Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PENERAPAN MORAL DALAM KEHIDUPAN MODERN”

DISUSUN OLEH :

NUR NYAI SHABRINA PUTRI NAMADULLAH

2019 74 004

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata
kuliah pancasila dan kewarganegaraan yang berjudul PENERAPAN MORAL DALAM
KEHIDUPAN MODERN dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu . Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Pancasila dan Kewarganegaraan Dr. Louisa M. Metekohy SH, M.Pd.

Makalah ini ditulis berdasarkan ide dan gagasan serta informasi dari media massa yang
berhubungan dengan pancasila.

Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan
yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Semoga makalah ini bermanfaat

Ambon,17 Oktober 2019

Nur Nyai Shabrina Putri Namadullah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………..
……………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………….…………….
……………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR
BELAKANG………………………………………………………………………………...1

1.2 RUMUSAN
MASALAH……………………………………………………………………………..2

1.3 TUJUAN
PENULISAN………………………………………………………………………………2

1.4 MANFAAT
PENULISAN……………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
MORAL…………………………………………………………………………………...4

2.2 DAMPAK GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN


MODERN……………………………………5

2.3 MORAL REMAJA INDONESIA BAGI PERKEMBANGAN


MODERN…………………………..8

2.4 PENERAPAN MORAL BERDASARKAN PANCASILA BAGI GENERASI


MILENIAL……... 9

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………
…13

3.2 SARAN……………………………………………………………………………………………....
13

DAFTAR
PUSAKA………………………………………………………………………………………14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai- nilai moral
sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu kelompok
masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu bangsa dapat dinilai melalui karakter moral
masyarakatnya. Manusia dalam hidupnya harus taat dan patuh pada norma-norma, aturan-aturan, adat
istiadat, undang-undang dan hukum yang ada dalam suatu masyarakat. Berkaitan dengan norma-
norma, aturan-aturan, adat istiadat, undang-undang dan hukum yang mengatur kehidupan manusia
dibuat atas kesepakatan sekelompok manusia atau aturan yang berasal dari hukum Tuhan (wahyu)
agar manusia dapat hidup sesuai dengan norma yang disepakati dalam komunitas kehidupan manusia
maupun hukum dari Tuhan.
Faktor dari kemajuan teknologi dan informasi serta masuknya pengaruh kebudayaan barat
yang masuk ke Indonesia secara bebas menyebabkan kemerosotan moral para generasi muda saat ini.
Hal ini tentu saja sangat cepat berpengaruh pada diri mereka baik itu dilihat dari sopan santun dalam
berperilaku, gaya berbicara serta sikap toleransi, menghormati dan menghargai orang yang ada di
lingkungan sekitar sehingga nilai-nilai Pancasila tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup generasi
muda Indonesia saat ini. Krisis moralitas juga terjadi karena nilai- nilai Pancasila sekarang ini mulai
luntur dan tidak lagi diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, ini terjadi karena generasi
kita sendiri tidak memiliki pedoman dasar baik itu dari pola asuh orang tua, pola berfikir sesaat
mereka yang tidak memikirkan akibat buruk yang akan terjadi setelahnya, kestabilan emosi yang
masih sangat rentan, pembelajaran dan sosialisasi tentang kehidupan dan akhlak remaja pun masih
kurang dan kurangnya kesadaran dari mereka sendiri untuk menjadi lebih baik. Sehingga hal inilah
yang seharusnya mampu dijadikan acuan bagi pendidik baik orang tua maupun guru di sekolah dan
didukung oleh pemerintah untuk dapat memberikan pembelajaran di sekolah dan sosialisasi kepada
generasi muda dalam menghadapi kemajuan jaman dengan tujuan agar mereka mampu membentengi
diri dari hal-hal negatif yang dapat menjerumuskan mereka.
Pancasila yang seharusnya dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dan falsafah bangsa akan
tetapi kini hanya sebagai semboyan belaka. Dengan hilangnya peran Pancasila sebagai pedoman
hidup maka banyak orang di masa kini dalam bertindak sudah tidak mengindahkan asas Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Jati diri bangsa Indonesia seolah mulai luntur
sehingga timbul perilaku amoral yang merugikan orang lain dan membuat semakin terpuruknya
negeri ini.
Nilai kejujuran merupakan cerminan hati dari diri manusia dalam menjalani kehidupan akan
tetapi hal ini tidak berpengaruh pada sikap perilaku pelajar sekarang ini yang seolah tidak paham akan
pentingnya sebuah kejujuran. Misalnya saja pada saat ujian di kelas, mereka bahkan tidak merasa
canggung saat mengerjakan soal dengan mencontek jawaban teman lainnya, padahal perilaku ini
sangat bertentangan dengan nilai kejujuran yang seharusnya dimiliki oleh generasi kita. Remaja saat
ini juga cenderung kurang memiliki kesadaran terhadap norma kesopanan dilihat dari kehidupan
sehari-hari misalnya saja pada saat berbicara dengan guru menggunakan bahasa yang seharusnya
pantas untuk teman sebaya, ketika berbicara dengan guru pun seperti berbicara kepada teman tanpa
ada rasa menghormati dan ketika berjalan didepan orang tua pun tidak membungkukkan badan
sebagaimana bentuk rasa menghormati orang yang lebih tua. Akan tetapi terkadang masih ada guru
yang enggan untuk menegur siswanya yang dirasa kurang memiliki sikap hormat, hal ini membuat
para siswa menganggap sikap tersebut menjadi kebiasaan yang tidak sopan.
Pelajar yang seharusnya menjadi penerus bangsa untuk memajukan negara kearah yang lebih
baik malah melakukan hal negatif diluar dari sikap apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang yang
terdidik. Fenomena inilah yang menjadi faktor dari merosotnya moral remaja saat ini yang menjadi
tugas bagi para orang tua dan para pendidik untuk membimbing mereka kearah yang mencerminkan
sikap Pancasila.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap TuhanYang Maha Esa serta
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,
berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap agama, bangsa
dan negara (UU No 20 Tahun 2003).

1.2 Rumusan Masalah


Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Penerapan Moral dalam Kehidupan Modern”
ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut.
1. Apa itu Moral ?
2. Apa dampak globalisasi dalam kehidupan modern ?
3. Bagaimanakah moral remaja Indonesia dalam perkembangan modern ?
4. Bagaimana penerapan moral dalam kehidupan modern di Indonesia pada generasi milenial?

1.3 Tujuan Penulisan


Pembaca diharapkan mampu menelaah serta memahami peran penerapan moral dalam dunia
modern dan mengambil sikap kritis juga objektif dalam menerima ide-ide baru yang muncul. Serta
dapat menyikapi dan mengambil kesimpulan pada setiap permasalahan- permasalahan tentang
kurangnya penerapan moral yang terjadi pada kehidupan modern
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai peran penerapan
moral dalam kehidupan modern. Selain itu, dengan hadirnya makalah ini pembaca mampu mengambil
sikap kritis serta objektif terhadap permasalahan yang muncul mengenai moral yang terjadi dalam
kehidupan modern.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Moral


Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin “mores”, mores sendiri berarti adat
kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai
dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan sebagai
kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur perilaku individu dalam menjalani suatu hubungan
dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh
manusia.
Moral merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-
s e k o l a h s e r t a manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral sendiri. D i d a l a m m o r a l t e r d a p a t p e r b u a t a n / t i n g k a h l a k u / u c a p a n s e s e o r a n g
dalam menjalankan interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang
i t u s e s u a i d e n g a n n i l a i r a s a y a n g  berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
mampu menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap,
perilaku, tindakan, perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu
berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.
Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal keyakinan serta sikap batin dan bukan hanya
hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum Negara,
hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral dari
seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.
Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu kewajiban
melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan tertentu yang
dinilai masyarakat dapat melanggar norma-norma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu
kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersikap bersopan santun.Baik
sikap sopan santun maupun penilaian baik-buruk terhadap sesuatu, keduanya sama - sama bisa
membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan.
Terdapat kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai intelektualitas
dengan nilai - nilai moral. Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti moral yang
diantaranya adalah sebagai berikut :

• Memiliki Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau
salah.Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai
d e n g a n kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
• Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
• Menyangkut kegiatan - kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau
tidak tepat.
• Sesuai dengan kaidah - kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik,adil
dan pantas.

2.2 Dampak Globalisasi dalam kehidupan modern


Globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi.
Oleh karena itu, globalisasi telah membawa perubahan perilaku terhadap kehidupan masyarakat, baik
di bidang politik, ekonomi, sosial maupun budaya.

1. Perubahan Perilaku Masyarakat


Globalisasi telah membawa pengaruh yang luas terutama perubahan perilaku masyarakat dalam
berbagai hal. Misalnya, gaya hidup, perjalanan, komunikasi, makanan, pakaian, nilai-nilai, dan
tradisi.

a. Gaya Hidup
Arus globalisasi juga berdampak pada gaya hidup, baik itu dampak negatif maupun
positif. Arus globalisasi berdampak negatif pada masyarakat, misalnya gaya masyarakat sehari-
hari cenderung bergaya hidup mewah. Dengan melihat tayangan-tayangan sinetron yang ada di
Televisi membuat orang tidak menyesuaikan dengan pendapatan rumah tangganya. Namun
juga berdampak positif, misalnya orang sekarang sangat menghargai waktu. Kamu tentu sering
mendengar ungkapan yang berbunyi time is money. Ungkapan itu secara mudah berarti waktu
adalah uang. Menghargai waktu sangat penting. Begitu pentingnya waktu, mereka
menyamakan waktu dengan uang. Jadi waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Oleh karena
itu, banyak di kalangan kita yang menghargai waktu.

b. Transportasi
Bagi masyarakat sekarang, menempuh jarak yang jauh tidaklah menjadi kendala.
Berbagai sarana angkutan sudah tersedia dari yang sederhana sampai yang canggih. Di era
globalisasi ini, pergerakan orang dan barang makin cepat dan mudah. Teknologi transportasi
yang berkembang dengan pesat memberikan pelayanan prima. Inilah dampak positif dari arus
globalisasi di bidang transportasi. Transportasi darat, seperti bus, kereta api, dan sebagainya.
Sedangkan transportasi udara, yakni pesawat terbang memungkinkan perjalanan jarak jauh
dengan waktu tempuh yang singkat. Dampak negatifnya, tingginya kemajuan di bidang
transportasi mengakibatkan padatnya arus lalu lintas. Dengan banyak perjalanan yang
dilakukan oleh berbagai alat transportasi, mengakibatkan pencemaran udara yang diakibatkan
oleh udara kotor dari knalpot.
c. Komunikasi
Di era global ini, komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Komunikasi
tidak mengenal waktu dan tempat. Kita bisa berkomunikasi dengan orang lain kapan saja dan di
mana saja. Komunikasi ini cenderung mengurangi pertemuan orang per orang, kelompok
keluarga dengan kelompok keluarga lain. Mereka mengandalkan pertemuan dengan melalui
telepon atau HP. Pesawat telepon seluler/HP ini dapat dibawa ke mana saja. Karena kecilnya,
sehingga orang dapat berkomunikasi kapan saja meskipun sedang bepergian.
Pemakaian HP dalam era globalisasi juga berdampak positif dan negatif. Dampaknya positif
dengan cepat di mana saja dan kapan saja, kita bisa berkomunikasi dengan keluarga, teman,
kenalan, hubungan bisnis dan siapa saja dengan cepat. Dampak negatifnya, misalnya menjadi
pemborosan, jika hanya digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Di samping itu, HP
juga berdampak mengurangi silaturahmi (kunjungan antarkeluarga), sebab cukup dengan kirim
SMS atau telepon saja.
d. Pakaian

Arus globalisasi juga berdampak pada jenis dan model pakaian. Dengan arus
globalisasi, pakaian dengan mode yang sama dipakai oleh orang di berbagai belahan dunia.
Contohnya adalah celana jeans. Celana jeans sudah mengglobal. Dalam kehidupan sehari-hari,
di mana saja baik itu laki-laki atau pun perempuan sudah terbiasa memakai celana jeans.
Padahal dulunya, jenis celana ini hanya digunakan oleh orang-orang tertentu dan di tempat-
tempat tertentu. Begitu juga dengan baju kaos, yang lazim disebut T-Shirt. Jenis pakaian ini
sudah menjadi pakaian yang biasa dan dapat ditemukan di mana sajaJenis pakaian di luar
contoh di atas masih banyak. Misalnya, orang meniru pakaian yang sedang ”ngetren” saat itu.
Kalau di TV yang sedang ”ngetren” pakaian mini maka banyak masyarakat berpakaian mini.
Atau pakaian yang sedang ramai di kalangan remaja yaitu pakaian yang seharusnya anggota
badan itu tertutup. Jenis pakaian ini tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat kita, jelas ini akan berdampak negatif.

e. Nilai-nilai
Sebelum terjadi berbagai kemajuan pesat akibat pengaruh globalisasi, masyarakat kita
sangat menghargai dan menerapkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat
Timur. Nilai dan norma yang ditanamkan oleh nenek moyang kita adalah nilai-nilai dan norma-
norma yang luhur, seperti sopan santun, tata krama, kerukunan dan sebagainya. Oleh karena itu,
kehidupan masyarakat berlangsung secara teratur, alamiah, dan damai.

Setelah terjadi arus globalisasi, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku mulai
bergeser. Akibat pengaruh teknologi dan budaya asing, nilai-nilai dalam kehidupan
kemasyarakatan seperti nilai kerukunan, gotong royong sekarang ini sudah mulai luntur.
Apalagi di kota-kota besar nilai-nilai semacam ini sudah jarang ditemui. Mereka hidup dengan
sendiri-sendiri. Namun di pedesaan nilai-nilai seperti itu masih nampak. Dampak negatifnya,
masyarakat cenderung lebih bersifat individual.

f. Tradisi
Tradisi yang berlangsung di masyarakat lama kelamaan luntur. Masyarakat sudah tidak
begitu mengikuti tradisi yang ada. Misalnya tradisi ”tedak siti” bagi bayi yang mulai berlatih
berjalan, yaitu mulai menempelkan kakinya di tanah. Tradisi ini berlangsung pada suku Jawa.
Sebaliknya, masyarakat khususnya generasi muda cenderung menyukai adat dan tradisi asing.
Misalnya, lagu pop dari Eropa atau Amerika, lebih disukai daripada lagu daerah atau lagu
nasional. Demikian juga pakaian, generasi muda lebih suka memakai pakaian ala barat daripada
pakaian tradisional. Upacara adat pernikahan banyak dipengaruhi budaya asing. Mereka banyak
yang menyukai pakaian pengantin bergaya Eropa.

2. Dampak Globalisasi
A. Dampak Positif
 Memperkaya unsur-unsur kebudayaan
 Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi

B. Dampak Negatif
 lunturnya nilai-nilai dan tradisi lama,
 mempengaruhi tingkah laku yang cenderung negatif, seperti tawuran antarpelajar,
perampokan dan sebagainya,
 mempengaruhi gaya hidup menjadi bergaya hidup mewah, dan
 semangat belajar anak-anak menurun, sebab mereka cenderung melihat TV dengan
berbagai acara yang menarik.

3. Sikap Kita terhadap Globalisasi

Globalisasi telah membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat dunia. Tidak ada sekat
yang menghalangi terjadinya komunikasi antarindividu. Globalisasi juga telah menyuguhkan banyak
informasi yang berasal dari negara lain. Berbagai macam informasi mengalir dari satu tempat ke
tempat lain. Banyak hal positif dari pertukaran arus informasi ini kita dapat. Namun juga tidak sedikit
hal yang negatif yang terkandung di dalamnya. Demikian juga lewat televisi kita, banyak disuguhkan
film-film asing. Umumnya kita merasa terhibur apabila menonton film-film asing, seperti telenovela.
Dengan demikian, kita tidak kuasa menahan informasi dan pengaruh dari luar.
Bagaimana sikap kita terhadap globalisasi ini? Globalisasi bisa berdampak positif, bisa juga
berdampak negatif. Kita harus pandai atau arif menyikapinya. Kita harus pandai-pandai dalam
memilih informasi termasuk film-film dari luar. Informasi atau film dari luar yang baik (positif) kita
ambil, sedangkan informasi atau film yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita (negatif) kita
buang.
2.3 Moral Remaja Indonesia bagi perkembangan Modern
Modernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih
maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan, globalisasi yang
berasal dari kata global atau globe artinya bola dunia atau mendunia. Jadi, globalisasi berarti suatu
proses masuk ke lingkungan dunia.

Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui berbagai media,
terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan fasilitas ini semua orang dapat dengan
bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan kesadaran seseorang sangat
menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang didapat. Apakah nantinya berdampak positif
atau negatif terhadap dirinya, lingkungan, dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pemahaman agama
yang baik sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya filter dan selektivitas terhadap
budaya asing yang masuk ke Indonesia,budaya tersebut dapat saja masuk pada masyarakat yang labil
terhadap perubahan terutama remaja dan terjadilah penurunan etika dan moral pada masyarakat
Indonesia.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih banyak mengarah
ke negatif. Kita dapat kehilangan budaya negara kita sendiri dan terbawa oleh budaya barat, jika
masyarakat Indonesia sendiri tidak mempelajari pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia dan tidak
menjaga kebudayaan tersebut. Ada baiknya budaya barat yang kita serap disaring terlebih dahulu.
Karena tidak semua budaya barat itu baik. Jika kita terus menerima dan menyerap budaya asing yang
tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, dapat terjadi penyimpangan etika dan moral bangsa
Indonesia sendiri. Melalui penyimpangan etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan
pergaulan yang menyimpang.Tidak hanya akibat negatif yang dihasilkan modernisasi dan globalisasi.
Proses ini juga menghasilkan akibat positif, yaitu terciptanya masyarakat yang lebih intelek dan
terbuka terhadap perubahan dan perkembangan dunia.
Kondisi moral remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkan

Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai penurunan akhlak masyarakat yang diadapat dari berbagai
masyarakat.

 15-20 persen dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar
nikah
 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya
 hingga Juni 2009 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV positif di Indonesia,
dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari usia 15-29 tahun
 Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia, di mana
lebih dari 60 persen adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 persen berusia 15 tahun atau
kurang
 setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20 persen diantaranya
adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja
 Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu naik. Korban paling
banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari keseluruhan
pengguna.
 jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara pada
2008 hanya 713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara
lain pencurian, narkoba, pembunuhan dan pemerkosaan.
 Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja meningkat 35%
dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun.

Kemorosotan akhlak di atas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:


Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk melakukan hal
yang tidak baik.
Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kurang memperhatikan anaknya, bisa-bisa
anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan
remaja terkena pergaulan bebas.

Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren, padahal
hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalau sudah mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal
yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.

Kurangnya pendidikan Agama dan moral.


Faktor-faktor diatas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan berkembang
pesatnya teknologi pada zaman sekarang ini, arus informasi menjadi lebih transparan. Kemampuan
masyarakat yang tidak dapat menyaring informasi ini dapat mengganggu akhlak. Pesatnya
perkembangan teknologi dapat membuat masyarakat melupakan tujuan utama manusia diciptakan,
yaitu untuk beribadah.

Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa solusi berdasarkan permasalahan yang ada di atas sebagai
berikut.

 Untuk menghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat.
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.
 Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam
mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting.
Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk
pada sikap anak.
 Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk
dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang menganggap bahwa
merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi
kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun
pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga
orang-orang di sekelilingnya.
 Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.

2.4 Penerapan Moral berdasarkan Pancasila bagi Generasi Milenial


Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia merupakan seperangkat nilai yang
menjadi pandangan hidup (way of life) bagi negara Indonesia. Kondisi itu meniscayakan bahwa
fondasi bernegara dan praktik kehidupan berbangsa dan bernegara harus berlandaskan nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila.

Generasi milenial sendiri memiliki karakteristik yang unik. Mereka bisa berkembang pesat
dengan kreativitas mereka dengan catatan bahwa mereka tidak dibatasi untuk berkreasi. Generasi
Milenial juga sangat kental dengan pesat nya teknologi di zaman modern. Mereka hampir tidak bisa
untuk lepas dari gadget/perangkat elektronik mereka untuk melakukan sosialisasi menggunakan sosial
media.
Persoalan yang dihadapi oleh dewasa ini adalah mempersiapkan atau membekali Generasi
Milenial untuk menjadi penerus bangsa Indonesia yang baik dan patuh terhadap nilai-nilai Pancasila.
Namun, banyak sekali rintangan atau hambatan yang harus dihadapi untuk mencapai semua itu.

Di Indonesia populasi generasi milenial mencapai 90 juta jiwa. Itu menandakan kelompok
milenial mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dan kemajuan Indonesia.
Ditambah dengan jumlah aktivitas warga negara di dunia maya didominasi oleh anak muda milenial.
Generasi milenial menjadi penyokong utama peredaran informasi di dunia virtual.

Di saat yang bersamaan, aktivitas ancaman terhadap bangsa juga meningkat. Mulai dari
radikalisme yang menjadi ideologi kaum tertentu, politik yang menjadi senjata untuk memperebutkan
kekuasaan dalam pemerintahan, agama menjadi tameng politik, kesenjangan per-ekonomian, serta
pengaruh budaya asing yang men-cederai budaya lokal kita.

Revolusi Indistri 4.0 sendiri menjadikan arus informasi berjalan dengan sangat cepat dan
dapat menyebarkan berita dengan tingkat keakuratan yang tidak pasti, sehingga bisa saja menjadi
sebuah hoaks/berita kebohongan yang jika tidak pandai untuk memilih mana yang benar mana yang
salah, maka bisa menjadi sebuah provokasi untuk kericuhan.
Dari fakta-fakta diatas, semua ini bisa menjadi ilusi yang menggambarkan bahwa Pancasila
telah gagal menjadi ideologi bangsa ini dan generasi sebelum Generasi Milenial menjadi sebab karena
tidak dapat menyalurkan dan memberi contoh yang baik kepada generasi berikutnya tentang
penerapan nilai-nilai Pancasila tersebut.

Apabila kita melihat secara komprehensif dan merasakan suasana kebatinan setiap masalah
yang ada maka sebenarnya yang terjadi adalah terdapatnya upaya untuk menggantikan atau
melunturkan Pancasila sebagai jati diri bangsa dan pegangan dalam kehidupan bernegara. Sehingga
internalisasi Pancasila dengan metode yang tepat adalah solusi di tengah krisis nasionalisme yang
terjadi saat ini.
Pada dasarnya, Pancasila dapat menjawab setiap problematika yang ada, karena Pancasila
merupakan dasar falsafah negara Indonesia yang merupakan sebuah sistem nilai kebaikan universal
yang bisa diterapkan dalam konteks apapun baik pada masa hari ini, besok, dan masa yang akan
datang.
Ada dua syarat yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan
Pancasila. Pertama adalah dengan meng-internalisasikan nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila
terhadap setiap individu. Yang kedua adalah mampu menggunakan nilai-nilai Pancasila yang sudah
ditanamkan di setiap individu tersebut untuk menyelsaikan permasalaha.
Penanaman nilai Pancasila sangatlah penting untuk menjadi fondasi awal ideologi untuk
setiap individu karena sifatnya yang universal. Terutama untuk Generasi Milenial yang akan menjadi
tulang punggung penerus bangsa Indonesia ini.

Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai Ketuhanan. Indonesia adalah negara yang menganut agama
yang berbeda-beda. Ada yang Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan yang lain nya. Karena itu dengan
tidak menghina atau menggunakan agama untuk kepentingan pribadi dapat menghadirkan kedamaian
antar umat berbeda agama.

Kemanusiaan yang adil dan beradab. Nilai kemanusiaan. Dengan menghargai dan tidak
merendahkan serta memahami orang lain bisa menjadikan masyarakat yang penuh adab dan tentram.
Tidak menyebarkan berita kebohongan atau Hoaks juga mencerminkan perilaku adab yang baik.
Persatuan Indonesia. Nilai persatuan. Di era dimana informasi bergerak cepat, generasi
milenial tetap harus menjaga nilai persatuan bangsa kita ini. berperilaku yang baik di media sosial,
menghormati perbedaan, dan juga menjunjung tinggi kesolidaritasan perlu menjadi point penting
untuk diperhatikan.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Nilai kebijakan dalam bermusyawarah. Sering terjadi permusyawaratan secara online pada generasi
ini. Sikap yang harus diambil adalah bisa menerima segala keputusan musyawarah dengan lapang
dada ketika pendapat atau usulan nya tidak diterima. Dan juga ketika ada berdebatan secara online,
lebih baik diselsaikan dengan cara musyawarah.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai keadilan. Setiap orang mempunyai hak
untuk menjalankan kewajiban serta mendapatkan haknya untuk bersosialisasi dengan orang lain mau
itu secara langsung bertatap muka atau lewat media sosial, namun semua itu harus dengan
menghormati hak asasi manusia (HAM) orang lain demi keadilan sosial.

Oleh sebab itu, semua permasalahan nasional yang melanda negara Indonesia yang kita cintai
ini dapat diselesaikan dengan kembali lagi dengan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat pada
Pancasila. Pancasila sebagai ideologi dan juga jati diri negara Indonesia.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN :

Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam
berbangsa dan berbegara. Penanaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sangat penting dan
diperlukan dalam membentuk kepribadian generasi bangsa yang berkarakter dan bermoral
serta mampu bersaing dalam segala bidang. Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia
harus pandai dalam bergaul apalagi zaman yang sudah semakin modern membuat kita lupa
akan nilai- nilai leluhur Indonesia. Disertai dengan iman serta takwa yang kuat maka kita
dapat terhindar dari moral yang buruk.

SARAN :

Diharapkan agar semua lapisan masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang


terkandung dalam pancasila tidak hanya sebatas mengetahui saja namun melaksanakannya
dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak
nilai pancasila akan melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam
bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang damai.

DAFTAR PUSAKA
1. https://www.kompasiana.com/ditarahayu/54f7ae21a33311541d8b478c/makalah-krisis-moral-
remaja-pada-era-globalisasi
2. https://eprints.uny.ac.id/52803/2/TAS%20BAB%20I%2010401244042.pdf
3. https://www.academia.edu/10472893/Makalah_tentang_Moral
4. https://www.kompasiana.com/putrishintiaramadita/550db8e5a333116e1c2e3ceb/pengaruh-
globalisasi-dalam-kehidupan-modern
5. https://news.okezone.com/read/2018/06/01/65/1905475/cara-jitu-tanamkan-nilai-
pancasila-pada-generasi-milenial
6. https://geotimes.co.id/opini/generasi-millennial-pancasila-semangat-tolerasi-
kebhinekaan/

Anda mungkin juga menyukai