Anda di halaman 1dari 3

Under the Load Following strategy, when a generator is needed, it produces only enough power

to meet the demand. Load following tends to be optimal in systems with a lot of renewable
power that sometimes exceeds the load. Load following is abbreviated "LF" in the tables on the
Results page.

On the Controller page, check the "Allow diesel-off operation" box if the system can maintain
stability without the generator running. This option is only viable if there is a generator in the
system that can be turned off. Some systems require a generator to maintain bus voltage and
frequency. If the system includes a "grid-forming" component other than the generator, you can
deselect this option. HOMER then turns the generator off if the load can be supplied with other
sources.

Checking the "Allow generators to operate simultaneously" box only affects the operation of
systems that include two or more generators on the same bus. If you check this box, HOMER
allows multiple generators on the same bus to operate at the same time whenever necessary.
Otherwise, multiple generators on the same bus must operate one at a time.

https://www.homerenergy.com/products/pro/docs/latest/load_following.html
Memasuki akhir abad 20 ini, sejalan dengan keberhasilan perkembangan mikroprosesor dan
komputer, dunia diserbu oleh kehadiran berbagai produk elektronik yang seerba otomatis. Hal ini
merupakan jawaban terhadap tuntutan masyarakat yang menghendaki peralatan-peralatan yang
serba cepat dan efisien, terutama memasuki era globalisasi sekarang ini. Diharapkan dengan
menggunakan peralatan serba otomatis, selain mampu memperoleh hasil yang lebih baerdaya
guna dan berhasil guna, juga mampu menekan kesalahan yang bersumber dari manusia (human
error). 
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan agar dapat bersaing di pasar dunia, terutama
memasuki era pasar terbuka, dunia industri pun dituntut untuk terus menghasilkan produk-
produk aru. Sebagai akibatnya kebutuhan akan energi listrik pun semakin bertambah besar. Agar
energi listrik yang tersedia mampu digunakan secara efisien, berbagai usaha pun dilakukan oleh
pihak penyedia listrik. Salah satu diantaranya adalah melakukan otomatisasi pembangkit listrik.  

Konsep Otomatisasi

Pada tahap awal perkembangannya, pembangkit listrik dirancang untuk beroperasi dengan pola
base-load. Dengan pola ini, pembangkit akan selalu beroperasi penuh tanpa melihat beban yang
diperlukan konsumen. Dengan demikian, banyak daya listrik yang terbuang. Untuk mengatasi
masalah ini, pola operasi pun diusahakan untuk diubah. Pola operasi yang paling diharapkan
adalah full load-following. Dengan pola ini, pembangkit akan beroperasi secara otomatis
mengikuti tingkat kebutuhan daya yang digunakan konsumen. Namun, untuk mengoperasikan
pembangkit listrik dengan pola ini dibutuhkan sistem pengendali yang benar-nbenar canggih,
khususnya pada pembangkit listrik yang sistemnya sangat kompleks seperti PLTN (Pusat Listrik
Tenaga Nuklir). 
Setingkat di bawah pola full load-following adalah semi load load-following. Pada pola ini
sistem pembangkit uap selalu beroperasi secara penuh (seperti base-load), sedangkan frekuensi
turbin dan generator melalui kendali frekuensi otomatis (automatic frequency control disingkat
AFC). Sistem pengendali yang diperlukan pada pola ini, meski pun tidak serumit pola full load-
following, tingkat otomatisasinya harus tinggi. Hal ini disebabkan perubahan operasi pada turbin
dan generator akan mempengaruhi pula sistem pembangkitan uapnya. Saat ini, pola inilah yang
mulai diterapkan pada pembangkit-pembangkit listrik bertenaga batu-bara dan gas.  

Sistem Kendali Digital (Digital Control System)

Berbeda dengan sistem kendali diaplikasikan pada peralatan elektronik yang kita gunakan sehari-
hari, perkembangan sistem kendali pada pembangkit listrik boleh dikatakan sangatlamban. Bila
pada peralatan elektronik seperti telepon, AC, refrigerator, radio dan TV telah digunakan sistem
kendali digital modern seperti fuzzy dan neural network, maka pada pembangkit listrik yang
umumnya masih dipakai adalah sistem kendali klasik PID (proportional-integral-derivative). Hal
ini disebabkan kondisi sistem pembangkit listrik yang sangat kompleks dipandang dari sudut
pengendalian Bila peralatan elektronik seperti radio, mesin cuci, dan refrigerator merupakan
sistem linier dan umumnya merupakan sistem dengan masukan dan keluaran tunggal (SISO=
single input single output), maka pembangkit listrik merupakan sistem dengan masukan dan
keluaran banyak (MIMO=multi input multi output) dan bersifat tak llinier. Selain itu umumnya
pembangkit listrik memiliki sistem kendali lebih dari satu, masing-masing mengendalikan satu
sub-sistem. Karena sub-sistem sub-sistem tersebut bekerja saling berhubungan maka sistem
kendalinya pun harus saling berhubungan. Kemudian untuk lebih menjamin keamanan, pada
sebagian jenis pembangkit listrik, sistem kendalinya masih dibagi atas sistem kendali proses
(prosess control system) dan sistem kendali proteksi (protection control system). Ini memerlukan
tingkat otomatisasi yang tinggi yang hanya dapat ditangani oleh digital sistem kendali dengan
prosesor komputer paralel. 
Kompleksnya sistem pembangkit listrik menyebabkan upaya pemanfaatan kendali digital
dilakukan setahap demi setahap. Bagian paling utama yang diupayakan untuk diganti adalah
ruang pengendali. Hal ini terutama untuk mengurangi kesalahan yang bersumber dari operator
(human error).  

Penutup
 
Di Indonesia engineers yang berkecimpung dalam bidang elektronika dan instrumentasi,
khususnya yang mendalami sistem pengendalian, belum banyak berperan dalam perancangan
terutama untuk pembangkit listrik. Namun, para teknisi dan engineers perlu segera dipersiapkan
setidak-tidaknya untuk menangani perawatan dan perbaikan, sehingga kita tidak tergantung
kepada pihak luar. Untuk jangka panjang, dalam upaya menuju industri yang mandiri, para
engineer kita perlu dipersiapkan untuk segeramelakukan alih teknologi dalam masalah
perancangan sistem kendali ini. Tent saja ini memerlukan kerja sama para engineer yang ada di
badan-badan litbang milik pemerintahdan perguruan tinggi yang didukung oleh pihak swasta. 

Oleh: Sarwo D. Danupoyo, M.Eng. adalah Peneliti pada Kelompk Instrumentasi dan Kontrol
PPkTN - Batam.

Anda mungkin juga menyukai