan
3) Data peran serta masyarakat
Data ini mencakup jumlah posyandu, kader, dukun
bayi dan tokoh masyarakat.
4) Data penduduk dan sasaran program
Data penduduk dan sasaran program
mencakup : jumlah penduduk seluruhnya
berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai
sasaran program), sosio ekonomi pekerjaan,
pendidikan, keluarga miskin (persentase di tiap
desa/kelurahan). Data ini dapat diperoleh di kantor
kelurahan/desa, kantor kecamatan, dan data estimasi
sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5) Data sekolah
Data sekolah dapat diperoleh dari dinas
pendidikan setempat, mencakup jenis sekolah yang
ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah
dokter kecil, jumlah guru UKS, dll.
6) Data kesehatan lingkungan wilayah kerja
puskesmas
Data kesehatan lingkungan mencakup rumah
sehat, tempat pembuatan makanan/minuman,
tempat-tempat umum, tempat pembuangan sampah,
saarana air bersih, jamban keluarga dan sistem
pembuangan air limbah.
b. Data Khusus (hasil penialaian kinerja puskesmas)
1) Status kesehatan terdiri dari :
a. Data kematian
b. Kunjungan kesakitan
c. Pola penyakit yaitu 10 penyakit terbesar
yang ditemukan
2) Kejadian luar biasa
3) Cakupan program pelayanan kesehatan 1 (satu)
tahun terakhir di tiap desa/kelurahan
4) Hasil survey (bila ada)
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan, dilaksanakan dengan memperhatikan halhal
sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk
mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode
sebelumnya dan memperbaiki program yang masih
bermasalah.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan
kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan
puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua)
langkah, yaitu analisa masalah dan penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan.
a. Analisa Masalah Analisa masalah dapat dilakukan melalui
kesepakatan kelompok Tim Penyusun Perencanaan Tingkat
Puskesmas dan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan
Penyantun Puskesmas melalui tahapan :
1) Identifikasi masalah
2) Menetapkan urutan prioritas masalah
3) Merumuskan masalah
4) Mencari akar penyebab masalah
5) Menetapkan cara-cara pemecahan masalah
b. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan
dan upaya kesehatan penunjang, yang meliputi :
1) Kegiatan tahun yang akan datang (meliputi kegiatan
rutin, sarana/prasarana, operasional dan program
hasil analisis masalah)
2) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan
sumber daya yang ada pada tahun sekarang
3) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber
daya yang dibutuhkan ke dalam format Rencana
Usulan Kegiatan Puskesmas
Rencana Usulan Kegiatan disusun dalam bentuk
matriks dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang
berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun daerah
sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian
data dan informasi yang tersedia di puskesmas.
4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik
untuk upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan,
upaya kesehatan penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan
secara bersama, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas
penyelenggaraan puskesmas yaitu keterpaduan.
Langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah
disetujui.
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan
Rencana Usulan Kegiatan yang diusulkan dan situasi pada
saat penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
c. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan
yang akan dilaksanakan serta sumber daya pendukung
menurut bulan dan lokasi pelaksanaan.
d. Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahas
kesepakatan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah
disusun dalam bentuk matriks (Depkes RI, 2006).
E. Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Dalam Proses Perencanaan
Tingkat Puskesmas
Di tingkat kabupaten/kota, dinas kesehatan bertanggungjawab atas
kelancaran dan keberhasilan proses dan kegiatan perencanaan kesehatan
kabupaten/kota, dalam hal ini termasuk Perencanaan Tingkat Puskesmas.
Perencanaan tingkat puskesmas juga harus dapat mengakomodasikan hasil
diskusi pembangunan tingkat desa dan tingkat kecamatan.
Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam proses
Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Mengajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota agar
diterbitkan Surat Edaran Bupati/Walikota tentang Pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas dan diinformasikan ke seluruh
puskesmas serta semua instansi kesehatan maupun non kesehatan
yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
2. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah agar proses
perencanaan, pembahasan dan persetujuan terhadap rencana usulan
kegiatan dapat diselenggarakan tepat waktu. Sehingga realisasi
anggaran dapat tepat waktu, dan selanjutnya puskesmas dapat
melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.
3. Pemberian tanda penghargaan kepada puskesmas yang telah
melaksanakan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan baik dan
kepada instansi non kesehatan yang telah memberikan peran aktif
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam proses Perencanaan
Tingkat Puskesmas melalui forum resmi, seperti rapat tim
perencanaan kesehatan kabupaten/kota maupun kegiatan lainnya
dalam rangkaian proses Perencanaan Tingkat Puskesmas. Dalam
hal ini dapat ditempuh dengan membentuk Tim Perencanaan
Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota yang beranggotakan lintas
program dan lintas sektor.
5. Menyusun petunjuk teknis tata cara penyusunan Perencanaan
Tingkat Puskesmas yang memuat :
a. Kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan tahunan
kabupaten/kota, termasuk ketentuan prioritas upaya
kesehatan untuk wilayah kabupaten/kota yang
bersangkutan.
b. Perkiraan target cakupan tahunan masing-masing program
dan puskesmas, termasuk ketentuan-ketentuan pokok untuk
pelayanan kesehatan swadaya masyarakat.
c. Ketentuan-ketentuan tentang sumber daya (tenaga,
peralatan dan pembiayaan).
6. Supervisi dan bimbingan teknis.
a. Melakukan pelatihan bagi staf puskesmas dalam
pengenalan dan penguasaan Pedoman Perencanaan Tingkat
Puskesmas serta berbagai kebijakan pelaksanaan
pembangunan kesehatan kabupaten/kota.
b. Melakukan bimbingan teknis dalam proses penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas, untuk :
1) Memberi penjelasan atas petunjuk teknis
penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas
sebagai masukan terhadap rencana usulan kegiatan
puskesmas yang sedang disusun dan saran-saran
perbaikan/umpan balik yang diperlukan.
2) Membantu kemajuan kegiatan penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas, agar setiap
puskesmas dapat menyelesaikan penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan secara tepat waktu.
c. Supervisi dan bimbingan teknis dilakukan terpadu dengan
melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.
7. Menyusun rencana tahunan kesehatan kabupaten/kota, dengan
proses sebagai berikut :
a. Menyusun Pra-Rencana Tahunan Kesehatan kabupaten/kota
berdasarkan hasil supervise dan bimbingan teknis
penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas.
b. Melaksanakan pertemuan/pembahasan perencanaan
kesehatan kabupaten/kota dengan membahas Rencana
Usulan Kegiatan Puskesmas.
c. Menyusun rancangan Rencana Tahunan Kesehatan
kabupaten/kota berdasarkan Pra Rencana Tahunan
Kesehatan Kabupaten/Kota dan hasil konsultasi Rencana
Usulan Kegiatan Puskesmas. Rancangan Rencana Tahunan
ini dibahas dalam Pra-Rakorbang kabupaten/kota yang
melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.
d. Menyusun dan menyampaikan Rencana Tahunan Kesehatan
Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota untuk dibahas dalam Rakorbang Tingkat
Kabupaten/Kota.
8. Menyusun rencana operasional, meliputi :
a. Rencana operasional disusun secara terpadu dengan
memperhatikan secara seksama semua kegiatan yang
dibiayai dari berbagai sumber (DAU, DAK, APBD).
b. Rencana operasional disusun dengan memperhatikan RUK
Puskesmas yang sudah diakomodasikan dan Rencana
Tahunan Kesehatan kabupaten/kota dengan
mengikutsertakan puskesmas dalam proses penyusunannya.
Dengan demikian alokasi kegiatan dan sumber pembiayaan
untuk setiap puskesmas telah termuat dalam rencana
operasional ini (Depkes RI, 2006).

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perencanaan tingkat puskesmas diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan puskesmas pada tahun yang akan datang
yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau
sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya (Depkes
RI, 2006).
Menurut Azwar (2006: 21), perencanaan adalah berbagai upaya
yang dilakukan dengan langkah-langkah logis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan pada masa mendatang dengan
mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang terjadi dan
menggunakan sumber daya yang tersedia.
Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang
termasuk dalam Upaya Kesehatan Esensial, Upaya Kesehatan
Pengembangan dan upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini
disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang
dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, serta sumber dana
lainnya.
Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Analisis Situasi
c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
d. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
(Depkes RI, 2006)
3.2. Saran
Tim penyusun sangat menyadari bahwa makalah ini memiliki
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Dhewi, Shiska Buwana. 2012. Analisis Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota


Medan Tahun 2012. Medan : Repositori Universitas Sumatera Utara

Nurhidayah, Listia. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Desa


Jurangbahas Dalam Pemanfaatan Puskesmas Di Puskesmas Ii Wangon
Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas. Purwokerto : Repository
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Depkes RI. 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta: Direktorat


Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai