Paling Baru Sekaliiiii
Paling Baru Sekaliiiii
PENDAHULUAN
peralatan rumah tangga yang serba elektrik. Peralatan tersebut, mulai dari
lampu penerangan, televisi, kulkas hingga AC, kini sudah menjadi barang
melambung tinggi untuk hal yang seharusnya dapat dikurangi. Disamping itu,
tagihan listrik yang tinggi dapat disebabkan oleh pemakaiannya yang salah.
dan penurunan tegangan yang terjadi pada saluran. Penyaluran daya listrik
kenyataannya, daya yang disalurkan tidak sama dengan daya yang sampai ke
konsumen.
1
yang mana beban-beban tersebut mengandung gulungan-gulungan kawat
keperluan magnetisasi dan daya lisrik tersebut disebut daya reaktif. Suatu
yang bersifat induktif membutuhkan daya reaktif yang sangat besar sehingga
sumber (pembangkit listrik) harus mensuplai daya yang lebih besar. Keadaan
seperti ini dapat menyebabkan jatuh tegangan, arus pada jaringan bertambah
daya reaktif. Sumber daya reaktif tersebut dapat diletakkan pada daerah dekat
beban untuk mensuplai daya reaktif yang dibutuhkan oleh beban tersebut.
daya reaktif ini juga diharapkan dapat mengurangi rugi-rugi daya dan jatuh
mempunyai efisiensi yang lebih tinggi yaitu dengan besar daya yang sama,
diperoleh kuat penerangan yang lebih besar, selain itu pada lampu jenis pijar,
banyak energi listrik yang diubah menjadi energi panas saja. Walaupun lampu
jenis TL mempunyai efisiensi lebih tinggi dari pada lampu jenis pijar, tetapi
2
Harga lebih mahal, hal ini tidak terlalu menjadi masalah, sebab masih
adanya ballast ini akan menimbulkan kerugian daya pada ballast sendiri, yang
kerugian cukup besar, dan juga rendahnya harga faktor kerja (Cos φ) karena
(kumparan).
mengubah energi listrik menjadi energi cahaya, tetapi kendala timbul setelah
digunakan dalam jumlah yang banyak dan beban yang cukup besar
tercapainya jumlah beban dan jumlah daya tersedia dari sumber, akibatnya
penggunaan lampu jenis ini akan menurunkan jumlah daya yang tersedia dari
sumber, juga kesulitan lain berupa sulit menyala dengan normal pada saat
Oleh karena itu, perlu diteliti lebih lanjut aspek ekonomis dari
berdasarkan konsumsi daya dan biaya penggunaan. Adapun strategi ini adalah
3
memperbaiki faktor daya sehingga dapat meminimalkan atau meniadakan
reaktif.
tagihan yang berhubungan dengan besarnya operasi faktor daya yang tinggi
penerangan.
2. Bagaimana menghitung besar kapasitas kapasitor, apakah telah sesuai
penerangan.
1.4. TujuanPenelitian
4
Adapun tujuan penelitian dari tugas akhir ini adalah :
penerangan.
2. Menghitung besar nilai kapasitas kapasitor yang dibutuhkan untuk
1. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini kiranya dapat memjadi kumpulan literatur bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya suatu inovasi baru tidak mudah diserap oleh seluruh
5
akan teknologi tersebut dan akhirnya lambat laun mau menerima, yang
belum mengenal atau belum memahami apa yang dimaksud dengan lampu
hemat energi. Masyarakat cenderung memilih lampu yang murah dan mudah
lampu tersebut. Hemat energi adalah suatu tema yang menarik perhatian
listrik lainnya, seperti televisi, kulkas, maupun AC. Asumsi ini muncul akibat
adanya anggapan bahwa daya yang dibutuhkan oleh satu dari peralatan-
peralatan tersebut lebih besar dari pada daya sebuah lampu. Demikian pula
kulkas dan AC harus hidup selama 24 jam non-stop, sedangkan lampu kurang
lebih hanya 9 jam per hari. Namun, potensi penghematan energi listrik pada
peralatan pengguna tenaga listrik yang utama dan penting. Rata-rata hampir
6
2.2. Gambaran Umum Sistem Penerangan di Indonesia
dan gas yang dapat digunakan sebagai bahan penyalaan untuk lampu obor,
kerja dari lampu listrik tersebut adalah dengan cara menghubung singkat
listrik pada filamen Karbon (C), sehingga terjadi arus hubung singkat yang
diganti dengan filamen tungsten atau Wolfram (=Wo) yang dibuat membentuk
7
yang bergerak dari katoda menuju anoda pada tabung lampu akan menumbuk
atom-atom media gas yang ada di dalam tabung tersebut, akibat tumbukan
tabung). Media gas yang digunakan dapat berbagai macam. Lampu luah
dengan gas Sodium tekanan rendah ditemukan pada tahun 1932, lampu luah
dengan gas Merkuri dikembangkan pada tahun 1935, dan kemudian tahun
lampu neon, hingga lampu Xenon tahun 1959. Khusus lampu sorot dengan
warna yang lebih baik telah dikembangkan gas Metalhalide (Halogen yang
dicampur dengan Iodine) pada tahun 1964, sampai pada akhirnya lampu
Sodium tekanan tinggi tahun 1965. Prinsip emisi elektron ini yang dapat
dengan prinsip pemijaran. Hal ini jelas karena rugi energi listrik yang diubah
menjadi energi cahaya melalui proses emisi elektron dapat dihemat banyak
sekali dibanding dengan cara pemijaran dimana energi listrik yang diubah
menjadi energi cahaya banyak yang hilang terbuang menjadi energi panas
sistem induksi magnet yang mempunyai umur paling lama dari lampu-lampu
jenis lain ± 60.000 jam, namun hal ini masih dalam tahap penelitian.
lebih baik (benefit/ cost ratio). Untuk sistem penerangan dekade 90-an yang
8
banyak digunakan oleh masyarakat umum saat ini adalah jenis lampu
fluorescence kompak model SL atau PL, yang dikenal lampu hemat energi.
yaitu :
terperinci. Penggunaan ini dapat diketahui berapa energi yang dipakai, berapa
Dengan demikian maka biaya energi dapat ditekan serendah mungkin tampa
9
Pada waktu tertentu apabila mendapatkan cukup sinar matahari baik
secara langsung atau pantulan dari luar ruangan. Maka tidak perlu
tenaga listrik secara efesien dapat diperlukan beberapa cara supaya diperoleh
daya guna yang tinggi, antara lain cara tersebut secara alami :
dikondisikan.
c. Menentukan besar daya yang tepat dan sesuai dengan luar ruangan
d. Harus memperhitungkan sesuai standar normalisasi teknik dan
10
Untuk maksud penghematan tenaga listrik, pengoperasian perlu
diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan meng off-kan peralatan sistem yang
puncak tersebut ialah mengatur jam kerja beban-beban yang tidak dipakai
harus sesuai dengan kebutuhan. Begitu pula prioritas ruangan dianggap lebih
b. Cara modifikasi
Penghematan energi dengan cara modifikasi dapat dilakukan dengan
kapasitas yang terlalu besar sebaiknya diganti dengan kapasitas kecil yang
2.4. Lampu TL
ini sudah sangat luas dan sangat umum baik untuk penerangan rumah,
11
cahaya output per watt daya yang digunakan lebih tinggi dari pada lampu
cukup untuk menyebabkan gas neon didalam tabung starter untuk panas
normally open ini akan ‘closed’. Hal ini menyebabkan gas neon di dalamnya
dingin (deionisasi), dan dalam kondisi starter ‘closed’ ini terdapat aliran arus
didalam tabung lampu TL ini terionisasi. Pada saat gas neon di dalam tabung
starter sudah cukup dingin maka bimetal di dalam tabung starter tersebut
akan ‘open’ kembali sehingga ballast akan menghasilkan spike tegangan tinggi
Peristiwa ini akan berulang, dan ketika gas di dalam tabung lampu
TL tidak terionisasi penuh sehingga tidak terdapat cukup arus yang melewati
12
filamen lampu neon tersebut, maka lampu neon akan tampak berkedip. Selain
itu, jika tegangan induksi dari ballast tidak cukup besar, maka walaupun
Jika proses ‘starting up’ yang pertama tidak berhasil maka tegangan
lampu TL ini masuk pada kondisi steady state, yaitu pada saat impedansinya
turun menjadi ratusan ohm. Impedansi dari tabung akan turun dari ratusan
megaohm menjadi ratusan ohm saja pada saat kondisi ‘steady state’. Arus
yang ditarik oleh lampu TL tergantung dari impedansi ballast trafo seri dengan
maka ada kemungkinan pada saat starter berubah kondisi dari ‘closed’ ke
‘open’ terjadi pada saat tegangan AC turun mendekati nol, sehingga tegangan
Ballast (berupa induktor), starter, dan sebuah kapasitor (pada umumnya tidak
digunakan) dan sebuah tabung lampu TL. Konstruksi ini dapat dilihat pada
gambar 2.2.
13
Gambar 2.2. Blok Diagram Lampu TL Standar
Tabung lampu TL ini diisi oleh semacam gas dimana pada saat
merupakan komponen penting pada sistem lampu TL ini karena starter akan
dalam sebuah tabung vacuum yang biasanya diisi dengan gas neon.
2.5. Ballast
lampu TL. Jika tegangan listrik pada lampu TL tidak diatur, maka besar arus
listrik yang mengalir melalui lampu akan meningkat pesat dan dapat
tegangan dengan prinsip pembatasan arus. Ada dua jenis ballast dalam lampu.
14
yaitu ballast magnetik dan ballast elektronik. Ballast magnetik bekerja dengan
cara mencekik (bahasa Inggris: choke) arus pada titik yang sudah ditentukan
50/60Hz. Adapun contoh jenis ballast yang sering digunakan dapat dilihat
elektronik aktif untuk membatasi arus dan bekerja pada frekuensi yang lebih
2.6. Starter
Starter atau penghidup pada dasarnya adalah suatu saklar otomatis yang
akan mati setelah jangka waktu tertentu. Starter akan membiarkan arus listrik
15
memanaskannya hingga mulai melepaskan electron. Starter akan terbuka
setelah beberapa detik dan tegangan listrik di antara kedua ujung tabung
raksa.
2.7. Kapasitor
listrik.
besar kapasitansinya makin besar pula muatan atau medan listrik yang dapat
16
Gambar 2.6. Kapasitor
mengeluarkan elektron.
Daya reaktif adalah daya listrik yang diubah dari energi magnetis.
mesin listrik. Daya reaktif mempunyai tanda yang berlawanan dengan daya
daya reaktif yang disebut daya semu (kVA). Bila disekitar beban yang bersifat
induktif pada suatu jaringan tidak terdapat sumber daya reaktif induktif, maka
17
Untuk mengkompensasi pengaruh yang diakibatkan oleh beban
reaktif induktif yang berlebihan, maka pada daerah dekat dengan beban dapat
daya aktif (kW), daya nyata (kVA) dan daya reaktif (kVAR) adalah bangun
segitiga yang biasa disebut segitiga daya. Daya reaktif terdiri dari dua macam
Kapasitor adalah suatu alat listrik yang terdiri dari dua konduktor
keadaan tertentu.
pelat dari suatu kapasitor digunakan suatu bahan dielektrik pada yang
18
Bentuk kapasitor yang sering dijumpai dalam praktek adalah
kapasitor keeping (pelat) paralel. Kapasitor ini terdiri atas dua keping (pelat)
paralel yang masing-masing luasnya adalah (A) dan jaraknya (d), ini terlihat
elektroda
d
A
elektroda
Dimana :
19
d = jarak antara pelat (m)
pada frekuensi (f) yang diketahui diberikan dalam hubungan sebagai berikut :
Xc = ........................................................................................... (2.2)
Dimana :
f = frekuensi (Herz)
rangkain pada salah satu ujung saluran dan bila saluran lebih panjang maka
dipasang pada kedua ujung saluran. Kapasitor seri ini lebih efektif untuk
20
Kapasitor seri ini dilengkapi “spark gap” untuk perlindungan
kapasitor seri, dapat dikatakan bahwa daya yang disuplai untuk melayani
beban harus melalui sistem kapasitor, dengan diputuskan sistem kapasitor ini,
21
a. Pengatur tegangan.
b. Untuk mengembangkan jaringan yang parallel antara kapasitas besar
jaringan serta memperkecil drop tegangan dan rugi-rugi daya antara ujung
secara paralel.
22
1. Secara sendiri-sendiri atau langsung pada beban misalnya pada motor-
motor-motor induksi yang mempunyai faktor daya (Cos φ) yang kecil akibat
faktor kerja antara 80% - 90%. Tetapi dengan cara tersebut tidaklah
karena faktor daya dari sebuah motor sendiri dapat berubah terhadap beban,
kapasitor dapat menghasilkan suatu tegangan surya yang dapat memiliki efek
dari lampu-lampu TL, AC, motor-motor induksi dan lain-lain, selain untuk
pada beban-beban pada panel pembagi dan panel utama, maka efesiensi pada
23
pemeliharaannya tidak sulit.Sebagai bahan pertimbangan sehingga
juga disebut compact fluorescent lamp (CFL). Lampu hemat energi memiliki
prinsip kerja yang sama dengan lampu fluorescent pada umumnya, yaitu
memendarkan gas di dalam tabung lampu sehingga timbul sinar ultra violet
akibat energi listrik yang dialirkan. Perbedaan mendasar LHE dengan lampu
fluorescent standar adalah lampu jenis ini didesain dengan bentuk dasar
berupa uliran seperti lampu pijar sehingga dapat dengan mudah dipasang
merkuri dan gas inert Argon (Ar), ballast elektronik terdiri dari komponen
ballast magnetik lebih jarang ditemui sekarang ini karena flicker yang tinggi
pada saat starting serta bentuk lebih besar dan lebih berat dibandingkan
ballast elektronik.
24
Gambar 2.8. Lampu hemat Energi (LHE)
Terdapat 2 jenis LHE yang dapat ditemui di pasaran, yaitu:
1. Integral units.
2. Modular units.
ukurannya besar.
3. Meningkatkan nilai luminous efficacy atau perbandingan jumlah lumen
ballast konvensional.
5. Mengurangi noise suara yang terjadi pada ballast.
6. Mempunyai faktor daya yang lebih bagus jika dibandingkan dengan
ballast magnetis.
7. Mampu untuk mengontrol tegangan dan arus yang dikehendaki dengan
lebih akurat.
8. Mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk start dan restart pada
lampu.
9. Mengontrol keadaan start dan operasi dengan lebih baik sehingga
25
Terlepas dari keuntungan-keuntungan tersebut, ballast elektronik
termasuk salah satu beban non linier yang menghasilkan harmonik yang
S=V.I Q = V. I Sin φ
S (VA) Q (VAR)
P (Watt) P = V . I Cos φ
kilowatt, megawatt.
P = V.I cos φ………..................................................................... (2.3)
26
2. Daya Reaktif Q (VAR)
a. Daya reaktif induktif adalah daya listrik yang dibutuhkan untuk
sekunder dengan suatu transformator dan melalui celah udara atau gap
penguatan lebih.
Besar daya reaktif tersebut secara matematis dapat dinyatakan dalam
rumus :
Tegangan x komponen arus yang tegak lurus dalam satuan VAR, kVAR dan
MVAR.
Q = V.I Sin φ ................................................................................(2.4)
3. Daya Semu S (VA)
Daya semu adalah daya pada jaringan dan merupakan jumlah vektor
antara daya aktif dengan daya reaktif atau dapat dijabarkan dengan
persamaan:
S² = P² + Q²
= (V . I. Cos. φ)² + (V . I. Sin. φ)²
= V² . I² (Cos. φ + Sin . φ)²
S = V . I ........................................................................................(2.5)
Dari uraian diatas jelas bahwa daya reaktif ini tidak menghasilkan
kerja tetapi tersimpan dalam sistem yaitu dalam bentuk usaha atau kapasitif
dalam tenaga listrik daya reaktif yang dibutuhkan pada beban yang bersifat
transformator.
Diantara daya semu (kVA) dan daya aktif (kW) terdapat suatu faktor
yang disebut faktor daya (power faktor) atau faktor kerja yang dapat
27
dinyatakan sebagai perbandingan antara daya aktif dengan daya semu,
Faktor daya =
umumnya faktor daya pada suatu beban baik daya kecil maupun daya besar
tambahan.
Dalam kenyataan sebagian besar dari beban baik beban untuk
lain-lain.
Beban-beban ini menyebabkan faktor daya lagging dan menjadi
peralatan akan lebih besar jika dibandingkan dengan arus yang mengalir pada
28
1. Pada faktor daya yang rendah arus yang mengalir pada sistem besar
reaktif pada jaringan dimana dia tersambung. Pada jaringan yang bersifat
induktif dengan segitiga daya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7, apabila
kapasitor dipasang maka daya reaktif yang harus disediakan oleh sumber
berkurang, maka dari sudut pandang sumber, segitiga daya yang baru
diperoleh; ditunjukkan pada Gambar 2.10. garis oranye. Terlihat bahwa sudut
Qc
S (VA) Q tot
Q (VAR)
1 2
P (Watt)
Qc = ………………………………………..(2.7)
29
C= …………………………………...(2.8)
Dimana :
1 = sebelum perbaikan
2 = setelah perbaikan
perbaikan faktor daya ini dimana hal-hal tersebut sangat erat sekali
menjadi kecil.
2. Perbaikan regulasi tegangan.
3. Pengurangan jatuh tegangan.
4. Efesiensi kabel dan peralatan-peralatan lainnya menjadi naik.
5. Dengan berkurangnya arus, kenaikan temperatur yang berlebihan dapat
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Kapasitor
3. Kabel penghantar
4. Ballast Magnetik
5. Stater
6. Tang
7. Obeng
8. Alat Ukur :
Ampere meter
Volt meter
Watt Meter
Lux meter
31
3.3. Rancangan Penelitian
perancangan gambar 3.1 dan gambar 3.2 sebagai inti dari rancangan dari
penelitian.
Kapasitor
menggunakan kapasitor.
R balast
P A
kapasitor
Kapasitor
menggunakan kapasitor.
R balast
P A
32
C
S V
Tabung Lampu TL
Starter
P A
R
L1
S V
FLOWCHART PENELITIAN
Mulai
33
Pengukuran
Menggunakan Kapasitor
Mengukur daya
reaktif
Analisis :
kVAR
Nilai C
Tidak
Sesu
ai
Ya
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan pengukuran arus, tegangan dan daya listrik. Pada pengukuran ini
34
terdapat tiga jenis pembebanan, yaitu lampu TL 60 watt, 80 watt dan 100
menggunakan kapasitor.
Kapasitor.
Hasil pengukuran arus, tegangan dan daya listrik pada setiap beban
Daya P V I
No.
Beban (Watt) (Volt) (Ampere)
76 220 0,68
1. 60 Watt 64 220 0,57
68 219 0,61
85 218 0,71
2. 80 Watt 81 219 0,70
87 220 0,75
118 221 0,87
3. 100 Watt 114 222 0,87
122 218 0,92
35
Berdasarkan data yang telah diperoleh pada tabel. 4.1. maka
Data 1 :
Data 2 :
Data 3 :
36
Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai cos φ rata-rata, yang
semu (S) dan daya reaktif (Q) lampu TL. Untuk memperoleh daya semu dan
daya reaktif tersebut, terlebih dahulu dilakukan perhitungan daya, arus dan
37
Sedangkan daya reaktif diperoleh sebagai berikut,
berikut :
Data 1 :
38
Data 2 :
Data 3 :
39
Sehingga didapatkanlah nilai rata – rata dari kapasitor yang
berbeda.
40
Pengukuran 1 :
Pengukuran 2 :
Pengukuran 3 :
Data 1 :
41
Data 2 :
Data 3 :
Dari masing-masing nilai cos φ, dari data diatas maka cos φ rata-rata
sebagai berikut :
42
Berdasarkan tabel. 4.1. maka didapatkanlah daya (P) rata-rata adalah
sebagai berikut :
sebagai berikut :
Data 1 :
43
Data 2 :
Data 3 :
44
Sehingga didapatkanlah nilai rata – rata dari kapasitor yang
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya semu adalah
sebagai berikut :
45
Menghitung Daya Aktif.
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya aktif adalah
sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya reaktif adalah
sebagai berikut :
46
Pengukuran penerangan ini dilakukan sebnayak 5 (lima) kali ditempat
berbeda.
Pengukuran 1 :
Pengukuran 2 :
Pengukuran 3 :
Data 1 :
47
Data 2 :
Data 3 :
Dari masing-masing nilai cos φ, dari data diatas maka cos φ rata-rata
sebagai berikut :
48
Berdasarkan tabel. 4.1. maka didapatkanlah daya (P) rata-rata adalah
sebagai berikut :
sebagai berikut :
Data 1 :
49
Cos φ2 : 0,99 (dikoreksi)
Data 2 :
Data 3 :
50
Sehingga didapatkanlah nilai rata – rata dari kapasitor yang
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya semu adalah
sebagai berikut :
51
Menghitung Daya Aktif.
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya aktif adalah
sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya reaktif adalah
sebagai berikut :
52
Pengukuran penerangan ini dilakukan sebnayak 5 (lima) kali ditempat
berbeda.
Pengukuran 1 :
Pengukuran 2 :
Pengukuran 3 :
Intensitas
Daya
No. Penerangan
Beban
(Lux)
338,6
1. 60 Watt 336,4
349,4
53
371,8
2. 80 Watt 369,8
385,2
445,4
3. 100 Watt 434,8
440,8
Kapasitor.
Daya P V I
No. C
Beban (Watt) (Volt) (Ampere)
72 219 0,34
1. 60 Watt 7 µF 61 219 0,28
65 219 0,30
82 221 0,40
2. 80 Watt 8 µF 80 219 0,38
84 221 0,42
3. 9 µF 114 220 0,53
54
100 110 219 0,52
Watt 118 218 0,60
Data 1 :
Data 2 :
55
Data 3 :
Dari masing-masing nilai cos φ, dari data diatas maka cos φ rata-rata
sebagai berikut :
sebagai berikut :
56
Berdasarkan tabel. 4.3. maka didapatkanlah arus (I) rata-rata adalah
sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya semu adalah
sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya aktif adalah
sebagai berikut :
57
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya reaktif adalah
sebagai berikut :
berbeda.
Pengukuran 1 :
Pengukuran 2 :
Pengukuran 3 :
58
Pada saat pengukuran : 3600, 3530, 3510, 3550, 3490
Data 1 :
Data 2 :
Data 3 :
59
Dari masing-masing nilai cos φ, dari data diatas maka cos φ rata-rata
sebagai berikut :
sebagai berikut :
60
Berdasarkan tabel. 4.3. maka didapatkanlah daya (P) rata-rata adalah
sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya semu adalah
sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya aktif adalah
sebagai berikut :
61
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya reaktif adalah
sebagai berikut :
berbeda.
Pengukuran 1 :
Pengukuran 2 :
Pengukuran 3 :
62
Pada saat pengukuran : 3890, 3810, 3770, 3820, 3780
Data 1 :
Data 2 :
Data 3 :
63
Dari masing-masing nilai cos φ, dari data diatas maka cos φ rata-rata
sebagai berikut :
sebagai berikut :
sebagai berikut :
64
Berdasarkan tabel. 4.3. maka didapatkanlah daya (P) rata-rata adalah
sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya semu adalah
sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya aktif adalah
sebagai berikut :
65
Menghitung Daya Reaktif.
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata diatas maka daya semu adalah
sebagai berikut :
berbeda.
Pengukuran 1 :
Pengukuran 2 :
66
Pengukuran 3 :
Intensitas
Daya
No. Penerangan
Beban
(Lux)
3416
1. 60 Watt 3402
3536
3700
2. 80 Watt 3692
3814
4430
3. 100 Watt 4322
4352
4.1.3. Analisa Data
lampu TL untuk setiap beban sebelum dan menggunakan kapasitor, dapat kita
S P Q
No Beban Cos φ
(VA) (W) (VAR)
. Daya
S M S M S M S M
60
1. 136,15 65,7 68,07 64,38 117,91 13,10 0,50 0,98
Watt
67
80
2. 157,68 88,12 83,57 81,95 133,71 32,39 0,53 0,93
Watt
100
3. 193,86 120,45 116,31 113,22 155,09 44,10 0,60 0,94
Watt
4.2. Mengukur Faktor Daya pada Rangkaian Lampu Hemat Energi (LHE)
lampu TL, tanpa melihat tipe merek produksinya. Ada beberapa tipe merek
LHE yang beredar di pasaran, diantaranya Philips, Osram, Cosmos, dan lain-
lain.
berapa nilai faktor daya (cos φ) yang dikonsumsi LHE, dan kemudian
68
dibandingkan dengan faktor daya yang dikonsumsi oleh lampu TL. Adapun
Diketahui : P = 13 W
V = 218 V
I = 0,06 A
69
Menghitung Daya Reaktif.
70
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
berikut :
71
nilai kapsitas daya reaktif (Q) yang dikonsumsi adalah 117,91 VAR
menjadi 13,10 VAR, dan untuk beban 80 watt dengan cos φ = 0,53
32,39 VAR. Kemudian untuk beban 100 watt dengan Cos φ = 0,60
dilakukan perbaikan.
2. Untuk nilai kapasitas kapasitor yang dibuthkan dalam memperbaiki
faktor daya pada beban 60 watt dengan Cos φ = 0,50 menjadi 0,98 dan
kapasitor sebesar 7,09 µF. untuk beban 80 watt cos φ = 0,53 menjadi
kapasitas kapasitor sebesar 8,00 µF. Dan untuk beban 100 watt dengan
cos φ = 0,60 menjadi 0,94, nilai Q = 155,09 VAR menjadi 41,10 VAR
5.2. Saran
Dengan melihat kesimpulan yang ada, penulis sadar akan
kekurangan yang ada dalam penyelesaian tugas akhir ini. Untuk itu bagi
pembaca yang ingin mendalami bidang ini khususnya pada perbaikan faktor
daya, penulis menyarankan kiranya tugas akhir ini agar bisa disempurnakan
72
pembaca dapati pada tugas akhir ini kiranya bisa dikembangkan untuk
73