Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMERIKSAAN HBsAG

Mata Kuliah: Imunologi

Dosn: Rani Handriani,S.Si.,M.Kes

Disusun Oleh: Kelompok 3

Elita Ruslina 1811E2011

Irma Yunita 1811E2018

Niken Candra Dewi 1811E2029

NIsrina 1811E2033

Nurmayunita 1811E2038

S.A MUstharid A.S 1811E2047

Watini 1811E2056

Zahrotun Jannah 1811E2057


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pengajar Imunologi yaitu makalah tentang “HBsAG”.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada smua pihak yang telah berkontribusi
dngan memberikan sumbangan saran, materi sehingga dapat memperlancarpmbuatan makalah
ini.

Kami sadar makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan , oleh karena itu kami
mohon saran, kritik dan masukan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami
harap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi yang membutuhkan.

Bandung, 15 Januari 2020

Kelompok 4
A. Pengertian Hepatitis B

Virus hepatitis B (VHB) adalah virus DNA, suatu prototif virus yang termasuk keluarga
Hepadnaviridae. Virus ini memiliki DNA yang sebagian berupa untaian tungaal (single stranded
DNA) dan DNA polymerase endogen yang berfungsi menghasilkan DNA untaian ganda (double
stranded DNA, dsDNA). Virion lengkap VHB terdiri atas suatu struktur berlapis ganda dengan
diameter keseluruhan 42 nm. Bagian inti sebelah dalam (inner core) yang berdiameter 28 nm dan
dilapisis selaput (envelop) yang tebalnya 7 nm mengandung dsDNA dengan berat molekul 1.6X
106. Bagian envelop yang mengelilingi core terdiri ataskompleks dengan sifat biokimia heterigen
; bagian ini mempunyai sifat antigen berbeda dengan antigen core (HBcAg) dan disebut antigen
permukaan hepatitis B surface antigen (HbsAg).

HbsAg diproduksi lebih banyak oleh hepatosit yang terinfeksi dan dilepaskan ke dalam
darah sebagai partikel bulat berukuran 17-25 nm (diametrer rata-rata 20 nm) dan sebagian
partikel tubuler berdiameter sama yang panjangnya berkisraan natara 100-200 nm. Antibody
terhadap HBcAg dan HBsAg masing-masing disebut antyi HBc dan anti-HBs. Keberadaan anti-
HBs dalam sirkulasi melindungi seseorang terhadap infeksi dengan VHB.

Selain kedua jenis antigen di atas antigen lain yang diketahui adalah HBeAg yang
merupakan bagian integral dari kapsid virion VHB. HBeAg dapat beredar bebas dalam darah
atau membentuk kompleks dengan IgG. Karena kaitannya ssangat erat dengan nukleokapsid
VHB, maka HBeAg merupakan petanda yang dapat dipercaya yang menunjukkan banyaknya
virion dalam serum. Sebaliknya ant HBe digabungkan dengan kadar virion yang lebih rendah.
Hepatitis B adalah salah satu peradangan hati yang disebabkan oleh suatu virus hepatitis B.
Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar melalui kontak dalam darah, air mani dan cairan
vagina yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat. Hepatitis B merupakan penyakit
yang dapat berjalan akut maupun kronik. Sebagian penderita hepatitis B akan sembuh secara
sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh
kekebalan. Virus hepatitis B dengan komponen antigen permukaan (HbsAg). Diameter 42 nm,
dengan ” core ” 4 nm. ” coat virion ” merupakan ” surface antigen ” atau HbsAg ”. Suface
antigen biasanya diproduksi berlebihan sehingga dijumpai dalam darah penderita. Pada hepatitis
agresif, hati mengalami peradangan kronik, fibrotik dan mengecil dan dapat menjurus. Gejalanya
meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit pada perut dan muntah.

B. Pengertian HBsAg

Pengertian HbsAg Antigen permukaan virus hepatitis B (hepatitis B surface antigen,


HBsAg) merupakan material permukaan dari virus hepatitis B. Pada awalnya antigen ini
dinamakan antigen Australia karena pertama kalinya diisolasi oleh seorang dokter peneliti
Amerika, Baruch S. Blumberg dari serum orang Australia. HBsAg merupakan petanda serologik
infeksi virus hepatitis B pertama yang muncul di dalam serum dan mulai terdeteksi antara 1
sampai 12 minggu pasca infeksi, mendahului munculnya gejala klinik serta meningkatnya SGPT.

Selanjutnya HBsAg merupakan satu-satunya petanda serologik selama 3 – 5 minggu. Pada


kasus yang sembuh, HBsAg akan hilang antara 3 sampai 6 bulan pasca infeksi sedangkan pada
kasus kronis, HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari 6 bulan dan tidak adanya anti-HBc
IgM. Beberapa kasus menunjukkan peningkatan menjadi hepatitis kronis berhubungan dengan
adanya penyakit kronis yang diderita, misalnya kegagalan ginjal, infeksi HIV, dan
diabetes..HBsAg positif yang persisten lebih dari 6 bulan didefinisikan sebagai pembawa
(carrier). Sekitar 10% penderita yang memiliki HBsAg positif adalah carrier, dan hasil uji dapat
tetap positif selam bertahun-tahun.

C. Pemeriksaan HBsAg

Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk keperluan
klinis maupun epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi darah, serta digunakan pada
evaluasi terapi hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa
hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan virus lain.

HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus hepatitis
B akut. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus
hepatitis B kronis dengan replikasi aktif. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan anti-HBe
positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi rendah.

Pemeriksaan HbsAg secara rutin dilakukan pada pendonor darah untuk mengidentifikasi
antigen hepatitis B. Transmisi hepatitis B melalui transfusi sudah hampir tidak terdapat lagi
berkat screening HbsAg pada darah pendonor. Namun, meskipun insiden hepatitis B terkait
transfusi sudah menurun, angka kejadian hepatitis B tetap tinggi. Hal ini terkait dengan transmisi
virus hepatitis B melalui beberapa jalur, yaitu parenteral, perinatal, atau kontak seksual. Orang
yang berisiko tinggi terkena infeksi hepatitis B adalah orang yang bekerja di sarana kesehatan,
ketergatungan obat, suka berganti-ganti pasangan seksual, sering mendapat transfusi,
hemodialisa, bayi baru lahir yang tertular dari ibunya yang menderita hepatitis B.

Ada tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan diagnosa infeksi
hepatitis B yaitu:

1. HBsAg (hepatitis B surface antigen): adalah satu dari penanda yang muncul dalam serum
selama infeksi dan dapat dideteksi 2 -8 minggu sebelum munculnya kelainan kimiawi
dalam hati atau terjadinya jaundice (penyakit kuning). Jika HBsAg berada dalam darah
lebih dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bisa mendeteksi
90% infeksi akut.
Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :
● Indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B –
● Mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik –
● Tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet dll) –
● Skrining kehamilan
Pemeriksaan HBsAG bias dilakukan dengan 2 metode:
- Metode Rapid (Imunokromatografi)
- Metode ELISA ((Enzyme Linked Immunosorbent Assay)

2. Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya “reaktif/positif”
menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B yang berasal dari
vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.

3. Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B): terdiri dari 2 tipe yaitu Anti HBc
IgM dan Anti HBc IgG. Anti HBc IgM: - Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi
dan bertahan hingga 6 bulan. - Berperan pada core window(fase jendela) yaitu saat
dimana HBsAg sudah hilang tetapi anti-HBs belum muncul Anti HBc IgG: - Muncul
sebelum anti HBcIgM hilang - Terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik - Tidak
mempunyai efek protektif Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung hasil
pemeriksaan HBsAg dan AntiHBs.

Pemeriksaan HBsAG Metode Imunokromatografi

Imunokromatografi ASSAY (ICA) atau disebut juga aliran samping (lateral flow test) atau
dengan singkat disebut uji strip (strip test) tergolong dalam kelompok imuno ASSAY berlabel
sampel seperti imunofluerens (IF) dan imuno enzim (EIA).

Imunokromatografi assay (ICA) merupakan perluasan yang logis dari teknologi uji aglutinasi
latex yang berwarna yaitu uji serologi yang telah dikembangkan sejak tahun 1957 singes dan
piots untuk penyakit Arthritisrheumatoid.

Disamping itu imunokromatografi assay (ICA) merupakan uji laboratorium yang handal
sehingga amat dibutuhkan dinegara sedang berkembang. Imunokrimatografi assay tidak
membuktikan alat canggih (mikroskop kliorogens dan radio conts) untuk membacanya cukup
hanya dengan melihat adanya perubahan warna memakai mata telanjang sehingga jauh lebih
pratktis.

Prinsip : imunokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan pada bantalan sampel
bereaksi dengan partikel yeng telah dilapisi dengan anti HBs (antibodi). Campuran ini
selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membran untuk berikatan dengan antibody spesifik.
Pada daerah tes, sehingga akan menghasilkan garis warna.

Dasar teori : HBsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif yang menggunakan serum atau
plasma dimana bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg dalam serum atau plasma membrane
yang dilapisi dengan anti HBsAg antibody pada daerah garis test selama proses pemeriksaan,
sampel serum atau plasma bereksi dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi,
campuran tersebut akan meresap sepanjang membrane kromatografi dengan anti HBsAg, anti
pada membrane dan menghasilkan suatu hasil posotif pada daerah test, jika tidak menghasilkan
garis yang berwarna pada daerah test menunjukan hasil yang negative
Alat dan Bahan:
- Yellow tip
- Mikro pipet
- Serum
- Strip HBsAG
Cara Kerja:
- Disiapkan alat dan bahan
- Keluarkan ragen HBsAG dari kulkas dan biarkan pada suhu ruang
- Pipet 100 mikron serum dan teteskan pada strip HBsAG
- Biarkan selama 15 menit
- Amati garis yang terbentuk
Interpretasi Hasil
- Positif : terbentuk garis merah pada daerah control dan tes
- Negatif : terbentuk garis merah pada daerah control saja
- Invalid : tidak terbentuk garis merah pada daerah control

Pemeriksaan HBsAG Metode Elisa

I. Prinsip
HBsAg ELISA merupakan pemeriksaan berdasarkan metoda sandwich immunoassay.
Antibodi monoklonal spesifik terhadap HBsAg dilekatkan pada well sample kemudian serum
sampel yang mengandung HBsAg ditambahkan sehingga terbentuk ikatan antigen-antibodi,
selanjutnya ditambahkan anti HBs yang dilabel konjugat peroksidase sehingga terbentuk
ikatan komplek dan melepaskan peroksida yang bereaksi dengan chromogen membentuk
senyawa berwarna biru yang intensitasnya sebanding dengan konsentrasi HbsAg dalam
sampel. Reaksi dihentikan dengan penambahan asam sulfat sebagai stop solution sehingga
warna berubah menjadi kuning yang dibaca absorbannya dengan alat ELISA Plate Reader
pada λ 450 nm dan 620-700 nm.

Cara kerja :

a. Dipipet masing-masing 100 µl serum control (+), serum control (-), dan sample yang
akan dianalisa, kemudian dimasukkan ke dalam tiap sumur yang telah ditandai, kecuali
blanko
b. Plate ditutup dengan kertas pelekatdan diinkubasi pada suhu 37 – 40 °C selama 1 jam
c. Plate diangkat lalu kertas perekat dibuang. Kemudian diisap dengan aspirator lalu diisi
dengan larutan pencuci. Teknik penghisapan dan pencucian diulangi sebanyak 4 kali.
Setelah pencucian terakhir, larutan yang teersisa dalam sumur tersebut diserap dengan
tisu (tahap 3)
d. Ditambahkan 100 µl larutan konjugat kedalam masingmasing sumur kecuali sumur untuk
blanko
e. Palate ditutup dengan kertas perekat dan diinkubasi pada suhu 37-40 °C selama 30
menit.
f. Menjelang 5-10 menit inkubasi kedua berkhir, encerkan larutan kromogen dengan buffer
substrat, larutan ini dibuang jika memberikan warna biru
g. Plate tersebut diangkat dan kertas perekatnya dibuang. Lakuakan teknik pencucian plate
seperti tahap III
h. Ditambahkan 100 µl substart-TMB kedala masing-masing sumur
i. Diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit
j. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 100 µl H2SO4 dalam masing-masing sumur
k. Pembacaan sumur blano dilakukan pada panjang gelombang 450 nm, dilanjutkan dengan
pembacaan masing-masing absorban sumur yang tidak lebih dari 30 menit.
Pembacaan Hasil :

● Negative control [NC] < 0,200


● Hitung negative control rata-rata [NCx] Negative control harus berada pada range
0,6 – 1,4 kali dari NCx - - f. 2.8.4
● Tes validatif PC-NCx C
● ut Off Value (COV) = NCx + 0,050

Interpretasi Hasil :

Ada atau tidaknya HBsAg dalam sample yang diperiksa ditentukan oleh hubungan nilai absorban
dari setiap sample dengan nilai Cut Off (NCO).  Sample positif bila absorban ≥ Cut Off Value
(COV)  Sample negative bila absorban sample < Cut Off Value (COV)

Anda mungkin juga menyukai