Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DHF / DBD PADA ANAK A. Pengertian 1.

 
1. Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti. (Suriadi, 2001 : 57) 2.
 
Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan,
disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan  pada
kasus berat, sindrom syok kehilangan protein. (Nelson, 2000 : 1134) B. Etiologi Virus
dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi
dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe
bersangkutan tetapi tidak ada perlndungan terhadap serotipe lain. Ciri-ciri nyamuk Aedes
Aegypti Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang- belang, menggigit pada siang hari,
badannya datar saat hinggap, hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar
matahari, jarak terbangnya kurang dari 100 M dan senang menggigit manusia). Aedes
Aegypti betina mempunyai kebiasaan berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa orang
secara bergantian dalam waktu singkat. C. Patofisiologi · Virus dengue akan masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan
terbentuklah komplek virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen.
Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu. Terjadinya
trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagalasi (protambin,
faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat,
teutama  perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. · Yang menentukan beratnya
penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume
plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara
akut.
 Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding
pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak
diatasi bisa terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian. D. Gambaran Klinis Infeksi virus
dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari asimtomatik, penyakit
paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai syndrome syok dengue.
Timbulnya bervariasi berdasarkan derajat Demam berdarah dengue. · Fase pertama yang
relatif ringan dengan demam mulai mendadak, malaise muntah, nyeri kepala, anoreksia, dan
batuk. · Pada fase kedua ini penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan
panas, maka merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik. Seringkali
ada petekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin tampak, dan mudah
memar serta berdarah pada tempat fungsi vena adalah lazim. Ruam makular atau
makulopopular mungkin muncul dan mungkin ada sianosis sekeliling mulut dan perifer. Nadi
lemah cepat dan kecil dan suara jantung halus. Hati mungkin membesar sampai 4-6 cm
dibawah tepi costa dan biasanya keras agak nyeri. Kurang dari 10% penderita ekimosis atau
perdarahan saluran cerna yang nyata, biasanya  pasca masa syok yang tidak terkoreksi.
Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus berdasarkan
adanya gejala klinik sebagai berikut : 1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama
2-7 hari (tanpa sebab jelas). 2. Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel
positif dari adanya salah satu  bentuk perdarahan yang lain misalnya positif, ekimosis,
epistaksis, perdarahan yang lain misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
melena, atau hematomesis. 3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan sakit). 4.
Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20
mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg
atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari
dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut. E. Klasifikasi Demam
Berdarah Dengue menurut WHO (1975) · a. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau
perdarahan spontan, uji turnikel  positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi. ·
b. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain. · c.
Derajat III : Kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah, hipotensi kulit dingin, lembab,
gelisah. · d. Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur. F.
Pemeriksaan Diagnostik · 1. Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20%
atau lebih) trombositopeni (100.00/mm3 atau kurang). 2. Serotogi : uji HI (Hemaaglutination
Inhibition test). · 3. Rongten thorax : effusi pleura. G. Penatalaksanaan Terapeutik · 1.
 
Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau susu. · 2.
 
Antipiretik jika terdapat demam. · 3.
 
Antikonvulsan jika terdapat kejang. · 4.
 
Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai
hematokrit cenderung meningkat. H. Tanda-Tanda Perdarahan 1. Karena manipulasi Rumpel
leed test a.
 
Teknik - Klien diukur tekanan darahnya dan dicari sistol dan diastolnya.

 
Setelah ketemu kemudian dijumlahkan lalu dibagi dua.

 
Hasil digunakan untuk patokan mempertahankan tekanan air raksa tensimeter.

 
Pompa lagi balon tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan pertahankan sampai 5 menit.

 
Setelah itu buka kuncinya dan mansit dilepaskan.

 
Kemudian lihat apakah ada petekie / tidak didaerah vola lengan bawah.  b.
 
Kriteria : Åpa bila jumlah petekie > 20 ±, bila jumlah petekie 10 - 20

 bila jumlah  petekie 10 2. Perdarahan spontan a. Petekie / ekimosis  b. Perdarahan gusi
c. Epistakeis d. Hematomesis/ melena ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN 1.1
Biodata / Identitas DHF dapat menyerang dewasa atau anak-anak terutama anak berumur <
15 tahun. Endemik didaerah Asia tropik. 1.2 Keluhan Utama Panas / demam. 1.3 Riwayat
Penyakit Sekarang Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan
tanda-tanda lemah, ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan lembab. Demam
disertai lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan, punggung, sendi,
kepala dan perut, nyeri ulu hati, konstipasi atau diare. 1.4 Riwayat Penyakit Dahulu Ada
kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang DHF lagi, Tetapi
penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah diderita dahulu. 1.5
Riwayat Penyakit Keluarga Penyakit DHF bisa dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam satu
keluarga ada yang menderita penyakit ini kemungkinan tertular itu besar. 1.6 Riwayat
Kesehatan Keluarga Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah
lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas and ban bekas. 1.7
Riwayat Tumbuh Kembang Anak Sesuai dengan tumbuh kembang klien.
1.8 ADL 1. Nutrisi : Dapat menjadi mual, muntah, anoreksia. 2. Aktifitas : Lebih banyak
berdiam di rumah selama musim hujan dapat terjadi nyeri otot dan sendi, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, menurunnya aktifitas bermain. 3. Istirahat tidur : Dapat terganggu karena
panas, sakit kepala dan nyeri. 4. Eliminasi alvi : Dapat terjadi diare/ konstipasi, melena. 5.
Personal hygiene : Pegal-pegal pada seluruh tubuh saat panas dapat meningkatkan
ketergantungan kebutuhan perawatan diri. 1.9 Pemeriksaan 1. Keadaan umum : Suhu tubuh
tinggi (39,4
 – 
 41,1 0C), menggigit hipotensi,nadi cepat dan lemah. 2. Kulit : tampak bintik merah (petekil),
hematom, ekimosit. 3. Kepala : mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor (kadang).
4. Dada : nyeri tekan epigastrik, nafas cepat dan sering berat. 5. Abdomen : pada palpasi
teraba pembesaran hati dan limfe pada keadaan dehidrasi turgor kulit menurun. 6. Anus dan
genetalia : dapat terganggu karena diare/ konstipasi. 7. Ekstrimitas atas dan bawah :
ekstrimitas dingin, sianosis. 1.10. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan darah pasien
DHF akan di jumpai:
1) Hb dan PCV meningkat (≥20%). 2) Trombositopenia (≤100.000/ml).
3) Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis). 4) Ig.D.dengue positif. 5) Hasil
pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoprotinemia, hipokloremia, dan hiponatremia. 6)
Urium dan PH darah mungkin meningkat. 7) Asidosis metabolik: pCO <35-40 mmHg HCO
rendah. 8) SGOT/SGPT memungkinkan meningkat.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan
dengan proses infeksi virus. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler,  perdarahan, muntah dan demam. 3. Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. 4. Perubahan perfusi
jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan. 5. Nyeri berhubungan dengan keletihan,
malaise sekunder akibat DHF. 6. Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien yang
memburuk dan perdarahan yang dialammi pasien. 3. PERENCANAAN A. Prioritas Diagnosa
Keperawatan Berdasarkan kegawatan masalah. B. Tujuan, Kriteria hasil : Rencana tindakan
dan Rasional Rencana Tindakan 1. Dx I Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan
dengan proses infeksi virus. Tujuan: Anak menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.
Kriteria hasil : a. Suhu tubuh 36-37 0C  b. Pasien bebas dari demam. Rencana tindakan : a.
 
Monitor temperatur tubuh Rasional : Perubahan temperatur dapat terjadi pada proses infeksi
akut.  b. Observasi tanda-tanda vital (suhu, tensi, nadi, pernafasan tiap 3 jam atau lebih
sering). Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. c.
Anjurkan pasien untuk minum banyak 1 ½ -2 liter dalam 24 jam. Rasional : Peningkatan suhu
tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan yang
banyak. d.
 
Berikan kompres dingin Rasional : Menurunkan panas lewat konduksi. c.
 
Berikan antipiretik sesuai program tim medis Rasional : Menurunkan panas pada pusat
hipotalamus.
2.
 
Dx II Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler,
perdarahan, muntah, dan demam. Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya
kebutuhan cairan. Kriteria hasil : a. TTV (nadi, tensi) dalam batas normal.  b. Turgor kulit
kembali dalam 1 detik. c. Ubun-ubun datar. d. Produksi urine 1 cc/ kg/ BB/ jam. e. Tidak
terjadi syok hipovolemik. Rencana tindakan : a.
 
Kaji keadaan umum pasien Rasional : Menetapkan data dasar untuk mengetahui dengan cepat
penyimpangan dari keadaan normalnya.  b.
 
Observasi tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat, tensi menurun akral dingin, kesadaran
menurun, gelisah) Rasional : Mengetahui tanda syok sedini mungkin sehingga dapat segera
dilakukan tindakan. c.
 
Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun).
Rasional : Mengetahui derajat dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung  produksi urin
turun). d.
 
Berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Rasional : Asupan
cairan sangat diperhatikan untuk menambah volume cairan tubuh. e. Kolaborasi pemberian
cairan intravena RL, glukosa 5% dalam half strenght NaCl 0,9%, Dextran L 40. Rasional :
Pemberian cairan ini sangat penting bagi pasien yang mengalami defisit volume cairan dengan
keadaan umum yang buruk karena cairan ini langsung masuk ke pembuluh darah. 3.
 
Dx III Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,
muntah dan anoreksia. Tujuan : Kriteria hasil : a. Adanya minat/ selera makan.
b. Porsi makansesuai kebutuhan. c. BB dipertahankan sesuai usia. d. BB meningkat sesuai
usia. Rencana tindakan : a.
 
Monitor intake makanan Rasional : Memonitor intake kalori dan insufisiensi kualitas
konsumsi makanan.  b.
 
Memberikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan. Rasional : Mengurangi rasa tidak
nyaman dan meningkatkan selera makan. c.
 
Sajikan makanan yang menarik, merangsang selera dan dalam suasana yang menyenangkan. Rasional :
Meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake makanan. d.
 
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional : Makan dalam porsi besar/ banyak
lebih sulit dikonsumsi saat pasien anoreksia. e.
 
Timbang BB setiap hari. Rasional : Memonitor kurangnya BB dan efektifitas intervensi
nutrisi yang diberikan. f.
 
Konsul ke ahli gizi. Rasional : Memberikan bantuan untuk menetapkan diet dan
merencanakan  pertemuan secara individual bila diperlukan. 4.
 
Dx IV Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan. Tujuan : Anak
menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat. Kriteria hasil : a. Suhu
ekstrimitas hangat, tidak lembab, warna merah muda.  b. Ekstrimitas tidak nyeri, tidak ada
pembengkakan. c. CRT kembali dalam 1 detik. Rencana tindakan : a. Kaji dan catat tanda-
tanda vital (kualitas dan frekuensi nadi, tensi, capilary reffil). Rasional : Tanda vital
merupakan acuan untuk mengetahui penurunan perfusi ke  jaringan.  b. Kaji dan catat
sirkulasi pada ekstrimitas (suhu kelembaban, dan warna). Rasional : Suhu dingin, warna
pucat pada ekstrimitas menunjukkan sirkulasi darah kurang adekuat.
e.
 
 Nilai kemungkinan kematian jaringan pada ekstrimitas seperti dingin, nyeri,  pembengkakan,
kaki. Rasional : Mengetahui tanda kematian jaringan ekstrimitas lebih awal dapat berguna
untuk mencegah kematian jaringan. 5.
 
Dx V Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan malaise sekunder akibat
DHF. Tujuan : Rasa nyaman pasien terpenuhi dengan kriteria nyeri berkurang atau hilang.
Rencana tindakan : a.
 
Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi rentang nyeri (0-10). Rasional :
Mengetahui nyeri yang dialami pasien sehingga perawat dapat menentukan cara
mengatasinya.  b.
 
Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri. Rasional : Dengan
mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai
dengan masalah klien. c.
 
Berikan posisi yang nyaman dan ciptakan suasana ruangan yang tenang. Rasional : Posisi yang nyaman dan
situasi yang tenang dapat membuat perasaan yang nyaman pada pasien. d.
 
Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri dengan mainan,
membaca buku cerita. Rasional : Dengan melakukan aktifitas lain pasien dapat sedikit
mengalihkan  perhatiannya terhadap nyeri. e.
 
Kolaborasi pemberian obat-obatan analgesik. Rasional : Obat analgesik dapat menekankan
rasa nyeri. 6.
 
Dx VI Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan
perdarahan yang dialami pasien. Tujuan : Kecemasan berkurang dengan kriteria : a. Klien
tampak lebih tenang.  b. Klien mau berkomunikasi dengan perawat. Rencana tindakan : a.
 
Kaji rasa cemas yang dialam oleh pasien. Rasional : Menetapkan tingkat kecemasan yang
dialami oleh pasien.  b.
 
Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.
Rasional : Membantu menenangkan perasaan pasien. c.
 
Gunakan komunikasi terapeutik. Rasional : Agar segala sesuatu yang disampaikan pada
pasien memberikan hasil yang efektif. d.
 
Jaga hubungan saling percaya dari pasien dan keluarga. Rasional : Menjalin hubungan saling
percaya antara perawat dengan pasien/ keluarga. e.
 
Jawab pertanyaan daripasien/ keluarga dengan jujur dan benar. Rasional : Jawaban jujur dan
benar akan menumbuhkan kepercayaan pasien pada  perawat. 4. PELAKSANAAN Prinsip-
prinsip pelaksanaan rencana askep pada anak dengan DBD/ DHF. 1.
 
Mempertahankan pemenuhan kebutuhan cairan. 2.
 
Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal. 3.
 
Mempertahankan kebutuhan nut risi. 4.
 
Mempertahankan perfusi jaringan perifer agar tetap adekuat. 5.
 
Mempertahankan rasa nyaman pasien. 6.
 
Mengurangi kecemasan klien. 5. EVALUASI 1. Mengukur pencapaian tujuan. 2. Membandingkan
tujuan yang telah ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA 1.
 
Suriadi, Yuliana R, 2001, Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi I, Penerbit PT. Fajar
Interpratama : Jakarta. 2.
 
 Nelson, 2000, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian II, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. 3.
 
 Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. 4.
 
http://www.riyawan.com / http://www.smkmuh5babat.info / http://www.babat.web.id

Anda mungkin juga menyukai